UJI EFE EKTIVITA AS ANTIM MIKROBA EKSTRAK K ETANOL L 70% BUA AH STRAWBERRY (Fragaria ( x ananassa)) TERHAD DAP PERTUMBUHA AN B BAKTERI S Staphylococ ccus aureuss. DAN Shiigella sp. SE ECARA IN VITR TRO Disusuun sebagai salah s satu syyarat menyeelesaikan Prrogram Studdi Pendidikaan Dokteer Fakultas Kedokterann Oleh: PRALA AY YU ARIST TYA PURN NAMA J500130 0058 PRO OGRAM ST TUDI PENDIDIKAN DOKTER R F FAKULTA AS KEDOK KTERAN UMUM U UNIVE ERSITAS MUHAMM MADIYAH H SUKART TA 2017 7 i ii iii UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL 70% BUAH STRAWBERRY (Fragaria x ananassa) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus. DAN Shigella sp. SECARA IN VITRO Abstrak Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) merupakan tanaman yang mempunyai potensi sebagai tanama obat. Senyawa yang terkandung di dalam buah stroberi adalah flavonoid, alkaloid, dan saponin memiliki khasiat sebagai antibakteri.Tujuan penelitian iniuntuk mengetahuiaktivitas antibakteri ekstrak etanol buah stroberi dalam menghambat pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella sp Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental laboratorik dengan metode post test only with control group design. Kadar ekstrak etanol buah stroberi yang diujikan dengan metode sumuran dengan masing-masing konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80% dan 100 %. Sumuran dibuat pada media pertumbuhan bakteri mueller hilton yang diolesi dengan biakan Staphylococcus aureus dan Shigella sp yang telah distandarisasi dengan standar 0,5 Mc Farland. Sumuran ditetesi dengan ekstrak etanol buah stroberi (Fragaria x ananassa) dengan masing-masing konsentrasi. Diinkunbasi pada suhu 37oC selama 24 jam dan zona hambat yang terbentuk diukur dengan jangka sorong. Selanjutnya data dianalisa menggunakan uji non parametrikkruskalwallisyangdilanjutkan denganuji post hoc yaitu uji Mann-Whitney. Hasil penelitian ini diketahui bahwa ekstrak etanol buah stroberi dengan konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80% dan 100% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan rerata masing-masing diameter zona hambat yaitu 10,24mm, 13,26mm, 16,37mm, 18,17mm, dan 18,34m dengan nilai uji statistik p=0,000, sedangkan rerata masing-masing diameter zona hambat untuk bakteri Shigella sp yaitu 15,33mm, 18,57mm, 20,85mm. 22,91mm, dan 21,93mm dengan nilai uji statistik p=0,000. Kata kunci : Ekstrak etanol buah stroberi, Antibakteri, Staphylococcus aureus, Shigella sp. Abstract Strawberry (Fragaria x ananassa) is plant that has a potential effect as medical plant. Strawberry contains flavonoid, alkaloid, and saponin compound that have as an antibacterial effect.This research was aimed to determine the activity of ethanol extract of strawberry in inhibiting the growth of Staphylococcus aureusandShigella sp.This research wasan experimental laboratory method with post test only control group design. The ethanol extract of strawberry (Fragaria x ananassa) was tested by well method with concentration10%, 20%, 40%, 80% and 100 %. Well was made onmueller hiltongerm growth media which smeared by culture of Staphylococcus aureusandShigella sp which has been standardized by o,5 McFarland standard. The ethanol extract of strawberry (Fragaria x ananassa)drip into the well with various concentrations. Then it was incubated 1 with a temperature of 37oC for 24 hours and the form inhibition zone was measured. The data was analyzed withkruskal-wallisnon parametric test and post hoc Mann-Whitney test.result of this research was the ethanol extract of strawberry (Fragaria x ananassa)with concentration 10%, 20%, 40%, 80% and 100% can inhibit the growth of Staphylococcus aureus with means inhibition zona are10.24mm, 13.26mm, 16.37mm, 18.17mm, and 18.34mmand the value of statistic test