Meraih Risk Managed 2015 Membangun Budaya Peduli Risiko Melalui Internalisasi Manajemen Risiko Tingkat Eksekutif di Lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran 12 Mei 2015 Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL Agenda 1. HUBUNGAN ANTARA GOOD GOVERNANCE, MANAJEMEN RISIKO, PENGENDALIAN INTERN DAN AUDIT INTERNAL 2. KONSEP RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO 3. BUDAYA RISIKO DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BUDAYA RISIKO DEFINISI Good Corporate Governance adalah: "KOMITMEN, ATURAN MAIN, SERTA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PROSES BISNIS SECARA SEHAT DAN BERETIKA“ (BPKP, soft definition, 2012) Manajemen Risiko adalah: " PENDEKATAN SISTEMATIS UNTUK MENENTUKAN TINDAKAN TERBAIK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN “ (Peraturan Menteri Keuangan No.191/PMK.09/2008) Pengendalian Intern adalah: “PROSES YANG INTEGRAL PADA TINDAKAN DAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN SECARA TERUS MENERUS OLEH PIMPINAN DAN SELURUH PEGAWAI UNTUK MEMBERIKAN KEYAKINAN MEMADAI ATAS TERCAPAINYA TUJUAN ORGANISASI” (Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008) Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 3 DEFINISI lanjutan….. Audit Internal adalah SUATU PENILAIAN YANG SISTEMATIS DAN OBJEKTIF YANG DILAKUKAN OLEH AUDITOR INTERN TERHADAP OPERASI DAN BERBAGAI KONTROL DI DALAM ORGANISASI, UNTUK MENENTUKAN APAKAH INFORMASI KEUANGAN DAN OPERASI TELAH AKURAT DAN DAPAT DIANDALKAN, RISIKO TELAH DIIDENTIFIKASI DAN DIMITIGASI, PERATURAN/KEBIJAKAN DAN PROSEDUR YANG DITETAPKAN TELAH DIPENUHI, KRITERIA OPERASI (KEGIATAN) TELAH DIPENUHI, SUMBERDAYA TELAH DIGUNAKAN SECARA EFISIEN DAN EKONOMIS, DAN TUJUAN ORGANISASI TELAH DICAPAI SECARA EFEKTIF (IIA, internal audit best practices ) Risiko adalah SEGALA SESUATU YANG BERDAMPAK NEGATIF TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN YANG DIUKUR BERDASARKAN KEMUNGKINAN DAN DAMPAKNYA (PMK 191 Tahun 2008). Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 4 Hubungan GCG, Risk Management, Internal Control & Internal Audit Manajemen Risiko Sasaran Strategis Organisasi Keunggulan Operasional Good Governance Pertumbuhan yg Berkesinambungan Pengendalian Intern Audit Internal Quality Assurance Pemenuhan Kepatuhan Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan (Compliance) 5 Penjelasan • Melalui Penerapan Tatakelola yang Baik diharapkan suatu organisasi dapat mewujudkan “Strategic Business Cycle” dengan baik, yaitu meliputi implementasi sasaran strategis, keunggulan operasional dan pertumbuhan organisasi yang berkesinambungan. • Prinsip organisasi yang tumbuh dengan berkesinambungan, yaitu apabila suatu organisasinya sehat dan berkinerja tinggi. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 6 Lanjutan… • Jika Organisasinya Sehat, namun Kinerjanya rendah, maka dikategorikan “Tidak Optimal” • Jika Organisasinya Tidak Sehat, namun Kinerja tinggi, maka dikategorikan “Perlu Perbaikan dan Jika Tidak Dilakukan Organisasi akan Mati Perlahan-lahan” • Jika Organisasinya tidak Sehat dan Kinerjanya rendah, maka dikategorikan “Perlu dilakukan Merger atau bahkan dibubarkan)” (Kementerian Keuangan, Survey MOFIN, 2014) Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 7 KERANGKA HUBUNGAN MASING-MASING UNSUR PENGENDALIAN INTERN DAN MANAJEMEN RISIKO Penetapan Konteks Lingkungan Pengendalian Penilaian Risiko Level Entitas/Strategis Penilaian Risiko Level Kegiatan/Operasional Penanganan Risiko Kegiatan Pengendalian Komunikasi dan Informasi Peman tauan Keterangan: Manajemen risiko Pengendalian intern Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 8 LANDASAN HUKUM PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI KEMENKEU • PP 60 Tahun 2008, unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), meliputi: Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, dan Pemantauan (monitoring) pengendalian intern. • Peraturan Menteri Keuangan No.191/PMK.09/2008, pasal 2 antara lain mengharuskan setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan untuk menerapkan dan mengembangkan manajemen risiko. • Penetapan target kinerja tahun 2015 berupa pencapaian tingkat kematangan penerapan manajemen risiko pada level 4 (Risk Managed) dengan skor minimal 75. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 9 Konsep Risiko “Risk is Everywhere, and Risks comes from not knowing what you are doing” (Warren Buffet). Risk is like an iceberg and if not identified and correctly assessed will result in disaster. Known Unknown Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 10 Konsep Risiko lanjutan Risk Management is not an option, it’s a necessity. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 11 Konsep Risiko (PMK-191/2008) • Risiko adalah segala sesuatu yang mungkin dapat terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian, dan berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi. • Tingkat (level) risiko diukur dari 2 (dua) parameter, yaitu seberapa besar konsekwensi/dampak risiko bersangkutan dan kemungkinan terjadinya risiko/frekwensi Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 12 Kategori Risiko Risiko perlu dikategorisasikan untuk mencirikan dan menganalisis lebih lanjut. kemudahan Kategorisasi risiko biasanya dilihat dari penyebabnya. PMK 191 Tahun 2008 mengkategorikan risiko ke dalam 5 kelompok: – Fraud – Stratejik dan kebijakan – Operasional – Kepatuhan – Finansial Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 13 KONSEP MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko merupakan perangkat manajemen yang ditujukan untuk mengelola risiko demi tercapainya tujuan. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 14 PROSES MANAJEMEN RISIKO Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 15 Apa Yang Perlu Dilakukan untuk Menjalankan Proses Manajemen Risiko • Memiliki Struktur Organisasi Manajemen Risiko. • Memiliki sumber daya manusia yang kompeten berkaitan dengan proses bisnis unit kerjanya, dan memiliki wawasan terbuka tentang pemahaman risiko serta mitigasi risiko. • Memiliki komitmen yang kuat untuk menjalankan proses manajemen risiko sesuai dengan kaidah yang diatur dalam PMK-191/2008. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 16 Struktur Manajemen Risiko KOMITE MANAJEMEN RISIKO 1. Pejabat Eselon I 2. Satu orang pejabat Eselon II (Ketua Manajemen Risiko) 3. Satu orang pejabat Eselon II KETUA MANAJEMEN RISIKO UNIT PEMILIK RISIKO UNIT PEMILIK RISIKO Unit Eselon II Unit Eselon II • Pemilik Risiko • Pemilik Risiko • Koordinator Manajemen Risiko • Koordinator Manajemen Risiko • Administrator Manajemen Risiko • Administrator Manajemen Risiko Bab II Pedoman Umum Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 17 KOMITE MANAJEMEN RISIKO Tugas Tanggung Jawab Melakukan pengawasan, menetapkan kebijakan, strategi, dan metodologi manajemen risiko tingkat Eselon I menetapkan kebijakan dan perencanaan strategis MR; menetapkan sasaransasaran MR unit Eselon I (jangka pendek dan jangka panjang); mengembangkan strategi MR untuk pencapaian sasaran; memantau eksposur risiko yang dihadapi unit Eselon I. Wewenang Menentukan selera risiko Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 18 APA YANG HARUS DILAKUKAN KOMITE MANAJEMEN RISIKO Rapat Komite Mekanisme Koordinasi Dilakukan secara berkala 6 bulan sekali. pertemuan tatap muka secara berkala, atau Rapat dianggap sah bila dihadiri minimal dua pertiga (2/3) anggota. melalui media komunikasi lain; Pengambilan keputusan: musyawarah untuk mufakat atau suara terbanyak (bila tidak mufakat). Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 19 KETUA MANAJEMEN RISIKO Tugas & Tanggung Jawab menjalankan kepemimpinan dan menetapkan arah bagi MR di unit Eselon I; mengembangkan kerangka kerja dan kebijakan operasional MR Unit Eselon I secara terpadu dan menyeluruh, kapabilitas dan keandalan dalam analisis risiko dan pelaporannya; memastikan profil risiko sesuai dengan selera risiko yang telah ditetapkan; mengembangkan dan memantau berbagai indikator risiko utama; mengkomunikasikan profil risiko kepada pemangku kepentingan (stakeholder) terkait; mengembangkan kompetensi SDM dalam analisis risiko serta dalam manajemen sistem dan data untuk menunjang program MR Unit Eselon I. