fungsi sosial alat musik gamelan dan ensambel gong

advertisement
FUNGSI SOSIAL ALAT MUSIK GAMELAN DAN ENSAMBEL GONG
95
FUNGSI SOSIAL
ALAT MUSIK GAMELAN
DAN ENSAMBEL GONG
VIDEO CD
VCD 2:
track 21 Gong kematian, Mamasa, Sulsel;
track 22 Upacara “pengobatan” Beliatn, Dayak Benuaq, Kaltim;
track 23 Wayang Kulit, Indramayu;
track 24 Genderang Sisibah, Pakpak, Sumut;
track 25 Gondang Sabangunan, Batak Toba, Sumut;
track 26 Tari Topeng, Cirebon;
track 27 Tari Gabor, Bali;
track 28 Likurai, NTT;
track 29 Gendang Beleq, Lombok;
track 30 Upacara Ngaben, Bali
Ensambel dengan gong sering
menyertai atau menjadi bagian
dari upacara keluarga, masyarakat, kerajaan, dan keagamaan.
Ensambel itu juga berfungsi untuk
hiburan. Misalnya, mengiringi
upacara perkawinan, sunatan,
kematian, seremonial, arak-arakan, tarian, teater, dan lain-lain.
Di Indonesia, selain dikenal
sebagai alat musik, gong juga sering dianggap sebagai benda berharga yang berfungsi sebagai
harta, mas kawin, pusaka, lambang status pemilik, perangkat
upacara, dan lain sebagainya.
Pada beberapa masyarakat, jum-
Gbr. 8.1: Pada masyarakat Bunaq di Ekin, Timor
Barat, gong dibunyikan untuk mengundang warga
berkumpul dan bekerja sama untuk membuat atap
rumah adat
96
GONG
Gbr. 8.2: Menari dengan gong di pundak, masyarakat Kantuk, Kab. Sintang, Kalimantan Barat
lah gong seringkali lebih penting daripada nada gong. Yang penting
dalam konteks itu adalah gong sebagai simbol, sedangkan nilai musikalitasnya nomor dua. Gong dianggap sebagai unsur ritual atau
sebagai lambang harta benda. Sekalipun gong pecah hingga tidak dapat
mengeluarkan suara yang baik, keberadaannya tetap dianggap penting
sebab, yang paling utama, bukan bunyi melainkan makna simbolis.
Fungsi gong atau ensambel dengan gong juga bisa sebagai tanda
atau sarana komunikasi antarwarga. Di beberapa tempat di Indonesia,
gong sering dibunyikan sebagai pertanda adanya tamu yang hadir dalam suatu perhelatan pesta. Selain itu, gong juga berfungsi sebagai
himbauan mengajak warga berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan bersama, atau juga pemberitahuan kepada khalayak ramai tentang
adanya sebuah peristiwa yang sedang atau akan terjadi di suatu desa.
Di Jawa, gamelan tidak biasa dimainkan untuk upacara kematian, kecuali pada upacara kematian keluarga keraton/keluarga raja,
dan juga keluarga seniman1. Sementara di daerah lain, ensambel dengan gong bisa dimainkan untuk upacara kematian sekaligus untuk
Ada beberapa repertoar gendhing untuk upacara kematian atau yang sejenisnya, seperti:
Pamegatsih, Layu-layu, Yitma, dan sebagainya. Terdapat juga rekaman komersial (tahun 70an) untuk gendhing-gendhing kematian.
1
FUNGSI SOSIAL ALAT MUSIK GAMELAN DAN ENSAMBEL GONG
97
hiburan. Satu hal yang perlu diingatkan adalah konteks upacara dan
hiburan seringkali bukan sesuatu yang saling bertolak belakang. Pada
suatu upacara ritual juga seringkali ada unsur pertunjukan yang
menghibur. Sama seperti dalam teater yang serius, yang seringkali
disisipi adegan lawak.
Perubahan teknologi dan komunikasi yang semakin intens, memungkinkan ensambel dengan gong juga dapat didengar lewat media
radio, TV, kaset, dan lain-lain.
Berikut ini, kita akan melihat beberapa fungsi ensambel dengan
gong di berbagai tempat di Indonesia. Selain catatan ini, masih banyak
fungsi yang belum sempat disinggung di sini. Bagaimana dengan di
tempat Anda? Apakah berbeda atau mirip?
Musik Gong sebagai Koran Desa
Ada cerita dari seorang peneliti yang pernah merekam musik gong kematian di
Sumba. Pemain gong memang bersedia memainkan musik kematian sekalipun
tidak ada orang yang meninggal saat itu.
