penggunaan kalimat efektif dalam karangan

advertisement
PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN
ARGUMENTASI “PEMILIHAN ANGGOTA LEGISLATIF
DARI KALANGAN SELEBRITAS’’ SISWA
KELAS X SMK TRIGUNA UTAMA CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
RINI SETIANINGRUM
1110013000114
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Rini Setianingrum. NIM : 1110013000114, Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan
Argumentasi “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan Selebriti” Siswa Kelas
X SMK Triguna Utama Ciputat”.
Penulis mendeskripsikan bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif
siswa kelas X SMK Triguna Utama dalam karangan argumentasi. Perumusan
masalah dalam skripsi ini adalah “Bagaimana kalimat efektif dalam karangan
argumentasi “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan Selebritas”siswa kelas
X SMK Triguna Utama Ciputat?”
Metode yang digunakan adalah metode kualtatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan tiga puluh satu karangan
siswa. Bentuk penyajian data adalah dalam bentuk tabel dan pengkodean nama
siswa dengan bentuk abjad.
Hasil penelitian yang dilakukan menjelaskan tentang penggunaan kalimat
efektif dalam karangan argumentasi siswa kelas X AK SMK Triguna Utama
Ciputat belum memenuhi kriteria kalimat efektif berdasarkan ciri-cirinya.
Sebanyak enam kriteria belum terpenuhi yaitu kesatuan pikiran, kepaduan,
penekanan, variasi, kepararelan, dan kehematan. Karangan argumentasi yang
diteliti sebanyak tiga puluh satu buah, kesalahannya sebanyak dua kesalahan
aspek kesatuan pikiran, dua puluh sembilan kesalahan aspek kepaduan, tujuh
aspek kesalahan penekanan, satu kesalahan aspek variasi, dua kesalahan aspek
kepararelan, dan dua puluh tiga kesalahan aspek kehematan.
Kata kunci: kalimat efektif, penggunaan kalimat efektif, dan karangan
argumentasi.
i
ABSTRACT
RINI SETIANINGRUM. NIM: 1110013000114, Indonesian Language and
Literature Education. Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif
Hidayatullah University Jakarta. Thesis title “The Use of Effective Sentence in
Argument Essay ‘Legislative Elections Amongst Celebrities’ SMK Triguna
Utama Students Class of X ”.
The writer describes the student class X SMK of Triguna Utama mistake
form of the use of effective sentence students class X of SMK Triguna Utama in
argument essay. The problem formulation in this thesis is “How is the effective
sentence in argument essay “Legislative Elections Amongst Celebrities” students
class X of SMK Triguna Utama?”
Method which is used is qualitative descriptive method. The data
collection technique is implemented with collecting thity one of students essay.
The form of presenting data is in table form and encoding the name of students in
the form of the alphabet.
The result of the research which implemented explains about the use of
effective sentence in argument essay of students class X AK SMK Triguna Utama
Ciputat which have not fulfilled the requirement of effective sentence based on
characteristics. As many as six characteristics have not fulfilled the unity of mind,
consist of coherence, emphasis, variation, parallels and effectiveness.
Argumentative essay which is researched as many as thirty one materials, the
mistake is as much as two mistakes of unity of aspects, twenty nine mistakes
coherence of aspect, seven mistakes of emphasis aspect, one mistake of variation
mistake, two mistakes of parallels mistake, and twenty five mistakes of
effectiveness aspect.
Keywords: Effective
argumentative essay.
sentence,
the
ii
use
of
effective
sentence,
and
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT karena rahmat dan hidayahnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penggunaan Kalimat Efektif
dalam Karangan Argumentasi “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan
Selebritas” Siswa Kelas X SMK Triguna Utama” untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada jenjang Strata Satu (S1)
di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi penulis mendapatkan bantuan, dukungan, dan
dorongan dari pihak-pihak lain ,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifai, Ph.D., Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Didin Syafrudin, M.A., Ph.D., PLT Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Hindun, M.Pd.,Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
sekaligus dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktu untuk
membimbing
dan
memberikan
arahan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Makyun Subuki, M.Hum., Dosen Pembimbing Akademik .
5. Bapak dan Ibu dosen PBSI, yang telah mengajar dan memberikan ilmunya
yang luar biasa selama perkuliahan. Terutama kepada Djoko Kentjono
MA.
6. Nirachmat, S.Pd., Kepala SMK Triguna Utama.
7. Rahmat, S.Pd., Guru bidang studi
bahasa Indonesia yang telah
memberikan bantuan, dukungan, dan saran kepada penulis sehingga
penelitian dapat dilakukan dengan baik.
8. Keluarga Besar SMK Triguna Utama Ciputat yang membantu selama
penelitian.
iii
9. Kedua orang tua saya, Sri Endah Sunarti dan Achmad Rochani yang telah
membesarkan, mendidik dan berjuang untuk penulis. Memberikan doa,
dukungan, materi yang tidak ada habisnya. Selalu memberi nasihat dan
memotivasi penulis menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini untuk bapak dan
ibu.
10. Saudara-saudara kandung saya, Mega Irawan, Adi Roso Sukoco, Bima
Aryanto, Wahyu Pandu Winoto, dan Rahma Dina Safitri. Kakak ipar dan
ponakan-ponakan tersayang yang telah memberikan dukungan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku tersayang teman-teman PBSI C 2010 yang saya cintai
yang selalu memberikan bantuan, semangat, dan keceriaan. Kalian luar
biasa.
12. Nico Harumanu Efel, sang pemberi warna hidup saya.
Penulis berharap semoga semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan doa diberi keberkahan yang melimpah. Apabila ada
kekurangan dalam skripsi ini, penulis membuka saran dan kritik yang
membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Jakarta,
November 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
E. Tujuan ............................................................................................ 5
F. Manfaat Peneltian........................................................................... 5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Kalimat Efektif............................................................................... 7
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif ............................................................... 10
C. Ciri Gramatikal Kalimat Efektif ................................................... 16
D. Karangan Argumentasi ................................................................. 18
E. Penelitian yang Relevan ............................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 23
B. Subjek Penelitian.......................................................................... 23
C. Sumber Penelitian ........................................................................ 23
D. Metode Penelitian ........................................................................ 24
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 24
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 25
G. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ............................................ 30
H. Penyajian Data ............................................................................. 30
BAB IV PROFIL SEKOLAH, DESKRIPSI DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah .............................................................................. 32
B. Dekripsi Data ............................................................................... 34
C. Pembahasan ................................................................................. 35
v
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ...................................................................................... 67
B. Saran ............................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68
DATA PRIBADI PENULIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Data danKodeSiswa
Tabel 2
: KesatuanPikiran
Tabel 3
: Kepaduan
Tabel 4
: Penekanan
Tabel 5
: Variasi
Tabel 6
: Kepararelan
Tabel 7
: Kehematan
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lempiran 2
: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
: Surat Keterangan
Lampiran 4
: Paragraf Argumentasi Siswa
Lampiran 5
: RPP
Lampiran 6
: UjiReferensi
Lampiran 7
: Data Pribadi Penulis
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam linguistik terdapat struktur tingkatan kebahasaan yaitu fonem,
morfem, kata, frasa, klausa, kalimat dan terakhir wacana. Kalimat menjadi
pokok bahasan yang akan ditekankan di sini. Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya
subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah
kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran, sedangkan bagi penutur
atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang
diungkapkan dalam kesatuan kata.
Keterampilan bahasa terdiri dari empat keterampilan yaitu mendengar,
berbicara, membaca dan menulis. Pertama, mendengar adalah sebuah cerita
atau pesan yang disampaikan orang lain dan menangkap pesan yang
disampaikan. Mendengarkan adalah memperhatikan dan memahami yang
disampaikan orang lain dengan baik, sedangkan menyimak adalah proses
pemahaman terhadap sesuatu yang telah disampaikan orang lain.
Kedua, membaca adalah kegiatan membaca sebuah paragraf atau
wacana dan menemukan ide-ide dari bacaan tersebut. Ketiga, berbicara adalah
kegiatan yang mampu menyampaikan atau menginformasikan sesuatu kepada
orang lain. Menulis adalah kegiatan menuangkan ide dan pikiran ke dalam
tulisan.
1
2
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang
sulit untuk dikuasai karena menulis memerlukan waktu dan konsentrasi yang
tinggi untuk melakukannya. Selain itu dalam menulis dibutuhkan pengetahuan
yang luas agar tulisan yang dihasilkan lebih berkualitas untuk dibaca.
Keterampilan menulis idealnya mencakup banyak aspek, selain harus
sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) tulisan yang dihasilkan
sesuai dengan konteks yang ditulis dari awal. Kategori tulisan seorang siswa
sebenarnya tidak perlu kriteria yang rumit cukup dengan ide pokok yang
kemudian dikembangkan menjadi sebuah paragraf dengan kalimat penjelas
yang sesuai.
Terdapat empat jenis karangan yaitu karangan narasi, eksposisi,
deskripsi, dan argumentasi. Karangan argumentasi adalah tulisan yang
bertujuan menyakinkan atau membujuk pembaca tentang pendapat atau
penyataan penulis
Dalam karangan argumentasi siswa, banyak ditemukan kesalahankesalahan yang sering dilakukan .di antaranya kesalahan ejaan, kesalahan
penggunaan tanda baca, dan kesalahan penggunaan huruf kapital. Namun,yang
menjadi pembahasan dalam skripsi ini adalah kesalahan siswa dalam
penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif tak hanya memenuhi syarat
komunikatif namun harus sesuai dengan kaidah gramatikal.
Fenomena yang ada saat ini di lingkungan sekolah SMK Triguna
Utama, nilai menulis siswa dapat dikatakan kurang memuaskan karena hanya
sedikit siswa yang dapat menulis dengan baik. Kebanyakan dari mereka hanya
3
dapat menulis sekadarnya dan mereka kurang serius apabila ditugasi untuk
membuat tulisan.
Faktor-faktor penyebabnya adalah kurang membaca, kurangnya
keinginan, kebiasaan sejak awal, dan belum ada hal-hal yang mereka anggap
menarik. Seorang anak yang jarang membaca akan sulit untuk menulis karena
ide-ide yang ia miliki sedikit dan pembendaharaan katanya kurang. Kurangnya
keinginan siswa yang menganggap banyak hal yang lebih menarik
dibandingkan itu semua. Kebiasaan merupakan salah satu penyebab karena
sejak dini siswa tidak dibiasakan untuk membaca sehingga sangat sulit
menumbuhkan keinginan apabila sudah besar. Penyebab terakhir adalah
menulis dianggap sebagai hal yang kurang menarik dan membosankan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat judul
skripsi “Penggunaan Kalimat
Efektif
dalam
Karangan Argumentasi
“Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan Selebriti” Kelas X AK SMK
Triguna Utama, Ciputat. Pemilihan judul Pemilihan Anggota Legislatif dari
Kalangan Selebritas karena pada 9 April kita telah melaksanakan pemilu
legislatif dan sedang hangat diperbincangkan. Hal ini akan sangat mudah bagi
siswa untuk mengembangkan idenya dalam sebuah karangan argumentasi.
B. Identifikasi Masalah
Kajian penggunaan kalimat efektif dalam karanga argumentasi sangat
penting karena karangan tersebut berkaitan dengan ide, penalaran, dan
pendapat. Sehubungan dengan hal tersebut maka ditemukan permasalahan
sebagai berikut:
4
1. Rendahnya pemahaman siswa mengenai kalimat efektif dalam
karangan argumentasi.
2. Rendahnya pemahaman siswa mengenai ciri-ciri kalimat efektif
dalam karangan argumentasi.
3. Kesalahan
penggunaan
kalimat
efektif
dalam
karangan
argumentasi siswa.
C. Pembatasan Masalah
Beberapa masalah yang ada dalam penelitian ini, penulis membatasi
masalah yang dibahas pada penggunaan kalimat efektif dalam karangan
argumentasi, yaitu hanya mencari kesalahan kalimat efektif berdasarkan ciriciri kalimat efektif yaitu kesatuan pikiran, kepaduan, penekanan, variasi,
kepararelan, dan kehematan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana kalimat efektif pada
karangan argumentasi “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan
Selebriti”siswa kelas X SMK Triguna Utama?
5
E. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan penggunaan
kalimat efektif pada karangan argumentasi siswa kelas X SMK Triguna Utama
Ciputat tahun ajaran 2013/2014. .
F. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
referensi dan khazanah intelektual untuk penelitian lebih lanjut
mengenai kalimat efektif dalam karangan argumentasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar dalam pelajaran bahasa Indonesia.
2) Menjadi pedoman dan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran
karangan argumentasi.
3) Mempermudah guru untuk membuat bahan ajar.
b. Bagi Siswa
1) Penelitian ini memiliki manfaat untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menggunakan kalimat efektif.
2) Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam membuat
karangan argumentasi dengan tema yang beragam.
6
3) Memberikan
dorongan
kepada
siswa
untuk
meningkatkan
pengetahuan dan prestasi belajar.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan pengembangan materi pembelajaran.
2) Mendorong untuk mengembangkan kualitas belajar yang lebih
baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kalimat Efektif
Setiap kalimat dalam struktur lahirnya (lisan/tulis) sekurang-kurangnya
memiliki predikat. Dengan kata lain, jika suatu pernyataan memiliki predikat,
pernyataan itu merupakan kalimat, sedangkan suatu untaian kata yang tidak memiliki
predikat disebut frasa. Untuk menentukan predikat suatu kalimat, dapat dilakukan
pemeriksaan apakah ada verba ( kata kerja) dalam untaian kata itu. 1Dapat dikatakan
bahwa sebuah kalimat paling tidak memiliki predikat dan apabila pernyataan tersebut
memiliki predikat maka disebut dengan kalimat.
Unsur-unsur yang membentuk sebuah kalimat terdiri dari subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan.Pengenalan ciri-ciri tersebut bukan semata-mata
menganilisis/menguraikan kalimat atas unsur-unsurnya melainkan untuk mengecek
apakah kalimat yang dihasilkan memenuhi syarat kaidah tata bahasa karena kalimat
yang benar harus memiliki kelengkapan unsur kalimat. 2 Sebuah kalimat dikatan
memenuhi kelengkapan unsur kalimat apabila memiliki subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan.
