Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi - Journals | STIE Kesuma Negara

advertisement
ISSN. 2088-6268
Vol.3, No. 1, Juni 2011
ISSN 2088-6268
JURNAL
JURNAL KOMPILEK
KOMPILEK
Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi
Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi
Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIE Kesuma
Negara Blitar sebagai terbitan berkala yang menyajikan informasi dan analisa
DAMPAK PEMBANGUNAN TOL SURABAYA MOJOKERTO
persoalan TERHADAP
ilmu ekonomi
baik studi ekonomi,
manajemen
maupun
akuntansi.
PEREKONOMIAN
DAN TATA
LALU LINTAS
KOTA
Ludi Wishnu Wardana
MOJOKERTO
Sandi Eka Suprajang
ANALISIS STRENGTHS, WEAKNESS,
OPPORTUNITY,
Pelindung:
THREATS (SWOT)
UNTUK
MENENTUKAN
STRATEGI
Ketua
STIE
Kesuma Negara
Blitar
PEMASARAN PADA CV. ZAMIF ENTERTAINMENT KOTA
BLITAR
Rumanintya Lisaria
Putri
ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PR. RAFINDO
Aris Sunandes SE.,MM
JAYA
Aris Sunandes
PENGARUH FINANCIALSekretaris
KNOWLEDGE
Redaksi:
TERHADAP PERSONAL
FINANCIAL GOALS
Vera Noviana, SE., Ak
(STUDI KASUS PADA MAHASISWA STIEKEN BLITAR)
Retno Murni Sari/
Fitriana Putri
Puspitasari
ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MELALUI AUDIT
Siti Sunrowiyati, SE., MM
SISTEM KEPASTIAN KUALITAS PADA PDAM KOTA
Sandi
Eka Suprajang SE.,MM
BLITAR
Pemimpin Redaksi:
Pelaksana Redaksi:
JURNAL KOMPILEK
Ida Rosita/Siti
Sunrowiyati
Penyunting:
ANALISIS BIAYA OVERHEAD
PABRIK TERHADAP
PENENTUAN
BEBAN
POKOK PRODUKSI
Prof. Dr.
H. Pudjihardjo,
SE, MS – Universitas Brawijaya
(STUDI
KASUS
PADA
UD SE.,
KARYA
MANDIRI
BLITAR)
Iwan
Setya
Putra,
MM.
Ak. – STIE
Kesuma Negara
Roni Ika Setiawan
PENGARUH JENJANG KARIR, KEJELASAN TUGAS, DAN
TANGGUNG JAWAB TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA
INSTRUKTUR WINNER GYM KOTA BLITAR
Sulistya Dewi
Wahyuningsih
Alamat
Redaksi:
EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI
PROSES
PRODUKSI
Kampus
STIE Kesuma
Negara
MELALUI OPTIMALISASI
SISTEM
PENGENDALIAN
MANAJEMEN
Jl. Mastrip No. 59, Blitar, Jawa Timur - 66111
Iwan Setya Putra
ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Telepon/Fax:
KAMPUS ATAS SISTEM AKADEMIK BERBASIS WEB PADA
(0342)802330 / (0342)813779
STIE KESUMA NEGARA BLITAR
[Vol 6, No. 2]
Yudhanta Sambharakreshna SE.,Msi.,Ak – Universitas Trunojoyo
on-line:
http//www.stieken.ac.id
Hal. 97 - 235
Desember 2014
E-mail:
[email protected]
Diterbitkan oleh:
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR
Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813779
Email : [email protected]
[STIE KESUMA NEGARA BLITAR]
Vol.6, No. 2, Desember 2014
ISSN 2088-6268
JURNAL KOMPILEK
Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi
Diterbitkan pleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
STIE Kesuma Negara Blitar sebagai terbitan yang menyajikan informasi dan
analisa persoalan ilmu ekonomi, manajemen, maupun akuntansi.
Pelindung
Iwan Setya Putra, SE., Ak., MM.
Pemimpin Redaksi
Aris Sunandes, SE., MM.
Sekretaris Redaksi
Vera Noviana, SE., Ak.
Pelaksana Redaksi
Siti Sunrowiyati, SE., MM.
Sandi Eka Suprajang, SE., MM.
Penyunting
Tanto Askriyandoko Putro, SE., MM.
