PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KONSULTASI MEDIS DAN KETAATAN MEDIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS (USIA DEWASA MADYA) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Evi Dwi Putri Utami NIM : 019114011 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KONSULTASI MEDIS DAN KETAATAN MEDIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS ( USIA DEWASA MADYA ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Evi Dwi Putri Utami NIM : 019114011 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pencobaan - pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan – pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. 1 Korintus 10 : 13 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.” Pengkhotbah 3 : 11 iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28 : 19 – 20 Karya ini kupersembahkan untuk : Papah, Mamah dan Adikku tercinta Teman –teman baikku Dan Diriku sendiri v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, Maret 2008 Evi Dwi Putri Utami vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Evi Dwi Putri Utami. (2008). Hubungan antara Kepuasan Konsultasi Medis dan Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus (Usia Dewasa Madya). Yogyakarta: Program Studi Psikologi. Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus (usia dewasa madya). Hipotesa penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus (usia dewasa madya). Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Variabel penelitian ini diukur dengan menggunakan 2 skala, yaitu skala kepuasan konsultasi medis yang terdiri dari 25 aitem dan skala ketaatan medis yang terdiri dari 45 aitem. Subjek penelitian ini adalah 50 orang (28 pria dan 22 wanita) penderita Diabetes Mellitus yang berusia antara 40-60 tahun dan pernah berkonsultasi dengan dokter tentang penyakitnya tersebut. Hasil uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach diperoleh hasil sebesar 0,926 untuk skala kepuasan konsultasi medis dan 0,939 untuk skala ketaatan medis. Hasil uji hipotesa penelitian ini diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,507 (N=50, p<0,01). Hal ini berarti bahwa hipotesa penelitian diterima dan signifikan. Ada hubungan positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus (usia dewasa madya). Kata kunci: kepuasan konsultasi medis, ketaatan medis, dan penederita Diabetes Mellitus vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Evi Dwi Putri Utami. (2008). The Correlation between Medical Consultation Satisfaction and Medical Loyalty on Diabetes Mellitus Sufferer (Middle Age Adult). Yogyakarta: Study Program of Psychology. Faculty of Psychology. University of Sanata Dharma. This research is aimed to know the correlation between medical consultation satisfaction and medical loyalty on Diabetes Mellitus sufferer (middle age adult). The hypothesis of this research is there is positive correlation between medical consultation satisfaction and medical loyalty on Diabetes mellitus sufferer (middle age adult). Kind of this research is correlational research. This variable research is measured using 2 scales, that is medical consultation satisfaction scale (25 items)and medical loyalty scale (45 items). The subject of this research are 50 people (28 man and 22 woman) Diabetes Mellitus sufferer that attain the age of 40-60 years old and once hold a consultation with the doctor because of their illness. The reliability result with Alpha Cronbach is 0,926 for medical consultation satisfaction scale and 0,939 for medical loyalty. The hypothesis result of this research is 0,507 (N=50, p<0,01). It means that the hypothesis of this research was significant and accepted. There is positive correlation between medical consultation satisfaction and medical loyalty on Diabetes Mellitus sufferer (middle age adult). Keywords: medical consultation satisfaction, medical loyalty, and Diabetes Mellitus sufferer. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah Bapa untuk kasih setia dan damai sejahtera yang selalu dilimpahkanNya kepada penulis dalam setiap keadaan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik. Biarlah segala hormat dan kemuliaan hanya bagi nama Nya. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Psikologi Strata 1 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih atas segala petunjuk, bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian serta fasilitas yang telah penulis dapatkan dalam proses pembuatan skripsi ini kepada: 1. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu M.L Anantasari, S.Psi., M.Si.,dosenku yang cantik selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan kesabaran serta ketekunannya dalam membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sangat baik. Meskipun terkadang saya membuat Ibu jengkel karena jarang datang bimbingan tetapi Ibu tetap sabar menghadapi saya. Terima kasih. 3. Ibu Sylvia CMYM, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan bagi penulis sepanjang penulis mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Seluruh staf administrasi dan perpustakaan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus semua administrasi terima kasih banyak. 5. Mamahku tercinta, terimakasih sudah bekerja keras untuk membiayai kuliah dan skripsiku. Terimakasih juga atas doa dan cinta serta kesabarannya selama ini. Tuhan memberkati. 6. Adikku satu-satunya Tom-tom, terimakasih sudah mau bantu cc dalam mengerjakan skripsi yang cc tidak bisa lakukan sendiri. 7. Ustea, Mitha, C’Yun, Ku San, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama pengambilan data, tanpa bantuan kalian mungkin aku akan lebih lama lagi lulusnya. God Bless U. 8. Keluarga besar Tanto Raharjo yang selalu memberiku dukungan material maupun spiritual. Terimakasih banyak, tanpa kalian mungkin Evi tidak dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 9. My beloved brothers & sisters in Christ: Iin, Yani, DC&Hanter, Lanny&Sandy, k’Yanik. Aku sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti kalian yang senantiasa mendukung dan mendoakanku. 10. Teman-teman seperjuanganku di Fakultas Ψ: Hastin, Deni, Sapti, Nopek, Elli Adar, Rani, thanks ya atas bantuan dan dukungannya. Kalian adalah temanteman yang sangat luar biasa yang membuat aku mengerti arti perjuangan hidup dan memberiku inspirasi serta banyak pengetahuan dan terima kasih atas dukungannya. God Bless You. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Special thanks to my best friend Belu & Irma. Belu terima kasih untuk dukungan dan semangat serta bantuan yang kamu berikan. Terima kasih juga buat penjelasan penggunaan SPSSnya dan kesabaran kamu ngajarin aku. Irma, terima kasih buat abstraknya ya hehehe. Terima kasih juga buat dukungan dan doanya selama ini. Teman-teman akhirnya aku lulus juga! God Bless You. 12. Agatha, terimakasih ya cik Evi sudah boleh nginep di kos selama menyelesaikan skripsi. GBU. 13. Semua teman-teman dan keluargaku yang lain yang tidak dapat aku sebutkan satu-persatu, terimakasih untuk semuanya. God Bless You All. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan masukan sangat penulis harapkan dari semua pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Yogyakarta, Maret 2008 Penulis xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… iii HALAMAN MOTTO …………………………………………………………. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………. vi ABSTRAK ……………………………………………………………….......... vii ABSTRACT …………………………………………………………………... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................... ix KATA PENGANTAR ………………………………………………………... x DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. xiii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...... xvi DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xvii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xviii BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah …………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………... 4 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 4 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 4 BAB II. LANDASAN TEORI………………………………………………… 6 A. Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus………………… 6 1. Pengertian Ketaatan Medis……………………………………… 6 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketaatan Medis…………….. 7 3. Pengertian Diabetes Mellitus………………………………….... 9 4. Faktor-faktor Penyebab Diabetes Mellitus……………………… 9 5. Indikator Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus…… 10 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus……………… 12 B. Usia Dewasa Madya………………………………………………. 13 1. Pengertian Usia Dewasa Madya………………………………... 13 2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya…………………… 15 C. Kepuasan Konsultasi Medis………………………………………. 16 1. Pengertian Kepuasan Konsultasi Medis………………………... 16 2. Peran Komunikasi dalam Kepuasan Konsultasi Medis………… 17 3. Kemampuan Komunikator dalam Menyampaikan Pesan……… 18 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsultasi Medis. 20 D. Hubungan Kepuasan Konsultasi Medis dan Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Madya………………… 21 E. Hipotesis…………………………………………………………… 24 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………….. 26 A. Jenis Penelitian……………………………………………………. 26 B. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………………… 26 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………………. 26 D. Subjek Penelitian………………………………………………….. 27 E. Metode Pengumpulan Data………………………………………. 28 1. Skala Ketaatan Medis………………………………………….. 29 2. Skala Kepuasan Konsultasi Medis……………………………... 31 F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas……………………………… 32 1. Uji Validitas……………………………………………………. 33 2. Uji Analisis Item……………………………………………….. 33 3. Uji Reliabilitas…………………………………………………. 34 G. Metode Analisis Data…………………………………………….. 34 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………….. 35 A. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………… 35 1. Perizinan……………………………………………………… 35 2. Proses Penelitian.........................……………………………... 35 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Skala Kepuasan Konsultasi Medis…………………………… 36 4. Skala Ketaatan Medis………………………………………... 37 B. Hasil Penelitian…………………………………………………… 38 1. Uji Reliabilitas……………………………………………..... 38 2. Uji Asumsi................................................................................ 39 a. Uji Normalitas…………………………………………… 39 b. Uji Linearitas…………………………………………….. 40 3. Uji Hipotesis…………………………………………………. 40 C. Pembahasan………………………………………………………. 41 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 46 A. Kesimpulan……………………………………………………….... 46 B. Saran……………………………………………………………….. 46 Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 48 LAMPIRAN………………………………………………………………….... 50 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian……………………………… 25 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Skor Skala Ketaatan Medis………………………………………….. 30 Tabel 2. Blue print Skala Ketaatan Medis untuk Uji Coba…………………… 30 Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Ketaatan Medis untuk Uji Coba…………… 31 Tabel 4. Skor Skala Kepuasan Konsultasi Medis…………………………….. 32 Tabel 5. Blue print Skala Kepuasan Konsultasi Medis untuk Uji Coba……… 32 Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Kepuasan Konsultasi Medis Uji Coba……… 32 Tabel 7. Tabulasi Subjek Penelitian................................................................... 36 Tabel 8. Nomor-nomor Aitem Skala Kepuasan Konsultasi Medis yang Sahih dan Gugur…………………………………………………………… 36 Tabel 9. Blue print Skala Kepuasan Konsultasi Medis (setelah uji coba)…… 37 Tabel10. Nomor-nomor Aitem Skala Ketaatan Medis yang Sahih dan Gugur 37 Tabel 11. Blue print Skala Ketaatan Medis (setelah uji coba)………………. 38 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN 1. Skala Uji Coba……………………………………………………………... 51 2. Data Uji Coba……………………………………………………………… 57 3. Uji Beda dan Reliabilitas Item…………………………………………….. 74 a. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Kepuasan Konsultasi Medis…….. 75 b. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Ketaatan Medis………………….. 78 4. Skala Penelitian……………………………………………………………. 84 5. Data Penelitian……………………………………………………………... 90 6. Uji Asumsi…………………………………………………………………. 107 a. Uji Normalitas………………………………………………………….. 