Ringkasan Khotbah - 31 Mei`09

advertisement
Ringkasan Khotbah - 31 Mei'09
Hari Pentakosta (Kis 2:1-4)
Ev. Bakti Anugrah
Sebelum peristiwa turunnya Roh Kudus itu terjadi, selama 10 hari setelah kenaikan Kristus ke
Sorga, semua orang termasuk para rasul yang sudah diberikan perintah untuk mengabarkan
Injil hingga ke ujung bumi dengan kuasa dari Roh Kudus, tidak terlalu cepat pergi
menjalankannya. Tetapi mereka berdiam diri lebih dulu, bertekun dalam doa bersama-sama
(Kis 1:14). Ini menjadi contoh dan prinsip bagi kita. Prinsip bahwa setiap orang yang mau
dipakai oleh Tuhan, wajib berdiam diri lebih dulu sebelum memulai pelayanan, wajib untuk
merendahkan diri, dan belajar baik-baik kebenaran firman Tuhan terlebih dulu di hadapan
Tuhan sebelum “tampil” dalam pelayanan.
Hari untuk mengingat peristiwa Pentakosta, mungkin adalah hari yang tidak dianggap penting.
Tidak sepenting Natal atau Paskah. Sebenarnya baik Natal, Paskah, maupun Pentakosta itu
adalah momen yang sama-sama penting. Peristiwa turunnya Roh Kudus terjadi pada hari
Pentakosta seperti yang dicatat dalam ayat 1 ‘
ketika tiba hari Pentakosta
’. Hari apakah Pentakosta ini? Kita perlu memperhatikan bagian yang berkenaan dengan
Pentakosta ini dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, hari Pentakosta adalah hari
ke-50 yang dihitung setelah bangsa
Israel
merayakan Paskah pada tanggal pertama di bulan Abib (bulan ke-7 dalam penanggalan Ibrani
sebelum Masa Pembuangan). Pada hari keenam mereka melakukan Sabat lalu pada hari
ketujuh, mereka merayakan Paskah. Di hari ketujuh inilah yang menjadi hari pertama bagi
mereka – Hal ini berbeda dengan zaman kita sekarang ini dimana hari pertama bagi kita itu
adalah hari Senin sedangkan bagi mereka, orang Yahudi, hari Minggu adalah hari pertama –
Dari hari ketujuh, dimana mereka merayakan Paskah, itu dihitung sampai hari ke-49 ditambah
dengan satu hari Sabat maka itulah hari ke-50 sebagai hari Pentakosta. Paskah adalah hari
pembebasan bangsa
Israel
keluar dari Mesir menuju ke Tanah Perjanjian. Setelah berada di Tanah Perjanjian, Paskah
adalah momen persembahan atas hasil panen yang pertama kepada Tuhan. Paskah pada
zaman PL itu adalah masa penyabitan pertama dari hasil panen sampai pada masa penyabitan
terakhir di hari Pentakosta dan selanjutnya mempersembahkan seluruh hasil panen tersebut
kepada Tuhan dengan penuh sukacita dan hormat. Ini merupakan hari raya yang besar buat
orang Yahudi. Bukanlah suatu kebetulan jikalau Tuhan memakai tradisi ini untuk diubahkan,
dari yang semula sifatnya secara fisik yaitu masa panen/penuaian dari hasil gandum,dsb,
1/4
Ringkasan Khotbah - 31 Mei'09
menjadi bersifat secara rohani.. Hal tersebut adalah luar biasa dimana Tuhan dengan sengaja
memakai hari raya itu untuk diubah oleh-Nya menjadi hari raya yang bermakna besar dari
pekerjaan Kristus. Itulah mengapa kita beribadah pada hari Minggu sebab Paskah yaitu
kebangkitan Kristus terjadi pada hari pertama minggu itu. Pencurahan Roh Kudus juga terjadi
pada hari Minggu sehingga pada dua kali hari Minggu telah terjadi dua peristiwa yang besar.
Maka saat kita beribadah setiap hari Minggu, kita harus selalu mengingat bahwa pada hari
Minggu, kita dibebaskan dari dosa dan kuasa maut, sekaligus mengingat berdirinya gereja
Tuhan dengan turunnya Roh Kudus mengumpulkan semua orang dari segala bangsa yang
telah percaya.