Namun usai membawakan musik kematian, pemain gong cepat-cepat
menambahkan satu lagu tarian yang sifatnya riang. Mereka menjelaskan bahwa
suara gong itu bisa terdengar sampai jauh. Kalau penduduk di desa tetangga
atau peladang yang sedang bekerja di bukit yang jauh sempat mendengar gong
kematian, mereka pasti akan cepat-cepat turun untuk melayat.
Jadi musik gembira itu sengaja dimainkan segera, agar mereka tidak perlu repot
turun ke desa. Musik riang jelas tidak mungkin dimainkan jika ada kematian di
desa.
8.1. Bali
Di Bali, gamelan dan ensambel lainnya yang melibatkan gong hadir di
mana-mana. Salah satu alasannya adalah kuatnya pengaruh agama
Hindu-Bali. Setiap desa memiliki beberapa pura (tempat ibadah). Masing-masing pura wajib melakukan sebuah upacara pura (odalan) sekali
dalam 30 minggu atau 210 hari. Pada upacara-upacara ini, musik, tari,
ataupun teater menjadi keharusan. Sebuah upacara tidak akan berhasil
kalau tidak melibatkan musik, tari, atau teater dengan tari di dalamnya.
Setiap kelompok masyarakat berkewajiban untuk membantu perayaan-perayaan di pura. Kewajiban itu bersifat religius dan sosial.
Bermain musik dan menari pada odalan adalah salah satu cara untuk
berpartisipasi. Mereka yang tidak ikut main dapat membantu merawat
alat musik, mengantarkan alat musik ke pura, memberikan makanan
kecil saat latihan, atau membuat kostum bagi para pemain. Tentu saja,
Gbr. 8.3: Gong Kebyar, di desa Pengosekan, Bali
98
GONG
FUNGSI SOSIAL ALAT MUSIK GAMELAN DAN ENSAMBEL GONG
99
ada juga kegiatan untuk odalan yang tidak berhubungan dengan gamelan, seperti merangkai bunga, membersihkan pura, menyediakan
makanan, dan sebagainya. Jika seseorang menolak untuk berpartisipasi,
maka bisa dianggap menolak atau dianggap bukan bagian dari masyarakat. Orang tersebut akan dianggap orang luar atau orang asing.
Tidak seluruhnya musik dan tari yang dipertunjukkan pada upacara-upacara di pura bersifat ritual keagamaan. Beberapa bagian dari
musik gamelan dan tari tersebut dapat juga dimainkan di luar pura,
sebagai hiburan, perlombaan gamelan, atau untuk kepentingan pariwisata.
Gamelan yang lazim ditampilkan dalam acara di pura adalah gamelan gong dan pelegongan atau semar pegulingan. Pada desa-desa
tertentu, ada gamelan gong gede. Selain gamelan itu, di Bali masih
terdapat beberapa jenis ensambel lain dengan gong, dan beberapa jenis
ensambel “gamelan tiruan”, tanpa gong dan bilahan logam. Di Bali
diperkirakan terdapat lima belas atau dua puluh jenis ensambel dengan
gong dan “ensambel yang mirip ensambel dengan gong”. Beberapa
ensambel dengan gong tersebut ada yang berfungsi untuk mengiringi
upacara kematian. Ensambel seperti ini tidak dianggap sebagai musik
hiburan. Beberapa ensambel lainnya dipakai untuk mengiringi pertunjukan teater atau tari-tarian.
8.2. Jawa Tengah
Di Jawa Tengah, ensambel besar yang melibatkan gong adalah gamelan
milik keraton di Yogyakarta dan di Surakarta (Solo). Namun ada pejabat, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, serta pencinta
musik yang memiliki gamelan sendiri.
Sebetulnya, ada beberapa macam ensambel yang disebut gamelan
di keraton, sekalipun tidak seperti di Bali yang begitu kaya akan jenis
gamelan dan ensambel lainnya. Ada beberapa gamelan kecil yang sangat tua disebut Gamelan Munggang, Gamelan Kodhok Ngorek, dan
Gamelan Carabalen. Gamelan-gamelan itu terdiri dari beberapa alat
musik saja. Ensambel tua itu biasanya dimainkan untuk upacara kebesaran di dalam keraton. Ada juga suatu gamelan besar dengan alatalat musik yang sangat besar, dimainkan hanya selama satu minggu
setiap tahunnya. Gamelan yang dimainkan untuk menyambut perayaan kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. ini disebut gamelan sekati (atau
sekaten). Gamelan ini, konon diciptakan pada abad ke-16 oleh Wali
Songo (Sembilan Wali) sebagai sarana untuk menarik perhatian orang
banyak pada agama Islam.
Gamelan standar yang dimiliki oleh masyarakat umum biasa dise-
100 G O N G
but perangkat gamelan ageng, atau cukup disebut gamelan Jawa atau
gamelan (biasa) saja.
