Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 44 - INTERAKSI SOSIAL ANTARA ETNIS JAWA, ACEH DAN GAYO DI KAMPUNG PUJA MULIA KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 1950-2015 Emi Syahri1, Anwar Yoesoef2, Nurasiah3 Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala Email: [email protected] [email protected] [email protected] ABSTRACT This study raised the question of how the social interaction between ethnic Javanese, Acehnese and Gayo in Kampung Mulia Puja District of Bandar years 1950-2015. The purpose of this study is (1) to know the history of the arrival of Javanese and Acehnese in Kampung Puja Mulia District of Bandar years 1950-2015 (2) to determine the social interaction between ethnic Javanese, Acehnese and Gayo in Kampung Puja Mulia District of Bandar years 1950-2015. The data collection is done in three ways, namely informant interviews, archival documentation on the village, and direct observation to Kampung Mulia Puja. Informants in this study include Sarak Opat and citizens of ethnic Javanese, Acehnese and Gayo ethnic who live in the village. The method used is descriptive and critical history with a qualitative approach. The results of this study were (1) the history of the arrival of Javanese and Acehnese in Kampung Puja Mulia started since 1950 when this occurs spontaneous migration from other areas to other parts of Aceh one of them is Kampung Puja Mulia up until now their number continues to grow. (2) social interaction between ethnic Javanese, Acehnese and Gayo in Kampung Puja Mulia went well and in harmony, their mutual respect, cooperation in various fields between the members of the community in Kampung Puja Mulia thus refers to the alignment and balance of the views or actions in social interaction. This study suggested could be a material consideration Bener Meriah District Government and the community to maintain peace and more attention to the life and social interaction between ethnic in Kampung Mulia Puja. Keywords: Social Interaction, Kampung Puja Mulia. 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah. Dosen Pembimbing I. 3 Dosen Pembimbing II. 2 44 ABSTRAK Penelitian ini mengangkat masalah tentang bagaimana interaksi sosial antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar tahun 1950-2015. Tujuan penelitian ini adalah (1)untuk mengetahui sejarah kedatangan etnis Jawa dan Aceh di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar pada tahun 1950-2015 (2) untuk mengetahui interaksi sosial antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar pada tahun 1950-2015. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yakni wawancara dengan informan, dokumentasi pada arsip kampung, dan observasi langsung ke Kampung Puja Mulia. Informan dalam penelitian ini meliputi Sarak Opat serta warga dari etnis Jawa, etnis Aceh, dan etnis Gayo yang berdomisili di kampung tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan sejarah kritis dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) sejarah kedatangan etnis Jawa dan Aceh di Kampung Puja Mulia dimulai sejak tahun 1950 pada saat ini terjadi migrasi spontan dari daerah lain ke wilayah Aceh Tengah salah satunya yaitu Kampung Puja Mulia hingga sampai sekarang ini jumlah mereka terus bertambah. (2) interaksi sosial antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia berjalan dengan baik dan harmonis, mereka saling menghargai, bekerjasama diberbagai bidang antar sesama masyarakat di Kampung Puja Mulia sehingga mengacu pada keselarasan dan keseimbangan pandangan atau tindakan dalam melakukan interaksi sosial. Disarankan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah dan masyarakat untuk memelihara perdamaian dan lebih memperhatikan kehidupan serta interaksi sosial antar etnis di Kampung Puja Mulia. Kata kunci: Interaksi Sosial, Kampung Puja Mulia. ================================================================== PENDAHULUAN