108 b. Uji Linearitas……………………………………………………………. 109 7. Uji Hipotesis……………………………………………………………….. 110 8. Data Subjek dan Wawancara......................................................................... 112 9. Perizinan…………………………………………………………………… 116 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejumlah besar orang dalam kehidupan sehari-hari harus pergi ke dokter. Mereka pergi ke dokter dengan tujuan untuk berobat atau hanya sekedar berkonsultasi saja dengan dokter. Konsultasi dengan dokter menjadi hal yang penting karena dengan berkonsultasi maka pasien akan mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang penyakit dan cara pengobatannya. Tetapi tidak semua orang atau pasien senang untuk melakukannya. Ada banyak keluhan tentang dari masyarakat tentang pelayanan medis saat ini terutama dalam hal pemberian informasi. Pelayanan medis sekarang dirasakan atau dipandang oleh masyarakat sebagai pelayanan yang kurang komunikatif (Susanti, 1998). Pemberian informasi memang merupakan hal yang sepele atau dianggap kurang penting bagi sebagian dokter, tetapi justru dari proses pemberian informasi ini akan dapat membawa dampak yang berkelanjutan. Perhatian dokter saat ini terhadap pentingnya pemberian informasi masih kurang. Dokter terkadang memberikan informasi tanpa melihat kepentingan pasien. Dokter hanya memberikan informasi seperlunya saja kepada pasien sedangkan pasien masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut tentang penyakit yang dideritanya. Oleh karena itu supaya pemberian informasi (konsultasi) ini dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan komunikasi yang baik antara pasien dan dokter. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Komunikasi yang baik antara pasien dan dokter diharapkan dapat membuat sebuah konsultasi berjalan dengan baik dan lancar. Konsultasi yang baik akan membuat informasi dari dokter dapat terkirim dengan jelas sehingga pasien akan lebih mudah mengerti. Konsultasi yang berjalan dengan baik akan membawa dampak kepuasan pada diri pasien. Menurut Ley (Smet, 1994: 243), ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa para pasien sering tidak puas dengan kualitas dan kuantitas informasi yang mereka terima dari para tenaga kesehatan. Bukti menunjukkan bahwa 35%-40% dari seluruh pasien yang menjadi subjek penelitian Ley tidak puas dengan informasi yang diberikan oleh dokter. Kepuasan pasien terhadap konsultasi ini akan terlihat dari seberapa sering pasien bergonta-ganti dokter untuk menangani penyakitnya dalam penelitian ini adalah diabetes (Smet,1994). Diabetes Mellitus adalah sejenis penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula (glukosa) di dalam darah yang tinggi. Diabetes dapat menyerang semua lapisan masyarakat dari yang miskin sampai kaya raya, anak-anak sampai orang tua, dan dari yang kurus sampai yang gemuk. Diabetes termasuk penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total, penderita harus terus mengontrol dan menjaga kadar gula darahnya supaya tetap normal sehingga tetap bisa melakukan aktivitas dengan baik. Diabetes merupakan penyakit yang rumit, banyak aturanaturan yang harus dijalankan oleh para penderitanya misalnya disiplin minum obat, cek darah, diet, dan olahraga. Pelanggaran atau kesalahan dalam melaksanakan aturan-aturan tersebut dapat berakibat gula darah menjadi sangat tinggi atau sangat rendah dan hal ini akan sangat berbahaya bagi para penderita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 karena dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu ketaatan sangat diperlukan untuk menghindari kemungkinan terburuk dari penyakit diabetes. Ketaatan medis adalah perilaku/kemauan pasien untuk senantiasa melaksanakan aturan-aturan medis sesuai dengan nasehat dokter dengan keyakinan tidak menimbulkan konsekuensi yang lebih parah, misalnya adalah bertambah parahnya penyakit yang diderita pasien. Pasien yang tidak puas dengan sebuah konsultasi atau pengobatan seorang dokter akan menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak baik misalnya adalah ketidaktaatan pasien pada aturan-aturan medis. Hal tersebut dapat mengakibatkan seseorang menghindari atau bahkan menolak pelayanan medis, sehingga dapat menjadi penyebab meningkatnya resiko kesehatan (Smet, 1994: 246). Ketidaktaatan terhadap aturan medis dapat meningkatkan resiko berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau bahkan memperburuk sakit yang diderita oleh pasien. Keberhasilan suatu pengobatan tergantung pada kerjasama antara pasien dengan para tenaga kesehatan. Para dokter sering mengalami kesulitan dalam menangani pasiennya, salah satunya adalah kurangnya umpan balik dari pasien tentang aktivitas dan perilaku dokter, sehingga dokter tidak dapat mengetahui apakah informasi yang dia berikan kepada para pasiennya dapat diterima dan dimengerti atau tidak oleh para pasien tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pasien yang puas dengan konsultasi seorang dokter atau pengobatan yang diterimanya tidak akan mencari bantuan dokter lain. Ketidakpuasan pada seorang dokter akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang parah seperti menghindari pelayanan medis sehingga berdampak pada ketidaktaatan pasien pada aturan medis (Smet, 1994,h.246). Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengangkat masalah tersebut menjadi tema penelitian, yaitu menghubungkan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan secara praktis dan teoritis, yaitu: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi kajian ilmiah ilmu psikologi mengenai ketaatan medis ditinjau dari kepuasan konsultasi medis yang dialami oleh para penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 juga untuk semakin memperkaya bidang penelitian ilmu psikologi terutama psikologi kesehatan. 2. Manfaat praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penderita diabetes tentang pentingnya kepuasan konsultasi medis terhadap ketaatan mereka dalam menaati aturan-aturan medis. b. Menambah wacana bagi para tenaga medis tentang pentingnya kelancaran komunikasi dalam sebuah konsultasi sehingga terwujud kepuasan pasien yang kemudian akan membantu pasien dalam menaati aturan-aturan medis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Ketaatan Medis Pada Penderita Diabetes Mellitus 1. Pengertian Ketaatan Medis Ketaatan berasal dari kata taat yang berarti senantiasa menurut; tidak berlaku curang. Sarafino mengatakan bahwa ketaatan medis atau kepatuhan adalah kemauan pasien untuk melaksanakan cara pengobatan yang disarankan oleh dokternya, sehingga tidak menimbulkan konsekuensi yang lebih parah bagi pasien (Poerwodarminto,1987.Smet, 1994). Haynes (Susanti,1998), mengatakan bahwa ketaatan medis adalah tingkat di mana perilaku seseorang (dalam menjalani pengobatan, mengikuti diet) sesuai dengan pengobatan medis atau nasehat dokter. Perilaku ketaatan sering diartikan sebagai usaha pasien untuk mengendalikan perilakunya, bahkan jika hal tersebut bisa menimbulkan resiko mengenai kesehatannya. Faktor penting ini seringkali dilupakan. Banyak dokter begitu saja beranggapan bahwa pasien akan mengikuti apa yang mereka nasehatkan tanpa menyadari bahwa pasien tersebut pertama-tama harus memutuskan terlebih dahulu apakah mereka akan melakukannya atau tidak (Taylor dlm Smet, 1994, h. 254). Hal tersebut didukung juga dengan pendapat Janis (Smet,1994) bahwa ketaatan itu sendiri adalah hasil dari proses pengambilan keputusan. Pasien harus memiliki keyakinan, sikap dan kehendak terlebih dahulu baru kemudian dia akan taat. Ketaatan medis akan terlaksana dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 pertimbangan akan adanya ancaman yang dirasakan dari suatu penyakit, persepsi kekebalan terhadap penyakit, kerugian (biaya,waktu) dan keuntungan (efektivitas pengobatan) (Laventhal dlm Smet,1994). Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ketaatan medis adalah perilaku/kemauan pasien untuk senantiasa melaksanakan aturan-aturan medis sesuai dengan nasehat dokter dengan keyakinan tidak menimbulkan konsekuensi yang lebih parah, misalnya adalah bertambah parahnya penyakit yang diderita pasien. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan medis a. Ciri-ciri kesakitan (penyakit) dan ciri-ciri pengobatan Menurut Dickson, Sarafino, dan Ley (Smet, 1994, h. 254) perilaku ketaatan akan lebih rendah untuk penyakit kronis karena tidak ada akibat buruk yang segera dirasakan atau resiko yang jelas. b. Komunikasi antara pasien dengan dokter Merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkat ketidaktaatan pasien. Komunikasi yang didukung dengan adanya pengawasan dan dukungan dari dokter akan menimbulkan ketaatan bagi pasien. Berbagai aspek komunikasi antara pasien dengan dokter mempengaruhi tingkat ketidaktaatan misalnya, informasi dengan pengawasan yang kurang, ketidakpuasan terhadap aspek hubungan emosional dengan dokter, ketidakpuasan terhadap pengobatan dan konsultasi yang diberikan dokter. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 c. Persepsi dan pengharapan pasien Yaitu bagaimana pandangan pasien mengenai penyakit yang dideritanya, sehingga dapat menimbulkan ketaatan bagi pasien. d. Dukungan sosial Merupakan faktor yang sangat mempengaruhi ketaatan. Jika dokter dapat melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien maka ketidaktaatan dapat dikurangi. Riset yang telah dilakukan oleh Taylor (Smet, 1994, h. 260) menunjukkan bahwa adanya kerjasama yang baik antara dokter dengan keluarga pasien akan mempengaruhi tingkat ketaatan pasien. e. Ciri-ciri individual Umur dan atau status perkembangan merupakan salah satu faktor yang penting (La Greca dlm Smet, 1994). Sebagai contoh, anak-anak terkadang punya tingkat ketaatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja, meskipun anak-anak itu mendapatkan informasi yang kurang seperti yang Johnson temukan pada penderita Diabetes Mellitus (Smet, 1994). Masalah khusus dapat timbul dalam memperoleh ketaatan medis dari anak-anak yang mempunyai penyakit kronis, karena mereka sangat tergantung pada anggota keluarga yang lain untuk perawatan medis. Ketidaktaatan akan meningkatkan resiko berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau bahkan memperburuk penyakit yang sedang diderita. Perkiraan yang ada menyatakan bahwa 20% jumlah opname di rumah sakit merupakan akibat dari ketidaktaatan pasien terhadap aturan pengobatan (Sarafino dlm Smet, 1994, h. 253). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 3. Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes adalah suatu penyakit di mana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya (Tim Vitahealth, 2004). Diabetes merupakan gangguan metabolisme dari distribusi gula. Tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah itu melimpah ke sistem urine untuk dibuang melalui urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis (Tim Vitahealth, 2004). 4. Faktor-faktor Penyebab Diabetes Mellitus Margatan (1995,h. 17-19) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus, yaitu: a. Kurang gerak, kegiatan fisik dari tubuh kita akan menimbulkan proses energi yang membutuhkan sejumlah gula untuk pembakarannya, sehingga kebutuhan hormon insulin semakin berkurang. Gula dalam tubuh orang yang tidak aktif tidak banyak terbakar, maka bahan makanan yang masuk terutama gula harus disimpan dalam tubuh yang kemudian menjadi cadangan gula dan timbunan lemak sehingga membutuhkan banyak hormon insulin untuk mengelolanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Kebutuhan yang berlebihan ini memacu beta sel pankreas untuk memproduksi insulin secara berlebihan sehingga permintaan dan persediaan tidak seimbang. b. Makan secara berlebihan /obesitas, pola makan yang salah dapat menimbulkan diabetes. Beberapa penelitian yang telah dilakukan di AS membuktikan bahwa 75% penderita diabetes yang datang berobat ke dokter ditemukan dalam keadaan gemuk/obesitas. c. Kehamilan, ibu-ibu hamil akan memberikan makan yang cukup bagi janin sehingga cenderung akan banyak makan dan tubuh menjadi gemuk. Setiap kehamilan mempunyai resiko munculnya Diabetes Mellitus apalagi jika kehamilan berulang yaitu setiap 1-2 tahun sekali. d. Kekurangan hormon insulin, hal ini dapat terjadi karena: a) Pankreactomy : pemotongan sebagian pankreas akibat suatu penyakit b) Pankreatitis : radang pankreas yang menimbulkan kerusakan beta sel pankreas. ( Hormon insulin dihasilkan oleh kelenjar pankreas ) e. Hormon insulin yang terpacu berlebihan, pada penyakit hormon lain yang mempunyai sifat berlawanan fungsi dengan horman insulin. 