ISSN. 2088-6268 Vol.3, No. 1, Juni 2011 ISSN 2088-6268 JURNAL JURNAL KOMPILEK KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIE Kesuma Negara Blitar sebagai terbitan berkala yang menyajikan informasi dan analisa DAMPAK PEMBANGUNAN TOL SURABAYA MOJOKERTO persoalan TERHADAP ilmu ekonomi baik studi ekonomi, manajemen maupun akuntansi. PEREKONOMIAN DAN TATA LALU LINTAS KOTA Ludi Wishnu Wardana MOJOKERTO Sandi Eka Suprajang ANALISIS STRENGTHS, WEAKNESS, OPPORTUNITY, Pelindung: THREATS (SWOT) UNTUK MENENTUKAN STRATEGI Ketua STIE Kesuma Negara Blitar PEMASARAN PADA CV. ZAMIF ENTERTAINMENT KOTA BLITAR Rumanintya Lisaria Putri ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PR. RAFINDO Aris Sunandes SE.,MM JAYA Aris Sunandes PENGARUH FINANCIALSekretaris KNOWLEDGE Redaksi: TERHADAP PERSONAL FINANCIAL GOALS Vera Noviana, SE., Ak (STUDI KASUS PADA MAHASISWA STIEKEN BLITAR) Retno Murni Sari/ Fitriana Putri Puspitasari ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MELALUI AUDIT Siti Sunrowiyati, SE., MM SISTEM KEPASTIAN KUALITAS PADA PDAM KOTA Sandi Eka Suprajang SE.,MM BLITAR Pemimpin Redaksi: Pelaksana Redaksi: JURNAL KOMPILEK Ida Rosita/Siti Sunrowiyati Penyunting: ANALISIS BIAYA OVERHEAD PABRIK TERHADAP PENENTUAN BEBAN POKOK PRODUKSI Prof. Dr. H. Pudjihardjo, SE, MS – Universitas Brawijaya (STUDI KASUS PADA UD SE., KARYA MANDIRI BLITAR) Iwan Setya Putra, MM. Ak. – STIE Kesuma Negara Roni Ika Setiawan PENGARUH JENJANG KARIR, KEJELASAN TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA INSTRUKTUR WINNER GYM KOTA BLITAR Sulistya Dewi Wahyuningsih Alamat Redaksi: EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI Kampus STIE Kesuma Negara MELALUI OPTIMALISASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Jl. Mastrip No. 59, Blitar, Jawa Timur - 66111 Iwan Setya Putra ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Telepon/Fax: KAMPUS ATAS SISTEM AKADEMIK BERBASIS WEB PADA (0342)802330 / (0342)813779 STIE KESUMA NEGARA BLITAR [Vol 6, No. 2] Yudhanta Sambharakreshna SE.,Msi.,Ak – Universitas Trunojoyo on-line: http//www.stieken.ac.id Hal. 97 - 235 Desember 2014 E-mail: [email protected] Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813779 Email : [email protected] [STIE KESUMA NEGARA BLITAR] Vol.6, No. 2, Desember 2014 ISSN 2088-6268 JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Diterbitkan pleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIE Kesuma Negara Blitar sebagai terbitan yang menyajikan informasi dan analisa persoalan ilmu ekonomi, manajemen, maupun akuntansi. Pelindung Iwan Setya Putra, SE., Ak., MM. Pemimpin Redaksi Aris Sunandes, SE., MM. Sekretaris Redaksi Vera Noviana, SE., Ak. Pelaksana Redaksi Siti Sunrowiyati, SE., MM. Sandi Eka Suprajang, SE., MM. Penyunting Tanto Askriyandoko Putro, SE., MM. Reviewers: Prof. Dr. HM. Pudjihardjo, SE, MS – Universitas Brawijaya Iwan Setya Putra, SE., Ak., MM – STIE Kesuma Negara Yudhanta Sambharakreshna SE., MSi., Ak – Universitas Trunojoyo Alamat Redaksi: Kampus STIE Kesuma Negara Jl. Mastrip No. 59, Blitar, Jawa Timur – 66111 Telepon/Fax: (0342) 802330 / (0342) 813788 on-line: http//www.stieken.ac.id E-mail: [email protected] ii Vol.6, No. 2, Desember 2014 ISSN 2088-6268 JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Daftar Isi : Ludi Wishnu Wardana DAMPAK PEMBANGUNAN TOL SURABAYA MOJOKERTO TERHADAP PEREKONOMIAN DAN TATA LALU LINTAS KOTA MOJOKERTO (Hal. 97-111) Sandi Eka Suprajang ANALISIS STRENGTHS, WEAKNESS, OPPORTUNITY, THREATS (SWOT) UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA CV. ZAMIF ENTERTAINMENT KOTA BLITAR (Hal. 112-122) Rumanintya Lisaria Putri ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PR. RAFINDO JAYA (Hal. 123-132) Aris Sunandes PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE TERHADAP PERSONAL FINANCIAL GOALS (STUDI KASUS PADA MAHASISWA STIEKEN BLITAR) (Hal. 133-146) Retno Murni Sari/ Fitriana Putri Puspitasari ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MELALUI AUDIT SISTEM KEPASTIAN KUALITAS PADA PDAM KOTA BLITAR (Hal. 147-163) Ida Rosita/Siti Sunrowiyati ANALISIS BIAYA OVERHEAD PABRIK TERHADAP PENENTUAN BEBAN POKOK PRODUKSI (STUDI KASUS PADA UD KARYA MANDIRI BLITAR) (Hal. 164-181) Roni Ika Setiawan PENGARUH JENJANG KARIR, KEJELASAN TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA INSTRUKTUR WINNER GYM KOTA BLITAR (Hal. 182-198) Sulistya Dewi