Di dalam keraton, gamelan “standar” ini dimainkan secara berkala
sebagai hiburan bagi para bangsawan (sekalipun mereka tidak selalu
hadir di sana). Pertunjukan-pertunjukan seperti ini sering diudarakan
lewat acara radio. Di luar keraton, gamelan mengiringi teater wayang
kulit, wayang orang, dan kethoprak, yang bisa ditonton langsung atau
ditonton lewat acara televisi. Musik dan tari dengan iringan gamelan
sering dipertunjukkan pada pesta perkawinan dan sunatan. Dahulu—
juga sekarang, sekalipun agak berkurang—banyak penggemar musik
gamelan yang mampu mengadakan pertunjukan-pertunjukan di rumah sendiri (klenengan) untuk menghibur diri mereka, teman-teman,
atau tamu-tamu mereka.
Sekarang ini, gamelan masih dianggap sebagai satu tanda identitas
Jawa. Jika seseorang mampu menari dengan iringan gamelan atau
mampu memainkan musik gamelan, hal ini dianggap sebagai suatu
penghargaan terhadap tradisi. Di perkampungan di wilayah perkotaan, bisa dijumpai kelompok-kelompok gamelan amatir yang rutin bertemu sekali atau dua kali seminggu untuk belajar.
Gbr. 8.4: Pertunjukan wayang kulit
FUNGSI SOSIAL ALAT MUSIK GAMELAN DAN ENSAMBEL GONG 101
Di desa-desa, pertunjukan kesenian yang melibatkan gamelan banyak ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti wayang, tari, kethoprak, tayuban, dan sebagainya. Pertunjukan tersebut biasanya diadakan
dalam rangka perayaan-perayaan tahunan bersih desa, pesta-pesta
pernikahan dan sunatan, perayaan 17 Agustus, dan sebagainya.
8.3. Minangkabau
Pada masyarakat Minangkabau, ensambel talempong biasanya digunakan pada upacara-upacara adat dan pesta-pesta rakyat. Talempong
pacik, secara khusus juga digunakan sebagai tanda pemberitahuan akan
adanya acara gotong royong, misalnya membuat jalan, membuat
saluran air utama ke sawah-sawah, membersihkan balai adat,
membersihkan selokan dalam kampung, dan sebagainya. Adapun
talempong duduak digunakan untuk memeriahkan upacara perkawinan,
dan mengisi waktu senggang bagi kaum wanita. Biasanya dimainkan
di dalam rumah atau di beranda.
Ensambel talempong pacik (yang biasanya dimainkan laki-laki—
tetapi lihat gambar 8.5!— berbeda dengan talempong duduak yang
biasanya dimainkan perempuan) sangat populer bagi masyarakat
Minangkabau. Suatu upacara dan kegiatan tertentu, tanpa kehadiran
talempong pacik, dianggap belum lengkap. Dalam upacara perkawinan, penjemputan mempelai yang tidak diarak dengan ensambel talempong pacik akan menimbulkan tanda tanya bagi masyarakat. Karena
Gbr. 8.5: Talempong Pacik Minangkabau, Sumatera Barat
102 G O N G
kadang-kadang hal itu memang terjadi apabila ada kemalangan (kematian) menimpa salah satu keluarga mempelai.
Ensambel talempong pacik juga digunakan sebagai musik pengiring
tari, seperti: tari piring, tari galombang, pencak silat, dan beberapa tari
tradisi lainnya. Selain itu, ensambel itu juga digunakan dalam pertunjukan teater rakyat atau teater tradisional yang disebut randai.
Talempong digunakan sebagai musik arak-arakan untuk mengantar
pemain teater ke tempat pertunjukan, juga mengiringi adegan dalam
cerita yang dilakonkan.
Walaupun tidak bisa diarak, talempong duduak juga sering digunakan masyarakat untuk memeriahkan beberapa kegiatan yang berkaitan
dengan adat, pesta atau upacara keluarga. Talempong duduak dimainkan untuk memeriahkan kegiatan seperti pesta perkawinan, sunat rasul,
pesta selesai panen padi, dan sebagainya.
Pada perkembangan terakhir, para musisi (seniman) talempong
duduak telah berhasil mengangkat musik ini untuk mengiringi taritari kreasi baru Minangkabau. Namun pada dasarnya talempong
duduak tidak digunakan untuk musik iringan tari.
8.4. Jawa Barat
Di Sunda, Jawa Barat, gamelan degung dahulu tumbuh di pendopo
Kabupaten dan hingga sekarang masih membawa suasana keningratan.
