30 PENGEMBANGAN HASRAT KEWIRAUSAHAAN BAGI

advertisement
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN 1979 - 7168
PENGEMBANGAN HASRAT KEWIRAUSAHAAN
BAGI MAHASISWA POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR
Oleh:
Abdi
Politeknik Pariwisata Makassar, Jl. Gunung Rinjani, Tanjung Bunga, Makassar
Email: [email protected]
Abstrak
Kenyataan menunjukkan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia cenderung untuk
menjadi pegawai pemerintah daripada bekerja sebagai staf atau karyawan di sektor
swasta. Karena itu, para alumni Politeknik Pariwisata Makassar seharusnya
dimotivasi untuk menjadi pengusaha. Para pengusaha atau mereka yang bekerja di
sektor swasta memiliki potensi untuk membantu agenda pembangunan yang
dicanangkan oleh pemerintah. Dalam pembangunan ekonomi, peran sektor swasta
sangat penting sehingga kontribusi mereka terhadap pembangunan ekonomi patut
diapresiasi. Secara khusus, mahasiswa Politeknik pariwisata Makassar harus
mengetahui bagaimana menjadi pengusaha. Karena itu, tulisan ini menyajikan
informasi mengenai bagaimana menjadi pengusaha ditinjau dari kondisi, metode dan
pengelolaan kewirausahaan.
Kata Kunci: potensi wisata, daya tarik wisata, strategi pengembangan
Abstract:
There is a reality that most Indonesians tend to be government officials rather than to
work as staff or employees at private sector. For this reason, the graduates of tourism
polytechnic of Makassar should be motivated to be enterpreneurs. Enterpreuners or
those who work in private sector have potential to help achieve the Indonesian
government development agenda. In the economic development, the role of the
private sectors is essential. Their contribution in growing the economic sector must
be appreciated. In this sense, it is essential for students of tourism polytechnic of
Makassar to understand how to be enterpreneurs. Hence, this article provides
information about how to be enterpreneurs in terms of conditions, methods and the
management of enterpreneurship.
Keywords: tourism potential , tourism attractions, development strategy
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
30
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
PENDAHULUAN
Kemajuan suatu negara banyak
dipengaruhioleh berapa banyak jumlah
warganya
yang
terdidik
atau
memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi serta memiliki motto untuk
berhasil. Dorongan untuk mencapai
keberhasilan merupakan motif yang
penting sekali, bukan saja untuk
menentukan keberhasilan seseorang
namun juga keberhasilan suatu bangsa
dalam melaksanakan pembangunan.
Namun apabila melihat jumlah
pengangguran yang tinggi pula maka
dirasakan
pentingnya
dunia
wirausaha yang dapat membuka
kesempatan dan lapangan kerja.
Melihat perkembangan negara maju
yang pembangunannya begitu pesat
maka tidak dapat dipungkiri bahwa
hal ini banyak ditunjang oleh
keterlibatan masyarakat yang bergerak
dalam dunia kewirausahaan.
Oleh karena Pemerintah tidak
akan mampu mengelola
semua
aspek pembangunan yang disebabkan
banyak
membutuhkan
anggaran
belanja, personalia, dan pengawasan
maka
sector
swasta
perlu
dikembangkan untuk menanggulangi,
dan
sekaligus
mempersiapkan
lapangan kerja bagi masyarakat.
Wirausaha
merupakan
potensi
pembangunan, baik dalam jumlah
maupun dalam mutu wirausaha itu
sendiri yang sudah mendesak.
Di Indonesia, kecenderungan
alumni perguruan tinggi
dalam
mencari pekerjaan masih lebih tinggi
yang
berminat
untuk menjadi
pegawai negeri daripada bekerja di
sektor swasta. Untuk mengantisipasi
hal ini maka pemerintah senantiasa
ISSN 1979 - 7168
menggiatkan dan menyebarluaskan
pengetahuankewirausahaan.
Perguruan Tinggi telah diwajibkan
semua jurusan untuk memberikan
mata kuliah kewirausahaan yang
bertujuan
agar lulusan perguruan
tinggi dapat memahami hal ihwal
sehingga apabila terjun ke masyarakat
mereka tidak bingung.
Mengapa perlu dikembangkan
sektor kewirausahaan, maka menurut
Prof. Dr. Buchri Alma dalam bukunya
Kewirausahaan mengatakan bahwa
ada beberapa hal
yang sangat
mendukung, antara lain :
1. Menambah daya tampung tenaga
kerja sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
2. Sebagai generator pembangunan
lingkungan,
bidang
produksi,
distribusi, pemeliharaan lingkungan,
kesejahteraan, dan lain sebagainya.
3. Menjadi contoh bagi anggota
masyarakat lain, sebagai pribadi
unggul yang patut dicontoh, diteladani,
karena seorang wirausaha itu adalah
orang terpuji, jujur, berani, hidup
tidak merugikan orang lain.
Harapan untuk diterima di dunia
kerja tentunya tidaklah keliru, namun
tidak
dapat
dipungkiri
bahwa
kesempatan kerja pun sangat terbatas
dan tidak berbanding linier dengan
lulusan lembaga pendidikan baik
dasar, menengah maupun pendidikan
tinggi. Oleh sebab itu semua pihak
harus terus berpikir dan mewujudkan
karya
nyata
dalam
mengatasi
kesenjangan antara lapangan kerja
dengan lulusan institusi pendidikan.
Kesenjangan ini merupakan penyebab
utama
peningkatan
angka
pengangguran.
Sedangkan
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
31
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
pengangguran adalah salah satu
permasalahan pembangunan yang
sangat kritis khususnya di negara
Indonesia termasuk di daerah-daerah
di pelosok nusantara. Salah satu
solusinya adalah dengan mencetak
lulusan lembaga pendidikan yang
memiliki
potensi
untuk
mengembangkan
keterampilannya
menjadi usaha mandiri. Selain menjadi
solusi bagi dirinya, seringkali usaha
mandiri ini mendatangkan berkah bagi
orang lain yang direkrut sebagai
karyawan ataupun buruh pada usaha
yang dirintisnya.
