BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan kekuatan, daya pendorong, atau alat pembangunan kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.1 Dengan demikian, motivasi dapat diibaratkan sebagai sumber energi bagi setiap orang untuk mencapai tujuannya dalam belajar, apabila ada motivasi yang kuat, maka seseorang akan bersungguh-sungguh dalam mencurahkan segala perhatiannya untuk mencapai tujuan belajarnya.2 Proses pembelajaran selalu menuntut adanya motivasi dalam diri setiap siswa. Keberadaan motivasi dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi seluruh aspek-aspek pembelajaran. Siswa yang termotivasi untuk belajar akan menunjukan minatnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar, merasakan keberhasilan diri, mempunyai usaha-usaha untuk sukses, memiliki strategi-strategi kognitif dan afektif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan padanya.3 Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks dimana banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satu faktor 1 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 26. 2 Esa Nur Wahyuni, Motivasi Dalam Pembelajaran(Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm.3. 3 Ibid., hlm. 3-4. 1 2 tersebut diantaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar-mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat bergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.4 Komunikasi merupakan salah satu istilah paling populer dalam kehidupan manusia, sebagai sebuah aktivitas, komunikasi selalu dilakukan manusia. Jika manusia normal merupakan makhluk sosial yang selalu membangun interaksi antar sesamanya, maka komunikasi adalah sarana utamanya.5 Sebagaimana dikutip oleh Riswandi menyebutkan bahwa menurut Gode, komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula yang dimiliki oleh seseorang menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.6 Pada dasarnya, proses pembelajaran adalah proses komunikasi. Jika seorang guru mampu membangun komunikasi secara baik kepada para siswanya, tujuan pembelajaran yang dijalankan kemungkinan besar tercapai. Ada banyak guru memiliki pengetahuan luas, menggunakan media canggih, dan menerapkan metode yang baik, tetapi kurang mampu membawa hasil maksimal karena komunikasi yang dibangun tidak efektif. Sebaliknya, ada 4 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hlm. 1. 5 Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 3. 6 Riswandi, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 1. 3 juga guru yang penguasaan materinya biasa saja, media yang digunakan juga sederhana, namun ketika disampaikan secara komunikatif, justru mampu membangkitkan minat belajar siswa sehingga hasil pembelajarannya sesuai dengan yang diharapkan.7 Oleh karena itu, seorang pendidik haruslah memiliki ketrampilan komunikasi yang baik dan efektif, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajarannya. Cara guru memberikan pengajaran yang tidak terlalu diktator, dapat menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk semakin giat dalam belajar. Guru semacam ini pasti akan menjadi guru yang menyenangkan bagi para siswanya. Kedatangannya senantiasa ditunggu. Nasehat-nasehatnya selalu didengarkan. Sikapnya senantiasa diperhatikan kemudian diteladani.8 Jadi, komunikasi yang efektif akan membuat siswa termotivasi dalam belajar dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.9 Mata pelajaran ini sangat penting karena menjadi wadah pengetahuan-pengetahuan agama Islam yang kurang atau tidak diajarkan di 7 Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011), hlm. 8. 8 Asep Usman Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit (Jogja: Diva Press, 2009), hlm. 152. 9 Abdul Rakhman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan (Jakarta: PT Gemawindu Panca Perkasa, 1999), hlm. 31. 4 dalam lingkungan keluarga. Mata pelajaran ini bisa menjadi wadah untuk memperdalam pengetahuan anak tentang agamanya yakni Islam sesuai dengan porsinya. Pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada tingkat sekolah dasar. SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan merupakan salah satu sekolah dasar Negeri yang ada di wilayah Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. Setiap pagi di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan ini memiliki rutinitas, yakni sebelum pembelajaran di kelas dimulai, seluruh siswa-siswi dari kelas I sampai kelas VI berkumpul di tengah lapangan untuk mendapatkan pembinaan dan bersama-sama melantunkan asma al-husna. Sekolah dasar Negeri ini dipilih sebagai lapangan penelitian karena berdasarkan pengamatan diketahui bahwa guru di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan