MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA UNTUK MEMPERTAHANKAN, MENEGOSIASI DAN MERESTRUKTURISASI PRAKTIK KEPERAWATAN NEONATUS YANG BERBASIS BUDAYA BIMA MELALUI PENERAPAN SUNRISE MODEL DI PKM ASAKOTA KOTA BIMA : ACTION RESEARCH Ade Wulandari Abstrak: Praktik keperawatan kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan mengikuti standar praktik keperawatan, seorang praktisi keperawatan memberikan asuhan keperawatan bagi klien secara utuh dalam aspek biopsikososiokultural. Studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara dengan mahasiswa tingkat III Prodi DIII Keperawatan Bima yang telah melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Anak II diketahui bahwa banyak dijumpai keyakinan dan praktik perawatan kesehatan neonatus oleh masyarakat yang berdasarkan pada tradisi. Terhadap keyakinan dan praktik pemeliharaan kesehatan bayi baru lahir yang berdasarkan tradisi tersebut, ada beberapa yang dapat merugikan kesehatan dan menurut keyakinan mahasiswa cara-cara tersebut tidak sesuai dengan konsep keperawatan yang mereka dapatkan melalui perkuliahan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan metode pendekatan action researh. Dengan menerapakan Sunrise model melalui action research diharapkan dapat teridentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan lintas budaya dan antara peneliti dan partisipan dapat bersama-sama menentukan metode pemecahan masalahnya. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi dalam konferensi mini antara peneliti dan partisipan dan analisis data lebih ditujukan untuk mendiagnosa masalah dan merumuskan metode pemecahannya mengikuti siklus action research. Penelitian dilaksanakan dalam waktu satu semester yaitu pada semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 yang ditempuh dalam bulan Mei sampai Juni 2015. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV dalam mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Anak II. Kata Kunci : Praktik Keperawatan, Neonatus, Budaya, Bima. IMPROVE THE ABILITY OF STUDENTS TO MAINTAIN, MENEGOSIASI NURSING PRACTICE AND RESTRUCTURED CULTURE-BASED NEONATAL BIMA THROUGH THE APPLICATION OF SUNRISE MODEL IN PKM ASAKOTA BIMA CITY: ACTION RESEARCH Abstract : Health nursing practice is one of service category to increase the degree of public health. By pursuing the standards of nursing practice, a practitioner of nursing provides nursing care for clients as a whole in term of biopsikososiokultural. A preliminary study which was conducted through interview with students of third grade at Bima’s Diploma III of Nursing which has conducted the Children’s Clinical Nursing Practice II, it was found that there were numerous practices of neonatal health care by the community based on tradition. There were several disadvantages in terms of health through practices of neonatal health care based on tradition. According to students, that habit was not appropriate with nursing concept which was gained by them through lecturing. This research was qualitative and research methodology used in this study was action research. Applying Sunrise model through action research was expected to be able to identify the problem which was faced by students in conducting nursing care across culture, among the researcher and participants can collectively determine the method of solving the problem. The data in this study were obtained through ___________________________________________________________________________ Ade Wulandari: Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Kesehatan V/10 Mataram 1638 JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL.10 NO. 1, PEBRUARI 2016 interview, observation and discussion in the Conference between the researcher and participants and data analysis was intended to diagnose the problem and formulate a method of problem solving through action research. This research was conducted within one semester i.e. even-numbered semester in academic year 2014/2015, which was held on May to June 2015. Participants in this research were the students on fourth semester at Children’s Clinical Nursing Practice II. Keywords : Nursing, Neonatal Practice, Culture, Bima. satu penyebab Indek Pembanganan Manusia (IPM) LATAR BELAKANG NTB berada di urutan ke 33 di tahun 2013 dari total Kesehatan anak masih menjadi isu penting seluruh propinsi di Indonesia (Republika Online, dalam pembangunan global