Wahyuningsih EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI MELALUI OPTIMALISASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (Hal. 199-223) Iwan Setya Putra ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KAMPUS ATAS SISTEM AKADEMIK BERBASIS WEB PADA STIE KESUMA NEGARA BLITAR (Hal. 224-235) iii Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PR. RAFINDO JAYA Rumanintya Lisaria Putri STIE Kesuma Negara Blitar Abstraksi : Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode rata rata tertimbang (weight average cost method) merupakan perhitungan biaya pokok yang lebih terperinci tentang tingkat perubahan, terutama hubungannya dengan biaya produksi di waktu yang terjadi pada masa periode berjalan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis penerapan perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method) sebagai dasar untuk menentukan biaya jual produk pada PR. “Rafindo Jaya” Blitar. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan analisis data yaitu: menghitung aliran unit secara fisik di tiap departemen, menghitung unit ekuivalen di masing-masing departemen, menghitung biaya per unit di masing-masing departemen, menghitung persediaan barang dalam proses di masing-masing departemen, menghitung rekonsiliasi biaya yang dibebankan, membuat laporan biaya pokok produksi di tiap departemen, menganalisis selisih yang terjadi antara kebijakan yang digunakan perusahaan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method), menentukan biaya jual produk. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu sebagai berikut: PR. “Rafindo Jaya” Blitar dalam menentukan biaya per unit produk selama ini kurang akurat, karena tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Selama ini PR. “Rafinda Jaya” Blitar menentukan kebijakan untuk mengambil mark up sebesar 100% diri biaya per unit produk, dan biaya jual per unit sebesar Rp 100,00. Kebijakan tersebut disesuakan dengan perhitungan biaya pokok produksi berdasar pesanan. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kondisi operasional perusahaan yang memproduksi secara masal dan menghasilkan produk yang homogen. Akibatnya perhitungan biaya per unit tidak akurat, dan berdampak pada penetapan biaya jual yang tidak sesuai. Engan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method) menghasilkan perhitungan biaya per unit sebesar Rp. 119,42. Sehingga terdapat selisih kurang (under costing) sebesar Rp. 19,42 yang seharusnya dibebankan kepada biaya jual produk. Setelah dilakukan kalkulasi menghasilkan biaya jual produk rokok per pack sebesar Rp. 4000, dan diperkirakan akan sampai ditangan konsumen sebesar Rp. 4.250 – Rp. 4.500 setelah melewati agen atau pengecer. Biaya jual ini jelas lebih efektif dan lebih menguntungkan. Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka perusahaan disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: diharapkan PR. “Rafindo Jaya” untuk mengadakan evaluasi kembali atas penggunaan metode biaya pokok pesanan yang selama ini diterapkan. Diharapkan dalam penyusunan biaya pokok produksi peruahaan seharusnya menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method) selama beberapa periode kedepan yang nantinya akan dirata-rata untuk memperoleh biaya pokok produksi tetap (fixed) selama periode tertentu. Dan biaya pokok tersebut digunakan sebagai penentu biaya jual produk agar lebih akurat dan memberikan keuntungan yang lebih besar karena menunjukkan kondisi yang sebenarnya. Kata Kunci: Analisis Baiaya Pokok Produksi, Metode Rata Rata Tertimbang PENDAHULUAN Biaya jual suatu produk ditentukan dari perhitungan biaya pokok produksi. Jika perhitungan pokok produksi tidak tepat maka akan mempengaruhi penentuan biaya jual produk yang tidak tepat juga. Misalnya perhitungan biaya pokok produksi yang tinggi akan menghasilkan penentuan biaya jual yang terlalu tinggi pula. Akibatnya suatu produk tidak mampu bersaing di pasar. Begitu juga sebaliknya, dari perhitungan biaya pokok produksi rendah akan menghasilkan penentuan biaya jual yang rendah pula, hal ini mengakibatkan perusahaan tidak mampu mencapai laba yang maksimal walaupun biaya jual dapat bersaing di pasar. Dengan demikian perhitungan 123 Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 biaya pokok produksi suatu produk menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk menentukan biaya jual dari produk yang