banyak melakukan komunikasi dengan siswanya, baik berupa penyampaian gagasan, materi pelajaran, ataupun tentang kondisi siswa. Komunikasi yang dilakukan oleh guru PAI saat proses pembelajaran juga tidak terus menerus terfokus pada buku, melainkan komunikasi yang dilakukan lebih menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, komunikasi yang terjalin antara guru dengan siswa di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan ini tidak hanya terjadi saat proses pembelajaran saja, tetapi juga terjadi setelah jam pelajaran selesai atau di luar jam pelajaran PAI. Adanya komunikasi antara guru dengan siswa ini membuat siswa merasa nyaman dan 5 tidak merasa enggan untuk menyampaikan pendapat, keinginan, permasalahan kepada gurunya.10 Dari berbagai hal yang dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Komunikasi antara Guru dengan Siswa terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana komunikasi antara guru dengan siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan? 3. Bagaimana pengaruh komunikasi antara guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan? Untuk mencegah dan menghindari agar tidak terjadi salah penelitian dari judul skripsi ini, maka penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan. Adapun istilah-istilah yang dimaksud yaitu: Observasi. “Kegiatan Pembelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan”. Bojong, Tanggal 04 Maret 2015. 10 6 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.11 2. Komunikasi Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.12 Dengan demikian, komunikasi pendidikan adalah proses perjalanan pesan atau informasi yang merambah bidang atau peristiwaperistiwa pendidikan.13 3. Guru Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 14 Dalam hal ini adalah guru SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 4. Siswa Siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah).15 Dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV dan V SD Negeri 11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi keempat) (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 1045. 12 Ibid., hlm. 721. 13 Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional, Teori dan Praktek (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 30. 14 Muchtarudin, Undang-undang RI Th. 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta: Pustaka Karya, 2006), hlm. 3. 15 Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., hlm. 1322. 7 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan, hal tersebut diambil karena siswa kelas I, II dan III usianya masih terlalu dini untuk menyimpulkan sesuatu, sedangkan siswa kelas VI lebih fokus untuk menghadapi ujian nasional sehingga ditakutkan jika dilakukan penelitian akan mengganggu konsentrasi siswa kelas VI yang akan melaksanakan ujian nasional. 5. Motivasi belajar siswa Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.16 6. Mata pelajaran PAI Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.17 Jadi dengan demikian maksud dari judul penelitian “Pengaruh Komunikasi antara Guru dengan Siswa terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan” yaitu untuk menganalisa apakah ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas IV dan V di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 16 17 Ibid., hlm. 930. Abdul Rakhman Shaleh, Op. Cit., hlm. 31. 8 C. Tujuan dan Kegunaan penelitian 1. Tujuan Penelitian Yang meliputi tujuan dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui komunikasi antara guru dengan siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. c. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang ditimbulkan dari komunikasi antara guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 2. Kegunaan Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan ada kegunaan yang diperoleh, yaitu secara teoritis dan praktis. a. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wacana keilmuan tentang pengaruh komunikasi antara guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa. 9 b. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi para guru bahwa dengan berkomunikasi yang baik kepada siswa dapat menumbuhkan motivasi untuk belajar. D. Tinjauan Pustaka 1. Analisis teoretis dan penelitian yang relevan Dalam buku yang berjudul, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, karya Ngainun Naim dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan komunikasi. Komunikasi dalam pembelajaran sangat menentukan hasil pembelajaran. Proses komunikasi yang berjalan secara lancar antara guru dan siswa akan membawa hasil pembelajaran yang baik. Persoalan kekurangpahaman dan persoalan lain yang berkaitan dengan materi dapat diselesaikan.18 Menurut Abdul Majid, dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), dikatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya rekayasa untuk membantu siswa agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan maksud penciptaanya. Fungsi guru adalah berupaya memilih, menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran 18 yang memungkinkan Ngainun Naim, Op. Cit., hlm. 53. dapat membantu kemudahan, 10 kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan siswa dalam mempelajari Islam untuk dijadikan pedoman hidup dan kehidupannya.19 Nana Sudjana menjelaskan dalam buku Dasar-dasar Proses Balajar-Mengajar, bahwa dalam rangka untuk mencapai interaksi belajarmengajar sudah barang tentu perlu adanya komunikasi yang jelas antara guru sebagai pengajar dengan siswa sebagai pelajar, sehingga terpadunya kedua kegiatan, yakni kegiatan mengajar (usaha guru) dengan kegiatan belajar (tugas siswa) yang berdaya guna dalam mencapai tujuan pengajaran. Namun sering kita jumpai kegagalan pengajaran disebabkan lemahnya sistem komunikasi, untuk itulah guru sangat perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses belajarmengajar.20 Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru Profesional, menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.21 Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan murid, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan 19 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), (Bandung: PT Rosdakarya, 2005), hlm. 5-6. 20 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar (Bandung: Sinar Baru AlGrensindo, 2000), hlm. 31. 21 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 4. 11 berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.22 Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.23 Dilihat dari sifatnya motivasi dapat dibedakan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dalah motivasi yang tumbuh dari dalam diri individu dan telah menjadi fenomena yang penting dalam pendidikan, bukan hanya bagi siswa, tetapi juga bagi guru, dosen dan semua personil yang terlibat dalam pendidikan. Karena motivasi intrinsik menghasilkan belajar dan kreatifitas yang berkualitas serta menghasilkan kekuatan dan faktor-faktor penting lain yang dibutuhkan. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan sebuah konstruk yang berkaitan dengan sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan beberapa hasil karena faktor individu.24 Menurut Syaiful Bahri Djamarah, dalam bukunya yang berjudul Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, mengemukakan bahwa sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi 22 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 129. Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., hlm. 930. 24 Esa Nur Wahyuni, Op.Cit.,hlm. 25-30. 23 12 pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.25 Dalam skripsi Nurul Ilmi (23206285) yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Positif Menurut Islam Antara Pendidik Dengan Peserta Didik Terhadap Konsep Diri Peserta Didik”, menyatakan bahwa hasil analisis dari penelitian komunikasi positif menurut Islam antara pendidik SDN Ambokulon termasuk baik. Sedangkan untuk konsep diri peserta didik SDN Ambokulon termasuk baik. Jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi positif menurut Islam antara pendidik dengan peserta didik.26 Skripsi milik Wiwik Amaliah (23206053) yang berjudul “Korelasi Strategi Mengajar Guru PAI dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V di SDN Kauman 06 Batang”, disebutkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara strategi mengajar guru PAI dengan motivasi belajar siswa kelas V SDN Kauman 06 Batang, setelah dilakukan penelitian diperoleh bahwa rxy sebesar 0,55, dalam pedoman interpretasi nilai r terletak pada interval 0,41-0,70, sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel yang dikorelasikan terdapat korelasi positif yang cukup atau sedang.27 25 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Cet. Ke-3 (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 45. 