Latar Belakang Hakekatnya manusia memiliki sifat yang dapat digolongkan kedalam tiga golongan yaitu: manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai makhluk sosial dan manusia sebagai makhluk berketuhanan. Manusia dituntut untuk menjalin hubungan sosial antar individu dengan individu, kelompok dengan kelompok yang harus memiliki hubungan timbal balik saling memberi tanggapan (resvonse) terhadap rangsangan (stimulus) yang disebut dengan interaksi, Santoso (dalam Wibowo 2012:83). Interaksi sosial adalah ketika dua orang individu bertemu dengan saling menegur, berjabat tangan, bercandaria atau mungkin juga berkelahi. Pertemuan kedua individu itu disebut interaksi sosial. Pada umunya ada tiga bentuk interaksi sosial yang dikenal dalam masyarakat, yaitu kerja sama, persaingan dan pertikaian, ketiga bentuk interaksi tersebut kemudian dirinci lagi dalam beberapa bentuk seperti akomodasi, asimilasi, akulturasi dan lainlain (Philipus, 2004: 23). Indonesia merupakan negara yang multi-etnis sehingga terjadi berbagai bentuk interaksi sosial antar etnis, hal ini juga di ungkapkan oleh (Husin, 1980:12)Pada tahun 1950-an terjadi migrasi spontan ke daerah tersebut. Seperti di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah salah satu Kampung yang didominasi oleh beberapa etnis hidup pada satu lingkungan di antaranya etnis Jawa, Aceh dan Gayo. Adapun kedatangan migrasi etnis Jawa di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah diperkirakan telah terjadi ketika Belanda menduduki wilayah Aceh. Etnis Jawa ini berstatus sebagai transmigrasi dari Pulau Jawa awalnya mereka dipekerjakan pada perkebunan-perkebunan seperti perkebunan teh dan kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah, sehingga Kecamatan Bandar menjadi salah satu daerah migrasi etnis Jawa. Selain dari etnis Jawa di Kecamatan Bandar, terdapat etnis lain yaitu etnis Aceh yang terdiri dari: sub etnis Aceh Pidie, sub etnis Aceh Barat, sub etnis Aceh selatan, sub etnis Aceh Utara dan sub etnis Aceh Tenggara. Kedatangan sub-sub etnis Aceh di latar belakangi untuk mencari nafkah,umumnya mereka mencari nafkah ke daerah pertanian untuk memetik atau menanam kopi. Penduduk Kecamatan Bandar khususnya Kampung Puja Mulia didominasi oleh etnis Gayo atau urang Gayo. Khasiludin (2012:12) mengatakan etnis Gayo merupakan etnis asli di daerah dataran tinggi di Provinsi Aceh yang berada di antara bentangan bukit barisan, Urang Gayo lebih sering menyebutkan daerah asal kediaman mereka dengan istilah tanah Gayo (tanoh Gayo). Pada awalnya etnis Jawa dan etnis Aceh tertarik dengan pola kehidupan di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar,karena kondisi wilayah yang subur untuk pertanian. Masyarakat Gayo mayoritas sebagai petani yang memiliki lahan dan mengolahnya sendiri, sedangkan etnis Jawa yang terkenal sebagai petani penggarap, buruh bangunan dan sekarang ini sudah mempunyai lahan pertanian sendiri serta membuka usaha kecil-kecilan (home industry). Begitu juga dengan sub etnis Aceh yang datang ke Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandarsampai saat ini terkenal sebagai pedagang (rempahrempah, penjual pakaian dan lain sebagainya). Kehadiran para etnis ini merupakan suatu kenyataan yang terjadi saat ini dan masih tetap bertahan mereka telah menjalani kehidupan seperti masyarakat penduduk asli serta mereka telah mempunyai keluarga besar, harta benda dan bahkan tanah milik pribadi baik itu lahan perkebunan kopi dan lain-lain. Sehingga etnis Jawa dan etnis Aceh yang ada di daerah ini tidak mau lagi kembali ke kampung halamannya, oleh karena itudi Kampung Puja Mulia terdapat multi-etnis yang memicu terjadinya interaksi sosial antar etnis. Jumlah penduduk di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar mangalami peningkatan jumlah penduduk baik etnis Jawa dan etnis Aceh. Hal ini menyebabkan etnis Jawa dan Aceh mampu hidup berdampingan dengan masyarakat penduduk asli. