Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997 PENGARUH BAHASA DAN PENAMBAHAN GAMBAR PADA BUKU PANDUAN TENTANG PERKANDANGAN KAMBING TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETERNAK WAHYUNINGK . SEIATI, M. MARTAWIDAJA, S. WAHYuNI da11 ISBANDI Balai Penelitian Ternak, P.D. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Penelitian dilakukan di Desa Ngadirejo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, dengan tujuan untuk mengetahuai pengaruh penggunaan bahasa serta pemberian gambar pada buku pedoman untuk peternak kambing. Penelitian dilakukan secara bertahap yaitu studi khalayak untuk memperoleh pecan yang dibutuhkan oleh peternak, dengan jumlah responden 30 peternak, pengemasan pesan serta pengujian penelitian yang melibatkan 40 peternak . Desain penelitian memakai Rancangan Acak Lengkap, pola faktorial 2x2, dengan peubah bebas penggunaan bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah) serta penambahan gambar (Tanpa Gambar dan Memakai Gambar). Sebagai peubali terikat yaitu peningkatan pengetahuan . Analisis data studi khalayak dilakukan secara deskriptif; peningkatan pengetahuan dilakukan dengan uji-t dan pengarub bahasa dan gambar memakai analisis ragam . Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai medium komunikasi, buku panduan sangat nyata (P<0,01) meningkatkan pengetahuan . Penambahan gambar ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan pengetahuan . Sedangkan untuk menyebarkan informasi pertanian di pedesaan ternyata bahasa Daerah sangat nyata (P<0,01) meningkatkan pengetahuan peternak dibanding bahasa Indonesia . Tidak ditemukan interaksi antara penggunaan bahasa dan penambahan gambar dalam buku panduan . Kata kunci " Gambar, kandang, peningkatan pengetahuan PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, menuntut adanya suatu media komunikasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mendiseminasikan teknologi/informasi tersebut agar dapat sampai ke pengguna secara cepat dan tepat. Pemilihan media komunikasi yang tepat tidaklah mudah, karena media komunikasi sangat menentukan efektivitas penerimaan pesan. Buku pedoman merupakan salah satu media cetak yang telah sering digunakan untuk menyebarkan informasi tentang pertanian. Sebagai media cetak buku memiliki sifat yang mendukung efektivitas sebagai media cetak yaitu sifat permanen pecan-pecan yang dicetak, keleluasaa pembaca mengontrol keterdedahannya dan mudah disimpan dan diambil kembali (EFFENDY, 1989 dan LozARE dalam JAHI, 1988) . Agar buku pedoman dapat mudah dipahami, perlu adanya penataan pesan yang tepat, seperti misalnya penggunaan bahasa yang sesuai dengan pengguna serta penambahan gambar . Hal ini sesuai dengan pendapat EFFENDY (1983) yang menyatakan bahwa bahasa merupakan lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi dan memegang peranan penting dalam menyatakan pesan . FLESCH dan ELROY dalam TURNBULL (1980) juga menyatakan bahwa pesan akan mudah dimengerti bila kalimatnya singkat dan kata-kata yang digunakan akrab dengan khalayalatya . Dengan demikian pemilihan dan penggunaan bahasa perlu diperhatikan dalam 775' SeminarNasional Perernakan dan Meteriner 1997 berkomunikasi . PAMBUDY (1988) dalam penelitiannya di Kabupaten Ciamis Jawa Barat mendapatkan bahwa bahasa daerah (dalam hal ini bahasa Sunda) lebih efektif digunakan dalam presentasi film bingkai daripada bahasa Nasional (bahasa Indonesia) untuk menyebarkan inovasi model farm kepada petani. Selain penggunaan bahasa dalam buku pedoman, penambahan gambar membuat seseorang lebih mudah menangkap ide atau inforn4asi yang disajkvi, karena gambar merupakan perwujudan obyek, atau ide yang disampaikan dalam tulisan. READ (1979) mengemukakan tiga peranan gambar yang penting dalam proses komunikasi, yaitu : 1. Gambar yang baik akan menarik, mengikat dan memusatkan perhatian sasaran pada pesan yang disampaikan . 