Adapun alasan-alasan seseorang
tertarik untuk berwirausaha adalah
sebagai
berikut:
a. Alasan keuangan, untuk mencari
nafkah,
kaya
dan
pendapatan
tambahan
b. Alasan sosial, untuk memperoleh
statusdapat
dikenal,
dihormati
orangbanyak.
c.
Alasan pelayanan, memberi
pekerjaan pada masyarakat.
d. Alasan pemenuhan diri, menjadi
mandiri, lebih produktif dan untuk
menggunakan kemampuan pribadi.
Semua alasan itulah yang
mendorong
seseorang
untuk
melakukan terobosan dan memilih
berwirausaha. Namun demikian pada
prakteknya tidaklah mudah memulai
suatu usaha. Rasa takut yang
berlebihan akan kegagalan dan
kerugian seringkali menghantui jiwa
seseorang ketika akan memulai
usahanya. Keberanian untuk memulai
merupakan modal utama yang harus
dimilki seseorang untuk terjun dalam
dunia usaha. Namun itu saja tidak
cukup, keberanian tanpa disertai
ISSN 1979 - 7168
perhitungan
dan
kemampuan
berwirausaha
seringkali
menjerumuskan kita ke dalam situasi
kegagalan yang berkepanjangan.
Sesungguhnya banyak hal yang
dapat
disumbangkan
oleh
kewirausahaan
terhadap
terselenggaranya
pembangunan
bangsa, namun masih ada juga
masyarakat yang kurang berminat,
khususnya para alumni pergurutan
tinggi, untuk menekuni profesi ini,
yang kegiatannya banyak bergerak
dalam bidang bisnis. Beberapa
pandangan
yang
mengemukakan
bahwa untuk mendapatkan pekerjaan
yang lebih baik adalah menjadi
pegawai negeri, apalagi kalau yang
bersangkutan telah memilki gelar
kesarjanaan.
BEBERAPA PENGERTIAN
Pengertian Wiraswasta
Banyak
orang
berpendapat
bahwa wirausaha pada dasarnya juga
adalah
wiraswasta.
Pengertian
Wiraswasta yang terdiri dari tiga
suku kata yaitu Wira (unggul, berani,
berjiwa besar, berbudi luhur, teladan,
pahlawan kemajuan) , Swa (sendiri),
dan Sta (berdiri), maka menurut
Wasty Soemanto (1984:43) bahwa
wiraswasta
adalah
keberanian,
keutamaan serta keperkasaan dalam
memenuhi
kebutuhan
serta
memecahkan masalah hidup denga
kekuatan yang ada pada diri sendiri.
Istilah swasta sebagai pengganti
istilah partikelir atau private telah
dikenal sebelum istilah wiraswasta
ada sehingga kurang tepat jika istilah
wiraswasta hanya dikaitkan dengan
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
32
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
pengertian usaha swasta. Pengertian
swata dari kata private sebenarnya
mencakup pengertian segala sesuatu
yang berhubungan dengan masalah
khusus perseorangan atau kelompok.
Manusia
wiraswata
mempunyai kekuatan mental yang
tinggi sehingga memung-kinkan ia
melompat dan meluncur maju ke
depan di luar kemampuan rata-rata,
yang
adakalanya wiraswatawan
tersebut tidak berpendidikan tinggi,
seperti Henry Ford, Thomas Edison,
Siciro Honda, dan lain sebagainya.
Seorang
wiraswasta
adalah
seorang usahawan yang disamping
mampu berusaha dalam bidang
ekonomi
umumnya
dan
niaga
khususnya secara tepat guna, juga
berwatak merdeka lahir batin serta
berbudi luhur.
Melihat pengertian di atas, Dr.
Daoed Yesoef (1981 :78 menyatakan
bahwa seorang wiraswata adalah orang
yang :
1) Memimpin usaha, baik secara
teknis dan/atau ekonomis, dengn
berbagai aspek fungsionalseperti :
a. Memiliki, dipandang dari sudut
permodalan, mungkin secara
penuh (owner atau secara bagian
(co-owner).
b. Mengurus
dalam
kapasitas
sebagai penanggung jawab atau
manager.
c. Menerima
tantangan
ketidakpastian dan karenanya
menaggung resiko ekonomi
yang
sulit
diukur
secara
kuantitatif dan kualitatif.
d. Mempelopori usaha baru,
menerapkan kombinasikombinasi baru, sebagi pionir,
ISSN 1979 - 7168
tokoh yang dinamis, organisator,
koordinator
e. Penemu (innovator), peniru
(imitator), dan yang
berhubungan dengan ini,
penyalur memindahkan
teknologi.
2) Memburu keuntungan dan manfaat
secara maksimal.
3) Membawa usaha ke arah kemajuan,
perluasan, perkembangan, melalui
jalan kepemimpinan ekonomi, demi
kenaikan
prestasi,
kebebasan
(independency), kekuasaan dan
kehormatan, kontinuitas usaha.
Selanjutnya,
pengertian
wiraswasta menurut Suharsono Sagir
(Buchari
Alma,2005,18)
:
Wiraswasta adalah seorang yang
modal utamanya adalah ketekunan
yang dilandasi sikap optimis, kreatif
dan melakukan usaha sebagai pendiri
pertama disertai dengan keberanian
menanggung
resiko
berdasarkan
perhitungan dan perencanaan yang
tepat.
Sedangkan Djatmiko, (1998, 49)
menyatakan bahwa wiraswata adalah
kreativitas
dan sikap tandu
manusia yang mampu mengkoordinir
sumber alam, tenaga manusia dan
peralatannya menjadi benda-benda
jasa-jasa ekonomi. Apapun istilah
yang dgunakan, aspek kemandirian
dan wira merupakan aspek yang khas
dan penting dalam kewiraswastaan.
