TESIS: PA 2329 JUDUL TESIS : KAJIAN ESTETIKA DALAM KARYA ARSITEKTUR Studi kasus Parthenon dan Walt Disney Concert Hall karya Frank O. Gehry NAMA MAHASISWA : Endrotomo NRP MAHASISWA : 3207202008 DOSEN PEMBIMBING : Ir. Muhammad Faqih M.Ars.Ph.D. Prof.DR.Ir. Josef Prijotomo M.Arch. PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN KRITIK ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 1. Latar belakang Salah satu indikator kualitas rancangan arsitektur adalah estetika. Karya arsitektur yang dibangun pada jaman yang berbeda menampilkan estetika yang berbeda seiring dengan perkembangan pengetahuan pada jamannya, dan hal ini dapat memunculkan penilaian yang berbeda terhadap kualitas rancangan arsitekturnya. Maka diperlukan studi yang dapat menambah penjelasan tentang estetika di bidang arsitektur. Permasalahan • Adakah unsur atau nilai estetis dari sebuah teori keindahan masih berlaku pada rancangan arsitektur yang berbeda jaman. • Mungkinkah didapat rumusan estetika yang bisa diterapkan untuk berbagai karya arsitektur di berbagai jaman. Tujuan penelitian • Menguji keberlakuan sebuah teori keindahan tertentu untuk mendapatkan pengetahuan ada tidaknya kontinunitas nilai estetis yang terkandung dalam karya arsitektur yang berbeda jaman. • Mempernjernih persoalan penilaian kualitas karya arsitektur khususnya aspek estetika untuk mendapatkan rumusan estetika yang memungkinkan bisa diterapkan pada berbagai karya arsitektur. Batasan penelitian • • • • Lingkup penelitian : aspek estetika – bentuk dari arsitektur. Cabang estetika digunakan estetika tradisional, khususnya teori bentuk indah yang bersifat kualitatif. (teori Monroe Beardsley) Obyek kasus penelitian Parthenon (Yunani), dan Walt Disney Concert hall karya Frank O’Gehry (Post modern). Sumber pemikiran estetika Yunani- Vitruvius, post modern- Charles Jencks. ALUR PEMIKIRAN PENELITIAN ESTETIKA sebagai cabang filsafat Teori Charles Jencks dalam arsitektur Post Modern Teori Keindahan Teori Vitruvius dalam arsitektur Yunani • Symmetry • Order • Arragement • Propriety • Eurithmy • Economy Teori Keindahan obyektif Teori Monroe Beardsley Nilai estetis Kesetaraan arti Unity Complexity Intensity Kesetaraan arti • Multivalence, • Kompleksitas dan kontradiksi • Chaos, • Memori dan sejarah • Ornamen • Eklektisme radikal • Simbolik • Sandi • kiasan • universalitas Keberlakuan & ketidakberlakuan teori Obyek kasus Parthenon Rumusan estetika Obyek kasus Walt Disney Concert hall Frank O‟Gehry KERANGKA PIKIR ANALISIS Teori/ pandangan estetika pada jamannya Teori Vitruvius Deskripsi kesetaraan/ ketidak setaraan Nilai estetis dari teori Monroe Beardsley Teori Charles Jencks Deskripsi kesetaraan/ ketidak setaraan Teori/ pandangan estetika pada jamannya Unity Complexity intensity Descriptive Criticsm Interpretive Criticsm Normative Criticsm Interpretive Criticsm METODE KRITIK YANG DIGUNAKAN Descriptive Criticsm ESTETIK (Sebagai gugus pengetahuan) ESTETIK ILMIAH ESTETIK FILSAFATI (Rumpun modern) (Rumpun tradisional) • Ilmu seni 1. Filsafat Keindahan (Teori Keindahan) • Sejarah Seni. 2. Filsafat Citarasa • Sosiologi Seni. • Estetik Psikologis • Psikologi Estetis (Psikologi Seni) • Estetik Matematis. 