Reviewers:
Prof. Dr. HM. Pudjihardjo, SE, MS – Universitas Brawijaya
Iwan Setya Putra, SE., Ak., MM – STIE Kesuma Negara
Yudhanta Sambharakreshna SE., MSi., Ak – Universitas Trunojoyo
Alamat Redaksi:
Kampus STIE Kesuma Negara
Jl. Mastrip No. 59, Blitar, Jawa Timur – 66111
Telepon/Fax:
(0342) 802330 / (0342) 813788
on-line:
http//www.stieken.ac.id
E-mail:
[email protected]
ii
Vol.6, No. 2, Desember 2014
ISSN 2088-6268
JURNAL KOMPILEK
Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi
Daftar Isi :
Ludi Wishnu Wardana
DAMPAK PEMBANGUNAN TOL SURABAYA MOJOKERTO
TERHADAP PEREKONOMIAN DAN TATA LALU LINTAS
KOTA MOJOKERTO
(Hal. 97-111)
Sandi Eka Suprajang
ANALISIS STRENGTHS, WEAKNESS, OPPORTUNITY,
THREATS (SWOT) UNTUK MENENTUKAN STRATEGI
PEMASARAN PADA CV. ZAMIF ENTERTAINMENT KOTA
BLITAR
(Hal. 112-122)
Rumanintya Lisaria
Putri
ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PR. RAFINDO
JAYA
(Hal. 123-132)
Aris Sunandes
PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE TERHADAP
PERSONAL FINANCIAL GOALS
(STUDI KASUS PADA MAHASISWA STIEKEN BLITAR)
(Hal. 133-146)
Retno Murni Sari/
Fitriana Putri
Puspitasari
ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MELALUI AUDIT
SISTEM KEPASTIAN KUALITAS PADA PDAM KOTA
BLITAR
(Hal. 147-163)
Ida Rosita/Siti
Sunrowiyati
ANALISIS BIAYA OVERHEAD PABRIK TERHADAP
PENENTUAN BEBAN POKOK PRODUKSI
(STUDI KASUS PADA UD KARYA MANDIRI BLITAR)
(Hal. 164-181)
Roni Ika Setiawan
PENGARUH JENJANG KARIR, KEJELASAN TUGAS, DAN
TANGGUNG JAWAB TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA
INSTRUKTUR WINNER GYM KOTA BLITAR
(Hal. 182-198)
Sulistya Dewi
Wahyuningsih
EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI
MELALUI OPTIMALISASI SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN
(Hal. 199-223)
Iwan Setya Putra
ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN KAMPUS ATAS SISTEM AKADEMIK
BERBASIS WEB PADA STIE KESUMA NEGARA BLITAR
(Hal. 224-235)
iii
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PR. RAFINDO JAYA
Rumanintya Lisaria Putri
STIE Kesuma Negara Blitar
Abstraksi : Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode rata rata
tertimbang (weight average cost method) merupakan perhitungan biaya pokok yang
lebih terperinci tentang tingkat perubahan, terutama hubungannya dengan biaya
produksi di waktu yang terjadi pada masa periode berjalan. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk menganalisis penerapan perhitungan biaya pokok produksi dengan
menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method) sebagai
dasar untuk menentukan biaya jual produk pada PR. “Rafindo Jaya” Blitar. Adapun
langkah-langkah dalam pelaksanaan analisis data yaitu: menghitung aliran unit secara
fisik di tiap departemen, menghitung unit ekuivalen di masing-masing departemen,
menghitung biaya per unit di masing-masing departemen, menghitung persediaan
barang dalam proses di masing-masing departemen, menghitung rekonsiliasi biaya
yang dibebankan, membuat laporan biaya pokok produksi di tiap departemen,
menganalisis selisih yang terjadi antara kebijakan yang digunakan perusahaan dengan
metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method), menentukan biaya jual
produk.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu sebagai berikut: PR.
“Rafindo Jaya” Blitar dalam menentukan biaya per unit produk selama ini kurang
akurat, karena tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Selama ini PR. “Rafinda
Jaya” Blitar menentukan kebijakan untuk mengambil mark up sebesar 100% diri biaya
per unit produk, dan biaya jual per unit sebesar Rp 100,00. Kebijakan tersebut
disesuakan dengan perhitungan biaya pokok produksi berdasar pesanan. Hal ini tentu
tidak sesuai dengan kondisi operasional perusahaan yang memproduksi secara masal
dan menghasilkan produk yang homogen. Akibatnya perhitungan biaya per unit tidak
akurat, dan berdampak pada penetapan biaya jual yang tidak sesuai. Engan
menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost method)
menghasilkan perhitungan biaya per unit sebesar Rp. 119,42. Sehingga terdapat
selisih kurang (under costing) sebesar Rp. 19,42 yang seharusnya dibebankan kepada
biaya jual produk. Setelah dilakukan kalkulasi menghasilkan biaya jual produk rokok
per pack sebesar Rp. 4000, dan diperkirakan akan sampai ditangan konsumen sebesar
Rp. 4.250 – Rp. 4.500 setelah melewati agen atau pengecer. Biaya jual ini jelas lebih
efektif dan lebih menguntungkan.
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka perusahaan disarankan untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut: diharapkan PR. “Rafindo Jaya” untuk mengadakan
evaluasi kembali atas penggunaan metode biaya pokok pesanan yang selama ini
diterapkan. Diharapkan dalam penyusunan biaya pokok produksi peruahaan
seharusnya menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted average cost
method) selama beberapa periode kedepan yang nantinya akan dirata-rata untuk
memperoleh biaya pokok produksi tetap (fixed) selama periode tertentu. Dan biaya
pokok tersebut digunakan sebagai penentu biaya jual produk agar lebih akurat dan
memberikan keuntungan yang lebih besar karena menunjukkan kondisi yang
sebenarnya.
Kata Kunci: Analisis Baiaya Pokok Produksi, Metode Rata Rata Tertimbang
PENDAHULUAN
Biaya
jual
suatu
produk
ditentukan dari perhitungan biaya
pokok produksi. Jika perhitungan
pokok produksi tidak tepat maka akan
mempengaruhi penentuan biaya jual
produk
yang
tidak
tepat
juga.
Misalnya perhitungan biaya pokok
produksi
yang
tinggi
akan
menghasilkan penentuan biaya jual
yang terlalu tinggi pula. Akibatnya
suatu produk tidak mampu bersaing di
pasar. Begitu juga sebaliknya, dari
perhitungan biaya pokok produksi
rendah akan menghasilkan penentuan
biaya jual yang rendah pula, hal ini
mengakibatkan
perusahaan
tidak
mampu mencapai laba yang maksimal
walaupun biaya jual dapat bersaing di
pasar. Dengan demikian perhitungan
123
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
biaya pokok produksi suatu produk
menjadi
sangat
penting
bagi
perusahaan untuk menentukan biaya
jual dari produk yang dihasilkan. Jika
terdapat
kesalahan
dalam
memperhitungkan
biaya
pokok
produksi akan membawa pengaruh
yang besar untuk penentuan biaya
jual.