Pengertian Wirausaha
Pengertian wirausaha berasal
dari kata “entrepreneur” (Prancis) yang
iterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
33
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
dengan arti “between taker” atau
“go between”.
Menurut perkembangan teori maka
terdapat beberapa pendapat dan
pengertian dari entrepreneur antara
lain :
- Pada abad ke 17 diartikan sebagai
orang yang menanggung resiko
untung rugi dalam mengadakan
kontrk
pekerjaan
dengan
pemerintah dengan menggunakan
fixed price.
- Tahun 1725, Richard Cantillon
menyatakan entrepreneur sebagai
orang yang menanggung resiko
yang berbeda dengan orang yang
memberi modal.
- Tahun 1797, Bedeau menyatakan
bahwa wirausaha sebagai orang
yang menanggung resiko, yang
merencanakan,
supervisi,
mengorganisai dan memiliki.
- Tahun 1964, Peter Drucker, seorang
entrepreneur adalah seorang yang
mampu memanfaatkan peluang.
- Tahun 1975, Albert Shapero,
entrepreneur adalah seorang yang
memiliki inisiatif, mengorgnisir
mekanis sosial dan ekonomi, dab
mneima resiko kegagalan.
Sumber : Robert D. Hisrich dan
Michael P.Peters, dalam Buchari
Alma 2005, 21)
Selanjutnya,
Joseph
Schumpetermengemukakan
pengertian wirausaha yang lebih
lengkap adalah : Entreprenuer as then
person who destroys the exiting
economic order by introdicing new
product and services, by creating new
ISSN 1979 - 7168
forms of organization, or by exploiting
new raw materials (Bygrave, 1994,1)
Dalam definisi ini ditekankan
bahwa seorang wirausaha adalah orang
yang
melihat
adanya
peluang
kemudian
menciptakan
sebuah
organisasi
untuk
memanfaatkan
peluang tersebut. Juga menekankan
pada setiap orang yang memulai
sesuatu bisnis baru sedangkan proses
kewirausahaan
meliputi
semua
kegiatan fungsi dan tindakan untuk
mengejar dan memanfaatkan peluang
dengan menciptakan suatu organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, dan
juga dari berbagai tulisan/literatur, ada
yang berpendapat
bahwa istilah
wiraswasta dan wirausaha memilik arti
yang bergantian. Ada pandangan yang
menyatakan bahwa
arti dari
enterepreneur
adalah
digunakan
sebagai
wirausaha,
dan
entrepreneurship
adalah
kewirausahaan.
Berikut ini penulis kemukakan
beberapa pendapat tentang pengertian
enreprenuer
sebagai
wirausaha
adalahorang yang menanggung resiko,
orang yang mengurus perusahaan,
orang
yang
memobiliasi
dan
mengalokasikan modal, orang yang
mencipta barang baru.
Selanjutnya, definisi wirausaha
yang dikemukakan oleh Hisrich Peter
(1995 :10) adalah : entrepreneurship is
the proses of creating something
different with value by devoting the
necessary time nd effortn assuming the
accompa nying financial, psychic, and
social risk, and receving the resulting
rewards of monetary and personal
satisfaction and independence.
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
34
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Adapun definisi yang dikemukan
oleh Raymond Kao Russel Knight
(1987:13) memberikan penekanan
pada aspek kebebasan berusaha yang
dinyatakannya : An entrepreneur is an
independent, growth oriented owneroperator.
Sebagai
kesimpulan,
kewirausahaan
merupakan
suatu
proses dinamik untuk menciptakan
tambahan
kemakmuran
yang
diciptakan oleh individu wirausaha
yang
menanggung resiko,
menghabiskan waktu, menyediakan
berbagai produk barang dan jasa yang
boleh saja bukan barang baru tetapi
mempunyai nilai baru dan berguna
dengan memanfatkan skills dan
resouces yang ada.
Tipe-Tipe Kegiatan Usaha
Pada bagian ini penulis akan
mengemukakan beberapa tipe jenis
usaha yang mungkin dapat dipilih
oleh setiap mahasiswa yang berminat
terjun pada kegiatan wirausaha, antara
lain :
- Usaha extratif, merupakan usaha
yng bergerak dalam bidang
pertambangan, atau bidang usaha
yang mengambil langsung dari
alam, seperti hasil laut, hasil hutan,
dsb.
- Usaha Agraris, mencakup berbagai
usaha
pengelolaan
kebun,
perdagangan hasil pertanian yang
dapat diusahakan untuk setiap
produk yang dihasilkan oleh
pertanian, perkebunan, dan atau
peternakan.
- Usaha industri, merupakan usaha
menghasilkan/mengolah
suatu
ISSN 1979 - 7168
bahan menjadi produk tertentu,
misalnya,
pengolahan jagung
menjadi maizena.
- Usaha perdagangan, merupakan
usaha yang banyak diminati oleh
masyarakat yang menghubungkan
antara pembeli dan penjual.
- Usaha Jasa, merupakan usaha yang
bersifat
perantara
yang
menghubungkan pihak-pihak yang
saling membutuhkan baik bersifat
pisik maupun non-pisik.
Namun, perlu pula diketahui
oleh setiap mahasiswa bahwa untuk
memasuki dunia wirausaha, ada
beberapa petimbangan yang tidak
dapat diabaikan, yaitu :
- Minat seseorang terhadap tipe
usaha yang diinginkan.
- Modal, apakah sudah tersedia
modal awal atau belum, dan apa
saja yang sudah dimiliki.
- Relasi, apakah ada keluarga, teman
yang sudah menekuni usaha yang
sama, atau usaha yang akan
dikerjakan ada relevansi/saling
menunjang dengan usaha tersebut.
Hal yang paling menunjang
untuk memasuki dunia kewirausahaan
adalah pemilihan usaha yang akan
dikembangkan
yang
sangat
tergantung
pada
minat,
pengetahuan, sarana dan prasarana
serta fasilitas yang ada. Banyak jenis
usaha yang tersedia yang memberi
peluang untuk dikelola Secara baik an
professional.
