Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kematangan Karir Pada Mahasiswa Tingkat Awal Dan Tingkat Akhir Di Universitas Surabaya Yunia Eka Rachmawati, 5060712 Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Abstrak Dalam melakukan pengambilan keputusan karir diperlukan adanya perencanaan yang matang terkait dengan karir yang diminatinya. Perencaan karir termasuk di dalam salah satu unsur pembangun kematangan karir. Kematangan karir saat ini telah menjadi tinjuaun tersendiri. Hal ini dikarenakan proses kematangan karir seseorang akan mempengaruhinya dalam melakukan pengambilan keputusan terkait karir yang diminatinya. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan perbedaan kekuatan hubungan serta keterkaitan hubunagn antara self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa angkatan 2010 dan mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional antara variabel tergantung kematangan karir dengan variabel bebas self efficacy. Subjek penelitian adalah mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa angkatan 2010 Universitas Surabaya. Sample penelitian berjumlah 273 orang. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu angket terbuka dan tertutup untuk variabel kematangan karir dan self efficacy. Data dianalisis dengan korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan antara self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir, sementara pada mahasiswa angkatan 2010, menunjukkan adanya hubungan antara self efficacy dengan kematangan karir, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,205. Saran yang diajukan terkait dengan hasil penelitian yaitu membantu dan memfasilitasi mahasiswa untuk dapat meningkatkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga mahasiswa dapat mengarahkan tindakannya secara tepat dalam melakukan pengambilan keputusan karir sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya. Kata Kunci : Kematangan karir, Self efficacy, mahasiswa tingkat akhir, mahasiswa angkatan 2010 1 Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) I. Latar Belakang & Suganda, 1999). Hal ini Permasalahan Indonesia terjadi dikarenakan banyaknya semakin kasus di kalangan mahasiswa kompleks. Hal tersebut antara yang minat kerjanya tidak sesuai lain dapat diamati dari jumlah dengan bakat dan minat yang pengangguran terus mereka miliki (Hurlock, 1980). meningkat. Menurut data Biro Ketidaksesuaian ini disebabkan Pusat Statistik (BPS) tahun 2001 oleh adanya faktor sosial yang (dalam Wahyono, 2002), secara mempengaruhi seseorang ketika keseluruhan ia memilih suatu pekerjaan. Hal ketenagakerjaan akhir-akhir di ini yang jumlah pengangguran pada tahun 2000 ini sebesar 5.813.231 orang. Data ketidakpuasan seseorang akan tersebut mengalami peningkatan hasil kerjanya, tidak mencintai pada tugasnya tahun menunjukkan 2007, yang bahwa dapat dan prestasi jumlah menciptakan kerja. menurunnya Selain itu, Indonesia terdapat banyak mahasiswa yang sebesar 10,55 juta jiwa. Hal ini masih bingung tentang apa yang menunjukkan bahwa mahasiswa akan mereka kerjakan dalam yang nantinya akan lulus dari hidupnya setelah tamat bangku perguruan tinggi. Kondisi yang penggangguran di perkuliahan dihadapkan pada akan suram masalah ketatnya persaingan dunia kerja. Tingginya yang dimiliki mahasiswa hasi survey yang menyebutkan beranggapan bekal oleh ilmu, keterampilan dan pengalaman dunia usaha ditunjukkan melalui usaha disebabkan kurangnya tuntutan bahwa 91% kalangan ini dari oleh ketika seorang ia akan memasuki dunia kerja. Oleh dunia sebab itu banyak yang harus bahwa dipersiapkan lulusan perguruan tinggi tidak siap pakai selepas kuliah (Kasih 2 oleh seorang Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) mahasiswa ketika bisa” dan helplessness adalah hendak kepercayaan bahwa “Aku tidak memasuki dunia kerja. bisa”. Salah satu faktor yang mempengaruhi efficacy kematangan karier seseorang adalah (2007) kepercayaan kemampuannya situasi menghasilkan sesuatu oleh bekerja Zimmerman & Schunk, 2004, dalam Santrock 2007) bahwa siswa dengan self efficacy yang mekanisme kemampuan rendah akan menghindari tugas- serta tugas personal, akan dalam menentukan kontrol diri motivasi kesamaan dengan penguasaan Siswa dengan self efficacy yang tinggi akan berusaha lebih keras dan bertahan lebih lama dalam dan motivasi intrinsik. Stipek (2001, dalam Sandtrock, dalam diberikan dalam proses belajar. individu. banyak bersemangat mengerjakan setiap tugas yang dan perubahan perilaku dalam memiliki dalam dengan self efficacy yang tinggi efficacy adalah faktor penting efficacy yang diberikan proses belajar. Sedangkan siswa pengalaman dan pendidikan. Self Self dalam Schunk & Zimmerman, 2003; (2010) diri baik oleh Schunk (1991, 2001, 200; hasil interaksi antara lingkungan penyesuaian dengan dengan konsep yang dijelaskan yang bahwa self efficacy merupakan eksternal, dirinya kegiatan dikelas. Hal ini sejalan dan Niu bahwa akan kepercayaan bahwa ia dapat atas menguntungkan. Lebih lanjut dijelaskan