Selama ini PR. “Rafindo Jaya”
yang bergerak di bidang industri
rokok, dengan produksinya yang
bermerk
Rave
Star,
melakukan
penentuan biaya pokok produksi 3
bulan sebelum mulai melakukan
produksi
dengan
menggunakan
metode biaya pokok pesanan. Metode
tersebut digunakan dengan alasan
disesuaikan
dengan
sistem
penerimaan bahan baku yang masih
diperoleh dengan cara pemesanan,
yaitu memesan bahan baku tembakau
dan
cengkeh
pada
perusahaan
rekanan karena perusahaan ini belum
mampu untuk memproduksi bahan
baku
sendiri,
misalnya
dari
perkebunan
milik
perusahaan.
Penentuan biaya pokok produksi
tersebut
menghasilkan
ketentuan
biaya pokok produksi rokok yang
dihasilkan sebesar Rp. 100 per
batang. Hal ini akan mengakibatkan
perhitungan biaya pokok produksi
yang kurang akurat karena penentuan
biaya
pokok
produksi
tersebut
merupakan biaya pokok produksi yang
bersifat prediksi (perkiraan). Dan
perkiraan tersebut bisa saja terlalu
tinggi sehingga membawa dampak
pada biaya jual yang tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
Begitu juga sebaliknya dengan
penentuan biaya-biaya produksi yang
rendah akan membawa pengaruh
pada biaya jual yang rendah, karena
biaya pokok tersebut ditentukan
dengan
menyesuaikan
biaya
perolehan bahan baku yang berbeda
pada setiap periode produksi. Tetapi
setelah melakukan produksi biaya
produksi mengalami kenaikan, akibat
melonjaknya biaya tembakau atau
cengkeh sehingga perusahaan akan
mengalami
kerugian.
Selain
itu
perusahaan
harus
memperhatikan
perhitungan biaya yang terjadi dari
tiap departemen dalam memproduksi
suatu produk apabila dalam satu
departemen
menghasilkan
produk
yang
rusak.
Dengan
adanya
perhitungan biaya pada produk rusak
124
dapat digunakan manajemen untuk
mengambil keputusan yang berkaitan
dengan
kelangsungan
hidup
perusahaan. Dalam hal ini sesuai
dengan
kebijakan
yang
diambil
manajemen untuk mendapatkan laba
sebesar 75% dari biaya pokok per
produk.
Kelemahan
dari
penggunaan
metode biaya pokok pesanan yang
diterapkan PR. “Rafindo Jaya” adalah
walaupun perolehan bahan baku
berdasarkan pesanan, tetapi proses
pengolahan produk dan produk yang
dihasilkan tidak sesuai (terpengaruh)
dengan spesifikasi yang ditentukan
oleh pemesan dan produksi tidak
ditujukan untuk memenuhi pesanan.
Sehingga perhitungan dan perlakuan
terhadap biaya-biaya yang melekat
pada produk tidak tersaji secara lebih
detail.
Sehubungan dengan hal tersebut,
maka digunakan metode rata-rata
tertimbang (weighted average cost
method) sebagai alat penghitung
biaya pokok produksi yang digunakan
untuk menentukan biaya jual produk,
karena metode biaya pesanan yang
selama ini digunakan dirasa kurang
sesuai
dengan
karakteristik
perusahaan
dan
kurang
aktual
terutama apabila terjadi fluktuasi
biaya perolehan bahan baku yang
sering terjadi dan cenderung selalu
berubah pada saat PR. “Rafindo Jaya”
melakukan pembelian bahan baku.
Disamping itu disesuaikan dengan
jenis perusahaan PR. “Rafindo Jaya”
yang merupakan jenis perusahaan
manufaktur yang berproduksi masa
yang berkesinambungan dan bukan
berproduksi berdasarkan pesanan.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan
seperti telah diuraikan sebelumnya,
penulis merumuskan permasalahan
sebagai
berikut:
”Bagaimana
melakukan perhitungan biaya pokok
produksi dengan menggunakan metode
rata rata tertimbang (weight average
cost method) untuk menentukan biaya
jual produk?”.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan paparan masalah
diatas, tujuan penelitian ini adalah “
untuk menentukan dan menganalisis
biaya
pokok
produksi
dengan
menggunakan metode biaya pokok
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
proses rata rata tertimbang (weight
average
cost
method)
untuk
menentukan biaya jual produk pada
PR.Rafindo Jaya”.
TELAAH LITERATUR
Karakteristik Manufaktur Proses
Hansen/Mowen
(2005:257)
menjelaskan
bahwa
dalam
suatu
perusahaan dengan system proses,
unit-unit produksi umumnya melalui
rangkaian departemen atau ditiap
proses, suatu proses operasi akan
membawa suatu produk satu langkah
Depatemen I
lebih dekat ke penyelesaian. Dalam
tiap departemen, baan baku, tenaga
kerja
dan
overhead
mungkin
dibutuhkan. Saat penyelesaian proses
tertentu, barang yang setengah jadi
dipindahkan
ke
deparetemen
berikutnya.
Setelah
melewati
departemen terakhir, barang selesai
diproduksi dan dipindahkan ke gudang.