Dalam berkomunikasi posisi kalimat sangatlah penting karena sebagai wujud
dari sebuah gagasan.Kalimat merupakan unsur penting untuk mengungkapkan fakta,
pikiran, sikap, dan perasaan.
Hal ini diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu
kalimat yang menimbulkan daya khayal kepada pembaca, minimal mendekati
1
Dendy Sugono, Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2009) h. 30
2
Ibid., h. 14
7
8
apayang dipikirkan penulis.
3
Jadi, kalimat dikatakan efektif apabila dapat
menimbulkan daya khayal bagi pembaca dan sesuai dengan apa yang ada di pikiran
penulis.
“Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap.Kalau diucapkan,
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam satu kalimat boleh saja
terdapat beberapa kesatuan pikiran , tetapi seluruhnya hanya merupakan satu kesatuan
yang lebih luas”. 4Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah pengungkapan suatu
fakta dan pikiran yang diawali dan diakhiri dengan kesenyapan.
Dapat dikatakan bahwa kalimat adalah ungkapan sebuah pikiran yang berupa
fakta, pikiran, sikap, dan perasaan penulis.Kalimat yang menjadi suatu kesatuan
pikiran
biasanya
diawali
dan
diakhiri
dengan
kesenyapan.Kalimat
dapat
menimbulkan daya khayal bagi pembaca.Kalimat dapat berkembang menjadi suatu
kesatuan yang lebih luas.
Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan
menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan
kepada orang lain. 5Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan
berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Dalam berbahasa, seseorang tidak
mungkin menggunakan bahasa yang formal jika berkomunikasi dengan pedagang di
pasar.Demikian juga, kita kita hendak berkomunikasi dengan teman sebaya tatkala
bergurau, bahasa yang digunakan pada situasi seperti itu biasanya tidak begitu formal
asal kmunikatif.Komunikatif atau tidaknya suatu percakapan, dibangun oleh proses
kebiasaan dan kelaziman penggunaan bahasa tersebut.Jadi, pengertian efektif dalam
3
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007).h.79
Sudarno, Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Hikmat Syahid
Indah, 1986)
5
Gorys Keraf, Komposisi, ( NTT: Nusa Indah, 1994), h. 34
4
9
kalimat ialah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi
kebahasaan tertentu pula. 6
Kalimat efektif digunakan agar pembaca mudah memahami yang ditulis oleh
penulis dan kalimat efektif harus memenuhi syarat secara gramatikal maupun
sintaksis.Kalimat efektif berguna untuk menimbulkan sikap komunikatif dalam
percakapan sehari-hari.Kalimat efektif digunakan dengan mengutamakan ketepatan
dan ragam bahasa yang digunakan dalam suatu lingkungan tertentu.
Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik
sebagai alat komunikasi.Ada dua pihak terlibat yaitu yang menyampaikan danyang
menerima, dan di luar itu, ada yang disampaikan berupa gagasan, pesan,
pemberitahuan, dan sebagainya.Kalimat yang efektif dapat menyampaikan pesan
kepada si penerima sesuai dengan yang ada dalam benak si penyampai. 7
Syarat kalimat efektif sebagai kalimat yang baik: strukturnya teratur, kata
yang digunakan mendukung makna secara tepat, dan hubungan antarbagiannya logis.
Susunan kata yang tidak teratur, penggunaan kata berlebih, penggunaan kata tak tepat
makna, penggunaan kata tugas yang tak tepat dalam kalimat semuanya dapat
membuat kalimat tidak efektif. 8
Sebuah alat untuk berkomunikasi adalah kalimat efektif.Ada dua pihak dalam
komunikasi yaitu penyampai dan penerima. Sebuah informasi yang di sampaikan
harus sesuai dengan apa yang ada di benak penyampai dan penerima menerima
informatsi tersebut dengan persepsi yang sama pula. Selain itu, kalimat efektif harus
memiliki struktur yang baik, dan maknanya sesuai serta logis.Apabila semua itu tidak
terpenuhi maka kalimat itu dikatakan tidak efektif.
6
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi., h. 79
J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama,1994), h. 129
8
Ibid., h. 129
7
10
Kalimat efektif biasanya dirumuskan sebagai kalimat yang tiap-tiap kata yang
membangun kalimat tersebut mempunyai fungsi yang pasti.Kalau sebuah kalimat
memiliki sebuah kata yang tidak berfungsi, kalimat tersebut disebut kalimat mubazir,
dan dianggap tidak efektif. 9
Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk.Isi ialah pikiran penulis, sedangkan
bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis.Jadi isi dan bentuk menjadi
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat.Itulah sebabnya,
kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai
syarat minimal.Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama
dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, keterbacaan dan
kevariasian.10
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Kesatuan Pikiran
Setiap kalimat yang baik harus memperhatikam kesatuan pikiran yang
mengandung satu pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari
satu pikiran ke yang lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan
pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang mendukung
kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat, ditambah
objek.Kesatuan dapat berbentuk kesatuan tunggal, majemuk, pertentangan,
dan pilihan.Ciri dari kesatuan adalah dengan adanya kata hubung seperti: dan,
tetapi, atau.
Contoh
:
a) Dia telah meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat
dengan pesawat satu jam yang lalu. (majemuk)
9
Soemarsono, Filsafat Bahasa, ( Jakarta: PT. Grasindo, 2004), h. 195
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, h. 79.
10
11
b) Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapiia tdak senang dengan
pekerjaan itu. (pertentangan)
c) Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal.(pilihan)
2. Kepaduan
Agar pikiran dapat dituangkan dengan benardalam bentuk kalimat
yang benar pula, kita memerlukan kata-kata sebagai wadahnya. Kata-kata itu
harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengikat dan
kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang
membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antarkata yang
menduduki fungsi dalam kalimat.Jadi, bisa saja kalimat mengandung kesatuan
pikiran, tetapi tidak memiliki kepaduan yang baik. Kepaduan akan rusak oleh
letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat, salah menggunakan kata depan
dan kata hubung, pemakaian kata yang tumpang tindih, dan salah
menggunakan keterangan aspek. 11
1) Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
a) Anjing kemarin sore di kebun adik memukul dengan sekuat tenaga.
(Seharusnya, Kemarin sore adik memukul anjing di kebun dengan
sekuat tenaga)
2) Salah menggunakan kata depan dan kata hubung
a) Kebutuhan akan makan oleh manusia tidak dapat menunggu hari
esok. (seharusnya, tanpa akan).
b) Saya baca sudah buku itu hingga tamat. (seharusnya, tanpa sudah).
c) Saling bantu membantu. (seharusnya, saling bantu atau bantu
membantu).
11
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi., h 79-80
12
3) Pemakaian kata yang tumpang tindih
a) Demi untuk kepentingan Anda sendiri, Anda dilarang merokok.
(seharusnya, demi kepentingan atau untuk kepentingan).
4) Salah menggunakan keterangan aspek
a) Saya sudah beli buku itu. (seharusnya, Saya sudah membeli buku itu
atau Sudah saya beli buku itu).
3. Koherensi yang Baik dan Kompak
Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan
kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur
(kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.Sebagaimana
hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek,
serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok
tadi.12.
Contoh
:
a) Adik saya yang paling kecil memukul anjinh di kebun kemarin pagi,
dengan sekuat tenaga. (benar)
b) Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin
pagi di kebun anjing. (salah)
4. Penekanan
Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama)
haruslah dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan. Gagasan utama
12
Gorys Keraf, Komposisi, h. 38
13
kalimat tetap didukung oleh subjek, dan predikat, sedangkan unsur yang
dipentingkan dapat bergeser dari satu kata ke kata yang lain. Kata yang
dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsurunsur yang lain. 13
Contoh
:
a) Saudaralah yang harus bertanggungjawab dalam soal itu.
b) kami pun turut dalam kegiatan ini.
5. Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi.Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh penekanan,
lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Pemakaian bentuk yang sama
secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca.
Sebab itu ada upaya lain yang berlawanan dengan repetisi yaitu variasi.
Variasi tidak laindaripada menganekaragamkan bentuk-bentuk bahasa agar
minat dan perhatian orang tetap terpelihara.Variasi yang digunakan bisa
berupa variasi sinonim kata, variasi panjang pendeknya kalimat, variasi
penggunaan bentuk me- dan di-, variasi dengan mengubah posisi kalimat14
Contoh
:
a) Harapan kami adalah agar soal inidapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
b) Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal
ini.
6. Pararelisme
13
14
Gorys Keraf, Komposisi, h. 41
Ibid., h. 44
14
Pararelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan
sama fungsinya ke dalam suatu struktur/kontruksi gramatikal yang sama. Bila
salah satu dari gagasan itu ditempatkan dalam struktur kata benda, maka katakata atau kelompok kata yang lain yang menduduki fungsi yang sama harus
ditempatkan dalam struktur kata benda.
15
Jadi, kalimat yang efektif
menempatkan gagasan yang penting ke dalam struktur yang sejajar. Selain itu,
pengklasifikasiannya harus sama.
Contoh
:
a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b) Tahap
terakhir
penyelesaian
gedung
itu
adalah
kegiatan
pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturang tata ruang.16
Dari ciri-ciri kalimat efektif yang disebutkan di atas diketahui bahwa
kalimat efektif harus memiliki ciri seperti: kesatuan pikiran, kepaduan,
koherensi yang baik dan kompak, penekanan, variasi, dan pararelisme.
Kesatuan pikiran maksudnya adalah kalimat tersebut memiliki satu pikiran
pokok dan tidak membahas tentang hal lain yang tidak berhubungan.
Sedangkan kepaduan adalah ketepatan kata-kata sebagai wadah dalam
kalimat.Menimbulkan
hubungan
timbal
balik
hubungan
antarkalimat.Koherensi yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik
yang jelas dalam struktur kalimat itu seperti hubungan subjek-predikat,
predikat-objek, dan sebagainya. Penekanan maksudnya kata yang memiliki
gagasan utama diberi tekanan yang berbeda, dapat dikatakan harus lebih
menonjol dibandingkan yang lain. Variasi adalah menghindari kata-kata yang
15
Gorys Keraf, Komposisi, h. 47
Zaenal Arifin & Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademia Pressindo,
2010),h. 99
16
15
diulang atau repetisi agar pembaca tidak bosan.Variasi dilakukan denga
melakukan keanekaragaman bahasa dalam kalimat. Selain itu cirri yang
berikutnya adalah pararelise yaitu kesamaan gagasan diletakkan dalam
struktur kalimat yang sama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kalimat
efektif yang baik sekurangnya memiliki ciri-ciri seperti di atas.Kalimat
tersebut dikatakan tidak efektif apabila tidak memenuhi syarat seperti itu.
Adapun ciri-ciri kalimat efektif yang lain, yaitu:
1. Kesatuan (unity);
2. Kehematan (economy);
3. Penekanan (emphasis);
4. Kevariasian (variety); (McCrimmon, 1967).
1. Kesatuan (unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat
luas, agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif, haruslah
mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran. Kesatiuan
tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-predikat,
predikat-objek, dan predikat keterangan.
2. Kehematan (economy)
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan
dengan luasnya jangkauan makna yang diacu.Sebuah kalimat dikatakan
hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak
hemat jika karena jumlah katanya terlalu banyak.Yang utama adalah
seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar.
3. Penekanan (emphasis)
Yang dimaksud dengan penekanan dalam kalimat adalah upaya
pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah
satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi
penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca.
4. Kevariasian (variety)
16
Kevariasian tidak ditemukan dalam kalimat demi kalimat, atau pada
kalimat-kalimat yang dianggap sebagai struktur bahasa yang berdiri
sendiri. Ciri kevariasian dapat diperoleh jika kalimat yang satu
dibandingkan dengan kalimat yang lain. 17
C. Ciri Gramatikal Kalimat Efektif
Ciri gramatikal adalah ciri yang harus dipenuhi oleh pemakai bahasa
dalam kaitan dengan ketatabahasaan.Ciri ini dapat dilihat dari bidang
morfologis dan bidang sintaksis.Ciri gramatikal morfologis adalah ciri-ciri
yang
sesuai
dengan
kaidah
morfologi.Misalnya
ciri-ciri
dengan
penggunaan bentuk kata.Ciri gramatikal sintaksis adalah ciri gramatikal
yang berkenaan dengan kaidah sintaksis.Kaidah sintaksis berkaitan dengan
struktur kata dalam kalimat, tanda baca, dan ejaan.18
Ada beberapa faktor yang menentukan efektif dan tidaknya suatu kalimat,
sebagai berikut:
1. Pemakaian tanda baca
Tanda baca atau tanda diakritik adalah suatu alat kalimat yang
berupa tanda-tanda ekstralingual seperti koma (,), titik (.), dan
tanda seru (!), yang sangat besar peranannya dalam menentukan
makna kalimat.
2. Bentuk kata
Bentuk kata di sini adalah perubahan suatu kata.Dalam bahasa
Indonesia ada tiga unsur pembentuk kata, yaitu imbuhan (afiksasi),
pengulangan (reduplikasi), dan pemajemukan (komposisi).Semua
perubahan kata tersebut besar sekali pengaruhnya terhadap makna
suatu kata.
17
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif, ( Bandung:PT Refika Aditama, 2007), h. 54-57
Markhamah dan Atikah Sarbadila, Analisis Kesalahan dan Kesantunan Bahasa, ( Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2009), h. 8-10
18
17
3. Urutan kata
Maksudnya urutan kata adalah penempatan kata atau kelompok
kata sesuai dengan fungsi yang dimilikinya. Di dalam kalimat, kata
atau kelompok kata yang memiliki fungsi-fungsi tertentu akan
menduduki pola urutan atau susunan tertentu pula. 19
Keefektifan kalimat
Kefektifan kalimat dapat diukur dari sudut pandangan banyak
sedikitnya kalimat itu berhasil mencapai sasaran komunikasinya.