saat ini. Dalam program 2014). Millenium Development Goal’s (MDG’s), penurunan Upaya mencapai target MDG’s 4 tentang angka kematian anak menjadi salah satu tujuan yang menurunkan angka kematian Balita adalah dengan ditargetkan akan tercapai di tahun 2015. Sebagai meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan, salah satu indikator keberhasilan pembangunan, kunjungan neonatus, pelayanan sesuai standar, status kesehatan anak memegang peranan besar mengatasi masalah emergency ibu dan bayi baru dalam memberi gambaran tingkat kemajuan suatu lahir melalui Puskesmas PONED dan Rumah Sakit negara. PONEK Terkait dengan tujuan akhir MDGs 4 yaitu pemberdayaan keluarga dan masyarakat akan perawatan dan pola asuh yang benar mengurangi angka kematian anak, Angka Kematian pada bayi dan balita (Pusat Komunikasi Publik Balita (AKBa) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, masih jauh dari target yang telah ditetapkan. 2014). Walaupun terjadi penurunan angka kematian balita Praktik keperawatan kesehatan merupakan dan kematian bayi yang cukup signifikan sejak dari salah satu bentuk pelayanan untuk meningkatkan tahun 1990 sampai 2003, namun penurunan kematian derajat kesehatan masyarakat. Dengan mengikuti cenderung melambat dalam 10 tahun terakhir. Angka standar kematian neonatal (AKN) merupakan penyumbang terbesar AKB, kematian neonatal serta praktik keperawatan, seorang praktisi keperawatan memberikan asuhan keperawatan bagi menunjukkan klien secara utuh dalam aspek biopsikososiokultural. penurunan yang stagnan dalam 10 tahun terakhir, ini Dalam menjalankan peran dan fungsinya, terutama mengakibatkan proporsi kematian neonatal semakin saat berinteraksi dengan klien, perawat sering besar dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan mempunyai latar belakang etnik, budaya dan agama seluruh kematian bayi dan balita (Hurkomas Bina yang berbeda dengan klien. Sehingga penting artinya Gizi KIA, 2014). bagi Angka kematian Bayi di Propinsi Nusa perawat untuk memahami bahwa klien mempunyai wawasan, pandangan dan interpretasi Tenggara Barat (NTB) masih tinggi. Menurut Badan mengenai penyakit dan kesehatan yang berbeda, Pusat Statistik (BPS) NTB, kematian bayi mencapai angka 57 orang/1000 kelahiran. Hal ini menjadi salah 1639 Ade Wulandari, Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Untuk didasarkan pada keyakinan sosial budaya dan agama kesehatan seperti Kandeu Oro – memandikan bayi klien. baru lahir dengan cara direndam di air mengalir Praktik perawatan dan pola asuh anak oleh keluarga ataupun masyarakat saat ini seperti di sungai atau parit dalam waktu yang lama, masih bahkan sampai anak menggigil dan sianosis -, mama dipengaruhi oleh keyakinan terhadap kenyamanan oha kalo – memberikan bayi muda campuran nasi dalam melakukan kebiasaan yang sudah dikenal dan pisang yang terlebih dahulu dikunyah oleh ibu untuk memenuhi kebutuhan dasar individu atau bayi-, Bore woke kai huni – perawatan tali pusat bayi kelompok yang disebut sebagai budaya (Taylor1989 baru lahir dengan perasan air kunyit. dalam Sudiharto, 2007). Penggunaan obat tradisional Studi pendahuluan yang dilakukan melalui seperti jamu, menurut riset kesehatan dasar tahun wawancara dengan mahasiswa tingkat III Prodi DIII 2010 diketahui bahwa 50% penduduk Indonesia Keperawatan Bima yang telah melaksanakan Praktik menggunakan jamu baik untuk menjaga kesehatan Klinik Keperawatan Anak II kerja lapangan untuk maupun untuk pengobatan karena sakit (Litbang mata kuliah di rumah sakit dan Pusat Kesehatan Kemenkes RI,2014). Masyrakat (PKM) diketahui bahwa banyak dijumpai Di propinsi Nusa Tenggara Barat yang keyakinan dan praktik perawatan kesehatan bayi baru terdiri dari dua pulau yaitu pulau Lombok dan lahir (Neonatus) oleh masyarakat yang berdasarkan Sumbawa dengan mayoritas penduduk dari suku pada Sasak, Sumbawa dan Bima masih ditemukan praktik setempat.Terhadap perawatan anak yang mengikuti kepercayaan dan pemeliharaan kesehatan bayi baru lahir yang tradisi budaya setempat. Praktik perawatan berbasis berdasarkan tradisi tersebut, mahasiswa praktikan budaya ini seperti pemberian nasi Pakpak dan Perapi mengatakan bahwa terdapat beberapa cara untuk bayi baru lahir di Lombok. Penggunaan bahan perawatan kesehatan, pemenuhan kebutuhan nutrisi, rempah-rempah untuk pengobatan serta perilaku perawatan kebersihan diri bayi baru lahir yang dapat berobat ke dukun juga masih ditemukan