SECRET CHURCH 4 Siapakah Allah? Dr. David Platt

advertisement
SECRET CHURCH 4
Siapakah Allah?
Dr. David Platt
Shalom
Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat
terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung
goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh
geloranya. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumi
pun hancur. TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah,
pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi, yang menghentikan
peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak,
membakar kereta-kereta perang dengan api! "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku
ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" TUHAN semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah Yakub. Apakah anda mengenal Allah ini? Maksud saya, apakah
anda sungguh-sungguh mengenal Allah ini?
Yeremia 9:23-24. Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena
kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya
bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena
yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan
kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman
TUHAN. Jangan bermegah atas kepintaran anda. Jangan bermegah atas pengetahuan anda.
Jangan bermegah atas kekayaan anda. Hanya ada satu alasan untuk bermegah di dalam
kehidupan ini yaitu pengenalan anda akan Allah. Saat ini kita akan memusatkan perhatian kita
kepada saudara seiman yang teraniaya di tiga negara, India, Pakistan, dan Afganistan. Mereka
memiliki pemahaman yang berbeda tentang Allah, dan kita juga. Kita semua memiliki cara
pandang yang bisa saja tidak sepenuhnya tepat tentang Allah. Saya mau mengutip sebuah
artikel dari Wall Street Journal yang berjudul Mendefiniskan Ulang Allah dan perhatikan thesis
yang diangkat di dalam artikel ini.
"Di seluruh penjuru negeri, orang-orang yang tanda kutip “setia” mendefinisikan ulang
pemahaman tentang Allah, karena tidak puas dengan gambaran konvensional Allah sebagai ilah
yang otoriter dan paternalistik. Orang-orang menggapai dan menggali kepada konsep tentang
Allah yang mereka anggap cocok, yang sangat bersifat pribadi untuk menjawab kebutuhan rohani
mereka masing-masing.” Apa yang kita katakan? Mungkin kita mengatakan, “Ya. Itulah yang
dilakukan dalam budaya sekarang ini. Kita memiliki kecenderungan yang sangat berbahaya
untuk menciptakan Allah, mendefinisikan ulang Allah, untuk menjadi seperti yang diinginkan.
Dan saat itulah kita menciptakan Allah yang mirip seperti diri kita. Ia menjadi Allah yang mirip
dengan kita dan memiliki pikiran yang sama dengan kita dan ia senang dengan gaya hidup kita.
Ia menjadi Allah yang tidak mempermasalahkan kesuaman iman kita.
Ia tidak
mempermasalahkan sikap apatis kita. Ia tidak mempermasalahkan penyembahan kita yang
setengah hati. Ia tidak mempermasalahkan kecenderungan materialistik kita. Ia merasa nyaman
dengan semua itu karena kita sendiri merasa nyaman atasnya. Dan kita membentuk Allah yang
mirip dengan kita. Jangan sampai kita lengah dan mengabaikan bahaya ini. Kalau kita lengah
maka saat kita bersama berkumpul di dalam ibadah kepada Allah, saat kita menyanyikan pujian
dan mengangkat tangan kita kepada Allah, dan Allah itu adalah Allah bentukan pemikiran anda
sendiri, maka anda sebenarnya tidak sedang menyembah Allah yang benar. Anda sedang
menyembah diri sendiri. Dan bahkan kalaupun kita dikenal sebagai seorang yang taat beribadah
dan saleh di dalam gereja tetapi kenyataannya semua itu hanyalah kesalah-pahaman yang
besar.
Jadi saya ingin sejak awal kita memahami bahwa tujuan kita dalam pembahasan kita bukanlah
untuk mendefinisikan ulang Allah. Ia tidaklah Allah yang bisa didefinisikan ulang tanpa merasa
diremehkan. Tujuan kita bukan untuk mendefinisikan ulang. Tujuan kita adalah menerima ilham.
Kita ingin melihat bagaimana Allah menyatakan diri-Nya kepada kita dalam segala keindahan
dan keagungan dan segala kegentaran akan kedahsyatan-Nya. Kita ingin mengenal Allah yang
menyatakan diri di dalam Alkitab. Dan karena itu kalau anda membawa Alkitab, mari kita
mempelajari Dia yang berfirman di sana. Bagus juga kalau anda membawa catatan yang bisa
anda dapatkan dari kami. Dan bagus juga kalau anda tidak sedang sendirian, tetapi melakukan
penyelidikan ini bersama dengan orang lain yang juga ingin belajar. Bagus kalau anda ada
dalam sebuah kelompok yang sedang bersama-sama belajar untuk mengenal Allah. Yang kita
lakukan memang lebih bersifat pembahasan bersama sebagai sebuah kelompok. Baik. Saya
mengajak anda melihat Yeremia 9, dan juga ada kutipan dari tulisan seorang teolog bernama A.
W. Tozer.
Saya mau memberikan latar belakang sedikit karena kita akan beberapa kali mengutip perkataan
dari tokoh ini. Tozer menuliskan sebuah buku yang berjudul Mengenal yang Mahakudus, yang
termasuk dalam salah satu buku yang saya rekomendasikan untuk dibaca kalau anda mau
menggali lebih dalam mengenai apa yang kita pelajari. Buku Mengenal Yang Mahakudus
termasuk salah satunya. Buku ini tidak terlalu tebal, tetapi menjadi salah satu karya klasik
tentang sifat-sifat Allah, dan bahkan mungkin salah satu buku yang terbaik kalau berbicara
mengenai doktrin tentang Allah, untuk mengenal siapakah Allah, dan terus terang buku ini
membawa pengaruh sangat besar dalam kehidupan saya lebih dari buku-buku lain yang pernah
saya baca. Tozer mengutarakan penjelasannya dengan cara yang sangat luar biasa. Jadi saya
akan mengajak anda melihat beberapa hal yang dikatakannya dan saya mau menyiapkan
pemikiran kita sebelum kita masuk lebih dalam lagi, dengan mengutip tantangan yang diberikan
oleh Tozer kepada saya. Perhatikan apa yang dikatakannya. Tozer mengatakan, “Apa yang
muncul di dalam pikiran kita ketika kita berpikir tentang Allah adalah hal yang terpenting tentang
diri kita.” Apa yang muncul di dalam pikiran kita ketika kita berpikir tentang Allah adalah hal yang
terpenting tentang diri kita.