Untuk menjelaskan hal di atas maka
dapat digambarkan sebagai berikut :
Departemen II
Pengolahan
Pengepak
Gudang
an/
Gambar 1 Manufaktur Proses Berurutan (Squential Process)
Sumber Data : Hansen / Mawen (2005Finishing
: 257)
/ Produksi
Sedangkan menurut Mulyadi (2002 :
39)
“Siklus
kegiatan
perusahaan
manufaktur
dimulai
dengan
pengolahan bahan baku di Bagian
Produksi
dan
berakhir
dengan
penyerahan produk jadi ke bagian
gudang”. Dalam perusahaan tersebut,
siklus akuntansi biaya dimulai dengan
pencatatan biaya pokok bahan buku
yang
dimasukkan
dalam
proses
produksi,
dilanjutkan
dengan
pencatatan
biaya
tenaga
kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik
yang dikonsumsi untuk produksi, serta
berakhir dengan disajikannya biaya
pokok produk jadi yang diserahkan
kebagian gudang.
Pengertian Biaya Pokok Produksi
Biaya
Pokok Produksi menurut
Bustami, Bastian
(2007): “Beban
Pokok Produksi terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik yang dimuai dari
bahan baku, bahan baku tambahan,
yang diproses sampai menjadi barang
jadi.”
Adapun pengertian dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik sebagai berikut
:
1. Biaya bahan baku langsung (Direct
Materials)
Yaitu semua biaya bahan baku
yang membentuk bagian integral
dari barang jadi dan yang dapat
dimasukkan
langsung
dalam
kalkulasi biaya produk.
2. Biaya tenaga kerja (Direct Labor)
Yaitu karyawan atau karyawati
yang dikerahkan untuk mengubah
bahan langsung menjadi barang
jadi.
3. Biaya overhead pabrik (Factory
Overhead)
Yaitu disebut overhead pabrik atau
“beban” pabrik dapat didefinisikan
sebagai biaya dari bahan tidak
langsung, pekerja tidak langsung
dan semua biaya pabrikasi lainnya
yang tidak dapat dibebankan
langsung ke produk tertentu.
Manfaat Informasi Biaya Pokok
Produksi
Menurut Mulyadi (2002 : 71)
informasi biaya pokok produksi sangat
bermanfaat bagi manajemen dalam :
1. Menentukan biaya jual produk
Perusahaan
yang
berproduksi
massa
memperoses
produknua
untuk memenuhi persediaan di
gudang.
2. Memantau realisasi biaya
Jika rencana produksi untuk jangka
waktu tertentu telah diputuskan
untuk dilaksanakan, manajemen
memerlukan
informasi
biaya
produksi
yang
sesungguhnya
dikeluarkan didalam pelaksanaan
rencana produksi tersebut.
3. Menghitung laba/rugi bruto periode
tertentu
Untuk mengetahui apakah kegiatan
produksi
dan
pemasaran
perusahaan dalam periode tertentu
125
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
mampu menghasilkan laba bruto
atau mengakibatkan rugi bruto,
manajemen memerlukan informasi
biaya
produksi
yang
telah
dikeluarkan untuk memproduksi
produk dalam periode tertentu.
4. Menentukan biaya pokok produk
jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
Pada saat manajemen dituntut
untuk
membuat
pertanggungjawaban
keuangan
periodic,
manajemen
harus
menyajikan
laporan
keuangan
berupa neraca dan laporan rugi
laba.
Metode Pengumpulan Biaya Pokok
Menurut
Nafarin
(2004 :17)
secara extrim pola pengumpulan beban
pokok dapat di kelompokkan menjadi
2, yaitu:
1. Metode Beban Pokok Pesanan.
Metode
ini
digunakan
untuk
perusahaan yang berproduksi atas
dasar pesanan, bentuk dan kualitas
produk yang dibuat sesuai dengan
keinginan pemesan.
2. Metode Beban Pokok Proses.
Metode
ini
digunakan
untuk
perusahaan yang berproduksi terus
menerus dan secara massal. Produk
yang dihasilkan merupakan produk
standart,
artinya
bentuk
dan
kualitas produk sudah ditentukan
perusahaan.
Tabel 1
Perbedaan Metode Beban Pokok Pesanan Dengan Metode Beban Pokok Proses
Perbedaan
Metode beban pokok pesanan
Metode beban pokok proses
1. Untuk menghitung beban
Untuk menghitung beban
pokok produk/pekerjaan
pokok suatu atau
yang berbeda-beda
beberapa produk yang
sama secara terus
menerus untuk jangka
waktu lama.
2. Biaya dikumpulkan per
Biaya dikumpulkan per
pesanan
departemen
3. Menggunakan kartu biaya
Menggunakan laporan
per pesanan sebagai dasar
biaya departemen sebagai
untuk menghitung beban
dasar untuk menghitung
pokok pesanan
beban pokok per unit
Metode Biaya Pokok Proses
Menurut Horngren (2000 : 110)
“Metode Biaya Pokok Proses adalah
suatu metode untuk membebankan
biaya
ke
produk
sejenis
yang
diproduksi
secara
masa
dan
berkesinambungan melalui serangkaian
langkah produksi yang disebut proses.”
Produksi Unit Ekuvalen
Horngren
(2008)
menjelaskan
bahwa output unit ekuivalen adalah
unit telah terselesaikan yang dapat
diproduksi
dengan
jumlah
usaha
manufaktur yanbg telah dilakukan
dalam periode acuan. Penentuan unit
ekuivalen untuk unit yang ditransfer
keluar merupakan hal yang mudah :
suatu unit tidak akan ditransfer keluar
kecuali jika telah selesai.
