3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian fragmentasi dilaksanakan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu (Gambar 3). Stasiun penelitian berada pada kedalaman 12 meter dan 20 meter. Pengukuran parameter kimia perairan pada daerah fragmentasi dengan menggunakan sistem eksitu dilakukan di Laboratorium Produktivitas Lingkungan (Proling) Manajemen Sumberdaya Perairan Institut Pertanian Bogor. Gambar 3. Lokasi pengambilan sampel dan fragmentasi di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu Penelitian dilakukan bulan April 2011 sampai Februari 2012. Spesimen dipelihara selama 6 bulan mulai tanggal Juni sampai Desember 2011. Persiapan bahan dan alat penelitian dilakukan selama 1 minggu. Kegiatan fragmentasi, pemeliharaan, dan pengamatan parameter pertumbuhan selama 28 minggu. Pengolahan, analisis data, dan penulisan laporan dilakukan selama 8 minggu. 14 15 3.2. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan untuk mengambil data lapang dan sampel fragmen pada penelitian (Tabel 2). Bahan dan alat fragmentasi biologi hewan karang dan mengambil parameter fisika-kimia perairan. Tabel 2. Bahan dan alat yang digunakan selama fragmentasi. No Bahan dan Alat Keterangan Biologi hewan karang 1 Beberapa fragmen spesies Biota percobaan Blastomussa wellsi 2 Peralatan SCUBA Peralatan selam bawah air 3 Pemotong karang Pengambilan sampel biota 4 Alas kayu Penahan pemotong karang 5 Wadah sampel Pengangkut sampel biota 6 Baskom Wadah perendam sampel biota 7 Rak paralon Tempat dasar fragmen 8 Jaring Dasar untuk balok semen 9 Tali pancing Pengikat fragmen dengan rak 10 Balok semen Tempat penempelan fragmen 11 Semen cair Penempel fragmen 12 Air laut Campuran semen 13 Ember Tempat penampung 14 Pengaduk Mengaduk semen 15 Label tahan air Pengodean fragmen 16 Cable ties Pengait kode fragmen 17 Penggaris Standar pengukur panjang karang 18 Kamera bawah air Dokumentasi penelitian 19 Kapal Transportasi ke stasiun penelitian Parameter fisika-kimia Perairan 1 Refraktometer Pengukur salinitas perairan 2 Termometer Pengukur suhu perairan 3 Alat titrasi oksigen terlarut Titrasi Winkler 3.3. Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Perairan dan Biologi Pengukuran beberapa parameter perairan berupa fisika- kimia perairan dan parameter biologi berupa pertumbuhan. Selama melakukan penelitian menggunakan parameter, alat, dan periode pengukuran (Tabel 3). 16 Tabel 3. Parameter, alat, dan periode pengukuran kegiatan fragmentasi No Parameter Satuan Alat/Metode o 1 Suhu C Termometer 2 Salinitas ‰ Refraktometer 3 Kekeruhan NTU APHA, ed. 21. 2005, 2130-B 4 Oksigen terlarut (DO) mg/l Titrasi Winkler 5 Derajat keasaman APHA, ed. 21. 2005, 4500(pH) H+-B 6 Ortofosfat (PO4-P) mg/l APHA, ed. 21. 2005, 4500PE-J 7 Amonia (NH3-N) mg/l APHA, ed. 21. 2005, 4500NH3-F 8 Nitrat (NO3-N) mg/l APHA, ed. 21.2005, 4500NO3-E 9 Ketahanan hidup Fragmen Pengamatan 10 Perluasan luas cm2 ImageJ fragmen 11 Pertambahan panjang cm ImageJ 12 Pertambahan lebar cm ImageJ Periode 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan Pengukuran parameter fisika-kimia perairan dimulai pada waktu pemotongan sampel karang dan dilakukan setiap bulan pengamatan. Pengamatan biologi hewan karang terdiri dari ketahanan hidup dan pengukuran luas, panjang, dan lebar pada fragmen dilakukan sebulan sekali. Pengamatan biologi hewan karang memanfaatkan kamera bawah air dan penggaris sebagai ukuran. Pengamatan parameter fisika-kimia perairan dan biologi hewan karang dilakukan selama enam bulan pengamatan mulai bulan Juni 2011 hingga Desember 2011. 