tinggi self diberikan dikelas dan memiliki dalam menguasai dengan mampu mempelajari materi yang adalah seseorang yang mengatakan self efficacy. Self efficacy menurut Santrock Remaja 2007) proses belajar dengan siswa dibandingkan dengan self efficacy yang rendah. Selain itu, menjelaskan bahwa self efficacy siswa dengan self efficacy yang adalah kepercayaan bahwa “Aku tinggi akan lebih memiliki rasa 3 Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) percaya diri dalam menjelajahi Pemilihan 2. keputusan tantangan karier (Bertz, 2004; karier yang akan dikaji Paulsen & Betz, 2004; Quimby terkait dengan perilaku & seseorang untuk dapat O’Brien, 2004, dalam Santrock 2007). mengenali dan mampu Berdasarkan deskripsi menilai diri sendiri. yang telah dikemukakan dalam Faktor individual atau latar belakang permasalahan ini, kepribadian subjek, merupakan maka peneliti perlu mengkaji kecenderungan yang stabil, yang keterkaitan antara self efficacy menentukan dengan kematangan karier pada perbedaan mahasiswa psikologis seseorang. di universitas kemampuan tingkah dan laku Surabaya. Rumusan Masalah Berdasarkan Batasan Masalah uraian tersebut Sebagaimana yang telah maka dirumuskan permasalahan dikemukakan di dalam latar yang diajukan adalah sebagai belakang, berikut : maka memberikan peneliti, batasan dengan tema yang sebagai variable sesuai Bagaimanakah diajukan yang kekuatan akan antara dikaji, yakni: 1. self dengan Penelitian ini menggunakan hubungan efficacy kematangan karir pada mahasiswa metode tingkat akhir dan kuantitatif, yang akan mahasiswa mengambil 2010 di Universitas sampel mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa angkatan 2010 angkatan Surabaya? di Tujuan Penelitian Universitas Surabaya. Sesuai dengan permasalahan 4 yang rumusan telah Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) dikemukakan, maka kematangan dalam (career penelitian ini bertujuan untuk: maturity) didefinisikan sebagai 1. Mengetahui gambaran kesiapan dan kapasitas individu efficacy dalam menangani tugas-tugas dengan kematangan karir perkembangan terkait dengan pada kelompok mahasiswa keputusan karier (Super, 1990, angkatan dalam hubungan self awal dan mahasiswa tingkat akhir. 2. Mengetahui Creed, Prodeaux, Patton 2007). Levinson, Ohler, kekuatan self efficacy dan (1998) karir kelompok kematangan karier mahasiswa angkatan 2010 kemampuan individu dan membuat suatu pilihan karier pada mahasiswa tingkat Caswell & perbedaan dan Kiewra mendefinisikan sebagai dalam yang realistic dan stabil dengan akhir. menyadari II. karier dibutuhkan Kajian Pustaka Karier sebagai serangkaian aktivitas atau perilaku diasosiasikan suatu didefinisikan dengan pekekerjaan akan apa dalam perkiraan yang membuat keputusan sikap, karier. Ditambahkan oleh Crites yang (1961, dalam Arredondo, 1976) peran bahwa kematangan karier adalah suatu sepanjang derajat dan tingkat kehidupan seseorang (Arthur & perkembangan karier. Derajat Lawrence, 1984, dalam Gerber, perkembangan karier mengacu Wittekind, Grote & Staffelbach, pada kematangan perilaku kerja 2009). individu Decenzo dan Robbins sebagai petunjuk (2002) berpendapat bahwa karier kesamaan antara perilaku dan adalah suatu bentuk hubungan tahapan antara Sedangkan pekerjaan dengan perkembangannya. tingkat pengalaman yang akan dicapai perkembangan kerja mengacu individu pada kehidupannya. sepanjang Sedangkan individu 5 kematangan yang perilaku dibandingkan Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) usianya. sukses menurut tindakan tertentu (Bandura, 1986 Savickas (1999, dalam Creed & dalam Techatassanasoontorn & Patton, 2002) adalah kesiapan Tanvisuth, individu dalam (2001, dalam Feits & Feits, informasi, keputusan dengan kelompok Kematangan sesuai karier membuat dengan usia menyelesaikan 2002) karier melakukan 2008). Bandura menambahkan self-efficacy dan suatu bahwa didefinisikan sebagai kepercayaan individu tugas-tugas perkembangan terkait dengan akan karier. Dari penjelesan diatas, mengotrol fungsi maka dapat disimpulkan bahwa mereka dan peristiwa kematangan karier adalah suatu lingkungan. Social Cognitive kesiapan, Theories mendefinisikan self- kemampuan kapasitas individu dan kemampuannya efficacy sebagai untuk dalam perilaku kepercayaan membuat suatu pilihan karier individu akan kemampuannya yang stabil dan realistik, serta mengorganisir menyelesaikan tugas-tugas melaksanakan tindakan untuk perkembangan terkait dengan menghasilkan sesuatu yang ingin karier dengan menyadari hal-hal dicapai (Bandura, 1977 dalam yang dalam Prieto, 2009). Santrock (2007) membuat suatu keputusan karier. menjelaskan Self efficacy adalah dibutuhkan Teori diambail self dari kepercayaan efficacy teori dan seseorang kemampuannya social atas dalam cognitive milik Bandura yang menguasai situasi telah diterima secara empiris menghasilkan sesuatu untuk menguntungkan. Lebih lanjut mendukung penjelasan dijelaskan domain kehidupannya. Self bahwa self efficacy merupakan efficacy mengacu pada hasil interaksi antara lingkungan individu