Untuk mencapai kesuksesan
seseorang mengelola suatu usaha
maka ada beberapa pendekatan yang
dapat dilakukan, yang digambarkan
sebagai berikut :
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
35
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN 1979 - 7168
Langkah-langkah kesuksesan
usaha
IDE + KEMAMPUAN +
RELASI
PELUANG USAHA
KERJA
KERAS
MANAJEME
N USAHA
HEMAT
KESUKSESAN
Sumber ide : Wachyu Suparyanto
(Buchari Alma, 2005:123)
Bagan di atas menggambarkan
bahwa untuk mencapai kesuksesan ada
tiga faktor utama yang perlu diberi
perhatian, dan bahkan merupakann
pendekatan yang terbaik. Seorang
wirausahawan adalah seorang yang
berani mengambil resiko, mampu
memanfaatkan peluang, memiliki
inisiatif, dan mengorganisir kegiatan
maka hanya dengan bekerja keras,
didukung oleh pengelolaan usaha
yang
baik,
serta
perhitungan/pengallokasian
biaya
operasional yang efektif dan efisien
dapat mewujudkan tercapainya tujuan
sebagaimana yang telah ditetapkan.
Kegiatan Dasar Wirausaha
Untuk memberi pemahaman
terhadap mahasiswa yang memiliki
minat untuk bergerak dalam sektor
wirausaha, dikemukakan bahwa pada
dasarnya kegiatan pokok wirausaha
adalah menjual produk yang dihasilkan
atau yang telah disiapkan. Dengan
demikian perlu mengetahui seluk
beluk tentang penjualan. Wirausaha
adalah seseorang yang mengorganisir
faktor-faktor
memulai
wirausaha
perlu mendesain ide-idenya yang akan
menjadi pedoman atau landasan yang
kokoh dalam melaksanakan usahanya.
Pekerjaan menjual merupakan
keakhlian yang tidak semua orang
memilikinya karena harus dilandasi
pada kreatifitas yang memadai dari
seorang penjual. Dalam menjalankan
kegiatannya, seorang penjual harus
profesional
yaitu
memiliki
pengetahuan yang luas tentang
penjualan, trampil dal menjual dan
memiliki dedikasi yang tinggi untuk
melayani kebutuhan dan masalah yang
dihadapi oleh pembeli.
Menurut Charles A. Kirkpatrik
(dalam Buchari Alma, 2005:97) untuk
dapat dikatakan sebagai penjual yang
professional
harus
menjawab
pertanyaan : What can I do for my
prospects and customers ? Apa yang
saya dapat lakukan untuk pelanggan
saya?, bukan apa yang dilakukan
pelanggan terhadap saya.
Selanjutnya, gambaran seorang
penjual professional adalah :
- He posses a satisfactory amount of
basic ability to sell(memiliki
kemampuan
menjual
yang
memuaskan)
- He consciously choose the selling
field and is proud of it(bangga
memilih pekerjaan menjual ini)
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
36
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
- He is loyal to high ethical
standard(memiliki standar etika
yang tinggi)
- He is skilled in his work(terampil
dalam pekerjaannya)
- His knowledge is through (memiliki
pengetahuan)
- He is true to his obligations(benar
bila berjanji)
- He stays up to date because he
never
stops
learning(tidak
ketinggalan karena selalu belajar)
- He maintains his self-respect and
his independence (memelihara
keutuhan
pribadi
dan
kebebasannya)
- He knows that to sell is to
serve(mengetahui bahwa menjual
adalah melayani)
Berdasarkan hal tersebut maka
dapat dikatakan bahwa kegiatan
menjual adalah suatu seni yang harus
dimiliki
oleh
seorang penjual.
Kegiatan
menjual
memerlukan
keakhlian untuk meyakinkan calon
pembeli
serta
mampu
mempengaruhinya agar dapat membeli
produk yang kita jual. Tidak sedikit
orang yang gagal dalam menjual hanya
karena tidak memiliki kakhlian
tersebut. Dapat dikatakan bahwa salah
satu penyebab adanya keakhlian
menjual dari seseorang adalah bakat
yang ada pada diriya sejak lahir.
Etika Wirausaha
Etika wirausaha, kadang-kadang
juga disebut etika bisnis, merupakan
penerapan standar moral ke dalam
kegiatan bisnis.
Etika bisnis
mencakup
hubungan
antara
perusahaan
dengan
pegawai,
ISSN 1979 - 7168
konsumen, orang yang menginvestasi
uangnya dalam perusahaan, saingan,
dan
sebagainya.
Pegawai
menginginkan
agar
perusahaan
mampu membayar balas jasa yang
layak
bagi kehidupan mereka,
konsumen
menginginkan
agar
perusahaan meng-hasilkan produk
bermutu dan dapat dipercaya dan
dengan harga yang layak. Investor
mengingnkan
manajemen
dapat
mengelola perusahaan secara berhasil
sehingga
dapat
menghasilkn
keuntungan, sedangkan pihak saingan
mengharapkan agar dalam persaingan
dilakukan secara baik dan benar
dengan tidak merugikan pihak lain.
Menurut
Linda K. Trevino
(Dalam Buchari Alma), 2005 :
Business Ethics is about building of
trust between people and organization,
an absoluitly essential ingredient to
conducting
business
successfully
especially in the long term. Etika
bisnis mencakup usaha membangun
keper-cayaan
antara
masyarakat
dengan perusahaan, dan ini merupakan
elemen
sangat
penting
untuk
suksesnya suatu bisnis dalam jangka
waktu panjang.
Berdasarkan hal tersebut di
atas
maka
orang-orang
yang
bergerak
dalam usaha bisnis
diharpkan bertindak secara etis dalam
berbagai aktivitasnya di masyarakat.