Metode Penentuan Biaya Pokok
Berdasarkan Henry (1999 : 123) “
Dalam suatu department produksi,
produk yang belum selesai di proses
126
pada akhir periode menjadi persediaan
produk dalam proses awal periode
berikutnya”. Produk dalam proses awal
periode ini membawa biaya pokok
poduksi pesatuan yang berasal dari
periode sebelumny yang kemungkinan
akan berbeda dengan biaya pokok
produksi persatuan yang di keluarkan
oleh
department
produksi
yang
bersangkutan dalam periode sekarang.
Adanya
berbagai
anggapan
ini
menimbulkan
berbagai
metodse
penentuan biaya pokok bahan baku
yang di pakai yaitu :
1. Metode
biaya
pokok
masuk
pertama, keluar pertama (first in
first out cost method)
2. Metode
rata-rata
tertimbang
(weighted average cost method)
 Metode Biaya Pokok Rata-Rata
Tertimbang (Weighted average
cost method)
Berdasarkan Mulyadi (1999 : 110)
dalam metode ini, biaya pokok
persediaan produk dalam proses
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
awal ditambahkan kepada biaya
produksi sekarang, dan jumlahnya
kemudian di bagi dengan unit
ekuivalensi
produk
untuk
mendapatkan biaya pokok ratarata tertimbang. Biaya pokok ratarata tertimbang ini kemudian
digunakan
untuk
menentukan
biaya pokok jadi ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke
gudang
dengan
cara
mengalihkannya
pada
jumlah
kualitasnya terdapat dua bagian
yaitu :
 Metode biaya pokok rata-rata
tertimbang departemen pertama
Dalam
departemen
produksi
pertama, biaya yang harus di
perhitungkan dalam penentuan
biaya pokok produk adalah biaya
yang melekat pada persediaan
produk dalam proses awal dan
biaya produksi yang di keluarkan
dalam periode sekarang
 Metode biaya pokok rata-rata
tertimbang – departemen setelah
departemen pertama
Biaya
pokok
produk
yang
dihasilkan
oleh
departemen
produksi
setelah
departemen
produksi
yang
pertama
merupakan biaya pokok kumulatif,
yaitu merupakan penjumlahan
biaya pokok dari depatemen (atau
departemen-departemen)
sebelumnya
dengan
biaya
produksi yang ditambahkan dalam
departemen yang bersangkutan.
Laporan Biaya Produksi
Dalam kalkulasi biaya pokok
proses, semua biaya yang dibebankan
ke
sebuah
departemen
akan
diiktisarkan
dalam
laporan
biaya
produksi untuk departemen tersebut.
Menurut Adolph Mats (1997 : 79)
laporan biaya produksi untuk sebuah
departemen akan memperlihatkan :
1. Biaya total dan biaya per unit yang
ditransfer
dari
departemen
sebelumnya.
2. Biaya bahan baku, tenaga kerja,
dan
overhead
pabrik
yang
ditambahkan
di
departemen
tersebut.
3. Biaya per unit yang ditambahkan di
departemen tersebut.
4. Biaya total dan biaya per unit yang
diakumulasikan pada akhir operasi
departemen tersebut.
Dengan perbedaan pendekatan
tersebut, maka penyajian laporan laba
rugi menurut kedua metode berbeda.
Metode Harga Pokok Penuh, laporan
laba
rugi
disajikan berdasar
fungsi,sedangkan laporan laba rugi
menurut metode Variable Costing
disajikan berdasar tingkah laku.
Penentuan Biaya Jual
Dengan
demikian
dalam
penetapan biaya jual produk, biaya
produksi per unit merupakan salah
satu
data
yang
dipertimbangkan
disamping data biaya lainnya. Selain
itu taksiran biaya operasi produksi per
unit dapat dijadikan sebagai salah satu
dasar penentuan biaya jual produk
yang
akan
dibebankan
kepada
konsumen.
METODE PENELITIAN
Definisi Operasi Variabel
Untuk mempermudah pemahaman
dalam
penelitian,
maka
variabelvariabel yang digunakan oleh peneliti
adalah:
1. Variable Independen : variable yang
dapat
berdiri
sendiri,
dalam
penelitian ini yang berperan sebagai
variable
independen
adalah
perhitungan biaya pokok produksi.
Biaya produksi adalah biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap
untuk
dijual,
yang
termasuk
komponen biaya produksi adalah :
a. Biaya bahan baku langsung
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead pabrik
2. Variable Dependen : variable yang
nilainya bergantung pada variable
independen, dalam penilitian ini
yang menjadi variable dependen
adalah rata – rata tertimbang.
Metode
perhitungan
rata
rata
tertimbang memperlakukan biaya
awal
persediaan
dan
output
ekuivalen
yang
mengikutinya,
sebagai
milik
periode
waktu
berjalan. Hal ini dilakukan dengan
menambahkan biaya produksi yang
muncul selama periode berjalan.
Total biaya diperlakukan sebagai
total
biaya
produksi
periode
berjalan. Begitu juga persediaan
awal dan output periode berjalan,
digabungkan dengan perhitungan
unit ekuivalen.
127
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
Populasi Penelitian Dan Sampel
1.Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang
dipergunakan adalah metode rata-rata
tertimbang (weighted average cost
method) dalam menghitung biaya
pokok produksi.
2.Sampel
Sampel data pada penelitian
tahun
2013.
data
pendukungnya
adalah biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik
laporan keuangan perusahaan yang
diteliti yang diperoleh di PR. “Rafindo
Jaya”.