2. Gambar dapat membantu sasaran untuk menafsirkan makna pecan yang dikemukakan. 3. Gambar dapat meningkatkan kemampuan sasaran untuk menyimpan pecan yang dia terima lebih lama. Berdasarkan alasan di atas, penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pengarub penggunaan bahhasa serta penambaluvn gambar dalam buku pedom an pads peningkatan pengetahuan peternak. Pecan ataupun inovasi yang disampaikan dalam buku pedoman ini yaitu tentang perkandangan kambing, mengingat di lokasi penelitian kandang; kambing yang digunakan masih sangat sederhana, yaitu berlantai tanah dan tanaa . sekat. MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Desa Ngadirejo, Kabupaten Wonogiri. Responden yang dipakai dalam penelitian ini yaitu peternak kambing Kacang . Penelitian dilakukan melaltu 3 tahapan . Tahap pertama yaitu-studi khalayak, untuk mengetahui permasalahan serta pesan yang dibutuhkan oleh khalayak sasaran . Dalam tahap ini metode yang digunakan yaitu survei . Data dikumpulkan dari 30 peternak dengan dengan cars wawancara serta observasi langsung ke kandang kambing. Variabel yang diamati meliputi model kandang, penyekatan, kebersihan kandang. Data dianalisis secara deskriptif.` Pada tahap kedua yaitu mengemas pecan sesuai kebutuhan peternak, yaitu tentang sistem perkandangan dalam sebuah buku panduan . Variabel yang digunakan dalam media komunikasi ini yaitu penggunaan gambar serta pemakaian bahasa. Tabel 1 . Matrik desain penelitian dengan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 2x2 Penambahan gambar Memakai gambar (G) Tanpa gambar (TG) Penggunaan bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Daerah (BI) (BD) G-BI G-BD TG-Bl TG-BD Pada tahap ketiga melakukan pengujian pretes dan postes kepada 40 peternak, untuk mengetahui peningkatan pengetahuannya setelah membaca buku panduan tersebut . Responden 776 Seminar Nasional Peternakan dan Yeteriner 1997 yang digunakan dalam tahap ketiga memiliki persyaratan bisa baca tulis dengan lancar clan memiliki pendidikan formal di Sekolah Dasar. Data yang diperoleh dianalisis dengan beberapa prosedur statistik yang relevan . Perbedaan skor pretes clan posses dianalisis dengan uji-t . Peningkatan pengetahuan antar kelompok penelitian dianalisis dengan rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 2x2, dengan matrik seperti dalam Tabel 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Tatalaksana perkandangan Hasil survei pendahuluan tentang tatalaksana perkandangan di Desa Ngadirejo, Kecamatan Eromoko terlihat seperti pads Tabel 1. Tabel 2. Tatalaksana perkandangan di Desa Ngadirejo (n=30) Parameter Junilah;pemilikan kambing (ekor) Dewasa jantan - Dewasa betina Muda jantan - Muda betina - Anak jantan - Anak betina 0,27 2,17 0,31 0,72 0,72 0,80 Model kandang (%) - Kandang panggung - Kandang lantai tanah 100 Penyekatan (%) - Memakai sekat - Tanpa sekat 0 100 Sistem pemeliharaan (%) - Musim kemarau; Dikandangkan Digembalakan dan diaritkan - Musim penghujan : Dikandangkan Digembalakan dan diaritkan (1 77 23 97 3 Dari Tabel 2 teriihat bahwa penguasaan kambing di desa Ngadirejo sekitar 5 ekor, dengan proporsi terbesar pads jumlah pemilikan kambing dewasa betina (sekitar 2,17 ekor) . Hal ini menunjukkan bahwa peternak memelihara kambingnya dengan sistem pembibitan/pembesamn anak. Bila dilihat