Dia melanjutkan, “Apabila kita bisa menampung dari seseorang suatu jawaban yang lengkap
untuk pertanyaan, “Apa yang muncul di dalam pikiran anda ketika anda berpikir tentang Allah?’
kemungkinan kita akan bisa memprediksi dengan agak tepat masa depan kehidupan rohani
orang itu. Apabila kita bisa mengetahui dengan tepat apa yang dipikirkan oleh para pemimpin
utama di dalam gereja tentang Allah, kemungkinan kita akan bisa memprediksi dengan tepat
bagaimana nasib gereja di masa depan.” Saya ingin anda memikirkan tentang hal itu.
Pemahaman anda tentang Allah akan mempengaruhi akan seperti bagaimana kehidupan pribadi
anda. Dan khususnya bagi anda para pemimpin di dalam gereja. Pemahaman kita tentang Allah
akan sangat berpengaruh dengan keadaan gereja di masa depan. Tozer menambahkan, “Bukan
pemikiran yang menyenangkan untuk mengingat bahwa jutaan orang termasuk kita yang hidup di
dalam lingkungan Alkitab, yang menjadi anggota gereja dan yang bekerja keras mewartakan
Kekristenan namun menghabiskan waktunya di dunia ini tanpa sekalipun berpikir atau mencoba
memikirkan secara serius tentang keberadaan Allah. Hanya sedikit di antara kita yang
membiarkan hati kita memandang dengan takjub kepada AKULAH AKU, Pribadi yang ada sejak
kekekalan, sejak masa yang tak terbayangkan oleh makhluk manapun.
Mencoba berpikir
tentang hal itu saja sudah menyakitkan kita. Kita lebih senang memikirkan tentang kapan
melakukan kebaikan, tentang bagaimana menghasilkan sesuatu yang lebih baik, atau
menghasilkan sesuatu yang lebih banyak.
Dan karena masalah itu kita membayar sangat mahal dengan munculnya sekularisasi dalam
agama dan penurunan mutu kehidupan rohani kita, membuat kita terjebak untuk memusatkan
perhatian kepada hal-hal yang sepele yang memenuhi pemikiran dan percakapan kita. Dan kita
lalai untuk merenungkan dan memandang kepada hakekat tentang siapa Allah itu sebenarnya.
Kutipan yang terakhir akan saya sebutkan sebelum kita mulai masuk ke dalam pembahasan kita.
Tozer mengatakan, “Tanggungjawab terberat di hadapan gereja Kristen jaman ini adalah untuk
menguduskan dan memuliakan konsepnya tentang Allah sampai sekali lagi konsep itu benarbenar layak bagi Allah dan bagi gereja itu sendiri.” Saya rasa tidak banyak hal yang lebih penting
untuk kita lakukan di dalam persekutuan kita dibandingkan dengan merenungkan keberadaan
Allah dan siapa sebenarnya Dia. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa membahasnya
sekarang ini. Dan pertanyaannya sekarang adalah, mengapa kita ada di sini? Mengapa kita
menyentuh bagian ini? Ada tiga alasan mengapa kita ada di sini. Saya mau memastikan bahwa
kita memiliki kesamaan pemahaman sejak awal. Kita disini pertama-tama adalah untuk
mengenal kemuliaan Allah, mengenal kemuliaan Allah. Kita ada di sini karena kita ingin melihat
Allah dalam segala keagungan-Nya. Kemudian kita ingin merenungkan karakter Allah itu.
Saya masih ingat duduk di kelas di Sekolah Alkitab, dan ketika kami membahas doktrin tentang
Allah, saya duduk di sana mendengarkan penjelasan dari dosen tentang sifat-sifat Allah. Saya
sampai tidak membuat catatan atas apa yang dibahas karena saya begitu terbawa untuk duduk
mendengarkan, dan terbawa untuk sungguh-sungguh memikirkan mengenai sifat-sifat yang
dimiliki Allah, dan merasa bahwa sangat tidak layak bagi saya untuk mengalihkan pandangan
saya dari seseorang, ketika dia sedang menjelaskan sesuatu tentang keagungan Allah. Saya
harap bahwa perasaan yang demikian juga akan muncul dalam pembahasan kita bersama,
bahwa kita akan merasakan keagungan dari apa yang sedang kita bahas dan kita bicarakan
mengenai kemuliaan Allah dan anda merasa sungguh-sungguh merdeka. Kalau misalnya anda
mau membuat catatan atau anda mau menyimpannya di dalam hati anda, doa saya adalah
bahwa dalam enam jam dari sekarang anda akan memiliki pemahaman yang jauh lebih dalam
akan kemuliaan Allah daripada yang kita miliki sekarang. Kita ingin mengenal kemuliaan Allah.
Yang kedua, kita ingin belajar Firman Allah. Ini dasar dari pengenalan kita akan Allah. Satusatunya cara kita bisa mengenal kemuliaan Allah adalah melalui Firman Allah dan itulah
sebabnya di dalam lembaran yang anda dapatkan, ada begitu banyak catatan yang diambil dari
Firman Allah.