baik di merugikan Kabupaten Sumbawa maupun di Kabupaten Bima. mahasiswa cara-cara tersebut tidak sesuai dengan Khususnya dalam praktik perawatan bagi neonatus konsep keperawatan yang mereka dapatkan melalui yang masih mengikuti tradisi budaya terutama perkuliahan. Terhadap perbedaan keyakinan ini, berkaitan dengan pola pemeberian makan, perawatan menjadi kendala bagi mahasiswa dalam meberikan kebersihan diri, dan pengobatan penyakit. Praktik- asuhan keperawatan kepada masyarakat. tradisi yang kesehatan diyakini keyakinan dan oleh masyarakat dan menurut praktik dalam keyakinan praktik perawatan neonatus sesuai tradisi bima yang Melalui siklus action research ini peneliti banyak dijumpai diantaranya Karana, Kandeu Oro, dan partisipan penelitian dalam hal ini dosen Sampuru, kancihi oi, Mama dumu jambu, oi doa, ufi, pengampu mata kuliah keperawatan Anak dan mama oha kalo, Bore woke kai huni. Sebagian dari mahasiswa praktikan Praktik Klinik Keperawatan tradisi perawatan ini diketahui berisiko merugikan Anak II di Puskesmas Asakota bersama-sama dengan 1640 JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL.10 NO. 1, PEBRUARI 2016 pembimbing klinik dapat mengidentifikasi potensi kebutuhan dasar yang pertama, yaitu Kebutuhan dan permasalahan terkait praktik perawatan anak untuk bertahan (Fisiologis); Rasa aman dan nyaman berbasis budaya oleh keluarga untuk kemudian rasa memiliki dan kasih sayang. Kebutuhan fisiologis menentukan metode mempertahankan bila tradisi neonatus mencakup kebutuhan dasar untuk bertahan budaya mendukung peningkatan status kesehatan, hidup, bertumbuh secara fisik dan untuk memulai metode menegosiasi dan merestrukturisasi tradisi bila perkembangan psikososialnya yang terdiri dari: memberi kesehatan. mempertahankan suhu tubuh normal, kebutuhan akan Pelaksanaan strategi intervensi ini menggunakan nutrisi dan hidrasi, termasuk suplementasi dan berbagai yaitu imunisasi. Rasa aman dan kenyamanan bagi neonatus pendekatan berkomunikasi dengan bahasa daerah , dapat diperoleh selama interaksi dalam perawatan demonstrasi, penggunaan media audiovisual serta rutin setiap hari. Neonatus harus dihindarkan dari pemberdayaan keluarga sebagai sistem pendukung cidera. dan tokoh masyarakat. Melalui proses evaluasi dan memberi rasa aman dan nyaman bagi neonatus refleksi dalam action research akan dapat ditentukan meliputi: menyusui bayi dengan penuh kasih sayang; metode dalam menjaga kebersihan dengan cara memandikan dan maupun perawatan tali pusat; memberikan pakaian dan merestrukturisasi tradisi perawatan bayi baru lahir selimut; posisioning dan lingkungan yang aman. oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Asakota Selama bulan pertama kehidupan, orang tua dan bayi Bima. baru lahir normalnya membangun hubungan batin efek merugikan alternatif yang metode dapat bagi pendekatan diterapkan mempertahankan, menegosiasi oleh Aktivitas perawatan rutin yang dapat yang kuat (Bounding Attachment). Interaksi selama TUJUAN perawatan rutin memperbesar atau memperkecil proses kedekatan (Supartini, 2004). Secara umum penelitian ini bertujuan Pengasuhan orang tua terhadap bayi baru mengidentifikasi metode yang dapat diterapkan oleh lahir membutuhkan pengorbanan karena kebutuhan mahasiswa dalam melaksanakan strategi intervensi bayi baru lahir sangat mendesak, melelahkan dan keperawatan neonatus berbasis budaya Bima bagi sering kali tidak jelas. Untuk mengetahui apa yang keluarga. harus dilakukan, orang tua harus melayani isyaratisyarat bayi dan memberi tanggapan secara tegas. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Perawatan Bayi Baru Lahir Banyak faktor yang mempengaruhi orang tua dalam oleh memikul peranan ini, diantaranya adalah faktor Keluarga prenatal dan pengaruh peri dan pasca partus. Periode neonatus merupakan masa dimana Kehamilan merupakan periode persiapan mental bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk menghadapi tuntutan-tuntutan yang besar yang cepat. Sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dalam menjaga dan membesarkan bayi. Ibu yang dan perkembangannya, neonatus harus terpenuhi tiga 1641 Ade Wulandari, Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Untuk telah mendapatkan latihan secara terus menerus penggunaan benda, bahan, dan praktik keagamaan selama masa kehamilan menghasilkan kelahiran yang yang juga dikenal sebagai folk-medicine (pengobatan lebih pendek, lebih