dihasilkan. Jika terdapat kesalahan dalam memperhitungkan biaya pokok produksi akan membawa pengaruh yang besar untuk penentuan biaya jual. Selama ini PR. “Rafindo Jaya” yang bergerak di bidang industri rokok, dengan produksinya yang bermerk Rave Star, melakukan penentuan biaya pokok produksi 3 bulan sebelum mulai melakukan produksi dengan menggunakan metode biaya pokok pesanan. Metode tersebut digunakan dengan alasan disesuaikan dengan sistem penerimaan bahan baku yang masih diperoleh dengan cara pemesanan, yaitu memesan bahan baku tembakau dan cengkeh pada perusahaan rekanan karena perusahaan ini belum mampu untuk memproduksi bahan baku sendiri, misalnya dari perkebunan milik perusahaan. Penentuan biaya pokok produksi tersebut menghasilkan ketentuan biaya pokok produksi rokok yang dihasilkan sebesar Rp. 100 per batang. Hal ini akan mengakibatkan perhitungan biaya pokok produksi yang kurang akurat karena penentuan biaya pokok produksi tersebut merupakan biaya pokok produksi yang bersifat prediksi (perkiraan). Dan perkiraan tersebut bisa saja terlalu tinggi sehingga membawa dampak pada biaya jual yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Begitu juga sebaliknya dengan penentuan biaya-biaya produksi yang rendah akan membawa pengaruh pada biaya jual yang rendah, karena biaya pokok tersebut ditentukan dengan menyesuaikan biaya perolehan bahan baku yang berbeda pada setiap periode produksi. Tetapi setelah melakukan produksi biaya produksi mengalami kenaikan, akibat melonjaknya biaya tembakau atau cengkeh sehingga perusahaan akan mengalami kerugian. Selain itu perusahaan harus memperhatikan perhitungan biaya yang terjadi dari tiap departemen dalam memproduksi suatu produk apabila dalam satu departemen menghasilkan produk yang rusak. Dengan adanya perhitungan biaya pada produk rusak 124 dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal ini sesuai dengan kebijakan yang diambil manajemen untuk mendapatkan laba sebesar 75% dari biaya pokok per produk. Kelemahan dari penggunaan metode biaya pokok pesanan yang diterapkan PR. “Rafindo Jaya” adalah walaupun perolehan bahan baku berdasarkan pesanan, tetapi proses pengolahan produk dan produk yang dihasilkan tidak sesuai (terpengaruh) dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan dan produksi tidak ditujukan untuk memenuhi pesanan. Sehingga perhitungan dan perlakuan terhadap biaya-biaya yang melekat pada produk tidak tersaji secara lebih detail. Sehubungan dengan hal tersebut, maka digunakan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method) sebagai alat penghitung biaya pokok produksi yang digunakan untuk menentukan biaya jual produk, karena metode biaya pesanan yang selama ini digunakan dirasa kurang sesuai dengan karakteristik perusahaan dan kurang aktual terutama apabila terjadi fluktuasi biaya perolehan bahan baku yang sering terjadi dan cenderung selalu berubah pada saat PR. “Rafindo Jaya” melakukan pembelian bahan baku. Disamping itu disesuaikan dengan jenis perusahaan PR. “Rafindo Jaya” yang merupakan jenis perusahaan manufaktur yang berproduksi masa yang berkesinambungan dan bukan berproduksi berdasarkan pesanan. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan seperti telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: ”Bagaimana melakukan perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode rata rata tertimbang (weight average cost method) untuk menentukan biaya jual produk?”. Tujuan Penelitian Sesuai dengan paparan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah “ untuk menentukan dan menganalisis biaya pokok produksi dengan menggunakan metode biaya pokok Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 proses rata rata tertimbang (weight average cost method) untuk menentukan biaya jual produk pada PR.Rafindo Jaya”. TELAAH LITERATUR Karakteristik Manufaktur Proses Hansen/Mowen (2005:257) menjelaskan bahwa dalam suatu perusahaan dengan system proses, unit-unit produksi umumnya melalui rangkaian departemen atau ditiap proses, suatu proses operasi akan membawa suatu produk satu langkah Depatemen I lebih dekat ke penyelesaian. Dalam tiap departemen, baan baku, tenaga kerja dan overhead mungkin dibutuhkan. Saat penyelesaian proses tertentu, barang yang setengah jadi dipindahkan ke deparetemen berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang. Untuk menjelaskan hal di atas maka dapat digambarkan sebagai berikut : Departemen II Pengolahan Pengepak Gudang an/ Gambar 1 Manufaktur Proses Berurutan (Squential Process) Sumber Data : Hansen / Mawen (2005Finishing : 257) / Produksi Sedangkan menurut Mulyadi (2002 : 39) “Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di Bagian Produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang”. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan biaya pokok bahan buku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya biaya pokok produk jadi yang diserahkan kebagian gudang. Pengertian Biaya Pokok Produksi Biaya Pokok Produksi menurut Bustami, Bastian (2007): “Beban Pokok Produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang dimuai dari bahan baku, bahan baku tambahan, yang diproses sampai menjadi barang jadi.” Adapun pengertian dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik sebagai berikut : 1. Biaya bahan baku langsung (Direct Materials) Yaitu semua biaya bahan baku yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. 2. Biaya tenaga kerja (Direct Labor) Yaitu karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. 3. Biaya overhead pabrik (Factory Overhead) Yaitu disebut overhead pabrik atau “beban” pabrik dapat didefinisikan sebagai biaya dari bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk tertentu. Manfaat Informasi Biaya Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2002 : 71) informasi biaya pokok produksi sangat bermanfaat bagi manajemen dalam : 1. Menentukan biaya jual produk Perusahaan yang berproduksi massa memperoses produknua untuk memenuhi persediaan di gudang. 2. Memantau realisasi biaya Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. 3. Menghitung laba/rugi bruto periode tertentu Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu 125 Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. 4. Menentukan biaya pokok produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodic, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba. Metode Pengumpulan Biaya Pokok Menurut Nafarin (2004 :17) secara extrim pola pengumpulan beban pokok dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu: 1. Metode Beban Pokok Pesanan. Metode ini digunakan untuk perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan, bentuk dan kualitas produk yang dibuat sesuai dengan keinginan pemesan. 2. Metode Beban Pokok Proses. Metode ini digunakan untuk perusahaan yang berproduksi terus menerus dan secara massal. Produk yang dihasilkan merupakan produk standart, artinya bentuk dan kualitas produk sudah ditentukan perusahaan. Tabel 1 Perbedaan Metode Beban Pokok Pesanan Dengan Metode Beban Pokok Proses Perbedaan Metode beban pokok pesanan Metode beban pokok proses 1. Untuk menghitung beban Untuk menghitung beban pokok produk/pekerjaan pokok suatu atau yang berbeda-beda beberapa produk yang sama secara terus menerus untuk jangka waktu lama. 2. Biaya dikumpulkan per Biaya dikumpulkan per pesanan departemen 3. Menggunakan kartu biaya Menggunakan laporan per pesanan sebagai dasar biaya departemen sebagai untuk menghitung beban dasar untuk menghitung pokok pesanan beban pokok per unit Metode Biaya Pokok Proses Menurut Horngren (2000 : 110) “Metode Biaya Pokok Proses adalah suatu metode untuk membebankan biaya ke produk sejenis yang diproduksi secara masa dan berkesinambungan melalui serangkaian langkah produksi yang disebut proses.” Produksi Unit Ekuvalen Horngren (2008) menjelaskan bahwa output unit ekuivalen adalah unit telah terselesaikan yang dapat diproduksi dengan jumlah usaha manufaktur yanbg telah dilakukan dalam periode acuan. Penentuan unit ekuivalen untuk unit yang ditransfer keluar merupakan hal yang mudah : suatu unit tidak akan ditransfer keluar kecuali jika telah selesai. Metode Penentuan Biaya Pokok Berdasarkan Henry (1999 : 123) “ Dalam suatu department produksi, produk yang belum selesai di proses 126 pada akhir periode menjadi persediaan produk dalam proses awal periode berikutnya”. Produk dalam proses awal periode ini membawa biaya pokok poduksi pesatuan yang berasal dari periode sebelumny yang kemungkinan akan berbeda dengan biaya pokok produksi persatuan yang di keluarkan oleh department produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang. Adanya berbagai anggapan ini menimbulkan berbagai metodse penentuan biaya pokok bahan baku yang di pakai yaitu : 1. Metode biaya pokok masuk pertama, keluar