Dan saya ingin mendorong anda untuk kembali dan melakukan apa yang sudah dilakukan oleh
banyak orang lain. Kita akan membahas secara cepat bagian-bagian Alkitab yang ada. Dan
banyak orang sudah kembali kepada Alkitab baik dalam sebuah kelompok maupun secara
pribadi untuk menyelidiki kembali apa yang kita pelajari dalam beberapa jam ini dan menggalinya
lagi selama beberapa hari, beberapa minggu, bahkan beberapa bulan. Dan mungkin sebenarnya
diperlukan beberapa tahun untuk bisa membahas dan mencoba menggali semuanya. Kita ingin
belajar jalan Alah. Kita ingin belajar Firman Allah. Dan yang ketiga, kita ingin melebarkan
kerajaan Allah. Dan saya ingin mengingatkan anda akan satu hal, bahwa pembahasan ini
bukanlah untuk anda sendiri. Ini sesuatu yang sangat penting dalam program Secret Church ini.
Kita tidak membahas program ini untuk kepentingan anda. Tujuan kita, dalam kebersamaan kita
bukanlah untuk mengajarkan kepada anda siapakah Allah itu. Bukan supaya anda bisa melihat
siapakah Allah. Tujuannya adalah agar anda dimampukan untuk mengajar orang-orang lain
tentang siapakah Allah itu. Dan ada perbedaan besar di sini. Kalau kebersamaan kita hanya
membahas dan hanya untuk menambah pengetahuan anda saja, maka semua yang kita lakukan
hanyalah berpusat kepada diri anda saja.
Dan kita juga tidak akan banyak berpikir mengenai nilai menghibur dari kebersamaan kita, karena
dalam kenyataannya, anda bisa menemukan lebih banyak hal lain yang lebih menghibur kalau
memang anda sedang ingin dihiburkan. Bahkan anda bisa menemukan lebih banyak kegiatan
Kristen lain yang menyenangkan anda kalau memang anda mencari hiburan.
Tujuan
pembahasan kita bukanlah agar anda terhibur. Tujuannya adalah untuk memperlengkapi anda,
dan memperlengkapi anda itu dalam dua bagian penting. Pertama, memperlengkapi anda
dengan pengenalan akan siapa Allah itu sehingga anda bisa mengajarkan kepada orang lain
siapakah Allah itu. Saya ingin mendorong anda untuk hal ini. Allah membangkitkan gereja yang
bukan hanya menerima Firman tetapi juga menyebarkannya. Saya ingin mendorong anda untuk
mendengarkan. Saya tahu bahwa anda memiliki banyak catatan pembahasan tetapi tulis saja
apa yang muncul di dalam pikiran anda. Bayangkan saja bahwa setelah anda mendengar
program ini anda harus mengajarkannya kepada orang lain sehingga anda harus memahaminya.
Cara anda mendengar adalah mendengar untuk bisa menyebarkan, bukan hanya mendengar
untuk menerima. Itu satu hal yang perlu kita dapatkan untuk dapat memperlengkapi kita, dengan
pengetahuan, dengan kemampuan untuk mengajarkannya, tetapi yang kedua adalah
memperlengkapi dengan kerinduan yang besar untuk mengorbankan diri anda untuk bisa
mengajar bangsa-bangsa tentang siapakah Allah itu, untuk menunjukkan kepada bangsa-bangsa
siapakah Allah itu dengan kehidupan anda. Jadi tujuannya adalah untuk mengembangkan
Kerajaan Allah.
Jadi buat saja catatan. Dan saya mau memberitahukan bahwa program ini juga diterjemahkan
ke dalam berbagai bahasa yang berbeda, dan diharapkan bahwa apa yang kita bahas saat ini
kemudian akan berkembang dan akan bisa diterima dan didengarkan oleh para pemimpin gereja
di berbagai penjuru dunia dalam berbagai bahasa. Sekali lagi, kita melakukan pembahasan ini
bukan untuk kepentingan anda. Kita melakukan pembahasan ini bagi kemuliaan Allah di antara
segala bangsa. Seorang teman pernah pergi ke India ke sebuah kota yang berpenduduk sekitar
tujuh juta jiwa. Suatu saat dia naik ke tempat tertinggi di kota itu, yang rupanya adalah tempat
penyembahan agama lain. Di sana ada banyak orang bersujud di hadapan ilah-ilah mereka.
Teman saya melewati mereka dan sampai ke tepi bukit dimana dia bisa dengan jelas
memandang ke arah kota yang ditinggali oleh tujuh juta orang. Dia mengatakan bahwa dia bisa
melihat sesuatu yang sangat menyedihkan, sebuah kota berpenduduk tujuh juta orang dan hanya
sedikit sekali dari antara mereka yang sudah mengenal atau mendengar tentang Injil.
Seperti biasa kita memusatkan perhatian doa kita ke suatu wilayah tertentu di dalam
pembahasan kita. Saat ini saya mengajak kita memusatkan perhatian ke India. Apakah anda
tahu berapa banyak orang Kristen di antara 600 juta orang India? Seperempat dari 1% saja yang
merupakan kaum Kristen Injili. 600 juta penduduk India. Kita memusatkan perhatian doa kita
saat ini untuk perkembangan pelayanan Kerajaan Allah di India Utara, mendoakan agar orangorang percaya diperlengkapi untuk membawa Injil dan kabar baik ini ke India Utara. Dan kalau
kita melepaskan kaitan antara apa yang dilakukan saat ini, belajar tentang Allah, dengan apa
yang dilakukan Allah di antara orang-orang yang belum terjangkau dan di antara saudarasaudara seiman yang sedang teraniaya, maka kita kehilangan makna yang sangat penting. Kita
di sini adalah dalam rangka pelebaran Kerajaan Allah. Inilah alasannya. Apakah anda bisa
mengenal Allah? Mari kita belajar. Bisakah kita mengenal Allah? Kenyataannya, Allah tidaklah
bisa dipahami. Mazmur 145:3 mengatakan, “Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan
kebesaran-Nya tidak terduga.” Allah tidak mungkin bisa kita pahami sepenuhnya.