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Interaksi sosial antara etnis Jawa, Aceh dan Gayodi Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah 1950-2015”. Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah; Bagaimanakah sejarah kedatangan etnis Jawa dan Aceh di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar pada tahun 19502015?Bagaimanakah interaksi sosial antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar sejak tahun 1950-2015? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalan di atas, maka penelitian ini bertujuan;untuk menjelaskan sejarah kedatangan etnis Jawa dan Aceh di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar pada tahun 19502015.untuk menjelaskan interaksi sosial antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar pada tahun 1950-2016. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut; Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan historiografi Aceh umumnya dan Bener Meriah khususnya mengenai interaksi sosial etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti yang ingin mengembangkan lebih lanjut tentang permasalahan ini. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kabupaten Bener Meriah agar lebih memperhatikan keberagaman etnis serta interaksi sosial antar sub etnis Jawa, Aceh dan Gayo khususnya yang berada di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca, terutama masyarakat Kabupaten Bener Meriah yang berada di Kecamatan Bandar. METODE PENELITAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode yang Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Danzin dan Lincoln (dalam Maleong Laxy 2007:5), mengatakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka, pengamatan, dan dokumen untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku baik individu maupun sekelompok orang. Melalui pendekatan ini akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas sosial dan persepsi sasaran peneliti. Peneliti dalam hal ini sebagai instrumen kunci. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian historis (Historical Research). Metode sejarah adalah proses mengkaji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Dalam penelitian ini diperlukan Metode sejarah karena metode sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang-ulang kembali. Ini nyata sekali bedanya dengan metode penelitian eksperimen pada fenomena natural, dimana data observasi dapat dikontrol dengan percobaan. Tujuan metode sejarah sendiri ialah untuk membuat rekontruksi masa lampau secara objektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasikan, serta menjelaskandan mensistensiskan buktibukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat. Menurut Kuntowijoyo (2003:89) dalam melaksanakan penelitian sejarah dibagi dalam lima tahap, yaitu: (1) Pemilihan topik (2) Heuristik atau pengumpulan sumber (3) Verifikasi atau kritik sumber (kritik eksternal, kritik intern) (4) Interprestasi atau penafsiran dan (5) Historiografi atau penulisan. Penelitian ini mendeskripsikan data yang ada dilapangan tentang interaksi sosial antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Tempat penelitian ini akan dilakukan di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Di mana data yang diperoleh peneliti nantinya dapat di gunakan sebagai pendukung kegiatan penelitian untuk menggali dan menemukan kebenaran pengetahuan serta fakta yang ada di lapangan. Waktu penelitian telah dimulai dari awal pengajuan proposal yaitu bulan Januari 2016 sampai dengan Desember 2016. Teknik Pengumpulan Data Adapun proses Adapun proses pengumpulan data di dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik, yaitu: a. Wawancara Wawancara (interview) adalah satu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, proses tanya jawab lisan, diantara dua orang atau lebih berhadaphadapan secara fisik. Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan di dahului beberapa pertanyaan informal. Aturan pada wawancara penelitian lebih ketat, peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi, dan pemikiran informal, Kartono (dalam Gunawan 2014:160). Berdasarkan pengertian wawancara tersebut tujuan wawancara adalah untuk mengetahui informasi mengenai interaksi sosial etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Adapun yang ingin diwawancarai dalam penelitian ini adalah: Kepala kampung (Reje), petua atau pemuka adat kampung (Petue), Imam kampung (Imem), serta masyarakat etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia. a. Dokumentasi Sugiyono (2012:82) mengatakan, dokumentasimerupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental. Disini penulis mengambil data dari kantor kepala Kampung Puja Mulia Data yang diperoleh berupa profil Kampung, Kantor Camat Bandar Kabupaten Bener Meriah, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bener Meriah. b. Observasi Observasi merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, dengan cara-cara tertentu peneliti selalu terlibat dalam proses mengamati, istilah observasi diarahkan pada kegiatan memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Gunawan, 2014:143). Pengamatan dilakukan untuk melihat kondisi maupun interaksi antar etnis Jawa, Aceh dan Gayo yang ada di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Teknik Analisis Data Setelah data Spradley (dalam Gunawan, 2014:210) mengatakan, analisis data kualitatif merupakan pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungan terhadap keseluruhan, semua analisis data kualitatif akan mencakup penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti perlu melakukan tahap-tahap yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif yaitu: a. Reduksi Data Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk mencari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dapat memudahkan untuk pengumpulan data. Temuan yang belum memiliki pola maka hal itulah yang dijadikan perhatian karena penelitian kualitatif bertujuan mencari pola dan makna yang tersembunyi dibalik pola tersebut. b. Memaparkan Data Memaparkan data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. c. Penyajian Data Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data. Data ini disajikan dalam bentuk uraian. c. Kesimpulan Kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian. Pembahasan ini dianalisa secara sistematis dengan pendekatan kualitatif, yakni pendekatan pada kondisi objek sehingga akan diperoleh fakta yang lebih mendekati kebenaran mengenai permasalahan yang sedang diteliti yaitu tentang “Interaksi sosial antaraetnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah tahun 1950-2015” . HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Kampung Puja Mulia adalah salah satu desa pemekaran yang letak geografis desa tersebut terletetak di tengah pusat kota dan ibu kota Kecamatan. Kampung Puja mulia terdiri dari lima dusun yaitu: Dusun Sentosa, Dusun Wijaya, Dusun Mulya Sama, Dusun Mulya Jaya, dan Dusun Alfalah. Jumlah penduduk yang menempati Kampung Puja Mulia sampai tahun 2015 adalah 1,858 jiwa yang mana terdiri dari 485 kepala keluarga (KK) dengan jumlah laki-laki adalah 914 jiwa dan jumlah perempuan 944 jiwa. Secara umum keadaan topografi Kampung Puja Mulia berada pada dataran tinggi. Penggunaan digunakan untuk pemukiman dan area perkebunan warga. Adapun batas-batas wilayah Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar sebagai berikut; (1) Sebelah utara berbatasan dengan Kampung Mutiara (2) Sebelah timur berbatasan dengan Kampung Pondok Baru (3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Tawar Sedenge (4) Sebelah barat berbatasan dengan Kampung Purwosari Kampung Puja Mulia terdiri dari beberapa etnis, yaitu etnis Jawa 40%, Aceh 30%, Gayo 20%, campuran 10%. Etnis Jawa yang dominan di Kampung Puja Mulia. Sejarah Kedatangan