akan eksternal, untuk secara kemampuannya penyesuaian 6 Niu yang perilaku individu disepanjang kepercayaan oleh dan (2010) mekanisme diri serta Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) kemampuan personal, Appelbaum & Hare, 1996). Hal pengalaman dan pendidikan. Self ini meliputi berapa banyak usaha efficacy adalah faktor penting yang dikeluarkan individu dalam dalam menentukan kontrol diri menghadapi rintangan dan rasa dan perubahan perilaku dalam frustrasi, berapa lama mereka individu (Alwisol, 2004). akan bertahan dalam kondisi yang sulit dan bagaimana reaksi Bandura (dalam Hjelle & emosional Ziegler, 1992) memandang self terlibat untuk mengatasi situasi spesifik menambahkan Appelbaum dalam Hare, 1996) & mengerjakan Orang yang demikian, akan bekerja mengontrol diri mereka sendiri mempengaruhi pertimbangan, Bandura pengevaluasian mempengaruhi dan sampai (dalam Niu, perilaku suatu aktivitas. Hal ini serupa dengan konsep yang dijelaskan pada akhirnya akan mengatur dalam tugas seseorang dalam menentukan informasi tentang suatu kemampuan yang individu bertahan 2010) menjelaskan self efficacy hasil integrasi dan selesai. kehidupan sebagai keras mengerjakan yang mereka. Keyakinan self efficacy dianggap dengan harapan hasil yang realistik. dalam peristiwa-peritiwa sesuatu tuntutan situasi dan memiliki pada keyakinan individu tentang dan kegiatan ia akan percaya bahwa dia dapat bahwa self efficacy mengacu kemampuannya dalam ekspektasi efikasi tinggi, maka Bandura (1991, di tersebut. Orang yang memiliki mempengaruhi beberapa fungsi psikososial. selama menyelesaikan suatu tugas atau efficacy atau perasaan mampu aspek mereka oleh Schunk (1991, 2001, 200; menentukan Schunk & Zimmerman, 2003; suatu pilihan dan usaha dalam Zimmerman & Schunk, 2004, menyelesaikan tugas-tugas yang dalam Santrock, 2007) bahwa diberikan (Gist, 1987 dalam self 7 efficacy mempengaruhi Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) siswa dalam memilih aktivitas akan disekolahnya. Selain itu, self kemungkinan variabel. Variabel efficacy pertama ialah apabila efficacy juga mempengaruhi menghasilkan tingkat keterlibatan individu dan yang kemampuannya dengan bertahan di tinggi empat dikombinasikan lingkungan yang makan akan dalam kegiatan tersebut. Hal ini responsive, konsisten terhadap ketahanan menghasilkan karir yang didefinisikan sebagai Kemudian variabel kedua ialah sikap ketika individu dalam kesuksesan. efficacy yang rendah menghadapi suatu kemungkinan dikombinasikan buruk guna mencegah terjadinya lingkungan suatu kerusakan. individu mungkin akan dapat yang menjadi Namun walau demikian dengan responsive, depresi bila self efficacy bervariasi dari satu menyaksikan orang-orang lain situasi disekitarnya ke situasi lainnya dapat sukses tergantung dari kompetensi yang dengan tugas dengan tingkat dibutuhkan pada aktivitas yang kesulitan yang sama. berbeda; ada atau tidak adanya Selanjutanya variabel ketiga orang lain; kompetensi yang adalah ketika individu dengan dirasakan oleh orang-orang lain, self khusunya jika orang tersebut menghadapi situasi lingkungan adlaah competitor; yang tidak responsive, ia akan untuk mengintensifkan usaha mereka kecenderungan efficacy tinggi menghadapi kegagalan daripada untuk keberhasilan Mereka mungkin menggunakan serta keadaan merubah ketika fisiologis yang menyertai (Feist protes, & Feist, 2002). bahkan mungkin memaksa untuk Tinggi rendahnya aktivitas lingkungan. memicu self terjadinya efficacy apabila dikombinasikan perubahan. dengan semua usaha mereka akan lingkungan yang responsive dan tidak responsive 8 sosial Namun atau suatu apabila mereka menyerah gagal, dan Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) mengambil yang baru atau Bagi dirinya mencapai cita-cita mencari lingkungan baru yang kemenangan adalah hal yang lebih responsive. Variabel yang terpenting. terakhir adalah apabila individu demikian, apabila menghadapi dengan self efficacy yang rendah kegagalan menghadapi situasi lingkungan mengubah yang tidak responsive, individu menyesuaikan pandangan- tersebut pandangannya, melepaskan cenderung merasa yang dijelaskan akan seperti cenderung tujuannya, usaha yang tidak produktif, atau apatis, pasrah dan tidak berdaya. Seperti Individu bersantai telah untuk menikmati keberhasilannya sebelumnya, ketika seseorang dengan self efficacy tujuannya tercapai. Namun di yang tinggi akan percaya bahwa sisi dia dapat mengerjakan sesuatu mengalami dengan terkadang tuntutan situasi dan lain, dia juag dapat frustasi, dan penuh memiliki harapan yang realistik. kemarahan, Namun apabila tujuannya tidak mencoba dan mencoba namun masuk akal atau rencanya kaku, usaha yang ia tempuh tetap maka menunjukkan ia akan menjumpai ketika dengan setelah kegagalan. Individu yang demikian buruk, bahkan mungkin hingga cenderung selalu dipenuhi titik nol (Young, 2007). Kondisi kekhawatiran jika ia mendapat yang dapat nilai yang tidak baik, dan selalu membahayakan dirinya, karena merasa bersalah, apabila ia tidak akan dapat