dari pemeliharaannya, terdapat dua cars yaitu (1) sistem intensif dimana ternak Seminar Nasional Peternakan dari Yeteriner1997 dikandanglcm sepir.kmg han cleiigan *m diso~ di kindang (diantkan) clan (2) setonph awnsit yakni disaMing digembalajugs diaritkan yangdiberikanpada-walctu soreseteiahdiganbalakan. Kandang yang-digunakan -petevnak di'Desa Ngadirejo adalah kaudartg :4arrtai :Unah (1LOU+',~o), dan tidak ads yang diberi sekat . Hasil survei tentang tatalaksana perlicandangan di atas,: :dipakai ; ,,swan .uuk pembuatan pesan dalam suatu media kmnunikas4 yang befrtu uan untuk memp ean peek tentang model kandang ''lmggung, keumupgan dan kert giannya serta -penrberian sekat Vada kandang . Pemingk*tan pengetabuan responden Untuk mengetahui pengaruh buku panduan yang digunakan sebagai media komunikasi pads pemngkatan pengetahuan peternak, telah dilakukan perbandingan p nran anWa pretes dan postes . Hasil penelitian (label 3) menunjuitkan bahwa dari 40 ,responden didapaotkan rataan zkor pengetahuan awal (pretes) sebanyak 13.875 dan skor pengetahuan akhir(postes) sdxmyak 16,450 (P<0,01). Peningkatan tersebut mencapai 12,875%. Hal ini berarti bahwa penge nsetelah membaca buku panduan meningkat sangat nyata -dibanding sebelum mawbaca . S an demikian dapat dikatakan bahwa sebagai media komunikasi, buku panduan cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan peternak . Tabel 3. Rataan skor pretes dan postes (n=40) Parameter Skor Pengetabuan , _ Persen Pretes 13,875 69,375 Postes 16,450 82,250 Peningkatan pengetahuan 2,575 12;875 ** ** (P<o,ol) Pengaruh pertakuan gambar dan bahasa pads peningkatan pengetahuan Sesuai dengan peubah yang-diteliti; dalam penelitian ini terdapat 4 komb nasi perlakuan penambahan gambar dan penggunaan bahasa, yaitu buku panduan yang diberi gambar ,dan memakai bahasa Indonesia (G-BI), buku panduan yang tidak bergambar dan memakai Bahasa Indonesia (TG-BI), buku panduan yang bergambar dan memakai bahasa Daerah (&BD), dan buku panduan yang tidak bergambar clan memakai bahasa Daerah (TG-BD). Hasil penektian te ri adap keempat.perlakuan pada peningkatan pengetahuan peternak,disajikan dalam Tabel 4. Hasil analisis ragam nu;nunjukkan bahwa penambahan gambar tidak berpengaruh secara nyata dalam peningkatan pengetahuan petemak. Namun demikian bila dilihat dari Tabel 4, terdapat ke cenderungan bahwa raaan skor peningkatan pengedalhuan responden yang nwmbem buku panduaw yang diberi gambar (3,25) lebih t nggi dibaeding men yang g,meas buku pedoman tanpa gambar (1,95) . Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan sdeb READ (1979) dimana gambar memiliki peranan yang penting dalam purses komunikasi, yaitu dapat meng&t dan memusatkan perhatian sasaran pada pesan yang disampaikan ; membantu sasaran untuk 778 Seminar NasionalPeternakan dan Vetertner 1997 menafsirkan makna pesan yang dikemukakan, serta meningkatkan kemampuan sasaran untuk menyimpan pesan yang dia terima lebih lama . Tabel 4 . Rataan skor peningkatan pengetahuan responden berdasarkan kelompok perlakuan Penambahan gambar Rataan Penggunaan bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Daerah Memakai gambar 1,50 5,00 3,25 Tanpa gambar 1,10 2,89 1,95 Rataan 1,30 3 .90 2,60 Selain penambahan gambar, faktor lain yang diteliti adalah penggunaan bahasa dalam buku panduan . Dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan peningkatan pengetahuan responden yang membaca buku panduan yang berbahasa Daerah (3,9) sangat nyata (P < 0,01) lebill tinggi dibanding responden yang membaca buku panduan yang- berbahasa Indonesia (1,3) . Perbedaan pengaruh bahasa