Hari Pentakosta, hari pencurahan Roh Kudus, tidak terjadi pada hari biasa tetapi pada hari
yang paling ramai dimana hari itu dirayakan dengan pesta penuh ucapan syukur dan banyak
orang dari segala suku bangsa berkumpul di Yerusalem. Tuhan memakai waktu tersebut
supaya banyak orang yang ditarik datang dan percaya kepada Kristus melalui pemberitaan Injil
yang penuh kuasa dan 3.000 orang menjadi percaya sekaligus menjadi tuaian pertama. Bagi
bangsa Israel, hari Pentakosta itu juga mengingatkan mereka pada peristiwa terbunuhnya
3.000 orang sewaktu menerima 10 Hukum Allah di Gunung Sinai melalui Musa dimana mereka
mulai melupakan Musa dan membuat patung anak lembu emas untuk disembah. Hari turunnya
hukum menjadi hari yang penuh penghakiman tetapi saat Roh Kudus turun dan Injil diberitakan
menjadi hari yang membangkitkan/menghidupkan banyak orang sehingga hal ini menjadi tanda
perjanjian yang baru antara Allah dan umat-Nya.
Pada waktu hari Pentakosta itu mereka berada di Yerusalem. Yerusalem adalah kota yang
dipilih oleh Allah untuk menaruh nama-Nya dan telah dinubuatkan bahwa dari Yerusalem akan
muncul berita Injil yang menyebar kepada seluruh bangsa. Yerusalem adalah
kota
dimana banyak nabi-nabi Allah yang dibunuh bahkan Kristus yang datang dari Sorga ke bumi
sebagai manusia pun turut dibunuh. Tetapi justru di
kota
Yerusalem, Roh Kudus dinyatakan ditengah-tengah umat percaya yang berkumpul di
kota
ini. Hal tersebut menyatakan bahwa masih adanya umat pilihan Allah yang berada di
Yerusalem. Suatu
kota
diberkati oleh Tuhan atau tidak itu bukan hanya berdasarkan anugerah umum saja melainkan
masih adanya umat pilihan Allah di
kota
tersebut. Perhatikan apa yang terjadi dalam percakapan antara Abraham dengan Tuhan Allah
ketika Allah hendak memusnahkan
kota
Sodom
dan Gomora.
2/4
Ringkasan Khotbah - 31 Mei'09
Ketika mereka berkumpul di Yerusalem, mereka berkumpul di satu tempat dan menantikan Roh
Kudus bersama-sama dengan tekun dan sehati (in one accord). Sikap tersebut sangat berbeda
dengan waktu sebelum Tuhan Yesus mati dan bangkit. Sebelumnya sikap mereka sangat
duniawi karena terus berpikir dan berusaha untuk menjadi yang terbesar sedangkan kondisi
para murid sewaktu di Yerusalem untuk menantikan Roh Kudus turun, sudah dalam keadaan
‘hancur’ dan ‘lemah’ karena kehilangan Guru Agung mereka serta menantikan kuasa dari Roh
Kudus sehingga tidak disebutkan lagi adanya perselisihan diantara mereka. Terkadang
penindasan dan kesulitan yang terjadi dan dialami dalam hidup ini dapat mempersatukan kita.
Jikalau di tengah gereja itu tidak ada lagi perselisihan, tak ada kepentingan diri sendiri, sikap
ingin menonjolkan diri, dsb tetapi memikirkan bersama bagaimana pekerjaan Tuhan bisa
berkembang, maka Tuhan berkenan dan memberkati.
Selanjutnya dicatat bahwa Roh Kudus turun dalam tiupan angin keras. Dalam Yoh 3:3 Tuhan
Yesus mengatakan kepada Nikodemus bahwa orang yang dilahirbarukan oleh Roh Kudus itu
tidak diketahui datangnya darimana sebab Roh bergerak seperti angin yang bergerak kesana
kemari tak diketahui. Begitu pula dengan catatan dalam Yeh 37:9 tentang Nabi Yehezkiel yang
mendapat penglihatan mengenai tulang-tulang orang Israel yang berserakan lalu ada tiupan
angin keras yang menghidupkan melalui Roh-Nya. Dengan demikian hal itu menjadi suatu
pertanda bahwa waktu Roh Kudus memberikan tiupan angin keras, itulah pernyataan kuasa
dimana Dia memberikan hidup dan orang-orang Israel tentu mengingatnya kalau angin keras
tersebut bukanlah angin biasa. Roh itu memenuhi mereka bukan hanya di ruangan dimana
mereka berada melainkan di seluruh rumah dimana mereka duduk sehingga hal ini membuat
orang-orang seluruh
kota terkejut.