serangkaian penilaian demikian mengarahkan yang dirinya mencapai tujuannya. Kondisi yang demikian dapat sendiri ke dalam depresi. yang menilai memicunya untuk melakukan dirinya secara berlebihan, akan penarikan diri atau pengambilan menunjukkan sikap bergairah, keputusan yang tidak produktif. Individu demikian berambisi, mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat. 9 Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) Self banyak motivasi efficacy memiliki kesamaan dengan penguasaan mengambil program studi Strata 1 dan (S-1), yang fakultas berasal farmasi, dari hukum, motivasi intrinsik. Stipek (2001, psikologi, bisnis dan ekonomi, dalam 2007) Teknik, dan Multimedia. Namun menjelaskan bahwa self efficacy di dalam pelaksanaan penilitian adalah kepercayaan bahwa “Aku peniliti hanya mendapatkan 273 bisa” dan helplessness adalah mahasiswa. Sandtrock, kepercayaan bahwa “Aku tidak bisa”. Teknik Pengambilan Data III. Teknik pengambilan data Metode Penelitian bebas yang digunakan dalam penelitian (independent variable) adalah ini adalah teknik pengambilan self efficacy, sedangkan variabel data purposive sampling. Teknik tergantung (dependent variable) purposive sampling digunakan adalah kematangan karir (career karena maturity). didasarkan pada karakteristik tertentu yang dipandang Variabel Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini mempunyai hubungan dengan yang akan tujuan penelitian (Neuman, diteliti adalah mahasiswa di 1997). Penyebaran angket yang Universitas Surabaya, sedangkan disusun sampel penelitian hanya sebesar dengan 300 mahasiswa, yang terdiri atas mahasiswa tingkat awal yang 150 mahasiswa tingkat awal dan berada pada rentang usia 17 – 19 150 mahasiswa tingkat akhir. tahun, Mahasiswa di dalam penelitian tingkat ini rentang usia 20 – 26 tahun, adalah Universitas mahasiswa Surabaya yang dengan 10 oleh peneliti kriteria sedangkan akhir adalah mahasiswa berada asumsi sesuai pada bahwa Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) mahasiswa tingkat akhir pasti pengambilan keputusan, sudah memikirkan kemana arah image, karier yang diinginkan nantinya. pengetahuan tentang pekerjaan pilihan dan selftujuan, ketrampilan problem solving. Skala Career Maturity Teknik Pengumpulan Data Dalam metode penelitian pengumpulan Inventoy-Revised sejumlah dari attitude scale dan competence ini test. data menggunakan angket. Angket adalah terdiri Skala pertanyaan Self-efficacy menggunakan General Self- tertulis yang digunakan untuk efficacy Scale versi Indonesia memperoleh dari yang dikembangkan oleh Born, subyek dalam artian laporan Schwarzer & Jerussalem (1995). tentang pribadinya atau hal-hal General yang diketahuinya (Singarimbun merupakan & Affendi, 1989). menggambarkan informasi Untuk mendapatkan data yang penelitian diperlukan ini self-efficacy alat ukur terhadap kemampuannya menggunakan yang kepercayaan individu dalam scale menampilkan untuk perilaku yang Skala Career Maturity Inventoy- dibutuhkan Revised dan Skala General Self- stressor dalam berbagai situasi. efficacy. Skala Career Maturity General Inventoy-Revised terdiri atas 10 item pertanyaan. dikembangkan oleh Crites dan mengatasi self-efficacy scale Angket yang digunakan Savickas (dalam Powel, 2000). dalam penelitian ini terdiri atas 3 Skala Career Maturity Inventoy- bagian, yaitu: Revised merupakan alat ukur yang guna menggambarkan 1. Angket terbuka performance, seseorang dalam Berisi sejumlah pertanyaan hubungannya mengenai dengan proses 11 identitas diri Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) subyek yang disusun berdasarkan keperluan data pelengkap, yaitu meliputi usia, jenis kelamin. Bentuk angket yang digunakan untuk mengungkap identitas diri subjek penelitian ini adalah angket terbuka, subyek penelitian bebas member jawaban tanpa ditentukan peneliti. 2. Angket career maturity Berisi sejumlah pernyataan yang menggambarkan performance seseorang dalam hubungannya dengan proses pengambilan keputusan, self-image, pilihan tujuan, pengetahuan tentang pekerjaan, ketrampilan dan problem solving. Bentuk angket pada bagian ini adalah tertutup. 3. Angket self efficacy. 12 Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) IV. Pearsons Hasil Penelitian Hasil uji hipotesis menggunakan uji dengan Product Moment menunjukkan koefisien korelasi hipotesis sebagai berikut: Table 4.1: Uji Hubungan Self efficacy dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Angkatan 2010 Self efficacy 1 Self efficacy 120 .328** .000 120 -.044 .631 120 .205* .024 120 Career attitude Career knowledge Kematangan Karir Berdasarkan diketahui 124 .099 .272 124 .769** .000 124 Career knowledge -.044 .631 120 .099 .272 124 1 124 .713** .000 124 Kematangan karir .205* .024 120 .769** .000 124 .713** .000 124 1 124 diatas aspek yang berhubungan dengan ditemukan self efficacy hanyalah career tabel bahwa Career attitude .328** .000 120 1 adanya hubungan antara self attitude, efficacy signifikansi sebesar 0,328. karir, dengan tingkat signifikansi Sementara