pertama (first in first out cost method) 2. Metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method) Metode Biaya Pokok Rata-Rata Tertimbang (Weighted average cost method) Berdasarkan Mulyadi (1999 : 110) dalam metode ini, biaya pokok persediaan produk dalam proses Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian di bagi dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan biaya pokok ratarata tertimbang. Biaya pokok ratarata tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan biaya pokok jadi ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalihkannya pada jumlah kualitasnya terdapat dua bagian yaitu : Metode biaya pokok rata-rata tertimbang departemen pertama Dalam departemen produksi pertama, biaya yang harus di perhitungkan dalam penentuan biaya pokok produk adalah biaya yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal dan biaya produksi yang di keluarkan dalam periode sekarang Metode biaya pokok rata-rata tertimbang – departemen setelah departemen pertama Biaya pokok produk yang dihasilkan oleh departemen produksi setelah departemen produksi yang pertama merupakan biaya pokok kumulatif, yaitu merupakan penjumlahan biaya pokok dari depatemen (atau departemen-departemen) sebelumnya dengan biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen yang bersangkutan. Laporan Biaya Produksi Dalam kalkulasi biaya pokok proses, semua biaya yang dibebankan ke sebuah departemen akan diiktisarkan dalam laporan biaya produksi untuk departemen tersebut. Menurut Adolph Mats (1997 : 79) laporan biaya produksi untuk sebuah departemen akan memperlihatkan : 1. Biaya total dan biaya per unit yang ditransfer dari departemen sebelumnya. 2. Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang ditambahkan di departemen tersebut. 3. Biaya per unit yang ditambahkan di departemen tersebut. 4. Biaya total dan biaya per unit yang diakumulasikan pada akhir operasi departemen tersebut. Dengan perbedaan pendekatan tersebut, maka penyajian laporan laba rugi menurut kedua metode berbeda. Metode Harga Pokok Penuh, laporan laba rugi disajikan berdasar fungsi,sedangkan laporan laba rugi menurut metode Variable Costing disajikan berdasar tingkah laku. Penentuan Biaya Jual Dengan demikian dalam penetapan biaya jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lainnya. Selain itu taksiran biaya operasi produksi per unit dapat dijadikan sebagai salah satu dasar penentuan biaya jual produk yang akan dibebankan kepada konsumen. METODE PENELITIAN Definisi Operasi Variabel Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian, maka variabelvariabel yang digunakan oleh peneliti adalah: 1. Variable Independen : variable yang dapat berdiri sendiri, dalam penelitian ini yang berperan sebagai variable independen adalah perhitungan biaya pokok produksi. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual, yang termasuk komponen biaya produksi adalah : a. Biaya bahan baku langsung b. Biaya tenaga kerja langsung c. Biaya overhead pabrik 2. Variable Dependen : variable yang nilainya bergantung pada variable independen, dalam penilitian ini yang menjadi variable dependen adalah rata – rata tertimbang. Metode perhitungan rata rata tertimbang memperlakukan biaya awal persediaan dan output ekuivalen yang mengikutinya, sebagai milik periode waktu berjalan. Hal ini dilakukan dengan menambahkan biaya produksi yang muncul selama periode berjalan. Total biaya diperlakukan sebagai total biaya produksi periode berjalan. Begitu juga persediaan awal dan output periode berjalan, digabungkan dengan perhitungan unit ekuivalen. 127 Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 Populasi Penelitian Dan Sampel 1.Populasi Dalam penelitian ini populasi yang dipergunakan adalah metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method) dalam menghitung biaya pokok produksi. 2.Sampel Sampel data pada penelitian tahun 2013. data pendukungnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik laporan keuangan perusahaan yang diteliti yang diperoleh di PR. “Rafindo Jaya”. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah peneitian yang menjelaskan atau menggambarkan aspek aspek yang relevan dengan fenomena atau populasi tertentu yang ada dalam bentuk studi kasus. Penelitian ini difokuskan pada perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode rata rata terimbnang(weigth average cost method) untuk menerangkan biaya jual produk. Dalam metode ini mengolah dan melaporkan data yang diperoleh dari lapangan dengan apa adanya sesuai dengan data asli yang diperoleh dari tempat penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:23) Teknik Analisis Data Analisis data sendiri merupakan suatu proses penyederhanaan dan pengelompokkan data untuk memudahkan bagi pemevahan masalah. Adapun tahap pengujiannya sebagai berikut : 1. Menghitung aliran unit secara fisik di tiap departemen. 2. Menghitung unit ekuivalen di masing-masing departemen. 3. Menghitung biaya per unit di masing-masing departemen. 4. Menghitung persediaan barang dalam proses di masing-masing departemen. 5. Menghitung rekonsikasi biaya yang dibebankan. 6. Membuat laporan biaya pokok produksi di tiap departemen. 7. Menganalisis selisih yang terjadi antara metode yang digunakan perusahaan dengan metode ratarata tertimbang (weighted average cost method). 8. Menentukan biaya jual produk Metode Pengumpulan Data 1. Tekhnik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari atau menggunakan catatan-catatan yang berkaitan dengan data-data masa lalu untuk meneliti masalah yang ada, misalnya gambaran umum dari perusahaan, data produksi, data penjualan dan lain-lain b. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan melalui wawancara dan Tanya jawab langsung kepada pihak yang berkepentingan untuk memperoleh obyek yang diteliti. c. Observasi Yaitu pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap obyek yang diteliti atau yang berkaitan langsung dengan biaya produksi. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data eksternal, yaitu data yang berupa catatan, dokumen, arsip, 128 3. Jenis data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif melalui perantara orang atau sumber lain yang diperoleh dari PR. Rafindo Jaya. Dalam hal ini biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan agustus sampai desember 2013 pada PR.Rafindo jaya. HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Gambaran Umum Obyek Penelitian PR. Rafindo Jaya adalah sebuah perusahaan distribusi rokok yang telah berdiri sejak tahun 1987. Yang terletak di JL. Jagalan No.27 Srengat Kab. Blitar . Perusahaan ini didirikan atas usaha sekelompok keluarga yang awalnya sebagai pedagang tembakau, kemudian bermaksud mendirikan perusahaan rokok sendiri untuk dapat membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.Pada awalnya perusahaan ini hanya bersifat industri rumah tangga dan hanya memperkerjakan 9 orang pegawai Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 dalam menjalankan aktivitas perusahaan secara menyeluruh. Dan berkat kerja keras para pendirinya dan dukungan dari semua keluarga besarnya maka perusahaan rokok PR.Rafindo Jaya mngalami perkembangan yang pesat. Dan sampai saat ini PR.Rafindo Jaya memiliki kurang lebih 450 karyawan yang membantu kegiatan operasional perusahaan tersebut. Analisa Data 1.Evaluasi Terhadap Perhitungan Biaya Pokok Produksi Dalam menentukan biaya pokok produksi yang disusun PR.Rafindo Jaya adalah menggunakan metode pesanan. Shingga banyak perlakuan terhadap biaya biaya yang kurang tepat bahkan cenderung metode yang digunakan kurang konsiten. Misalnya bila benar benar menggunakan metode pesanan perusahaan ini tidak mengelompokkan biaya secara terpisah dalam pesanan. Sedangkan dalam prakteknya PR. Rafindo Jaya melakukan perhitungan biaya berdasarkan satuan waktu tertentu yaitu perbulan. Dimana cara memperlakukan biaya semacam ini lebih cocok untuk menggunakan metode biaya pokok proses. Dengan demikian penggunaan metode rata rata tertimbang dalam menentukan biaya produksi lebih tepat diterapkan pada PR. Rafindo jaya sebagai alat penentuan biaya jual produk. 2.Perhitungan Biaya Pokok Produksi Dengan Metode Rata Rata Tertimbang Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode biaya pokok proses rata rata tertimbang yang dilakukan oleh PR. Rafindo Jaya dikelompokkan dalam dua departemen yaitu departemen pengolahan dan departemen penyortiran yang masing masing dilakukan selama kurun waktu agustus sampai desember 2013. Adapun pola umum untuk menetukan biaya pokok rata rata tertimbang digambarkan dalam lima langkah : a. menghitung aliran unit secara fisik perbulan dimasing masing departemen b. menghitung unit ekuivalen c. menghasilkan perhitungan biaya perunit d. menghitung nilai persediaan e. menghitung rekonsiliasi biaya