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan
oleh
peneliti
adalah
penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
peneitian yang menjelaskan atau
menggambarkan aspek aspek yang
relevan
dengan
fenomena
atau
populasi tertentu yang ada dalam
bentuk studi kasus. Penelitian ini
difokuskan pada perhitungan biaya
produksi dengan menggunakan metode
rata rata terimbnang(weigth average
cost method) untuk menerangkan
biaya jual produk. Dalam metode ini
mengolah dan melaporkan data yang
diperoleh dari lapangan dengan apa
adanya sesuai dengan data asli yang
diperoleh
dari
tempat
penelitian
(Indriantoro dan Supomo, 2002:23)
Teknik Analisis Data
Analisis data sendiri merupakan
suatu proses penyederhanaan dan
pengelompokkan
data
untuk
memudahkan
bagi
pemevahan
masalah. Adapun tahap pengujiannya
sebagai berikut :
1. Menghitung aliran unit secara fisik
di tiap departemen.
2. Menghitung
unit
ekuivalen
di
masing-masing departemen.
3. Menghitung biaya per unit di
masing-masing departemen.
4. Menghitung
persediaan
barang
dalam proses di masing-masing
departemen.
5. Menghitung rekonsikasi biaya yang
dibebankan.
6. Membuat laporan biaya pokok
produksi di tiap departemen.
7. Menganalisis selisih yang terjadi
antara metode yang digunakan
perusahaan dengan metode ratarata tertimbang (weighted average
cost method).
8. Menentukan biaya jual produk
Metode Pengumpulan Data
1. Tekhnik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan
cara mempelajari atau menggunakan
catatan-catatan yang berkaitan dengan
data-data masa lalu untuk meneliti
masalah yang ada, misalnya gambaran
umum dari perusahaan, data produksi,
data penjualan dan lain-lain
b. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data
dengan melalui wawancara dan
Tanya jawab langsung kepada
pihak yang berkepentingan untuk
memperoleh obyek yang diteliti.
c. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan
melakukan
penelitian
langsung
terhadap obyek yang diteliti atau yang
berkaitan langsung dengan biaya
produksi.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini
adalah data eksternal, yaitu data yang
berupa
catatan,
dokumen,
arsip,
128
3. Jenis data
Dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data sekunder yang
bersifat kuantitatif melalui perantara
orang atau sumber lain yang diperoleh
dari PR. Rafindo Jaya. Dalam hal ini
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan
agustus sampai desember 2013 pada
PR.Rafindo jaya.
HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN
Gambaran Umum Obyek Penelitian
PR. Rafindo Jaya adalah sebuah
perusahaan distribusi rokok yang telah
berdiri sejak tahun 1987. Yang
terletak di JL. Jagalan No.27 Srengat
Kab. Blitar . Perusahaan ini didirikan
atas usaha sekelompok keluarga yang
awalnya sebagai pedagang tembakau,
kemudian
bermaksud
mendirikan
perusahaan rokok sendiri untuk dapat
membantu pemberdayaan ekonomi
masyarakat
sekitar.Pada
awalnya
perusahaan ini hanya bersifat industri
rumah
tangga
dan
hanya
memperkerjakan 9 orang pegawai
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
dalam
menjalankan
aktivitas
perusahaan secara menyeluruh. Dan
berkat kerja keras para pendirinya dan
dukungan
dari
semua
keluarga
besarnya maka perusahaan rokok
PR.Rafindo
Jaya
mngalami
perkembangan
yang
pesat.
Dan
sampai saat ini PR.Rafindo Jaya
memiliki kurang lebih 450 karyawan
yang membantu kegiatan operasional
perusahaan tersebut.
Analisa Data
1.Evaluasi Terhadap Perhitungan
Biaya Pokok Produksi
Dalam menentukan biaya pokok
produksi yang disusun PR.Rafindo Jaya
adalah menggunakan metode pesanan.
Shingga banyak perlakuan terhadap
biaya biaya yang kurang tepat bahkan
cenderung metode yang digunakan
kurang konsiten. Misalnya bila benar
benar menggunakan metode pesanan
perusahaan ini tidak mengelompokkan
biaya secara terpisah dalam pesanan.
Sedangkan dalam prakteknya PR.
Rafindo Jaya melakukan perhitungan
biaya
berdasarkan
satuan
waktu
tertentu yaitu perbulan. Dimana cara
memperlakukan biaya semacam ini
lebih
cocok
untuk
menggunakan
metode biaya pokok proses. Dengan
demikian penggunaan metode rata rata
tertimbang dalam menentukan biaya
produksi lebih tepat diterapkan pada
PR.
Rafindo
jaya
sebagai
alat
penentuan biaya jual produk.
2.Perhitungan
Biaya
Pokok
Produksi Dengan Metode Rata
Rata Tertimbang
Perhitungan
biaya
produksi
dengan menggunakan metode biaya
pokok proses rata rata tertimbang
yang dilakukan oleh PR. Rafindo Jaya
dikelompokkan dalam dua departemen
yaitu departemen pengolahan dan
departemen penyortiran yang masing
masing dilakukan selama kurun waktu
agustus
sampai
desember
2013.
Adapun pola umum untuk menetukan
biaya pokok rata rata tertimbang
digambarkan dalam lima langkah :
a. menghitung aliran unit secara fisik
perbulan
dimasing
masing
departemen
b. menghitung unit ekuivalen
c. menghasilkan perhitungan biaya
perunit
d. menghitung nilai persediaan
e. menghitung
rekonsiliasi
biaya
dimasing amsing departemen.