pada career sebesar knowledge dengan 0,205. kematangan Sementara dengan tidak tingkat ditemukan hubungan antar self efficacy adanya hubungan antara self dengan aspek-aspek kematangan efficacy karir, knowledge. penelitian berdasarkan hasil diketahui bahwa 13 dengan career Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) Table 4.2: Uji Hubungan Self Efficacy dengan Kematangan Karir Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Self Efficacy 1 Self efficacy 64 .091 .473 64 .078 .539 64 .123 .334 64 Career Attitude Career Knowledge Kematangan Karir Dari bahwa tabel diatas tidak Career Attitude .091 .473 64 1 64 -.038 .768 64 .746** .000 64 Career Knowledge .078 .539 64 -.038 .768 64 1 64 .637** .000 64 kematangan diketahui Kematangan Karir .123 .334 64 .746** .000 64 .637** .000 64 1 64 karir. Tidak ditemukan hubungan antara self ditemukannya hubungan antara self efficacy efficacy dengan kematangan karir. Hal kematangan karir, dikarenakan ini dikarenakan nilai p > 0,05. nilai p yang dihasilkan lebih Begitu pula dengan hubungan besar antara self efficacy dengan 14 dengan dari aspek-aspek 0,05. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) Table 4.3: Hasil Statistik Masing-Masing Kelompok Self Efficacy Angkatan 2010 Tingkat Akhir Career Angkatan 2010 Attitude Tingkat Akhir Career Angkatan 2010 Knowledge Tingkat Akhir Kematangan Angkatan 2010 Karir Tingkat Akhir Mean 21.7750 21.1892 27.2823 24.8041 33.4355 33.4865 60.7177 58.2905 Std. Deviation 5.49937 5.61261 3.91071 3.35974 3.56870 3.32888 5.55030 4.56287 Std. Error Mean .50202 .46135 .35119 .27617 .32048 .27363 .49843 .37507 Hasil pengujian statistik pada karir, self efficacy dan career masing-masing attitude kelompok yang lebih tinggi diketahui bahwa mahasiswa dibandingkan dengan mahasiswa angkatan 2010 cenderung tingkat memiliki tingkat kematangan 15 akhir. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) Table 4.4: Hasil Pengujian Tingkat Perbedaan Rata-Rata Self efficacy, Career Attitude, Career Knowledge dan Kematangan Karir pada Mahasiswa Angkatan 2010 dan Mahasiswa Tingkat Akhir Levene's Test for Equality of Variances F Self efficacy .104 Career Attitude 4.382 Career Knowledge .648 Kematangan Karir 6.456 Sig. .748 .037 .421 .012 t-test for Equality of Means t Sig. (2tailed) df Mean Std. Error Difference Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper .857 266 .392 .58581 .68327 -.75950 1.93113 .859 256.675 .391 .58581 .68182 -.75685 1.92848 5.621 270 .000 2.47820 .44085 1.61027 3.34614 5.547 244.065 .000 2.47820 .44677 1.59818 3.35823 -.122 .903 -.05100 .41882 -.87557 .77357 -.121 254.523 .904 -.05100 .42140 -.88089 .77888 3.958 .000 2.42720 .61319 1.21996 3.63444 .000 2.42720 .62379 1.19835 3.65605 270 270 3.891 237.907 Hasil pengujian terhadap rata-rata tingkat self efficacy, career mahasiswa angkatan 2010 dan tingkat akhir. Sedangkan pada attitude, career knowledge dan kematangan karir pada self efficacy dan career knowledge diketeahui bahwa terdapat mahasiswa angkatan 2010 dan mahasiswa tingkat akhir perbedaan rata-rata tingkat self efficacy dan career knowledge diketahui bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tingkat pada kematangan karir dan career attitude pada kelompok 16 mahasiswa angkatan 2010 dan tingkat akhir. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) Namun pada mahasiswa angkatan sebaliknya, mahasiswa tingkat akhir 2010 tingkat self efficacy lebih besar cenderung memiliki tingkat career dibandingkan knowledge lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tingkat akhir (lihat tabel 4.8). Dan mahasiswa angkatan 2010. Hubungan Self efficacy dengan 2001), bahwa terdapat sejumlah Kematangan variabel yang berhubungan dengan Karir Pada personality, terutama yang berkaitan Mahasiswa Angkatan 2010. dengan self concept, self efficacy, Hasil penelitian pada 124 mahasiswa menunjukkan angkatan kecenderungan 2010 bahwa Kematangan karir adalah efficacy dengan kematangan karir, dengan tingkat signifikansi sebesar 0, terkait dengan normatif yang mengacu pada pada to dari penilitian yang dilakukan oleh the extent yang mana observasi Hapsari (2008) yang menunjukkan individual dan perilaku expected memiliki career adalah kongruen. kontribusi yang signifikan terhadap Self efficacy dijelaskan seseorang. sebagai suatu kemampuan individu Agarwala (2008) menjelaskan bahwa dalam proses pemilihan karir seseorang oleh tugas-tugas kematangan karir adalah bentuk angkatan 2010 ini mendukung hasil dipengaruhi menangani Schepers, 2004) memandang bahwa Hasil peneilitian pada mahasiswa juga dalam individu Super (1980, dalam Coertse & pula tingkat kematangan karirnya. karir kapasitas Creed, Patton & Prodeaux, 2007). seseorang, semakin tinggi pula tinggi kematangan dan keputusan karier (Super, 1990 dalam semakin tinggi tingkat self efficacy efficacy kesiapan perkembangan 205 atau sig. < 0,05. Hal ini berarti self dan motivasi berprestasi. adanya hubungan yang signifikan antara self bahwa attributional mengorganisir