PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DANA BANTUAN REHAB/PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN GEDUNG DHAMMA SEKHA DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT BUDDHA KEMENTERIAN AGAMA RI. TAHUN 2013 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT BUDDHA KEMENTERIAN AGAMA R.I. Sesuai dengan PP 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan agama dan Pendidikan Keagamaan, disebutkan bahwa pendidikan agama pengetahuan dan ketrampilan agamanya adalah membentuk peserta yang pendidikan didik sikap dalam dilaksanakan yang memberikan kepribadian mengamalkan dan ajaran sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, sedangkan pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli agama dan mengamalkan ajaran agamanya. Sejalan dengan PP 55 tahun 2007 tersebut maka pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha memberikan pendidikan Dhamma non perhatian formal, Sekha dalam dengan yang hal sangat ini memberikan serius pada pendidikan pada stimulasi pada penyelenggaraan Dhamma Sekha dalam bentuk dana bantuan baik Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha. Namun mengingat besarnya tantangan yang dihadapi, maka hanya dengan mengandalkan bantuan dari pemerintah saja tidaklah cukup. Untuk itu demi mewujudkan gerakan nasional pendidikan pada Dhamma Sekha dapat segera berjalan maka diperlukan keterlibatan dari semua komponen bangsa, dan sumber-sumber pendanaan yang ada yang meliputi, orang tua, masyarakat, donatur atau sumber-sumber lain yang tidak mengikat. Selain upaya pembinaan program Dhamma Sekha juga memperhatikan aspek pemerataan. Dhamma Sekha sebagai salah satu ujung pembentengan diharapkan dapat menjangkau daerah-daerah Pemerintah pada tahun mencanangkan ini generasi muda yang terpencil. bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha sebanyak 28 lokasi masing-masing Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) Kami menyambut baik atas diterbitkankannya Juknis ini untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Semoga pelaksanaan Dhamma Sekha dapat berjalan lebih baik. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pemangku kepentingan untuk perbaikan Petunjuk Teknis ini di masa yang akan datang. Direktur Jenderal, Drs. A. Joko Wuryanto, S.Sos.S.Ag.M.Si.M.Pd. NIP. 19590307197911 1 003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dhamma Sekha adalah pendidikan non formal yang merupakan penataan pengembangan Sekolah Minggu Buddha (SMB) yang diselenggarakan dan dikelola secara profesional dengan manajemen penyelenggaraannya dilaksanakan pada hari efektif (hari Senin s.d Jumat). Dhamma Sekha juga memiliki peran strategis dalam proses pendidikan secara keseluruhan karena pendidikan merupakan landasan dan wahana penyiapan anak untuk mengetahui dan memahami Dharma. Oleh karena itu, Pendidikan Agama dan Keagamaan Buddha harus memperoleh perhatian yang memadai. Dalam rangka mendukung kebijakan layanan pembinaan Dhamma Sekha yang terarah, terpadu, dan terkoordinasi Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Masyarakat Buddha membuat terobosan sebagai upaya untuk melakukan pembinaan yang dimulai dari tingkat bawah. Kementerian Agama RI menegaskan bahwa pembinaan Dhamma Sekha yang bergerak dalam bidang Pendidikan nonformal, berada di bawah binaan Ditjen Bimas Buddha yang secara teknis dilaksanakan oleh Yayasan Keagamaan Buddha yang bergerak dalam bidang pendidikan. Dhamma Sekha adalah Pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh yayasan Keagamaan Buddha yang bertujuan membentuk manusia yang memiliki kecakapan hidup, sikap dan kepribadian luhur, mengembangkan jiwa wirausaha yang mandiri, serta memiliki kompetensi untuk bekerja dalam bidang tertentu, untuk meningkatkan Saddha kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Pendidikan