sedikit komplikasi obstetrik dan rakyat). mempercepat kepulangan dari rumah sakit. Kontak tradisional terdiri dari pengobatan rakyat alamiah kulit dengan kulit antara ibu dan bayi segera setelah yaitu menggunakan lingkungan alamiah dan herbal, lahir dapat berkorelasi dengan kenaikan insiden tumbuhan, mineral, dan substansi hewan untuk menyusui dan durasi laktasi. Perkembangan bayi mencegah dan mengatasi penyakit, dan pengobatan normal sederetan rakyat magisoreligius menggunakan kata-kata yang pertukaran respon penuh kasih sayang antara ibu dan ramah, suci dan tindakan suci untuk mencegah dan bayi yang baru dilahirkannya, bersatu secara menyembuhkan penyakit (Potter & Perry, 2005). psikologis dan fisiologis. Ikatan ini dipermudah dan Kondisi ekonomi, sosial dan budaya juga merupakan diperkuat oleh dukungan emosional kecintaan dari salah satu faktor eksternal yang tidak pernah suami dan keluarga. proses pendekatan ini mungkin diabaikan bagi individu dalam mencari bantuan penting untuk memampukan beberapa ibu merawat kesehatan (Chusairi, 2009). sebagian tergantung pada anaknya dengan cinta kasih selama masa neonatus Keragaman dari pengobatan rakyat Khususnya dalam praktik perawatan bagi dan selanjutnya (Behrman et al, 1999). neonatus yang masih mengikuti tradisi budaya terutama berkaitan dengan pola pemeberian makan, perawatan kebersihan diri, dan pengobatan penyakit. Aspek Sosial Budaya Bima dalam Perawatan Bayi Baru Lahir Dimensi budaya dan struktur sosial meliputi Praktik-praktik perawatan neonatus sesuai bima yang banyak dijumpai diantaranya Karana, faktor teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor Kandeu Oro, Sampuru, kancihi oi, Mama dumu sosial dan kekerabatan, nilai budaya dan gaya hidup, jambu, oi doa, ufi, mama oha kalo, Bore woke kai politik dan hukum, ekonomi serta pendidikan. Semua huni. Sebagian dari tradisi perawatan ini diketahui faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area berisiko merugikan kesehatan seperti Kandeu Oro – sesuai, sesuai dengan kondisi masing-masing daerah memandikan bayi baru lahir dengan cara direndam di dan akan mempengaruhi pola dan cara praktik air mengalir seperti di sungai atau parit dalam waktu perawatan kesehatan. Ketujuh faktor tersebut besar yang lama, bahkan sampai anak menggigil dan kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara sianosis -, mama oha kalo – memberikan bayi muda holistik atau kesejahteraan manusia baik pada level campuran nasi dan pisang yang terlebih dahulu individu, keluarga, kelompok, komunitas maupun dikunyah oleh ibu bayi-, Bore woke kai huni – institusi, di berbagai sistem kesehatan (Asmadi, perawatan tali pusat bayi baru lahir dengan perasan 2008). air kunyit. Banyak praktik perawatan tradisi kesehatan tradisional yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi penyakit, termasuk di dalamnya adalah 1642 JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL.10 NO. 1, PEBRUARI 2016 (culture Konsep Intervensi Keperawatan Transkultural dalam Model Sunrise Model matahari terbit (Sunrise Model) adalah model konseptual keperawatan care negotiation); membantu merestrukturisasi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola yang hidup klien ke arah yang lebih baik (Asmadi, 2008). dikembangkan oleh Leininger dari teorinya yaitu transcultural nursing theory (Leininger, 1991 dalam METODOLOGI Asmadi, 2008). Sunrise model ini melambangkan esensi keperawatan dalam transkultural Berdasarkan yang penelitian Penelitian kualitatif ini merupakan menggunakan metode menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan pendekatan action researh. Dengan menerapakan keperawatan keluarga, Sunrise model melalui action research diharapkan kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dapat teridentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai oleh pandangan dunia tentang dimensi dan budaya serta keperawatan transkultural (lintas budaya) dan antara struktur sosial yang berkembang di berbagai belahan peneliti dunia maupun masyarakat dalam lingkup yang menentukan metode pemecahan masalahnya. Data sempit. dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, kepada klien (individu, mahasiswa dan dalam partisipan melaksanakan dapat asuhan bersama-sama Berdasarkan model Sunrise tersebut , dalam observasi dan diskusi dalam konferensi mini antara memberikan pelayanan kepada klien dengan latar peneliti dan partisipan dan