3. Filsafat Seni (Teori Seni Indah) (Estetika Perbandingan) (Estetik Eksperimental) Kritik Seni Gambar 1 : (sebagai kegiatan penerapan) BAGAN ESTETIKA Alur yang dipilih dalam penelitian ini Sumber : The Liang Gie, Garisbesar Estetika, 1983. ESTETIKA sebagai TEORI KEINDAHAN TEORI SUBYEKTIF TEORI RESEPTIF Ciri-ciri yang menciptakan keindahan pada sesuatu benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda. Keindahan pada sesuatu obyek didapat dari hasil interaksi masyarakat pengamat/penikmat dengan obyek tersebut, seberapa jauh obyek itu bisa diterima penikmatnya Gambar 2 : JENIS TEORI KEINDAHAN Sumber : diolah dari : The Liang Gie, Garisbesar Estetika, 1983. TEORI OBYEKTIF Keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetis adalah sifat (kwalita) yang memang telah melekat pada benda indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori Monroe Beardsley Tiga ciri yang menjadi sifatsifat indah dari benda-benda estetis pada umumnya : 1.Kesatuan (unity) 2. Kerumitan (complexity) 3. Intensitas (intensity) TEORI MONROE BEARDSLEY NILAI ESTETIS PENJELASAN Unity yang diartikan bahwa benda estetis itu tersusun secara baik/utuh atau sempurna bentuknya. Complexity artinya benda estetis tidak sederhana, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan ataupun mengandung perbedaan-perbedaan yang halus. Intensity dimaknai bahwa suatu benda estetis yang baik harus mempunyai sebuah kwalita tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak menjadi soal kwalita apa yang dikandungnya, misalnya suasana suram atau gembira,sifat lembut atau kasar, asalkan merupakan sesuatu yang intensif atau sungguh-sungguh dapat mengekpresikan suatu emosi. TEORI VITRUVIUS UNSUR PENJELASAN Order tindakan yang dilakukan karena pertimbangan pemisahan bagianbagian pekerjaan, dan pertimbangan aturan “symmetry” terhadap proporsi secara keseluruhan. Arrangement mencakup peletakan sesuatu pada tempat yang tepat dan mempunyai efek elegan yang karenanya diputuskan layak menjadi karakter sebuah pekerjaan. Symmetry sebuah persesuaian antara bagian-bagian dan hubungan antara bagian-bagian yang berbeda dalam kerangka umum keseluruhan, dalam kecocokannya dengan bagian tertentu yang dipilih sebagai patokan. 4 Eurythmy kecantikan dan ketepatan dalam penilaian unsur-unsur. Ini didapatkan ketika bagian/unsur dikerjakan dengan adanya kesesuaian antara lebar, panjang, dan ketika hubungannya bersifat Symmetry. 5 Propreity langgam yang sempurna yang didapat ketika sebuah pekerjaan dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip yang diakui. Economy dimaksudkan pengelolaan material dan lahan, bagaimana agar irit sebagai keseimbangan biaya dan perkiraan pelaksanan pekerjaan. 1 2 3 6 TEORI CHARLES JENCKS UNSUR dan PENJELASAN Prinsip dasar 1 Multivalence ; lebih diutamakan dari pada Univalence, disini imajinasi menjadi spesial 2 Kompleksitas dan kontradiksi lebih disukai dari pada sangat sederhana dan minimalisme 3 Kompleksitas dan teori Chaos , sangat dipertimbangkan secara mendasar dari pada dinamika linier; 4 Memori dan sejarah, bahasa, gaya, dan kota, dan merupakan katalisator yang baik untuk penciptaan. Linguistic dan Estetic 5 Aturan bahasa,arsitektur simbolik, 6 Eklektisme radikal 7 Ornamen yang simbolik dan simponik. 