Kalimat yang efektif dapat meyakinkan dan menarik perhatian
pembaca karena memiliki ciri: keutuhan, perpautan, penegasan,
ekonomi, dan variasi. 20
Kalimat Efektif Menggunakan EYD (Ejaan yang Disempurnakan)
1. Pemakaian huruf kapital
2. Pemakaian huruf miring.21
Contoh Kalimat Efektif
a. Bentuk salah
-
Saat ini, Sally memakai baju berwarna merah jingga.
-
Kepada para peserta diskusi dipersilakan masuk
-
Yang diceritakan buku itu menceritakan para putri raja.
-
Kita harus memperhatikan daripada kehendak rakyat.
b. Bentuk benar
19
-
Saat ini, Sally memakai baju merah jingga.
-
Para peserta diskusi dipersilakan masuk.
-
Buku itu menceritakan para putri raja.
Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), h.
128-133
20
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2010), h.28
21
A. Widyamartaya, Seni Menggayakan Kalimat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990) h. 34-35
18
-
Kita harus memperhatikan kehendak rakyat. 22
Untuk membuat sebuah kalimat yang efektif diperlukan perhatian
dalam memilih keadaan istilah yang tepat, menggunakan ejaan
sederhana, mengemas kalimat sehingga hanya memiliki gagasan
tunggal, dan menghemat pemakaian kata.23
D. Karangan Argumentasi
Mengarang ialah bagian ekspresi secara tertulis.Segala kesan batin,
baik pikiran, perasaan, maupun kemauan dapat dinyatakan dengan bahasa
tulis. 24
Karangan argumentasi adalah karangan yang mengenengahkan alasan,
bukti, atau contoh guna menguatkan pendapat penulis. Penulis berusaha
meyakinkan pembacaakan kebenaran yang dipaparkannya, dengan
memberikan bukti-bukti, alasan-alasan, contoh-contoh itu, dengan harapan
pembaca terpengaruh dan dapat menerima sikap penulis. Pada akhirnya
penulis berharap agar pembaca berbuat sesuai dengan pendapat penulis. 25
Mengarang merupakan cara yang dilakukan untuk mengemukakan
pikiran sesorang. Karangan argumentasi adalah salah satu jenis karangan
yang menutamakan alasan dan bukti. Karangan argumentasi berfungsi
untuk mempengaruhi pembaca dengan apa yang dituliskan.
Menulis
argumentasi
berarti
mengemukakan
masalah
dengan
mengambil sikap yang pasti untuk mengungkapkan segala persoalan
dengan segala kesungguhan intelektualnya, bukan sekadar manasuka
maupun pendekatan emosional. Penulis harus berusaha menyelidiki apa
persoalanitu, apa ada tujuan yang tersembunyi, apa ada keuntungan atau
22
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang, (Jakarta: Erlangga, 2009) h.130-134
Walija, Bahasa Indonesia Komprehensif, (Jakarta: Penebar Aksara, 1996) h. 107
24
Sudarno, Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia, h. 96
25
Ibid.,.h.174-175
23
19
kerugian untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan mana yang kiranya
mendapat manfaat dan bagaimana cara mengatasinya. Pendeknya, penulis
harus berusaha menyampaikan pendapatnya secara teratur dan kritis. 26
Penulisan yang bertujuan meyakinkan seseorang, membuktikan
pendapat atau pendirian pribadi, atau membujuk pihak lain agar pendapat
pribadi diterima termasuk golongan perbahasaan. Hasilnya dapat disebut
bahasan persuasi atau argumentasi. 27
Karangan argumentasi ditulis untuk mengungkapkan permassalahan
yang terjadi dan pengambilan sikap penulis terhadap masalah itu.Pendapat
yang dikemukakan oleh penulis dalam karangannya haruslah teliti dan
teratur.Pembaca diajak untuk memahami permasalahan yang terjadi dan
mendukung penulis dalam sikapnya.
Bentuk karangan yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan
pendapat orang lain dengan cara merangkaikan kata-kata sedemikian rupa
sehingga dapat diketahui apakah sebuah pendapat itu benar atau tidak.
Dengan menggunakan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama
maka karangan argumentasi berusaha menyelidiki apa permasalahan yang
dikemukakan, apa yang menimbulkan masalah, apa tujuan dan kegunaan
persoalan itu, dan bagaimana cara mengatasinya dengan bahasa yang kritis
dan teratur.
28
memungkinkan
Sebuah karangan argumentasi memiliki bagian yang
untuk
menyelidiki
sebuah
masalah,
tujuan,
mengatasinya.
26
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, h. 168
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi,h. 184
28
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Penerbit
Mitra Wacana Media, 2010) h. 244
27
dan
20
Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argument)
berdasarkan fakta dan data.Dengan fakta dan data, penulis berusaha
meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya.29
Paragraf argumentasi sering disebut juga paragraf persuasi. Tujuannya
adalah untuk meyakinkan pembaca tentang arti penting dari objek tertentu
yang dijelaskan dalam paragraf itu, untuk kepentingan propaganda ,
demonstrasi, promosi, negosiasi, dan lain sebagainya. 30
Tak hanya untuk mengemukakan pendapat, argumentasi juga dibuat
untuk mengajak pembaca dengan tujuan tertentu tergantung hal apa yang
dicapai dan disampaikan oleh penulis. Penulis juga harus mengumpulkan
fakta untuk mendukung semua pendapatnya.
Argumentasi biasanya ditulis untuk menemukan solusi dari suatu
konflik.Dengan
menulis
karangan
argumentasi
seseorang
dapat
menemukan solusi yang tepat untuk sebuah masalah.Hal pertama yang
dilakukan adalah mendiskusikan konflik dan solusinya.Setelah itu
persiapkan diri untuk membaca.Membaca sebuah informasi yang dapat
mengembangkan karangan argumentasi. 31
Adapun
susunan
karangan
argumentasi
yaitu:
theme,
agent,
experience, locative, goal, source, dan instrument. Theme mengacu
kepada tema yang dipakai dalam karangan, agent adalah pelaku yang
melakukan perbuatan, experience adalah pernyataan terhadap sesuatu,
locative menyatakan tempat atau situasi, goal mengarah kepada tujuan,
source adalah sumber atau asal, dan instrument adalah alat yang
digunakan. 32
29
MAhmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, ( Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007), h. 139
30
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuik Karang Mengarang, h.166
31
McGraw Hill, Mosaic 2 Writing Silver Edition, ( New York: McGraw Companies, 2007), h.
168-171
32
Andrew Radford, An Introduction to English Sentence Structure, (New York: Cambridge
University Press, 2009), h. 202
21
Dengan demikian, argumentasi intinya adalah suatu solusi dari
konflik.Struktur dalam karangan argumentasi ini juga harus runtut dan
jelas.Mengedepankan solusi dan menyelesaikan konflik yang terjadi.
Terdapat tiga inti karangan argumentasi. Pertama adalah bagian
pendahuluan yang membahas pentingnya persoalan itu dibahas saat ini,
lalu latar belakang historis yang mempunyai hubungan langsung dengan
persoalan
yang akan diargumentasikan sehingga pembaca dapat
memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut, dan terakhir adalah
penetepan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
Bagian tubuh argumentasi berisi pembahasan masalah dengan
menyajikan fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara
induksi, deduksi, analogi, dan lain-lain. Bagian ketiga dari karangan
argumentasi adalah simpulan yang berisi kesimpulan-kesimpulan suatu
pembahasan. Sampaikan simpulan dengan tetap memperhatikan tujuan
utama pembahasan dan segarkan kembali ingatan pembaca tentang apa
yang telah dicapai. 33 Karangan argumentasi memiliki tiga bagian yaitu
pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan.
E. Penelitian yang Relevan
Dari berbagai tulisan yang penulis telusuri ternyata banyak penelitian
yang relevan. Penelitian tersebut yakni penelitian Eti Maryati, Analisis
Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X
SMA Bani Saleh Bekasi Tahun Pelajaran 2011/2012 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Adapun perbedaan penetlitian Eti Maryani
dengan skripsi ini adalah karangan yang diteliti berupa karangan deskripsi
sedangkan skripsi ini karangan argumentasi. Siswa yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas X SMA Bani Saleh berjumlah 25 siswa, skripsi
33
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, h. 244
22
ini subjeknya adalah siswa kelas X SMK Triguna Utama berjumlah 31
siswa.Hasil peneltiannya yaitu masih banyak siswa yang kurang memenuhi
syarat menggunakan kalimat efektif.Hasil penelitian skripsi ini adalah banyak
siswa yang tidak menggunakan kalimat efektif.
Penelitian yang relevan selanjutnya dilakukan oleh Silvia Hanuryanti
yang berjudul Penggunaan Media PowerPoint terhadap Keterampilan
Menulis Argumentasi Siswa Kelas XI SMAN 109 Jakarta
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Perbedaan skripsi ini dengan penelitian
Silvia adalah metode.Silvia menggunakan metode kuantitatif sedangkan
skripsi ini deskriptif kualitatif.Subjek penelitian skripsi ini adalah siswa SMK,
sedangkan subjek penelitian Silvia adalah siswa SMA. Hasil penelitian skripsi
ini adalah banyak siswa yang tidak menggunakan kalimat efektif sedangkan
Silvia hasilnya adalah penggunaan media powerpoint sangat berpengaruh
terhadap keterampilan menulis argumentasi.
Selanjutnya penelitian yang relevan yaitu penelitian Yusuf Jauhari
yang berjudul Penggunaan Konjungsi dalam Kalimat Majemuk Setara
dengan Kualitas Karangan Argumentasi Siswa Madrasah Tsanawiyah
MTs. AL-Ittihadiyah Sukatani Bekasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011.Perbedaan
skripsi
ini
dengan
skripsi
Yusuf
adalah
subjek
penelitiannya.Yusuf meneliti 52 siswa madrasah tsanawiyah sedangkan
skripsi ini 31 siswa SMK Triguna Utama.Yang diteliti Yusuf yaitu
penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk setara sedangkan skripsi ini
kalimat efektif. Hasil penelitian Yusuf adalah terdapat hubungan antara
penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk setara dengan kualitas
karangan argumentasi dengan angka korelasi 0,13. Hasil penelitian ini yaitu
banyak siswa yang tidak menggunakan kalimat efektif.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X AK SMK Triguna Utama yang
beralamat di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat, Tangerang Selatan.Peneliti
melakukan tindakan berupa pengamatan,
merencanakan tindakan,
mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014
selama 2 minggu.Yaitu bulan Mei 2014 pada tanggal 11 sampai tanggal
24.Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan mengambil sampel
penelitian kelas X. AK yang berjumlah 31 siswa.
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa-siswi kelas X AK SMK Triguna
Utama Ciputat. Yang terdiri dari dua puluh enam siswa perempuan dan
limaorang siswa laki-laki.
C. Sumber Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan
data sekunder.Sumber data primer merupakan sumber yang langsung
memberikan data kepada penulis. Sumber data primer dalam hal ini adalah
Siswa Kelas X AK SMK Triguna Utama .Sementara data sekunder (data
23
24
pendukung) adalah hasil karangan argumentasi yang dibuat oleh siswa
sebanyak tiga puluh satu karangan.
D. Metode Penelitian
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dikur dengan bilangan
atau tidak dapat diutarakan dalam bentuk angka-angka tetapi dalam bentuk
kategori-kategori yang exhaustive, artinya satu unsur hanya dapat
dimasukkan dalam satu kategori. 34 Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang
terjadi sekarang.Peneltian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi
tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. 35 Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya
pada saat peneltian berlangsung.
Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif, artinya penulis
dilibatkan
dalam
suatu
situasi
dan
fenomena
yang
sedang
dipelajari.Berdasarkan hasil pengamatan penulis mengintepretasikan fakta
yang relevan secara menyeluruh.
E. TeknikPengumpulan Data
1) Tes Hasil Belajar Siswa
Tes hasl belajar dilakukan untuk mengukur ketercapaian siswa dalam
suatu kompetensi tertentu.Tes yang diberikan berupa membuat karangan
argumentasi yang berjudul “Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan
Selebritas” dengan menggunakan kalimat efektif.
34
Abdul Halim Hanafi, Metodologi Penelitian Bahasa, ( Jakarta: Diadit Media, 2011), h. 125
Donald Ary, dkk. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional,
1982). H. 415
35
25
2) Jurnal
Jurnal diisi oleh siswa setelah pelajaran hari ini selesai.Siswa
diharuskan
untuk
menulis
jurnal.Jurnal
berfungsi
sebagai
indikator
pemahaman siswa terhadap pelajaran yang disampaikan.
3) Teknik Observasi
Observasi
atau
pengamatan
merupakan
teknik
atau
cara
mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Penulis mengamati jalannya proses kegiatan belajar
mengajar telah sesuai dengan skenario yang telah dirancang dalam RPP.
4) Teknik Dokumentasi
Dokumentasi
merupakan
bukti
secara
fisik
terhadap
sebuah
penelitian.Dokumentasi berguna untuk memberikan gambaran terhadap
tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil
gambar kegiatan para siswa dan guru pada saat proses pelaksanaan penelitian
dilaksanakan.
F. TeknikAnalisis Data
Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan tersebut agar
dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain. 36
Analisis
data
merupakan
mengorganisasikannyakedalamsuatupola,
proses
pengaturanurutan
data
kategoridan satuan uraian dasar.
Dalam penelitian Ini penulis menggunakan teknik kualitatif karena dalam hal
30
Syamsuddin AR., Metode Penelitian Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 110
26
ini penulis terlebih dahulu membaca dan mendeskripsikan (memaparkan atau
menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci) kalimat efektif
dalam karangan argumentasi kemudian menganalisisnya.