5. Indikator Ketaatan Medis Pada Penderita Diabetes Mellitus Kondisi penyakit diabetes tergantung pada individu masing-masing, terutama dari segi kepatuhan dan disiplin untuk melakukan diet dan olahraga dengan benar (Tim Vitahealth, 2004,h. 39). Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh para penderita diabetes untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap normal, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 a. Disiplin minum obat, minum obat yang diresepkan dokter secara teratur sesuai dengan aturan pemakaiannya dan tidak boleh mencampur obat dengan obat lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. b. Diet, diet adalah awal dari usaha untuk mengendalikan diabetes. Diet ini harus dapat memenuhi kebutuhan gula tubuh, tetapi tidak boleh berlebihan. Diet diabetes dapat dilakukan dengan cara: 1) Memilih karbohidrat yang aman Sumber karbohidrat yang aman bagi penderita diabetes adalah bahan makan yang mengandung senyawa karbohidrat kompleks/ karbohidrat berserat yang terdapat dalam sayuran, kacang-kacangan, dan buah yang tidak terlalu manis (mis: pepaya, semangka, apel, salak, kedondong). 2) Pola diet diabetes (a) memangkas kalori (b) mengurangi lemak (c) makan karbohidrat kompleks (d) ucapkan selamat tinggal pada yang manis (e) melengkapi makanan dengan serat 3) Penerapan pola diet sehari-hari Penerapan pola diet sehari-hari dilakukan untuk menjaga kadar gula darah dan berat badan yaitu dengan cara makan makanan yang rendah lemak, kaya serat, mengandung lebih banyak karbohidrat kompleks dan menghindari gula murni. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 c. Olahraga, olahraga dilakukan secara teratur tetapi tidak berlebihan. Olahraga yang dipilih sebaiknya yang disenangi dan dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta melibatkan otot-otot besar (kaki, tangan, dan bahu). d. Kontrol gula darah, pemeriksaan untuk mengukur kadar gula darah dianjurkan dilakukan setiap tahun bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun dan mempunyai resiko yang tinggi untuk terkena diabetes (memiliki riwayat keluarga penderita diabetes). e. Perawatan kaki, penderita diabetes sering mengalami luka pada kaki tanpa menyadarinya dan biasanya luka tersebut mudah sekali terserang infeksi karena lama sembuhnya. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa para penderita diabetes harus menjalankan beberapa hal seperti disiplin minum obat, diet, olahraga, kontrol gula darah, dan melakukan perawatan kaki supaya penyakit diabetes mereka tidak bertambah parah. Hal-hal itulah yang kemudian peneliti gunakan sebagai indikator ketaatan medis pada penderita diabetes. 6. Ketaatan Medis Pada Penderita Diabetes Mellitus Seorang penderita diabetes dapat hidup normal dan melakukan segala aktivitas yang ingin dilakukan apabila bersedia membiasakan diri untuk hidup secara teratur, menjalankan pengobatan dengan tekun dan kontrol kesehatan seperti yang dianjurkan dokter. Satu hal yang penting agar hal-hal tersebut dapat berhasil adalah ketaatan. Ketaatan bagi penderita diabetes lebih banyak mengacu pada ketaatan untuk melaksanakan aturan-aturan medis (ketaatan medis). Ketaatan medis adalah perilaku seseorang untuk senantiasa melaksanakan aturan- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 aturan medis dengan keyakinan tidak menimbulkan konsekuensi yang lebih parah. Penyakit diabetes merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan sehingga penderita hanya dapat melakukan pengontrolan terhadap kadar gula darah supaya tetap stabil. Pengobatan/pengendalian diabetes harus dijalankan secara kontinyu dan dalam jangka waktu yang cukup lama atau bahkan sepanjang hidup si penderita. Beberapa usaha pengendalian itu antara lain: disiplin minum obat, diet, olahraga, kontrol gula darah, dan perawatan kaki. Usaha-usaha pengendalian itu tidak akan berhasil jika para penderita diabetes tidak mempunyai ketaatan dalam melaksanakannya. Jadi, ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus adalah kemauan pasien untuk melaksanakan segala aturan-aturan medis yang diberlakukan untuk mereka supaya penyakit diabetes yang mereka derita tidak bertambah parah dan mereka dapat hidup normal. B. Usia Dewasa Madya 1. Pengertian Usia Dewasa Madya Istilah adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang mempunyai arti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 1994,h. 246). Usia dewasa madya atau setengah baya pada umumnya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun yang ditandai dengan adanya perubahan- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 perubahan jasmani dan mental (Hurlock, 1994, h.320). Menurut Hurlock karakteristik-karakteristik masa dewasa madya adalah sebagai berikut: a. Periode yang sangat ditakuti Usia madya merupakan suatu periode yang menakutkan karena semakin mendekati usia tua, biasanya orang-orang dewasa tidak mau mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut. b. Masa transisi Masa di mana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya. Pria mengalami perubahan keperkasaan dan wanita dalam kesuburan. c. Masa stres Masa di mana penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah. Wanita mengalami gangguan dalam homeostatis selama usia 40-an, yaitu bahwa mereka mulai menopause, pria pada usia 50-an memasuki masa pensiun. d. Usia yang berbahaya Masa di mana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat terlalu banyak bekerja dan rasa cemas yang berlebihan. e. Usia canggung Masa di mana pria dan wanita sudah bukan muda lagi tapi juga bukan tua. f. Masa berprestasi Masa di mana seseorang akan lebih sukses atau sebaliknya mereka akan berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 g. Masa evaluasi Masa di mana orang-orang usia madya mengevaluasi prestasi yang telah mereka capai berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman. h. Dievaluasi dengan standar ganda Standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita. Dua aspek khusus yaitu pertama adalah aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani (rambut putih, timbul keriput, dll) dan yang kedua adalah cara pria dan wanita menyatakan sikap terhadap usia tua. i. Masa sepi Masa di mana kegiatan mereka sudah mulai berkurang. Masa ketika anakanak tidak lama lagi tinggal bersama orang tua , para wanita sudah tidak lagi melakukan pekerjaan rumah tangga dan para pria memasuki masa pensiun. j. Masa jenuh Masa di mana pria dan wanita mengalami kebosanan dengan apa yang mereka jalani secara rutin sehari-hari. 2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya Havighurst dalam Hurlock (1994,h. 9) berpendapat bahwa setiap kelompok budaya mengharap anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui pada berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Havighurst menamakannya tugas perkembangan. Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, tetapi jika gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Tugas perkembangan masa dewasa madya yang berhubungan dengan penelitian ini adalah menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini serta menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua. Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun yaitu saat manusia berada pada tahap usia dewasa madya ( Tim Vitahealth, 2004, h.34). Usia madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara umum dan memburuknya kesehatan. Masalah kesehatan secara umum pada usia madya mencakup kecenderungan untuk mudah lelah, telinga berdengung, sakit pada otot, kepekaan kulit, sakit pada lambung, hilangnya selera makan serta insomnia (Hurlock, 1994,h. 328). C. Kepuasan Konsultasi Medis 1. Pengertian Kepuasan Konsultasi Medis Kepuasan konsultasi medis berasal dari kata kepuasan dan kata konsultasi medis, oleh karena itu sebelum memahami lebih lanjut tentang arti kata kepuasan konsultasi medis terlebih dahulu perlu diketahui tentang arti dari kata kepuasan dan kata konsultasi medis. Kepuasan adalah perihal atau perasaan puas, kesenangan, kelegaan. Sedangkan konsultasi medis adalah perundingan antara pemberi dan penerima PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 layanan kesehatan yang bertujuan mencari penyebab timbulnya penyakit dan menentukan cara-cara pengobatan. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu kepuasan konsultasi medis adalah perasaan senang atau puas seseorang atas perundingan yang dilakukan oleh pemberi dan penerima layanan kesehatan tentang penyebab timbulnya penyakit dan cara pengobatan. Sarafino dalam Smet (1994, h. 250), menyatakan bahwa kepuasan konsultasi medis adalah kepuasan pasien pada kualitas dan kuantitas informasi yang mereka terima pada saat konsultasi medis. Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian-pengertian di atas adalah bahwa kepuasan konsultasi medis adalah perasaan puas atau senang pasien atas perundingan yang dilakukannya dengan dokter tentang penyebab timbulnya penyakit dan cara pengobatannya baik secara kuantitas maupun kualitas. 2. Peran Komunikasi dalam Kepuasan Konsultasi Medis Solita dalam Sarwono (1993, h. 50), menyebutkan bahwa kepuasan konsultasi medis dipengaruhi oleh komunikasi. Orang berusaha menyampaikan pandangan, perasaan dan harapannya kepada orang lain melalui komunikasi. Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi harus dikembangkan dan dipelihara secara terusmenerus. Komunikasi, dalam hubungan antar dokter dan pasiennya merupakan suatu hal yang paling penting. Kont dan O’ Donell (Skripsi Tina Susanti, 1998), mengemukakan pengertian komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak (informasi yang ditransfer harus dapat dimengerti oleh si penerima). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Pelayanan medis sekarang dirasakan oleh banyak orang sebagai pelayanan yang kurang komunikatif sebagaimana diharapkan oleh kebanyakan orang. Kegagalan untuk mengikuti nasehat medis berpangkal pada pelayanan yang kurang komunikatif. Pelayanan yang lebih responsif terhadap persepsi dan harapan pasien, yang lebih banyak mendengarkan problem pasien akan menghasilkan kerjasama pasien dan dokter yang lebih baik. Pelayanan medis akan lebih berdayaguna bagi pasien dan kemubaziran pelayanan akan terelakkan (Skripsi Tina Susanti, 1998). Konsultasi sangat erat hubungannya dengan komunikasi. Para pasien berkomunikasi dengan dokter lewat sebuah konsultasi. Peran dokter dalam konsultasi sangat penting, karena dalam hal ini dokter sebagai komunikator/ pemberi informasi harus pandai dalam memberikan penjelasan/informasi. Penjelasan yang diberikan dokter hendaknya harus dapat dimengerti oleh pasien sehingga dalam pelaksanaannya pasien tidak melakukan kesalahan yang dapat memperburuk kesehatannya. Seorang pasien akan lebih mendengarkan dokter yang dinilai mempunyai kredibilitas yang tinggi. Kredibilitas merupakan gambaran audiens (pasien) mengenai komunikator (dokter) dalam hal kepercayaan (Liliweri,2007). 3. Kemampuan Komunikator dalam Menyampaikan Pesan Aristoteles mempunyai pendapat mengenai kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang komunikator. Kemampuan ini terbagi atas 3 bagian yaitu etos, patos, dan logos (Liliweri, 2007): PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 a. Etos merupakan karakter yang dimiliki seorang komunikator yang meliputi: 1) Intelligence, komunikator yang tampil sebagai seorang yang pandai atau cakap. 2) Character, tampil dengan karakter yang jujur, memiliki reputasi. 3) Goodwill, menunjukkan kemauan baik, kontak mata dan gerakan yang meyakinkan. b. Patos berkaitan dengan emosi, artinya bagaimana seorang komunikator mampu menampilkan daya tarik emosional melalui : 1) Making and calming-anger, mampu membuat komunikan merasa sejuk atau marah. 2) Love-hate, mampu membuat komunikan mencintai dan membenci. 3) Fear-confidence, mampu membuat komunikan merasa takut atau membangkitkan kepercayaan diri. 4) Shame-shamelessness, mampu membuat komunikan merasa malu atau membangkitkan keberanian. 5) Indignation-envy,mampu membangkitkan rasa berkuasa atau kehilangan kekuasaan. 