Etnis Jawa dan Aceh di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Pada masa kolonial Belanda etnis Jawa sudah menempati sebagian besar wilayah ibu kota Kecamatan, mereka disebut sebagai transmigrasi yang lebih populer disebut sebagai Jawa kontrak yang bekerja pada perkebunan milik belanda. Tentang berapa banyak jumlah mereka di daerah ini belum ada data yang diperoleh sampai sekarang belum ada pencatatan khusus mengenai kelompok etnis, percampuran penduduk asli dengan etnis pendatang banyak terjadi sekitar tahun 1950-an, dimana terjadi transmigrasi migrasi spontan dari wilayah lain ke daerah Aceh Tengah dan sekitarnya. Di Kampung Puja Mulia etnis Aceh dapat ditemui sebagai Perantau dengan maksud berdagang jak naniaga (pergi berniaga) dan perantauan untuk tujuan bertani jak seumuga (pergi bertanam). Orang Aceh yang berdagang di Kampung Puja Mulia umumnya menjual pakaian jadi, sembako dan lain-lain, sedangkan Orang Aceh perantauan untuk tujuan bertani umumnya bekerja sama dengan pemilik lahan di perkebunan Teh dan Kopi. Akan tetapi saat ini di Kabupaten Bener Meriah yang menjadi komoditas ekspor utama adalah kopi. Maka banyak tenaga kerja orang Aceh di perkebunan kopi baik perkebunan rakyat dan perkebunan milik pabrik. Seiring berjalanya waktu orang Aceh di Kampung Puja Mulia saat ini rata-rata telah memiliki tanah atau lahan perkebunan milik pribadi. Meskipun demikian, mayoritas orang Aceh yang datang ke Kampung Puja Mulia di latar belakangi oleh faktor ekonomi yang bertujuan untuk membangun kehidupan baru yang lebih baik. Diperkirakan mereka telah datang sekitar awal tahun 1970-an. Jumlah mereka tidak banyak dan berasal dari berbagai daerah seperti Aceh Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Selatan dan lain-lain. Selain hal tersebut di atas, baik etnis Jawa maupun etnis Aceh ada yang menikah dengan penduduk setempat dan ada juga yang membawa serta keluarganya dari daerah asal. Dalam waktu selanjutnya masih banyak yang datang ke Kampung Puja Mulia. Kedatangan mereka dapat dikatakan lebih spontan mereka mengikuti kerabat dan keluarga mereka yang terlebih dahulu tinggal di sana. Proses Terjadinya Interaksi Sosial antara Etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia Kecamatan Bandar Keragaman hubungan sosial di Kampung Puja Mulia tampak nyata dalam struktur sosial masyarakatnya yang majemuk dengan etnis dan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, perlu di terapkan sikap-sikap yang dapat menjaga keselarasan dalam keragaman hubungan soosial agar terhindar dari pertentangan anatar etnis. Setiap individu selalu melakukan hubungan sosial dengan individu lainnya atau kelompok tertentu, hubungan tersebut juga di kenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi dalam berbagai aspek kehidupan yang sering dialami pada kehidupan sehari-hari tersebut akan membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi, sehingga akan membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat, keadaan tersebut dikenal sebagai proses sosial. Untuk mengetahui interaksi sosial antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia maka harus melihat bagaimana hubungan sosial dan interaksi antara sesama etnis maupun dengan etnis Jawa dan Aceh dalam tahun 1950 sampai dengan 2015. Hubungan antar etnis menimbulkan rasa simpati diantara sesama etnis yang bersifat timbal balik adanya stimulus dan rangsangan yang dapat menimbulkan kerjasama yang saling menguntungkan. Interaksi yang terjalin antar sesama etnis di kampung Puja Mulia di sebabkan oleh keterbukaan, saling tolong menolong, ketertarikan terhadap sikap, penampilan dan perbuatan yang menjadi ciri khas dari setiap etnis, sehingga mengacu pada keselarasan dan keseimbangan pandangan atau tindakan dalam melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial yang terjadi antara penduduk asli dengan etnis pendatang di Kampung Puja Mulia sudah dimulai sejak