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi,
mengelompokkan data. Pada tahap ini dilakukan upaya mengelompokkan,
menyamakan data yang sama, dan membedakan data yang memang berbeda,
serta menyisihkan pada kelompok lain data yang serupa, tapi tak sama. Dalam
rangka pengklasifikasian dan pengelompokkan data tentu harus didasarkan
pada apa yang yang menjadi tujuan penelitian. Dalam pada itu, tujuan
penelitian itu sendiri adalah memecahkan masalah yang memang menjadi
fokus penelitian.37
Yang menjadi fokus penelitian penulis adalah kalimat efektif dalam
karangan argumentasi siswa kelas X. AK SMK Triguna Utama.Aspek yang
dinilai dari karangan tersebut adalah kalimat efektif berdasarkan ciri-cirinya.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan ketika sebelum melakukan
kegiatan.Dilakukan selama dua minggu sebelum kegiatan.Penulis
mengamati hasil kerja siswa yaitu dengan mengoreksi tugas yang
diberikan kemudian memiliki kesimpulan bahwa siswa-siswa belum
secara maksimal mengetahui tentang kalimat efektif.Kemudian, guru
menyiapkan materi tentang kalimat efektif dan tabel untuk melakukan
kegiatan.Ketika
perencanaan
ini
berlangsung
sedang
hangat
dibicarakan mengenai pemilihan anggota legislatif.Lalu, penulis
berinisiatif untuk mengangkat topik ini untuk menjadi bahasan dalam
karangan argumentasi sehingga dipilih judul “Pemilihan Anggota
Legislatif
31
dari
Kalangan
Selebritas”.Diharapkan
siswa
dapat
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, dan Metodenya, ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 253
27
mengemukakan pendapatnya mengenai topik ini dalam sebuah
karangan argumentasi yang menggunakan kalimat efektif.
b. Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin, 12 Mei 2014 pada
pukul 10.50-12.10 berlangsung selama 2 jam mata pelajaran Bahasa
Indoesia dengan alokasi waktu 80 menit. Awal mulanya guru
menjelaskan mengenai kalimat efektif, ciri-ciri beserta contohnya.
Siswa
mampu
menyimpulkan
apa
yang
dipelajari
hari
itu
denganmengisi jurnal siswa.
Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pertama:
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2. Guru dan siswa berdoa bersama.
3. Guru membuka schemata siswa mengenai kalimat efektif.
4. Guru memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai
kalimat efektif.
5. Guru menjelaskan mengenai kalimat efektif.
6. Guru menerangkanciri-ciri kalimat efektif.
7. Guru menyimpulkan pelajaran hari itu dengan melakukan refleksi.
8. Siswa menyimpulkan semua materi dalam jurnal siswa.
9. Guru menutup pelajaran.
Kegiatan kedua dilaksanakan pada Senin, 19 Mei 2014 pada
pukul 10.50-12.10.berlangsung selama 2 jam mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan alokasi waktu 70 menit. Kali ini guru menjelaskan
tentang karangan argumentasi pengertian dan ciri-ciri karangan
argumentasi. Kemudian siswa menyimpulkan apa yang dipelajarinya
dengan mengisi jurnal siswa.
28
Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan kedua:
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2. Guru dan siswa berdoa bersama.
3. Guru
melakukan
apersepsi
sebelum
mengajarkan
materi
selanjutnya mengenai pelajaran kemarin.
4. Guru menjelaskan mengenai karangan argumentasi.
5. Guru menerangkan ciri-ciri karangan argumentasi.
6. Guru member contoh karangan argumetasi.
7. Guru menyimpulkan pelajaran hari itu dengan melakukan refleksi.
8. Siswa menyimpulkan semua materi dalam jurnal siswa.
9. Guru menutup pelajaran.
Kegiatan ketiga dilaksanakan pada Selasa 20 Mei 2014 pada
pukul 08.20-09.40 berlangsung selama 2 jam mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan alokasi waktu 80 menit.Siswa diperintahkan untuk
membuat sebuah karangan argumentasi dengan judul “Pemilihan
Anggota Legislatif dari Kalangan Selebritas”.Siswa dituntut untuk
menggunakan kalimat efektif yang sesuai.Siswa dapat mengemukakan
pendapatnya sesuai dengan fenomena yang terjadi di sekitar.Informasi
yang telah dimiliki oleh siswa mengenai fenomena ini dapat
dituangkan dalam bentuk karangan argumentasi.
Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan kedua:
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2. Guru dan siswa berdoa bersama.
3. Guru
melakukan
sebelumnya.
apersepsi
siswa
mengenai
pelajaran
29
4. Guru melakukan refleksi terhadap materi yang diajarkan.
5. Guru membuka schemata siswa mengenai fenomena yang
terjadi akhir-akhir ini yaitu pemilihan anggota legislatf yang
dilaksanakan pada taggal 9 April 2014.
6. Guru menugaskan siswa membuat karangan argumentasi yang
berjudul “ Pemilihan Anggota Legislatif dari Kalangan
Selebritas”.
7. Guru memberikan waktu selama 40 menit kepada siswa.
8. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
9. Tugas diberikan kepada guru ketika sudah selesai.
10. Guru memberikan kesimpulan mengenai semua materi yang
dipelajari.
11. Guru menutup pelajaran.
c. Observasi pemantau
Setelah dilakukan kegiatan belajar belajar dapat diketahui hasil
pengamatan yang telah dilakukan. Dengan melakukan pengamatan
maka dapat dikur sejauh mana kemampuan siswa dan bagaimana
proses yang mereka jalani.
d. Refleksi
Setelah semua hasil didapatkan maka hal yang dilakukan
selanjutnya adalah melakukan refleksi dan tindak lanjut dari proses
kegiatan belajar mengajar. Melakukan koreksi dan penilaian.
30
G. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik
triangulasi data yakni memeriksa kebenaran hipotesis dan analisis
penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu guru dan murid.
2. Penggunaan alat atau instrument yang telah dibuat sebelum
penelitian.
3. Penggunaan beberapa teknik pengumpulan data membantu penulis
dalam mempermudah mendapatkan data membantu peneliti dalam
mempermudah mendapatkan data yang nantinya akan dianalisis
setelah melakukan pengamatan.
H. Penyajian Data
Bentuk penyajian data penulis adalah dalam bentuk tabel dan
mendeskripsikan kesalahan penggunaan kalimat, dan memperbaiki
kalimat yang salah.
Kesatuan Pikiran
Kode
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
siswa
Kepaduan
Kode
siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
31
Penekanan
Kode
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
siswa
Variasi
Kode
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
siswa
Kepararelan
Kode
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
siswa
Kehematan
Kode
siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
BAB IV
PROFIL SEKOLAH, DESKRIPSI DATA, DAN PEMBAHASAN
Bab ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah
dilakukan penulis di kelas X. AK SMK Triguna Utama Ciputat.Hasil
penelitian diperoleh dari hasil pengamatan belajar kalimat efektif dalam
karangan argumentasi.
A. Profil Sekolah
1. VISI DAN MISI
Persaingan dan tantangan kehidupan di masa yang akan datang
pastinya berat. SMK Triguna Utama sebagai lembaga yang bergerak di
bidang pendidikan menengah kejuruan, mempunyai VISI dan MISI untuk
menjawab tantangan tersebut sebagai berikut:
VISI :Menjadikan
berbudaya,
SMK Triguna Utama yang terampil, unggul,
beradab dan berkeberadaban di tingkat Lokal,
Nasional
maupun Global
MISI
1. Melaksanakan pendidikan agar sekolah menghasilkan tenaga yang
terampil.
2. Menyelenggarakan Pelatihan agar sekolah unggul, berbudaya, beradap
dan berkeberadaban dalam persaingan Lokal, Nasional maupun global.
3. Menjadikan Sekolah sebagai kebanggan masyarakat.
4. Menjadikan Lingkungan sekolah cermin Dunia Usaha dan Industri.
5. Menciptakan kultur sekolah yang memiliki budi pekerti luhur, beriman
dan bertaqwa ke pada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Tujuan
Tujuan SMK Triguna Utama
32
33
a. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI
sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan Kompetensi
Keahlian pilihannya.
b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih
dalam
berkompetisi,
beradaptasi
di
lingkungan
kerja
dan
mengembangkan sikap profesional dalam Kompetensi Keahlian yang
diminatinya.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Prestasi
Banyak prestasi yang telah diraih oleh SMK Triguna Utama baik
bidang akademis atau non akademis, didalam perlombaan dari 18 kali
perlombaan 2 kali masuk mewakili tingkat nasional (11%). Prosentasi
kejuaraan mendapatkan juara 1 sebanyak 72 %
pada tingat Kota
Tangerang Selatan dan 27 % mendapatkan juara 2 pada periode tahun
2010/2011.
4. Keadaan Sekolah
Keadaan
SMK Triguna Utama
adalah sekolah standart Nasional
dengan predikat Terakreditasi “A” serta memiliki system managemen
berdasarkan standart mutu ISO 9001:2008 .Sepintas kegiatan
penunjang di SMK Triguna Utama antara lain meliputi:
Ruang Administrasi terdiri atas Ruang Guru,ruang Tata Usaha dan
Ruang Kepala Sekolah.
34
Ruang
Kegiatan
Belajar
terdiri
Praktek/workshop/ laboratorium
atas
ruang
kelas,
Bengkel
Fisika, kimia dan Biologi,Lab
Bahasa,Lab Komputer, dan Moving Class.
Ruang Penunjang Lainnya yaitu Aula, Ruang Sanggar, Hall, Kantin
sekolah, Gudang dan Toilet.
5. Guru
Terdapat lima puluh enam guru, tata usaha, dan pegawai di SMK
Triguna Utama. Dua puluh enam di antaranya adalah guru tetap.Empat
belas merupakan guru tidak tetap.Sisanya adalah pegawai tata usaha,
pengurus yayasan, perpustakaan, dan petugas kebersihan.
Guru bahasa Indonesia di SMK Triguna Utama berjumlah dua
orang yaitu Bapak Rahmat, S.Pd. dan Bapak Noprizal Nurul Fajri, S.Pd.
Bapak Rahmat, S.Pd. lulusan dari Universitas Kuningan Jawa Barat
jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tahun 2012, sedangkan
Bapak Noprizal Nurul Fajri, S.Pd., lulusan Universitas Dr. Hamka
Jakarta jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tahun 2013.
B. Deskripsi Data
Berikut ini adalah analisis kesalahan dan penggunaan kalimat
efektif yang benar dalam karangan argumentasi siswa kelas X,AK
berdasarkan ciri-ciri kalimat efektif.
Di bawah ini adalah nama-nama siswa X.AK yang penulis teliti
karangan argumentasinya.
Tabel 1
KELAS
: X AK
WALI KELAS
: Siti Khuswatul Hasanah, S.Pd.
No
1
Nama
Adinda Nabila
Jenis
Kelamin
P
Kode
Siswa
A
35
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Aditia Eka Saputra
Arfakhsal Farabi
Ayu Adelia Putri
Datik Handika sari
Dian Hastika
Dinda Restu Pertiwi
Dita Refiana
Elka Dwi Shinta
Eka Yulianti
Firda Amalia
Juriah
M. Badar Madani
M. Habibi
Nabila Fitria
Nabila Sulistiani
Nia Puspitowati
Nita Kristianti
Nuralita Wahyuningtyas
Nurfaiza
Puji Rahayu
Qalby Carolla
Rahayu Nurfitriani
Reno Oktivan
Ria Novianti
Rismayani
Sri Agisty
Sri Anggraini
Sri Dwi Dayanti
Tia Agustien
Weni Swandani
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
C. Pembahasan
Tabel 2
Kesatuan Pikiran
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Kode
Siswa
A
Pada tanggal 9 April 2014 Kita
kita
telah
PEMILU
telah
melaksanakan
melaksanakan pemilu legislatif di Indonesia 9
(pemilihan April lalu, tetapi banyak hal
36
umum)calon
legislatif
di yang janggal dalam pemilu kali
seluruh wilayah Indonesia. ini.
Banyak hal yang janggal
dalam pemilu kali ini.
B
Saya sah saja apabila selebriti Saya
tersebut
mencalonkan
setuju
calon
diri legislatif berasal dari kalangan
tetapi harus didasari dengan selebritas
pondasi yang kuat.
C
apabila
dan
memiliki
pondasi dasar yang kuat.
Menurut saya, para selebriti Menurut saya, para selebritas
boleh saja menjadi calon bisa menjadi calon anggota
anggota legislatif, tapi dia legislatif, tetapi mereka harus
juga
harus
memikirkan memikirkan nasib rakyat.
rakyatnya.
D
Dengan
demikian
dari Dengan demikian saya tidak
kalangan selebritas saya tidak setujuapabila calon legislatif
setuju karena hanya omong dari kalangan selebritas karena
kosong dan terus berjanji banyak omong kosong dan
tetapi hasilnya tidak ada.
F
Mungkin,
hanya
menaikkan
janji yang tidak ditepati.
untuk Untuk menaikkan popularitas
popularitasnya atau mencari sensasi.
saja atau mencari sensasi
semata.
G
Saya
tidak
setuju
karena Saya
tidak
setuju
karena
banyak dari mereka yang ikut kebanyakan anggota legislative
serta
hanya
ingin dari kalangan selebritas hanya
mendongkrak
ingin menaikkan popularitas
kepopularitasan semata agar dan dipilih oleh rakyat.
nama mereka terpilih oleh
rakyat dan menjadi terkenal.
H
Karena menurut saya mereka Menurut saya, mereka hanya
37
hanya berprestasi di dunia memiliki prestasi di dunia
hiburan
saja.
tidak hiburan dan tidak memiliki
Dan
memiliki pengetahuan apalagi pengetahuan dan pengalaman
pengalaman di dunia politik.
I
di dunia politik.
Semua orang mempunyai hak Setiap orang memiliki hak atau
atau
kebebasan
dalam kebebasan dalam berpendapat,
berpendapat, memilih, men- memilih, dan menjadi apapun,
jadikan
dirinya
seperti tetapi harus memiliki tanggung
apapun, tetapi harus didasari jawab.
dengan tanggung jawab.
J
Indonesia
memerlukan Indonesia membutuhkan wakil
ini
wakil rakyat yang jujur, baik, rakyat yang jujur, baik, dan
adil.
dan adil.
Sudah banyak contoh anggota Banyak anggota legislatif yang
legislatif
akibat
yang
dipenjara dipenjara karena korupsi, tidak
korupsi,
mengerjakan
tugasnya
tidak menjalankan tugas dengan baik
de- dan tidak melakukan apapun.
ngan baik dan hanya uncanguncang kaki saja
K
Pertama ia harus bertanggung Pertama,
dia
harus
ber-
jawab dalam mejalankan diri tanggung jawab men-jalankan
sebagai DPR, dan di sisi lain tugas sebagai anggota DPR
juga ia bertanggung jawab dan profesi sebagai artis.
dalam
menjalankan
pro-
fesinya sebagai artis.
