11 ............ Part 2 AUDITOR, RISIKO EDI DAN E

advertisement
............ Part 2
AUDITOR, RISIKO EDI DAN E-COMMERCE
Auditor menganalisis dampak risiko e-commerce kepada organisasi berbasis ecommerce, evaluasi berkala pengendalian internal perusahaan terhadap e-commerce.
Auditor wajib mengidentifikasi perubahan IT secara berkala, modifikasi e-commerce
untuk memperbaiki kendali internal dan kinerja operasi e-commerce, biaya & maslahat
modifikasi e-commerce, bingkai waktu modifikasi, probabilitas sukses modifikasi.
Auditor harus mewaspadai perubahan operasi karena perubahan e-commerce yang
melanda dunia atau perusahaannya, dengan cara mempelajari dan memahami sistem dan
infrastruktur EC, terutama; front-end Web server, metode transmisi dan protokol,
firewalls, gateways, back end, middleware, hubungan dengan back office system. Auditor
wajib memahami elemen data, dampak program pada data, bagaimana distribusi
program, lokasi, server, pihak lur dan proses terkait e-commerce, melakukan evaluasi
pengendalian dan prosedur e-commerce, melakukan evaluasi pengendalian informasisensitive, misalnya nomor kartu kredit. Bila auditor lemah dalam keahlian e-commerce,
perusahaan dapat mengundang pakar luar untuk melakukan evaluasi e-commerce. Mirip
dengan e-commerce, pada dunia perkapalan, EDI Risk pada dasarnya adalah computer to
computer online communication, auditor memeriksa komunikasi baku, informasi baku,
format informasi baku, data base & information centre baku, jaringan komunkasi mantap
atau tidak mantap, menengarai risiko kegagalan sistem EDI pada inisiasi, transmisi dan
destinasi.
METODE ANALISIS RISIKO AUDIT
•
Flowcharting
 Mampu melihat sebuah operasi secara menyeluruh.
 Dapat diberi tanda (1) wilayah operasi paling penting, wilayah kritis, (2) wilayah
paling rentan & penuh risiko, padat KKN, (3) wilayah paling sering melanggar
aturan, (4) wilayah bottleneck, (4) prosedur melompat, tak berurut
11
•
Internal Control Questionnaires
-
Open-end questionnaire, membutuhkan jawaban naratif, maka waktu bagi jurujawab dan juru-ringkas-hasil-kuesioner, kesimpulan umum agak sulit dirumuskan.
-
Kuesioner kepatuhan dapat menggunakan pilihan jawaban ya (patuh) atau tidak
(menyimpang), ditambah kuesioner sebab penyimpangan (pilihan jawaban) atau
kolom komentar (naratif penjelasan alasan).
•
Matrix Analysis
 EDP audit, Computer Control and Audit.
 Mempertemukan sebuah control dengan sebuah risiko, menggunakan sebuah
sarana pengendalian (control) untuk beberapa risiko

Risk Evaluation Systems
 Sistem evaluasi risiko dibangun berdasar jawaban kuesioner & analisis jawaban.
 Sistem mengakomodasi risiko terbesar, agar terevaluasi secara tepat.
 Nilai
harus ditentukan secara
baik, agar kesimpulan nilai
keseluruhan
menggambarkan situasi nyata.
 Pengungkapan risiko terkait probabilitas menggunakan konsensus, misalnya:
Range
Remote – chance is slight
0 – 15%
Reasonably Possible – more than remote, less than likely
20– 50%
Probable – likely to occur
50 – 90%
Pengungkapan risiko berbasis kelompok penting risiko, jenis risiko atau kelompok jenis
risiko.
BUKTI AUDIT

Risiko perikatan asurans di mitigasi dengan bukti yang cukup (kuantitas & kualitas)