Juga diharapkan memiliki standar etik
yang lebih tinggi di masyarakat karena
mereka langsung berhadapan dengan
masyarakat yang selalu mengawasi
kegiatannya.
Jadi
prinsipnya,
seorang
wirausaha senantiasa menjaga nama
baiknya
dengan
menghindari
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
37
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
pertengkaran, apalagi sampai putus
hubungan. Kalau terdapat suatu
masalah dengan pihak tertentu segera
mengambil tindakan yang sifatnya
win-win solution sehingga tidak ada
yang merasa dirugikan.Menjaga etika
adalah suatu hal yang sangat penting
dalam rangka melindungi reputasi atau
nama baik perusahaan.
Masalah etika ini senangtiasa
dihadapi oleh para manager dalam
keseharian kegiatan bisnis, namun
hendaknya selalu dijaga terus menerus
sebab reputasi tidak dibentuk dalam
waktu singkat tetapi memerlukan
waktu yang cukup panjang. Etika ini
merupakan asset yang tak ternilai
harganya sebagai goodwill dari suatu
perusahaan.
Merintis Usaha Wirausaha Baru
Bagi mahasiswa yang mempunyai
banyak ide tentu dapat menetapkan
pada pilihan ide untuk menentukan
bidang usaha yang sesuai dengan
keinginannya. Namun yang menjadi
hal yang tidak dapat dilupakan adalah
apakah usaha tersebut telah sesuai
dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki, kesanggupan untuk
mengoperasikan usaha tesebut, dan
sangat yakin siapa saja yang akan
menjadi kosumennya. Demikian pula,
perlu mengetahui apakah usaha
semacam ini sudah ada perusahaan
lain yang menekuninya karena itu akan
menjadi pesaing yang perlu diberi
perhatian.
Memulai usaha baru, fakor
penentu
kesuksesannya
adalah
pengalaman dan keterampilan yang
dimiliki dari seorang entrepreuner
baru. Dan yang tak kalah pentingnya
ISSN 1979 - 7168
adalah apakah mempunyai relasi yang
memadai yang dapat membantu dalam
pencapaian
tujuan
yang
telah
ditetapkan. Relasi yang dimaksud di
sini adalah yang dapat memudahkan
memperoleh sumber barang, relasi
yang akan menjadi langganan,
memberi bantuan permodalan, ataukah
sebagai sumber tenaga keja.
Kemudian ada peluang usaha
dan
mampu
memanfaatkannya,
misalnya
adanya
kebutuhan
masyarakat sekitar yang belum
terpenuhi oleh perusahaan lain, atau
memiliki tempat yang lokasinya sangat
strategi . Namun yang sangat
mempengaruhi keberhasilan berusaha
adalah integrasi secara sinergis antara
ide, kemampuan dan ketrampilan, dan
relasi yang baik, kerja keras,
manajemen yang baik, dan efisien
yang kesemuanya itu akan menjadi
potensi yang besar untuk mencapai
kesuksesan di masa yang akan datang.
Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
Meredith
(2002),
mengemukakan nilai hakiki penting
dari
wirausaha
adalah:
a. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan
keyakinan
seseorang
dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan,
yang bersifat internal, sangat
relatifdan dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuannya
untuk memulai, melaksanakan dan
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kepercayaan
diri
akan
mempengaruhi gagasan, karsa,
inisiatif, kreativitas, keberanian,
ketekunan,
semangat
kerja,
kegairahan
berkarya.
Kunci
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
38
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
keberhasilan dalam bisnis adaalh
untuk memahami diri sendiri. Oleh
karena itu wirausaha yang sukses
adalah wirausaha yang mandiri dan
percaya diri.
b. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang
yang
selalu
mengutamakan tugas dan hasil,
adalah
orang
yang
selalu
mengutamakan nilai-nilai motif
berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan kerja keras. Dalam
kewirausahaan
peluang
hanya
diperoleh apabila ada inisiatif.
Perilaku inisiatif biasanya diperoleh
melalui pelatihan dan pengalaman
bertahun-tahun
dan
pengembangannya
diperoleh
dengan cara disiplin diri, berpikir
kritis, tanggap, bergairah dan
semangat berprestasi.
c. Keberanian mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih
menyukai usaha-usaha yang lebih
menantang
untuk
mencapai
kesuksesan atau kegagalan daripada
usaha yang kurang menantang.
Wirausaha menghindari situasi
risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan dan menjauhi situasi
risiko yang tinggi karena ingin
berhasil. Pada situasi ini ada dua
alternatif yang harus dipilih yaitu
alternatif yang mengangung risiko
dan alternatif yang konservatif.
Pilihan terhadap risiko tergantung
pada :
 Daya tarik setiap alternatif
 Kesediaan untuk rugi
 Kemungkinan
relatif
untuk
sukses
atau
gagal
Selanjutnya kemampuan untuk
ISSN 1979 - 7168





mengambil risiko tergantung dari
keyakinan pada diri sendiri
Kesediaan untuk menggunakan
kemampuan dalam mencari
peluang dan kemungkinan untuk
memperoleh keuntungan
Kemampuan untuk menilai
situasi risiko secara realitis
Kepemimpinan.
Seorang
wirausaha harus memiliki sifat
kepemimpinan,
kepeloporan,
keteladanan.
Ia
selalu
menampilkan produk dan jasajasa baru dan berbeda sehingga
ia menjadi pelopor baik dalam
proses
produksi
maupun
pemasaran.
Dan
selalu
memanfaatkan
perbedaan
sebagai suatu yang menambah
nilai.
Berorientasi ke masa depan.
Wirausaha
harus
memiliki
perspektif dan pandangan ke
masa depan, kuncinya adalah
dengan
kemampuan
untuk
menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda dari yang ada
sekarang.