L
Tapi menurut saya
calon Menurut saya, calon legislatif
legislatif dari kalangan seleb dari kalangan selebritas hanya
hanya
bisa
kepopuleran
bermodalkan bermodalkan popularitas dan
mereka
dan tidak
memiliki
kemampuan
38
mungkin
mereka
tidak yang cukup untuk menjadi
mempunyai bakat yang cukup legislatif.
untuk
menjadi
calon
legislatif.
M
Anggota
legislatif
kalangan
selebritas
dari Anggota
dari
ini kalangan selebritas tak hanya
sebenarnya banyak memiliki memiliki
kemampuan,
legislatif
kemampuan
ke- bidangnya,
selain
di
tetapi
dalam
saya
apabila
mampuan dibidang keartisan, pemerintahan.
tetapi
juga
mampuan
memiliki
ke-
dibidang
ke-
pemerintahan.
N
Bukannya ingin mencela atau Kekhawatiran
mentidak
baguskan
nama kalangan selebritas terjun ke
selebritas,
namun
inilah dunia politik, mereka tidak
ketakutan saya dalam dunia melakukannya
dengan
politik jika tidak dilakukan sungguh-sungguh.
dengan sungguh-sungguh.
Q
Dan mereka kurang mengerti Mereka tidak mengerti politik
tentang politik dan ekonomi dan ekonomi rakyat Indonesia.
yang
dialami
rakyat
Indonesia.
R
Dan
bukan
hanya
dapat Tak hanya merasakan jadi
merasakan duduk di kursi pejabat tetapi menikmati uang
pejabat juga bisa merasakan rakyat.
uang rakyat.
Yang diinginkan oleh rakyat Rakyat menginginkan pemimadalah
pemimpin
yang pin yang bijaksana, adil, jujur,
bijaksana, adil, jujur, bersih dan
bersih
serta
mampu
39
dari
korupsi
memimpin
dan
mampu memimpin dengan baik.
rakyat
dengan
baik.
T
Karena mereka tidak mampu Mereka
tidak
atau kurang mengerti tentang mengerti
mampu
politik
dan
Indonesia.
politik Indonesia dan mereka Hanya mengandalkan popuhanya mengandalkan popu- laritas
untuk
memperoleh
laritas untuk mencakup suara suara.
rakyat.
U
Dari
legislatif Saya
pemilihan
tidak
setuju
apabila
tersebut saya sangat tidak anggota legislatif dari kalangan
setuju jika anggota legislatif selebritas
dari
kalangan
karena
selebritas besar
karena
hanya
sebagian
menginginkan
sekali menjadi terkenal dan populer.
banyak
selebritas yang ingin semakin
terkenal atau ingin semakin
populer dengan mencalonkan
dirinya
sebagai
anggota
legislatif.
V
Dengan
demikian
calon Dengan
demikian,
sebagai
legislatif yang digeluti oleh calon legislatif para selebritas
kalangan
selebritas
se- memiliki pendidikan, karakter,
harusnya mempunyai pen- dan kehidupan sosial yang
didikan, karakter dan sosial baik.
yang
baik
bukan
Jangan
mengandalkan
hanya kepopularitasan karena pen-
mengandalkan
didikan
dan
akhlak
juga
kepopularitasan semata tetapi penting sebagai bekal menjadi
pendidikan, akhlak yang baik wakil rakyat.
dan merasa mampu untuk
menjadi pemimpin rakyat.
40
W
Dari
kalangan
banyak
yang
selebritas Banyak
kalangan
selebritas
men- yang mencalonkan diri men-
ingin
calonkan diri sebagai anggota jadi anggota legislatif karena
legislatif,
mungkin
karena jenuh di dunia hiburan dan
kejenuhan mereka di dunia mencoba dunia politik.
entertaint dan ingin mencoba
terjun ke dunia politik.
X
Adapun berbagai pendapat Beberapa
kalau para selebritas hanya takan
memanfaatkan
legislatif
pendapat
para
lembaga manfaat
sebagai
menya-
selebritas
legislatif
me-
sebagai
ajang ajang mencari popularitas atau
popularitas atau meninggikan melambungkan namanya.
namanya.
Y
Dari sekian banyak orang dan Banyak orang dan kalangan
sampai
dari
kalangan selebritas yang mencalonkan
selebritas yang ikut serta diri sebagai anggota legislatif.
mencalonkan
diri
sebagai
anggota legislatif.
AA
Karena
tidak
hanya Tidak hanya kepopularitasan,
kepopularitasan
yang tetapi pendidikan juga harus
ditampakan,
tetapi diperlihatkan.
pendidikan yang baik harus
juga ditampakan.
AD
Pendapat
hanya
kedua
mereka Kedua,
mementingkan
mereka
hanya
diri memikirkan diri sendiri, bukan
sendiri dan tidak memikirkan rakyat kecil.
rakyat kecil.
AE
Saya
mereka
tidak
setuju
hanya
karena Saya
ingin hanya
tidak
ingin
mendapatkan popularitas dan popularitas
setuju,
mereka
mendapatkan
dan
fasilitas
41
mendapatkan fasilitas negara negara.
secara gratis.
Kesalahan kalimat pertama dengan subjek siswa A tidak
menggunakan kata hubung pada kalimat selanjutnya. Kata hubung tetapi
dilesapkan setelah Indonesia maka jadilah kalimat yang benar Kita telah
melaksanakan pemilu legislatif di Indonesia 9 April lalu, tetapi banyak hal
yang janggal dalam pemilu kali ini.Karena cirri kesatuan pikiran adalah
menggunakan kata hubung dan, tetapi, atau.Kesalahan kedua terletak pada
penulisan tanggal 9 April yang menggunakan hiponim tanggal dan
hipernim 9 April.Seharusnya tidak menggunakan kata tanggal.
Kesalahan siswa B adalah penggunaan kata sah saja, diganti
dengan kata yang baku yaitu setuju. Penggabungan dua kalimat
seharusnya ditambah dengan konjungsi dank arena yang dinyatakan bukan
pertentangan melainkan penggabungan.Sehingga kalimat yang benar yaitu
Saya setuju apabila calon legislatif berasal dari kalangan selebritas dan
memiliki pondasi dasar yang kuat.
Selanjutnya kesalahan siswa C, kata boleh saja tidak baku diganti
dengan bisa. Kata konjungsi yang menyatakan pertentangan menggunakan
kata tapi seharusnya tetapi.Jadi kalimat yang benar adalah Menurut saya,
para selebritas bisa menjadi calon anggota legislatif, tetapi mereka harus
memikirkan nasib rakyat.
Siswa D menggunakan konjungsi tetapi, sedangkan kalimat yang
dibuat menyatakan kesetaraan bukan pertentangan.Konjungsi yang tepat
adalah dan.Seharusnya kalimat tersebut menjadi Dengan demikian saya
tidak setuju apabila calon legislatif dari kalangan selebritas karena
banyak omong kosong dan janji yang tidak ditepati.
42
Kesalahan yang dibuat oleh siswa F yaitu penggunaan kata
mungkin dan hanya.Kalimat tersebut adalah kalimat yang menyatakan
pilihan karena menggunakan konjungsiatau, agar kalimat tersebut efektif
maka kata mungkin dan hanya dihilangkan menjadi Untuk menaikkan
popularitas atau mencari sensasi.
Kalimat yang dibuat siswa G tidak efektif karena penggabungan
antara dua gagasan tidak tepat menggunakan kata hubung agar.Kata
hubung yang tepat adalah dan berdasarkan ciri kesatuan pikiran.Saya tidak
setuju karena kebanyakan anggota legislatif dari kalangan selebritas
hanya ingin menaikkan popularitas dan dipilih oleh rakyat.
Siswa H memiliki kesalahan penggunaan kata karena di awal
kalimat dan konjungsi dan setelah titik.Kalimat tersebut tidak efektif
karena dan digunakan untuk menggabungkan pikiran bukan di awal
kalimat.Kalimat yang benar adalah Menurut saya, mereka hanya memiliki
prestasi di dunia hiburan dan tidak memiliki pengetahuan dan
pengalaman di dunia politik.
Terdapat dua konjungsi di kalimat siswa I yaitu atau dan tetapi
hanya kurang konjungsi dan untuk gagasan terakhir.Kalimat yang
seharusnya adalah Setiap orang memiliki hak atau kebebasan dalam
berpendapat, memilih, dan menjadi apapun, tetapi harus memiliki
tanggung jawab.
Kalimat siswa J Indonesia ini memerlukan wakil rakyat yang jujur,
baik, dan adil seharusnya Indonesia membutuhkan wakil rakyat yang
jujur, baik, dan adil.penggunaan konjungsi dan sudah tepat hanya kata ini
dan memerlukan membuat kalimat ini tidak efektif. Kalimat kedua
penggunaan kata akibat seharusnya diganti dengan karena.Sehingga
perbaikannya adalah Banyak anggota legislatif yang dipenjara karena
korupsi, tidak menjalankan tugas dengan baik dan tidak melakukan
apapun.
43
Kalimat yang dibuat oleh siswa K tidak efektif dengan adanya
konjungsi dalam.Penggabungan dua pikiran menggunakan konjungsi dan,
namun kalimat yang dibuat terlalu bertele-tele.Kalimat yang efektif
seharusnya Pertama, dia harus bertanggung jawab menjalankan tugas
sebagai anggota DPR dan profesi sebagai artis.
Selanjutnya, siswa L tidak efektif karena penggunaan konjungsi
tetapi di awal kalimat tidak sesuai dengan cirri kesatuan pikiran.Kalimat
yang efektif adalah Menurut saya, calon legislatif dari kalangan selebritas
hanya bermodalkan popularitas dan tidak memiliki kemampuan yang
cukup untuk menjadi legislatif.
Siswa M membuat kalimat Anggota legislatif dari kalangan
selebritas ini sebenarnya banyak memiliki kemampuan, selain kemampuan
dibidang
keartisan,
tetapi
juga
kepemerintahan.Kalimat efektifnya
memiliki
kemampuan
adalah Anggota
dibidang
legislatif dari
kalangan selebritas tak hanya memiliki kemampuan di bidangnya, tetapi
dalam pemerintahan.Kata ini dan sebenarnya membuat kalimat tidak
efektif maka dihilangkan dan pernyataan di akhir kalimat yang memiliki
konjungsi atau sebaiknya dipersingkat.
Kalimat yang dibuat siswa N, menggunakan konjungsi atau yang
menyatakan pilihan.Namun kalimat yang dibuat tidak efektif.Seharusnya
dengan inti dan maksud yang lebih efektif menghasilkan kalimat
Kekhawatiran saya apabila kalangan selebritas terjun ke dunia politik,
mereka tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Siswa Q menggunakan konjungsi dan di awal kalimat sehingga
tidak efektif.Konjungsi dan di awal dihilangnkan agar sesuai dengan ciri
kesatuan pikiran.Kalimat efektifnya menjadi Mereka tidak mengerti politik
dan ekonomi rakyat Indonesia.
44
Kalimat pertama yang dibuat siswa R menggunakan konjungsi dan
di awal kalimat.Menyatakan dua pertentangan seharusnya menggunakan
konjungsi tetapi.Kalimat efektifnya menjadi Tak hanya merasakan jadi
pejabat tetapi menikmati uang rakyat.Kalimat kedua terdapat kata yang di
awal
kalimat,
selain
itu
kata
oleh
membuat
kalimat
tidak
efektif.PerbaikannyaRakyat menginginkan pemimpin yang bijaksana, adil,
jujur, dan bersih serta mampu memimpin dengan baik
Siswa T membuat kalimat dengan meletakkan kata karena di awal
kalimat, kemudian kata hubung atau.Penggunaan kata hubung atau tidak
tepat yang tepat adalah dan.Sehingga kalimat yang efektifnya yaitu
Mereka
tidak
mampu
dan
mengerti
politik
Indonesia.Hanya
mengandalkan popularitas untuk memperoleh suara.
Kalimat tidak efektif juga dibuat oleh siswa U, siswa U
menggunakan preposisi dari di awal kalimat. Kemudian penggunaan
konjungsi atau yang tidak tepat karena gagasannya merupakan dua hal
yang sama. Kalimatnya berubah menjadi efektif dengan menghilangkan
preposisi dari dan konjungsi atau.Perbaikannya adalah Saya tidak setuju
apabila anggota legislatif dari kalangan selebritas karena sebagian besar
hanya menginginkan menjadi terkenal dan populer.
Siswa V membuat kalimat dengan banyak kosakata dalam satu
kalimat.Hal tersebut tidak efektif. Penghilangan konjungsi olehakan
menjadikan kalimat ini efektif dan penggabungan unsur yang sama ke
dalam kalimat. Kalimat efektifnya adalah Dengan demikian, sebagai calon
legislatif para selebritas memiliki pendidikan, karakter, dan kehidupan
sosial
yang
baik.Jangan
mengandalkan
kepopularitasan
karena
pendidikan dan akhlak juga penting sebagai bekal menjadi wakil rakyat.
Kesalahan yang dibuat oleh siswa W yaitu meletakkan preposisi
dari di awal kalimat dan penggunaan kata entertaint.Kalimat efektif
seharusnya Banyak kalangan selebritas yang mencalonkan diri menjadi
45
anggota legislatif karena jenuh di dunia hiburan dan mencoba dunia
politik.
Siswa X menggunakan kata kalau, seharusnya tidak perlu
menggunakannya agar efektif.Kesatuan pikiran dengan menyatakan
pilihan menggunakan konjungsi atau.Kalimat efektifnya adalah Beberapa
pendapat menyatakan para selebritas memanfaat legislatif sebagai ajang
mencari popularitas atau melambungkan namanya.
Kalimat yang dibuat siswa Y tidak efektif dengan menggunakan
preposisi dari di awal kalimat, kemudian konjungsi dan sampai dari,
kalimat
menjadi efektif apabila menghilangkan dari dan sampai dari.