6) Admiration-envy, mampu membangkitkan semangat kerja atau mendorong orang lain bekerja keras atau tidak bekerja keras. c. Logos berkaitan dengan kemampuan komunikator yang secara intelek (cerdik dan pandai) mengatakan sesuatu secara rasional dan argumentatif misalnya menyampaikan informasi dengan dukungan data statistik. Logos meliputi : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 1) Invention, menyampaikan sebuah informasi yang menampilkan hukumhukum logika (masuk akal). 2) Arrangement, menyampaikan sebuah topik informasi secara sederhana. 3) Style, menampilkan gaya berbicara yang menyenangkan. 4) Memory, menampilkan informasi dengan gambaran informasi yang diingat dan informasi itu berkaitan dengan yang diucapkan. 5) Delivery, kemampuan berbicara efektif. Hal-hal tersebutlah yang kemudian akan peneliti gunakan sebagai indikator kepuasan konsultasi medis, yang kemudian akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan aitem- aitem penelitian. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsultasi Medis Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan konsultasi medis dan kebanyakan penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut menunjuk pada ciri-ciri dokter, ciri-ciri pasien dan ciri-ciri interaksi keduanya (Smet, 1994, h.244): a. Ciri-ciri dokter, yaitu tidak mendengarkan pasien (misalnya lebih doctor centered daripada patient centered), penggunaan istilah teknis, tidak menanggapi pasien dengan serius. b. Ciri-ciri pasien, yaitu kecemasan pasien, inteligensi, pengalaman terhadap penyakit, mengacuhkan atau tidak mendengarkan apa yang dikatakan dokter, mengkritik dokter. c. Ciri-ciri interaksi keduanya, yaitu alasan-alasan ketidakpuasan selalu berhubungan dengan interaksi antara tenaga-tenaga kesehatan dengan pasiennya. Contohnya, para tenaga kesehatan seharusnya memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 informasi kepada pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya: penggunaan istilah-istilah medis dapat benar-benar dimengerti oleh seorang pasien dengan tingkat pendidikan tinggi tetapi belum tentu dimengerti oleh pasien dengan tingkat pendidikan yang rendah. Satu kesulitan yang serius bagi para dokter adalah kurangnya umpan balik pada aktivitas dan perilaku pasien mereka. Dokter jarang mengetahui apakah informasi mereka dapat diterima dan dimengerti oleh para pasien atau tidak. Orang yang tidak puas dengan konsultasi seorang dokter atau pengobatan yang diterimanya sering mencari bantuan dari dokter lain. Ketidakpuasan terhadap seorang dokter bisa menimbulkan konsekuensi yang parah. Hal tersebut bisa menyebabkan seseorang akan menghindari pelayanan medis. Hal ini bisa menyebabkan meningkatnya resiko kesehatan. Salah satu masalah utama adalah ketidaktaatan pasien dengan aturan medis (Smet, 1994, h. 246). D. Hubungan Kepuasan Konsultasi Medis dan Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Madya Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme dari distribusi gula oleh tubuh, tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup dan tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam tubuh. Diabetes tidak dapat disembuhkan, oleh karena itu pengobatannyapun harus dilakukan secara kontinyu dalam jangka waktu lama atau bahkan sepanjang hidup. Penderita diabetes dapat hidup normal apabila dia mampu menjaga kadar gula darahnya supaya tetap stabil. Diabetes merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 penyakit yang rumit, banyak aturan-aturan yang harus dijalankan oleh para penderita, jika sedikit saja melanggar atau salah melaksanakan aturan-aturan tersebut maka kemungkinan kadar gula menjadi sangat tinggi atau sebaliknya dan hal ini sangat berbahaya bagi penderita. Oleh karena itu, ketaatan medis menjadi sangat penting. Ketaatan medis adalah perilaku seseorang untuk senantiasa melaksanakan aturan-aturan medis dengan keyakinan tidak menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang parah. Kondisi penyakit diabetes tergantung pada individu masing-masing terutama dari segi kepatuhan dan disiplin menaati aturanaturan medis seperti disiplin minum obat, diet, olahraga, kontrol gula darah, dan perawatan kaki. Para pasien biasanya melakukan komunikasi dengan dokter lewat konsultasi. Konsultasi dapat memberi dampak positif maupun negatif bagi para pasien, salah satunya adalah kepuasan konsultasi medis. Kepuasan konsultasi medis adalah kepuasan pasien terhadap kualitas dan kuantitas informasi yang mereka terima pada saat konsultasi medis. Kepuasan konsultasi medis mempunyai hubungan yang sangat erat dengan komunikasi. Kepuasan konsultasi medis tergantung dari kepandaian dokter sebagai komunikator yang memberi informasi kepada pasien. Jika dokter mampu memberi informasi secara jelas dan mudah dimengerti oleh pasien, maka pasien akan lebih mudah untuk menjalankan perintah-perintah dokter dan pasien diharapkan akan lebih taat. Dokter sebagai pengirim informasi setidaknya harus mempunyai kredibilitas yaitu gambaran pribadi mengenai komunikator. Kredibilitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 berhubungan dengan rasa percaya pasien pada dokter. Kredibilitas-kredibilitas dokter kurang lebih meliputi etos, patos dan logos. Etos merupakan kemampuan dokter yang dicirikan oleh inteligensi, karakter dan kemauan baik (goodwill). Patos merupakan kemampuan dokter yang berkaitan dengan emosi, artinya bagaimana seorang komunikator/dokter mampu menampilkan daya tarik emosional yang ada pada diri pasien. Sedangkan logos merupakan kemampuan dokter yang secara cerdik dan pandai menyampaikan sesuatu secara rasional dan argumentatif (Liliweri,2007). Seorang pendengar (pasien) akan mendengarkan dan percaya pada komunikator yang dinilai mempunyai kredibilitas yang tinggi (Liliweri, 2007). Kejelasan penyakit, obat dan diagnosa dokter sangat penting karena hal tersebut dapat membantu pasien untuk lebih mudah mengerti tentang aturanaturan medis yang diberlakukan untuk mereka sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan yang dapat memperburuk kondisi pasien. Selain itu perasaan pasien juga sangat penting yaitu dalam setiap konsultasi apakah pasien merasa dihargai, diperhatikan dan didengarkan oleh dokter atau tidak. Jika pasien merasa senang dengan apa yang dilakukan dokter terhadap diri pasien maka hal ini akan membawa dampak yang baik yaitu pasien akan lebih termotivasi untuk selalu menaati nasehat dokter terutama dalam melaksanakan aturan-aturan medis dan membantu keikutsertaan pasien dalam proses pengobatan di mana pasien mau untuk bekerjasama dengan dokter yang kemudian akan mempercepat proses penyembuhan penyakit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Orang yang puas dengan konsultasi seorang dokter atau pengobatan yang diterimanya tidak akan mencari bantuan dokter lain. Ketidakpuasan pada seorang dokter akan menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang parah seperti menghindari pelayanan medis sehingga berdampak pada ketidaktaatan pasien pada aturan medis (Smet, 1994,h.246). E. Hipotesis Ada hubungan yang positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis. Semakin tinggi kepuasan konsultasi medis maka semakin tinggi ketaatan medis, semakin rendah kepuasan konsultasi medis maka semakin rendah ketaatan medis. Pengujian hipotesis dengan menggunakan one tailed test. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Konsultasi Medis Konteks Kepuasan Konsultasi Medis: - Etos - Patos - Logos Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Madya yang Puas dengan Konsultasi Medis Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Madya yang Tidak Puas dengan Konsultasi Medis - - - Percaya pada dokter Merasa senang karena dihargai, diperhatikan dan didengarkan oleh dokter sehingga termotivasi dalam menghadapi penyakit Mendapat informasi yang jelas tentang penyakit, obat dan diagnosa dari dokter - Tidak percaya pada dokter Merasa tidak senang karena kurang dihargai, diperhatikan dan didengarkan oleh dokter sehingga kurang termotivasi dalam menghadapi penyakit] Kurang mendapat informasi yang jelas dari dokter tentang penyakit, obat dan diagnosa Kerjasama yang lebih baik dari pasien dalam proses pengobatan, mengurangi kecemasan dan penderitaan, penyembuhan yang lebih cepat Kerjasama yang kurang baik dari pasien dalam proses pengobatan, menambah kecemasan dan penderitaan, penyembuhan yang lebih lama Tingkat Ketaatan Medis Tinggi Tingkat Ketaatan Medis Rendah Gambar 1. Skema Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana sebuah variabel terkait dengan variabel yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu apakah ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu: 1. Variabel bebas : Kepuasan Konsultasi Medis 2. Variabel tergantung : Ketaatan Medis C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional dimaksudkan untuk membatasi arti variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga tidak akan terjadi salah pengertian dalam menginterpretasikan data dari hasil penelitian yang akan diperoleh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 1. Kepuasan Konsultasi Medis Kepuasan konsultasi medis adalah perasaan puas atau senang pasien atas perundingan yang dilakukannya dengan dokter tentang penyebab timbulnya penyakit dan cara pengobatannya. Konteks yang digunakan meliputi tiga hal yaitu etos, patos dan logos. Kepuasan konsultasi medis dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala kepuasan konsultasi medis. Semakin tinggi kepuasan konsultasi medis maka semakin tinggi ketaatan medis. Sebaliknya, semakin rendah kepuasan konsultasi medis maka semakin rendah ketaatan medis. 2. Ketaatan Medis Ketaatan medis adalah perilaku seseorang untuk senantiasa melaksanakan aturan-aturan medis dengan keyakinan tidak menimbulkan konsekuensi yang lebih parah bagi diri pasien (penyakit semakin parah). Ketaatan medis meliputi lima indikator, yaitu disiplin minum obat, diet, olahraga, kontrol gula darah, dan perawatan kaki. Ketaatan medis diungkap dengan menggunakan skala ketaatan medis. Semakin tinggi kepuasan konsultasi medis maka semakin tinggi ketaatan medis. Sebaliknya, semakin rendah kepuasan konsultasi medis maka semakin rendah ketaatan medis. D. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah pria dan wanita penderita Diabetes Mellitus yang berusia 40-60 tahun (usia dewasa madya) dan pernah berkonsultasi dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 dokter tentang penyakit Diabetesnya. Subjek penelitian ini didapatkan dari pendekatan personal. Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini adalah purpose sampling. Purpose sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Aswar, 2003). E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala Skala mempunyai karakteristik sebagai alat ukur psikologi, yaitu stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang mengungkap indikator perilaku dari atribut yang akan diukur. Skala selalu berisikan banyak aitem dan semua jawaban dalam skala dapat diterima sejauh diberikan secara jujur dan bersungguh-sungguh (Azwar, 1999). Skala dipilih dalam penelitian ini karena metode skala sangat populer dalam penelitian, praktis dan jika dirancang dengan baik pada umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan (Azwar, 1999). Penelitian ini menggunakan 2 macam skala, yaitu skala kepuasan konsultasi medis dan skala ketaatan medis. Sebelum digunakan untuk penelitian maka skala harus terlebih dahulu di ujicoba. Ujicoba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui daya beda aitem dan reliabilitas alat penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Ujicoba dilakukan dengan cara memberikan skala langsung ke subjek. Masing-masing subjek mengisi 28 aitem pada skala kepuasan konsultasi medis dan 58 aitem pada skala ketaatan medis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 1. Skala Ketaatan Medis Skala ketaatan medis digunakan untuk mengukur tingkat ketaatan pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya dalam menaati aturan-aturan medis. Skala ini disusun berdasarkan indikator-indikator ketaatan medis penderita Diabetes Mellitus yaitu disiplin minum obat, diet, olahraga, kontrol gula darah, dan perawatan kaki. Penjelasan kelima indikator tersebut adalah sebagai berikut: a. Disiplin minum obat, yaitu kemauan pasien untuk minum obat yang diresepkan dokter secara teratur sesuai dengan aturan pemakaian dan tidak boleh mencampurnya dengan obat lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. b. Diet, yaitu kemauan pasien untuk melaksanakan peraturan makan atau peraturan diet yang harus dilaksanakan sehari-hari sesuai dengan kemampuan tubuh untuk menerima makanan berdasarkan petunjuk dokter. c. Olahraga, yaitu kemauan pasien untuk melakukan olah tubuh secara teratur untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. d. Kontrol gula darah, yaitu kemauan pasien untuk melakukan cek darah ke laboratorium. e. Perawatan kaki, yaitu kemauan pasien untuk selalu memeriksa keadaan kaki jika terdapat luka dan dapat segera diobati sehingga tidak menimbulkan resiko yang lebih parah. Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 (STS). Peneliti hanya memberikan 4 pilihan jawaban dan meniadakan jawaban netral untuk menghindari adanya kecenderungan jawaban netral. Tabel 1 Skor Skala Ketaatan Medis Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai Pernyataan Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4 Subjek yang memberikan respon positif pada pernyataan favorable maka akan mendapat skor yang lebih tinggi daripada respon yang negatif, sedangkan pada aitem yang bersifat unfavorable respon yang negatif akan mendapat skor yang lebih tinggi daripada respon yang positif. Tabel 2 Blue Print Skala Ketaatan Medis untuk Uji Coba Indikator Disiplin minum obat Diet Olahraga Kontrol gula darah Perawatan kaki Total Item Favorable 6 ( 10,35% ) 6 ( 10,35% ) 5 ( 8,6% ) 6 ( 10,35% ) 6 ( 10,35% ) 29 ( 50% ) Unfavorable 6 ( 10,35% ) 6 ( 10,35% ) 5 ( 8,6% ) 6 ( 10,35% ) 6 ( 10,35% ) 29 ( 50% ) Total 12 (20,70%) 12 (20,70%) 10 (17,20%) 12 (20,70%) 12 (20,70%) 58 (100%) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Ketaatan Medis untuk Uji Coba No 1 2 3 4 5 Indikator Disiplin minum obat Diet Olahraga Kontrol gula darah Perawatan kaki Item Favorable Unfavorable 1, 11, 21, 31, 41, 51 6, 16, 26, 36, 46, 55 2, 12, 22, 32, 42, 52 7,17,27,37,47,56 3, 13, 23, 33, 43 8, 18, 28, 38, 48 4, 14, 24, 34, 44, 53 9, 19, 29, 39, 49, 57 5, 15, 25, 35, 45, 54 10, 20, 30, 40, 50, 58 Total Aitem Total 12 12 10 12 12 58 2. Skala Kepuasan Konsultasi Medis Kepuasan konsultasi medis diukur dengan menggunakan skala kepuasan konsultasi medis. Aitem-aitem yang akan digunakan untuk mengukur kepuasan konsultasi medis dibuat berdasarkan pendapat Aristoteles mengenai kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang komunikator. Kemampuan ini terbagi atas 3 bagian yaitu etos, patos, dan logos. Ketiga hal tersebut mempunyai spesifikasi tersendiri yang kemudian akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan aitem. Penjelasan 3 hal tersebut adalah: a. Etos, yaitu karakter seorang komunikator (dokter) yang dicirikan oleh inteligensi, karakter, dan kemauan baik. b. Patos, berkaitan dengan emosi, artinya bagaimana seorang komunikator mampu menampilkan daya tarik emosional c. Logos, berkaitan dengan kemampuan komunikator yang secara intelek (cerdik dan pandai) mengatakan sesuatu secara rasional dan argumentatif misalnya menyampaikan informasi dengan dukungan data statistik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Puas (SP), Puas (P), Tidak Puas (TP), dan Sangat Tidak Puas (STP). Peneliti hanya memberikan 4 pilihan jawaban dan meniadakan jawaban netral untuk menghindari adanya kecenderungan jawaban netral. Tabel 4 Skor Skala Kepuasan Konsultasi Medis Jawaban Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Skor 4 3 2 1 Tabel 5 Blue Print Skala Kepuasan Konsultasi Medis untuk Uji Coba No 1 Konteks Etos 2 Patos 3 Logos Item 8 ( 28,58% ) 10 ( 35,71% ) 10 ( 35,71% ) 28 ( 100% ) Total aitem Total 8 ( 28,58% ) 10 ( 35,71% ) 10 ( 35,71% ) 28 ( 100% ) Tabel 6 Distribusi Aitem Skala Kepuasan Konsultasi Medis untuk Uji Coba No 1 2 3 Konteks Etos Patos Logos Item 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 28 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 25, 27 Total aitem Total 8 10 10 28 F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Validitas dan reliabilitas merupakan tingkatan mutu dari seluruh proses pengumpulan data dalam penelitian. Pengujian validitas dan reliabilitas perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 dilakukan sebelum suatu alat ukur digunakan dalam suatu penelitian, supaya alat ukur dapat benar-benar mengukur apa yang diukur dan memiliki ketepatan dalam mengukur. 1. Uji Validitas Validasi adalah ukuran yang melihat sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsinya. Tujuan pengujian validitas adalah untuk mengetahui skala psikologi menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya ( Aswar, 2003 ). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. 2. Uji Analisis Item Uji analisis item digunakan untuk mengetahui seberapa cermat alat ukur dapat melakukan fungsi ukurnya. Prosedur seleksi item berdasar pada data empiris. Kualitas item diukur dengan analisis butir menggunakan parameter daya beda atau daya diskriminasi item. Daya diskriminasi item adalah sejauhmana item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur ( Aswar, 2003 ). Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan kriteria yang relevan. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total ( rxy ). Syarat yang digunakan untuk seleksi item adalah jika item-item tersebut menghasilkan korelasi positif dan signifikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran, yaitu keajegan hasil pengukuran skala ( Aswar,2003 ). Skala dianggap reliabel bila skala tersebut memunculkan hasil yang relatif sama pada subjek yang sama pada satu kesempatan yang berbeda atau pada kelompok yang berbeda, namun memiliki karakteristik sama. Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal melalui prosedur Alpha Cronbach yang dinyatakan dalam koefisien alpha. Prosedur ini dipilih karena memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi. Prosedur ini hanya didasarkan pada pengukuran satu kali dari sekelompok individu, sebagian subjek, atau disebut single trial administration ( Aswar,2003 ). G. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Penelitian ini dalam menganalisa data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 for windows. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian 1. Perizinan Sebelum melaksanakan ujicoba dan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta surat keterangan penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebanyak 6 kopi dengan nomor surat 114C/D/KP/Psi/USD/X/2007. surat keterangan penelitian tersebut kemudian ditujukan kepada para penderita Diabetes Mellitus. 2. Proses Penelitian Setelah peneliti mendapat surat keterangan penelitian dari Fakultas, peneliti melakukan ujicoba terlebih dahulu terhadap alat penelitian untuk mengetahui daya beda dan reliabilitasnya. Ujicoba ini dilaksanakan pada tanggal 17-29 September 2007. Hasil ujicoba digunakan untuk memilih aitem-aitem yang layak untuk digunakan pada skala penelitian yang sesungguhnya. Setelah skala penelitian jadi, peneliti kemudian melaksanakan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada tanngal 16-30 November 2007. Subjek penelitian adalah 50 orang penderita Diabetes Mellitus dengan spesifikasi 28 pria dan 22 wanita yang masuk dalam kategori usia 40-60 tahun dan pernah berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit Diabetesnya. Subjek penelitian ini paling banyak berusia 55-60 tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Tabel 7. Tabulasi Subjek Penelitian USIA 40-44 45-49 50-54 55-60 TOTAL Frekuensi 3 10 9 28 50 Penelitian dilakukan dengan cara memberikan skala ke subjek baik yang dilakukan oleh peneliti sendiri maupun dengan bantuan orang yang berkompeten (dapat dipercaya). Sebelum peneliti menitipkan skala ke orang lain untuk diberikan ke subjek, peneliti terlebih dahulu menanyakan apakah mereka mempunyai relasi dengan subjek penderita Diabetes, barulah kemudian peneliti menitipkan skala tersebut. 3. Skala Kepuasan Konsultasi Medis Dari hasil analisis item uji coba diperoleh aitem-aitem yang sahih dan aitem-aitem yang gugur. Aitem-aitem tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 8 Nomor-nomor Item yang Sahih dan Gugur Nomor Aitem 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 13 dan 18 Keterangan Sahih Gugur Hasil seleksi aitem-aitem skala kepuasan konsultasi medis diperoleh 26 aitem yang sahih dan 2 aitem yang gugur. Aitem-aitem gugur karena aitem-aitem tersebut tidak memiliki korelasi positif dan signifikan dengan atem total. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Dari hasil uji daya beda item dan reliabilitas diperoleh aitem yang tersisa dan layak uji sebanyak 26 aitem. Dari 26 aitem tersebut terdapat satu aitem yang signifikansinya rendah yaitu 0,238 yang berarti aitem tersebut mempunyai signifikansi di bawah standar 0,25, jadi aitem tersebut harus dibuang supaya didapatkan hasil penelitian yang lebih maksimal. Berikut ini adalah blue print skala yang akan digunakan untuk penelitian: Tabel 9 Blue print Skala Kepuasan Konsultasi Medis ( setelah uji coba ) Konteks No 1 Etos 2 Patos 3 Logos Nomor Aitem 1, 4, 7, 10, 16, 19, 22 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 28 3, 6, 9, 12, 15, 24, 25, 27 Total Total 7 10 8 25 4. Skala Ketaatan Medis Dari hasil analisis uji coba aitem skala ketaatan medis diperoleh aitem-aitem sahih dan aitem-aitem gugur sebagai berikut: Tabel 10 Nomor-nomor Aitem yang Sahih dan Gugur Nomor Aitem 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 52, 53, 55, 56, 57, 58 15, 33, 40, 51, 54 Keterangan Sahih Gugur Dari hasil seleksi aitem-aitem skala ketaatan medis diperoleh 53 aitem yang sahih dan 5 aitem yang gugur. Aitem-aitem yang gugur disebabkan karena aitem-aitem tersebut tidak memiliki korelasi positif dan signifikan dengan aitem total. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Hasil uji daya beda aitem dan reliabilitas diperoleh aitem yang tersisa dan layak uji sebanyak 53 item. aitem-aitem tersebut kemudian masih diseleksi untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Proses seleksi adalah dengan cara membuang aitem yang mempunyai signifikansi yang paling kecil pada aitem favorable dan aitem unfavorable. Kemudian didapatkan 45 aitem yang lolos seleksi. Berikut ini adalah blue print skala yang digunakan untuk penelitian: Tabel 11 Blue Print Skala Ketaatan Medis ( setelah uji coba ) No Indikator 1 2 3 4 5 Disiplin minum obat Diet Olahraga Kontrol gula darah Perawatan kaki Total Aitem Favorable 1, 21, 31, 41 2,12, 32, 42, 52 3, 13, 23, 43 14, 24, 34, 44, 53 5, 25, 35, 45 22 Unfavorable 6, 16, 26, 36, 46 7, 17, 27, 37 8, 18, 28, 38, 48 9, 19, 39, 57 10, 20, 30, 50, 58 23 Total 9 9 9 9 9 45 B. Hasil Penelitian 1. Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas skala penelitian dengan alpha Cronbach diperoleh koefisien alpha sebesar 0,926 untuk skala kepuasan konsultasi medis (25 aitem) dan 0,939 untuk skala ketaatan medis (45 aitem). Hal ini berarti aitem-aitem pada kedua skala memuaskan karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,900. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 2. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum melakukan analisis data untuk menguji hipotesis dengan Pearson Product Moment. Uji asumsi dilakukan untuk memeriksa apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk sebuah korelasi. Syarat-syarat pengukuran korelasi adalah memiliki normalitas sebaran data penelitian dan linearitas hubungan antar variabel penelitian dari data yang sudah diperoleh. Uji sebaran data dan uji linearitas dilakukan untuk memeriksa pemenuhan kedua persyaratan tersebut. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi pengambilan sampel dan distribusi sebaran skor mengikuti distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan program SPSS versi 12.0 for windows dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Bila p>0,05 berarti distribusi data penelitian berdistribusi normal, sebaliknya jika p<0,05 berarti distribusi data yang ada tidak berdistribusi normal (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer,2004). Hasil analisis didapatkan nilai p=0,804 untuk variabel kepuasan konsultasi medis, yang berarti probabilitasnya lebih dari taraf signifikani 5% (0,538) dan p=0,751 untuk variabel ketaatan medis, yang berarti probabilitasnya lebih dari taraf signifikansi 5% (0,626). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi kedua variabel, yaitu kepuasan konsultasi medis dan ketaaatan medis adalah normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang linear antara variabel kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya. Uji linearitas menggunakan bantuan dari program SPSS versi 12.0 for windows. Bila nilai F>Ftabel berarti distribusi data penelitian berdistribusi normal, sebaliknya jika F<Ftabel berarti distribusi data yang ada tidak berdistribusi normal (Trihendradi,2005). Hasil analisis kedua variabel diperoleh F=16,566 yang berarti lebih besar dari Ftabel 7,19 (F 16,566>Ftabel 7,19) pada taraf signifikansi 1%. Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel penelitian adalah berupa garis lurus atau bersifat linear yang signifikan. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment melalui program SPSS versi 12.0 for windows. Hasil analisis hipotesis (one-tailed test) menunjukkan koefisien korelasi Pearson (rxy) sebesar 0,507 dan korelasi dinyatakan signifikan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 taraf 1%, sebab nilai rxy yang diperoleh lebih besar dari nilai rtabel untuk taraf signifikansi 1% (0,322). Nilai positif pada koefisien korelasi (r) menunjukkan arah hubungan positif. Hal ini berarti semakin tinggi kepuasan konsultasi medis yang dirasakan oleh individu maka semakin tinggi pula ketaatan medisnya, sebaliknya semakin rendah kepuasan konsultasi medis yang dirasakan oleh individu maka semakin rendah pula ketaatan medisnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya. C. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya. Hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,507 sehingga hipotesis penelitian diterima dan signifikan. Jadi, ada hubungan positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya. Semakin tinggi kepuasan konsultasi medis para penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya,maka akan semakin tinggi pula ketaatan medisnya, demikian pula sebaliknya. Besarnya pengaruh kepuasan konsultasi medis terhadap ketaatan medis adalah sebesar 25,7% dan sisanya adalah 74,3% dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya dukungan keluarga dan lamanya menderita penyakit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Kepuasan konsultasi medis terdiri dari 3 konteks yaitu etos, patos dan logos. Ketiga konteks tersebut dapat membantu para penderita diabetes untuk taat terhadap aturan-aturan medis. Etos merupakan sesuatu hal yang ditampilkan dokter melalui inteligensi, karakter dan kemauan baik. Ketiga hal tersebut dapat membantu pasien untuk melihat sejauhmana kualitas seorang dokter yang sudah mendapat kepercayaan mereka untuk memberi jalan keluar bagi penyakitnya. Seorang dokter yang dianggap pasien memiliki inteligensi yang tinggi, karakter yang baik dan meyakinkan serta dokter yang sangat memperhatikan pasiennya akan membuat pasien merasa puas (Smet,1994). Kepuasan seorang pasien akan terlihat dari keantusiasannya menggali lebih dalam tentang informasi yang diperlukan untuk mengatasi penyakit yang kemudian pasien akan lebih termotivasi untuk menaati aturan-aturan medis dari dokter (Liliweri,2007).. Patos berkaitan dengan emosi, artinya bagaimana seorang dokter mampu menampilkan daya tarik emosional sehingga mampu membangkitkan perasaan pasien. Perasaan-perasaan itu dapat berupa perasaan positif atau perasaan negatif. Pasien yang mempuyai perasaan positif seperti rasa senang, nyaman, dan berani bertanya atau mengungkapkan pendapat saat berkonsultasi dengan dokter akan membuat pasien betah untuk berkonsultasi dengan dokter sehingga pasien akan lebih banyak mendapat informasi. Hal ini akan sangat membantu pasien untuk lebih mudah bekerjasama dengan dokter sehingga apa yang disarankan dokter akan cenderung dilaksanakan (Smet,1994). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Logos berkaitan dengan cara dokter menyampaikan informasi. Dokter yang mampu memberi informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh pasien akan mendapat nilai lebih. Informasi ini dapat berupa informasi tentang penyakit diabetes itu sendiri, cara pengobatan dan obat yang diberikan. Kejelasan informasi sangat diperlukan oleh pasien supaya dapat mencegah kesalahan-kesalahan yang dapat memperburuk kondisi pasien. Pasien yang mengerti dengan apa yang dikatakan dokter akan lebih mudah untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh dokter (pasien akan lebih mudah untuk taat). Jika informasi dari dokter kurang jelas dan tidak mudah untuk dimengerti maka pasienpun akan sulit menjadi taat karena mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Komunikasi antara dokter dengan pasien memegang peran yang penting dalam menciptakan kepuasan dan ketaatan. Komunikasi yang lancar antara pasien dan dokter akan membuat pasien merasa puas karena apa yang menjadi ganjalan dalam diri pasien dapat tersalurkan dengan baik dan dokter dapat memberi solusi dengan baik pula. Dengan adanya kepuasan dari pasien tersebut dapat membawa dampak yang baik seperti pasien akan lebih termotivasi untuk melaksanakan aturan-aturan medis, pasien akan lebih mudah bekerjasama dengan dokter dalam proses pengobatan, dan pasien akan lebih mudah untuk menjalankan aturan-aturan medis yang diberikan oleh dokter. Ketidakpuasan pasien terhadap konsultasi yang dilakukan dengan dokter akan menimbulkan konsekuensi yang buruk. Hal tersebut dapat menyebabkan pasien menghindari pelayanan medis yang kemudian mengakibatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 meningkatnya resiko kesehatan. Salah satu masalah utama adalah ketidaktaatan pasien terhadap aturan-aturan medis (Smet,1994). Hasil wawancara informal peneliti dengan subyek diketahui ada beberapa hal yang mempengaruhi ketaatan medis selain kepuasan konsultasi medis. Hal-hal tersebut antara lain dukungan keluarga, pelayanan dokter, dan lamanya menderita penyakit. Keluarga merupakan motivasi terbesar bagi para penderita diabetes untuk menghadapi penyakit tersebut. Keluarga membantu subyek untuk mengontrol perilaku subyek dalam menaati aturan medis seperti minum obat dan menjaga pola makan. Hal tersebut didukung oleh riset yang dilakukan oleh Taylor (Smet,1994) yang menunjukkan bahwa adanya kerjasama yang baik antara dokter dengan keluarga pasien akan mempengaruhi tingkat ketaatan pasien. Pelayanan dokter yang baik dapat dirasakan subyek melalui keramahan dokter saat melayani pasien, kelancaran komunikasi dokter dengan pasien, dan ketepatan pemberian obat. Pelayanan dokter yang baik dapat menimbulkan kepuasan pada diri pasien dan akan membuat pasien taat terhadap aturan dokter. Smet (1994) mengatakan bahwa komunikasi yang didukung dengan adanya pengawasan dan dukungan dari dokter akan menimbulkan ketaatan bagi pasien. Penderita diabetes yang sudah cukup lama menderita diabetes akan mempunyai banyak pengalaman dengan penyakitnya sehingga mereka hafal dengan kondisi tubuhnya. Mereka akan taat hanya pada saat kadar gula tinggi dan akan cenderung untuk tidak taat pada saat kadar gula rendah. Hal ini didukung juga oleh pendapat Dickson dkk (Smet,1994) bahwa perilaku ketaatan akan lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 rendah untuk penyakit kronis karena tidak ada akibat buruk yang segera dirasakan. Hasil pembahasan di atas membuktikan bahwa kepuasan konsultasi medis diperlukan bagi penderita Diabetes Mellitus dalam meningkatkan ketaatan medis mereka. Kepuasan pasien terhadap sebuah konsultasi dapat dilihat dari seberapa sering pasien berganti-ganti dokter. Pasien yang tidak puas dengan konsultasi dari seorang dokter akan mencari bantuan dari dokter lain yang dianggap dapat memuaskan mereka (Smet,1994). Kepuasan terhadap konsultasi dapat membuat para penderita Diabetes Mellitus lebih mudah bekerjasama dengan dokter dalam proses pengobatan, lebih mudah untuk menjalankan aturan-aturan medis, dan lebih termotivasi untuk menaati perintah-perintah dokter (aturan medis). Jadi, kepuasan konsultasi yang tinggi akan membuat para penderita Diabetes Mellitus menjadi lebih taat terhadap aturan-aturan medis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil uji hipotesis penelitian menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,507 dan sumbangan yang diberikan oleh kepuasan konsultasi medis terhadap ketaatan medis adalah sebesar 25,7 %. Ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima dan signifikan. Ada hubungan positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus (usia dewasa madya). Semakin tinggi kepuasan konsultasi medis maka semakin tinggi ketaatan medis, dan semakin rendah kepuasan konsultasi medis maka semakin rendah ketaatan medis. B. Saran Penelitian ini masih memiliki kekurangan yang disebabkan keterbatasan peneliti. Oleh karena itu peneliti mengajukan beberapa saran untuk pembaca dan peneliti selanjutnya. Saran-saran tersebut, yaitu: 1. Saran bagi peneliti selanjutnya a. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pengambilan data yang sebagian tidak secara langsung kepada subyek penelitian. Peneliti selanjutnya seyogyanya melakukan pengambilan data secara langsung kepada subyek penelitian supaya dipertanggungjawabkan validitas data dapat lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 b. Penelitian ini masih memiliki kekurangan dalam hal identitas subyek. Identitas subyek yang diambil dalam penelitian ini hanya mencakup jenis kelamin dan umur. Peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih melengkapi identitas subyek seperti lamanya mengidap penyakit, status ekonomi, status dalam keluarga, dan lain-lain. Identitas subyek ini dapat digunakan untuk lebih memperkaya hasil penelitian. c. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini juga masih kurang dalam landasan teori tentang kepuasan konsultasi medis. Peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih memperbanyak teori tentang kepuasan konsultasi medis sehingga dapat memperkuat teori supaya dapat lebih dipertanggungjawabkan. 2. Saran bagi pembaca a. Dokter dan pekerja medis disarankan supaya lebih memperhatikan para pasiennya terutama dalam hal komunikasi. Komunikasi yang buruk dapat mengakibatkan ketidakpuasan pasien terhadap konsultasinya dengan dokter sehingga akan membawa dampak pada ketidaktaatan pasien terhadap aturan-aturan medis. b. Bagi pasien Diabetes Mellitus, disarankan untuk berusaha meningkatkan komunikasi dengan dokter supaya dokter dapat memberikan umpan balik yang tepat bagi Anda sehingga dapat membuat Anda puas dan Anda menjadi lebih taat pada aturan medis yang diberikan oleh dokter. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 DAFTAR PUSTAKA Alsa, A. (2003). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Edisi ketiga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaplin, J.P. (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Djauzi, S., Supartondo. (2004). Komunikasi dan Empati dalam Hubungan DokterPasien. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hurlock, E.B. (1992). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Liliweri, Alo. (2007). Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Margatan, A. (2005). Yang Manis Jangan Pipis. Solo: CV. Aneka. Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nagy, Mark.S. (2002). Using a single-item approach to measure facet job satisfaction. Jurnal. USA: Radford University. Poerwodarminto. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Santoso, M., Lian, S., Yudy. (2006). Gambaran Pola Penyakit Diabetes Mellitus di Bagian Rawat Inap RSUD Koja 2000-2004. Jurnal. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Sarwono, J. (2006). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sarwono, S. (1993). Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep beserta Aplikasinya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo. Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Diabetes. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Susanti, T. (1998). Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Awal dan Usia Dewasa Lanjut ditinjau dari Kepuasan Konsultasi Medis. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. (2003). Pengolahan Data Statistik dengan 11.25 Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. Jakarta: Infotek. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. (2004). Pengolahan Data Statistik dengan 12.00. Yogyakarta: Andi Offset. Trihendradi, C. (2005). Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya Menggunakan SPSS 12. Yogyakarta: Penerbit Andi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 1. SKALA UJI COBA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 SKALA KEPUASAN KONSULTASI MEDIS Petunjuk Pengisian : Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah : SP : Sangat Puas P : Puas TP : Tidak Puas STP : Sangat Tidak Puas Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Saat Anda berkonsultasi dengan dokter, seberapa Puaskah Anda terhadap : No Pernyataan SP P TP STP 1 Keahlian dokter dalam memeriksa pasien 2 Kemampuan dokter dalam menenangkan hati pasien 3 Informasi tentang penyakit yang diberikan dokter 4 Kesopanan dokter dalam memeriksa pasien 5 Kemampuan dokter untuk membuat pasien selalu mencintai diri sendiri 6 Cara dokter yang sederhana dalam menyampaikan informasi 7 Kejujuran dokter 8 Kemampuan dokter untuk membangkitkan rasa percaya diri pasien dalam menghadapi penyakit 9 Keramahan dokter saat berbicara dengan pasien 10 Keluwesan dokter saat berkomunikasi dengan pasien 11 Kemampuan dokter untuk membuat pasien berani bertanya tentang kondisi kesehatannya 12 Penjelasan informasi dokter yang mudah diingat 13 Reputasi dokter saat ini 14 Kemampuan dokter untuk membuat pasien merasa menang dari penyakit yang dideritanya 15 Penjelasan dokter yang tidak berbelit-belit 16 Kesabaran dokter dalam menjawab pertanyaan pasien 17 Kegigihan dokter untuk selalu memotivasi pasien agar cepat sembuh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 No Pernyataan SP 18 Diagnosa dokter terhadap kondisi pasien 19 Kecekatan dokter dalam menangani pasien 20 Kenyamanan suasana konsultasi yang diciptakan dokter 21 Kebiasaan dokter untuk menyampaikan informasi secara ringkas 22 Ketenangan dokter dalam mengatasi pasien yang sedang gundah 23 Kemampuan dokter untuk membuat pasien senang jika berkonsultasi dengannya 24 Gaya bicara dokter 25 Kemampuan dokter untuk membuat pasien takut terhadap penyakitnya sehingga pasien menjadi selalu waspada 26 Bahasa yang digunakan dokter 27 Usaha dokter untuk membuat pasien bekerjakeras menaati semua nasehatnya 28 Ketepatan dokter dalam memberi resep obat P TP STP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 SKALA KETAATAN MEDIS Petunjuk Pengisian : Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah : SS : Sangat Sesuai S : Sesuai TS : Tidak Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. NO PERNYATAAN 1 Saya selalu minum obat secara teratur 2 Saya hanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang dianjurkan dokter ketika gula darah sedang tinggi 3 Saya melakukan olahraga setiap hari untuk menjaga kestabilan gula darah 4 Saya selalu mengontrol kadar gula darah secara rutin mis:1 bulan sekali 5 Saya selalu berhati-hati dalam melakukan kegiatan supaya kaki tidak terluka 6 Saya akan berhenti minum obat jika sudah merasa sedikit lebih baik 7 Saya terkadang makan makanan yang dilarang oleh dokter meski hanya sedikit 8 Saya kadang malas berolahraga 9 Saya jarang melakukan cek darah karena sudah minum obat 10 Saya jarang memeriksa kesehatan kaki 11 Saya selalu minum obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh dokter 12 Saya selalu mengukur makanan yang saya konsumsi 13 Saya melakukan olahraga sesuai saran dari dokter 14 Saya akan tetap melakukan kontrol gula darah meski sudah minum obat dan diet SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 NO PERNYATAAN 15 Saya akan segera mengobati kaki saya jika terluka 16 Saya terkadang lupa minum obat jika tidak diingatkan 17 Saya tidak pernah mengukur jumlah makanan yang saya konsumsi 18 Saya jarang berolahraga 19 Saya terkadang malas untuk melakukan cek darah 20 Selama ini kaki saya baik-baik saja, jadi saya tidak terlalu mempedulikannya 21 Saya selalu minum obat tepat waktu 22 Saya selalu makan sesuai dengan diet yang sedang saya jalankan 23 Saya menyesuaikan jenis olahraga seperti saran dokter 24 Saya selalu mengkonsultasikan hasil cek darah ke dokter 25 Saya selalu menjaga kaki saya tetap kering 26 Saya pernah menggunakan obat tambahan tanpa seijin dokter 27 Saya terkadang melanggar aturan diet yang sudah dibuat oleh dokter 28 Saya berolahraga hanya jika kadar gula darah sedang tinggi 29 Saya mengontrol gula darah jika badan terasa tidak sehat 30 Saya kadang tidak segera mengobati kaki saya yang terluka 31 Saya selalu minum obat sampai habis sesuai dengan perintah dokter 32 Saya akan tetap menjalankan diet meskipun gula darah normal 33 Saya memilih olahraga yang banyak melatih otot besar seperti yang dianjurkan oleh dokter 34 Saya mengontrol gula darah secara teratur supaya penyakit diabetes saya tidak bertambah parah 35 Saya selalu berjalan menggunakan alas kaki 36 Saya pernah minum obat melebihi dosis yang diberikan dokter supaya cepat sembuh 37 Saya terkadang mengkonsumsi makanan/minuman yang banyak mengandung gula SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 NO PERNYATAAN 38 Saya terkadang tidak punya waktu untuk berolahraga 39 Selama ini saya tidak rutin dalam melakukan kontrol gula darah 40 Saya tidak terlalu mempermasalahkan jenis alas kaki yang saya pakai 41 Saya tidak pernah mencampur obat yang diberikan dokter dengan obat lain 42 Selama saya menderita diabetes, saya akan menghindari makanan yang mengandung gula tinggi 43 Saya tidak memaksakan diri dalam melakukan olahraga 44 Saya melakukan cek darah dipagi hari karena itu waktu paling baik seperti anjuran dokter 45 Saya selalu memeriksa kaki untuk melihat adanya luka 46 Saya terkadang menyisakan obat yang diberikan dokter 47 Saya terkadang mengganti menu diet sesuai dengan keinginan saya tanpa persetujuan dokter 48 Saya tidak perlu berolahraga karena saya sudah minum obat diabetes 49 Saya jarang melakukan cek darah karena biayanya mahal 50 Saya tidak pernah melakukan perawatan khusus bagi kaki saya 51 Saya selalu inum obat tanpa harus diingatkan terlebih dahulu 52 Selama ini saya mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula murni 53 Saya tetap akan mengontrol gula darah meskipun badan terasa sehat 54 Saya selalu memilih sepatu yang nyaman dipakai dan tidak membuat kaki lecet 55 Saya terkadang minum obat hanya jika gula darah sedang tinggi 56 Saya tetap mengkonsumsi gula murni selama menderita diabetes seperti orang normal 57 Saya terkadang tidak mengkonsultasikan hasil cek darah ke dokter 58 Saya terkadang berjalan tanpa menggunakan alas kaki SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 2. DATA UJI COBA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 3. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM a. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM SKALA ITEM SKALA KEPUASAN KONSULTASI MEDIS b. UJI BEDA DAN KETAATAN MEDIS RELIABILITAS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 a. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Kepuasan Konsultasi Medis ITEM1 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM2 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM3 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM4 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM5 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM6 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM7 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM8 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM9 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM10 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM11 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM12 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM13 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM14 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ,667(**) ,000 50 ,681(**) ,000 50 ,522(**) ,000 50 ,704(**) ,000 50 ,791(**) ,000 50 ,338(**) ,008 50 ,574(**) ,000 50 ,569(**) ,000 50 ,563(**) ,000 50 ,567(**) ,000 50 ,642(**) ,000 50 ,701(**) ,000 50 -,031 ,416 50 ,576(**) ,000 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 ITEM15 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM16 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM17 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM18 Pearson Correlation Pearson Correlation N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM23 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM24 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM25 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM26 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM27 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM28 ,000 50 ,642(**) ,000 50 ,137 Sig. (1-tailed) ITEM22 ,682(**) ,158 N ITEM21 50 Sig. (1-tailed) Sig. (1-tailed) ITEM20 ,000 Pearson Correlation N ITEM19 ,640(**) Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). 50 ,276(*) ,026 50 ,603(**) ,000 50 ,238(*) ,048 50 ,738(**) ,000 50 ,744(**) ,000 50 ,733(**) ,000 50 ,409(**) ,002 50 ,613(**) ,000 50 ,697(**) ,000 50 ,515(**) ,000 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Item Statistics item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 Mean 3,28 3,18 2,98 3,32 3,06 2,90 3,00 3,14 3,28 3,30 3,22 3,42 3,22 3,38 3,40 3,36 3,12 3,14 3,30 3,04 3,00 2,62 3,08 3,22 3,30 Std. Deviation ,497 ,596 ,589 ,513 ,712 ,735 ,808 ,639 ,536 ,614 ,616 ,538 ,679 ,490 ,535 ,598 ,558 ,606 ,735 ,638 ,639 ,967 ,566 ,616 ,544 N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items N of Items ,926 ,931 25 Scale Statistics Mean 79,26 Variance 89,380 Std. Deviation 9,454 N of Items 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 b. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Ketaatan Medis ITEM1 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM2 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM3 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM4 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM5 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM6 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM7 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM8 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM9 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM10 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM11 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM12 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM13 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM14 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ,401(**) ,002 50 ,412(**) ,001 50 ,378(**) ,003 50 ,281(*) ,024 50 ,620(**) ,000 50 ,544(**) ,000 50 ,695(**) ,000 50 ,652(**) ,000 50 ,713(**) ,000 50 ,450(**) ,001 50 ,330(**) ,010 50 ,508(**) ,000 50 ,515(**) ,000 50 ,620(**) ,000 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 ITEM15 Pearson Correlation ,219 Sig. (1-tailed) ,063 N ITEM16 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM17 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM18 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM19 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM20 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM21 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM22 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM23 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM24 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM25 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM26 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM27 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM28 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM29 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N 50 ,602(**) ,000 50 ,663(**) ,000 50 ,779(**) ,000 50 ,695(**) ,000 50 ,560(**) ,000 50 ,469(**) ,000 50 ,238(*) ,048 50 ,543(**) ,000 50 ,616(**) ,000 50 ,488(**) ,000 50 ,330(**) ,010 50 ,592(**) ,000 50 ,674(**) ,000 50 ,380(**) ,003 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 ITEM30 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM31 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM32 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM33 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM34 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM35 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM36 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM37 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM38 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM39 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM40 ,001 50 ,362(**) ,005 50 -,146 ,157 50 ,496(**) ,000 50 ,454(**) ,000 50 ,535(**) ,000 50 ,630(**) ,000 50 ,723(**) ,000 50 ,692(**) ,000 50 ,391 Pearson Correlation Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM44 ,442(**) Sig. (1-tailed) N ITEM43 50 ,040 Sig. (1-tailed) ITEM42 ,031 Pearson Correlation N ITEM41 ,266(*) Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N 50 ,323(*) ,011 50 ,408(**) ,002 50 ,325(*) ,011 50 ,392(**) ,002 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 ITEM45 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM46 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM47 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM48 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM49 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM50 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM51 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM52 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM53 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM54 ,000 50 ,374(**) ,004 50 ,535(**) ,000 50 ,537(**) ,000 50 ,399(**) ,002 50 -,110 ,223 50 ,344(**) ,007 50 ,397(**) ,002 50 ,058 Pearson Correlation Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ITEM58 ,561(**) Sig. (1-tailed) N ITEM57 50 ,225 Sig. (1-tailed) ITEM56 ,002 Pearson Correlation N ITEM55 ,396(**) Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). 