Kita tidak akan memahami sepenuhnya bagian apapun tentang Allah. Kita bisa memahami
sebagian dari kasih Allah, sebagian dari kuasa dan hikmat serta berbagai sifat yang akan kita
bahas saat ini. Tetapi kita tidak akan pernah secara penuh memahami kasih, kuasa, hikmat atau
sifat-sifat lainnya. Ini kunci yang sangat penting dalam usaha kita. Kita hanya akan bisa
memahami sebagian. Kita tidak akan bisa memahami secara penuh. Mungkin ada di antara
anda yang bertanya, “Bagaimana dengan yang dikatakan 1 Korintus 13:12?” Di sana dikatakan,
“Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan
sempurna.” Yang dikatakan oleh Paulus di sini adalah mengenai akan datangnya suatu hari
dimana pengetahuan kita akan menjadi lebih sempurna, tetapi ia tidak mengatakan bahwa akan
datang suatu hari dimana tidak ada lagi rahasia Allah. Bukan itu yang dikatakan Paulus. Kita
mungkin pernah berpikir begitu. Kadangkala kita berpikir dan bahkan mengatakan bahwa ketika
kita di surga nanti maka kita akan memahami segala sesuatu secara sempurna. Saya agak
menyesal untuk merusak gambaran yang indah ini tetapi bahkan setelah di surga nantipun kita
tidak akan menjadi Allah. Tidak akan demikian. Itu bukan tujuannya. Anda tidak akan bisa
memahami segala sesuatu. Jadi kita tidak akan memahami Allah secara sempurna dan ada dua
alasan untuk hal itu. Yang pertama, keberdosaan kita, dan yang kedua kebesaran Allah sendiri.
Kita akan membahas kedua hal itu. Karena dosa kita maka kita terhalangi dalam memandang
kepenuhan Allah. Kita sudah tahu hal itu. Kita semua memiliki dosa di dalam kehidupan kita
menghalangi kita untuk memahami Allah selengkap yang kita mampu. Jadi dosa menghalangi
kita dari mengenal Allah namun bahkan kalaupun segala dosa dilenyapkan dari kehidupan kita
maka tetap saja kita – di sini kebesaran Allah memainkan peranan – kita masih tetap makhluk
yang terbatas dan Allah tetap saja tidak terbatas. Bahkan saat kita sudah masuk ke surga, Allah
tetap saja tidak terbatas sebagaimana adanya Allah. Dan kita tetap tidak menjadi Allah. Ini
berarti bahwa ketika kita masuk ke dalam kekekalan maka secara bertahap kita akan meningkat
dalam pemahaman tentang Dia. Dan saya ingin kita berpikir bersama-sama tentang hal ini.
Kalau memang benar bahwa kita tetap akan menjadi makhluk yang terbatas, maka dalam
kenyataannya kita akan terus menerus belajar mengenai kasih dan kuasa dan hikmat dan segala
sesuatu mengenai Allah sampai kekekalan. Kalau kita ingin menjadi setara dengan Allah di
dalam pengetahuan-Nya, maka hal itu akan membuat kita sangat tertekan. Mungkin ada yang
mengatakan, “Apa maksudnya saya tidak bisa memahami Allah? Bahwa saya tidak pernah akan
bisa memahami Allah. Apakah waktu 400 milyar tahun, yang hanya bagian dari kekekalan, tidak
cukup untuk menjadi semakin dekat kepada kesempurnaan dalam memahami Allah.”
Tetapi kenyataannya memang demikian. Dan kalau kita ingin setara dengan Allah di dalam
pengetahuan-Nya maka hal itu akan membuat kita sangat kecewa. Namun di dalam kerendahan
hati maka kita ingin hidup dalam kekaguman dan penyembahan kepada Allah, dan itu akan
menyukakan hati kita. Saya ingin kita merenungkan kebenaran ini sampai kekekalan nanti, saat
demi saat. Kita tidak akan bosan untuk mempelajari lebih, lebih dan lebih lagi mengenai kasih,
anugerah, rahmat dan kuasa Allah. Ini sangat penting. Kadagkala ketika memikirkan tentang
surga, ada yang mengatakan, “Kalau surga begitu sempurna demikian, tidakkah nanti kita akan
menjadi bosan karenanya?” Mungkin bahkan ada di antara kita yang pernah memikirkannya.
Kita berpikir—wah, itu kan lama sekali, kekekalan. Tidakkah ada perasaan bosan nanti di sana?
Yang terjadi adalah karena apa yang akan kita lihat di dalam Allah dalam pembahasan kita kali
ini, kita akan memahami bahwa kita tidak akan cukup mampu untuk memahami Allah
sepenuhnya dan di dalam kekekalan kita akan bertahap belajar untuk mengenal Dia lebih
banyak, dan lebih dan lebih banyak lagi. Kita bisa mengenal Allah. Apa maksudnya, bisa atau
tidak mengenal Allah? Meskipun kita tidak bisa memahami tentang Allah secara sempurna,
secara menyeluruh, kita bisa mengenal Allah dengan benar. Jadi, kita tidak bisa mengenal Dia
secara penuh tetapi kita bisa mengenal Dia dengan benar. Semua yang dikatakan di dalam
Alkitab tentang Allah itu benar. Jadi atas dasar Alkitab, meski kita tidak akan bisa sepenuhnya
mengenal Allah, kita akan bisa memiliki pengenalan yang benar akan Allah.