8 Metaphor alami dan cultural. KESETARAAN ARTI Pandangan dari: Pandangan/teori yang mendukung TEORI VITRUVIUS TEORI MONROE BEARDSLEY Phythagoras keindahan dianggap sebagai kualitas dari benda yang bersusun. Hubungan dari bagian-bagian itu yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka (proporsi) Demokritos keserasian atau segala keteraturan terdiri dari gugusan unsur-unsur atom yang mempunyai susunan,yang memiliki struktur. Phythagoras, Nilai dari suatu karya sebagai keseluruhan tergantung pada hubungan timbal-balik dari unsur-unsurnya, yakni setiap unsur memerlukan, menanggapi, dan menuntut setiap unsur lainnya (kesatuan dalam keanekaan). Sokrates keindahan adalah hakekat dari kegunaan. Aristoteles Indah berarti yang benar, yang sepadan dan menjawab dari luar terhadap dorongan enteleki kodrati dari dalam. Thomas Aquinas Demokritos keindahan adalah pancaran sinar kebenaran (pulchrum splendor est veritatis). Eurythmy Heraklitos (Empedokles harmoni datang dari perlawanan, dari kontras. Keserasian timbul oleh pancaran dua pola dari satu kenyataan yang teratur yang saling berlawanan. Ekspresi yang paling jelas adanya keserasian ialah kontras. Symmetry (+Order) Complexity memperkaya gagasan-gagasan Heraklitos, bahwa perselisihan positif tadi harus diartikan perselisihan yang pada hakekatnya tarik-menarik. Propriety Intensity Empedokles Order Symmetry Unity Arrangement Economy Pandangan dari: KESETARAAN ARTI Pandangan / teori yang mendukung TEORI VITRUVIUS TEORI MONROE BEARDSLEY Phythagoras keindahan dianggap sebagai kualitas dari benda yang bersusun. Hubungan dari bagian-bagian itu yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angkaangka (proporsi) Demokritos keserasian atau segala keteraturan terdiri dari gugusan unsurunsur atom yang mempunyai susunan,yang memiliki struktur. Phythagoras Nilai dari suatu karya sebagai keseluruhan tergantung pada hubungan timbal-balik dari unsur-unsurnya, yakni setiap unsur memerlukan, menanggapi, dan menuntut setiap unsur lainnya (kesatuan dalam keanekaan). Sokrates keindahan adalah hakekat dari kegunaan. Aristoteles Indah berarti yang benar, yang sepadan dan menjawab dari luar terhadap dorongan enteleki kodrati dari dalam. Thomas Aquinas Demokritos keindahan adalah pancaran sinar kebenaran (pulchrum splendor est veritatis). Eurythmy Heraklitos Empedokles harmoni datang dari perlawanan, dari kontras. Keserasian timbul oleh pancaran dua pola dari satu kenyataan yang teratur yang saling berlawanan. Ekspresi yang paling jelas adanya keserasian ialah kontras. Symmetry (+Order) Complexity memperkaya gagasan-gagasan Heraklitos, bahwa perselisihan positif tadi harus diartikan perselisihan yang pada hakekatnya tarikmenarik. Propriety Intensity Catatan : aspek ekonomi ini membahas efisiensi pengelolaan bahan dan lahan yang tidak menyangkut bahasan nilai estetis Economy Empedokles Order Symmetry Unity Arrangement KESETARAAN ARTI Pandangan dari: Pandangan / teori yang mendukung Phythagoras keindahan dianggap sebagai kualitas dari benda yang bersusun. Hubungan dari bagian-bagian itu yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka (proporsi) Demokritos keserasian atau segala keteraturan terdiri dari gugusan unsurunsur atom yang mempunyai susunan,yang memiliki struktur. Phythagoras, Nilai dari suatu karya sebagai keseluruhan tergantung pada hubungan timbal-balik dari unsur-unsurnya, yakni setiap unsur memerlukan, menanggapi, dan menuntut setiap unsur lainnya (kesatuan dalam keanekaan). Sokrates keindahan adalah hakekat dari kegunaan. Aristoteles Indah berarti yang benar, yang sepadan dan menjawab dari luar terhadap dorongan enteleki kodrati dari dalam. Thomas Aquinas Demokritos keindahan adalah pancaran sinar kebenaran (pulchrum splendor est veritatis). Eurythmy Heraklitos Empedokles harmoni datang dari perlawanan, dari kontras. Keserasian timbul oleh pancaran dua pola dari satu kenyataan yang teratur yang saling berlawanan. Ekspresi yang paling jelas