50 ,266(*) ,031 50 ,561(**) ,000 50 ,591(**) ,000 50 ,609(**) ,000 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Item Statistics item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 item41 item42 item43 Mean 3,58 3,40 3,24 3,36 2,96 3,16 2,90 3,08 2,94 3,32 3,28 3,34 3,24 3,20 3,04 3,14 3,04 3,54 3,34 3,40 3,12 3,08 3,20 3,14 3,46 3,42 3,20 3,48 3,28 3,36 3,24 3,12 3,12 3,28 3,52 3,16 3,48 3,22 3,36 3,26 2,64 3,36 3,24 Std. Deviation ,499 ,535 ,657 ,525 ,755 ,792 ,678 ,601 ,712 ,621 ,536 ,519 ,687 ,571 ,727 ,700 ,669 ,579 ,519 ,571 ,689 ,778 ,639 ,639 ,788 ,785 ,606 ,505 ,701 ,598 ,625 ,773 ,689 ,536 ,544 ,548 ,505 ,679 ,631 ,633 ,693 ,563 ,687 N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 item44 item45 3,08 2,96 ,665 ,832 50 50 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items ,939 ,940 N of Items 45 Scale Statistics Mean Variance 145,28 229,593 Std. Deviation 15,152 N of Items 45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 4. SKALA PENELITIAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 SKALA KEPUASAN KONSULTASI MEDIS Petunjuk Pengisian : Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah : SP P TP STP : Sangat Puas : Puas : Tidak Puas : Sangat Tidak Puas Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Saat Anda berkonsultasi dengan dokter, seberapa Puaskah Anda terhadap : No Pernyataan 1 Keahlian dokter dalam memeriksa pasien 2 Kemampuan dokter dalam menenangkan hati pasien 3 Informasi tentang penyakit yang diberikan dokter 4 Kesopanan dokter dalam memeriksa pasien 5 Kemampuan dokter untuk membuat pasien selalu mencintai diri sendiri 6 Cara dokter yang sederhana dalam menyampaikan informasi 7 Kejujuran dokter 8 Kemampuan dokter untuk membangkitkan rasa percaya diri pasien dalam menghadapi penyakit 9 Keramahan dokter saat berbicara dengan pasien 10 Keluwesan dokter saat berkomunikasi dengan pasien SP P TP STP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 No 11 Pernyataan Kemampuan dokter untuk membuat pasien berani bertanya tentang kondisi kesehatannya 12 Penjelasan informasi dokter yang mudah diingat 13 Kemampuan dokter untuk membuat pasien merasa menang dari penyakit yang dideritanya 14 Penjelasan dokter yang tidak berbelit-belit 15 Kesabaran dokter dalam menjawab pertanyaan pasien 16 Kegigihan dokter untuk selalu memotivasi pasien agar cepat sembuh 17 Kecekatan dokter dalam menangani pasien 18 Kenyamanan suasana konsultasi yang diciptakan dokter 19 Ketenangan dokter dalam mengatasi pasien yang sedang gundah 20 Kemampuan dokter untuk membuat pasien senang jika berkonsultasi dengannya 21 Gaya bicara dokter 22 Kemampuan dokter untuk membuat pasien takut terhadap penyakitnya sehingga pasien menjadi selalu waspada 23 Bahasa yang digunakan dokter 24 Usaha dokter untuk membuat pasien bekerja keras menaati semua nasehatnya 25 Ketepatan dokter dalam memberi resep obat SP P TP STP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 SKALA KETAATAN MEDIS Petunjuk Pengisian : Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah : SS S TS STS : Sangat Sesuai : Sesuai : Tidak Sesuai : Sangat Tidak Sesuai Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. NO 1 9 PERNYATAAN Saya selalu minum obat secara teratur Saya hanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang dianjurkan dokter ketika gula darah sedang tinggi Saya melakukan olahraga setiap hari untuk menjaga kestabilan gula darah Saya selalu berhati-hati dalam melakukan kegiatan supaya kaki tidak terluka Saya akan berhenti minum obat jika sudah merasa sedikit lebih baik Saya terkadang makan makanan yang dilarang oleh dokter meski hanya sedikit Saya kadang malas berolahraga Saya jarang melakukan cek darah karena sudah minum obat Saya jarang memeriksa kesehatan kaki 10 Saya selalu mengukur makanan yang saya konsumsi 11 Saya melakukan olahraga sesuai saran dari dokter Saya akan tetap melakukan kontrol gula darah meski sudah minum obat dan diet Saya terkadang lupa minum obat jika tidak diingatkan 2 3 4 5 6 7 8 12 13 SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 NO 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 PERNYATAAN Saya tidak pernah mengukur jumlah makanan yang saya konsumsi Saya jarang berolahraga Saya terkadang malas untuk melakukan cek darah Selama ini kaki saya baik-baik saja, jadi saya tidak terlalu mempedulikannya Saya selalu minum obat tepat waktu Saya menyesuaikan jenis olahraga seperti saran dokter Saya selalu mengkonsultasikan hasil cek darah ke dokter Saya selalu menjaga kaki saya tetap kering Saya pernah menggunakan obat tambahan tanpa seijin dokter Saya terkadang melanggar aturan diet yang sudah dibuat oleh dokter Saya berolahraga hanya jika kadar gula darah sedang tinggi Saya kadang tidak segera mengobati kaki saya yang terluka Saya selalu minum obat sampai habis sesuai dengan perintah dokter Saya akan tetap menjalankan diet meskipun gula darah normal Saya mengontrol gula darah secara teratur supaya penyakit diabetes saya tidak bertambah parah Saya selalu berjalan menggunakan alas kaki Saya pernah minum obat melebihi dosis yang diberikan dokter supaya cepat sembuh Saya terkadang mengkonsumsi makanan/minuman yang banyak mengandung gula Saya terkadang tidak punya waktu untuk berolahraga Selama ini saya tidak rutin dalam melakukan kontrol gula darah Saya tidak pernah mencampur obat yang diberikan dokter dengan obat lain Selama saya menderita diabetes, saya akan menghindari makanan yang mengandung gula tinggi Saya tidak memaksakan diri dalam melakukan olahraga SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 NO 37 38 39 40 41 42 43 44 45 PERNYATAAN Saya melakukan cek darah dipagi hari karena itu waktu paling baik seperti anjuran dokter Saya selalu memeriksa kaki untuk melihat adanya luka Saya terkadang menyisakan obat yang diberikan dokter Saya tidak perlu berolahraga karena saya sudah minum obat diabetes Saya tidak pernah melakukan perawatan khusus bagi kaki saya Selama ini saya mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula murni Saya tetap akan mengontrol gula darah meskipun badan terasa sehat Saya terkadang tidak mengkonsultasikan hasil cek darah ke dokter Saya terkadang berjalan tanpa menggunakan alas kaki TERIMA KASIH TUHAN MEMBERKATI SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 5. DATA PENELITIAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 6. UJI ASUMSI a. UJI NORMALITAS b. UJI LINEARITAS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 a. UJI NORMALITAS NPar Test Descriptive Statistics N KKM KM 50 50 Mean 77,60 141,08 Std. Deviation 9,001 10,472 Minimum 61 120 Maximum 96 160 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KKM N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. 50 77,60 9,001 ,114 ,114 -,065 ,804 ,538 KM 50 141,08 10,472 ,106 ,106 -,068 ,751 ,626 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 b. UJI LINEARITAS Regression Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Model Entered Removed 1 KM(a) . a All requested variables entered. b Dependent Variable: KKM Method Enter Model Summary Model R R Square 1 ,507(a) ,257 a Predictors: (Constant), KM Adjusted Std. Error of R Square the Estimate ,241 7,841 ANOVA(b) Sum of Squares Regression 1018,618 Residual 2951,382 Total 3970,000 a Predictors: (Constant), KM b Dependent Variable: KKM Model 1 Mean Square 1018,618 61,487 df 1 48 49 F 16,566 Sig. ,000(a) Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients B (Constant) 16,176 KM ,435 a Dependent Variable: KKM 1 Std. Error 15,132 ,107 Standardized Coefficients t Sig. Beta ,507 1,069 4,070 ,290 ,000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 7. UJI HIPOTESA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 UJI HIPOTESA Correlations Correlations KKM KM Pearson 1 ,507(**) Correlation Sig. (1. ,000 tailed) N 50 50 KM Pearson ,507(**) 1 Correlation Sig. (1,000 . tailed) N 50 50 ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). KKM PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 8. DATA SUBJEK DAN WAWANCARA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 DATA SUBJEK SUBJEK A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II JJ KK LL MM NN OO USIA (tahun) 55 46 47 58 55 57 55 45 56 55 58 47 51 55 53 56 54 55 52 59 52 58 47 55 57 58 49 55 58 44 55 57 58 55 53 50 43 48 58 57 54 Jenis Kelamin P P W P W W P P W P P W W P P P P W P P P W P W P P W P P W W W P W W P W P P P W PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 PP QQ RR SS TT UU VV WW XX Ket: P = Pria W = Wanita 55 45 42 55 50 48 48 55 56 P W P W W P W W P PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 HASIL WAWANCARA INFORMAL Pada saat peneliti melakukan penelitian, peneliti sempat melakukan perbincangan dengan subjek penelitian tentang berbagai macam hal diantaranya adalah mengenai penyakit Diabetes yang diderita subjek. Hasil dari perbincangan tersebut kemudian peneliti rangkum sebagai berikut: Istri selalu mengingatkan dan menyiapkan obat yang harus diminum Istri selalu cerewet jika suami tidak mengontrol pola makan Istri/anak/suami menemani berolahraga (lari pagi/sore, bulu tangkis, tenis) Penderita yang sudah lama terkena Diabetes biasanya hafal dengan kondisi tubuhnya. Kontrol gula darah tidak selalu ke rumah sakit tetapi ke klinik-klinik yang menyediakan layanan kontrol gula darah (Prodia, Budi Sehat, atau klinik yang lain) Kontrol gula darah biasanya dilakukan dengan rutin antara 3-6 bulan sekali, tetapi ada juga subjek yang tidak rutin kontrol gula darah karena malas. Dokter yang baik akan membuat subjek senang dan santai saat mengobrol atau berbincang Dokter terkadang semaunya sendiri. Kalau suasana hatinya sedang baik, sikapnya juga baik tetapi kalau suasana hatinya sedang buruk, sikapnya juga ikut buruk Sebagian dari subjek lebih memilih pergi ke dokter yang sudah kenal baik dengan subjek maupun keluarga subjek karena lebih enak saat memeriksakan diri ke dokter (lebih dipercaya) Obat tradisional atau obat alternatif lain selain obat yang diberikan dokter juga dipakai dalam proses penyembuhan penyakit Diabetes Pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif juga dilakukan untuk menyembuhkan penyakit Diabetes. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 9. PERIZINAN Sehubungan dengan tidak dilampirkannya data-data ujicoba dan data-data penelitian maka peneliti mencantumkan alamat yang bisa dihubungi apabila pembaca membutuhkan data-data tersebut. Nama : Evi Dwi Putri Utami Alamat : Jl. Kapt Patimura No 23 Dawung Wetan Solo 57156