PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA (Prosocial Behavior Among Student) Eva Nuari Lensus Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perilaku prososial pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Psikologi Pendidikan & Bimbingan IKIP PGRI Semarang memiliki perilaku prososial yang tinggi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 292 mahasiswa Fakultas Psikologi Pendidikan & Bimbingan IKIP PGRI Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik incidental sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Perilaku Prososial. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu menghitung mean (rata-rata) dan prosentase dari perilaku prososial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perilaku prososial pada kategori sedang dengan Mean Empirik 50,69 yang berarti bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Pendidikan & Bimbingan IKIP PGRI Semarang cukup dapat menunjukkan kesediaan untuk memberikan bantuan kepada orang lain. Kata Kunci : perilaku prososial pada mahasiswa Abstract This study aimed to empirically examine prosocial behavior in students. Subjects in this study were 292 students Faculty of Psychology of Education & Guidance Teachers' Training College IKIP PGRI Semarang. The hypothesis of this study is prosocial behavior of the sample student of the Faculty of Psychology of Education & Guidance Teachers' Training College IKIP PGRI Semarang is high. This study used an incidental sampling technique. This research data was collected using Prosocial behavior Scale. Data analysis used descriptive analysis techniques, which calculate the mean and percentage of prosocial behavior. The results showed that prosocial behavior was in average level with ME 50,69 which means that the students of the Faculty of Psychology of Education & Guidance Teachers' Training College PGRI Semarang enough to demonstrate a willingness to provide help another persons. Key words: prosocial behavior in student 251 Pendahuluan Perilaku dan media sosial yang lain. Dalam penelitian yang prososial tidak akan lepas dari dilakukan terhadap para mahasiswa dan mahasiswi manusia dalam di pengguna ponsel itu, sikap kurang peduli terhadap masyarakat. Proses interaksi manusia ini tidak lingkungan sosial terlihat ketika para partisipan lepas dari perbuatan tolong-menolong, begitu juga diminta untuk membantu menyelesaikan soal. seorang mahasiswa di lingkungan kampus. Pada Kebanyakan merasa enggan membantu meski tahu kehidupan sehari-hari, seseorang yang dikatakan jawabannya. kehidupan interaksinya mandiri dan pintar, pada suatu saat pasti akan membutuhkan pertolongan atau bantuan dari orang lain. Selain itu, terdapat kasus yang dialami oleh bangsa kita sendiri yang diungkapkan dalam artikel Galih Irawan, 30 April 2012 menyatakan bahwa Oleh karena itu, salah satu bentuk dorongan karakter mahasiswa cenderung egois, mahasiswa untuk berinteraksi dengan individu lain adalah lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada perilaku saling tolong-menolong, berbagi dan kepentingan peduli. 237) mahasiswa menganggap teman yang lain sebagai menyatakan bahwa perilaku prososial sebagai pesaing yang harus “dikalahkan”. Dikalahkan tindakan sukarela dengan mengambil tanggung dalam hal ini ialah ilmu, dan yang sering dilakukan jawab menyejahterakan orang lain. Tindakan yaitu mahasiswa enggan berbagi ilmu dengan sukarela tersebut penting karena secara langsung mahasiswa lain. Akibatnya yang timbul adalah memengaruhi individu dan kelompok sosial secara persaingan yang tidak sehat (Galih, 2012). Staub keseluruhan, (dalam dalam menghilangkan Desmita, situasi 2012: interaksi kecurigaan, akan menghasilkan perdamaian, dan meningkatkan toleransi hidup terhadap sesama, keuntungan bagi meskipun diri tidak individu membawa si pemberi pertolongan. bersama. Seringkali