Perencanaan pengumpulan bukti berkualitas

Pelaksanaan pengumpulan bukti amat efektif

Prosedur pengumpulan bukti amat efisien
12

Prosedur tersepakati pengumpulan bukti amat efisien & efektif

Surat representasi, pernyataan bahwa seluruh bukti terbuka/tersedia bagi auditor

Risiko salah saji material laporan-keuangan ter-mitigasi dengan baik
SKEPTISME PROFESIONAL
Skeptisme
profesional
sebagai
kepribadian
auditor
mencakupi
kehati-hatian,
kewaspadaan, tidak langsung percaya saja, critical assesment (penilaian kritis),
mempertanyakan validitas bukti, tingkat handal bukti, mewaspadai bukti kontradiktif,
keaslian bukti, rekayasa bukti, mencurigai hal-hal mencurigakan, menilai hasil obervasi
yang tidak di-samarata-kan, melakukan evaluasi cermat dan membuat kesimpulan nan
konservatif
KECUKUPAN DAN KETEPATAN BUKTI
Kecukupan bukti audit mencakupi kuantitas cukup, sampel pengujian mewakili populasi
bukti, cukup utk mitigasi risiko salah saji laporan keuangan & risiko pernyataan asurans
(risiko opini audit), sehingga bukti didapat berkualitas (handal terpercaya) dan
berkuantitas cukup memadai untuk kesimpulan audit, bukti tepat atau relevan dengan
tugas audit tersebut.
TINGKAT HANDAL BUKTI AUDIT
Sebagai pengurang risiko audit, sumber bukti harus kompeten, obyektif baik bukti luar
(mis.konfirmasi) & bukti internal (mis.pembukuan). Bukti luar diasumsikan lebih
kompeten, namun setelah penilaian cermat akan sumber bukti luar dan kualitas bukti.
Bukti internal berbasis kendali internal nan-handal juga kompeten sebagai bukti audit,
bukti tangan pertama / langsung & bukti tangan kedua/indirect evidence dipertimbangkan
dengan seksama. Jenis / sifat bukti misalnya asli vs fotocopy & faksimili, lisan vs tertulis,
tertulis, tertulis bertanda tangan, tertulis bertanda tangan & bermeterai, keterangan lisan
vs Keterangan Dibawah Sumpah. Kondisi saat bukti diperoleh mencakupi bukti diperoleh
sebelum penerbitan laporan audit vs setelah penerbitan laporan audit, bukti periode
perjalan vs bukti setelah tanggal laporan keuangan (mis.post balance sheet event dll),
bukti mewakili populasi atau tidak (metode sampling), bahwa generalisasi berbasis bukti
13
dimungkinkan sehingga random sampling berjumlah cukup untuk mewakili populasi data
teraudit adalah upaya terbaik penekanan risiko audit. Judgmental sampling pada wilayah
kendali internal nan lemah (mis. Periode amat sibuk), adalah baik, pilihan sampling
berbasis kemudahan (convenience sampling) sebaiknya dihindari.
RISIKO PERIKATAN AUDIT
Risiko kesimpulan audit tidak tepat secara material tentang hal pokok yang diaudit.
Auditor berupaya menekan risiko ke-tingkat serendah mungkin ssebagai risiko dapat
diterima auditor, sepanjang masuk akal. Risiko audit dengan keyakinan terbatas lebih
besar dari risiko keyakinan memadai. Keyakinan terbatas minimum adalah berbentuk
kesimpulan negatif dari auditor berdasar sifat/jenis bukti,saat pemerolehan bukti, dan luas
prosedur pengumpulan bukti asurans
Risiko perikatan hukum (kontrak) audit diproksi oleh risiko salah saji material (yaitu
risiko inheren, rentan risiko karena kendali internal tidak ada dan risiko pengendalian
yang selalu ada karena risiko inheren) dan risiko deteksi, yaitu risiko salah saji material
laporan keuangan tak terdeteksi auditor. Jenis / sifat bukti, saat perolehan bukti, dan luas
prosedur pengumpulan bukti audit untuk setiap perikatan adalah unik & berbeda. Tugas
auditor adalah melakukan komunikasi secara baik berbagai aspek perikatan, agar tidak