Agama dan Keagamaan Buddha dalam hal ini adalah pendidikaan non formal dalam bentuk Dhamma Sekha mendorong munculnya berbagai layanan Pendidikan di lapangan. Namun akibat keterbatasan prasarana dan tempat yang memadai, menimbulkan indikasi rendahnya angka partisipasi terhadap nilai-nilai sosial yang diakibatkan pengaruh globalisasi dan modernisasi serta arus informasi. Penyelenggaraan Dhamma Sekha pada dasarnya merupakan strategi untuk mendongkrak nilai-nilai sosial dan etika kemasyarakatan serta meningkatkan jiwa nasionalisme Bangsa Indonesia khususnya umat Buddha. Atas dasar kenyataan tersebut Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha merasa turut mendukung pengembangkan penyelenggaraan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha dengan standar kebijakan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha. Untuk memberikan acuan pengalokasian dana bagi Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha yang diselenggarakan oleh Yayasan Keagamaan Buddha maka disusunlah pedoman penyaluran dan pemanfaatan dana bantuan. B. Dasar Pelaksanaan 1. Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara Berbasis Kinerja; 2. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2007 tanggal 25 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal; 6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Nomor 485 tahun 2011 tentang Dhamma Sekha 7. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Nomor 486 tahun 2011 tentang Ijin Operasional Dhamma Sekha; 8. Sesuai dengan Kertas Kerja RKA-KL Tahun 2013 tentang bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Gedung Dhamma Sekha Tahun 2013. C. Tujuan 1. Tujuan Petunjuk Teknis a. Memberikan Agama dukungan dan kepada Keagamaan penyelenggara program layanan Pendidikan Buddha dalam bentuk dana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha guna meningkatkan kualitas dan akses layanan Pendidikan Agama dan Keagamaan Buddha. b. Sebagai acuan bagi penyelenggara Dhamma Sekha untuk mengajukan bantuan. c. Sebagai pedoman pelaksanaan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Gedung Dhamma Sekha. d. Sebagai pedoman pelaksanaan dalam penggunaan bantuan. e. Sebagai pedoman dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha. 2. Tujuan Pemberian Bantuan a. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat secara aktif khususnya dalam pengelolaan pendidikan. b. Menanggulangi resiko sosial, menurunnya etika, moralitas bangsa yang diakibatkan adanya dampak globalisasi, modernisasi dan arus informasi. c. Meningkatkan saddha dan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tri Ratna. D. SASARAN PEMBERIAN BANTUAN Sasaran pemberian bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tahap I dan Tahap II (bagi yang telah mendapat bantuan tahun sebelumnya) tahun 2013 adalah Dhamma Sekha yang telah memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebanyak 28 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk Dhamma Sekha yang telah mendapat bantuan Pembangunan Dhamma Sekha tahun 2012 sebagai. E. SUMBER DANA DAN BESARNYA BANTUAN 1. Sumber Dana Bantuan Sumber dana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan dan Dhamma Sekha berasal dari DIPA Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha tahun 2013. 2. Besarnya Bantuan. Besarnya bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha adalah sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) per-lokasi. F. INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Tersalurkannya bantuan dengan tepat guna, tepat jumlah, tepat waktu dan sasaran; 2. Terbangunnya gedung Dhamma Sekha; 3. Terselenggaranya Dhamma Sekha di seluruh Indonesia; 4. Terlayaninya pendidikan agama dan keagamaan Buddha bagi masyarakat Buddha di seluruh Indonesia. 