dimasing amsing departemen. Pembahasan 1. Perhitungan Biaya Pokok produksi Bulan Januari 2013 Sebelum perusahaan melakukan produksi, perusahaan terlebih dahulu membuat jadwal produksi yang dibuat berdasarkan kapasitas permintaan pasar. Data unit produksi yang diberikan oleh perusahaan adalah data hasil produksi bulanan. Data produksi pada bulan Januari 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2 Unit Produksi bulan Januari 2013 PR. Rafindo jaya Keterangan Data Produksi: Unit baru dalam proses Unit yang ditranfer ke departemen berikutnya Unit yang ditransfer ke gudang Unit dalam proses akhir Unit yang rusak Sumber Data : PR. Rafindo jaya Dalam proses produksi yang dilakukan oleh PR. Rafindo Jaya menggunakan sistem produksi terus menerus (continous), yaitu bahan baku yang digunakan mengalir dengan pola atau urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan Departemen Pengolahan Pengepakan 18.675,83 18.675,83 18.395,92 269,65 10,26 produksi sampai menjadi barang jadi. Sehingga jika pada saat pelaksanaan proses penyortiran ada beberapa barang yang cacat atau tidak sesuai dengan standar yang ditentukan, produk tersebut akan mengalami proses ulang dimana proses tersebut 129 Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 memerlukan waktu selama 2 minggu. Dalam 1(satu) bulan terdapat 25 hari kerja. maka selama bulan tersehut proses produksi ulang untuk produk cacat hanya dapat diselesaikan selama 14 hari. Untuk hari ke 15 sampai dengan ban ke 25 masih terdapat produk rusak yang masih dalam proses ulang yang berasal dari proses penyortiran berikutnya. a. Perhitungan harga pokok produksi departemen pengolahan 1. Menghitung aliran unit secara fisik Di departemen pengolahan semua produk selesai dan ditranfer ke departemen pengepakan sebesar 240 x 18.675,83 unit2 4.482.199 unit. 2. Menghitung unit ekuivalen Atas dasar data dan tabel 4.14 di atas, dapat dihasilkan perhitungan unit ekuivalen yang dihasilkan oleh departemen pengolahan. Adapun perhitungannya disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3 Unit Produksi bulan Januari 2013 PR. Rafindo jaya Keterangan Data Produksi: Unit awal dalam proses Unit baru dalam proses Unit yang ditranfer ke departemen berikutnya Unit yang ditransfer ke gudang Unit dalam proses akhir Unit yang rusak Sumber Data : PR. Rafindo jaya 3. Menghitung biaya per unit Biaya per unit dapat dihitung dengan cara menjumlahkan semua unsur biaya per unit total yaitu sebesar Rp. 103,65. Karena di departemen pengolahan tidak ada barang yang masih dalam proses ataupun produk yang rusak, maka tidak diperlukan perhitungan. Semua produk yang dihasilkan di departemen ini ditranfer ke departemen pengepakan. 4. Menghitung rekonsiliasi biaya Atau dasar perhitungan per satuan produk seperti yang terlihat di atas, maka dapat dihitung jumlah harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen pengepakan, yaitu sebesar: 4.482.199 unit x Rp 103,65 = Rp 464.579.926,35** Keterangan: **Jumlah 464.579.750. disesuaikan 130 seharusnya Rp Jumlah tersebut dengan total Departemen Pengolahan Pengepakan 18.731,25 18.731,25 18.532,56 107,14 12,25 pengeluaran biaya karena adanya pembulatan perhitungan b. Perhitungan Harga Pokok Produksi di Departemen Pengepakan 1. Menghitung aliran unit secara fisik Berdasarkan data di departemen pengepakan tercatat hanya ada I 8.395.92 unit yang ditranfer ke gudang, ini berarti masih ada produk yang belum terselesaikan atau yang akan diproses ulang karena produk tersebut tidak memenuhi standar (cacat). Adapun perhitungannya berikut ini: 240 x 18.395,92 unit = 4.415.020,8 unit 2. Menghitung unit ekuivalen Atas dasar data di atas, dapat dihasilkan perhitungan unit ekuivalen dan harga pokok produksi per satuan yang dihasilkan oleh departemen pengolahan. Adapun perhitungannya disajikan dalam label berikut ini: Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 Tabel 4 Data & Biaya Produksi Januari – Desember 2013 Keterangan Data Produksi: Unit baru dalam proses Unit yang ditranfer ke departemen berikutnya Unit yang ditransfer ke gudang Unit dalam proses akhir : TK 50%, BOP 50% Unit yang rusak Biaya Produksi (Rp): Bahan baku Tenaga kerja Overhead Pabrik Sumber Data : PR. Rafindo jaya Keterangan perhitungan: Unit ekuivalen = Jumlah unit yang telah selesai ± (% x Jumlah unit persediaan akhir barang dalam proses) 4.415.020,8 unit + (59% x 64.716 unit) + 2.462,4 unit = 4.449.841,2* 240 x 269,65 unit = 64.716 unit 240 x 10,26 unit = 2.462,4 unit 3. Menghitung biaya per unit Diinformasikan bahwa kerusakan suatu produk sudah menyerap biaya tenaga kerja dan Overhead pabrik pada setiap bulannya. Berdasarkan atas perhitungan biaya per satuan produk seperti yang terlihat di atas, maka dapat dihitung jumlah biaya produk perunit yaitu sebesar Rp. 111,83. 