Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagai salah satu disiplin ilmu, Matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan
struktur yang terorganisasi, sebab ilmu ini berkembang dari unsur yang tidak didefinisikan, ke
unsur yang didefinisikan ke aksioma dan teori. Komponen-komponen Matematika ini
membentuk suatu sistem yang saling berhubungan dan terorganisir dengan baik. Ilmu ini
bersifat universal dan mendasari perkembangan teknologi modern yang sangat berperan
dalam memudahkan aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi akhir-akhir ini sebenarnya dilandasi oleh perkembangan
Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan Matematika diskrit.
Mengingat karakteristik dan peranan pentingnya, penguasaan matematika yang kuat sejak
usia dini sangat diperlukan karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang
relatif konstan sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Kita harus ingat bahwa Matematika
menggunakan penalaran yang berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep, simbol-simbol
yang abstrak dan tersusun secara hierarkis serta bersifat aksiomatis.
Matematika merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara berurutan, terjenjang,
dari yang mudah ke tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Dengan demikian Matematika
tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian atau konsep yang terdahulu mendasari
pengertian atau konsep berikutnya. E. T. Resseffendi (1989:25), mengemukan bahwa
program Matematika supaya diberikan secara bertahap agar anak secara bertahap dapat
mengkonsolidasikan konsep-konsep melalui kgiatan praktis maupun teoritis.
Mempelajari materi-materi Matematika tidak cukup hanya dengan membaca saja,
dibutuhkan juga waktu dan ketekunan. Bahasa Matematika adalah bahasa simbol yang padat,
ketat, akurat, abstrak dan penuh arti. Kita sering menemukan seorang siswa yang mampu
menuliskan sebuah dalil, sebuah definisi atau sebuah persoalan dalam Matematika. Namun
jika kita tanyakan maksudnya atau kita mintakan penjelasannya, maka banyak diantara siswa
1
2
itu tidak mampu mengutarakan pengertian, makna, maksud dan sasaran yang tersirat dari
yang tersurat itu. Mereka banyak yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan
bahasanya sendiri, bukan hanya kutipan bahasa Matematika yang tertulis di dalam buku, di
dalam catatan maupun di papan tulis sebelum kita memberikan penjelasan secara panjang
lebar.
Dalam
mempelajari
ilmu
Matematika
seorang
siswa
diharapkan
mampu
mengembangkan kerangka berpikir secara kritis, logis dan kreatif agar dapat menggunakan
akal budi untuk memperhitungkan dan memutuskan sesuatu dengan berpedoman pada sifatsifat ataupun aspek-aspek karakteristik Matematika, yaitu kesepakatan, ketaatan,
kesemestaan dan deduktif yang harapannya dapat meningkatkan kemampuan berhitung.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika di
sekolah dasar mempelajari setiap konsep secara bertahap untuk mendapatkan pengertian
hubungan-hubungan, simbol-simbol, kemudian mengaplikasikan konsep-konsep tersebut ke
situasi yang barn sebagai alat pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan reaktif, serta kemampuan bekerjasama. Komptensi tersebut diperlukan
agar peserta didik dapat memiliki kmampuan, memperoleh, mengelola dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut.
Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan Matematika
dalam pemecahan masalah dengan metode diskusi dan mengkomunikasikan ide atau
gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram dan media lain.
Pendekatan pemecahan masalah melalui metode diskusi merupakan fokus dalam
pembelajaran Matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah
terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah melalui diskusi perlu dikembangkan
keterampilan memahami masalah, membuat model Matematika menyelesaikan masalah dan
3
menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan
pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan
masalah kontekstual peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep
Matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan mnggunakan
teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya.
Pola tingkah laku guru yang tersusun menjadi suatu model sebagai prinsip-prinsip
belajar dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran Matematika. Prinsip belajar ini harus dipilih
agar cocok penggunaannya dalam mempelajari Matematika, Matematika yang berkenaan
dengan ide abstrak dan penggunaan bahasa simbol yang tesusun secara hierarkis denagn
penalaran yang deduktif dalam pembelajarannya menuntut kegiatan mental yang relatif tinggi.
Pada dasarnya tujuan belajar Matematika yang sesuai dengan hakekat Matematika
merupakan sasaran utama. Sedangkan peranan teori-teori belajar merupakan strategi
terhadap pemahaman Matematika. Dengan demikian diharapkan bahwa Matematika dapat
dipahami secara wajar sesuai denagan kemampuan anak. Jadi perlu disadari bahwa tujuan
akhir dari belajar Matematika adalah pemahaman terhadap konsep-konsep matematika yang
relatif abstrak. Sedangkan teori belajar tentang pemahaman sekedar menjadi jembatan dalam
memahami konsep-konsep matematika tersebut yang akhirnya tetap siswa harus belajar
sesuai dengan hakekat Matematika.
Dalam mengajar Matematika, pengajar (guru) harus menguasai Matematika yang akan
diajarkannya. Namun, penguasaan tehadap bahan saja tidaklah cukup. Peserta didik harus
berpartisipasi secara aktif dengan kemampuan yang relatif berbeda. Guru Matematika
hendaknya berpedoman kepada bagaimana mengajar Matematika sesuai dengan
kemampuan berpikir siswanya. Belajar dan mengajar dapat dipandang sebagai suatu proses
yang komprehensif yang harus diarahkan untuk kepentingan peserta didik.