5. Meningkatnya Saddha dan Bhakti umat Buddha kepada Yang Maha Esa dan Triratna. BAB II ORGANISASI PELAKSANA Organisasi Pelaksana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tahun 2013 meliputi : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Pembimbing Masyarakat Buddha, Yayasan Keagamaan Buddha dan Dhamma Sekha penyelenggara. A. Tingkat Pusat Di tingkat Pusat, dalam hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha bertugas : 1. Menyusun Petunjuk Teknis (JUKNIS) penyaluran Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha tahun 2013. bantuan 2. Menginformasikan bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha ke Pembimbing Masyarakat Buddha 3. Menerima proposal pengajuan bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha dari Dhamma Sekha penyelenggara. 4. Menilai proposal, memverifikasi, dan menentukan calon penerima bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha tahun 2013. 5. Menyalurkan dana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha tahun 2013. 6. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi program Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha tahun 2013. bantuan 7. Menerima laporan pertanggungjawaban bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha dari penerima bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha tahun 2013. B. TINGKAT DAERAH Dalam hal ini Pembimbing Masyarakat Buddha 1. Pembimas Buddha setempat memberikan rekomendasi tentang kelayakan proposal pengajuan bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha di wilayahnya. 2. Membantu Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha dalam melakukan pengawasan dan monitoring jalannya Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha. 3. Menerima tembusan laporan pertanggungjawaban penerimaan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha tahun 2013. bantuan C. PENYELENGGARA DHAMMA SEKHA Penyelenggara Dhamma Sekha bertugas membentuk Tim Pelaksana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tahun 2013 dengan susunan sekurang kurangnya sebagai berikut: Ketua : Unsur tokoh Penyelenggara Dhamma Sekha dan atau masyarakat yang memiliki kualifikasi dibidangnya Sekretaris Bendahara Anggota (boleh lebih dari 1 orang) : Unsur Penyelenggara Dhamma Sekha dan atau tokoh masyarakat yang memiliki kualifikasi dibidangnya : Unsur Penyelenggara Dhamma Sekha dan atau tokoh masyarakat yang memiliki kualifikasi dibidangnya : Unsur Penyelenggara Dhamma Sekha dan atau tokoh masyarakat yang memiliki kualifikasi dibidangnya BAB III RUANG LINGKUP DANA BANTUAN A. SIFAT PELAKSANAAN 1. Bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Gedung Dhamma Sekha Program bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha telah dicanangkan oleh pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha sejak tahun 2012 sebagai salah satu dari bantuan sosial dan dilaksanakan secara “swakelola“ dimana program Rehab/Pembangunan/Pengembangan bertumpu pada masyarakat yang berarti bahwa Rehab/Pembangunan/Pengembangan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat, dari masyakat dan untuk masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan menggerakkan perekonomian di daerah tersebut. Kegiatan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tidak dikontrakkan kepada rekanan/fihak ketiga penyedia barang dan jasa Akan tetapi apabila pekerjaan dalam program tersebut tidak dapat dilakukan dan diperlukan keahlian khusus, maka sebaiknya berkonsultasi kepada pihak yang ahli baik di bidang konstruksi, kelistrikan dan sebagainya. Bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha yang diberikan oleh Ditjen Bimas Buddha melalui DIPA tahun anggaran 2013 hanya bersifat stimulus/suntikan. Untuk proses kelanjutan pengembangan bangunan gedung Dhamma Sekha diserahkan kepada pihak Yayasan/Dhamma Sekha/masyarakat/pemerintah daerah. B. ALOKASI