masuk ke dalam risiko perikatan.
Hindari biaya audit yang lebih besar dibanding penurunan risiko asurans melalui
pengujian selektif dan mewakili populasi untuk hal pokok yang diaudit, audit terhadap
wilayah lemah kendali internal.
Waspadai tanda tanda manajemen bereputasi buruk, entitas LK berisiko bangkrut dan LK
perpotensi sesat saji dengan strategi menghindari kontrak audit berisiko audit atau
lakukan mitigasi risiko tiap kontrak dgn prosedur tambahan
Untuk audit laporan keuangan, analisislah GCG calon klien yaitu integritas manajemen,
indipendensi Audit Komite, kualitas kendal internal, SOP, teknologi kerja, sejarah kinerja
kepatuhan kepada hokum, kualitas integritas pemegang saham utama dan partisipasi
14
pemegang saham utama dalam laporan keuangan, hubungan keuangan pemegang saham
utama dengan perusahaan teraudit, transaksi pihak berelasi, kondisi kurang modal, tak
ada perumusan strategis jangka panjang atau masa depan, posisi sebagai emiten atau
entitas privat, standar akuntansi yang digunakan, ketergantungan pada produk/jasa
tertentu, daur hidup (life cycle) dan pengaruhnya pada going concern, ketergantungan
pada R&D dan perkembangan teknologi dunia, pola bisnis, pola arus kas, stabilitas arus
kas, kepastian usaha, sejarah penyimpangan/pelanggaran standar akuntansi, rating,
misalnya blue chip company.
PENGUJIAN RISIKO AWAL AUDIT
Contoh pertanyaan bagi manajemen
•
Risiko Industri
1. Bagaimana perubahan industri 5 tahun terakhir, ramalan 5 tahun yang akan
datang?
2. Bagaimana situasi persaingan, siapa pesaing utama?
3. Apa keunggulan bersaing entitas? Pesaing? Kesinambungan usaha?
4. Apakah pertumbuhan industri sesuai harapan?
5. Apakah pertumbuhan usaha & perusahaan sesuai harapan?
•
Risiko Keuangan Dll
1. Proses berisiko paling besar/tinggi, dan bagaimana strategi mitigasi risiko
tersebut?
2. Apa risiko keuangan, sistem keuangan, LK, dan kendali internal, dan bagaimana
strategi mitigasi risiko tersebut?
3. Apakah ada cabang, kegiatan, dll tidak diaudit, apakah ada risiko materialitas dll?
•
Risiko Pengendalian
1. Apa hasil penilaian risiko (risk assessment)?
2. Apakah terdapat sistem informasi risiko?
3. Apakah ditemukan kekurangan kendali internal, sistem keuangan dan sistem
pelaporan LK?
15
4. Bagaimana sistem evaluasi terhadap integritas sistem keuangan?
5. Bagaimana IA mengaudit kendali internal dan meneukan defisiensi kendali
internal? Usulan perbaikan kendali internal dan tindak lanjut oleh manajemen?
•
Risiko Hukum
1. Apakah ada suborganisasi & petugas khusus utk memantau risiko hukum &
mitigasi risiko hukum?
2. Apa saja risiko ketidakpatuhan hukum terbesar, bagaimana mitigasi risiko
tersebut?
•
Risiko Etika
1. Apakah ada kode etika resmi, apakah berjalan efektif, apakah ada evaluasi etika
dan imbalan berbasis etika, apakah ada laporan aspek etika dari manajemen
fungsional.
2. Apakah produk utama, jasa utama, kegiatan utama tidak melanggar etika?
3. Apakah sistem, prosedur, SOP dirangkai terjalin etika, apakah setiap keputusan
disaptikan memenuhi tolok ukur etika ?
4. Apakah ada catatan konflik berdimensi etika, apakah ada catatan resolusi konflik?
5. Apakah ada sistem whistle blower, sistem pengaduan atasan yang melanggar
etika?
6. Apakah pengadu dilindungi oleh sistem perlindungan pengaduan?
7. Apakah audit internal melakukan audit etika?
8. Apakah Dewan audit, Komite Audit dan/atau Komite Etika melakukan evaluasi
praktik manajemen etika?