Sebagai pengetahuan, Matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak,
deduktif, konsisten dan logis. Muhsetyo (2005:24) menyatakan bahwa keabstrakan
Matematika karena objek dasarnya abstrak yaitu fakta, konsep, operasi dan proinsip. Ciriciri
itulah yang menyebabkan Matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya
4
banyak siswa yang kurang tertarik terhadap pelajaran matematika dan bahkan membencinya.
Ini berarti perlu adanya upaya yang dapat mengemas pelajaran Matematika agar dapat lebih
disenangi siswa. Hal ini merupakan tantangan bagi guru Matematika untuk mencari dan
memilih model pembelajaran yang menarik, mudah dipahami siswa, menggugah semangat,
menantang terlibat, dan pada akhirnya menjadikan siswa cerdas Matematika.
Kondisi di SD Negeri Sidomulyo 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati
menunjukkan bahwa guru dalam memberikan pembelajaran lebih banyak memberikan teori
dari Matematika dan menerapkan metode pembelajaran yang masih tradisional. Selain itu
dalam pembelajaran guru masih kurang berfariasi dalam menggunakan sumber belajar dan
media pembelajaran. Akibatnya siswa tidak dapat sepenuhnya memahami isi pelajaran
Matematika yang disampaikan guru.
Kelas 3 yang diambil peneliti sebagai subjek penelitian merupakan kelas yang
siswanya memiliki nilai rata-rata tes formatif di bawah KKM dalam mata pelajaran Matematika.
Kondisi Awal
Kondisi awal sebelum penelitian dilakukan, pembelajaran Matematika di kelas 3 SD
Sidomulyo 01 dalam materi Operasi Hitung Campuran masih memprihatinkan.
Sebelum dilakukan tindakan penelitian, guru masih menggunakan metode-metode
ceramah konvensional dalam menyampaikan materi pembelajaran tanpa menggunakan alat
peraga. Hasilnya jauh yang kita harapkan. Dari 22 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki
dan 10 siswa perempuan ternyata yang tuntas hanya 7 siswa dan yang 15 siswa belum tuntas
serta nilai rata-rata kelas mencapai 63,6 dan presentase ketuntasannya 31,8%. Dengan kata
lain siswa yang tidak tuntas presentasenya 68,2%. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 8
sementara nilai terendah 5. nilai yang diperoleh rata-rata adalah 63,6.
No
Ketuntasan
Frekuensi
%
1
Tuntas
7
31,8
2
Tidak tuntas
15
68,2
Rata-rata
63,6
Nilai tertinggi
8
Nilai terendah
5
5
Salah satu metode pembelajaran yang penulis anggap sesuai untuk mata pelajaran ini
adalah metode pembelajaran pemecahan masalah melalui diskusi kelompok kecil yang
merupakan salah satu metode pembelajaran PAKEM yang dapat mengaktifkan siswa dan
sekaligus diharapkan dapat mengaktifkan proses pembelajaran di kelas ini sehingga
pembelajaran terasa menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
materi yang disampaikan.
Keunggulan metode diskusi kelompok kecil.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi kelompok antara lain :
a. Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan
ide-ide.
b. Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengembangkan pendapat atau gagasan secara verbal.
d. Dapat melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian pada latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Matematika tidak mudah untuk dipelajari yang pada akhirnya siswa kurang tertarik
terhadap pelajaran Matematika dan bahkan membencinya.
2. Kelas 3 merupakan kelas yang siswanya memiliki nilai rata-rata mata pelajaran
Matematika di bawah KKM.
3. Perlunya diterapkan suatu metode pembelajaran yang sesuai yaitu metode pembelajaran
pemecahan masalah melalui diskusi kelompok kecil yang dapat mengaktifkan siswa.
Dari temuan-temuan tersebut penulis perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
guna meningkatkan pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis di atas, yang menjadi fokus permasalahan adalah “apakah
penggunaan metode diskusi kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
6
pada siswa Kelas 3 SD Negeri Sidomulyo 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati
semester 1 tahun pelajaran 2012/2013?”
1.4.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar Matematika dengan menggunakan metode Diskusi Kelompok Kecil
pada Kelas 3 SD Sidomulyo 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati Tahun Pelajaran
2012/2013.
1.5. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat antara lain:
1. Manfaat bagi guru
Bagi guru, penelitan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperkaya
wawasan guru kelas tentang bagaimana mengajar dengan menggunakan metode diskusi
kelompok kecil.
2. Manfaat bagi siswa
1) Meningkatnya motifasi akibat dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
2) Belajar berani mengeluarkan pendapat atau gagasan
3) Belajar menghargai pendapat orang lain saat bekerjasama
3. Manfaat bagi sekolah
1) Memotifasi guru di sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas guna
meningkatkan prestasi belajar siswa
2) Meningkatkan kerjasama antar guru untuk kolaborasi merancang proses belajar
mengajar yang lebih inovatif
3) Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sekolah sehingga sekolah akan
berkembang secara dinamis seiring tuntutan kebutuhan masyarakat luas
4. Manfaat bagi perpustakaan sekolah
Penelitian ini dapat memanbah koleksi pustaka di sekolah dan menjadi sumber referensi
bagi guru lain yang akan melakukan penelitian sejenis.
Download