kedatangan transmigrasi dari Pulau Jawa dan terjadinya migrasi spontan dari daerah lain ke Aceh Tengah dan sekitarnya termasuk Kampung Puja Mulia. Hal ini dapat di jelaskan dalam beberapa periode sebagai berikut; a. Periode 1950-1960 Pada periode ini interaksi yang terjadi antara etnis pendatang dengan penduduk asli berjalan dengan batasbatas norma, tidak terjadi konflik yang berarti dalam masyarakat, mereka masih berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, khusunya etnis Jawa mereka memiliki rasa senasib yang bekerja pada perkebunan milik belanda, maka timbulah rasa persaudaraan, kerjasama dan lain sebagainya. b. Periode 1961-1970 Hubungan interaksi yang terjalin pada masa penjajahan berpengaruh kuat pada periode ini, dimana ada sebahagian transmigrasi yang datang dari pulau Jawa memilih kembali tapi di sisi lain yang menjadi menarik adalah sebahagian dari mereka memilih untuk menetap, karena mereka tertarik pada pola kehidupan di wilayah ini, mudah mencari lapangan pekerjaan dan keterbukaan masyarakat penduduk asli. c. Periode 1971-1980 Pada periode ini interaksi antar etnis Jawa, Aceh dan Gayo mulai menjalin kerjasama dalam bidang pengolahan lahan pertanian, seperti pengolahan kopi dan lain-lain, kesulitan para etnis Aceh dan Jawa banyak di bantu oleh penduduk asli, kerukunan hidup dalam bermasyarakat menyebabkan banyaknya perantau etnis Aceh yang berasal dari berbagai wilayah Aceh lainnya untuk mencari rezeki dan memperbaiki keadaan ekonomi keluarga di kampung asalnya. d. Periode 1981-1990 Bertambahnya etnis Aceh di Kampung Puja Mulia menyebabkan wilayah ini menjadi tempat perdagangan, banyak toko-toko yang di buka oleh etnis Aceh di wilayah ini karena wilayah ini berda di tengahtengah ibu kota kecamatan. Etnis Aceh sangat memegang peran dalam dunia perdagangan hal ini menyebabkan terjadinya interaksi antar etnis ketika bertransaksi jual beli. e. Periode 1991-2000 Sumber daya manusia di Kampung Puja Mulia sudah mulai meningkat dan berkembang, dimana pola pikir masyarakat tentang dunia pendidikan terus meningkat baik etnis Jawa, Aceh dan Gayo mereka menyekolahkan anakanaknya ke luar daerah. Misal etnis Jawa menyekolahkan anaknya ke pulau Jawa, etnis Aceh menyekolahkan anaknya dikampung halamannya atau di wilayah lain, oleh karena itu Sub-etnis Gayo mengikuti cara etnis lain dalam menyekolahkan anaknya ke luar daerah. f. Periode 2001-2010 Pada periode ini terdapat kesenjangan yang terjadi antara etnis di Kampung Puja Mulia akibat dampak terjadinya konflik di Aceh, yang menyebabkan etnis Jawa tidak nyaman berada di Kampung Puja Mulia ada yang memiliih kembali ke pulau Jawa dan adapula yang bertahan, setelah meredamnya konflik, masyarkat yang kembali ke kampung halaman akhirnya kembali lagi ke Kampung Puja Mulia untuk memulai kembali hubungan yang baik antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo. Kesenjangan yang terjadi antar etnis di Kampung Puja Mulia tidak menimbulkan akibat-akibat negatif dalam sistem bermasyarakat yang berkepanjangan. Mereka saling memulai kembali kehidupan yang lebih baik, kerjasama serta menumbuhkan rasa kerukunan dalam kesatuan hidup setempat. g. Periode 2011-sekarang Dapat di lihat dari jumlah penduduk Kampung Puja Mulia dari tahun 2010 sampai dengan 2016 terus meningkat baik etnis Jawa, Aceh, Gayo dan campuran, interaksi yang terjalin tampak terjadi dalam semua bidang sosial seperti kegiatan menjelang hari besar umat Islam, gotong royong, pengajian, acara pesta yang di lakukan oleh tetangga berbeda etnis, mereka saling membantu dan menghadiri acara tersebut, saling menumbuhkan rasa kerukunan hidup bertetangga. Kerukunan tersebut dilandasi oleh faktor keagamaan di samping faktorfaktor lainnya, karena bagi masyarakat Aceh umumnya faktor agama menjadi faktor utama dalam pergaulan seharihari yang harus diperhatikan. Karena masyarakat etnis Jawa beragama islam maka dengan mudah tercipta kerukunan antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo. Pada saat ini etnis Aceh dan Jawa sudah mahir dalam mengolah lahan perkebunan milik pribadi, hal tersebut terjadi karena mereka saling kerjasama dalam mata pencaharian, banyak di antara etnis Jawa yang mahir dalam dunia perdagangan begitu juga dengan Sub-etnis Gayo di Kampung Puja Mulia yang memilih pekerjaan sampingan sebagai pedagang. Interaksi juga terjalin dalam bidang kebudayaan, dimana penduduk asli menerima baik kebudayaan baru yang dibawa oleh etnis pendatang. Sehingga terjadi akulturasi budaya antar etnis. Interaksi antara etnis berlangsung terusmenerus dan membentuk kekerabatan dalam lingkungan hidupnya, mereka saling berinteraksi dengan sesama tetangga tanpa ada pandangan yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. KESIMPULAN Berdasarkan perolehan data dari hasil penelitian, maka penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu; Sejarah kedatangan etnis Jawa dan etnis Aceh ke Kecamatan Bandar khususnya di Kampung Puja Mulia diperkirakan sudah ada sejak pemerintahan hindia-belanda tahun 1950-an. Pada saat itu terjadi migrasi spotan ke daearah tersebut, meraka di pekerjakan pada Perkebunan Kopi, Perkebunan Teh dan Perkebunan Damar milik belanda. Ketertarikan meraka terhadap pola kehidupan di daerah tersebut membuat mereka tidak mempunyai keinginan untuk pulang ke kampung halamannya. Kedatangan etnis Aceh dapat dikatakan tidak terstruktur dan bersifat spontan, hal ini disebabkan karena dalam adat Aceh dikenal adanya istilah perantauan. Konsep perantauan di kalangan orang Aceh memiliki beberapa perbedaan yang didasarkan pada tujuan untuk merantau. Interaksi sosial antara etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia berjalan dengan batas-batas norma, mereka hidup saling berdampingan dan terlihat harmonis. Saling bekerjasama baik dalam bidang mata pencaharian hidup, kesatuan hidup setempat, adat istiadat sehingga terjadi akulturasi budaya antar etnis, polapola interaksi yang terdapat nilai keharmonisan diterapkan tetap terpelihara sampai sekarang ini. Keragaman etnis yang ada di Kampung Puja Mulia merupakan suatu yang begitu istimewa, perbedaan etnis bukanlah suatu hal yang dapat menghalangi suatu hubungan yang damai, akan tetapi perbedaan diharapkan menjadi pendorong untuk saling mengisi kekurangan masing-masing kelompok maupun individu yang memilki latar belakang etnis, ekonomi, lingkungan, agama dan adat istiadat yang berbeda. Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisi data penelitian tersebut di atas, maka penulis merekomendasikan beberapa saran yaitu; Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah harus lebih memperhatiakan kehidupan serta interaksi sosial yang terjadi di Kampung Puja Mulia yang memiliki keberagaman etnis yang berbeda, untuk mencegah dan menghindari terjadinya interaksi sosial yang bersifat negatif. Selain dari pada itu pemerintah harus menjalin hubungan kerjasama dengan masyarakat Kampung Puja Mulia dalam hubungan interaksi agar Kampung Puja Mulia dapat menjadi contoh bagi kampung lain yang menerima transmigran yang mampu hidup berdampingan dengan beragam etnis yang hidup pada satu wilayah. Bagi masyarakat Kampung Puja Mulia baik itu etnis Jawa, Aceh,Gayo dan etnis lainnya diharapkan dapat terus membangun interaksi sosial yang harmonis serta dapat menjalin kerjasama diberbagai bidang antar sesama masyarakat di Kampung Puja Mulia. Bagi dunia pendidikan diharapkan dapat melakukan studi penelitian mengenai hubungan interaksi masyarakat antar etnis Jawa, Aceh dan Gayo di Kampung Puja Mulia secara lebih mendalam, serta menjadikan kajian ini sebagai bahan dan informasi tambahan yang dapat menambah wawasan dalam meneliti kehidupan sosial masyarakat di daerah tertentu. Penelitian ini belum komprehensif, sebab hanya menekankan pada interaksi sosial antar etnis di berbagai bidang dalam masyarakat Kampung Puja Mulia, oleh karena itu untuk kebutuhan penelitian berikutnya. Bagi yang berminat meneliti permasalahan serupa diharapkan dapat mengkaji lebih luas dan kompleks agar data dan fakta yang di peroleh maksimal. Maleong, Lexy (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mayasari. 