adanya keserasian ialah kontras. Symmetry (+Order) Complexity Propriety Intensity Empedokles memperkaya gagasan-gagasan Heraklitos, bahwa perselisihan positif tadi harus diartikan perselisihan yang pada hakekatnya tarik-menarik. Catatan : aspek ekonomi ini membahas efisiensi pengelolaan material dan lahan yang tidak menyangkut bahasan nilai estetis TEORI VITRUVIUS TEORI MONROE BEARDSLEY Order Symmetry Unity Arrangement Economy KESETARAAN ARTI Pandangan dari: Pandangan/teori yang mendukung TEORI CHARLES JENCKS MONROE BEARDSLEY Robert Venturi Dalam arsitektur terdapat berbagai unsur yang kompleks dan sangat bisa bertentangan satu sama lain. Ia tidak memilih salah satu diantara dua „ini atau itu‟ (either-or), tetapi lebih kepada hadir keduanya “ ini dan itu” (both-and), sebuah pengkayaan makna (richness of meaning) (1977) Kompleksitas dan kontradiksi Unity Robert Venturi Ambigiuty sebagai salah satu hasil dari “juxtaposition” (pendampingan) antara apa yang diimajinasikan dan apa yang terlihat, adalah kekuatan dalam seni .(h.20). Kompleksitas dan kontradiksi Peter Eisenman bentuk dimengerti sebagai sebuah urutan fragmen-fragmen tanda-tanda tanpa tergantung pada maknanya, dan tanpa acuan, lebih pada sebuah kondisi dasar. Frank O Gehry pluralisme yang merupakan ekspresi individual sangat mengagumkan dan bukan hal yang merugikan dlm arsitektur Michael Grave Sejarah sebagai literatur dalam berkarya. Arsitektur figuratif. Memori-sejarah ornamen Charles Jenks Variable bentuk, fungsi, dan teknik, mengubah dan memperkaya pemaknaan. Sandi, Simbolik Frank O Gehry Charles Jenks Pluralisme adalah sangat mengagumkan. Cara berkarya yang belajar dari lukisan yang penuh pilihan warna, ukuran dan komposisi. Saya selalu menghasilkan benda yang instingtif. Eklektisme radikal, Chaos Charles Jenks Bernard Tschumi Perbedaan dalam mempertimbangkan ketiga variabel (bentuk, fungsi, teknik) dalam mengambil keputusan menurut Jekns menghasilkan berbagai pengalaman, yang menghasilkan makna yang selalu berubah/ bergeser kearah yang lebih baik dan lebih dalam Multivalence, sandi, kiasan, universalitas, simbolik,makna TEORI Complexity Chaos Intensity KESETARAAN ARTI Yang mendukung Phythagoras TEORI VITRUVIUS TEORI MONROE BEARDSLEY TEORI CHARLES JENCKS Yang mendukung Order Demokritos Phythagoras, DeWhit H.Parker Symmetry Sokrates, Aristoteles Arragement Demokritos, Thomas Aquinas Eurythmy Heraklitos, Empedokles Symmetry Unity Complexity Kompleksitas dan kontradiksi Robert Venturi Kompleksitas dan kontradiksi Robert Venturi Chaos Peter Eisenman, Frank O Gehry Memori&sejarah, ornamen Michael Grave Empedokles Propriety Intensity Sandi, Simbolik Charles Jenks Eklektisme radikal, Chaos Frank O Gehry Multivalence, sandi, kiasan, universalitas, simbolik, makna Charles Jenks Bernard Tschumi Arragement, Economy Kesimpulan analisis teori 1. Hampir keseluruhan prinsip-pripsip arsitektur dari Vitruvius terdapat kesetaraan arti dengan ketiga nilai estetis dari Teori Monroe, sehingga teori ini dapat digunakan untuk menilai karya arsitektur pada jaman Yunani. 2. Prinsip-prinsip Vitruvius lebih menekanan pada nilai UNITY (inclusion, kebenaran totalitas).Ada beda penekanan, Vitruvius pada proses untuk menghasilkan UNITY, Monroe lebih pada deskripsi obyek/hasil yang Unity. Kesimpulan analisis teori 1. Teori Charles Jencks pada arsitektur Postmodern juga mempunyai kesetaraan arti dengan nilai estetis dari Monroe, sehingga teori ini bisa juga untuk menilai karya arsitektur postmodern. 