3.4. Rancangan dan Konstruksi Penelitian Proses perancangan meliputi persiapan bahan berupa substrat dan rak paralon beserta pemasangan fragmen karang. Substrat dan rak paralon sebagai penopang hidup fragmen hewan karang (Gambar 4). 17 2,5 cm 1 cm 10 cm 10 cm Substrat Kerangka paralon jaring Gambar 4. Substrat dan rak paralon kegiatan fragmentasi 3.4.1. Pembuatan substrat Substrat dalam penelitian ini adalah substrat balok berbahan dasar semen. Rak paralon dilingkari oleh tali pancing. Tali pancing digunakan untuk menyangkutkan substrat balok semen yang telah ditempelkan fragmen. Substrat balok semen didiamkan selama satu minggu di dalam air laut sebelum digunakan agar fragmen lebih bersifat alami. Semen dicairkan dengan air laut agar fragmen dapat langsung beradaptasi dibandingkan menggunakan air tawar. Semen cair digunakan sebagai perantara penempelan antara fragmen dan substrat balok semen. 3.4.2. Pemasangan rak paralon Rak terbuat dari paralon berukuran 100 x 100 cm2 berbentuk bujur sangkar. Paralon diisi dengan semen padat berfungsi menjaga paralon tetap didasar perairan. Setiap sudut rak diberi kaki dengan tinggi 10 cm. Rak pada bagian atas dibentangkan jaring berukuran 94 x 94 cm2 dengan mata jaring 2,2 x 2,2 cm2. Tali pancing diikatkan sebagai pengait substrat. 18 3.4.3. Pengadaan sampel karang Penelitian fragmentasi ini dilakukan dengan metode pelekatan pada substrat. Substrat yang digunakan berupa balok yang berasal dari semen. Fragmen dengan substrat balok menggunakan teknik pelekatan dengan semen diposisikan pada rak paralon dengan tali pancing sebagai pengait. Bibit fragmen diambil dari spesies Blastomussa wellsi (Gambar 5). Pengambilan bibit diambil dari daerah sekitar lokasi sampel biota yang akan difragmentasikan. Gambar 5. Kegiatan pengambilan sampel karang jenis Blastomussa wellsi Bibit fragmen diperoleh induk koloni dengan menggunakan alat pemotong karang (Gambar 6). Induk koloni karang diangkut menggunakan wadah plastik berlubang. Proses pengangkutan dilaksanakan dengan hati-hati dan selalu berada di dalam air. Induk koloni fragmen dipilih dan dipotong hingga diameter koloni lebih dari 2 cm. Gambar 6. Koloni karang jenis Blastomussa wellsi 19 3.4.4. Pemasangan fragmen Bibit fragmen dipasang pada substrat balok dengan menggunakan semen cair. Label ditempelkan sebelum semen cair pada substrat balok untuk menandai fragmen. Setelah fragmen siap kemudian ditempelkan pada rak paralon. Pengaitan bibit fragmen pada substrat balok menggunakan tali pancing (Gambar 7). Fragmen Semen cair Label Substrat Gambar 7. Pemasangan fragmen dan bentuk rak paralon fragmen karang jenis Blastomussa wellsi 3.4.5. Transek Penelitian Fragmen Penelitian fragmentasi dilakukan pada kedalaman berbeda. Transek I dengan 11 fragmen berada pada kedalaman 20 meter. Sebelas fragmen pada transek II diletakkan pada kedalaman 12 meter. Transek tersebut diamati selama 3 bulan antara bulan Juni hingga September. Pada bulan September hingga Desember kedua transek berada pada kedalaman 12 meter. 