Jadi semua yang kita bicarakan saat ini, kita berbicara mengenai apa yang sudah dinyatakanNya kepada kita dan kita bisa mengenal Allah secara benar, bukan secara menyeluruh. Meski
Allah tidak bisa dipahami secara penuh, tetapi kabar baiknya adalah, ia bisa dikenal. Jadi kita
bisa mengenal Allah, bukan secara penuh, tetapi secara benar. Ia adalah Allah yang tidak
terselami tetapi pada saat yang sama Ia bisa dipahami. Bagaimana kita bisa mengenal Allah?
Di sini saya mengundang anda untuk membuka 1 Korintus pasal 2:10. Ini adalah bagian yang
pernah kita selidiki di bagian awal program kita, dan terus terang bagian ini sangat
mempengaruhi perjalanan pribadi saya dengan Allah. 1 Korintus 2. Perhatikan secara khusus
ayat 10. Ini semacam ayat kuncinya. Saya ingin kita memulai dengan ayat 9 untuk melihat
konteksnya. Silahkan menyimak ketika saya membacakannya, “Apa yang tidak pernah dilihat
oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam
hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
Perhatikan bahwa Paulus mengutip dari Perjanjian Lama. Dari mana? Yesaya 64:4. Saya mau
agar kita memperhatikan kontras yang muncul karena di dalam 1 Korintus 2:10 langsung dimulai
dengan kata “Karena.” Dalam Alkitab Terjemahan Lama, lebih tepat lagi ayat itu dimulai dengan
kata “Tetapi.” Jadi kita melihat adanya kontras. Ia mengatakan di dalam Perjanjian Lama bahwa
tidak ada mata yang pernah melihat, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak
pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah. Bahkan membayangkannya
saja tidak bisa. Kemudian, Ia mengatakan, kontrasnya, “Tetapi kepada kita Allah menyatakannya
oleh Roh.” Jadi hal itu tidak lagi tersembunyi lagi. Hal itu sudah dibukakan kepada kita. Roh
menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa
gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh
manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa
yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Saya ingin anda tetap mengikuti apa yang
saya katakan. Saya ingin kita memperhatikan suatu kebenaran dan beberapa kesimpulan dari
kebenaran ini. Apa yang diajarkan oleh bagian Firman Allah ini—kita tidak punya waktu untuk
membahas semuanya—anda bisa melihatnya di lembaran yang anda dapatkan dari kami, yang
dijelaskan oleh bagian ini adalah hanya Roh Allah yang bisa memahami kepenuhan kemuliaan
Allah.
Siapakah yang bisa memahami pikiran atau perasaan seseorang selain rohnya sendiri? Dan
satu-satunya yang bisa mengenal pikiran Allah, kemuliaan Allah, adalah Roh Allah sendiri. Ini
berarti bahwa kalau kita mau mengenal Allah – ini kesimpulannya – maka kita memerlukan Roh
Allah untuk menyatakannya kepada kita. Hanya ini jawaban yang masuk akal. Kalau hanya Roh
Allah yang bisa mengenal kepenuhan kemuliaan Allah, maka kalau kita mau mengenal Allah kita
harus mengenal Roh Allah yang akan menyatakannya kepada kita. Kalau demikian yang terjadi,
maka orang-orang yang berusaha keras untuk mengenal Allah seharusnya berusaha untuk
mengenal siapa? Mengenal Roh-Nya. Demikian yang seharusnya terjadi. Kalau kita ingin
mengenal Allah sementara hanya Roh Allah yang mengenal kepenuhan kemuliaan Allah, maka
kita akan sungguh-sungguh berusaha mengenal Roh Allah. Dan ini yang sangat menggerakkan
hati saya ketika saya mempersiapkan bahan untuk pembahasan kita ini, karena kalau hanya Roh
Allah saja yang bisa mengenal kemuliaan Allah – maka kalau kita mau mengenal Allah berarti
kita harus berusaha untuk mencari tahu dari Roh Allah itu.
Artinya adalah kalau kita tidak sungguh-sungguh berusaha untuk mendapatkan Roh itu, maka itu
merupakan tanda bahwa kita sudah berpuas diri hanya dengan mengenal sedikit saja tentang
Allah. Dan karena itu saya mau menanyakan kepada anda, apakah anda sungguh-sungguh
ingin memiliki Roh Allah? Ketika orang melihat kehidupan anda apakah mereka akan
mengatakan, “Dia memang seorang yang sungguh-sungguh ingin memiliki Roh Allah.?” Kalau
tidak maka itu menjadi tanda bahwa anda hanya berpuas diri dengan mengenal sedikit saja
tentang Allah. Karena itu, saya menanyakan lagi, apakah anda ingin sungguh-sungguh
mengenal kemuliaan Allah? Kalau demikian biarlah kehidupan kita sungguh-sungguh menjadi
kehidupan yang ingin memiliki Roh Allah. Dan yang sangat indah adalah bahwa ketika kita
sungguh-sungguh ingin memiliki Roh Allah, maka hati kita akan mulai mengenal Allah.
Perhatikan apa yang dikatakan di dalam 1 Korintus 2. “Hati kita akan mulai mengenal Allah
dengan cara pandang Kristus.” Itu makna bagian akhir pasal ini. Paulus mengutip dari Yesaya
40, “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Siapa yang
mengetahui pikiran Tuhan? Ini pertanyaan retoris karena tidak aada seorangpun. Tetapi
kemudian ia mengatakan lagi, sebuah kontras lagi, ayat 1 Korintus 2:16, “Tetapi kami memiliki
pikiran Kristus.” Inilah yang dijelaskan dengan sangat indah oleh Yesus di dalam Yohanes
16:12-15, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku dan semua yang Aku miliki dan yang sudah
kuberikan akan kujelaskan kepadamu melalui Roh Kudus.”