Kini, gamelan degung biasa disajikan pada acara-acara yang bersifat
sekuler seperti: upacara pernikahan, sunatan, peresmian gedung baru,
memperingati hari-hari besar nasional, dan lain-lain.
Di antara acara-acara sekuler tersebut, gamelan degung paling
sering dipentaskan dalam acara pernikahan. Dalam acara pernikahan,
degung berfungsi untuk menciptakan suasana pesta pernikahan agar
terasa meriah. Degung dimainkan pada saat para tamu undangan
menikmati suguhan makan. Selain itu degung juga digunakan untuk
mengiringi acara saat menjemput rombongan pengantin laki-laki. Pada
acara hiburan, degung kadang-kadang digunakan untuk mengiringi
tari, apabila di sana ditampilkan pula tari-tarian.
Selain itu ada beberapa ensambel Sunda lainnya yang melibatkan
gong, seperti: kliningan, ensambel jaipongan, dan gamelan ajeng. Kliningan biasanya mengiringi teater wayang golek dan juga membawakan
gending-gending tanpa tarian atau wayang; jaipongan mengiringi tari
jaipong; dan gamelan ajeng dulu mengiringi pertunjukan wayang kulit
dengan dialek Betawi dan Sunda, di samping perayaan-perayaan desa
lainnya.
FUNGSI SOSIAL ALAT MUSIK GAMELAN DAN ENSAMBEL GONG 103
8.5. Kalimantan, Sulawesi, NTT
Di lingkungan masyarakat Dayak Benuaq2, Kalimantan Timur, ensambel dengan gong dimiliki secara pribadi. Bila terdapat upacara yang
menggunakan gong, beberapa gong milik pribadi tersebut dikumpulkan. Gong-gong itu dipilih dan dipertimbangkan kualitas dan larasnya (tuning), yang memungkinkan gong-gong tersebut dapat disatukan
dalam sebuah ensambel. Ensambel dengan gong biasanya digunakan
pada upacara-upacara penting, seperti upacara yang berhubungan
dengan pengobatan dan kematian.
Di masyarakat Kayan Mendalam, di Kalimantan Barat, musik
tradisional biasa dimainkan dalam dua konteks utama: (a) untuk mengiringi tarian sebagai bagian dari upacara ritual atau sebagai hiburan
dalam pesta-pesta rakyat dan keluarga; dan (b) tanpa tarian, dalam
suasana yang akrab dan tidak resmi. Untuk pertunjukan-pertunjukan
yang bersifat ritual, tarian biasanya diiringi dengan nyanyian kelompok
atau dengan ensambel dengan gong dan gendang.
Di beberapa tempat lain, seperti di Sumba dan di Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), ensambel dengan gong bisa dimainkan untuk
Gbr. 8.6: Upacara pengobatan, masyarakat Benuaq di Pondok Labu, Kalimantan [Kentangan (depan),
dan sebagian dari geniqng (belakang)]
2
Masyarakat Benuaq adalah orang-orang Barito yang tinggal terutama di sekitar Danau Jempang
di daerah aliran sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
104 G O N G
upacara perkawinan atau hiburan, sekaligus untuk upacara kematian. Perbedaannya bukan
pada ensambelnya, melainkan
pada pilihan lagu, juga tempo.
Ensambel gong waning di Flores,
meko di Rote, dan leku sene di Timor
mengiringi tarian solo atau kadang-kadang beberapa orang
yang menari bersamaan tetapi
tanpa saling memperhatikan, sehingga seolah ada beberapa tarian
solo yang dilaksanakan sekaligus.
Gbr. 8.7: Beberapa ibu sedang membawa gong ke
tempat perayaan desa di Kepulauan Aru, Maluku
Gbr. 8.8: Gong yang terkumpul, sebelum dimainkan dalam suatu upacara desa di kepulauan Aru, Maluku
FUNGSI SOSIAL ALAT MUSIK GAMELAN DAN ENSAMBEL GONG 105
Gbr. 8.9: Bali: memberi sesaji, sebelum pertunjukan dimulai
Pada masyarakat Indonesia, gong seringkali
mendapat perlakuan khusus. Gong bukan sekedar
alat musik, melainkan juga dianggap sebagai benda
berharga yang berfungsi sebagai harta pusaka,
atau lambang status pemiliknya. Gong sering pula
berfungsi sebagai perkakas upacara (adat, tradisi,
keagamaan, atau kepercayaan) dan sebagai sarana
komunikasi
Gbr. 8.10: Ruwatan Sukerto
Keraton, Ngayogyakarta Hadiningrat
Gbr 8.11: Gong baru, Kyai Sura, dalam perangkat Gamelan
Sekaten milik Kraton Kasunanan Surakarta, sedang disucikan
dengan air kembang setaman
106 G O N G
Download