Keorisinilan: Kreativitas dan
Inovasi Wirausaha yang inovatif
adalah orang yang memiliki ciriciri a) Tidak pernah puas dengan
cara-cara yang dilakukan saat
ini, meskipun caratersebut cukup
baik; b) Selalu menuangkan
imajinasi dalaam pekerjaannya;
c) Selalu ingin tampil berbeda
atau
selalu
memanfaatkan
perbedaan
Kewirausahaan adalah berfikir
dan bertindak sesuatu yang baru atau
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
39
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
berpikir sesuatu yang lama dengan
cara-cara baru. Menurut Everett E.
Hagen
ciri-ciri
innovational
personality sebagai berikut :
a. Openness to experience, terbuka
terhadap pengalaman.
b. Creative imagination, memiliki
kemampuan untuk bekerja dengan
penuhimajinasi
c. Confidence and content in one’s
own
evaluation,
memiliki
keyakinan atas penilaian dirinya
dan teguh pendirian
d. Satisfiction in facing and attacking
problems and in resolving confusion
or inconsistency, selalu memiliki
kepuasan dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan
e. Has a duty or responsibility to
achieve, memiliki tugas dan rasa
tanggung jawab untuk berprestasi
f.
Intelligence and energetic,
memiliki kecerdasan dan energik
Sedangkan
menurut
Alma
(2003), jalan menuju wirausaha sukses
adalahMau kerja keras, bekerjasama,
penampilan yang baik, yakin, pandai
membuat keputusan, mau menambah
ilmu pengetahuan, ambisi untuk maju,
pandai berkomunikasi.
Proses kreatif dan inovatif
(Suryana: 2003) hanya dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki jiwa dan
sikap kewirausahaanyaitu 1) percaya
diri
(yakin,
optimis
danpenuh
komitmen) 2) berinisiatif (energik dan
percaya diri) 3) Memiliki motif
berprestasi (berorientasi hasil dan
berwawasan ke depan), 4) Memiliki
jiwa kepemimpinan (berani tampil
berbeda dan berani mengambilresiko
dengan penuh perhitungan 5) Suka
tantangan. Faktor pribadi yang
ISSN 1979 - 7168
mempengaruhi kewirausahaan: motif
berprestasi,
komitmen,nilai-nilai
pribadi, pendidikan dan pengalaman.
Sedangkan dari faktor lingkungan
adalah peluang, model peran dan
aktivitas.
Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha yang sukses pada
umumnya adalah mereka yang
memiliki kompetensi yaitu: seseorang
yang memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kualitas individu
yang meliputi sikap, motivasi, nilai
serta tingkah laku yang diperlukan
untuk
melaksanakan
pekerjaan/kegiatan.
Keterampilan
yang
harus
dimiliki yakni managerial skill,
conceptual
skill,
human
skill
(keterampilan memahami, mengerti,
berkomunikasi dan berelasi), decision
making
skill
(keterampilan
merumuskan masalah dan mengambil
keputusan), time managerial skill (
keterampilan
mengatur
dan
menggunakan waktu).
Kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan,
keterampilan
dan
kemampuan individu yang langsung
berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi
wirausaha merupakan tujuan yang
ingin dicapai.
Menumbuhkan
Jiwa
dan
Kompetensi Kewirausahaan
Mungkin kita pernah mendengar
bahwa keluarga yang kaya akan
memunculkan anak-anak yang kaya
karena mereka terbiasa kaya. Begitu
pula ada yang menganggap bahwa
seseorang menjadi pengusaha karena
memang bapak ibunya, kakek-
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
40
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
neneknya,
dan
sebagian
besar
keluarganya
adalah
keturunan
pengusaha. Anggapan seperti ini bagi
penulis merupakan pemikiran yang
keliru.
Tidak bisa dipungkiri memang,
ada banyak pengusaha yang lahir dari
keluarga atau keturunan pengusaha.
Tetapi bukan berarti diturunkan secara
genetis. Mungkin hal ini terjadi karena
aspek lingkungan pengusaha yang
cukup kuat mempengaruhi jiwa orang
tersebut untuk menjadi pengusaha.
Menjadi wirausaha (entrepreneur)
tentu saja merupakan hak azasi semua
kita. Jangan karena mentang-mentang
kita tidak punya turunan pengusaha
sehingga menutup peluang untuk
menjadi wirausaha. Langkah awal
yang kita lakukan apabila berminat
terjun ke dunia wirausaha adalah
menumbuhkan jiwa kewirausahaan di
diri kita. Banyak cara yang dapat
dilakukan misalnya:
- Melalui pendidikan formal. Kini
berbagai lembaga pendidikan baik
menengah
maupun
tinggi
menyajikan berbagai program atau
paling
tidak
mata
kuliah
kewirausahaan
- Melalui
seminar-seminar
kewirausahaan. Berbagai seminar
kewirausahaan
seringkali
diselenggarakan
dengan
mengundang pakar dan praktisi
kewirausahaan sehingga melalui
media ini kita akan membangun
jiwa
- Melalui kewirausahaan diri
- Melalui pelatihan. Berbagaisimulasi
usaha biasanya diberikan melalui
pelatihan baik yang dilakukan
dalam ruangan (indoor) maupun di
ISSN 1979 - 7168
luar ruangan outdoor). Melalui
pelatihan ini, keberanian dan
ketanggapan kita terhadap dinamika
perubahan lingkungan akan diuji
dan
selalu
diperbaiki
dan
dikembangkan
Otodidak
Melalui berbagai media kita bisa
menumbuhkan
semangat
berwirausaha. Misalnya melalui
biografi pengusaha sukses (sucess
story), media televisi, radio majalah
koran dan berbagai media yang
dapat
kita
akses
untuk
menumbuhkembangkan
jiwa
wirausaha yang ada di diri kita.
Melalui berbagai media tersebut
ternyata
setiap
orang
dapat
mempelajari dan menumbuhkan
jiwa wirausaha.