seorang Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Semarang, diketahui bahwa mahasiswa menyadari sebagai makhluk sosial yang membutuhkan pertolongan dan kehadiran orang lain. Namun, mahasiswa mengaku Berdasarkan contoh kasus baru-baru ini pada lebih sering berkumpul dengan sahabat masing- artikel yang dimuat oleh Lusia di Kompas pada masing dan berteman sesuai dengan daerah asal. hari Rabu, 29 Februari 2012 menyatakan bahwa Selain itu, mahasiswa mengaku sulit untuk remaja saat ini lebih berkarakter egois dengan memberikan lingkungan mengikuti mahasiswa yang lain karena berbagai alasan. perkembangan jaman yang canggih, yaitu ponsel Alasannya yaitu merasa tidak mengenal baik, atau sekitar karena telah bantuan secara langsung pada 252 bukan sahabat sendiri, serta mahasiswa yang sosial budaya yang berbeda pula. Kesediaan untuk memang sedang sibuk dan merasa tidak ada timbal menunjukkan perilaku prososial dapat menjadikan balik. Mahasiswa mengaku lebih berhati-hati hubungan yang terjalin antara mahasiswa dengan dalam lingkungan menjadi terjaga. bertindak, apalagi bagi mahasiswa pendatang karena tidak ingin hanya dimanfaatkan. Menurut Rushton (dalam Sears, Fredman, dan Mahasiswa juga lebih senang bekerja sendiri dan Peplau, 1985: 47) perilaku prososial adalah tidak berkenan bermurah hati dalam hal materi. perilaku yang berkisar dari tindakan altruisme yang Dalam mempertahankan kelangsungan hidup di tidak mementingkan diri sendiri atau tanpa pamrih lingkungan kampus, mahasiswa harus bekerjasama sampai tindakan menolong yang sepenuhnya di dan berinteraksi dengan baik terhadap individu lain motivasi oleh kepentingan diri sendiri. Perilaku serta lingkungannya. prososial mencakup kategori yang lebih luas Dalam psikologi, perilaku manusia adalah meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan obyek kajiannya. Perilaku yang sering terlihat di atau direncanakan untuk menolong orang lain sekitar lingkungan masyarakat adalah perilaku tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. prososial. Perilaku Manusia sebagai makhluk sosial, prososial lebih dimaksudkan untuk seharusnya bukan hanya mengedepankan ego akan membantu orang lain, agar individu yang mendapat tetapi dan pertolongan menjadi lebih baik dari keadaan kepentingan orang lain. Dalam kehidupan sehari- sebelumnya. Mahasiswa sebagai insan intelek hari, manusia tidak bisa lepas dari tolong diharapkan dapat menunjukkan perilaku prososial menolong. Setinggi apapun kemandirian seseorang, ketika pada saat-saat tertentu dia akan membutuhkan pertolongan. juga memperhatikan kebutuhan orang lain. Selain itu, perilaku prososial juga diartikan sebagai perilaku yang memberi ada orang lain yang membutuhkan Menurut Sears, dkk (1985: 61-69) terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perilaku konsekuensi positif pada orang lain (Faturochman, prososial, salah satunya adalah suasana hati 2006:73-74). Perilaku prososial sangat dibutuhkan (mood). Ada sejumlah bukti bahwa orang lebih dalam dalam terdorong untuk memberikan bantuan bila mereka mekanisme kehidupan bersama, prososial berperan berada dalam suasana hati yang baik. Suasana hati kehidupan sehari-hari, karena menyeimbangkan kehidupan bersama (Nashori, yang baik mendorong individu dalam memberikan 2008: 38-39). Setiap mahasiswa yang melanjutkan bantuan kepada orang lain dikarenakan adanya studi di universitas bukan hanya memiliki masalah perasaan bahagia, gembira, ataupun senang yang yang berbeda, tetapi juga memiliki latar belakang ada dalam diri individu, sehingga dengan 253 mudahnya individu akan memberikan bantuan Hudaniah (2001: 87) perilaku prososial adalah kepada orang lain yang membutuhkan. segala Kenyataannya, mahasiswa masih saja menunjukkan kurangnya perilaku prososial yang bentuk perilaku yang memberikan konsekwensi positif bagi si penerima, baik dalam bentuk materi, fisik ataupun psikologis