Pembahasan
1. Perhitungan Biaya Pokok
produksi Bulan Januari 2013
Sebelum perusahaan melakukan
produksi, perusahaan terlebih dahulu
membuat jadwal produksi yang dibuat
berdasarkan
kapasitas
permintaan
pasar. Data unit produksi yang
diberikan oleh perusahaan adalah data
hasil produksi bulanan. Data produksi
pada bulan Januari 2013 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2
Unit Produksi bulan Januari 2013 PR. Rafindo jaya
Keterangan
Data Produksi:
Unit baru dalam proses
Unit yang ditranfer ke
departemen berikutnya
Unit yang ditransfer ke gudang
Unit dalam proses akhir
Unit yang rusak
Sumber Data : PR. Rafindo jaya
Dalam proses produksi yang
dilakukan oleh PR. Rafindo Jaya
menggunakan sistem produksi terus
menerus (continous), yaitu bahan baku
yang digunakan mengalir dengan pola
atau urutan yang pasti dan tidak
berubah-ubah
dalam
pelaksanaan
Departemen
Pengolahan
Pengepakan
18.675,83
18.675,83
18.395,92
269,65
10,26
produksi sampai menjadi barang jadi.
Sehingga jika pada saat pelaksanaan
proses penyortiran ada beberapa
barang yang cacat atau tidak sesuai
dengan standar yang ditentukan,
produk tersebut akan mengalami
proses ulang dimana proses tersebut
129
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
memerlukan waktu selama 2 minggu.
Dalam 1(satu) bulan terdapat 25 hari
kerja. maka selama bulan tersehut
proses produksi ulang untuk produk
cacat hanya dapat diselesaikan selama
14 hari. Untuk hari ke 15 sampai
dengan ban ke 25 masih terdapat
produk rusak yang masih dalam proses
ulang yang berasal
dari proses
penyortiran berikutnya.
a.
Perhitungan
harga
pokok
produksi departemen pengolahan
1. Menghitung aliran unit secara fisik
Di departemen pengolahan semua
produk selesai dan ditranfer ke
departemen pengepakan sebesar
240 x 18.675,83 unit2 4.482.199
unit.
2. Menghitung unit ekuivalen
Atas dasar data dan tabel 4.14 di
atas, dapat dihasilkan perhitungan
unit ekuivalen yang dihasilkan oleh
departemen pengolahan. Adapun
perhitungannya
disajikan
dalam
tabel berikut ini:
Tabel 3
Unit Produksi bulan Januari 2013 PR. Rafindo jaya
Keterangan
Data Produksi:
Unit awal dalam proses
Unit baru dalam proses
Unit yang ditranfer ke
departemen berikutnya
Unit yang ditransfer ke
gudang
Unit dalam proses akhir
Unit yang rusak
Sumber Data : PR. Rafindo jaya
3. Menghitung biaya per unit
Biaya per unit dapat dihitung
dengan cara menjumlahkan semua
unsur biaya per unit total yaitu
sebesar Rp. 103,65. Karena di
departemen pengolahan tidak ada
barang yang masih dalam proses
ataupun produk yang rusak, maka
tidak
diperlukan
perhitungan.
Semua produk yang dihasilkan di
departemen
ini
ditranfer
ke
departemen pengepakan.
4. Menghitung rekonsiliasi biaya
Atau dasar perhitungan per satuan
produk seperti yang terlihat di atas,
maka dapat dihitung jumlah harga
pokok
produk
selesai
yang
ditransfer
ke
departemen
pengepakan, yaitu sebesar:
4.482.199 unit x Rp 103,65 =
Rp 464.579.926,35**
Keterangan:
**Jumlah
464.579.750.
disesuaikan
130
seharusnya
Rp
Jumlah
tersebut
dengan
total
Departemen
Pengolahan
Pengepakan
18.731,25
18.731,25
18.532,56
107,14
12,25
pengeluaran biaya karena adanya
pembulatan perhitungan
b.
Perhitungan Harga Pokok
Produksi
di
Departemen
Pengepakan
1. Menghitung aliran unit secara fisik
Berdasarkan data di departemen
pengepakan tercatat hanya ada I
8.395.92 unit yang ditranfer ke
gudang, ini berarti masih ada
produk yang belum terselesaikan
atau yang akan diproses ulang
karena
produk
tersebut
tidak
memenuhi standar (cacat). Adapun
perhitungannya berikut ini:
240
x 18.395,92 unit
=
4.415.020,8 unit
2. Menghitung unit ekuivalen
Atas dasar data di atas, dapat
dihasilkan
perhitungan
unit
ekuivalen dan harga pokok produksi
per satuan yang dihasilkan oleh
departemen pengolahan. Adapun
perhitungannya
disajikan
dalam
label berikut ini:
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
Tabel 4
Data & Biaya Produksi Januari – Desember 2013
Keterangan
Data Produksi:
Unit baru dalam proses
Unit yang ditranfer ke
departemen berikutnya
Unit yang ditransfer ke gudang
Unit dalam proses akhir :
TK 50%, BOP 50%
Unit yang rusak
Biaya Produksi (Rp):
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead Pabrik
Sumber Data : PR. Rafindo jaya
Keterangan perhitungan:
Unit ekuivalen = Jumlah unit yang
telah selesai ±
(% x Jumlah unit
persediaan akhir
barang
dalam
proses)
4.415.020,8 unit + (59% x 64.716
unit) + 2.462,4 unit = 4.449.841,2*
240 x 269,65 unit = 64.716 unit
240 x 10,26 unit = 2.462,4 unit
3. Menghitung biaya per unit
Diinformasikan bahwa kerusakan
suatu produk sudah menyerap biaya
tenaga kerja dan Overhead pabrik
pada setiap bulannya. Berdasarkan
atas perhitungan biaya per satuan
produk seperti yang terlihat di atas,
maka dapat dihitung jumlah biaya
produk perunit yaitu sebesar Rp.