Adapun aspek-aspek kejiwaan
yang mencirikan bahwa seseorang
dikatakan memilki jiwa wirausaha
adalah sebagai berikut yang penulis
kutip dan bahas berdasarkan pendapat
Suryana (2003) yaitu :
- Percaya diri (yakin, optimis dan
penuh komitmen)
Percaya diri dalam menentukan
sesuatu, percaya diri dalam
menjalankan sesuatu, percaya diri
bahwa kita dapat mengatasi
berbagai resiko yang dihadapi
merupakan faktor yang mendasar
yang harus dimiliki oleh wirausaha.
Seseorang yang memiliki jiwa
wirausaha merasa yakin bahwa apaapa yang diperbuatnya akan
berhasil
walaupun
akan
menghadapi berbagai rintangan.
Tidak selalu dihantui rasa takut
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
41
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
akan kegagalan sehingga membuat
dirinya optimis untuk terus maju.
- Berinisiatif (energik dan percaya
diri)
Menunggu akan sesuatu yang tidak
pasti merupakan sesuatu yang
paling dibenci oleh seseorang yang
memiliki jiwa wirausaha. Dalam
menghadapi dinamisnya kehidupan
yang penuh dengan perubahan dan
persoalan yang dihadapi, seorang
wirausaha akan selalu berusaha
mencari jalan keluar. Mereka tidak
ingin hidupnya digantungkan pada
lingkungan, sehingga akan terus
berupaya mencari jalan keluarnya.
- Memiliki
motif
berprestasi
(berorientasi hasil dan berwawasan
ke depan)
Berbagai target demi mencapai
sukses dalam kehidupan biasanya
selalu dirancang oleh seorang
wirausaha. Satu demi satu targetnya
terus mereka raih. Bila dihadapkan
pada kondisi gagal, mereka akan
terus
berupaya
kembali
memperbaiki
kegagalan
yang
dialaminya. Keberhasilan demi
keberhasilan yang diraih oleh
seseorang
yang
berjiwa
entrepreneur
menjadikannya
pemicu untuk terus meraih sukses
dalam hidupnya. Bagi mereka masa
depan adalah kesuksesan adalah
keindahan yang harus dicapai
dalam hidupnya.
- Memiliki
jiwa
kepemimpinan
(berani tampil beda dan berani
mengambil resiko dengan penuh
perhitungan)
Leadership atau kepemimpinan
merupakan faktor kunci menjadi
ISSN 1979 - 7168
wirausahawan
sukses.
Berani
tampil ke depan menghadapi
sesuatu yang baru walaupun penuh
resiko. Keberanian ini tentunya
dilandasi perhitungan yang rasional.
Seorang yang takut untuk tampil
memimpin dan selalu melemparkan
tanggung jawab kepada orang lain,
akan sulit meraih sukses dalam
berwirausaha.
Sifat-sifat
tidak
percaya diri, minder, malu yang
berlebihan, takut salah dan merasa
rendah diri adalah sifat-sifat yang
harus ditinggalkan dan dibuang
jauh-jauh dari diri kita apabila ingin
meraih sukses dalam berwirausaha.
- Suka tantangan
Kita mungkin sering membaca atau
menyaksikan
beberapa
kasus
mundurnya seorang manajer atau
eksekutif dari suatu perusahaan. Apa
yang menyebabkan mereka hengkang
dari perusahaannya dan meninggalkan
kemapanan sebagai seorang manajer?
Sebagian dari mereka ternyata merasa
jenuh terus menerus mengemban tugas
rutin yang entah kapan berakhirnya.
Mereka membutuhkan kehidupan yang
lebih dinamis yang selama ini belim
mereka dapatkan di perusahaan tempat
mereka bekerja. Akhirnya mereka
menelusuri aktivitas seperti apakah
yang dapat memuaskan kebutuhan
mereka
akan
tantangan
?
“Berwirausaha” ternyata menjadi
pilihan sebagian besar manajer yang
sengaja keluar dari kemapanannya di
perusahaan. Mengapa “wirausah ?”
Ternyata begitu banyak variasi
pekerjaan dan perubahan yang sangat
menantang dalam dunia wirausaha.
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
42
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Wirausaha yang sukses pada
umumnya adalah mereka yang
memiliki kompetensi yaitu : seseorang
yang memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kualitas individu
yang meliputi sikap, motivasi, nilai
serta tingkah laku yang diperlukan
untuk
melaksanakan
pekerjaan/kegiatan.
Keterampilan
yang
harus
dimiliki oleh seorang wirausahawan
adalah pertama, managerial skill atau
keterampilan manajerial merupakan
bekal yang harus dimiliki wirausaha.
Seorang wirausahawan harus mampu
menjalankan
fungsi-fungsi
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakkan dan pengawasan agar
usaha yang dijalankannya dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
Kemampuan
menganalisis
dan
mengembangkan pasar, kemampuan
mengelola sumber daya manusia,
material, uang, fasilitas dan seluruh
sumber daya perusahaan merupakan
syarat mutlak untuk menjadi wirausaha
sukses.
Secara garis besar ada dua cara
untuk menumbuhkan kemampuan
manajerial, yaitu melalui jalur formal
dan informal. Jalur formal misalnya
melalui jenjang lembaga pendidikan
sekolah menengah kejuruan bisnis dan
manajemen atau melalui pendidikan
tinggi
misalnya
departemen
administrasi niaga atau departemen
manajemen yang tersebar berbagai
perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta. Jalur informal, misalnya
melalui seminar, pelatihan dan
otodidak serta pengalaman.
Kedua, conceptual skill yakni
kemampuan
untuk
merumuskan
ISSN 1979 - 7168
tujuan, kebijakan dan strategi usaha
merupakan landasan utama menuju
wirausaha sukses. Tidak mudah
memang mendapatkan kemampuan ini.
Kita harus akstra keras belajar dari
berbagai sumber dan terus belajar dari
pengalaman sendiri dan pengalaman
orang lain dalam berwirausaha.
Ketiga,
human
skill
(keterampilan memahami, mengerti,
berkomunikasi dan berelasi). Supel,
mudah bergaul, simpati dan empati
kepada orang lain adalah modal
keterampilan yang sangat mendukung
kita menuju keberhasilan usaha.