analisis data lebih belakang budaya yang berbeda, perawat terlebih ditujukan dahulu harus mampu memahami aspek sosial budaya merumuskan metode pemecahannya mengikuti siklus klien. Bila perawat telah mampu memahami budaya action research. Penelitian dilaksanakan dalam klien, perawat akan mampu menerapkan tahap- waktu satu semester yaitu pada semester Genap tahapan dalam asuhan keperawatan transkultural Tahun Ajaran 2014/2015 yang ditempuh dalam bulan yang diawali dengan pengkajian aspek sosial budaya Mei sampai Juni 2015. Partisipan dalam penelitian klien, kemudian dilanjutkan dengan perumusan ini adalah mahasiswa semester IV dalam mata kuliah rencana Praktik Klinik Keperawatan Anak II dan selaku intervensi keperawatan. Intervensi untuk mendiagnosa keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap peneliti adalah dosen pengampu memperhatikan tiga prinsip asuhan keperawatan, keperawatan Anak. masalah mata dan kuliah yaitu: membantu, menfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya guna membantu Cara Kerja individu Setiap siklus terdiri dari lima tahap yang menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang dinginkan (culture care maintenance); membantu, terdiri menfasilitasi dalam merefleksikan cara-cara untuk perencanaan beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan evaluasi dan refleksi. dan setiap tahap dilakukan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atau klien dalam bentuk small group conference (Trist & 1643 dari perumusan (identifikasi) masalah, tindakan, pelaksanaan tindakan, Ade Wulandari, Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Untuk Emery, 1959 diadopsi dari the ABL Group, 1997). untuk Tahap pertama adalah pertemuan antara peneliti dan masyarakat dalam memandikan bayi baru lahir. partisipan yang selanjutnya disebut sebagai small Mini conference Tahap II : Teridentifikasi cara group conference, untuk mendiskusikan isu terkait pendekatan tradisi perawatan neonatus berbasis budaya Bima. menegosiasi/merestrukturisasi praktik memandikan Pada tahap ini akan diidentifikasi tradisi perawatan bayi baru lahir tersebut yaitu melalui pendidikan neonatus oleh keluarga dan didiskusikan untuk kesehatan dengan metode ceramah dan demonstrasi menentukan apakah tradisi tersebut menguntungkan cara memandikan bayi baru lahir. atau merugikan kesehatan neonatus. Tahap kedua Mini conferenceTahap III : pelaksanaan metode adalah small group conference untuk merencanakan Partisipan metode pendekatan kepada tradisi keluarga penelitian melakukan untuk pendidikan keluarga, yaitu kesehatan dengan metode ceramah dan demonstrasi menegosiasi atau cara memandikan bayi baru lahir kepada ibu - ibu merestrukturisasi tradisi tersebut. Pada tahap ketiga yang memiliki bayi baru lahir dan yang biasa partisipan mengimplementasikan metode yang telah melakukan Kandeu oro pada bayi mereka. Adapun ditentukan bersama antara peneliti dan partisipan. media Selanjutnya dalam small group conference pada digunakan oleh partisipan adalah berupa brosur cara tahap keempat observer dan partisipan melakukan memandikan evaluasi terhadap pelaksanaan metode pendekatan mengenai tanda bahaya hipotermi pada bayi. dan bagaimana respon keluarga terhadap tindakan Mini conference Tahap IV : Hasil evaluasi terhadap tersebut. Dalam small group confrence tahap kelima, pelaksanaan metode peneliti dan partisipan melakukan refleksi terhadap Pendidikan semua kegiatan pada tahap-tahap sebelumnya. Siklus memandikan bayi baru lahir dapat berjalan dengan terus berulang dan berlangsung hingga dapat dipilih lancar. metode-metode yang tepat. Mini conference Tahap V : Hasil refleksi bagaimana kepada menegosiasi/merestrukturisasi mempertahankan, penyampaian bayi informasi baru kesehatan lahir dan lainnya serta yang informasi demosntrasi cara Dalam tahap refleksi, partisipan bersama dengan HASIL peneliti bersama-sama merefleksikan setiap proses Siklus Pertama mulai dari tahap I sampai tahap IV. Partisipan Mini conference tahap I: Teridentifikasi praktik mengungkapkan keperawatan Kandeu Oro mengeksplorasi praktik perawatan kebersihan diri Kandeu oro adalah praktik memandikan bayi baru bayi baru lahir pada masyarakat di wilayah kerja lahir dengan cara direndam di air mengalir sampai puskesmas warna berkomunikasi kulit bayi membiru. Masyarakat yang pengalamannya Asakota dengan Bima dimana masyarakat dalam didalam partisipan melakukan Kandeu oro