Ini yang sangat indah. Kita bukan lagi hamba karena seorang hamba tidak mengetahui urusan
tuannya. Kita adalah para sahabat. Gambarannya adalah bahwa semua yang ada pada Bapa
adalah milik Yesus, semua yang dimiliki Yesus akan diberikan kepada kita melalui Roh Kudus.
Ini akan mendorong kita untuk menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh merindukan Roh
Allah. Saya harus menahan diri agar tidak berkhotbah. Kita harus maju lagi. Apakah kita
sungguh-sungguh ingin mengenal kemuliaan Allah? Tozer mengatakan, “Maka kita harus
sungguh-sungguh merindukan Dia dan Ia akan datang dan menyatakan diri kepada kita.” Ketika
kita mengenal Allah, maka ada yang bisa kita harapkan terjadi. Ketika kita mengenal Allah kita
akan menyadari empat hal. Yang pertama, kegiatan keagamaan yang sekedar rutinitas saja
tidak akan bisa bertahan lagi. Saya akan memberikan kepada anda sebuah ilustrasi. Seorang
bernama Charles Misner, seorang ilmuwan spesialis dalam teori relativitas, memberikan
pandangannya mengenai kehidupan Albert Einstein dalam kaitannya dengan kehidupan agama.
Albert Einstein, jelas sekali adalah seorang jenius.
Dengarkan apa yang dikatakan oleh Misner mengenai kehidupan Einstein, “Rancangan alam
semesta adalah sesuatu yang menakjubkan dan tidak bisa ditebak. Bahkan saya yakin itulah
sebabnya Einstein tidak terlalu suka dengan kehidupan keagamaan yang teratur meski dalam
pandangan saya ia adalah seorang yang sangat religius. Ia pasti sudah tahu apa yang dikatakan
oleh gereja tentang Allah dan merasa bahwa mereka melakukan penghujatan. Ia sudah melihat
jauh lebih banyak keagungan daripada yang pernah dibayangkan oleh orang-orang di dalam
gereja dan bahwa orang-orang di gereja tidak sungguh-sungguh membicarakan mengenai
keagungan itu. Dugaan saya adalah bahwa ia justru merasa bahwa agama yang ditemuinya
justru tidak memberikan hormat yang memadai kepada Pencipta alam semesta.” Anda bisa
membayangkan apa yang diketahui para ilmuwan. Seorang ilmuwan tahu bahwa galaksi dan
tata surya kita diameternya adalah 100,000 tahun cahaya. Di dalamnya ada 100 milyar bintang.
Dan itu hanya satu galaksi di antara tidak terhitung banyaknya galaksi lain yang masih bisa
dijangkau oleh teleskop terbaik manusia, galaksi kita saja, 100 milyar bintang. Matahari kita
termasuk salah satu bintang yang kecil yang menyala pada minor 600 derajat centigrade, yang
beredar 300 kilometer setiap detiknya, dan bagi matahari dibutuhkan waktu 200 juta tahun untuk
bisa menyelesaikan satu putaran mengelilingi galaksi kita. Para ilmuwan memahami hal ini.
Dan Yesaya 40:25-26 mengatakan, “Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang
menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil
memanggil nama mereka sekaliannya?” Allah kita memanggil nama mereka masing-masing.
Bagaimana mungkin kita masih hanya melakukan kehidupan keagamaan kita sebagai rutinitas
kalau kita menyembah Allah yang demikian? Inilah Allah yang kita hormati. Inilah Allah yang
kepada-Nya kita berdoa, Allah yang kita sembah. Einstein melihat ke dalam gereja, dan ia
mengatakan, “Mereka tidak sungguh-sungguh tahu siapa Dia sesungguhnya.” Perhatikan gereja
dimana anda bergabung. Apakah anda mengenal Allah yang sesungguhnya? Saya mau
mengingatkan anda kepada saudara-saudara seiman kita yang sedang mengalami
penganiayaan karena iman mereka. Mereka tidak mengorbankan diri mereka karena agama
mereka. Mereka tidak mengorbankan diri mereka karena mereka mengasihi agama mereka.
Mereka mengorbankan diri mereka karena mereka mengasihi Allah. Mereka mengenal Allah.
Kehidupan keagamaan yang sekedar rutinitas tidak akan bisa bertahan lagi.
Yang kedua, penyembahan yang sekedarnya saja tidak mungkin lagi dilakukan. Anda tidak bisa
menyembah Allah ini tanpa rasa kasih yang besar. Anda tidak akan bisa menyembah Allah
tanpa perasaan kasih yang mendalam. Tetapi jangan salah paham. Saya tidak mengatakan
bahwa perasaan kita merupakan ukuran dari kerohanian kita, saya juga tidak mau mengatakan—
seperti yang dikatakan banyak orang— “Anda akan terbawa oleh luapan perasaan anda.” Bukan
itu yang saya katakan di sini. Yang saya katakan adalah, kalau anda mengenal Allah dengan
benar maka anda akan mengasihi Allah secara mendalam. Bagaimana anda bisa mengenal
Allah ini dan tidak memiliki perasaan apa-apa? Bagaimana anda bisa dikatakan mengenal Allah
ini kalau anda melakukan penyembahan dengan rasa bosan yang begitu parah? Tidak masuk
akal. Penyembahan yang sekedarnya saja tidak mungkin dilakukan kalau anda mengenal Allah
ini.