Dengan keterampilan seperti ini, kita
akan memiliki banyak peluang dalam
merintis dan Mengembangkan usaha.
Upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan ini
misalnya
dengan
melatih
diri
diberbagai organisasi,
bergabung
dengan klub-klub hobi dan melatih
kepribadian kita agar bertingkah laku
menenangkan orang lain. Keempat,
decision making skill (keterampilan
merumuskan masalah dan mengambil
keputusan).
Sebagai
seorang
wirausaha, kita seringkali dihadapkan
pada kondisi ketidakpastian. Berbagai
permasalahan biasanya bermunculan
pada situasi seperti ini. Wirausaha
dituntut untuk mampu menganalisis
situasi dan merumuskan berbagai
masalah untuk dicarikan berbagai
alternatif pemecahannya.
Tidak mudah memang memilih
alternatif terbaik dari berbagai
alternatif yang ada. Agar tidak salah
menentukan
alternatif,
sebelum
mengambil keputusan, wirausaha
harus mampu mengelola informasi
sebagai bahan dasar pengambilan
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
43
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
keputusan. Keterampilan memutuskan
dapat kita pelajari dan kita bangun
melalui
berbagai
cara.
Selain
pendidikan
formal,
pendidikan
informal melalui pelatihan, simulasi
dan berbagi pengalaman dapat kita
peroleh. Kelima, time managerial skill
(keterampilan
mengatur
dan
menggunakan waktu).
Para pakar psikologi mengatakan
bahwa salah satu penyebab atau
sumber stress adalah ketidakmampuan
seseorang dalam mengatur waktu dan
pekerjaan.
Ketidakmampuan
mengelola waktu membuat pekerjaan
menjadi menumpuk atau tak kunjung
selesai sehingga membuat jiwanya
gundah dan tidak tenang. Seorang
wirausaha
harus
terus
belajar
mengelola
waktu.
Keterampilan
mengelola waktu dapat memperlancar
pelaksanaan pekerjaan dan rencanarencana yang telah digariskan.
KESIMPULAN
Untuk mencapai kesuksean
dalam menekuni kegiatan wirarusaha,
makaberikut
ini
penulis
mengemukakan beberapa hal sebagai
berikut :
a. Bekerja keras.
Kerja keras merupakan modal
dasar untuk keberhasilan suatu
usaha. Setiap pengusaha yang
sukses
dalam
menjalankan
usahanya akan selalu menempuh
saat-saat
di mana dia harus
bekerja keras. Kerja keras ini
harus ditunjang oleh kedisiplinan
dan dedikasi yang tinggi.Tanpa
kedisiplinan yang tinggi maka
sukar untuk melakukan kerja
keras.
ISSN 1979 - 7168
b.
c.
d.
e.
Bekerjasama dengan orang lain.
Seorang wirausahawan hendaknya
berprilaku yang menyenangkan
bagi semua orang, maka dengan
demikian akan memudahkannya
untuk bekerjasama dengan orang
lain. Hal ini sangat penting oleh
karena banyak hal yang tidak
dapat dilakukan tanpa bantuan
orang lain.Bekerjasama dengan
orang lain akan lebih baik
daripada bekerja seorang diri.
Percaya diri.
Memiliki
keyakinan
akan
kemampuan
sendiri
untuk
mecapai kesuksesan. Sifat ragu,
cemas, kuatir dan lain sebagainya
harus dibuang jauh-jauh, diganti
dengan melangkah pasti, tekun,
sabar tanpa ragu.
Membuat keputusan
Apabila
diperhadapkan
pada
beberapa
alternatif
yang
mengharuskan
mahasiswa
memilih
maka
buatlah
pertimbangan
yang
matang
dengan memanfatkan data dan
informasi yang ada.
Ambisi untuk maju
Memiliki ambisi untuk maju dan
berkembang harus dimiliki oleh
setiap mahasiswa yang terjun
dalam usaha wirausaha. Harus
selalu optimis bahwa apa yang
telah ditetapkan dalam memilih
ide senantiasa diyakini akan
menjadi sukses.
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
44
P3M Politeknik Pariwisata Makassar
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Buchari Alma. 2003. Kewirausahaan.
Bandung: Alfabeta.
----------------- , 2004. Pangantar
Bisnis, CV, Alfabeta, Bandung.
----------------- , 2005. Kewirausahaan
untuk Mahasiswa dan Umum,
CV.Alfabeta,
Bandung.
Hisrich
RD
Peters.
1995.
Entrepreneurship,Irwin, Chicago
Daoed Yoesoef, 1981. Wiraswasta
Orientasi
Konsepsi
dan
Ikrar,Tugas Wiraswata, Bandung.
Djatmiko
Danuhadimejo.
1998.
Wiraswasta dan Pembangunan,
CV. Alfabeta, Bandung
Drucker, Peter F. 1996. Innovasi dan
Kewiraswastan,Erlangga:
Jakarta.
Joe
Setiawan,
Strategi
Efektif
Berwirausaha.
1993.
PT.
Gramedia
Pustaka
Umum,Jakarta.
ISSN 1979 - 7168
Longenecker, Justin G., et al. 2000.
Kewirausahaan:
Manajemen
Usaha Kecil, Jakarta: Salemba
Empat.
Meredith,
Geoffrey
G.
2002.
Kewirausahaan:
Teori
dan
Praktek. Jakarta : PPM
Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suryana.
2003.
Kewirausahaan:
Pedoman Praktis, Kiat dan
Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat.
Susarsono Wijandi. 1988. Pengantar
Kewiraswastaan, Sinar Baru,
Jakarta.
Suhardi Sigit. 1980. Mengembangkan
Kewiraswastaan,
Universitas
Gajah Mada,Yogyakarta.
Wasty Sumanto, 1984. Pendidikan
Wiraswasta,Bumi
Aksara,
Jakarta.
Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 30 - 45
45
Download