meyakini praktik ini dapat mengatakan lebih dapat diterima oleh masyarakat menguatkan fisik bayi baru lahir. Diperlukan metode bila menggunakan bahasa Bima. Adapun dalam 1644 JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL.10 NO. 1, PEBRUARI 2016 pemilihan dan keperawatan pelaksanaan partisipan metode intervensi tidak partisipan adalah berupa brosur tentang ASI Ekslusif. menemukan kesulitan berarti karena secara konsep Mini conferenceTahap IV : Hasil evaluasi terhadap teori dan praktik cara memandikan bayi merupakan pelaksanaan metode kompetensi yang sudah dikuasai. Sedangkan untuk Pendidikan melatih pemberian ASI ekslusif dapat berjalan lancar. masyarakat memandikan bayi mengatakan penyampaian informasi lainnya yang digunakan oleh agar baru mau lahir dan mampu secara benar kesehatan dan demonstrasi cara Mini conference Tahap V : Hasil refleksi memerlukan pendekatan dengan menunjukkan secara Dalam tahap refleksi, partisipan bersama dengan nyata tanda dan bahaya yang dapat terjadi bila bayi peneliti bersama-sama merefleksikan setiap proses mengalami hipotermi. Metode yang dapat dilakukan mulai dari tahap I sampai tahap IV. Partisipan untuk menunjukkan contoh nyata tersebut dapat mengungkapkan dilakukan melalui media audio visual seperti mengeksplorasi pengetahuan ibu-ibu hamil tentang penayangan video. pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi bayi baru lahir. Sebagian Siklus Kedua besar pengalamannya ibu-ibu dalam mengatakan sering mendengar tentang ASI ekslusif baik dari petugas Mini conference tahap I: Teridentifikasi praktik kesehatan, tayangan di Televisi, maupun yang dilihat keperawatan mama oha kalo Diperlukan pada pamflet yang terdapat di PKM namun merasa metode menegosiasi/merestrukturisasi untuk tradisi belum mengetahui secara lengkap. Ibu – ibu tersebut masyarakat juga masih meyakini bahwa pemberian makan yang dalam pemenuhan nutrisi bayi baru lahir. telah turun – temurun dipraktikkan oleh masyarakat Mini conference Tahap II : Teridentifikasi cara pendekatan kepada keluarga setempat adalah cara yang terbaik yang dapat mereka untuk adopsi. Partisipan merasa perlu meyakinkan ibu-ibu menegosiasi/merestrukturisasi praktik pemenuhan hamil tersebut melalui media yang lebih menarik dan nutrisi bayi baru lahir dengan metode ceramah tentang ASI Ekslusif serta demonstrasi mudah untuk diterima oleh masyarakat, seperti cara memberikan contoh nyata yang dapat diamati di pemberiannya. ASI Ekslusifmemandikan bayi baru lingkungan kehidupan sehari-hari mengenai kerugian lahir. bila bayi diberi makanan selain ASI dan manfaat Mini conferenceTahap III : Pelaksanaan metode yang diperoleh bila bayi mendapat ASI Ekslusif. Partisipan peneliti melakukan pendidikan kesehatan Siklus Ketiga dengan metode ceramah untuk memberikan segala informasi terkait ASI Ekslusif dan Mini conference tahap I: Teridentifikasi praktik mendemonstrasikan cara pemberiannya kepada ibu - keperawatan Bore woke kai huni ibu hamil yang berkunjung untuk Ante Natal Care Diperlukan (ANC) di ruang pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak menegosiasi/merestrukturisasi (KIA) dalam merawat tali pusat bayi. PKM Asakota Bima. Adapun media 1645 metode tradisi untuk masyarakat Ade Wulandari, Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Untuk Mini conference Tahap II : Teridentifikasi cara keluarganya. Adapun metode demonstrasi cara pendekatan untuk perawatan tali pusat yang telah dilakukan mampu menegosiasi/merestrukturisasi praktik bore woke kai menarik perhatian ibu dan keluarga dan perlu huni yaitu melalui pendidikan kesehatan dengan didukung oleh adanya contoh nyata dari bahaya yang metode ceramah dan demonstrasi cara merawat tali dapat ditimbulkan oleh cara perawatan yang tidak pusat bayi baru lahir. benar. kepada keluarga Mini conferenceTahap III : Pelaksanaan metode Partisipan penelitian melakukan PEMBAHASAN pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan demonstrasi Kandeu oro adalah praktik memandikan cara merawat tali pusat kepada ibu - ibu post partum bayi baru lahir dengan cara direndam di air mengalir di ruang perawatan ibu nifas PKM Asakota Bima. sampai warna kulit bayi membiru. Masyarakat yang Adapun media penyampaian informasi lainnya yang melakukan Kandeu oro meyakini praktik ini dapat digunakan oleh partisipan adalah berupa brosur cara menguatkan fisik bayi baru lahir. Secara konsep perawatan tali pusat bayi