Bentuk efektifnya menjadi Banyak orang dan kalangan selebritas yang
mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Siswa AA menggunakan kata karena di awal kalimat, kata
ditampakkan diganti dengan diperlihatkan agar lebih baku. Sehingga,
kalimat efektifnya seperti ini Tidak hanya kepopularitasan, tetapi
pendidikan juga harus diperlihatkan.
Selanjutnya kalimat tidak efektif yang dibuat oleh siswa AD.
Penggunaan kata mementingkan dan memikirkan itu sama tidak bisa
digabungkan dengan konjungsi dan. Objeknya sebagai kata benda yaitu
diri sendiri dan rakyat kecil, jadi diganti dengan kata bukan.Sehingga
kalimat efektifnya adalah Kedua, mereka hanya memikirkan diri sendiri,
bukan rakyat kecil.
Siswa AE membuat kalimat tidak efektif karena penggunaan
karena mereka hanya.Kta karena dapat dihilangkan dan kalimat efektifnya
menjadi Saya tidak setuju, mereka hanya ingin mendapatkan popularitas
dan fasilitas negara.
46
Tabel 3
Kepaduan
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Kode
Siswa
A
Banyak hal yang janggal Banyak hal janggal dalam
dalam
pemilu
kejanggalan
ini pemilu,
kali
yang
kejanggalan
paling
paling mencolok adalah partisipasi
mencolok adalah banyaknya kalangan selebritas menjadi
anggota calon legislatif dari calon legislatif.
kalangan selebritas.
B
Berbagai
kalanganmen- Berbagai
calonkan
dirinya
kalangan
men-
seperti calonkan diri sebagai calon
sekarang ini maraknya caleg legislatif,
dari kalangan selebriti.
salah
satunya
kalangan selebritas.
Jadi kesimpulannya boleh- Kesimpulannya, boleh saja
boleh saja artis mencalonkan artis mencalonkan diri sebagai
diri sebagai anggota legislatif.
C
anggota legislatif.
Dari semua calon anggota Terdapat
calon
anggota
legislatif
terdapat
calon legislatif
dari
kalangan
anggota
legislatif
yang selebritas yang terkenal di
berasal dari kalangan selebriti dunia entertainment.
yang sudah terkenal di dunia
enterteiment.
D
Dari
banyak
kalangan
selebriti Banyak
kalangan
selebritas
yang mencalonkan yang mencalonkan diri.
diri.
E
Dapat dikatakan saya tidak Saya tidak setuju jika wakil
setuju
rakyat
jika
yang
banyak
maju
wakil rakyat dari kalangan artis maju
dari ke pemilihan legislatif.
kalangan artis.
F
Banyak
kalangan
yang Banyak kalangan mencalonkan
47
mencalonkan dirinya sebagai diri sebagai anggota legislatif,
anggota
legislatif
salah salah satunya dari kalangan
satunya kalangan selebritas.
G
selebritas.
Banyak kalangan berlomba- Berbagai kalangan berlomba
lomba
menjadi
anggota menjadi anggota legislatif.
legislatif.
H
Dan kalau bisa meninggalkan Seharusnya
mereka
dunia hburan agar lebih fokus meninggalkan dunia hiburan
terhadap dunia politiknya.
I
dan fokus ke dunia politik.
Demokrasi yang dianut oleh Demokrasi yang dianut oleh
sebuah negara ditandai oleh suatu Negara ditandai dengan
adanya
kebebasan
berpen- adanya
dapat.
J
kebebasan
dapat.
Pada tanggal 9 April 2014 Indonesia
lalu
berpen-
Negara
kita
melaksanakan
yaitu pemilihan
umum
untuk
Indonesia telah melaksanakan anggota legislatif 9 April 2014
pemilihan umum untuk wakil lalu.
rakyat masyarakat Indonesia.
K
Banyak artis yang sekarang Sekarang ini nanyak artis yang
ini mencalonkan diri menjadi mencalonkan
anggota
diri
menjadi
legislatif/anggota anggota legislatif atau DPR.
DPR. Dan ada pula yang Ada pula yang mencalonkan
sampai
mencalonkan
diri diri menjadi gubernur.
untuk menjadi gubernur.
L
Namun
kebanyakan
calon Kebanyakan
legislatif itu diduduki oleh legislatif
kalangan artis dari pelawak kalangan
sampai model terkenal.
pelawak
posisi
anggota
ditempati
artis,
mulai
hingga
oleh
dari
model
terkenal.
M
Maka dari itu mereka para Oleh karena itu, para selebritas
48
selebritas yang mencalonkan memberanikan
diri
memberanikan
diri menjadi
untuk anggota legislatif.
menjadi anggota legislatif.
N
Banyak yang mencalonkan Banyak kalangan politikus dan
diri
sebagai
antaranya
legislatif
dari
di selebritas yang mencalonkan
kalangan diri sebagai legislatif.
politikus dan selebritas.
O
Dengan
demikian,
saya Dengan demikian, saya tidak
benar-benar tidak setuju kalau setuju
apabila
selebritas
selebritas menjadi anggota menadi anggota legislatif.
legislatif.
P
Entah
karena
banyak
tujuan
dari
selebritas
apa Entah apa tujuan selebritas ikut
kalangan mencalonkan diri.
yang
ikut
mencalonkan dirinya.
Q
Kalangan selebritis berlomba- Kalangan selebritas berlomba
lomba untuk bisa menduduki untuk
kursi DPR.
R
menduduki kursi di
DPR.
Tetapi sekarang banyak sekali Banyak
kalangan
selebritas
dari kalangan selebritas untuk menjadi calon legislatif saat
mejadi calon legislatif.
S
ini.
Bukan seperti calon legislatif Tidak seperti calon legislatif
dari kalangan biasa
hanya
dikenal
yang dari
kalangan
biasa
yang
masyarakat dikenal pada masa kampanye.
ketika masa-masa kampanye
saja.
U
Banyak sekali dari kalangan Banyak
kalangan
selebritas
selebritas yang mencalonkan yang
mencalonkan
diri untuk menjadi anggota menjadi anggota legislatif.
diri
49
legislatif
V
Calon legislatif dari kalangan Kalangan
selebritas
hanya
digeluti
ingin
cuma ingin
selebritas
merasakan
hanya
bangku
merasakan legislatif para pejabat.
bangku para pejabat-pejabat.
W
Melihat
semua
fenomena Melalui fenomena yang terjadi,
yang terjadi di dunia politik banyak selebritas yang terjun
banyak selebritas yang terjun ke dunia politik.
ke dalamnya.
X
Di
samping
anggota
itu,
legislatif
banyak Selain itu, banyak anggota
yang legislatif berasal dari kalangan
berasal dari kalangan sele- selebritas.
britas.
Y
Tetapi butuh juga prestasi- Dibutuhkan prestasi lain yang
prestasi lainnya yang akan mampu mengayomi, membimmampu mengayomi, mem- bing, dan mewakili rakyat.
bimbing,
dan
mewakilkan
rakyatnya nanti.
AB
Saya
tidak
setuju
karena Saya tidak setuju karena belum
belum tentu selebritas terjun tentu para selebritas terjun
langsung untuk melihat nasib- langsung melihat nasib para
nasib yang tidak beruntung rakyat yang kurang beruntung.
dari mereka.
AC
Dengan demikian, jika para Dengan demikian, jika para
selebritas
rakyat
mempunyai
menjadi
mereka
wakil selebritas ingin menjadi wakil
harus rakyat, harus memiliki kriteria
kriteria-kriteria tertentu yang sesuai syarat
tertentu yang dimiliki para legislatif.
calon legislatif.
AD
Mereka berpikir jika menjadi Mereka
berpikir
bahwa
50
anggota legislatif adalah hal menjadi
yang mudah.
anggota
legislatif
adalah hal mudah.
Ciri kalimat efektif selanjutnya adalah kepaduan atau koherensi
yang baik dan kompak.Kepaduan akan rusak oleh letak kalimat tidak
sesuai dengan pola kalimat, salah menggunakan kata depan dan kata
hubung, pemakaian kata yang tumpang tindih, dan salah menggunakan
keterangan aspek.
Siswa A membuat kalimat yang tidak efektif karena menggunakan
kata yang sebelum kata sifat.Selain itu, terlalu banyak kata yang diulang
sehingga tidak fokus kepada inti kalimat, seperti kata banyak.Kalimat yang
benar adalah Banyak hal janggal dalam pemilu, kejanggalan paling
mencolok adalah partisipasi kalangan selebritas menjadi calon legislatif.
Kalimat yang dibuat siswa B tidak efektif karena pemakaian kata
yang tumpang tindih yaitu seperti sekarang ini, seharusnya tidak
digunakan.
Selain
itu
ada
kesalahan
penggunaan
kata
depan
dari.Perbaikannya menjadi Berbagai kalangan mencalonkan diri sebagai
calon legislatif, salah satunya kalangan selebritas.Kalimat kedua
memakai kata ulang boleh-boleh saja, dapat disingkat menjadi boleh
saja.Kalimat efektifnya menjadi Kesimpulannya, boleh saja artis
mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Selanjutnya, siswa C menggunakan kata depan dari. Kata depan
dari di awal kalimat menyebabkan kalimat tersebut tidak efektif. Kalimat
tersebut menjadi efektif dengan menghilangkan kata depan di awal
kalimat. Kalimat efektifnya menjadi Terdapat calon anggota legislatif
dari kalangan selebritas yang terkenal di dunia entertainment.\
Siswa D membuat kesalahan yang sama dengan siswa C yaitu
meletakkan kata depan dari di awal kalimat dan konjungsi yang tidak
tepat. Setelah diperbaiki kalimatnya menjadi Banyak kalangan selebritas
yang mencalonkan diri.
51
Kalimat yang dibuat siswa E tidak efektif karena pemakaian kata
yang tumpang tindih yaitu dapat dikatakan saya tidak setuju seharusnya
saya tidak setuju.Kalimat efektifnya menjadi Saya tidak setuju jika wakil
rakyat dari kalangan artis maju ke pemilihan legislatif.
Kesalahan yang dibuat siswa F yaitu menggunakan kata yang
sebelum kata kerja mencalonkan.Kata dirinya untuk menerangkan banyak
kalangan seharusnya tidak memakai sufiks -nya.Perbaikannya adalah
Banyak kalangan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, salah
satunya dari kalangan selebritas.
Siswa G menggunakan kata banyak kalangan, dapat diganti
dengan berbagai kalangan.Kata berlomba-lomba merupakan pengulangan
yang tidak perlu, seharusnya berlomba sudah cukup.Kalimat yang benar
menjadi Berbagai kalangan berlomba menjadi anggota legislatif.
Siswa H membuat kalimat dengan menggunakan konjungsi dan di
awal kalimat.Pemakaian konjungsi terhadap menyebabkan kalimat
tersebut tidak efektif.Kalimat tersebut efektif apabila diubah menjadi
Seharusnya mereka meninggalkan dunia hiburan dan fokus ke dunia
politik.
Selanjutnya, kesalahan siswa I, menggunakan kata sebuah negara,
seharusnya suatu negara karena negara bukan jenis benda yang memiliki
nomina sebuah.Kalimat efektifnya menjadi Demokrasi yang dianut oleh
suatu negara ditandai dengan adanya kebebasan berpendapat.
Kesalahan pertama siswa J adalah menggunakan hiponim tanggal
dan hipernim 9 April.Kesalahan kedua memakai kata telah sebelum
predikat, dan kata untuk yang tidak tepat menyebabkan kalimat tidak
efektif.Kalimat tersebut diperbaiki menjadi Indonesia melaksanakan
pemilihan umum untuk anggota legislatif9 April 2014 lalu.
Siswa K membuat kalimat dengan kesalahan penempatan kalimat
yang tidak sesuai dengan pola.Banyak artis yang sekarang ini
mencalonkan diri menjadi anggota legislatif/anggota DPR.Kalimat
tersebut tidak efektif, dan kesalahan kedua adalah konjungsi dan yang
52
diletakkan di awal kalimat.Kalimat berubah menjadi efektif apabila diubah
menjadi Sekarang ini banyak artis yang mencalonkan diri menjadi
anggota legislatif atau DPR.Ada pula yang mencalonkan diri menjadi
gubernur.
Penggunaan kata namun di awal kalimat siswa L tidak efektif akan
tumpang tindih dengan kata kebanyakan. Menggunakan kata itu dan oleh
menyebabkan kalimat tidak efektif. Seharusnya kalimat efektifnya adalah
Kebanyakan posisi anggota legislatif ditempati oleh kalangan artis, mulai
dari pelawak hingga model terkenal.
Kalimat yang dibuat siswa M menjadi tidak efektif dengan
menggunakan kata yang dan untukyang tidak tepat.Selain itu pronomina
mereka untuk menerangkan para selebritas.Kalimat efektifnya adalah
Oleh karena itu, para selebritas memberanikan diri menjadi anggota
legislatif.
Berikutnya, siswa N melakukan kesalahan dengan menggunakan
kata yang di tempat yang salah. Selain itu menggunakan kata depan dari
yang tidak tepat membuat kalimat tersebut tidak efektif. Perbaikannya
menjadi Banyak kalangan politikus dan selebritas yang mencalonkan diri
sebagai legislatif.
Kesalahan kalimat siswa O yaitu menggunakan kata benar-benar
yang menyebabkan kalimat tersebut tumpang tindih.Seharusnya kata
tersebut dihilangkan.Menggunakan kata kalau sebaiknya diganti dengan
apabila.Kalimatnya menjadi efektif apabila diubah seperti ini Dengan
demikian, saya tidak setuju apabila selebritas menadi anggota legislatif.
Kalimat siswa P, kesalahannya terletak pada kata karena dan
tujuan yang menyebabkan kalimat tersebut tumpang tindih. Selanjutnya
ada kata yang itu tidak tepat. Seharusnya kalimat yang benar adalah Entah
apa tujuan selebritas ikut mencalonkan diri.
Siswa Q membuat kalimat dengan menggunakan kata berlombalomba
seharusnya
berlomba
agar
efektif.Selain itu,
kata
untuk
53
bisamerupakan tumpang tindih.Kalimat yang benar adalah Kalangan
selebritas berlomba untuk menduduki kursi di DPR.