PENGGUNAAN DANA BANTUAN Besarnya dana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha dialokasikan sebagai berikut : NO 1 NILAI BANTUAN ALOKASI (RP) BANTUAN 500.000.000,- PENGGUNAAN DANA 500.000.000,- Rehab/Pembangunan/Pengembangan : a. 4 ruang kelas b. 1 Ruang Kantor (R. TU, Kepala/Guru, dan Perpustakaan c. KM/WC Guru dan siswa d. Teras dan Serambi dengan ornamen stupa e. Listrik f. Instalasi air Catatan : Apabila terdapat sisa dana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tahun 2013, maka dapat digunakan untuk menambah kegiatan Rehab/Pembangunan/Pengembangan atau dapat disetor kembali ke Kas Negara melalui Bank Pemerintah. C. KOMPONEN REHAB/PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN Bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tahun 2013 meliputi beberapa komponen sebagai berikut : Sub Kegiatan Komponen / Kegiatan Rehab/Pembangunan/Pengembangan : Pekerjaan pondasi a. 4 ruang kelas b. 1 Ruang Pekerjaan persiapan Kantor (R. TU, Pekerjaan struktur Kepala/Guru dan perpustakaan Pekerjaan dinding c. KM/WC Guru dan Anak Pekerjaan lantai d. Teras dan Serambi Pekerjaan atap dan penutup atap Pekerjaan kusen dan penggan- tung/plafon Pintu gerbang dengan ornament stupa Pekerjaan finishing Pekerjaan sanitasi dan sanitair Instalasi listrik dan air Pengawasan D. RINCIAN PENGGUNAAN DANA Rincian penggunaan dana secara keseluruhan terdiri dari : 1. Bahan bangunan material 2. Upah kerja 3. Konsultan Perencana dan Pengawas 4. Bahan/alat penunjang Rehab/Pembangunan/Pengembangan 5. Administrasi pelaporan 6. Pembayaran pajak PPN Pasal 21 (sesuai dengan ketentuan yang berlaku) E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Waktu pelaksanaan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha adalah 120 (seratus dua puluh) hari sejak dana masuk ke rekening Dhamma Sekha penerima bantuan. F. PENCAIRAN DANA BANTUAN Pencairan dana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut : 1. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha selaku pemberi dana bantuan menyalurkan dana bantuan kepada Dhamma Sekha penerima bantuan yang lulus seleksi penilaian. 2. Dhamma Sekha calon penerima yang telah lulus seleksi penilaian ditetapkan dengan SK Dirjen Bimas Buddha. 3. Setelah penetapan SK, maka calon penerima bantuan melakukan penandatanganan akad kerja sama dengan pihak pemberi bantuan. 4. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha mengajukan SPP untuk diajukan pencairannya ke KPPN Jakarta IV. 5. Atas penerbitan SPP yang telah diajukan, selanjutnya KPPN Jakarta IV memproses pencairan bantuan sesuai dengan persyaratan yang telah dipenuhi, dan selanjutnya mentransfer sejumlah dana bantuan ke rekening bank yang telah ditunjuk oleh calon penerima bantuan dalam 1 (satu) tahap sekaligus. 6. Setelah dana bantuan masuk rekening Dhamma Sekha, maka dana bantuan tersebut dapat langsung digunakan sesuai panduan pengelolaan dana bantuan. 7. Kepada Dhamma Sekha yang telah BAB IV PERSYARATAN PEMBERIAN BANTUAN Pemberian dana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tahun 2013 harus memenuhi :a) Persyaratan lokasi, b). Persyaratan administrasi dan c). Persyaratan teknis. A. Persyaratan Lokasi Rehab/Pembangunan/Pengembangan Pemilihan lokasi bangunan sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Peruntukan Bangunan Dhamma Sekha harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang telah direncanakan. 2. Luas lahan kosong berdasarkan kebutuhan bangunan untuk sarana dan prasarana serta ruang gerak peserta didik adalah kurang lebih 500 m2 di atas tanah kepemilikan yayasan Keagamaan Buddha/hibah. 3. Bentuk bangunan mengikuti model/gambar yang telah diajukan dalam proposal. 