baru lahir. teori, cara memandikan bayi baru lahir mengikuti Mini conferenceTahap IV : Hasil evaluasi terhadap prinsip-prinsip sebagai berikut: bayi dimandikan pelaksanaan metode secara teratur dengan air hangat dan sabun ringan. Pendidikan kesehatan demonstrasi dapat berjalan Sampai pusat puput, dianjurkan untuk memandikan lancar. bayi dengan cara dilap. Bayi harus dimandikan Mini conference Tahap V : Hasil refleksi dalam ruangan yang hangat untuk menghindari Dalam tahap refleksi, partisipan bersama dengan kedinginan. Mandikan bayi dengan cepat, kenakan peneliti bersama-sama merefleksikan setiap proses pakaian bayi dengan cepat dan bungkus bayi dengan mulai dari tahap I sampai tahap IV. Partisipan selimut hangat. mengungkapkan dalam Bayi cukup bulan yang terpajan panas mengeksplorasi praktik perawatan tali pusat oleh sesudah lahir dapat mengalami asidosis metabolik, keluarga. Partisipan mengatakan bahwa peran bahasa hipoksemia, hipoglikemia dan peningkatan ekskresi daerah sangat penting dalam menjalin komunikasi air dan bahan-bahan terlarut malalui ginjal dalam dengan ibu nifas dan keluarganya. Partisipan juga upaya mengkompensasi kehilangan panas. Bayi yang berpendapat bahwa keberadaan keluarga sebagai hipoglikemik sistem meningkatkan pemakaian oksigennya bila terpajan pendukung pengalamannya sangat besar pengaruhnya atau hipoksik tidak dapat terhadap keyakinan ibu nifas dalam merawat bayi pada lingkungan yang dingin (Behrman, 2003). baru lahir, sehingga untuk merubah perilaku yang Dengan mengacu pada konsep memandikan bayi sudah menjadi kebiasaan turun temurun pendekatan baru lahir tersebut, praktik Kandeu oro dapat tidak hanya dilakukan terhadap ibu atau pengasuh berisiko menyebabkan bayi berada dalam keadaan bayi hipotermi, yaitu suatu keadaan suhu tubuh yang tetapi harus juga dilakukan terhadap 1646 JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL.10 NO. 1, PEBRUARI 2016 berada di bawah rentang suhu tubuh normal. Dengan pemberian makan bayi dengan cara mama oha kalo demikian, praktik memandikan bayi baru lahir tersebut berisiko merugikan kesehatan bayi. tersebut berisiko merugikan kesehatan bayi. Bore woke kai huni adalah praktik Mama oha kalo adalah pemberian makan perawatan tali pusat bayi baru lahir dengan cara pada bayi baru lahir dengan cara nasi yang dicampur diolesi atau diberi tetesan perasan air kunyit. Cara ini dengan pisang untuk bayi baru lahir dihaluskan diyakini dengan oleh penyembuhan luka pada pusar bayi baru lahir. Secara pengasuhnya kemudian baru diberikan kepada bayi. konsep teori, perawatan tali pusat bertujuan untuk Praktik pemberian makan bayi seperti ini diyakini menjaga agar luka pada umbilikus (pusar bayi) tetap oleh dan kering dan tidak infeksi. Dianjurkan kepada ibu nifas menguatkan pencernaan bayi sehingga bayi tidak untuk membiarkan tali pusat mengering dan lepas akan rewel. Secara konsep teori, bayi baru lahir sendiri. Mebiarkan tali pusat mengering, tidak sampai berusia 6 bulan hanya diberi Air Susu Ibu ditutup, hanya dibersihkan tiap hari dengan air (ASI Ekslusif) sebagai sumber nutrisi terbaik. ASI bersih, merupakan cara paling efektif. Hal yang mengandung secara lengkap baik zat gizi makro paling penting adalah tidak membubuhkan apapun maupun mikro yang dibutuhkan oleh bayi. ASI juga pada merupakan nutrisi yang dapat dicerna oleh saluran menyebabkan infeksi (Sodikin, 2009). cara dikunyah masyarakat terlebih dapat dahulu mengenyangkan pencernaan bayi selama enam bulan pertama oleh sekitar masyarakat daerah Dengan kehidupannya. tali mengacu dapat pusat pada mempercepat karena dapat konsep teori perawatan tali pusat tersebut, bore woke kai huni Dilihat dari kebutuhan gizi, kematangan dapat berisiko menyebabkan infeksi pada umbilikus fisiologis, dan keamanan imunologis, pemberian bayi sehingga berakibat waktu penyembuhan makanan selain ASI sebelum bayi berusia 4 bulan menjadi lama. Dengan demikian, praktik bore woke adalah tidak perlu dan juga dapat membahayakan. Di kai huni berisiko merugikan kesehatan bayi. lain pihak, banyak bayi yang membutuhkan makanan KESIMPULAN DAN SARAN pelengkap setelah berusia 6 bulan. Telah banyak diketahui tentang kerugian dan risiko apabila Meningkatkan kemampuan mahasiswa makanan pelengkap diberikan terlalu dini, termasuk dalam pengaruh-pengaruhnya merestrukturisasi pola asuh neonatus yang berbasis yang dapat mengganggu mempertahankan, menegosiasi dan perilaku