Name : Sita Hifdiah Maulidini NIM : 21030110141087 (R2) Sita1992.wordpress.com -ANSWER1. Postulat Dalton yang tidak konsisten untuk observasi terakhir dan selanjutnya adalah bahwa atom merupakan benda atau partikel pejal yang tidak dapat dibagi-bagi lagi yang tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, sedangkan atom menurut penelitian terakhir (konsep atom modern) dapat dibagi bagi menjadi yang lebih kecil yang dinamakan subatomic particles (proton, elektron, dan neutron). Untuk salah satu bunyi hukum Dalton tersebut adalah salah, dan model Dalton tersebut tidak berlaku lagi. 2. Ion dalam LiF dan MgO berukuran sama. Keduanya adalah senyawa yang membentuk ikatan ion. Senyawa LiF membentuk ikatan ion lebih kuat daripada MgO karena senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ion adalah yang terbentuk antara unsur alkali dan halogen. Li adalah unsur dari golongan alkali dan F adalah unsur golongan halogen. Li+ + F → LiF Secara dasar, ikatan antara Li dan F berasal dari gaya tarik elektrostatik antara ion bermuatan berlawanan, yaitu kation (+) dan anion (-). Ini sesuai dengan Hukum Coulomb, dimana disebutkan bahwa “Energi tarik-menarik atau tolak-menolak antara 2 partikel sebanding dengan hasil kali kedua muatan tersebut dan berbanding terbalik dengan jarak antara keduanya”. Yang memiliki ikatan yang kuat adalah LiF, berdasarkan hukum Couloumb, Karena jarak antara inti ion Li dan F mempunyai jarak yang dekat sehingga gaya tarik menarik antar inti semakin kuat dan dapat menarik electron electron sekitar inti dengan sama kuatnya Li dan F memiliki beda elektronegativitas yang besar sehingga pasangan elektron yang membentuk ikatan lebih banyak tertarik oleh atom F. Makin besar perbedaan elektronegativitas, makin besar pula karakteristik ioniknya. F memiliki elektronegativitas paling kuat sehingga gaya tarik-menarik atau tolak-menolaknya lebih besar disbanding ion yang berukuran besar karena kedua muatan tersebut lebih dekat letaknya. Oleh karena itu, senyawa LiF lebih kuat membentuk ikatan ion daripada MgO. 3. Urutan energy foton berdasarkan penurunan tingkat energy yaitu : (a). UV (v = 8,0 × 1.015 per detik) b). IR (v = 6.5E13 per detik) dan (c). microwave (v = 9,8 × 1.011 per detik) 4. Bilangan kuantum utama (n) dapat bernilai bilangan bulat 1,2,3, dan seterusnya, bilangan kuantum sudut ( l ) memberikan informasi mengenai bentuk orbital dan nilai l bergantung pada nilai bilangan kuantum utama (n) . Untuk nilai tertentu, l mempunyai bilangan bulat yang mungkin dari 0 sampai ( n – 1 ) dan bilangan kuantum magnetic (ml) menggambarkan orientasi orbital dalam ruang. Di dalam satu subkulit nilai ml bergantung pada nilai bilangan kuantum momentum sudut l. a. Diketahui n = 2, l = 0, dan ml = -1, dan kombinasi blangan quantum ini tidak diperbolehkan, untuk memperbaikinya seharusnya n=2 maka l = 1 atau dengan ml = -1 b. Diketahui n = 4, l = 3, ml = -1, kombinasi bilangan kuantum ini diperbolehkan, karena telah memenuhi ketentuan yang berlaku di atas. c. Diketahui n = 3, l = 1, ml = 0, kombinasi bilangan kuantum ini tidak diperbolehkan, seharusnya l bernilai 2 karena n bernilai 3 atau n seharusnya bernilai 2 agar l dapat bernilai 1 dan ml masih memenuhi karena bernilai 0 d. Diketahui n = 5, l = 2, dan ml = +3, kombinasi bilangan kuantum ini tidak diperbolehkan, seharusnya n bernilai 3 untuk l =2 dan ml seharusnya bernilai -2, -1, 0, 1, dan 2 untuk l = 2 5. Hund’s Rule/Aturan Hund berbunyi bahwa “ every orbital in subshell is singly ccupied with one electron before any one orbital is doubly occupied, and all electrons in singly occupied orbitals have the same spin” yang dapat berarti setiap electron dalam subkulit pertama tama harus diisi oleh electron yang mempunyai arah ke atas sebelum diisi oleh electron yang mempunyai arah ke bawah. Contoh : ↑ ↑ 2p3 → ↑ benar 7 salah 4d → ↑↓ ↑ Asas Larangan Pauli/Pauli Exclusion Principle : “no two electrons in the same atom can in the same quantum state” yang artinya tidak ada dua electron dalam satu electron berada dalam keadaan kuantum yang sama. Contoh : 3Be →1s2 2s1 · Elektron ke-1 → n =1, ℓ =0, m =0, s = +1/2 · Elektron ke-2 → n =1, ℓ =0, m =0, s = -1/2 · Elektron ke-3 → n =2, ℓ =0, m =0, s = +1/2 Prinsip Aufbau/Aufbau Principle : “ electrons fills orbitals starting at lowest available (possible) energy states before filling higher states (e.g. 1s before 2s). The number of electron that can only occupy each orbital is limited by pauli exclusion principle yang artinya electron mengisi orbital dimulai dari yang tersedia paling kecil tingkat energy nya sebelum tingkat energy yang lebih tinggi. Jumlah electron yang dapat mengokupansi setiap orbital dibatasi oleh asas larangan pauli. Contoh : 9F → 1s2 2s2 2p5 11Na → 1s2 2s2 2p6 3s1 6. A. [Ar] 4S2 3D3 = 4S2 B . [Kr] 5s2 3d10 = 5s2 ↑↓ ↑↓ 3D3 3d10 ↑ ↑ ↑ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ C. [Ar] 4s2 3d7 D. [Kr]5s1 3d10 Berdasarkan penggambaran orbital yang telah dilakukan, dapat disimpulkan yang bersifat paramagnetis adalah Cd dan Ag 7. Perhitungan radius kedua ion · 56,4 % = 566 x 100% X X = 56600 564 X = 1003,5 · 1003,5 – 566 = 437,5 pm 8. Apabila sebuah ikatan terlepas, maka ia menyerap suatu energi atau reaksinya bersifat endotermis dan maka delta H nya bernilai positif. Hubungan antara delta H dengan energi ikatan, berdasarkan definisi adalah energi yang dibutuhkan untuk mengikat suatu atom dan energi yang dilepaskan/dibutuhkan didefinisikan juga sebagai entalpi standar untuk memutuskan 1 molikatan molekul gas. Apabila sebuah ikatan terlepas, maka ia menyerap suatu energi atau reaksi nya bersifat endotermis dan maka delta H nya bernilai positif, hal ini juga terjadi karena adanya pengaruh gaya dipol-dipol yang terjadi antar molekul. ΔH dipengaruhi oleh dipol, dimana jika dipol besar maka akan mendidih pada suhu yang tinggi, sehingga panas tersebut akan digunakan sebagai energi untuk melawan gaya dipol antar molekul H dan Cl, sehingga ΔH positif karena membutuhkan energi dari panas tersebut.