4. Kondisi Lingkungan : a. Lingkungan tidak berdekatan dengan tempat pembuangan sampah/limbah pabrik/industri, dibawah saluran tegangan tinggi (sutet) karena dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan. b. Dekat pemukiman penduduk dengan jumlah peserta didik sesuai dengan kapasitas yang direncanakan. c. Bangunan tidak di pinggir rel kereta api, tidak terlalu dekat atau berada di tepi jalan bebas hambatan (jalan tol), dan jauh dari polusi. 5. Struktur Tanah a. Lahan datar dan siap bangun, tidak memerlukan pekerjaan pemindahan atau penimbunan tanah dengan biaya cukup tinggi. b. Lahan bukan daerah banjir c. Kondisi tanah yang stabil dan memiliki daya dukung yang baik untuk menerima bangunan. 6. Lokasi dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum, kendaraan pribadi, bus , motor atau sepeda. 7. Lokasi harus terdapat sumber air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon (jika memungkinkan). 8. Proses Rehab/Pembangunan/Pengembangan mengikuti aturan dan ketentuan yang berlaku. B. PERSYARATAN ADMINISTRASI 1. Persyaratan Ijin Operasional Dhamma Sekha a) Yayasan Mengajukan Ijin Operasional Dhamma Sekha Kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI; b) Melampirkan Akta Notaris yayasan dan telah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM; c) Melampirkan rekomendasi dari Pembimas/Penyelenggara Bimas setempat; d) Melampirkan Tanda Daftar Yayasan dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha; e) Melampirkan surat kepemilikan tanah; f) Melampirkan siswa didik yang cukup; g) Melampirkan tenaga edukatif; 2. Rehab/Pembangunan/Pengembangan Gedung Dhamma Sekha : a) Dhamma Sekha pengusul mengajukan permohonan Bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Gedung Dhamma Sekha kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI yang memberikan gambaran secara konkrit sesuai dengan formulir pengajuan dana bantuan dan di lengkapi dengan lampiran yang di minta; b) Melampirkan Surat Keputusan Ijin Operasional Dhamma Sekha dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha; c) Melampirkan verifikasi kelayakan penerima bantuan dari Pembimas Buddha/ Tim Verifikasi dari Pembimbing Masyarakat Buddha. d) Melampirkan surat rekomendasi dari Pembimbing Masyarakat Buddha; e) Melampirkan Rencana Anggaran Biaya; f) Melampirkan gambar/denah gedung yang akan dibangun; g) Dhamma Sekha pengusul telah memiliki rekening atas nama Dhamma Sekha di Bank yang legal/sah dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); h) Melampirkan surat keterangan dari Bank yang menyatakan bahwa rekening benar atas nama Dhamma Sekha daan berstatus aktif i) Sanggup menyelesaikan pekerjaan yang diperkuat dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Dhamma Sekha calon penerima bantuan. C. PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN 1. Konsep Perencanaan Tata Bangunan Dhamma Sekha meliputi : 1) Tata bangunan ruang kelas terdiri dari 4 ruang kelas dengan ukuran normal ruang untuk kelas dan disesuaikan dengan luas tanah dan jumlah siswa dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2) Tata bangunan ruang Kepala/Guru/TU dan perpustakaan 1 ruang 3) Dilengkapi dengan toilet untuk Kepala/Guru/TU, dan toilet untuk anak pria dan toilet wanita 4) Untuk perhitungan tata ruang dan bangunan hendaknya berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten di bidangnya. 2. Tata Ruang Belajar 1). Ruang belajar yang nyaman dan menyenangkan 2). Suasana ruang yang dapat mendukung suasana belajar mengajar 3). Penataan ruang sesuai dengan fungsi utama 4). Pewarnaan yang nyaman dan menyenangkan 5). Sumber penerangan utama menggunakan penerangan alami 6). Penerangan buatan (lampu) digunakan apabila penerangan alami mengalami gangguan 7). Penerangan alami maupun buatan harus mampu memberikan penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan 8). Sirkulasi udara harus baik agar tercipta suasana yang sehat. BAB V JADWAL, PENYUSUNAN, MEKANISME PENGAJUAN, PENILAIAN PROPOSAL A. JADWAL PENYAMPAIAN PROPOSAL Jadwal penyampaian proposal terhitung dari tahun 2012 dan awal tahun 2013. B. PENYUSUNAN PROPOSAL 1. Setiap Dhamma Sekha yang akan mengajukan proposal bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha baik tahap I maupun II, wajib mengajukan proposal bantuan dana Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha. 2. Proposal yang mau diajukan ke Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha wajib diketahui oleh Pembimas Buddha setempat. 