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 20 APA YANG HARUS DILAKUKAN KETUA MANAJEMEN RISIKO Wewenang Rapat Bersama mengembangkan kebijakan dan implementasi operasional MR di Unit Eselon I; memverifikasi dan memvalidasi hasil proses MR di seluruh UPR; menyelenggarakan rapat bersama dengan para Pemilik Risiko dan Koordinator MR. Tujuan: Menganalisis profil risiko dan rencana penanganan risiko tingkat UPR; dan memberi rekomendasi mengenai rencana dan strategi MR kepada Komite MR. Dilaksanakan berkala 3 bulan sekali melalui tatap muka atau media komunikasi lain. Dianggap sah apabila dihadiri minimal dua pertiga (2/3) anggota. Pengambilan keputusan: musyawarah untuk mufakat atau dengan suara terbanyak (bila tidak mufakat). Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 21 APA YANG HARIS DILAKUKAN UNIT PEMILIK RISIKO (Eselon II) Pemilik Risiko Tugas &Tanggung Jawab memastikan proses MR di unitnya telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan; mengendalikan risiko di unitnya dengan batasan risiko yang ditetapkan Komite MR; dan melaporkan profil risiko di satuan unit kerjanya kepada Komite MR melalui rapat bersama Ketua Manajemen Risiko setiap 3 (tiga) bulan atau sesuai periode yang ditetapkan Ketua MR. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan Wewenang menetapkan profil risiko di unit masing-masing; dan menunjuk Koordinator Manajemen Risiko di unit masing-masing. 22 APA YANG HARUS DILAKUKAN KOORDINATOR MR PADA MASING-MASING UNIT PEMILIK RISIKO Koordinator MR Personil • Seluruh pejabat Eselon III; dan/atau • Salah satu pejabat fungsional setingkat yang ditunjuk oleh Pemilik Risiko. Wewenang Membantu pemilik risiko dalam pengelolaan risiko di lingkungan Unit Pemilik Risiko serta bertanggungjawab langsung dalam proses manajemen risiko dalam operasionalnya sehari-hari. Tugas dan Tanggung Jawab Memahami dengan baik: Kebijakan, pedoman, dan prosedur penerapan MR; proses MR; rencana penanganan risiko; profil risiko di satuan unit kerjanya. Mengarahkan dan memantau penerapan program MR di unitnya masing-masing; Mengkoordinasi proses identifikasi, analisis, evaluasi, mitigasi, dan pelaporan risiko; dan Berkoordinasi dengan Ketua Manajemen Risiko dalam rangka mengelola risiko di unit masing-masing. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 23 APA YANG HARUS DILAKUKAN ADMINISTRATOR MR PADA MASING-MASSINGUNIT PEMILIK RISIKO Administrator MR Tugas dan Tanggung Jawab Personil • Pejabat Eselon IV yang ditunjuk. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan menatausahakan proses dan hasil identifikasi, analisis, evaluasi, mitigasi, dan pelaporan risiko. 24 rendah sedang sedang rendah KONSEKUENSI tinggi Kebijakan Skala Risiko rendah tinggi Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan sedang tinggi KEMUNGKINAN 25 SELERA RISIKO sedang CONTOH rendah KONSEKUENSI tinggi Seberapa besar Risiko yang diterima dan risiko mana yang akan diambil alih penanganannya secara langsung oleh Pimpinan Unit Eselon I Selera risiko rendah sedang KEMUNGKINAN tinggi rendah sedang tinggi Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 26 Dokumentasi Proses MR TUJUAN Membuktikan adanya identifikasi & asessment risiko yang sistematis Mengembangkan database pengetahuan organisasi Memberi rencana tanggapan & perlakuan kepada pengambil keputusan Memfasilitasi pemantauan dan kaji ulang. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 27 Dokumentasi Proses MR • Formulir 1 : Form 1.0 Piagam Manajemen Risiko • Formulir 2 : Form 2.0 Risk Register A – Proses Identifikasi Risiko • Formulir 3 : Form 3.0 Risk Register B – Proses Analisis Risiko • Formulir 4 : Form 4.0 Risk Register C – Proses Evaluasi Risiko • Formulir 5 : Form 5.0 Rencana Penanganan Risiko • Formulir 6 : Form 6.0 Monitoring Penanganan • Formulir 7 : Form 7.0 Pelaporan Hasil Monitoring Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 28 Mitigasi Risiko • Mitigasi Risiko adalah langkah yang diambil untuk mengurangi insiden dan/ atau efek dari suatu bencana atau kegagalan • Mitigasi risiko harus selalu memperhatikan dan didasarkan pada penyebab suatu risiko. • Mitigasi risiko harus memperhatikan biaya yang dikeluarkan (CBA). • Mitigasi risiko ditujukan untuk menurunkan level risiko, bukan mengurangi jumlah risiko. • Menentukan opsi penanganan risiko yang akan dijalankan • Menyusun rencana penanganan