BAB V PENUTUP Kesimpulan Konvensi Ottawa adalah

advertisement
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Konvensi Ottawa adalah Konvensi tentang larangan penggunaan, memproduksi, dan
mentransfer ranjau antipersonil. Konvensi ini diadakan di Kanada pada tahun 1997 oleh karena itu
Konvensi ini dikenal dengan sebutan Konvensi Ottawa. Mengapa Konvensi ini ada karena telah
timbulnya kesadaran pihak-pihak dunia tentang bahaya yang ditimbulkan oleh ranjau antipersonil.
Ranjau antipersonil merupakan alat militer yang akan meledak ketika disentuh oleh manusia,
binatang, maupun kendaraan. Ranjau antipersonil banyak digunakan pada masa perang sejak
perang dunia I dan seterusnya, mengapa ranjau antipersonil banyak diminati karena dana yang
dibutuhkan untuk membuat ranjau antipersonil sangat sedikit tetapi efek yang diberikan oleh
ranjau antipersonil sangat baik karena ranjau antipersonil bisa digunakan untuk membatasi ruang
gerak lawan. Dampak yang ditimbulkan oleh ranjau antipersonil juga sangat berbahaya, manusia
yang terkena ranjau antipersonil biasanya mengalami cacat seumur hidup seperti kehilangan
anggota tubuh, kehilangan penglihatan, kehilangan pendengaran dll, oleh karena itu ranjau
antipersonil sangat banyak digunakan oleh suatu Negara ketika terlibat dalam sebuah perang.
Sampai saat ini telah banyak Negara yang memutuskan untuk meratifikasi Konvensi Ottawa,
tetapi masih ada juga Negara yang menolak ratifikasi salah satunya adalah AS, setelah berganti
Presiden sebanyak tiga kali kebijakan luar negeri AS tetap sama yaitu menolak ratifikasi.
Penolakan yang dilakukan oleh AS banyak dipengaruhi oleh faktor domestik AS.
Berdasarkan analisis yang ada, dapat disimpulkan bahwa banyak pihak yang terlibat dalam
proses pembuatan kebijakan luar negeri AS sebagai penasehat untuk menentukan kebijakan mana
yang harus diambil, pihak tersebut adalah menteri luar negeri AS, menteri pertahanan AS dan CIA,
pihak ini yang menjadi penasehat Presiden dalam pengambilan keputusannya. Setelah
mendapatkan nasehat dan masukan Presiden kemudian mengajukan kebijakan tersebut pada
kongres dan kongres yang kemudian memutuskan apakah kebijakan tersebut dapat dilaksanakan
atau ditolak. Oleh karena itu faktor domestik berpengaruh banyak.
Adapun faktor-faktor yang membuat ketiga Presiden AS yaitu Clinton, Bush Jr dan Obama
menolak ratifikasi konvensi Ottawa adalah sama yaitu didominasi faktor domestik. Namun dalam
faktor domestik tersebut terdapat beberapa faktor lain seperti kondisi politik dalam negeri yang
terdiri dari birokrat, partai politik, kepentingan dan massa. Kemudian faktor ekonomi dalam negeri
dan konteks internasional. Meskipun dipengaruhi oleh faktor yang sama namun proses pembuatan
kebijakan antara satu Presiden dengan Presiden yang lain bergradasi karena perbedaan kondisi
pada saat ketiganya menjabat.
Pada masa jabatannya sebenarnya Clinton ingin meratifikasi konvensi Ottawa, namun kondisi
politik dalam negeri yang harus dihadapi oleh Clinton memaksa Clinton untuk menolak ratifikasi.
Faktor utama yang membuat Clinton menolak ratifikasi adalah karena adanya tekanan dari
birokrat, partai politik dan kelompok kepentingan, yang berbeda pendapat dengan Clinton. Beban
atas tuduhan skandal yang ditujukan kepada Clinton menjadi senjata paling ampuh bagi birokrat,
partai politik dan kelompok kepentingan untuk menekan Clinton agar Clinton menolak ratifikasi
konvensi Ottawa. Selain itu, Perbedaan pendapat antara kelompok Demokrat dan Republik
membuat posisi Clinton sulit ditambah lagi pada masa jabatan Clinton, kongres dikuasai oleh
partai Republik sehingga sulit bagi Clinton untuk meloloskan kebijakannya untuk meratifikasi
konvensi Ottawa. Masalah yang sama juga dialami oleh Obama saat ini. Keinginan Obama yang
sangat besar untuk membawa AS kedalam konvensi Ottawa terhambat karena posisi kongres yang
dikuasai oleh partai oposisi.
Sedangkan pada masa jabatan Bush Jr, Bush Jr memang sejak awal tidak setuju dengan
ratifikasi konvensi Ottawa. Banyak alasan domestik yang membuat Bush Jr tidak meratifikasi
diantaranya kondisi ekonomi, AS adalah negara pengekspor ranjau antipersonil dan AS
mendapatkan keuntungannya yang cukup banyak dari ekspor tersebut, ketika AS menyutujui
konvensi Ottawa maka AS harus menghentikan ekspor ranjau antipersonil dan hal itu akan
merugikan AS. Alasan kedua bersangkutan dengan kondisi militer AS, banyaknya perang yang
harus dihadapi pada masa jabatan Bush Jr meningkatkan kebutuhan senjata AS, sehingga Bush Jr
tidak akan melepaskan ranjau antipersonil dengan alasan keamanan. Faktor ini berhubungan
dengan konteks internasional, adanya ketakutan yang dirasakan oleh Bush Jr akan ancaman dari
negara lain membuat Bush Jr khawatir sehingga Bush Jr akan melakukan apa saja untuk
meningkatkan kekuatan militer AS.
Kenapa kemudian ada gradasi antara kebijakan ketiga Presiden, dikarenakan dua Presiden
dengan masa jabatan berbeda yaitu Clinton dan Obama sepakat untuk meratifikasi konvensi
Ottawa namun karena kondisi politik yang tidak mendukung posisi mereka, akhirnya kedua
Presiden ini memutuskan untuk menolak ratifikasi. Berbeda dengan Bush Jr yang sejak awal
memang tidak menyetujui ratifikasi konvensi Ottawa, jika kedua Clinton dan Obama selalu
berusaha untuk membawa AS agar dapat bergabung dengan konvensi pada masa Bush Jr, Bush Jr
justru membawa AS pada langkah yang semakin menjauh dari konvensi Ottawa. Kebijakan yang
dibuat oleh Bush Jr pun didukung oleh banyak pihak dari domestik AS karena pada masa jabatan
Bush Jr, orang-orang Republik memang menguasai kondisi politik AS.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor utama yang mempengaruhi proses pembuatan
kebijakan luar negeri AS pada tiga jabatan Presiden adalah sama yaitu faktor domestik dan faktor
internasional tetapi faktor-faktor tersebut mempunyai bentuk yang berbeda sesuai dengan kondisi
politik pada masa jabatan tiap-tiap Presiden.
Download