3. Proposal yang dibuat/disusun sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut : a. Cover Proposal b. Surat rekomendasi dari Pembimas setempat c. Daftar Isi d. Surat permohonan dana bantuan e. Alasan, Tujuan, dan hasil yang diharapkan f. SK Penetapan Tim Pelaksana g. Surat Tugas Perencana/pengawas apabila memakai jasa konsultan h. Surat kesanggupan menyelesaikan pekerjaan i. Rekapitulasi rencana anggaran biaya Lampiran : 1. 2. 3. 4. 5. Salinan Ijin Operasional Dhamma Sekha dari Ditjen Bimas Buddha; Gambar/Denah Gedung yang akan dibangun; Foto Copy rekening tabungan; Surat keterangan aktif dari Bank. Surat Verifikasi kelayakan pemberian bantuan dari Pembimas Buddha. C. MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL 1. Proposal dana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha yang diajukan rangkap 2 (dua). 2. Penilaian proposal dilakukan oleh Tim Penilai Bantuan yang ditetapkan dengan SK Dirjen Bimas Buddha. 3. Tim Penilai melakukan seleksi berkas proposal dan menyusun daftar calon penerima bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha, selanjutnya menyerahkan kepada Dirjen Bimas Buddha untuk penetapan calon penerima bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tahun 2013. BAB VI MONITORING DAN EVALUASI A. MONITORING DAN EVALUASI 1. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui keterlaksanaan program bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tahun 2013. 2. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan oleh Tim dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha B. PELAPORAN DANA BANTUAN 1. Jenis Pelaporan Dhamma Sekha yang menerima bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha tahun 2013 diwajibkan menyampaikan laporan yang terdiri dari : a. Laporan Awal Yaitu laporan yang disampaikan secara tertulis kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha tentang pemberitahuan telah diterimanya dana bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Seka tahun 2013. b. Laporan Periodik Yaitu laporan yang disampaikan secara tertulis kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha tentang pertanggungjawaban pelaksanaan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha dan penggunaan bantuan setelah pelaksanaanya mencapai 50 % atau setelah pelaksanaan berjalan setengah dari jadwal akhir pelaksanaan. c. Laporan Akhir Yaitu laporan pertanggungjawaban keuangan dan laporan pelaksanaan pembangunan yang disampaikan secara tertulis ke Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha tentang pertanggungjawaban pelaksanaan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha dan penggunaan dana bantuan setelah pelaksanaannya mencapai 100 % atau setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dengan susunan sebagai berikut: a. Cover b. Surat Pertanggungjawaban c. Jurnal Penerimaan bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha. d. Jurnal Pengeluaran e. Rekapitulasi Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha. f. Jurnal laporan pajak (jika ada) g. Buku khas umum h. Tanda bukti pengeluaran uang/kuitansi i. Daftar pembayaran Upah Tenaga Kerja j. Foto copy Proposal pengajuan awal k. Foto proses pelaksanaan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha sampai tahap akhir. 