melaksanakan faktor tindakan dan guna mencapai sesuatu yang ingin dicapai individual atau pribadi. Ditambahkan (Bandura, 1977, dalam dalam Prieto, oleh Super (dalam Patton & Lokan, 17 Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) 2009). Sebelum membuat percaya suatu diri dalam keputusan karir seorang mahasiswa tantangan harus mampu mengenali potensi- Paulsen & Betz, 2004; Quimby & potensi O’Brien, yang dimilikinya terkait karier menjelajahi 2004, (Bertz, dalam 2004; Santrock 2007). dengan bidang karier yang ia minati tersebut. Kemampuan pengenalan Kematangan karir sendiri potensi diri ini dapat dicapai melalui dibentuk melalui dua komponen latihan-latihan dasar, yang ia tempuh yaitu sikap dan kognitif selama studi. Latihan-latihan dengan (Crites, 1978; Crites & Savickas, tingkat kesulitan yang berbeda akan 1995 dapat membantu seorang mahasiswa Prodeaux. 2007). Komponen sikap untuk dan adalah perilaku yang mengacu pada menggali kemampuannya, sehingga keyakinan dan perilaku individu dengan demikian mahasiswa akan dalam melaksanakan dan membuat mampu suatu keputusan karir. Sedangkan dapat mengeksplore mengatasi setiap dalam Creed, Patton & permasalahan yang mungkin terjadi komponen ketika ia memasuki dunia kerja. dengan ketrampilan seseorang atau Dengan demikian seorang individu dalam membuat keputusan mahasiswa dapat mengarahkan terkait karir. Melalui hasil penelitian kognitif berhubungan tindakannya untuk mencapai tujuan diketahui akhir dan tingkat kematangan karir cenderung mampu melakukan penilaian terkait sangat tinggi, memiliki tingkat self potensi yang diharapkannya, yang bahwa siswa dengan dimilikinya dan efficacy cenderung sangat rendah yang telah (48%). Hal ini dikarenakan pada dicapainya selama studi. Sehingga mahasiswa angkatan 2010 hanya pada proses selanjutnya mahasiswa ditemukan adanya hubungan yang mampu untuk membuat perencanaan signifikan antara self efficacy dengan yang berkaitan dengan upaya mereka kematangan karir pada salah satu dalam mencapai tujuan akhirnya. aspek kematangan karir, yaitu career Siswa dengan self efficacy yang attitude, dengan tingkat signifikansi tinggi akan lebih memiliki rasa sebesar prestasi-prestasi 18 0,328. Hasil penelitian Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) tersebut menunjukkan bahwa Hubungan Self efficacy Dengan mahasiswa angkatan 2010 cenderung Kematangan telah memiliki keyakinan dalam Mahasiswa Tingkat Akhir membuat suatu perencanaan karir, mahasiswa dan ketrampilan yang cukup dalam dengan 3,7% subjek menyatakan bahwa dikarenakan 30,8% Patton, 2003) menemukan jawab pemahaman yang baik memiliki tentang SMU melaksanakan dalam Prieto, 2009). kesiapan dan kapasitas dalam menangani individu tugas-tugas terkait dengan keputusan karier (Super, 1990 dalam dan Patton (2003) yang menyebutkan siswa dan perkembangan bekerja. Ditambahkan oleh Creed bahwa mengorganisir dalam Sedangkan kematangan karir adalah kemandirian, dan individu dalam lain: perkembangan hasil positif, tanggung kemampuan yang ingin dicapai (Bandura, 1977, siswa yang bekerja part-time, antara karier, signifikansi tindakan guna mencapai sesuatu beberapa hasil positif yang diperoleh kematangan tingkat bahwa self efficacy adalah suatu hasil penelitian di Australia (dalam Creed & pada yang telah dijelaskan sebelumnya, fokus pada studinya. Hasil penelitian oleh karir sebesar 0,123 atau sig > 0,05. Seperti menyatakan bahwa mereka masih diperkuat kematangan mahasiswa tingkat akhir. Hal ini mereka belum memiliki minat untuk tersebut bahwa yang signifikan antara self efficacy karir. Hal ini dikarenakan sebanyak sebesar menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan membuat suatu keputusan terkait dan Pada Hasil penelitian pada 148 namun belum memiliki kemampuan bekerja Karir Creed, Patton & Prodeaux, 2007). dengan Melalui hasil penelitian diketahui pengalaman kerja memiliki skor bahwa tidak ada hubungan antara self kematangan karier yang tinggi. efficacy dengan kematangan karir. Hal 19 ini berarti bahwa mahasiswa tingkat kepercayaan individual pada akhir, akan Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) kemampuan yang dimilikinya untuk memiliki harapan yang realistic. dapat Namun bertindak secara sukses apabilan harapan yang yang dimaksud tidak masuk akal, maka tidak kemungkinan ia akan menjumpai mempengaruhinya dalam membuat serangkaian penilaian yang buruk, suatu perencanaan hingga membuat bahkan mungkin hingga titik 0 (nol) suatu keputusan berkaitan dengan (Young, karirnya. demikian mencapai sesuatu diharapkannya, bahwa Kondisi mungkin yang dapat penelitian membahayakan bagi diri individu mahasiswa sendiri, karena dapat mengarahkan Hasil menunjukkan 2007). dirinya ke dalam kondisi depresi. tingkat akhir yang memiliki tingkat Di kematangan karir dalam kategori dalam kematangan sedang memiliki tingkat self efficacy karir terdapat suatu proses penilaian dalam kategori tinggi, yaitu sebesar diri (self appraisal). Dalam proses 38,5% tersebut, (tabel 4.27). Namun individu melakukan