2. Tetapi prinsip-prinsip postmodern di Charles Jencks lebih menekankan pada nilai Complexity (exclusion, pengkayaan makna). 3. Pada prinsip Vitruvius maupun prinsip dari Jencks , masing-masing mempunyai prinsip yang tidak menyangkut secara langsung nilai estetis dari Monroe. DESKRIPSI OBYEK PARTHENON (hasil restorasi) PARTHENON Kuil yang didirikan untuk penyembahan dewi Athena Parthenos di Akropolis di Athene, didirikan tahun 447-438 sebelum Masehi oleh arsitek Iktinos; dihiasi dengan pahatpahatan gubahan Phidias. (Ensiklopedia Indonesia) Gambar 6 : Posisi /situasi Parthenon dalam kota (Acropolis) Athena. A B C D E Propylaea Kuil Propylae. Parthenon Erechtheum Lokasi awal Athena Promachos Sumber : W.B Dinsmoor, Architecture of Ancient Greece, Batsford, Ltd., 1950, dalam Ensiklopedia Indonesia. ANALISIS PENERAPAN NILAI ESTETIS MONROE PADA PARTHENON 1. UNITY artinya bahwa benda estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya. – – Bisa dicapai dengan pengulangan Atau dengan dominan : dominan laras atau dominan kontras • Unity tertampil lewat : – Pengulangan bentuk dan ukuran serta perletakan atau jajaran kolom yang sama, yang menimbulkan nilai keutuhan bangunan ini. – Rincian ukuran setiap unsur yang berpatokan pada satu unsur (modul) dan tersusun dengan prinsip symmetry. (Pythagoras: keharmonisan lewat perbandingan yang terukur dari setiap unsur yang digabung). – Bila ditinjau dari bahan yang digunakan yang hapir semua dari batu yang mempunyai kesatuan tampilan. • • • Susunan (order) unsur-unsur yang membentuk kolom atau penyangga yaitu yang terdiri dari Stylobate (lantai dasar), base (umpak), kolom, capital (kepala tiang), Enthablatur (balok diatas tiang/ balok ring), Pediment (bidang diatas balok/ gevel); semuanya mempunyai aturan, ukuran, dan perbandingan yang ditetapkan sebagai sebuah pola, seperti gambar diatas. Proporsi (kolom)dalam Partenon ditetapkan dengan perbandingan yang tertentu, yaitu perbandingan antara tinggi kolom dan diameter kolom serta jarak antara dua kolom. Proporsi tersebut mempunyai varian Perbandingan berdasarkan type bangunannya. 2. Kerumitan (complexity) artinya benda estetis tidak sederhana, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan ataupun mengandung perbedaanperbedaan yang halus. • • Penyelesaian penanganan beban dan gaya,lewat kolom dan architrave (balok) nenunjukkan pertemuan beban berat dari atap ketanah lewat kolom. Bentuk kolom yang melebar kebawah, tampilan kepala tiang yang menggambarkan tekanan berat dari atas, merupakan sebuah penyelesaian pertentangan gaya berat horizontal dan vertikal. Penyelesaian disetiap pertemuan dua unsur yang rinci dan kaya akan detail seperti : pertemuan kolom dengan lantai terdapat base (umpak), pertemuan kolom dengan balok (architrave) terdapat kepala tiang (capital), antara balok dengan atap (pedimen) terdapat entablature, menunjukan kerumitan. 3. Intensitas Suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu kwalita tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak menjadi soal kwalita apa yang dikandungnya, misalnya suasana suram atau gembira,sifat lembut atau kasar, asalkan merupakan sesuatu yang intensi atau sungguh-sungguh. • • Penggunaan langgam pada bangunan Yunani bertujuan untuk menampilkan karater dari bangunan tersebut, seperti langgam Doric untuk menujukan kekuatan, kegagahan, sedang langgam Corinthian untuk menunjukkan sifat keluwesan, kelembutan, dan langgam Ionic untuk