2014. Perkembangan Etnis Minangkabau di Banda Aceh: skripsi Universitas Syiah Kuala. DAFTAR PUSTAKA Djufri. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: FKIP Unsyiah. Philipus Ng, 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Gunawan, Imam. 2014. Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi aksara. Sagita, Nanda Winar. 2016. Konflik antara Etnis Pendatang di Tanoh Gayo ( Interaksi sosial antara Etnis Jawa dan Etnis Aceh di Kampung Gayo Murni Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah, 19822015). Banda Aceh: Skripsi Universitas Syiah Kuala. Hidayah, Z. 1996. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: LP3ES. Soekanto, Soejono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. Husin, T. A. Hasan. 1980. Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Gayo di Aceh Tengah. Banda Aceh: Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Fitri, Nurul.2014. Perkembangan Pemukiman Transmigrasi di Kecamatan Jagong Jeget: Skripsi Universitas Syiah Kuala. Humaira, Sitti.2006. Perubahan Pola Interaksi Sosial Masyarakat Kecamatan Syiah Kuala Pasca Gempa Dan Gelombang Tsunami. Banda Aceh. Skripsi Universitas Syiah Kuala. Suyono, Dendi. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi ke Empat. Jakarta: PT Gramedia pustaka utaman. Sztompka, Piotr. Perubahan Prenada. 2008. Sosial. Sosiologi Jakarta. Isnainik, Tria. 2016. Komunitas Madura di Desa Pantan Damar Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah tahun 1984-2015. Banda Aceh: Skripsi Universitas Syiah Kuala. Wibowo, Agus Budi, Dkk. 2012. Akulturasi Budaya Aceh Pada Masyarakat Jawa di Kota Langsa. Banda Aceh: Balai pelestarian nilai budaya. Khasiluddin. 2012. Kopi dan kehidupan sosial budaya masyarakat Gayo. Banda Aceh: BNPB Banda Aceh. Yunida, Sutri.2015. Perkembangan dan Interaksi Etnis Tionghoa di Kota Blang Pidie 1900-2014. Banda Aceh: Skripsi Universitas Syiah Kuala. Kuntowijoyo, 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yokyakarta: Yayasan bentang budaya. Sumber lain: Ananta, Aris. https://id.m.wikipedia. Data Sensus BPS 2010.(diunduh pada 01 November 2016). http://kompasiana.com/09-06-2011/Relasisosial-suku-Gayo-dengan-sukupendatang.html (diakses pada tanggal 10-12-2015). https://id.m.wikipedia.org. Sejarah transmigrasi di Indonesia. (diunduhpada01 November 2016). Daftar Informan 1. Nama : Win Jumaren Umur : 40 tahun Peran : Reje Kampung Puja Mulia 2014-2019 Etnis : Jawa :M. Yusuf : 50 tahun : Kepala Dusun Sentosa : Aceh 8. Nama Umur Peran Etnis :Tarmizi : 50 tahun : Ketua KMAP :Aceh 9. Nama Umur Peran Etnis :Samidi : 40 tahun : Anggota KMAP :Aceh Puja Puja Puja 11. Nama :Cut Armila Umur : 40 tahun Peran : warga Kampung Mulia Etnis : Aceh Puja Puja 12. Nama :Siti Zahara Umur : 46 tahun Peran : warga Kampung Mulia Etnis : Gayo Puja Kampung 13. Nama :Abd. Gani Umur : 64 tahun Peran : warga Kampung Mulia Etnis : Gayo 3. Nama : Sarengat Umur : 65 tahun Peran : Petue Kampung Mulia Etnis : Jawa 4. Nama : Jemelah Umur : 50 tahun Peran : Petue Kampung Mulia Etnis : Gayo 6. Nama : Mujiono Umur : 50 tahun 7. Nama Umur Peran Etnis 10. Nama :Fatimah Sami Umur : 90tahun Peran : warga Kampung Mulia Etnis : Aceh 2. Nama : Sudirman Umur : 48 tahun Peran : Sekretaris Kampung Puja Mulia 2014-2019 Etnis : Gayo 5. Nama : Ponimin Umur : 55 tahun Peran : Imem/Imam Puja Mulia Etnis : Jawa Peran : ketua pemuda Kampung Puja Mulia/kepala Dusun Wijaya Etnis : Jawa 14. Nama Umur Peran Etnis :ElFikri : 40 tahun : Kepala Dusun Al-Falah : Gayo 15. Nama :Sudarko Umur : 45 tahun Peran : Kepala Sama Etnis :Jawa Dusun Mulya Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 44 - 44