2. Jadwal Penyampaian Laporan Masing-masing laporan (laporan awal, laporan periodik, laporan akhir) jadwal penyampaian sebagai berikut : a. Laporan awal disampaikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender terhitung mulai dari masuknya dana bantuan tersebut ke rekening penerima bantuan. b. Laporan periodik dan laporan akhir disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender terhitung setelah pekerjaan mencapai 50 % dan setelah pekerjaan mencapai 100 % atau terhitung sejak berakhirnya jadwal pelaksanaan Rehab/Pembangunan/Pengembangan gedung Dhamma Sekha. BAB VI PENUTUP Panduan penyaluran dan pemanfaatan bantuan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Gedung Dhamma Sekha ini merupakan panduan dan ketentuan yang harus ditaati oleh semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan dana didasarkan pada penilaian kinerja dan penilaian proposal dari masing-masing Dhamma Sekha pengusul. Penilaian yang obyektif dan komprehensif diharapkan dapat menghasilkan pengelolaan yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan mutu program Dhamma Sekha. Bantuan dalam bentuk Rehab/Pembangunan/Pengembangan Gedung Dhamma Sekha hanya berupa stimulan. Sedangkan untuk kesinambungan program, diharapkan peran pemerintah daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan para dermawan dapat mengakomodir kelangsungan pelaksanaan program pendidikan Dhamma Sekha. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Drs.A..Joko Wuryanto, S.Sos.,S.Ag., M.Si., M.Pd NIP. 19590307 197911 1 003 Lampiran 1 Contoh Format Jurnal penerimaan bantuan Tanggal Kode Rekening Uraian Ref 1 2 3 Terima dana 4 30 Juli 2013 dari Jumlah Akumulasi 5 6 500.000.000 500.000.000 Ditjen Bimas Buddha Kota,……………………..2013 Kepala Dhamma Sekha Bendahara ………………………… ……………………….. Lampiran 2. Contoh format Jurnal Pengeluaran Tanggal Uraian Volume Harga Jumlah Akumulasi satuan 1 1/8/2013 2 3 Belanja besi 16 500 btg 4 180.000 5 90.000.000 6 90.000.000 100.000 15.000.000 105.000.000 mm 15/8/2013 Belanja upah 15 hr tenaga Kota,……………………..2013 Kepala Dhamma Sekha Bendahara ………………………… ……………………….. Lampiran 3. Contoh rekapitulasi No Pekerjaan Jumlah (Rp) 1 Pembelian Besi, Bendrat, dan paku 100.000.000 2 Pembelian Pasir 45.000.000 3 Pembayaran Upah Tenaga kerja 25.000.000 4 Pembayaran sewa molen 10.000.000 5 Dst…… JUMLAH Terbilang :………………… Kota,……………………..2013 Kepala Dhamma Sekha Bendahara ………………………… ……………………….. Lampiran 4. Contoh buku laporan pajak No. Tanggal Uraian Jenis Pajak Pajak yang disetor 1 10/8/2013 PPh. Psl. 22. Pembelian batu bata 235.200 2 20/8/2013 PPh. Psl. 22. Pembelian semen 1.620.000 20 ………….. Dst Jumlah Pajak yang disetor Kota,……………………..2013 Kepala Dhamma Sekha Bendahara ………………………… ……………………….. Lampiran 5. Buku Kas Umum Dhamma Sekha:…………. Alamat :…………….. PEMASUKAN Tanggal Uraian PENGELUARAN No. Bukti Jumlah (Rp) Tanggal Uraian No. Bukti Jenis Biaya Jumlah (Rp.) Kota,……………………..2013 Kepala Dhamma Sekha Bendahara …………………………. ……………………………. Lampiran 6. Contoh tanda bukti pengeluaran uang TANDA BUKTI PENGELUARAN UANG NO. …… Tahun Anggaran : 2013 Kode Rekening : Uraian Kode Rekening : Kegiatan Rehab/Pembangunan/Pengembangan Dhamma Sekha...... Terima dari : Bendahara Pembangunan Uang Sebesar : Terbilang : Untuk Keperluan : Pembelian Besi 16 mm sejumlah 500 batang Setuju dibayar Kepala Dhamma Sekha Rp. 85.000.000 Tanggal,………… Tanggal…………….. Tanggal…………….. Dibayar oleh ben- Penerima/pemegang Yang menerima uang dahara barang Nama : Alamat: Meterai stempel stempel …………………….. ………………… ………………….. Kuitansi/Nota ………………….. Lampiran 7. Contoh daftar pembayaran upah tenaga kerja DAFTAR PEMBAYARAN UPAH TENAGA KERJA PEMBANGUNAN GEDUNG DHAMMA SEKHA…………. No. Nama 1 Upah/hari Jumlah hari Kerja Jumlah Upah Tanda Tangan 1 2 3 2 3 4 5 4 5 6 7 6 7 8 9 8 9 10 10 Kota,……………………..2013 Kepala Dhamma Sekha Bendahara ………………………… ………………………..