Telaah LK Pra Audit Laporan Keuangan
Lakukan mitigasi risiko pelaporan LK dengan:
1. Evaluasi perubahan berbagai asumsi, perubahan kebijakan akuntansi & estimasi
akuntansi
2. Evaluasi trend dan nisbah keuangan, neraca, laba rugi, arus kas dll utk
menengarai ketidakwajaran LK
16
3. Perbandingan dgn LK industri sejenis
4. Perbandingan LK dan LK proforma berbasis perencanaan anggaran
5. Daftar pos atau akun berisiko tinggi rekayasa akuntansi, salah catat, salah saji dan
kurang pengungkapan
PERKEMBANGAN TERAKHIR PROFESI AUDITING AKIBAT RISIKO
Terjadi trend pemutahiran kontrak CPA Internasional, agar tak terjadi tuntutan hukum
kepada local firm terafiliasi (KAP disuatu negara yg menjadi anggota KAP Internasional)
dibebankan kepada KAP Internasional. Makin dicermati peraturan transmisi informasi
tertentu dari local firm kepada KAP Internasional, anggota lain atau sebaliknya.
Mitigasi kewajiban hukum dilakukan auditor dengan cara PPL tentang hukum,
pelanggaran hukum AP dan KAP, kebijakan penjagaan indipendensi seperti pelatihan
SDM KAP untuk menjaga indipendensi, telaah hubungan pribadi auditor incharge
dengan klien, telaah kinerja skeptisme profesional dan obyektivitas dan pelarangan jasa
tertentu pada tataran IAPI dan tataran KAP tertentu Mis: Larangan Sarbane-Oxley Act.
Larangan dalam Sarbane-Oxley Act adalah bahwa KAP teregister petugas audit LK
perusahaan publik dilarang melakukan layanan
1. Pembukuan klien audit LK
2. Desain sistem informasi keuangan klien auditan
3. Konsultan implementasi sistem informasi keuangan klien auditan
4. Jasa penilai atau jasa valuasi
5. Jasa aktuarial
6. Menjadi auditor internal klien auditan
7. Menjadi manajemen (mis. Direktur) klien auditan
8. Memberi layanan upah-duta-niaga (broker), jasa investasi, jasa penasihatan klien
auditan
9. Layanan hukum (legal service), layanan pakar diluar auditing
10. Layanan pajak bagi manajemen puncak, tax planning untuk korporasi
17
AICPA Code Of Professional Conduct melarang akuntan publik mengotorisasi transaksi
klien audit, melaksanakan transaksi klien audit, mengkonsumsi transaksi klien audit,
membuat bukti transaksi klien audit, mlakukan layanan penyimpanan aset (kustodian)
klien, menjadi supervisor dalam manajemen klien audit, memberi pelayanan pengiriman
barang, juru catat, general councel (penasihat umum) atau jasa sejenis itu.
Dampak berbagai tuntutan hukum kepada auditor menyebabkan trend penugasan audit
berdasar kontrak berdasar hukum perikatan, terjadi trend kesadaran akan konsekuensi
hukum untuk segala hal yang mengikat AP atau KAP, terjadi trend tuntutan hukum
terhadap direksi berdasar berbagai temuan audit, mis. AT, piutang, persediaan tertentu,
tidak ada, terjadi tendensi KAP menimbang SD & kekuatan diri, apakah mampu
melaksanakan suatu tawaran audit, terjadi tendensi KAP melakukan dokumentasi kertas
kerja audit lebih cermat siap maju ke meja hijau, terjadi perpindahan rekan KAP, dan
tanggungjawab simpan atas kerja audit AP yang pindah tersebut, polis asuransi
Professional Liability Insurance makin mendapat momentum pasar profesional,
redefinisi tanggungjawab bersama, yang pada akhirnya jatuh pada KAP, apabila pihak
lain tak mampu. Terjadi trend berbagai Otoritas Pasar Modal yang main mempertanyakan
kecukupan standar audit dan program audit LK emiten pembuat LK. Terjadi trend
kesehatan auditor, bahwa tanda tangan opini WTP membuat “sport jantung” KAP atau
AP, bahwa subsequent event harus ditindak lanjuti secara tegas dan segera oleh auditor
sebelum publik dirugikan LK auditan melakukan tuntutan hukum kepada auditor
eksternal.
Terjadi penurunan minat untuk menjadi auditor, karena risiko audit dan konsekuensi
hukum makin terasa berat.
Jakarta, November 2013.
18
Download