tetapi tidak kepedulian memiliki keuntungan yang jelas bagi pemiliknya. terhadap kesulitan yang dialami oleh orang lain di Menurut Nashori (2008: 38) perilaku prososial lingkungan. Berdasarkan pada perumusan masalah meliputi semua bentuk tindakan yag dilakukan atau yang telah di jelaskan di atas, maka peneliti tertarik direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa ditunjukkan dengan kurangnya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara memperdulikan motif-motif tentang perilaku si penolong. suasana hati dengan perilaku prososial pada Pandangan prososial juga mahasiswa? diungkapkan oleh Faturochman (2006: 74) yakni sebagai perilaku yang memiliki konsekuensi positif Perilaku Prososial Menurut pada orang lain, bentuk yang paling jelas ialah Mahmudah (2010: 86) perilaku perilaku menolong. Lebih lanjut Desmita (2012: prososial mencakup kategori yang lebih luas lagi. 237) mendefinisikan perilaku prososial sebagai Perilaku prososial adalah perilaku yang mencakup tingkah segala bentuk tindakan yang dilakukan atau menguntungkan atau membuat kondisi fisik atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa psikis orang lain lebih baik, yang dilakukan atas memperdulikan motif-motif si penolong. Menurut dasar sukarela tanpa mengharapkan rewards pendapat Baron & Byrne (2005: 92) tingkah laku eksternal. prososial adalah segala tindakan apapun yang menguntungkan lain tanpa sosial yang positif yang Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa harus perilaku prososial adalah perilaku yang mencakup menyediakan suatu keuntungan langsung pada segala bentuk tindakan yang dilakukan atau orang yang melakukan tindakan tersebut, dan direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa bahkan memperdulikan motif-motif si penolong demi mungkin orang laku mengandung derajat risiko tertentu bagi yang menolong. Kartono dan Gulo (2003: 380) menyatakan bahwa perilaku prososial adalah suatu perilaku sosial yang menguntungkan, dimana didalamnya terdapat unsur-unsur kebersamaan, kerjasama, menjalin hubungan dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar. Menurut Kartono dan Gulo (2003: 380), perilaku prososial adalah suatu perilaku sosial atau perilaku menolong yang menguntungkan, dimana kooperatif, dan altruisme. Menurut Dayakisni dan 254 di dalamnya terdapat beberapa aspek-aspek, antara 14,5. Mean Empirik variabel perilaku prososial lain: pada area (-) 1SD hingga (+) 1SD. Hal ini a. Kebersamaan mengindikasikan bahwa perilaku prososial pada b. Kerjasama kategori sedang, bahwa mahasiswa cukup dapat c. Kooperatif menunjukkan d. Altruisme bantuan Steinberg, dkk (2011: 304) menyatakan bahwa aspek dari perilaku prososial, antara lain: kepada orang untuk lain memberikan yang sedang membutuhkan bantuan. Bartal a. Berbagi kesediaan (dalam Desmita, 2012: 249-252) menyatakan bahwa perilaku prososial dipengaruhi b. Bekerja sama oleh beberapa faktor, salah satunya adalah suasana c. Menolong hati. Suasana hati yang baik mendorong individu d. Menghibur Berdasarkan dalam memberikan bantuan kepada orang lain. uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang terdapat pada perilaku perilaku prososial antara lain, menolong, berbagi, kerjasama, berderma Menurut Mahmudah (2010: 86) perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas lagi. Perilaku prososial adalah perilaku yang mencakup segala bentuk tindakan yang dilakukan atau (menyumbang), peduli, dan kejujuran. direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik incidental sampling. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Perilaku Prososial. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu menghitung mean (rata-rata) dan prosentase memperdulikan motif-motif si penolong. Perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. Perilaku prososial lebih dimaksudkan untuk membantu orang lain, agar individu yang mendapat pertolongan menjadi lebih baik dari keadaan dari perilaku prososial pada mahasiswa. sebelumnya. Mahasiswa sebagai insan intelek Hasil dan Pembahasan diharapkan dapat menunjukkan perilaku prososial Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel perilaku prososial diperoleh Mean ketika ada orang lain yang membutuhkan pertolongan. Empirik sebesar 50,69, Mean Hipotetiknya sebesar 43,5 dan Standar Deviasi Hipotetiknya sebesar 255 Kartono dan Gulo (2003: 380) menyatakan apabila dapat ditunjukkan oleh individu dalam bahwa perilaku prososial adalah suatu perilaku suatu interaksi sosial akan dapat menunjang proses sosial yang menguntungkan, dimana didalamnya sosialisasi yang dilakukan, sehingga tercapai terdapat unsur-unsur kebersamaan, kerjasama, keharmonisan kooperatif, dan altruisme. Perilaku prososial pada dilakukan mahasiswa akan dapat menjadikan mahasiswa bantuan tanpa mengharapkan imbalan tersebut bersedia memberikan bantuan ketika ada orang lain dapat semakin memperkuat hubungan sosial yang yang membutuhkan tanpa harus mengharapkan ditunjukkan individu terhadap orang lain dalam umpan balik dari orang yang ditolongnya. lingkungan sosial. Eisenberg & Mussen, 1989 (dalam Dayaksini dan Hudaniah, 2001: 87) menyatakan bahwa dalam individu. hubungan Kesediaan sosial yang memberikan Simpulan Simpulan dari hasil penelitian ini adalah perilaku prososial tercermin dari aspek-aspek perilaku menolong, sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa berbagi, kerjasama, berderma prososial kategori cukup prososial tidak hanya terlihat dari kesediaan memberikan bantuan langsung kepada orang lain memberikan bantuan langsung kepada orang yang yang membutuhkan, melainkan juga dapat berupa Mahasiswa bekerjasama dengan mahasiswa yang lain serta perbedaan kesediaan untuk saling berbagi mengenai perasaan memberikan yang sedang dirasakan oleh orang lain. Individu melihat latar belakang ataupun imbalan. akan bersedia mendengarkan setiap keluh kesah Daftar Pustaka yang dirasakan oleh orang lain sebagai bentuk Baron and Byrne. 2005. Psikologi Sosial 1. Alih Bahasa: Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga. Perilaku prososial yang ditunjukkan individu juga dapat berupa kejujuran yang ditunjukkan kepada orang lain yang meminta pendapat mengenai dirinya. Kejujuran yang ditunjukkan ketika ada orang lain yang meminta pendapat mengenai dirinya akan dapat membantu dalam menunjukkan pada (menyumbang), peduli, dan kejujuran. Perilaku perilaku prososialnya. dapat mahasiswa sedang juga yang kesediaan membutuhkan mampu ada bantuan untuk pertolongan. mengesampingkan dan tergerak untuk secara langsung tanpa Dayakisni, T., dan Hudaniah. 2001. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Faturochman. 2006. Pengantar psikologi Sosial. Yogyakarta: Pinus. proses evaluasi yang dilakukan orang tersebut. Masing-masing aspek dalam perilaku prososial 256 Galih, Irawan. 2012. Karakter “Sang Pemegang Tongkat Estafet” Bangsa. Blog.djarumbeasiswaplus.org. diakses pada tanggal 9 Mei 2012. Kartono, K. & Gulo. 2003. Kamus Psikologi. Bandung: PT Eresco. Mahmudah, Siti. 2010. Psikologi Sosial Sebuah Pengantar. Malang: UIN-Maliki Press. Nashori, Fuad. 2008. Psikologi Sosial Islami. Bandung: PT. Refika Aditama. Sears, D.O, Fredman, J. L., dan Peplau, L.A. 1985. Psikologi Sosial. Edisi Kelima. Jilid 1. Alih Bahasa: Michael Adryanto. Jakarta: Erlangga. Steinberg, L., Bornstein, M. H., Vandell, D. L., dan Rook, K. S. 2011. Life Span Development. USA: Wadsworth Cengange Learning. http://books.google.co.id/books?id=Rayh9SosA IMC&pg=PA305&dq=type+of+prosocial+beha viors+are+helping,+sharing,+generosity,+donati ng&hl=id&sa=X&ei=MQGxULbNO8uIrAe474 H4BQ&ved=0CDwQ6AEwBTgU#v=onepage& q=type%20of%20prosocial%20behaviors%20ar e%20helping%2C%20sharing%2C%20generosi ty%2C%20donating&f=false. Diakses pada tanggal 28 Mei 2013. 257