Yang ketiga, penyerahan penuh bukan lagi sekedar sebuah pilihan. Penyembahan yang
sekedarnya saja tidak mungkin dilakukan kalau anda mengenal Allah ini. Ketiga, penyerahan
penuh bukan lagi sekedar sebuah pilihan. Kalau anda melihat kepada Allah yang ada di dalam
Alkitab maka berpikir saja untuk tidak tunduk kepada-Nya sebagai Tuhan sudah merupakan
penghujatan. Kalau anda melihat Allah di dalam Alkitab anda akan melihat Pribadi yang memiliki
segala kuasa di alam semesta, termasuk atas diri kita. Dan kita akan memahami bahwa kita
akan mengorbankan hak untuk menentukan arah hidup kita sendiri kalau kita sungguh-sungguh
menyebut Allah ini sebagai Tuhan kita. Penyerahan penuh bukan lagi sekedar sebuah pilihan.
Yang terakhir, kalau anda mengenai Allah ini, maka missi global bukan sesuatu yang bisa
ditawar.
Kalau memang benar apa yang dikatakan Firman tentang Allah maka itu berarti 3000 suku
animistik di Afrika perlu mengenal Allah ini. Kalau apa yang dikatakan Alkitab tentang Allah itu
benar, maka 350 juta orang di Jepang, Laos dan Vietnam perlu mengenal Allah ini. Kalau
memang kitab ini benar dalam penjelasan tentang Allah, artinya 950 juta jiwa di India, Pakistan,
Bangladesh, Srilangka dan Maldavia perlu mendengar tentang Dia. Kalau memang benar yang
dijelaskan kitab ini tentang Allah berarti lebih dari satu milyar orang di China, Korea Utara dan
beberapa negara komunis lain perlu mendengar tentang Dia. Dan kalau memang kitab ini benar
maka lebih dari 1.3 milyar jiwa dari berbagai negara perlu mendengar tentang Dia. Kalau kitab
ini benar tentang Allah maka missi global bukan sesuatu yang bisa ditawar lagi. Anda tidak bisa
mengenal Allah ini tetapi tidak memiliki hati bagi bangsa-bangsa. Itu tidak masuk akal sama
sekali. Jadi anda harus bersiap untuk kenyataan itu. Kalau anda mengenal Allah ini, sangat
tidak masuk akal kalau anda tidak siap untuk meninggalkan segala sesuatu di dalam kehidupan
anda untuk membuat Allah ini dikenal di antara bangsa-bangsa. Hal itu sama sekali tidak masuk
akal. Kalau anda tidak memiliki ketertarikan untuk hal itu, ada kemungkinan anda tidak akan
tertarik dengan pembahasan kita. Mari kita mengenal Allah.
Perjalanan yang akan kita tempuh ini adalah perjalanan yang menuntut kerendahan hati kita.
Mazmur 25. Allah menuntun orang-orang yang rendah hati. Saya juga suka dengan Yesaya 66.
Di sana dikatakan, “Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas
dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.” Saya mau mengingatkan anda
sejak awal, kita bukanlah penyelidik yang sedang melakukan pengujian tentang Allah. Kita
adalah para hamba yang bersujud di hadapan kaki Allah. Ada perbedaan besar di sini.
Perjalanan yang dilalui dengan kerendahan hati. Yang kedua, perjalanan ini adalah perjalanan
yang bersifat pribadi. Saya mau mengingatkan anda akan hal ini karena dua alasan. Yang
pertama, saya ingin mengingatkan anda bahwa tujuan kita dalam pembahasan kita bukanlah
untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang Allah. Tujuan kita adalah mengenal Allah
sendiri. Ada perbedaan di antara keduanya. Kalau yang saya inginkan adalah belajar
pengetahuan tentang Allah semata maka kita hanya akan berusaha mendapatkan pengetahuan
demi pengetahuan itu sendiri dan kita akan menyelesaikan pembahasan kita dengan sekedar
menambahkan pengetahuan kita akan Allah tetapi kita tidak akan mendapatkan banyak dari
pengetahuan itu, karena yang terjadi adalah kita hanya akan memiliki pengetahuan yang lebih
banyak dibandingkan dengan orang-orang Kristen yang lain yang tidak mengetahui sebanyak
pengetahuan yang kita miliki tentang Allah. Kita akan kehilangan tujuan yang sebenarnya.
Harus diingat bahwa perjalanan ini adalah perjalanan yang bersifat pribadi. Kita ingin mengenal
Allah sendiri, seperti domba ingin mengenal gembalanya. Yohanes 10.
Yang kedua saya menjelaskan hal itu karena sebenarnya kita terbagi dalam dua jenis golongan
orang. Ada orang-orang yang mengenal Allah melalui imannya kepada Kristus, yang sudah
percaya kepada Allah untuk menyelamatkan mereka dari segala dosa seturut kata Injil. Kita
sudah diperdamaikan dengan Allah. Tetapi ada juga golongan orang yang belum sampai kepada
titik dimana mereka mengenal Allah melalui iman kepada Kristus. Hanya Dia sajalah yang bisa
memperdamaikan anda dengan Allah. Saya menyebutkan hal ini karena saya berdoa untuk
kedua jenis golongan manusia ini. Saya berdoa untuk orang-orang yang memang sudah
mengenal Allah melalui iman dan doa saya adalah agar Allah memperdalam keintiman selama
kebersamaan pembahasan kita bersama. Dan untuk anda yang belum sampai kesana, maka
doa saya adalah agar anda tidak mengakhiri pembahasan kita tanpa mengenal lebih banyak dari
apa yang dikatakan Alkitab mengenai Allah. Saya berdoa agar anda menyelesaikan pembahasan
kita dan untuk pertama kalinya anda memahami kenyataan tentang Allah dan anda bisa
mengenal Allah dengan benar di dalam segala keindahan dan kebesaran-Nya.
Jadi saya mengingatkan anda, bahwa perjalanan ini adalah sebuah perjalanan pribadi.