p=0,000, while Shigella sp with means of eachare15.33mm, 18.57mm, 20.85mm. 22.91mm, and 21.93mm withthe value of statistic test p=0,000. Keywords : The ethanol extract of strawberry (Fragaria x ananassa), Antibacterial, Staphylococcus aureus, Shigella sp. 1. PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah negara kedua yang memiliki keanekaragaman hayati terbanyak di dunia setelah Brazil dan lebih dari 40 juta penduduk Indonesia tergantung pada keanekaragaman hayati. Indonesia jugamerupakan rumah bagi sekitar 90% spesies tanaman obat yang ditemukan di Asia, terdapat kurang lebih 25.000 sampai 30.000 spesies tanaman berbunga, 10% dari spesies tanaman tersebut diduga memiliki khasiat obat (Handa et al., 2006). Berdasarkan data WHO (2001), 1% dari penduduk Indonesia menggunakan obat tradisional herbal. Sebuah survei melaporkan, terdapat 281.492 praktisi pengobatan tradisional di Indonesia dan angka ini terus mengalami peningkatan yang signifikan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) menyatakan bahwa upaya kesehatan dengan obat tradisional merupakan bentuk dari partisipasi masyarakat dalam mendukung peningkatan kesehatan. Menurut Fitriyah et al.,(2013), terdapat beberapa alasan yang menyebabkan terapi obat tradisional menjadi pilihan pengobatan, selain karena biaya pengobatan yang semakin mahal, terapi herbal telah lama dipercaya menjadi obat yang harganya murah, bahan yang relatif mudah didapat, pembuatan yang sederhana, dan tidak membahayakan karena memakai bahan-bahan alami. Salah satu tanaman yang melimpah di Indonesia yaitu Fragaria x ananassa atau lebih dikenal dengan buah stroberi merupakan salah satu 2 sumber penting fitokimia yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah sebagai anti-mikroba.(Svarcovaa et al., 2007). Skrining fitokimia terhadap buah stroberi (Fragaria x ananassa) dalam penelitian Rahayuningsih et al,. (2015) diperoleh hasil bahwa buah stroberi segar dan ekstrak etanol buah stroberi mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin yang memiliki fungsi sebagai antibakteri. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Selvia et al.,(2014) menujukkan bahwa ekstrak ethanol stroberi (Fragaria vesca L) mempunyai efek antimikroba terhadap Staphylococcus epidermidis. Selain itu, dalam suatu penelitian di Bulgaria menunjukan bahwa stroberi mempunyai daya hambat yang kuat terhadap Salmonella, Escherichia coli, dan kelompok Staphylococcus pada umumnya. Daya hambat dari ekstrak stroberi ini merupakan proses yang kompleks antara ellagitannin, anthocyanidin, dan proanthocyanidin (Badjakov et al., 2008). Hingga saat ini, masih sedikit penelitian mengenai efek anti mikroba ekstrak dengan pelarut etanol 70% buah strawberry (Fragaria x ananassa) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella sp. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektivitas antimikroba ekstrak strawberry (Fragaria x ananassa) yang diektraksi dengan pelarut etanol 70% dalam menghambat perkembangan bakteri Staphylococcus aureusdan Shigella sp dengan menggunakan metode difusi cakram. Dari penelitian ini diharapkan diperoleh data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga dapat dibuktikan bahwa ekstrak etanol 70% buah strawberry (Fragaria x ananassa) ini benar-benar berkhasiat sebagai antimikroba terhadap bakteri Staphylococcus aureusdan Shigella sp. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian post test only group design with control untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% buah strawberry 3 (Fragaria x ananassa)terhadap perkembangan bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella sp. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada dan biomedik III Sub. Lab. Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan Desember 2016. Ekstrak etanol buah strawberry (Fragaria x ananassa) diperoleh melalui proses ekstraksi dengan metode maserasi menurut prosedur Ansel (2008) yang menggunakan larutan penyari yaitu etanol. Ekstrak etanol buah strawberry (Fragaria x ananassa) dibuat di biomedik III Sub. Lab. Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80%, dan 100%. Ekstrak ditimbang dengan menggunakan timbangan lalu ditambahkan dengan 100 ml aquadest sesuai dengan konsentrasinya. Skala variabel yang digunakan adalah skala numerik. Staphylococcus aureus dan Shigella sp didapatkan dari biakan murni yang diperoleh dari Laboratorium Kesehatan Daerah Yogyakarta. Efek antibakteri dilihat dari ada tidaknya hambatan pertumbuhan koloni bakteri dengan cara mengukur diameter zona hambat (zona jernih) dengan satuan ukur milimeter pada masing-masing konsentrasi ekstrak etanol buah strawberry (Fragaria x ananassa) 10%, 20%, 40%, 80%, dan 100% yang telah diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam, serta dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kruskall wallis dan uji post hoc Mann-Whitney. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Shigella sp Hasil yang diperoleh dari pengukuran diameter zona hambat atau zona bening dengan metode sumuran pada masing- 4 masing replikasi pemberian ekstrak didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1: Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Buah Stroberi (Fragaria x ananassa Duch.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella sp. Diameter Zona Hambat (mm) Replikasi Kontrol () Akuades Steril Kontrol (+) ciprofloxacin 1 7,24 26,92 2 7,24 26,49 3 7,24 28,44 4 7,24 26,46 Rata-rata 7,24 27,08 ± SD ±0,00 ±0,93 (Sumber : Data Primer, 2016) Ekstrak Stroberi 10% 20% 40% 80% 100% 13,51 14,89 16,16 16,75 15,33 ±1,44 16,94 18,81 19,70 18,83 18,57 ±1,16 21,57 19,65 21,34 20,83 20,85 ±0,86 22,42 23,26 21,96 23,99 22,91 ±0,90 20,56 20,82 19,95 26,41 21,93 ±3.01 Dari tabel diatas menunjukkan pada kelompok konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80% dan 100% serta kontrol positif terdapat zona hambat pertumbuhan bakteri. Kontrol negatif menunjukkan hasil 7,24 mm pada masing-masing replikasi sesuai dengan diameter sumuran. Hal tersebut berarti kontrol negatif tidak mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Shigella sp. Pembentukan zona hambat oleh pemberian ekstrak pada Shigella sp dimulai dari konsentrasi 10% dan terjadi peningkatan seiring peningkatan konsentrasi yaitu 20%, 40%, 80%, dan 100%. Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri dari keempat replikasi yaitu 15,33 mm, 18,57 mm, 20,85 mm, 22,91 mm, dan 21,93 mm. 3.1.2 Staphylococcus aureus Hasil yang diperoleh dari pengukuran diameter zona hambat atau zona bening dengan metode sumuran pada masingmasing replikasi pemberian ekstrak didapatkan hasil sebagai berikut: 5 Tabel 2: Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Buah Stroberi (Fragaria x ananassa Duch.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Diameter Zona Hambat (mm) Replikasi Kontrol (-) Kontrol (+) Akuades Amoxicillin Steril Ekstrak Stroberi 10% 20% 40% 80% 100% 1 7,24 27,03 9,71 12,61 16,47 16,67 17,19 2 7,24 28,11 11,24 14,22 16,97 19,45 19,52 3 7,24 27,52 10,64 12,90 16,14 18,10 18,87 4 7,24 27,32 9,37 13,30 15,92 18,46 17,79 7,24 27,50 10,24 13,26 16,37 18,17 18,34 ±0,00 ±0,40 ±0,74 ±0,61 ±0,40 ±1,00 ±0,91 Rata-rata ± SD (sumber : Data Primer, 2016) Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat zona hambat pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80%, dan 100% serta kontrol positif. Kontrol negatif menunjukkan hasil 7,24 mm pada masingmasing replikasi sesuai dengan diameter sumuran. Hal tersebut berarti kontrol negatif tidak mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pembentukan zona hambat oleh pemberian ekstrak pada Staphylococcus aureus dimulai dari konsentrasi 10% dan terjadi peningkatan zona hambat seiring peningkatan konsentrasi yaitu 20%, 40%, 80%, dan 100%. Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri dari keempat replikasi yaitu 10,24 mm, 13,26 mm, 16,37 mm, 18,17 mm, dan 18,34 mm. 3.1.3 Analisis Uji Kruskall-Wallis Data yang diperoleh dari pengukuran diameter zona hambat pertumbuhan bakteri dianalisis dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows dengan menggunakan uji Kruskall-Wallis. 6 Tabel 5: Analisis Uji Kruskall-Wallis Test Statisticsa,b staphylococc shigella_sp us Chi-Square 25,926 25,288 Df 6 6 Asymp. ,000 ,000 Sig. a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: perlakuan Uji Kruskall-Wallis didapatkan hasil nilai p=0,00. Hasil nilai p ≤ 0,05 sehingga pemberian ekstrak buah strawberry (Fragaria x ananassa) memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella sp. 3.2 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak buah stroberi (Fragaria x ananassa Duch.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella sp secara in vitrodengan melihat terbentuk atau tidaknya zona hambat. Metode yang digunakan dalam uji antibakteri dengan menggunakan metode sumuran yaitu dengan membuat lubang pada media pertumbuhan sehingga akan membuat ekstrak bertemu langsung dengan media pertumbuhan sehingga tidak hanya permukaannya saja tetapi menyeluruh sampai ke dasar media. Untuk menilai seberapa besar ekstrak mempunyai daya hambat atau tidak, bisa dilihat dari terbentuknya zona hambat atau zona bening pada sekitar sumuran. Pada penelitian ini terdapat tujuh kelompok perlakuan dengan masing-masing bakteri pada media tanam (Staphylococcus aureus dan Shigella sp ) yang didapatkan dari Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Berdasarkan rumus Federer dilakukan empat kali replikasi. Replikasi bertujuan untuk meyakinkan kebenaran dari hasil percobaan. 7 Dari Tabel 1 dan 2 menunjukkan hasil dari pengukuran diameter zona hambat yang merupakan indikasi seberapa besar pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella sp dengan pembagian beberapa konsentrasi ekstrak buah stroberi. Pada Staphylococcus aureus rata-rata yang didapatkan dari keempat replikasi pada ekstrak 10% adalah 10,24 mm, pada ekstrak 20% adalah 13,26 mm, pada ekstrak 40% adalah 16,37 mm, pada ekstrak 80% adalah 18,17 mm, dan pada ekstrak 100% adalah 18,34 mm, sedangkan rata-rata zona hambat pada bakteri Shigella sp yang didapatkan dari keempat replikasi pada ekstrak 10% adalah 15,33 mm, pada ekstrak 20% adalah 18,57 mm, pada ekstrak 40% adalah 20,85 mm, pada ekstrak 80% adalah 22,91 mm, dan pada ekstrak 100% adalah 21,93 mm. Zona hambat pada Staphylococcus aureus semakin besar seiring dengan semakin besarnya konsentrasi ekstrak. Konsentrasi dengan zona hambat terbesar adalah pada ekstrak 100% yaitu 21,93 mm. sedangkan pada Shigella sp meskipun zona hambatnya juga meningkat seiring semakin besarnya konsentrasi namun zona hambat maksimalnya adalah 80% yaitu 22,91 mm. Tabel 1dan 2 menunjukkan bahwa zona hambat oleh kontrol positif lebih besar daripada zona hambat yang terbentuk oleh konsetrasi ekstrak buah stroberi. Mekanisme kerja kontrol positif dari bakteriStaphylococcus aureus yaitu amoxicillin adalah dengan menghambat sintesis dinding bakteri (Brooks et al, 2007), sedangkan kontrol positif dari bakteri Shigella sp yaitu ciprofloxacin memiliki mekanisme kerja menghambat aktivitas DNA gyrase bakteri (Spicer, 2000). Dari perbandingan rata-rata zona hambat pertumbuhan bakteri didapatkan zona hambat ekstrak buah stroberi pada bakteri Shigella sp lebih besar daripada bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini disebabkan struktur komponen dari kedua bakteri tersebut berbeda. Staphylococcus aureus merupakan bakteri golongan gram positif, sedangkan Shigella sp merupakan bakteri golongan gram negatif. 