3.5. Metode Pengukuran Fragmen Pengukuran panjang, lebar dan luasan dari fragmen karang menggunakan software ImageJ 1.38x. Pengukuran data menggunakan satuan millimeter. Pengukuran menggunakan foto fragmen kemudian dilakukan didigitasi sekitar tepian karang. Hasil digitasi pada ImageJ akan menghasilkan secara otomatis 20 mengeluarkan nilai panjang, lebar, dan luasan fragmen. Pengukuran pertumbuhan fragmen dilakukan setiap satu bulan. Akurasi data dalam setiap melakukan pengolahan data membandingkan hasil ImageJ dengan pengukuran sebelumnya. Hasil pengukuran pada bulan berikutnya dikurangi dengan data sebelumnya merupakan pertumbuhan fragmen selama satu kali pengamatan. Pengukuran fragmen tampak pada Gambar 8. Panjang Lebar (i) (ii) Gambar 8. Pengukuran lebar (i) dan panjang (ii) fragmen Blastomussa wellsi 3.6. Analisis data Data total pertumbuhan fragmen dianalisis mencari tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan, pertumbuhan mutlak, dan laju pertumbuhan fragmen karang. 3.6.1. Tingkat kelangsungan hidup fragmen Tingkat kelangsungan hidup fragmen dapat diketahui dengan membandingkan antara jumlah fragmen karang hidup pada akhir penelitian (Nt) dibandingkan dengan jumlah fragmen karang hidup pada awal penelitian (No). Pengolahan data tingkat kelangsungan hidup dilakukan menggunakan software Microsoft Excel 2007. Rumus digunakan untuk menghitung tingkat kelangsungan hidup berdasarkan (Suharsono et al., 2001), yaitu: SR dimana : SR Nt No 100 = Tingkat kelangsungan hidup karang keras (%), 21 Nt = Jumlah fragmen karang hidup pada akhir penelitian, No = Jumlah fragmen karang hidup pada awal penelitian. 3.6.2. Pertumbuhan mutlak fragmen Pertumbuhan mutlak berupa rata-rata ukuran fragmen selama 6 bulan pengamatan digunakan rumus (ii) yang dikemukakan oleh Effendi (1979), yaitu: Lm Lt Lo Lm = pertumbuhan mutlak panjang, lebar (mm), atau luasan(mm2) dimana: Lt = panjang, lebar (mm), atau luasan (mm2) pada akhir penelitian, Lo = panjang, lebar (mm), atau luasan (mm2) pada awal penelitian. 3.6.3. Laju pertumbuhan fragmen setiap bulan Pertumbuhan fragmen dalam waktu yang singkat dapat dihitung menggunakan rumus (iii) berdasarkan Buddemeier dan Kinzie III (1976), yaitu: G dimana: G dL dT = Laju pertumbuhan panjang, lebar (mm/bulan), atau luasan(mm2/bulan) dL = Pertambahan panjang, lebar (mm), atau luasan (mm2) dT = Perubahan waktu (bulan) 3.6.4. Hubungan faktor fisika-kimia perairan dengan pertumbuhan Pengolahan data selanjutnya dianalisis untuk mengetahui pengaruh faktor fisika-kimia perairan terhadap pertumbuhan luas, panjang, dan lebar fragmen. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi pada kedalaman 12 meter dan 20 meter. Peubah tak bebas yaitu nilai pertumbuhan dan peubah bebas berupa 22 parameter fisika-kimia perairan. Hubungan antara peubah-peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan (Mattjik dan Sumertajaya, 2006): ~ Yi dimana: Y Xi = Peubah tak bebas (mm/bulan) β = Kemiringan atau gradien X = Peubah bebas (parameter fisika-kimia perairan) i = data ke-i (1, 2, …, n)