sebaliknya, mahasiswa tingkat akhir penilaian kemampuan diri terkait dengan tingkat kematangan karir dengan prestasi serta bakat dan sangat tinggi memiliki tingkat self potensi yang dimilikinya. Individu efficacy rendah dalam kategori sangat yang menilai dirinya secara (37%). Bandura (dalam berlebihan dapat menunjukkan sikap self sangat bergairah, berambisi, serta yang memiliki hasrat dan keinginan yang berhubungan dengan keyakinan diri kuat. Bagi diri individu tersebut, cita- individu cita Alwisol, 2005) memandang efficacy sebagai bahwa suatu dirinya mampu kemenangan terpenting. dalam hal ini tugas yang dimaksud menghadapi suatu kegagalan ia dapat berkaitan dengan pemilihan bidang mengubah tujuannya, menyesuaikan karir yang diminatinya. Individu pandangan-pandangannya dengan self efficacy tinggi percaya melepaskan usaha-usaha yang tidak bahwa ia dapat mengerjakan sesuatu produktif. Namun di sisi lain dia juga sesuai dengan tuntutan situasi dan dapat mengalami apabila yang menyelesaikan suatu tugas tertentu, 20 Namun adalah frustasi ia dan dan Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) terkadang penuh kemarahan. Hal ini studi atau trainingnya dan mulai dikarenakan ia merasa bahwa semua mempersiapkan diri untuk memasuki usaha selalu dunia kerja. Namun dalam hasil mengalami kegagalan. Selain itu, penelitian diketahui bahwa sebanyak individu tersebut juga cenderung 30,8% subjek menyatakan bahwa dapat melakukan penarikan diri atau mereka masih fokus pada studinya melakukan dan sebanyak 3,7% menyatakan yang keputusan ditempuhnya suatu yang pengambilan tidak produktif bahwa mereka belum memiliki minat (Young, 2007). untuk bekerja. Hasil menunjukkan Melalui hasil penelitian bahwa mahasiswa tingkat akhir diketahui bahwa pada mahasiswa dalam penelitian ini, belum melewati tingkat akhir memiliki tingkat rata- tahapan perkembangan karir yang rata kematangan karir maupun self seharusnya, efficacy kecenderungan yang dibandingkan lebih dengan rendah sehingga terjadi bahwa mereka mahasiswa memiliki kematangan karir yang angkatan 2010. Hal ini menunjukkan lebih rendah dibandingkan dengan bahwa mahasiswa mahasiswa cenderung tingkat memiliki akhir tingkat angkatan 2010. Sedangkan pada mahasiswa angkatan kematangan karir dan self efficacy 2010, yang lebih rendah dibandingkan perkembangan karir crystallization. dengan mahasiswa angkatan 2010. Dalam tahapan perkembangan ini, Apabila individu dilihat dari usia berada pada tahapan mengembangkan ide pekerjaan-pekerjaan yang kronologisnya, mahasiswa tingkat tentang akhir dalam penelitian ini berada sesuai dengan konsep dirinya secara pada rentang usia 21 tahun hingga 26 global. Pada tahun. Super (dalam Santrock, 2007) cenderung menginginkan pekerjaan menjelaskan bahwa individu berusia yang bermartabat tinggi. Melalui 21 hingga 24 tahun berada pada hasil penelitian diketahui bahwa tahap karir mahasiswa angkatam 2010 pada implementation. Dalam tahapan ini penelitian ini berada dalam tahapan individu telah menyelesaikan masa perkembangan remaja akhir. Pada perkembangan 21 tahapan ini individu Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) cenderung mahasiswa terkait dengan bidang mengembangkan konsep diri ideal karir yang diminatinya. Feist dan (self ideal), yang cenderung bercita- Feist (2002) menjelaskan bahwa cita tinggi yang tidak realistik. individu dengan tingkat efficacy Dalam hal ini ideal self tinggi apabila dihadapkan dalam tahapan ini individu biasanya berisi gambaran hal yang diinginkan kondisi oleh responsive , ia akan mengintensifkan individu, serta bagaimana lingkungan seharusnya individu tersebut sebagai usaha mereka usaha untuk menjadi sempurna. lingkungan. yang untuk tidak merubah Mereka mungkin menggunakan protes, aktivitas sosial Hasil uji hubungan antara self efficacy dengan aspek-aspek atau kematangan karir menunjukkan tidak untuk ditemukan adanya hubungan antara perubahan. Namun apabila semua self efficacy dengan kedua aspek usaha mereka gagal, mereka akan kematangan ini menyerah dan mengambil yang baru dikarenakan nilai signifikansi kedua atau mencari lingkungan baru yang aspek kematangan karir lebih besar lebih responsive. Di lain pihak, dari 0,05 (tabel 4.7). Hasil tersebut individu dengan tingkat efficacy menunjukkan rendah, mahasiswa karir. Hal bahwa tingkat pada akhir bahkan mungkin memicu memaksa terjadinya maka individu suatu tersebut belum cenderung merasa apatis, pasrah dan menunjukkan perilaku yang matang tidak berdaya. Pernyataan tersebut di dalam merencenakan dan membuat dukung oleh hasil penelitian yang suatu keputusan karir, serta belum menyebutkan memiliki ketrampilan yang cukup tingkat akhir yang memiliki tingkat dalam membuat suatu keputusan career karir. cenderung Kurangnya mahasiswa membuat tingkat ketrampilan akhir bahwa attitude mahasiswa sangat memiliki tinggi, tingkat self dalam efficacy yang sangat rendah pula, suatu keputusan karir, yaitu sebesar 33,3%. Ditambahkan, mungkin dapat disebabkan karena hasil kurangnya knowledge