Kalimat yang dibuat siswa R tidak efektif karena ada konjungsi
tetapi di awal kalimat.Terdapat kesalahan penggunaan kata untuk menjadi
yang tumpang tindih dan kata banyak sekali.Kalimat yang benar
seharusnya Banyakkalangan selebritas menjadi calon legislatif saat ini.
Penggunaan kata bukan dalam kalimat siswa S tidak tepat
seharusnya diganti dengan tidak.Pemakaian kata masa-masa membuat
kalimat tidak efektif.Kalimat yang benar seharusnya Tidak seperti calon
legislatif dari kalangan biasa yang dikenal pada masa kampanye.
Kalimat siswa U menggunakan kata banyak sekali sehingga tidak
efektif. Penggunaan kata depan dari yang tidak tepat dan kata untuk yang
tumpang tindih. Kalimat efektifnya adalah Banyak kalangan selebritas
yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif.
Penggunaan kata depan dari pada kalimat siswa V tidak tepat.
Terdapat kata cuma hanya membuat kalimat tumpang tindih.Seharusnya
kata yang digunakan adalah hanya.Agar kalimat tersebut efektif diperbaiki
menjadi Kalangan selebritas hanya ingin merasakan bangku legislatif
para pejabat.
Kalimat tidak efektif yang dibuat siswa W menggunakan kata yang
tumpang tindih yaitu melihat semua. Kesalahan lain yaitu penggunaan kata
depan di tidak tepat. Kalimat tersebut menjadi efektif apabila diubah
menjadi Melalui fenomena yang terjadi, banyak selebritas yang terjun ke
dunia politik.
Kalimat yang dibuat siswa X tidak efektif karena penggunaan kata
depan di di awal kalimat dan penggunaan kata yang yang tidak tepat.
Kalimat yang benar adalah Selain itu, banyak anggota legislatif berasal
dari kalangan selebritas.
Penggunaan konjungsi tetapi di awal kalimat siswa Y membuat
kalimatnya tidak efektif. Terdapat tumpang tindih kata yaitu yang dan
akan. Selain itu terdapat pengulangan yang tidak tepat yaitu prestasi-
54
prestasi.Kalimat tersebut diubah menjadi Dibutuhkan prestasi lain yang
mampu mengayomi, membimbing, dan mewakili rakyat.
Siswa AB membuat kalimat tidak efektif karena terdapat kata yang
tumpang tindih yaitu untuk melihat.Selain itu, kata yang disusun tidak
sesuai dengan pola kalimat.Kalimat yang benar adalah Saya tidak setuju
karena belum tentu para selebritas terjun langsung untuk melihat nasib
para rakyat yang kurang beruntung.
Kalimat siswa AC tidak efektif karena penggunaan kata ganti
mereka yang merujuk para selebritas.Selain itu terdapat kesalahan gagasan
di akhir kalimat, seharusnya tanpa menggunakan para.Kalimat tersebut
diperbaiki menjadi Dengan demikian, jika para selebritas ingin menjadi
wakil rakyat, harus memiliki kriteria tertentu yang sesuai syarat legislatif.
Penggunaan konjungsi jika membuat kalimat siswa AD tidak
efektif.Kesalahan kedua adalah penggunaan kata yang.Setelah diperbaiki
kalimat tersebut menjadi Mereka berpikir bahwa menjadi anggota
legislatif adalah hal mudah.
Tabel 4
Penekanan
Kode
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Siswa
G
Banyak
kalangan
yang Berbagai kalangan berlomba
berlomba-lomba
menjadi menjadi
anggota
legislatif,
anggota legislatif terutama terutama kalangan selebritas
kalangan selebritas pun ikut pun ikut mendaftarkan diri.
serta mendaftarkan diri.
I
Semua
orang
mempunyai Setiap orang memiliki hak atau
hak atau kebebasan dalam kebebasan dalam berpendapat,
berpendapat, memilih, men- memilih, dan menjadi apapun,
jadikan
dirinya
seperti tetapi harus memiliki tanggung
apapun, tetapi harus didasari jawab.
55
dengan tanggung jawab
J
Di era sekarang ini banyak Saat ini banyak sekali kalangan
sekali
kalangan selebritas yang mencalonkan
dari
selebritas yang mencalonkan diri sebgai anggota legislatif,
diri
sebagai
legislatif,
anggota baik wanita maupun pria.
wanita
maupun
prianya.
K
Asalkan
keinginan
ia
mempunyai Apabila
untuk
dia
ingin
menjadi
menjadi anggota DPR, harus memiliki
seorang DPR yang sungguh- pendirian yang tegas, disiplin,
sungguh,
pendirian
dan
memiliki cerdas, dan membuat rakyat
yang
tegas, pun senang melihatnya.
disiplin, cerdas, dan sifat
yang lainnya yang membuat
rakyat pun senang untuk
melihatnya.
L
Dukungan yang kuat dari Dukungan
yang
kuat
dari
masyarakat, dan partainya masyarakat dan partai pun
pun sudah ada yang terpilih.
W
Sehingga
masyarakat
sudah memilih.
pun Masyarakat
pun
tidak begitu menghiraukan menghiraukan
akan
kalangan
tidak
kalangan
selebritas selebritas yang terjun ke dunia
terjun ke dalam dunia politik. politik.
X
Adapun berbagai pendapat Adapun
kalau para selebritas hanya mengatakan
memanfaatkan
legislatif
sebagai
lembaga selebritas
pendapat
bahwa
para
memanfaakan
ajang legislatif sebagai ajang untuk
popularitas atau meninggikan meningkatkan popularitas.
namanya.
yang
56
Ciri kalimat efektif selanjutnya adalah penekanan.Kalimat tersebut
efektif apabila memiliki penekanan yang tepat yaitu adanya mengubah
posisi dalam kalimat, menggunakan repetisi, pertentangan, dan partikel
penekan.
Kalimat yang dibuat siswa G sebenarnya sudah memiliki ciri
penekanan dengan menggunakan partikel penekan pun, hanya kalimat
tersebut tidak efektif karena menggunakan kata yang. Kata partikel
penekan pun digunakan untuk menegaskan kalangan selebritas.
Kalimat efektifnya menjadi Berbagai kalangan berlomba menjadi
anggota legislatif, terutama kalangan selebritas pun ikut mendaftarkan
diri.
Kalimat berikutnya yaitu kalimat siswa I menggunakan partikel
penekan apapun.Apapun berfungsi menekankan pada hak atau
kebebasan setiap orang.Hal ini sudah benar, namun kalimatnya belum
efektif.Kalimat efektifnya menjadi Setiap orang memiliki hak atau
kebebasan dalam berpendapat, memilih, dan menjadi apapun, tetapi
harus memiliki tanggung jawab.
Kalimat berikutnya adalah kalimat siswa J, sebenarnya penggunaan
partikel penekan maupun
sudah benar karena merujuk atau
menekankan kepada pilihan pria atau wanita, namun tidak efektif
karena ada penggunaan kata depan di awal kalimat. Perbaikannya
adalah Saat ini banyak sekali kalangan selebritas yang mencalonkan
diri sebgai anggota legislatif, baik wanita maupun pria.
Kalimat
yang
dibuat
oleh
siswa
K
terlalu
bertele-tele,
menggunakan pertikel penekan pun , namun tidak efektif. Partikel
penekan merujuk kepada rakyat.Kalimat yang benar adalah Apabila
dia ingin menjadi anggota DPR, harus memiliki pendirian yang tegas,
disiplin, cerdas, dan membuat rakyat pun senang melihatnya.
Siswa L membuat kalimat dengan menggunakan partikel penekan
pun, tetapi sebelum kata pun terdapat kata partainya membuat kalimat
57
ini tidak efektif. Kalimat efektifnya menjadi Dukungan yang kuat dari
masyarakat dan partai pun sudah memilih.
Kemudian, kalimat yang dibuat siswa W menggunakan partikel
penekan pun yang merujuk ke masyarakat.Kalimat tersebut tidak
efektif dengan menggunakan kata sehingga di awal kalimat.Kalimat
yang benar adalah Masyarakat pun tidak menghiraukan kalangan
selebritas yang terjun ke dunia politik.
Selanjutnya, kalimat siswa X yang menggunakan partikel penekan
adapun. Kata berbagai itu lebih dari satu pendapat, akan efektif apabila
disingkat menjadi pendapat saja tidak memakai kata berbagai. Kalimat
efektifnya adalah Adapun pendapat yang mengatakan bahwa para
selebritas memanfaakan legislatif sebagai ajang untuk meningkatkan
popularitas.
Tabel 5
Variasi
Kode
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Siswa
kalangan
menAE Berbagai kalangan men- Berbagai
calonkan
dirinya
untuk calonkan diri menjadi anggota
menjadi anggota legislatif, legislatif, contohnya kalangan
contohnya
dari
kalangan selebritas.
selebritas.
Ciri kalimat efektifnya salah satunya adalah menggunakan
variasi.Variasi yang digunakan bisa berupa variasi sinonim kata,
variasi panjang pendeknya kalimat, variasi penggunaan bentuk medan di-, variasi dengan mengubah posisi kalimat.
Ada penggunaan variasi yang dilakukan oleh siswa AE yaitu
menggunakan variasi berbagai kalangan.Berbagai menggambarkan
bermacam-macam atau banyak kalangan.Namun kalimat
yang
58
dibuatnya tidak efektif.Kalimat efektifnya menjadiBerbagai kalangan
mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, contohnya kalangan
selebritas.
Tabel 6
Kepararelan
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Kode
Siswa
Dari
D
kalangan
selebritis Kalangan
selebritas
hanya
hanya memanfaatkan popu- memanfaatkan popularitas,
laritas, mementingkan diri mementingkan diri sendiri, dan
sendiri, dan tidak memi- tidak memikirkan orang lain.
kirkan orang lain.
G
Karena
mereka
tidak Mereka tidak memikirkan nasib
memikirkan nasib rakyatnya rakyatdan
dan
hanya
hanya
memen-
mementingkan tingkan diri sendiri.
kebutuhan diri sendiri.
Pada ciri kalimat efektif selanjutnya yaitu kepararelan.Siswa D
membuat kalimat dengan menggunakan syarat sebuah kalimat yang
pararel yaitu struktur kalimat yang sejajar, kata kerja dengan kata kerja.
Kata kerja memanfaatkan, mementingkan, dan memikirkan menggunakan
afiksasi yang sama yaitu me-, -kan. Namun kalimat tersebut tidak efektif
karena ada kata depandari di awal kalimat. Kalimat yang benar adalah
Kalangan selebritas hanya memanfaatkan popularitas,mementingkan diri
sendiri, dan tidak memikirkan orang lain.
Kesalahan yang dibuat siswa G yaitu penempatan kata karena di
awal kalimat.Kata kerja mementingkan dan memikirkan sudah pararel
namun tidak efektif.Maka kalimat yang benar adalah Mereka tidak
memikirkan nasib rakyat dan hanya mementingkan diri sendiri.
59
Tabel 7
Kehematan
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Kode
Siswa
Pada tanggal 9 April 2014 Kita
telah
melaksanakan
A
kita
telah
melaksanakan pemilu legislatif di Indonesia9
PEMILU (pemilihan umum) April 2014 lalu.
calon legislatif di seluruh
wilayah Indonesia.
B
Pada tanggal 9 April 2014 Kita
telah
melaksanakan
kemarin kita telah melak- pemilu legislatif pada 9 April
sanakan pemilu legislatif.
D
2014 lalu.
Saya tidak setuju karena dari Saya
tidak
setuju,
karena
pengalaman sebelumnya dari berdasarkan pengalaman yang
kalangan
selebritis
memanfaatkan
hanya ada, kalangan selebritas hanya
popularitas, memanfaatkan
popularitas,
mementingkan diri sendiri mementingkan diri sendiri dan
dan tidak memikirkan orang tidak memikirkan orang lain.
lain.
E
Masyarakat
artis
menganggap Masyarakat menganggap artis
lebih
dikalangan
dingkan
familiar lebih
mereka
familiar
dibandingkan
diban- calon legislatif lain.
dengan
calon
legislatif yang lain.
I
Legislatif
sangat
pencalonnya,
banyak Banyak
bahkan
para termasuk
calon
legislatif
dari
kalangan
artis selebritas pun banyak selebritas.
yang mencalonkan dirinya.
J
Sejauh ini memang banyak Sejauh ini, banyak selebritas
60
selebriti yang telah menjadi yang
anggota
menjadi
anggota
tetapi legislatif, tetapi hasilnya nol
legislatif,
hasilnya nol karna ada yang karena popularitas semata.
hanya
untuk
popularitas
semata.
K
Dan seorang selebritis ini Seorang selebritas mempunyai
(artis) mempunyai tanggung tanggung jawab besar.
jawab yang besar.
L
Menurut
kurang
yang
saya,
mereka Menurut saya, mereka tidak
mempunyai
lebih
bekal memiliki bekal cukup untuk
untuk mencalonkan
diri
menjadi
mencalonkan menjadi calon legislatif.
legislatif
M
Maka dari itu mereka para Oleh karena itu, para selebritas
selebritas yang mencalonkan memberanikan
diri
memberanikan
untuk menjadi
diri
anggota
untuk
legislatif
menjadi anggota
legislatif karena memiliki kemampuan.
karena
memiliki
mereka
kemampuan tersebut.
O
Bagi saya mereka hanya bisa Bagi saya, mereka bertugas
bertugas
dilayar
televisi sebagai penghibur saja, tidak
sebagai penghibur, tidak baik untuk menjadi wakil rakyat.
untuk menjadi wakil rakyat.
P
Banyak juga dari mereka Banyak
dari
mereka
yang
yang memanfaatkan nama memanfaatkan nama besarnya
besarnya agar banyak yang agar pemilih tertarik.
memilih.
Q
Banyak kalangan selebritis Kalangan selebritas berlomba
yang
berlomba-lomba 9 April lalu.
tanggal 9 April lalu.
61
R
Dari
kalangan
selebritas Kalangan
hanya ingin mempopulerkan ingin
dirinya
dan
hanya
selebritas
hanya
membuat
dirinya
ingin semakin terkenal.
memperkuat nama besarnya.
