RINGKASAN A. GALIH HARDITA. Evaluasi Kualitas dan Kuantitas Sperma Ikan Gurame Osphronemus gouramy Lac. dengan Penyuntikan Ovaprim pada Tingkatan Dosis yang Berbeda. Dibimbing oleh MUHAMMAD ZAIRIN JUNIOR dan HARTON ARFAH. Ikan gurame Osphronemus gouramy Lac. adalah salah satu ikan konsumsi air tawar yang berasal dari Indonesia dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Akan tetapi benih yang mutlak dibutuhkan untuk kegiatan budidaya masih mengandalkan hasil pemijahan alami sehingga ketersediaannya masih terbatas dan tidak kontinyu. Pemijahan buatan adalah salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan informasi dan teknologi mengenai pemijahan buatan ikan gurame. Volume semen yang sangat sedikit dan masih sedikitnya informasi mengenai kualitas dan kuantitas sperma ikan gurame menjadi kendala dalam kegiatan pemijahan buatan ikan gurame. Pengetahuan tentang kualitas sperma dibutuhkan untuk pembuahan buatan. Pemberian hormon perangsang pemijahan dapat dilakukan untuk meningkatkan volume cairan semen ikan gurame. Pada penelitian kali ini hormon yang diberikan adalah analog GnRH yang ditambahkan antidopamin atau lebih dikenal dengan nama dagang Ovaprim. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek penyuntikan Ovaprim pada tingkatan dosis yang berbeda terhadap kualitas dan kuantitas sperma ikan gurame. Dalam penelitian ini terdapat tiga macam dosis penyuntikan Ovaprim pada ikan gurame jantan yaitu 0 ml/kg bobot tubuh, 0,35 ml/kg bobot tubuh, dan 0,7 ml/kg bobot tubuh. Sedangkan pada induk betina hanya diberikan satu macam dosis penyuntikan yaitu 0,7 ml/kg bobot tubuh. Ovaprim diberikan pada ikan melalui teknik penyuntikan intramuscular. Jeda antar penyuntikan pertama dan kedua adalah 12 jam dengan volume penyuntikan pada ikan jantan adalah 50% dari volume total pada penyuntikan pertama dan 50% dari volume total pada penyuntikan ke-2. Sedangkan volume penyuntikan pada induk betina adalah 30% dari volume total pada penyuntikan pertama dan 70% dari volume total pada penyuntikan ke-2. Pemijahan atau stripping dilakukan 17 jam pasca penyuntikan ke-2. Setelah kegiatan stripping, dilakukan pengamatan hasil terhadap parameter volume cairan semen, durasi motilitas sperma, skor motilitas sperma, jumlah sel sperma/ml cairan semen, spermatokrit, dan morfologi sperma. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran parameter derajat pembuahan dan derajat penetasan karena tiga jam pasca dilakukannya pembuahan telur oleh sperma, seluruh telur berwarna putih keruh. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukan hasil bahwa penyuntikan Ovaprim dosis 0,7 ml/kg bobot tubuh pada induk gurame jantan mampu meningkatkan volume cairan semen hingga 0,184±0,13 ml/kg dengan jumlah sel sperma 12.43±2.25x109 sel/ml cairan semen. Pada ikan yang diberi Ovaprim dengan dosis 0 ml/kg bobot tubuh menghasilkan cairan semen dengan volume 0,013±0,01 ml/kg bobot tubuh dengan jumlah sel sperma 10,6x109 sel/ml cairan semen. Pada parameter durasi motilitas sperma terdapat perbedaan yang kecil antara durasi motilitas sperma tertinggi dari ikan yang disuntik Ovaprim dengan dosis 0,7 ml/kg bobot tubuh (103,50±2,12 detik) dengan durasi motilitas sperma terendah dari ikan yang disuntik Ovaprim dengan dosis 0,35 ml/kg bobot tubuh (101,50±2,12 detik). Akan tetapi penyuntikan Ovaprim tidak memberikan hasil yang berbeda terhadap parameter skor motilitas sperma dan spermatokrit cairan semen. Dari pengamatan lebar kepala sperma didapatkan hasil bahwa lebar kepala sperma ikan gurame adalah 4,8±1,53 µm dengan panjang ekor 42,8±5,60 µm. Penyuntikan Ovaprim terhadap ikan gurame jantan dengan tingkatan dosis 0,7 ml/kg bobot tubuh mampu meningkatkan volume cairan semen dan jumlah sel sperma/ml cairan semen. Akan tetapi penyuntikan Ovaprim tidak memberikan pengaruh terhadap persentase padatan cairan semen (spermatokrit), nilai motilitas, dan durasi motilitas. Selain itu didapatkan hasil bahwa lebar kepala sperma ikan gurame adalah 4,8±1,53 µm dengan panjang ekor 42,8±5,60 µm.