dalam pemberian makan bayi, pengurangan tradisi/budaya produksi ASI, penurunan absorbsi besi adri ASI, memperbaiki status kesehatan bayi. Peran mahasiswa meningkatnya risiko infeksi dan alergi pada bayi, dan praktikan dan petugas kesehatan Puskesmas dalam meningkat pula risiko pemberdayaan keluarga dan (Behrman, 2003). terjadinya kehamilan baru Dengan demikian, praktik Bima akan dapat membantu masyarakat dalam perawatan dan pola asuh neonatus yang berbasis 1647 Ade Wulandari, Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Untuk tradisi/budaya dapat mengikuti tiga strategi utama Cara pendekatan kepada keluarga dapat menurut konsep keperawatan transkultural. Langkah-langkah melaksanakan baik dengan metode ceramah maupun menggunakan intervensi keperawatan transkultural dengan Model media audio visual seperti pemutaran video dan Sunrise adalah pertama mengidentifikasi praktik- brosur. Demonstrasi dan redemonstrasi keterampilan praktik perawatan dan pola asuh berbasis budaya perawatan bayi baru lahir merupakan cara yang untuk menentukan apakah praktik tersebut dapat efektif untuk memberikan pengalaman belajar secara meningkatkan status kesehatan atau merugikan langsung bagi ibu atau pengasuh bayi. Keterlibatan kesehatan adalah keluarga sebagai sistem pendukung juga merupakan menentukan strategi yang akan dilakukan terkait faktor penting yang dapat menentukan penerimaan dengan praktik perawatan neonatus berbasis budaya terhadap ilmu dan keterampilan perawatan bayi baru Bima, yaitu strategi mempertahankan bila praktik lahir secara baik. tersebut neonatus. tidak dalam dilakukan diantaranya melalui pendidikan kesehatan Langkah bertentangan kedua dengan kesehatan, DAFTAR PUSTAKA strategi negosiasi budaya yaitu membantu keluarga beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih Asmadi. Konsep dasar Keperawatan. Jakarta :EGC : 2008. menguntungkan kesehatan neonatus, serta strategi restrukturisasi budaya bila praktik perawatan yang Sudiharto. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan transkultural. Editor Ns. Esty Wahyuningsih.Jakarta: EGC : 2007. dilakukan oleh keluarga dapat merugikan status kesehatan neonatus. Langkah selanjutnya adalah merencanakan metode dalam melaksanakan strategi yang telah ditentukan. Strategi menegosiasi Behrman, R.E et. al. Ilmu kesehatan anak nelson. Volume 1. Jakarta : EGC : 1999. dan merestrukturisasi budaya dilakukan dengan cara memberikan alternatif bagi keluarga O’Brien, R. An overview of the methodological approach of action research. Faculty of information studies, university of Toronto.1998 Hukormas Ditjen Bina Gizi KIA Kementerian Kesehatan RI.Mengurangi angka kematian anak masih jauh dari yang ditetapkan. 15 Oktober 2014. Diunduh dari http://www.gizikia.depkes.go.id. dalam melakukan praktik perawatan neonatus seperti bore woke kai huni dapat dinegosiasi dengan mengajarkan teknik perawatan tali pusat bagi neonatus, praktik mama oha kalo dapat perbaiki dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI ekslusif, demikian Pusat juga dengan praktik Kandeo oro yang sangat berisiko menyebabkan bayi berada dalam kondisi hipotermi dapat restrukturisasi dengan cara menjelaskan bahaya hipotermi bagi neonatus serta mengajarkan cara memandikan bayi baru lahir. 1648 Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Keberhasilan pemda tampak dari keberhasilan pencapaian mdgs di wilayahnya. Desember 2014. Diunduh dari http://www.gizikia.depkes.go.id. JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL.10 NO. 1, PEBRUARI 2016 Litbang Kementerian Kesehatan RI. Riset saintifikasi jamu. Desember 2014. Diunduh dari www.litbang.depkes.go.id Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Pemberian makan untuk bayi, Dasar-dasar fisiologis. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Perinasia. 1994. Berita Republika Online. Angka Kematian Bayi di NTB masih tinggi. Desember 2014. Dinduh dari www.republika.co.id Sodikin. Buku saku perawatan tali pusat. Jakarta : EGC. 2009. Hidayana, I.M. Tinjauan buku kehamilan, kelahiran, perawatan ibu dan bayi dalam konteks budaya. Penyunting Meutia F. Swasono. Jakarta : EGC : 2013 Supartini, Y. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC. 2004. Wong, Donna L. Pedoman klinis keperawatan pediatrik. Edisi 4. Jakarta : EGC. 2003. Hamilton, P.M. Dasar- dasar keperawatan maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC : 1995. 1649