Tanda lain selain tiupan angin keras itu adalah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran.
Peristiwa ini merupakan penggenapan dari perkataan Yohanes Pembaptis sewaktu dia
mengatakan, ‘…kamu akan dibaptis oleh Roh Kudus dan api’. Api itu menjadi suatu tanda
kuasa Roh Kudus yang akan membakar mereka. Mereka mengingat api itu seperti api yang
menyala-nyala di atas Gunung Sinai, penglihatan berupa perbaraan yang menyala-nyala
kepada Nabi Yehezkiel tentang misi yang harus dikerjakannya (Yeh
1:13
), dan Nabi Yesaya yang melihat tahta Allah pada tahun matinya Raja Uzia lalu seorang
Serafim menyentuhkan bara di bibir Yesaya untuk menyucikannya (Yes 6). Maka Roh Kudus
yang turun seperti api itu untuk memurnikan, melelehkan hati yang keras, dan memisahkan
yang kudus dari yang tidak kudus. Roh Kudus itu juga, pada hari Pentakosta, yang menyalakan
hati mereka yang sungguh-sungguh mau melayani Tuhan dimana mereka dengan
sungguh-sungguh bertekun menantikan kuasa Tuhan.
Hari Pentakosta yang kita peringati saat ini bukanlah hari yang sembarangan karena di hari
Pentakosta 2.000 tahun yang lalu, Roh Kudus dicurahkan disertai dengan tanda yang besar
sehingga mereka penuh dengan Roh Kudus dan mereka berkata dalam bahasa-bahasa lain
3/4
Ringkasan Khotbah - 31 Mei'09
seperti bahasa yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka. Mereka dapat berbicara
bahasa-bahasa yang tidak pernah dipelajari sebelumnya dimana mereka adalah orang-orang
biasa bukan kaum terpelajar. Bahasa-bahasa lain yang dikatakan oleh para murid itu bisa
dimengerti oleh orang banyak. Tuhan memberikan kuasa sehingga mereka berani berbicara
dan menjalankan perintah Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa. Hal
tersebut sangat berbeda dengan pengertian terhadap pekerjaan Roh Kudus, khususnya
berkenaan dengan bahasa roh dalam kalangan pantekosta/kharismatik. Ketika Roh Kudus
diberikan kepada seseorang maka Roh itu membukakan pengertian terhadap firman Tuhan
bukannya membutakan rohani orang. Tetapi di sisi lain, janganlah bersikap ekstrem dengan
meminta karunia berbahasa lain selain bahasa kita sendiri secara otomatis/supranatural,
dengan meminta kuasa Roh Kudus namun tidak mau mempelajari bahasa lain dengan cara
biasa. Tuhan juga tetap menggunakan cara biasa yang perlu kita jalani untuk mempersiapkan
mengabarkan Injil kepada orang yang berbahasa lain dari bahasa kita sendiri. Seperti contoh
dari seorang nenek tua di Beijing sebelum berlangsungnya Olimpiade Beijing dimana nenek
tersebut dengan sengaja ikut kursus bahasa Inggris, bukan untuk menjadi guide bagi orang
asing, tetapi untuk memberitakan Injil kepada orang-orang asing yang akan datang ke Beijing.
Kita diberikan mandat untuk mengabarkan Injil dan menjadi saksi Tuhan, seperti perkataan
Tuhan Yesus, untuk menjadi saksi Kristus dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung
bumi. Maka bila kita tidak pergi juga setelah di satu tempat mendapatkan kelimpahan berkat
firman Tuhan, akan datang penderitaan/penganiayaan untuk membuat kita tersebar ke
daerah-daerah lainnya, seperti apa yang terjadi dalam Kis 8. Marilah kita bersatu hati dengan
mempelajari firman Tuhan dengan baik dan bertanggung jawab kemudian pergi berdua-dua
untuk saling mendukung dan menguatkan dalam tugas pemberitaan Injil.
*) Ringkasan khotbah belum diperiksa oleh pengkhotbah.
4/4
Download