risiko • Rencana mitigasi risiko harus disusun secara “SMART” (Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Time Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan bound). OPSI PENANGANAN (MITIGASI) RISIKO • • • • • MENERIMA RISIKO MEMBAGI RISIKO MENGHINDARI RISIKO MENGURANGI DAMPAK MENGURANG KETERJADIANNYA/FREK WENSINYA Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 30 STRATEGI PENANGANAN RISIKO Sumber : Risk Assessment BPKP 1 PETA RISIKO 6.00 5.00 5 Pindahkan atau Membagi Risiko/Contingency Plan (tanggap darurat) 4.00 KONSEKUENSI Hindari Risiko atau Pencegahan melalui upaya mengurangi dampak atau mengurangi frekwensinya 3.00 Terima Risiko/Bisa Diabaikan atau Tidak perluPenanganan khusus 2.00 1.00 Tangani Dengan Pengendalian 0.00 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 KETERJADIAN 31 Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 3.50 4.00 Tantangan Menghadapi Perubahan terkait Penerapan Manajemen Risiko Tahap Transisi Manajemen Puncak & Senior Komitmen Manajemen Menengah Eksplorasi Seluruh pegawai Perlawanan Penolakan Bln ke 1 Bln ke 2 Bln ke 3 Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan Bln ke 4 Bln ke 5 Bln ke 6 Bln ke 7 Bln ke 8 Bln ke 9 32 Manajemen Puncak Harus Komit sebelum Perubahan Diluncurkan Setiap introduksi program baru selalu mengalami tahapan transisi sebelum penerapan program tersebut berfungsi secara efektif, termasuk pula penerapan manajemen risiko dan pengendalian intern, sebagaimana penjelasan berikut ini: • Pada tahap penolakan akan dirasakan hampir semua pegawai mempertanyakan kegunaannya (karena sudah nyaman dengan kondisi yang ada); • Pada tahap perlawanan, hampir sebagian pegawai mulai merasakan manfaatnya, namun masih ragu dan enggan untuk melaksanakannya; • Pada tahap eksplorasi, pejabat/pegawai sudah mulai melihat dengan jelas manfaatnya dan mulai timbul keinginan untuk memahami dan mengeksplorasi lebih jauh; • Pada tahap Komitmen, seluruh pejabat/pegawai melaksanakan perubahan dengan baik. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 33 Budaya Peduli Risiko • Sasaran dari budaya peduli risiko adalah penciptaan dan pengembangan budaya pengambilan keputusan (strategis maupun operasional) melalui pertimbangan yang matang dan penuh kehati-hatian dengan cara memanfaatkan proses manajemen risiko yang baik. • Untuk mendapatkan proses manajemen risiko yang baik, maka diperlukan: - Proses Identifikasi dan Assesment Risiko harus dilakukan dengan dengan benar dan bersungguhsungguh; - Mengkomunikasikan seluruh potensi risiko yang mungkin terjadi - Mempertimbangkan risiko dan manfaat atas setiap pengambilan keputusan. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 34 Pentingnya “Tone from The Top” Mencipakan Budaya Peduli Risiko • Budaya adalah perilaku. Oleh karena itu, apabila budaya risiko dianggap penting bagi organisasi, maka perilaku tersebut perlu ditunjukkan oleh Pimpinan Puncak beserta para pemimpin di seluruh tingkatan. • Peran pimpinan puncak dan jajarannya merupakan kunci utama di dalam menjalankan perubahan, • Jenis kepemimpinan dan perilaku pimpinan akan menjadi penentu bagi terciptanyua budaya peduli risiko yang diinginkan. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 35 STRATEGI PENGEMBANGAN BUDAYA PEDULI RISIKO • Penciptaan “Critical Mass”, artinya Pimpinan organisasi di dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko perlu meakukan sosialisasi dan pelatihan secara ekstensif kepada seluruh pegawai, agar mereka menjadi tahu apa itu risiko dan sadar arti penting manajemen risiko dalam melaksanakan tugasnya maupun pengambilan keputusan. • Penyelarasan dengan Insentif dan Sanksi, artinya organisasi perlu menyelaraskan pencapaian sasaran yang diinginkan dengan perilaku yang diinginkan, melalui upaya pemberian insentif dan sanksi. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 36 SEKILAS TENTANG TINGKAT KEMATANGAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Score 0-29,00 Score 30-54,99 Score 55-74,99 Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan Score 75-89,99 Risk Enabled Risk Managed Risk Defined Risk Aware Risk Naive 2015 Score 90-100 AVOID THIS!!! Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 38