tersebut menunjukkan bahwa penggunaan bahasa yang cocok dengan bahasa yang dipakai sehari-hari akan lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam menerima informasi . Hal ini dapat dipahami karena peternak lebih sering berkomunikasi dalam bahasa daerah dibanding dengan bahasa Indonesia . SURYA (1989) dalam penelitiannya tentang pengaruh bahasa pada peningkatan pengetahuan petani dengan menggunakan media audio kaset juga mendapatkan bahwa petani yang mendengar informasi dengan bahasa daerah (Sunda) sangat nyata lebih efektif dibanding petani yang mendengar informasi dengan bahasa Indonesia . Nannm demikian penggunaan bahasa Indonesia untuk menyebarkan informasi pertanian masih memungkinkan, karena kemajuan mereka berbahasa Indonesia semakin meningkat sejalan dengan adanya kenyataaan bahwa bahasa Indonesia yang semakin meluas melalui berbagai media komunikasi yang menerpa mereka setiap saat . Selanjutnya; dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya interaksi antara penggunaan bahasa dengan penambahan gambar . KESIMPULAN Berdasarkan basil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yaitu : 1. Sebagai medium komunikasi . buku panduan cukup efektif untuk menyebarkan informasi, karena terbukti secara nyata (P<0,01) meningkatkan pengetalutan responden . 2. Peternak yang membaca buku pedoman dengan mcmakai bahasa daerah smgal nyata (P<0,01) meningkat pengetahuannya dibanding peternak yang membaca dengan menggunakan bahasa Indonesia . 3. Penambahan gambar tidak berpengaruh secara nyata pada peningkatan pengetaluum peternak, meskipun demikian, terdapat kecenderungan bahwa buku yang diberi gambar iebih meningkatkan pengetahuan dibanding buku yang tidak bergambar . 4. Tidak terdapat interaksi antara penggunaan bahasa dan pemberian gambar pada buku panduan . Seminar Nasional Perernakan dan Vereriner 1997 SARAN Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan jalan memberikan contoh model kandang panggung, untuk melihat persepsi peternak terhadap kandang panggung . Selanjutnya dapat pula diukur adopsi teknologinya . DAFTAR PUSTAKA EFFENDY, ONoNG . 1989 . Dimensi-dimensi Komunikasi . Remaja Karya . Bandung . JArn, Atgti . 1988 . Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara Dunia Ketiga . Suatu Pengantar . P .T . Gramedia . Jakarta . PAIvfBuDY, RA*AMT . 1988 . Pengaruh penggunaan bahasa dan bentuk ilustrasi film bingkai pads peningkatan pengetahuan tentang teknologi model farm petani-petani di desa Sukaresik, kabupaten Ciamis, Jawa Barat . Thesis Magister, FPS-IPB . Bogor. ` SURYA, H . 1989 . Pengaruh frekuensi mendengar, bahasa dan bentuk penyaiitnn pecan kaset audio tentang pemupukan berimbang pada penmgkatan pengetahuan petani peserta model farm di Desa Cikondang Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat . Thesis . Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor . Bogor. TuRNBut.L, T . ARTHUR, and BAmD N . RusSEL. 1980 . The Graphics of Communication. Fourth edition . Rinehart and Winston, New York . TANYA JAWAB Ismeth Inounu : Analisis apa yang digunakan dalam penelitian ini ? Wahyuning K. Sejati : Buku yang mendapat gambar nilai 5 sedang analisis yang digunakan adalah analisis Anoum . Atien Priyanti : Berapa lama penelitian dilakukan ? Apa alasan digunakannya responden yang berbeda ? Wahyuning K. Sejati : Penelitian dilakukan beberapa taltap dalam waktu yang berbeda . Pertama survey pendahuluan dan selanjutnva penelitian utama . Tidak dilakukannya pada responden yang berbeda karena pada penelitian pendahuluan semua responden yang ada mereka dianggap sudah mengetahui teknologi .