menampilkan antara kekuatan (maskulin) dengan kelembutan (feminin). Jadi Parthenon yang menggunakan langgam Doric disengaja untuk menampilkan sifat kegagahan, kejantanan, aatau kekuatan (maskulin). Disini lah ada unsur nilai intensity. DESKRIPSI OBYEK 2 ARSITEK USULAN LOKASI : Frank o. Gehry : Lilian disney : 111 south grand avenue Los Angeles, California DESAIN AWAL : 1987 TAHAP KONSTRUKSI : 1999 DIRESMIKAN : 23 Oktober 2003 KLIEN : Walt Disney Concert Hall Committee AREA : 3,6 hektar ANALISIS PENERAPAN NILAI ESTETIS MONROE 1. UNITY artinya bahwa benda estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya. – – Bisa dicapai dengan pengulangan Atau dengan dominan : dominan laras atau dominan kontras • • Bentuk bangunan didominasi dengan bentuk lengkung dari bahan baja khusus yang menampilkan tampilan licin dan mengkilat yang melingkupi seluruh bagian luar dari bangunan. Sebuah pengulangan elemen yang menjadikan unity dari bangunan. Tetapi bila dilihat dari bangunan sekitarnya, bangunan ini sangat kontras dengan bentuk-bentuk bangunan yang mengelilinginya. 2. Kerumitan (complexity) artinya benda estetis tidak sederhana, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan ataupun mengandung perbedaanperbedaan yang halus. • • • • Bidang cekung dan cembung, bidang menjulang dan mendatar yang sama kuat, menimbulkan ketegangan karena perlawanan ini. Posisi bidang lengkung yang sangat varian dalam arah, bentuk bangunan ini menjadi kaya tetapi sekaligus menjadi kacau, saling meniadakan dominasi arah. Permainan besar kecil massa atau elemen dinding luar banguan lebih banyak menampilkan perlawanan dari pada kesatuan, dengan jumlah bidang yang relatif sama luasnya. Ruang tengah/ ruang konser yang bentuk dasar segi empat, dilawankan dengan bentuk dinding yang tidak beraturan menumbulkan kekontrasan. 3. Intensitas (Intensity). Suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu kwalita tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak menjadi soal kwalita apa yang dikandungnya, misalnya suasana suram atau gembira,sifat lembut atau kasar, asalkan merupakan sesuatu yang intensi atau sungguh-sungguh. • Melihat sketsa ide yang dilakukan oleh Frank Gehry, nampak perubahan dari bentuk dasar yang teratur (empat persegi panjang) kemudian dikembangkan menjadi wujud yang kompleks dan chaos, tetapi yang disengaja untuk menampilkan “sesuatu” yang menjadi karakter dari karyanya. Kesengajaan menapilkan karakter inilah yang dapat dimasukan kedalam nilai Intensity Monroe. Kesimpulan penerapan 1. Dengan merinci setiap nilai estetis yang ada pada Parthenon dan Walt Disney Concert Hall karya Gehry, terdapat kesesuaian dengan hasil analisis kesetaraan arti diatas. 2. Tetapi diluar nilai estetis Monroe, penerapan prinsip arsitektur postmodern pada kasus karya Gehry ini, sangat mungkin belum menunjukkan keseluruhan nilai yang terkandung didalamnya, seperti pemaknaan arsitektur. Kesimpulan penerapan 3. Diperlukan penelusuran lebih lanjut dari sisi latar belakang filosofi timbulnya prinsip arsitektur postmodern, sehingga diketahui penyebab diperlukannya unsur nilai arsitektur lainnya yang perlu ada pada karya arsitektur sebagai karya arsitektur yang menunjukkan jamannya. 4. Rumusan estetika bisa digunakan untuk menilai karya di berbagai waktu, tetapi tidak selalu mampu mencakup keseluruhan nilai estetis dari obyek yang bersangkutan. Masih diperlukan penelusuran filosofis yang melatarbelakangi lahirnya estetika tersebut. TERIMA KASIH