111,83.
4.Menghitung nilai persediaan (barang
dalam proses)
a. Biaya pokok produk selesai yang
ditransfer ke gudang.
4.415.020,8
unit
x
Rp
111,83
Rp 493.731.776,06
Penyesuaian
biaya
pokok
produk
selesai karena produk yang rusak pada
akhir proses.
2.462,4 unit x Rp 111,83
Rp
275.370,19
Biaya pokok produk selesai yang
ditransfer
ke
gudang
setelah
disesuaikan
4.415.020,8 unit
x Rp 111.89*
Rp 494.030.248,16**
Departemen
Pengolahan
Pengepakan
18.675,83
18.675,83
18.395,92
269,65
10,26
2 19.982.750
198.700.000
45.897.000
31.510.000
4.9 13.000
b.
Biaya pokok persediaan produk
dalam proses akhir.
Biaya
pokok
dan
departemen
pengolahan:
64.716 unit x Rp 103,658
Rp 6.707.813,4
Tenaga Kerja:
(64.7 16 unit
x 50%) x Rp 7,08
Rp
229.094,64
Overhead Pabrik:
(64.716 unit
x 50%) x Rp 1,1
Rp
35.593,8 +
Rp
6.972.501,84
5. Menghitung rekonsiliasi biaya
Jumlah
biaya
produksi
yang
dibebankan
di
departemen
pengepakan.
Rp
501.002.750
Keterangan perhitungan:
* (Rp 493.731.776,06
– Rp.
275.370,19) 12 / 4.415.020,8 unit
=Rp 111,89
** 4.415.020,8 unit x Rp 111,89 *
= Rp 494.027.582,46
Untuk menghindari selisih angka
dalam
desimal,
biaya
yang
ditransfer dihitung sebagai berikut:
Rp
501.002.750
–
Rp
6.972.501,84 = Rp 494.030.248,16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perhitungan biaya pokok
produksi dengan menggunakan metode
rata
rata
tertimbang
dalam
menentukan biaya jual produk maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
131
Jurnal KompilekVol. 6 No.2 Desember 2014
1. Perhitungan biaya pokok produksi
dengan menggunakan metode rata
rata tertimbang untuk menentukan
biaya jual produk pada PR. Rafindo
jaya dilakukan dengan memisahkan
biaya perunit yang terdapat pada
persediaan awal dari biaya perunit
produk
yang
dimasukkan
dan
diselesaikan
selama
periode
tertentu. Biaya produk yang di
transfer terdiri dari biaya produk
dalam proses awal dari periode
sebelumnya dan biaya produk dari
produk
yang
dimulai
dan
diselesaikan
selama
periode
berjalan.
2. Biaya
pokok
produksi
yang
diperoleh dengan menggunakan
metyode rata rata tertimbang pada
bulan desember 2013 menghasilkan
biaya pokok produksi sebesar Rp.
119,42 per unit, sedangkan biaya
pokok
produksi
dengan
menggunakan
kebijakan
perusahaan sebesar Rp. 100,00 per
unit jadi selisih kurang sebesar Rp.
19,42. Dengan menggunakan biaya
pokok produksi yang di tetapkan
perusahaan mengakibatkan biaya
jual
produk
terlalu
rendah
sedangkan
menurut
rata
rata
tertimbang diperoleh biaya jual Rp.
4000 yang lebih menguntungkan.
Saran – Saran
Berdasarkan
kesimpulan
yang
telah dikemukakan, maka saran-saran
yang dapat diajukan adalah sebagai
berikut :
Diharapkan
perusahaan
perlu
melakukan perhitungan biaya pokok
produksi
dengan
menggunakakn
metode rata rata tertimbang selama
beberapa periode supaya kedepannya
nanti rata rata beban pokok produksi
tetap sehingga biaya jual produk lebih
akurat dan memberikan keuntungan
132
yang lebih besar karena menunjukkan
kondisi yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, Bastian. 2007. Akuntansi
Biaya : Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Efferin, Sujoko. Darmadji & Tan.
2004. Metode Penelitian Untuk
Akuntansi Sebuah Pendekatan
Praktis Edisi Pertama. Malang :
Bayumedia Publishing.
Hansen,
Don
R
&
Mowen,
Marryanne
M.
2005.
Management Accounting. Edisi
ketujuh. Jakarta : Salemba
empat.
Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi
Manajemen : Suatu Sudut
Pandang.
Edisi
Pertama.
Yogyakarta : BPFE.
Horngren, Charles T. Harrison dan
Bamber. 2006. Akuntansi. Edisi
keenam jilid 1. Jakarta : indeks.
Horngren, Charles T. Harrison dan
Bamber. 2006. Akuntansi. Edisi
keenam jilid 2. Jakarta : indeks.
Horngren, Charles T. Foster &
Datar. 2008. Akuntansi Biaya :
Penekanan Manajerial. Jakarta.
Indeks.
Mulyadi, 2002. Akuntansi Biaya.
Yogyakarta : STIE-Yogyakarta.
Nafarin.
2004.
Akuntansi
:
Pendekatan Siklus dan Pajak
untuk Perusahaan Industri dan
Dagang.
Jakarta :
Ghalia
Indonesia.
Warindrani, Armila Krisna. 2006.
Akuntansi
Manajemen
Edisi
Pertama. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Download