mahasiswa tingkat akhir dalam dukungan universitas peningkatan wawasan penelitian menyebutkan 22 pada bahwa career mahasiswa Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) yang memiliki tingkat Journal of Managerial Psychology, 11 (3), 33-47. career knowledge sangat tinggi, memiliki tingkat kematangan karir yang sangat tinggi pula 36,8%, Arredondo, R. (1976). The effect of vocational counseling on career maturity of female cooperaitive health education students. Disertasi, tidak diterbitkan. Faculty of Texas Tech University. sebaliknya mahasiswa yang memiliki tingkat kematangan cenderung karir sangat memiliki rendah tingkat self efficacy yang sangat rendah pula (33,3%). Azwar, DAFTAR PUSTAKA Bandura, A. (1995). Self efficacy in Changing Societies. New York: Cambirdge University Perss. Agarwala, T. (2008). Factor Influencing career choince of management students in India. Journal of Career Development International, 13(4), 326-376. Bandura, A. (1977). Self efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change. Psyhological Review. 84(2), 191-215. Akbulut, N. (2010). The relationship between vocational maturity and hopelessness among female and male twelth grade students. Thesis, tidak diterbitkan. Alwisol. (2004). Kepribadian. UMM Pers. S. (2004). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Coertse, S., & Schepers, J.S. (2004). Some Personality and Cognitive Correlates of Career Maturity. SA Journal of Industrial Psychology, 200, 30(2), 56-73 Psikologi Malang: Creed, P. A. & Patton, W. A. (2003). Predicting two components of career maturity in scool based adolescent. Journal of Career Development. 29(4), 277-209. Appelbaum, S. H., & Hare, A. (1996). Self efficacy as mediator of goal setting and performance: some human resources application. 23 Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) structur and processes (7th ed). Homewood: Richard D. Irwin, Inc. Creed, P.A., Patton, W., & Prideaux, Lee-Ann. (2007). Predicting change overtime in career planning and career exploration for High School student. Journal of Adolescent, 30, 377-392. Dariyo, Hjelle, L. A., & Ziegler, D. J. (1992). Personality Theories Basic Assumption, Research and Application (3rd ed). McGraw-Hill. A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Grasindo Hurlock, E. B. (1981). Development Psychology: A Life Span Approach (5th ed). New Delhi: Tata McGraw-Hill Decenzo, D. A., & Robbins, S. P. (2002). Human Resources Management (7th ed). New York: Jhon Wiley & Sons, Inc. Dessler, Isgiyanto, A. (2009). Teknik Penganmbilan Sampel Pada Penelitian NonEksperimental. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press G. (2008). Human Resources Management th (11 ed). Upper Saddle River: Pearson Education. Levinson, E. M., Ohler, D. L., Caswell, S., & Kierwa, K. (1998). Six approaches to the Assessment of Career Maturity. Journal of Counseling and Development. 76, 475-482. Feist, J. & Feist, G. J. (2002). Theories of Personality (5th ed). New York: McGrawHill Flippo, E. B. (1984). Personel Management (6th ed). Singapore: McGraw-Hill. Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa: Bagi Penyesuaian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Gerber, M., Wittenkind. A., Grote, A., & Staffelbach, B. (2009). Exploring type of career orientation: A latent class analysis approach. Journal of Vocational Behavior, 75, 303-318. McBurney, D., & White, L. T. (2004). Ressearch Methods (6th ed). Belmot: Wadsworth/Thomson L. Gibson, J. L., Ivancevih, J. M., & Donelly, J. H. (1991). Organization: Behavior 24 Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012) Miller, A. (2006). A sample survey of the career maturity of disadvantage learners in western cape. Thesis, tidak diterbitkan. Degree of Master Art, University of Stellenbosch. Sharf, R. S. (2002). Applying Career Developmen Theory to Counseling (3rd ed). Pacific Grove: Brooks/Cole. Techatassanasoontrorn, A. A. & Tavinsuth, A. (2008). The Integrated SelfDetermination and Selfefficacy Theories of ICT Training and Use: The Case of Socio-Economically Disadvantaged. Patton, W., & Lokan, J. (2001). Perspective of Donald Super’s Constructu of Career Maturity. International Journal for Educational and Vocational Guidance. 1, 31-48 Young, G. G. (2007). Membaca Kepribadian Orang. Jogjakarta: Think Patton, W., & Creed, P. A. (2002). The relationship between career maturity and work commitmen in a sample of Australian High School students. Journal of Career Development, 29(2), 69-85 Zulkaida, A., Kurniati, N. M. T., Retnaningsih., Muluk, H., &Rifameutia, T. (2007). Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek, & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma. Vol 2, 1-4 Santrock, J. W. (2007). Adolescent (11th ed.) New York:McGraw-Hill. Zunker, Singarimbun, M., & Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survai (rev. ed). Jakarta: LP3ES 25 V. G. (2002). Career Counseling Applied Concepts od Life Planning (6th ed). Pacaivice Grove: Brooks/Cole.