8 Bakteri gram positif komponen terbesar terdiri dari mukopeptida, beberapa bakteri terdapat asam teikhoik, lisozim akan melisiskan mukopeptida, ketebalan dinding sel 25 – 30 nm (Irianto,2012). Bakteri gram negatif terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam adalah mukopeptida dan lapisan luar yang terdiri dari dua lapisan yaitu lipopolisakarida dan lipoprotein, gram negatif tidak memiliki asam teikhoik, lisozim akan melunakkan dinding sel dengan mengadakan diorganisasi dinding tersebut dengan merusak lapisan lipida, dinding sel tipis 10-15 nm (Irianto,2012). Pada penelitian ini belum dapat memastikan bagaimana mekanisme ekstrak buah stroberi (Fragaria x ananassa Duch.) dalam menghambat pertumbuhan bakterikhususnya pada Staphylococcus aureus dan Shigella sp serta belum mengetahui secara pasti zat aktif manakah yang terkandung di dalam buah stroberi yang berperan besar sebagai antibakteri, dikarenakan padapenelitian ini terbatas hanya melakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak Duch.).Meskipun etanol buah mekanisme stroberi (Fragaria penghambatan x ananassa ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan berkaitan dengan kandungan senyawa flavonoid yang menghambat sentesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan menghambat metabolisme energi (Cushnie, 2005). Senyawa alkaloid bekerja sebagai antibakteri melalui penghambatan sintesis dinding sel yang akan menyebabkan lisis pada sel (Lamothe, 2009). Senyawa saponin memiliki polisakarida sehingga dapat menebus membran sel bakteri (Nimah, 2012). 4. PENUTUP Kesimpulan dari penelitianini adalah ekstrak etanol buah stroberi(Fragaria x ananassa Duch.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Shigella sp secara in vitro. Aktivitas antibakteri dimulai dari konsentrasi terendah sampai 9 konsentrasi tinggi (10%, 20%, 40%, 80%, dan 100%).Ekstrak etanol buah stroberi (Fragaria x ananassa Duch.) mempunyai aktivitas antibakteri lebih besar terhadap pertumbuhan Shigella sp daripada Staphylococcus aureus. Zona hambat terbesar pada pertumbuhan Shigella sp didapatkan pada konsentrasi 80% sedangkan pada Staphylococcus aureus didapatkan pada konsentrasi 100%. PERSANTUNAN Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada DR. Dr. E. M. Sutrisna, M.kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dr. Erna Herawati., Sp.KJ selaku Kepala Biro Skripsi, Dr. Retno Sintowati, M.Sc., Dr. Nur Mahmudah, M.Sc., dan Ibu Riandini Aisyah, S.Si., M.Sc., yang telah membimbing, memberikan saran dan kritik dalam penelitian ini. Segenap dosen dan staff Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, Keluarga tercinta, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Anon., 2012. http://www.itis.gov. [Online] Available at: http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search _value=369 [Accessed 17 Juni 2016]. Ansel, H.C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV. Translated by F. Ibrahim. Jakarta: UI Press. Badjakov, IFeng, L., & Heber D, 2008. Bioactive Compounds in small Fruits and theirInfluence on Human Health. Biotechnology & Biotechnological Equipment. Brooks, G., Butel, J. &Morse, S., 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. pp. 317-25. Brooks, G., Butel, J. & Morse, S., 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. pp. 170 Cushnie, T.P.T., Lamb, A.J. 2005. Antimicrobial Activity Of Flavonoids. International Journal Of Antimicrobial Agents. Filippone, P.M., Diaz-Ricci, J.C., Castagnaro, A.P. & Farías, R.N., 2001. Effect of Fragarin on the Cytoplasmic Membrane of the Phytopathogen Clavibacter michiganensis. MPMI, 14, pp.925–28. 