S
Menurut
saya,
dengan Menurut
keterkenalan mereka
saya,
dengan
yang ketenaran mereka yang sering
sering muncul di televisi, muncul di televisi, masyarakat
masyarakat jadi bisa menilai bisa menilai selebritas tersebut.
selebritas tersebut.
T
Mereka harus berjuang untuk Mereka
mengambil
hati
rakyat mengambil
berjuang
hati
rakyat
Banyak sekali dari kalangan Banyak
kalangan
selebritas
selebritas yang mencalonkan yang
mencalonkan
Indonesia.
U
harus
Indonesia.
diri
diri untuk menjadi anggota menjadi anggota legislatif.
legislatif.
V
Dari pemilihan legislatif ini Pemilihan legislatfi ini diikuti
banyak dari berbagai ka- banyak kalangan, di antaranya
langan
pekerjaan
diikuti pedagang kaki lima, RT/RW,
mulai dari pedagang kaki selebritas, dan lain-lain.
lima, RT/RW, selebritas dan
lain-lain.
W
Dan
banyak
sekali
yang Banyak
kalangan
mencalonkan diri menjadi mencalonkan
anggota
legislatif
diri
yang
menjadi
dari anggota legislatif , termasuk
berbagai kalangan termasuk kalangan selebritas.
kalangan selebritas.
X
Sehingga
mereka
menjadi anggota
bisa Sehingga, mereka bisa menjadi
legislatif anggota
yang dipercaya oleh rakyat.
legislatif
dipercaya rakyat.
yang
62
Y
Dari sekian banyak orang Banyak orang sampai kalangan
dan sampai dari kalangan selebritas
selebritis
mencalonkan
diri
yang ikut serta menjadi anggota legislatif.
mencalonkan diru
sebagai
anggota legislatif.
Z
Dengan demikian, saya tidak Dengan demikian, saya tidak
setuju
jika
kalangan
banyak
selebritas
para setuju
para
yang mencalonkan
selebritas
diri
sebagai
mencalonkan dirinya sebagai anggota legislatif.
anggota legislatif.
AA
Oleh
karena
anggota
itu,
legislatif
calon Oleh karena itu, calon anggota
dari legislatif
dari
kalangan
kurang
dipercaya
berpikir
menjadi
kalangan selebritas kurang selebritas
dipercaya oleh masyarakat.
AD
masyarakat.
Mereka berpikir jika menjadi Mereka
anggota legislatif adalah hal anggota legislatif adalah hal
yan mudah.
AE
mudah.
Berbagai
kalangan
men- Berbagai
kalangan
men-
calonkan
dirinya
untuk calonkan diri menjadi anggota
menjadi anggota legislatif, legislatif, contohnya kalangan
contohnya
dari
kalangan selebritas.
selebritas.
Siswa A kalimatnya tidak efektif karena penggunaan hiponim
tanggal dan hipernim 9 April.Penulisan akronim PEMILU yang ditambah
dengan kepanjangannya.Selain itu, pemborosan kata di akhir kalimat di
seluruh wilayah Indonesia, seharusnya di Indonesia saja cukup.Kalimat
efektifnya menjadi Kita telah melaksanakan pemilu legislatif di
Indonesia9 April 2014 lalu.
63
Kalimat yang dibuat siswa B tidak efektif karena penggunaan
hiponim tanggal dan hipernim 9 April 2014.Penambahan keterangan waktu
kemarin menyebabkan kalimat ini tidak hemat.Kalimat yang benar Kita telah
melaksanakan pemilu legislatif 9 April 2014 lalu.
Siswa D membuat kalimat tidak efektif karena penggunaan kata
depan dari sebanyak dua kali yang tidak tepat. Kalimat efektifnya menjadi
Saya tidak setuju, karena berdasarkan pengalaman yang ada, kalangan
selebritas hanya memanfaatkan popularitas, mementingkan diri sendiri
dan tidak memikirkan orang lain.
Penggunaan kata ganti mereka pada kalimat siswa E tidak efektif
untuk menggantikan masyarakat.Menggunakan konjungsi dengan yang
tidak tepat.Kalimatnya jadi bertele-tele dan panjang. Kalimat yang benar
adalah Masyarakat menganggap artis lebih familiar dibandingkan calon
legislatif lain.
Kesalahan kalimat siswa I terletak pada kata sangat banyak,
menggunakan kata yang tidak tepat, selain itu kata para artis selebritas
merupakan pemborosan subjek.Kalimat efektifnya adalah Banyak calon
legislatif termasuk dari kalangan selebritas.
Kalimat siswa J, terdapat banyak kesalahan yaitu pemborosan
kata.Kata yang tidak perlu seperti memang, yang telah menjadi, karena
ada yang hanyauntuk menyebabkan kalimat tidak efektif.Perbaikannya
adalah Sejauh ini, banyak selebritas yang menjadi anggota legislatif,
tetapi hasilnya nol karena popularitas semata.
Kalimat siswa K, terdapat kesalahan dengan menggunakan
konjungsi dan di awal kalimat.Pemborosan kata ganti seorang selebritis
ini (artis) menyebabkan kalimat ini tidak efektif.Kalimat yang benar
adalah Seorang selebritas mempunyai tanggung jawab besar.
64
Penggunaan kata kurang mempunyai pada kalimat siswa L tidak
tepat.Seharusnya diganti dengan tidak mempunyai/tidak memiliki.Maka
perbaikannya adalah Menurut saya, mereka tidak memiliki bekal cukup
untuk mencalonkan diri menjadi legislatif.
Pada kalimat siswa M terdapat pemborosan pronomina, yaitu
mereka para selebritas. Penggunaan kata maka dari itu tidak efektif
karena kesalahan penempatan kata depan dari. Kalimat efektifnya adalah
Oleh karena itu, para selebritas memberanikan diri untuk menjadi
anggota legislatif karena memiliki kemampuan.
Kalimat siswa O, menggunakan kata hanya bisa adalah kata-kata
yang tidak perlu dipakai. Dengan menghilangkannya tidak akan mengubah
isi kalimat. Selain itu, kata tidak baik juga tidak efektif.Oleh karena itu
kalimat yang benar adalah Bagi saya, mereka bertugas sebagai penghibur
saja, tidak untuk menjadi wakil rakyat.
Siswa P membuat kalimat yang tidak efektif karena menggunakan
kata banyak juga dari mereka.Seharusnya diganti menjadi banyak dari
mereka. Kalimat yang benar adalah Banyak dari mereka yang
memanfaatkan nama besarnya agar pemilih tertarik.
Katabanyak pada kalimat siswa Q adalah pemborosan karena
kalangan selebritas sudah mewakili kata banyak.Penggunaan hiponim
tanggal dan hipernim 9 April tidak efektif.Kemudian, berlomba-lomba
seharusnya berlomba.Perbaikannya adalah Kalangan selebritas berlomba
9 April lalu.
Kesalahan kalimat siswa R adalah penggunaan kata depan dari di
awal kalimat. Menggunakan kata hanya ingin sebanyak dua kali yang tidak
efektif.Kalimat yang benar adalah Kalangan selebritas hanya ingin
membuat dirinya semakin terkenal.
65
Selanjutnya, kalimat yang dibuat siswa S kata keterkenalan tidak
efektif, yang efektif adalah ketenaran.Kata jadi bisa ini pemborosan kata
dan tidak menuju kepada inti kalimat.Kalimat efektifnya yaitu Menurut
saya, dengan ketenaran mereka yang sering muncul di televisi,
masyarakat bisa menilai selebritas tersebut.
Kesalahan yang dilakukan siswa T adalah menggunakan konjungsi
untuk yang membuat kalimat ini tidak efektif.Kalimat yang benar adalah
Mereka harus berjuang mengambil hati rakyat Indonesia.
Kalimat yang dibuat siswa U tidak efektif karena menggunakan
kata banyak sekali.Selain itu, menggunakan konjungsi untuk.Perbaikannya
menjadi Banyak kalangan selebritas yang mencalonkan diri menjadi
anggota legislatif.
Siswa V membuat kalimat tidak efektif karena kesalahan peletakan
kata depan dari sebnyak dua kali. Kata di mulai dari seharusnya diubah
menjadi di antaranya.Kalimat efektifnya menjadi Pemilihan legislatif ini
diikuti banyak kalangan, di antaranya pedagang kaki lima, RT/RW,
selebritas, dan lain-lain.
Kalimat yang dibuat siswa W tidak efektif karena menggunakan
konjungsi dan di awal kalimat. Penggunaan kata banyak sekali dan kata
depan dari yang tidak tepat. Kalimat yang benar adalah Banyak kalangan
yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif , termasuk kalangan
selebritas.
Kesalahan yang dibuat oleh siswa X tidak banyak yaitu
menggunakan konjungsi oleh.Kalimat yang benar adalah Sehingga,
mereka bisa menjadi anggota legislatif yang dipercaya rakyat.
Selanjutnya kalimat tidak efektif dibuat siswa Y karena
menggunakan kata depan dari di awal kalimat. Selain itu konjungsi dan
yang tidak tepat.Kalimat efektifnya adalah Banyak orang sampai kalangan
selebritas mencalonkan diri menjadi anggota legislatif.
66
Siswa Z melakukan kesalahan dengan menggunakan kata jika yang
membuat kalimat ini tidak efektif.Kesalahan kedua adalah banyak para
selebritas seharusnya para selebritas atau banyak selebritas.Terakhir,
penggunaan kata yang.Kalimat efektifnya adalah Dengan demikian, saya
tidak setuju para selebritas mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Siswa AA dan AD memiliki satu kesalahan.Mereka menggunakan
kata oleh dan yang. Apabila diubah menjadi kalimat efektif menjadi Oleh
karena itu, calon anggota legislatif dari kalangan selebritas kurang
dipercaya masyarakat. Mereka berpikir menjadi anggota legislatif adalah
hal mudah.
Kesalahan siswa AE adalah menggunakan kata depan dari. Selain
itu, dirinya untuk juga tidak tepat.Maka kalimat efektifnya yaitu Berbagai
kalangan mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, contohnya
kalangan selebritas.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan menjelaskan tentang penggunaan kalimat efektif
dalam karangan argumentasi siswa kelas X AK SMK Triguna Utama belum memenuhi
kriteria kalimat efektif berdasarkan ciri-cirinya. Sebanyak enam kriteria belum terpenuhi
yaitu kesatuan pikiran, kepaduan, penekanan, variasi, kepararelan, dan kehematan.
Karangan argumentasi yang diteliti sebanyak tiga puluh satu buah, kesalahannya
sebanyak dua kesalahan aspek kesatuan pikiran, dua puluh sembilan kesalahan aspek
kepaduan, tujuh aspek kesalahan penekanan, satu kesalahan aspek variasi, dua kesalahan
aspek kepararelan, dan dua puluh tiga kesalahan aspek kehematan.
B. Saran
Fakta menunjukkan bahwa karangan argumentasi yang dibuat oleh siswa belum
memenuhi syarat keefektifan kalimat, maka penulis memiliki saran sebagai berikut:
1. Membuat siswa mengetahui dan mengembangkan pengetahuan mengenai ciri-ciri
kalimat efektif dan karangan argumentasi dengan memberikan materi yang
menunjang.
2. Guru bahasa Indonesia sering memberikan latihan mengenai kalimat efektif dan
karangan argumentasi karena siswa diharapkan tidak hanya menguasai teori saja
melainkan mengaplikasikannya.
67
DAFTAR PUSTAKA
A.Rahman, Eman, Sudamo.Kemampuan Berbahasa Indonesia.Jakarta: PT. Hikmat
Syahid Indah, 1986.
AchmaddanAlek.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Jakarta: Prenada Media
Group, 2011.
AR, Syamsuddin.Metode Penelitian Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Arifin, Zaenal&Tasai, Amran.Cermat Berbahasa Indonesia.Jakarta: Akademia
Pressindo,Edisi Revisi 2008.
Ary, Donald.dkk. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.
Badudu, JS. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1994.
Fitriyah, Mahmudah&Gani, Ramlan Abdul.Pembinaan Bahasa Indonesia.Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007.
Hanafi, Abdul Halim. Metodologi Penelitian Bahasa. Jakarta: Diadit Media, 2011.
Hill, McGraw.An Introduction to English Sentence.New York: McGraw Companies,
2007.
Hindun.Pembelajaran Bahasa dan KreasiSastra Indonesia.Jakarta: MahzabCiputat,
2014.
Keraf, Gorys. Komposisi.NTT: Nusa Indah, 1994.
Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, Jakarta:
PenerbitMitraWacana Media, 2010.
68
69
Mahsun.Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, danMetodenya. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007.
Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif. Bandung:PT. Refika Aditama, 2007.
Radford, Andrew. An Introduction to English Sentence Structure.New York:
Cambridge University Press, 2009.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Jakarta: Erlangga,
2009.
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Santoso, Kusno Budi. Problematika Bahasa Indonesia.Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1990.
Sarbadila, Atikah, &Markhamah.Analisis Kesalahan dan Kesantunan Bahasa.
Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2009.
Soemarsono.Filsafat Bahasa. Jakarta: PT. Grasindo, 2004 .
Sugono, Dendy. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2009
Walija.Bahasa Indonesia Komprehensif. Jakarta: PenebarAksara, 1996.
Widyamartaya, A. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta: Kanisius, 1995
DATA PRIBADI PENULIS
Nama lengkap RiniSetianingrum, lahir di Jakarta
17Maret 1991.Anak kelima dari pasangan
Achmad Rochani dan Sri Endah Sunarti ini
bersekolah di SDN 02 Ciangsana, SMPN 3
Gunung Putri, dan SMAN 7 Bekasi.Wanita
berumur 23 tahun ini sangat gemar menyaksikan
pertandingan
sepak
bola
terutama
Liverpool.Aktif dalam bahasa
Inggris dan
mengikuti pendidikan di LBPP LIA pada tahun
2012-2013.
Setelah lulus dari sekolah menengah atas penulis
melanjutkan studi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia pada tahun 2010. Penulis juga pernah
mengajar di lembaga pendidikan Salemba Group padatahun 2012-2013. Saat ini
wanita penyuka warna merah ini bekerja di Lembaga Pendidikan Sony Sugema
College.
Download