26 Nurul Ilmi, “Pengaruh Komunikasi Positif Menurut Islam Antara Pendidik Dengan Peserta Didik Terhadap Konsep Diri Peserta Didik”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010), hlm. vii. 27 Wiwik Amalia, “Korelasi Strategi Mengajar Guru PAI dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V di SDN Kauman 06 Batang”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam(Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2011 ), hlm. viii. 13 Dalam skripsi Mariyah Ulfah (23206286) yang berjudul “Pengaruh Sosok Guru PAI Yang Menyenangkan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XII IPA SMA PGRI 1 Taman Pemalang”, pada latar belakang masalah dikemukakan bahwa apabila seorang guru melakukan atau mengamalkan kebijakan, kebijaksanaan dan kearifan maka, ia senantiasa akan disenangi murid-muridnya. Jika seorang guru memiliki sikap laksana cahaya, yang selalu memberikan cahayanya kepada semua orang, maka semua siswa, orang tua siswa dan masyarakat akan memberikan simpati kepadanya. Ia pun menjadi guru yang menyenangkan.28 Penelitian ini akan memfokuskan pembahasan pada pengaruh komunikasi antara guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. Komunikasi yang baik antara guru dengan siswa dapat menjadi peluang tumbuhnya motivasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran PAI. 2. Kerangka Berpikir Komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi dilakukan setiap saat oleh manusia dengan sejumlah orang. Lewat komunikasi maka akan timbul rangsanganrangsangan positif ataupun negatif. Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan komunikasi. Guru dan siswa terlibat dalam proses penyampaian pesan dan penerima pesan. Proses komunikasi yang berjalan 28 Mariyah Ulfah, “Pengaruh Sosok Guru PAI Yang Menyenangkan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XII IPA SMA PGRI 1 Taman Pemalan”, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2011), hlm. 6. 14 secara lancar antara guru dengan siswa akan membawa hasil pembelajaran yang baik. Karenanya kunci utama komunikasi di kelas terletak di tangan guru. Seorang guru atau pendidik ketika mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan materi saja, tetapi juga harus bisa berkomunikasi dengan baik agar materi bisa tersampaikan dengan jelas dan bisa menumbuhkan motivasi belajar siswa. Komunikasi yang baik antara guru dengan siswa akan menimbulkan suatu motivasi belajar yang tinggi. Jika motivasi belajar siswa tinggi maka pembelajaranpun akan berjalan dengan kondusif dan akan mencapai tujuan yang telah ditentukan atau mencapai keberhasilan dalam pembelajarannya. 3. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis mengambil hipotesis sebagai berikut: “ada pengaruh yang signifikan komunikasi antara guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan”. Sehingga semakin baik komunikasi seorang guru dengan siswa dalam proses pembelajaran maka semakin besar pula motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 15 E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari: a. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskriptif dengan menggunakan angka-angka statistik.29 Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan antara kenyataan sosial. Pendekatan ini digunakan karena peneliti akan menggali, mengumpulkan dan menganalisis data-data yang berupa angka tentang pengaruh komunikasi antara guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. b. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research), penelitian yang dilakukan di tempat terjadinya gejala-gejala yang disediakan, bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam masyarakat.30 29 30 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 103. Mandalis, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 28. 16 2. Variable Penelitian Variabel adalah satuan terkecil obyek penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu : a. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung (terikat). Sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari pengaruh variabel tergantung.31 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi antara guru dengan siswa, dengan indikator: 1) Respect 2) Empathy 3) Audible 4) Clarity 5) Humble32 b. Variabel terikat atau tergantung adalah variabel yang membutuhkan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas atau dengan kata lain variabel tergantung adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.33 Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar siswa SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan, dengan indikator: 31 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: kencana, 2008), hlm. 62. 32 Ngainun Naim, op. Cit., hlm 47-49. Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm.54. 33 17 1) Tekun Menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan 3) Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin 4) Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin 5) Senang mencari dan memecahkan soal-soal.34 3. Populasi Populasi adalah keseluruhan wilayah secara umum yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya.35 Adapun yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas IV dan V SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan yang berjumlah 64 siswa. Karena populasi kurang dari 100 siswa maka yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi, yaitu berjumlah 64 siswa. Jadi, penelitian ini termasuk penelitian populasi. 4. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data pada penyusunan skripsi ini adalah : a. Metode Obesrvasi Metode observasi adalah metode yang mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang 34 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Cet. Ke-2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm 21-22. 35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008),hlm.80. 18 berlangsung.36 Metode ini digunakan untuk mengetahui tentang keadaan umum situasi dan suasana kegiatan proses belajar-mengajar di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. b. Metode Wawancara Metode wawancara adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab secara sepihak.37 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang komunikasi antara guru dengan siswa dan motivasi belajar siswa, yang bersumber dari kepala sekolah dan guru PAI. c. Metode Angket Metode angket adalah metode pengumpulan data yang menggunakan cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).38 Adapun jenis angket yang digunakan adalah angket berbentuk tertutup (multiple choice) yaitu angket yang berisi pertanyaan yang terstruktur dan jawaban tersedia. Angket ini digunakan untuk memperoleh data dari siswa tentang komunikasi antara guru dengan siswa dan motivasi belajar siswa kelas IV dan V di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 36 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 220. 37 Sugiyono, Op. Cit., hlm. 203. 38 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 219. 19 d. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang menggunakan cara menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.39 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi umum SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan yang meliputi : visi, misi, keadaan guru, karyawan, dan keadaan siswa di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. 5. Uji Normalitas Uji ini dilakukan guna mengetahui apakah nilai residu yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas yang banyak digunakan yaitu dengan metode Lilliefors dan Kolmogorov-Smirnov Z.40 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Validitas menunjukkan sejauh mana perbedaan yang didapatkan melalui alat pengukur mencerminkan perbedaan yang sesungguhnya di antara responden yang diteliti.41 Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi. Uji ini digunakan untuk mengetahui dan mengukur tingkat 39 Ibid., hlm. 221. Duwi Priyatno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitan Dengan Menggunakan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran, Cet I (Yogyakarta: Gava Media, 2012), hlm. 61. 41 Duwi Priyatno,Ibid., hlm 14. 40 20 konsistensi alat ukur. Item kuesioner yang tidak valid berarti tidak dapat mengukur apa yang ingin diukur sehingga hasil yang didapat tidak dapat dipercaya, sehingga item yang tidak valid harus dibuang atau diperbaiki. Sedangkan instrumen kuisioner yang tidak reliabel maka tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya.42 7. TeknikAnalisis Data a. Analisis Pendahuluan Yaitu menyusun tabel-tabel distribusi secara sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikutnya yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul. Cara yang ditempuh penelitian adalah sebagai berikut : 1) Menghitung nilai hasil angket komunikasi antara guru dengan siswa dan motivasi belajar siswa di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. Analisa kuantitatif digunakan untuk menganalisa dalam bentuk angka-angka. Pada analisis pendahuluan ini diperoleh angka-angka dari hasil angket yang diajukan kepada responden, kemudian memberikan penilaian dengan kriteria penskoran sebagai berikut : Untuk alternatif a dengan skor 4, b dengan skor 3, c dengan skor 2, dan d dengan skor 1. 42 Duwi Priyatno, Ibid., hlm. 14. 21 2) Mencari jumlah interval kelas dengan rumus : K = 1+3,3 Log n Dimana : K = Jumlah kelas interval log = logaritma n = Jumlah data 3) Menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara menentukan Range dengan rumus : R=H–L Di mana: R = total range H = nilai tertinggi L = nilai terendah 4) Menentukan interval dengan rumus : I= đ đž Di mana: I = nilai interval K = Jumlah kelas yang di cari R = range ( batas nilai tertinggi- nilai terendah) 5) Menentukan rata-rata (mean) dari variabel X dan Y dengan rumus: MX/Y = ∑đ/∑đ đ Di mana: M = mean ÆŠ X/ ÆŠY = jumlah skor variabel X atau Y N = jumlah responden43 b. Analisis Statistik Regresi linear sederhana Pada analisis regresi, hubungan antara dependent variable (Y) dengan independent variable (X) dinyatakan sebagai persamaan regresi 43 hlm. 52. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 22 yang merupakan persamaan estimasi linear. Persamaan tersebut dinyatakan sebagai berikut: Åļ = a + bX Di mana: Åļ (Y hat/Y topi ) adalah nilai estimasi Y a = intersep kurva estimasi/kostanta b = gradien/kemiringan kurva estimasi disebut juga sebagai koefisien regresi X = nilai X Perlu diingat, hubungan antara X dan Y hanya merupakan estimasi linear, bukan hubungan yang sebenarnya. Karena dalam kenyataanya hubungan tersebut tidak sepenuhnya linear, melainkan ada factor error (€). Secara pasti hubungan antara Y dan X dinyatakan: Y = a + bx + € Di mana € adalah error. Nilai a dan b persamaan ditentukan dengan metode kuadrat terkecil (least square methode). Nilai a dan b didapat dengan rumus:44 b= đđ´đđ−(đ´đ)(đ´đ) đ(đ´đ 2 )−(đ´đ)2 a = đĖ - b đĖ Di mana: đĖ = nilai rata-rata Y 44 Salafudin, Statistika Terapan Untuk Penelitian Sosial (Pekalongan : STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm.147. 23 đĖ = nilai rata-rata X n = jumlah data yang digunakan sebagai sampel. c. Pengujian terhadap koefisien regresi.45 Setelah persamaan regresi ditemukan maka perlu dilakukan analisis persamaan regresi. Dalam analisis ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menghitung kesalahan standar estimasi Menghitung kesalahan standar estimasi dengan rumus : Se=√ đ´đ 2 −đđ´đ−đđ´đđ đ−2 2) Merumuskan hipotesis Rumus hipotesisnya sebagai berikut : H0 : β= 0 : variabel independen (X) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) Ha : β ≠ 0 : variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) 3) Menentukan nilai t Test (t hitung) Nilai t Test ditentukan dengan rumus : Ttest= 45 đ−đŊ đđ Salafudin, Ibid., hlm. 149-151. 24 Dimana : b= koefisien regresi β= 0, karena pada perumusan hipotesis nol (H0),β=0 Sb adalah kesalahan standar koefisien regresi, ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Sb= đđ √đ´đ 2 −(đ´đĨ) 2 đ 4) Menentukan nilai t Table Nilai t Table ditentukan dengan derajat kebebasan (degree of freedom) dan tingkat signifikansi tertentu. Derajat kebebasan ditentukan dengan rumus : db= N-2 tingkat signifikansi dapat 1% ataupun 5%. 5) Membandingkan nilai t Test dengan nilai t Table Jika |ttest| ≥ ttable maka H0 ditolak, Ha diterima. Maka disimpulkan komunikasi antara guru dengan siswa berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Jika |ttest| < ttable, maka H0 diterima, Ha ditolak. Maka disimpulkan komunikasi antara guru dengan siswa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa. 6) Menghitung Koefisien Korelasi Seperti diungkapkan di depan, setiap regresi pasti ada korelasinya. Indeks korelasi ( r ) ditentukan dengan rumus:46 46 Salafudin, Ibid., hlm. 151-154. 25 rxy= đ∑đđ−(∑đ)(∑đ) √(đ∑đĨ 2 −∑đĨ)2 (đ∑đ 2 −∑đ)2 F. Sistematika Penulisan Guna mempermudah di dalam mempelajari dan memahami serta mematuhi pokok bahasan skripsi ini, maka akan dideskripsikan dalam sistematika yang terdiri dari lima bab, masing – masing bab memuat sub – sub. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan dalam bab ini merupakan gambaran secara global mengenai seluruh isi skripsi yang meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Komunikasi dan motivasi belajar, terdiri dalam 2 sub bab. Pertama, komunikasi yang meliputi: pengertian komunikasi, proses komunikasi, pola komunikasi, aspek komunikasi, hukum komunikasi yang efektif, serta fungsi dan manfaat komunikasi. Kedua, motivasi belajar yang meliputi: pengertian motivasi belajar, karakteristik motivasi belajar, faktorfaktor yang dapat mempengaruhi motivasi dalam belajar, macam-macam motivasi belajar, jenis-jenis motivasi belajar, fungsi motivasi belajar, dan pentingnya motivasi belajar. Bab III : Hasil Penelitian Komunikasi antara guru dengan siswa dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 26 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. Meliputi : gambaran umum SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan, data komunikasi antara guru dengan siswa, data motivasi belajar siswa, uji normalitas, uji validitas dan uji reliabilitas instrument. Bab IV : Pengaruh komunikasi antara guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 01 Bojongminggir kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan. Meliputi : Analisis komunikasi antara guru dengan siswa, analisis motivasi belajar siswa, dan analisis pengaruh komunikasi antara guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa. Bab V : Penutup yang meliputi kesimpulan, saran dan daftar pustaka.