10 Fitriyah, N. et al., 2013. Obat Herbal Antibakteri Ala Tanaman. Jurnal KesMaDaSka. Gillespie, S. &Bamford, K., 2009. At A Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Gunawan, l.W., 2000. Stroberi. Jakarta: penebar swadaya. Gunawan, S.G., Setiabudi, R., Nafrialdi & Elysabeth, 2008. Farmakologi dan Terapi ed. 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Handa, S.S., Rakesh, D.D. & Vasisht, K., 2006. Compendium of Medicinal and Aromatic Plants Asia. Trieste : ICS UNIDO. Irianto K. 2012. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung : CV. Yrama Widya. Katzung, B.G. 2001. Farmakologi Dasar Dan Klinik : Prinsip Kerja Obat Dan Antimikroba. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Guidelines for the Use of Herbal Medicine in Family Health Care. Sixth Edition. Diunduh dari http://www.searo.who.int/entity/medicines/topics/traditional_medicines_in_ sear/en/. Diakses tanggal 28 Juli 2016. Kurnia, A., 2005. Petunjuk Praktis Budi Daya Stroberi. Bandung : Agromedia Pustaka. Lamothe, R.G. 2009. Plant Antimicrobiaal Agents and their effects on plant and human pathogens. Int. J. Mol. Sci 10: 3400-3419 Mandiri, T.K.T., 2010. Pedoman Bertanam Stroberi. Bandung: Nuansa Aulia. Nimah, S., Ma'ruf, W.F., Trianto, A. 2012. Uji Bioaktivitas Ekstrak Teripang Pasir Terhadap Bakteri Pseudomonas Dan Bacillus. Jurnal perikanan. vol 1 Pratiwi, S.T., 2011. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Prayoga, A., 2011. Jurus Sukses Bertanam Stroberi. Klaten: Galmas Publisher. Pujarwoto, T. Cyrus H. Simanjutak (online). 1992. Daya Antimikroba Obat Tradisional Terhadap Beberapa Jenis Bakteri Enteropatogen. Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan Departemen Kesehatan RI Rahayuningsih, N., Nifanti, T., 2015. Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Strawberry (fragaria x ananassa) pada tikus putih dari daerah bandung. Jurnal kesehatan Bakti Tunas Husada, Volume 13. Rukmana, R.H. 1994. Kunyit. Yogyakarta : canicus. Rastina, Sudarwanto, M., & Wientarsih, I., 2015. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kari terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia colli dan Pseudomonas sp. Jurnal kedokteran. Vol 9. Seeram NP, Adams LS, Zhang Y, Lee R, Sand D, Scheuller HS, Heber D. Blackberry, BlackRaspberry, Blueberry, Cranberry, Redraspberry, 11 AndStrawberryExtractsInhibitGrowthAndsTimulateApoptosisOf Cancer Cells In Vitro. J Agric Food Chem. 2006;54:9329–9339 Human Selvia, E., Hamid, A.A. & Wahjuni, E.S., 2014. Uji Efek Antimikroba Ekstrak Ethanol Stroberi (Fragaria vesca L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis. Majalah Kesehatan FKUB, Volume 1. Semendaya, F.H., 2014. Kultur Jaringan Stroberi (Fragaria sp.) Di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Batu Jawa Timur. Bogor: Institut Pertanian Bogor. suwandi, U., 1992. Mekanisme Kerja Antibiotik. Jakarta: PT Kalbe Farma. Svarcovaa, I., Heinrichb, J. & Valentovaa, K., 2007. Berry Fruits as a Source Of Biologically Active Compounds:The Case of Lonicera Caerulea.Biomed Pap Med Fac Univ Palacky Olomouc Czech Repub.. Syahrurachman, A., Chatim, A., Soebandrio, A. & Kurniawati, A., 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher. Syahrurachman, A., Chatim, A., Soebandrio, A. & Kurniawati, A., 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher. Spincer, W.J. 2000. Clinical Bacteriology, Mycology, and Parasitology. London : Harcourt Publisher Limited. Vasisht, K., Rakesh, D.D. & Handa, S.S., 2006. Compendium of Medicinal and Aromatic Plants Asia. Trieste : ICS UNIDO. WHO. 2001. Legal Status of Traditional Medicine and Complementary/ Alternative Medicine: A Worldwide Review. WHO/EDM/TRM/2001.2. Geneva : WHO, p. 134 Zhang, Y., Seeram, N., Lee, R., Feng, L., & Heber D.2008. Isolation and Identification of Strawberry Phenolics with Antioxidant and Human Cancer Cell Antiproliferative Properties. J. Agric. Food Chem, 56, pp.670–75. 12