4.Menghitung nilai persediaan (barang dalam proses) a. Biaya pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang. 4.415.020,8 unit x Rp 111,83 Rp 493.731.776,06 Penyesuaian biaya pokok produk selesai karena produk yang rusak pada akhir proses. 2.462,4 unit x Rp 111,83 Rp 275.370,19 Biaya pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang setelah disesuaikan 4.415.020,8 unit x Rp 111.89* Rp 494.030.248,16** Departemen Pengolahan Pengepakan 18.675,83 18.675,83 18.395,92 269,65 10,26 2 19.982.750 198.700.000 45.897.000 31.510.000 4.9 13.000 b. Biaya pokok persediaan produk dalam proses akhir. Biaya pokok dan departemen pengolahan: 64.716 unit x Rp 103,658 Rp 6.707.813,4 Tenaga Kerja: (64.7 16 unit x 50%) x Rp 7,08 Rp 229.094,64 Overhead Pabrik: (64.716 unit x 50%) x Rp 1,1 Rp 35.593,8 + Rp 6.972.501,84 5. Menghitung rekonsiliasi biaya Jumlah biaya produksi yang dibebankan di departemen pengepakan. Rp 501.002.750 Keterangan perhitungan: * (Rp 493.731.776,06 – Rp. 275.370,19) 12 / 4.415.020,8 unit =Rp 111,89 ** 4.415.020,8 unit x Rp 111,89 * = Rp 494.027.582,46 Untuk menghindari selisih angka dalam desimal, biaya yang ditransfer dihitung sebagai berikut: Rp 501.002.750 – Rp 6.972.501,84 = Rp 494.030.248,16 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode rata rata tertimbang dalam menentukan biaya jual produk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 131 Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014 1. Perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode rata rata tertimbang untuk menentukan biaya jual produk pada PR. Rafindo jaya dilakukan dengan memisahkan biaya perunit yang terdapat pada persediaan awal dari biaya perunit produk yang dimasukkan dan diselesaikan selama periode tertentu. Biaya produk yang di transfer terdiri dari biaya produk dalam proses awal dari periode sebelumnya dan biaya produk dari produk yang dimulai dan diselesaikan selama periode berjalan. 2. Biaya pokok produksi yang diperoleh dengan menggunakan metyode rata rata tertimbang pada bulan desember 2013 menghasilkan biaya pokok produksi sebesar Rp. 119,42 per unit, sedangkan biaya pokok produksi dengan menggunakan kebijakan perusahaan sebesar Rp. 100,00 per unit jadi selisih kurang sebesar Rp. 19,42. Dengan menggunakan biaya pokok produksi yang di tetapkan perusahaan mengakibatkan biaya jual produk terlalu rendah sedangkan menurut rata rata tertimbang diperoleh biaya jual Rp. 4000 yang lebih menguntungkan. Saran – Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut : Diharapkan perusahaan perlu melakukan perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakakn metode rata rata tertimbang selama beberapa periode supaya kedepannya nanti rata rata beban pokok produksi tetap sehingga biaya jual produk lebih akurat dan memberikan keuntungan 132 yang lebih besar karena menunjukkan kondisi yang sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA Bustami, Bastian. 2007. Akuntansi Biaya : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Efferin, Sujoko. Darmadji & Tan. 2004. Metode Penelitian Untuk Akuntansi Sebuah Pendekatan Praktis Edisi Pertama. Malang : Bayumedia Publishing. Hansen, Don R & Mowen, Marryanne M. 2005. Management Accounting. Edisi ketujuh. Jakarta : Salemba empat. Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen : Suatu Sudut Pandang. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Horngren, Charles T. Harrison dan Bamber. 2006. Akuntansi. Edisi keenam jilid 1. Jakarta : indeks. Horngren, Charles T. Harrison dan Bamber. 2006. Akuntansi. Edisi keenam jilid 2. Jakarta : indeks. Horngren, Charles T. Foster & Datar. 2008. Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial. Jakarta. Indeks. Mulyadi, 2002. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : STIE-Yogyakarta. Nafarin. 2004. Akuntansi : Pendekatan Siklus dan Pajak untuk Perusahaan Industri dan Dagang. Jakarta : Ghalia Indonesia. Warindrani, Armila Krisna. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.