Perjalanan ini adalah perjalanan intelektual. Kita akan menyelidiki berbagai fakta, banyak
kebenaran, dan jujur saja kita juga akan melalui banyak hal yang sulit. Saya tidak mau kita
hanya mendengar tetapi bahwa kita sungguh-sungguh memakai pikiran kita juga. Dan saya juga
mau mengatakan kepada anda bahwa mengenai beberapa hal, yaitu beberapa hal yang akan
kita bahas nanti, masih ada bagian-bagian yang menjadi perdebatan di antara para ahli Kristen
yang Injili, yang percaya kepada Alkitab. Ada perbedaan pandangan mengenai beberapa hal,
walaupun bukan mengenai inti atau dasar dari iman Kristen sendiri, tetapi ada perbedaan
mengenai beberapa hal lain. Dan saya ingin anda memahami sejak awal bahwa dalam
pembahasan kita bersama, akan nampak beberapa lobang di dalam teologi saya. Anda perlu
mengetahui hal ini juga. Ada beberapa bagian dari teologi yang saya jelaskan mungkin tidak
sepenuhnya benar. Saya hanya tidak tahu bagian yang mana. Saya dengan jujur ingin agar
anda mengetahui hal ini, oke? Saya ingin terbuka dan jujur kepada anda. Kita semua, termasuk
saya, memiliki pikiran yang terbatas. Dan kita sedang mencoba untuk merenungkan tentang
Allah yang tidak terbatas. Dan saya percaya bahwa Alkitab mencatat beberapa bagian yang
merupakan inti kebenaran, yang sama sekali tidak bisa dinegosiasikan. Tetapi di saat yang
sama ada beberapa hal yang terbuka untuk diskusi bahkan di antara orang-orang yang tulus
percaya kepada Alkitab, yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus. Kita harus mengingat
hal itu di dalam pikiran kita.
Baik. Perjalanan intelektual. Ini perjalanan intelektual. Ketika Alkitab berbicara mengenai Allah,
maka kata mengenal Allah ini, merupakan sebuah pelajaran yang sangat menarik. Anda
menyelidiki seluruh bagian Alkitab dan anda melihat, khususnya di dalam Perjanjian Lama,
bahwa kata mengenal itu, tidak hanya menjelaskan mengenai pengetahuan di kepala saja. Di
dalam kata itu terkandung keintiman dan di sepanjang Perjanjian Lama anda melihat bahwa kata
yang sama dipakai untuk menggambarkan tentang bagaimana suami mengenal istrinya. Dan
tentu saja pengenalan yang demikian bukan hanya sekedar mengenal namanya saja. Ada hal
yang lebih mendalam di dalam pengenalan antara suami dengan istri. Tetapi, kita tidak akan
masuk terlalu mendalam. Saya hanya mau menambahkan sedikit khususnya bagi anda yang
sedang ada dalam hubungan khusus saat ini, atau kalau anda adalah suami atau istri. Sedikit
petunjuk untuk menghangatkan cinta dari program Secret Church. Anda bisa melihat Kitab Amos,
kemudian kitab Yesaya. Anda melihat Allah berbicara tentang bagaimana Ia mengenal umat-Nya
dan hal itu bisa diterjemahkan dengan cara yang sangat kaya. Aku sudah memilih kamu. Aku
mempedulikan kamu. Keindahan dari hal ini adalah bahwa mengenal Allah merupakan sesuatu
yang sangat menyentuh perasaan, dan juga sangat bersifat praktis. Yang harus kita pahami
adalah bahwa mengenal Allah menghasilkan ketaatan.
Dan ketaatan kepada Allah
menghasilkan pengetahuan. Kedua hal itu berjalan seiring. Anda bisa melihat di dalam 2 Petrus
1, Yohanes 7, Yohanes 8 ayat 31-36.
Jadi seperti ada lingkaran antara pengetahuan dengan ketaatan. Semakin anda mengenal Allah,
maka anda akan semakin taat kepada Allah. Semakin anda taat kepada Allah, maka anda akan
semakin mengenal Allah. Keduanya berjalan seiring. Tidak masuk akal kalau sekarang kita
berbicara mengenai mengenal Allah, tetapi sebentar lagi kita tidak taat kepada Allah di dalam
kehidupan kita. Kita memutus mata rantai itu. Ketaatan dan pengetahuan berjalan seiring.
Apakah itu berarti pengenalan kita akan Allah didasarkan kepada pekerjaan kita? Tidak, hal itu
tetap saja merupakan kasih karunia. Kita mengenal Allah karena anugerah-Nya. Kita taat
kepada Allah karena anugerah-Nya. Semuanya boleh terjadi karena anugerah-Nya. Tetapi
kalau kita mau mengenal Allah, kita harus taat kepada Allah. Dan kalau anda mau taat kepada
Allah maka anda harus mengenal Allah. Keduanya berjalan seiring. Jadi, perjalanan
pembahasan kita sangatlah bersifat praktis. Selanjutnya, perjalanan ini juga menyenangkan.
Inilah alasan keberadaan kita. Inilah hidup. Saudara seiman, anda tidak perlu mengetahui
banyak hal untuk bisa memberikan pengaruh bagi dunia ini. Anda tidak harus menjadi orang
yang paling pandai. Anda tidak harus menjadi orang yang paling ahli. Anda tidak harus menjadi
orang yang paling atletis. Anda tidak harus menjadi orang yang paling kaya untuk bisa
memberikan pengaruh bagi dunia. Saya yakin bahwa untuk bisa memberikan pengaruh yang
besar bagi dunia anda memerlukan satu saja. Memiliki kesiapan untuk hidup untuk satu hal itu
dan mengorbankan diri kalau diperlukan.
Dan itulah yang dikatakan oleh Paulus dalam Filipi 3:10 “Yang kukehendaki ialah mengenal
Kristus.”
Inilah kehidupanku.
Inilah tujuan kehidupanku.
Ini perjalanan yang sangat
menyenangkan. Apakah tujuan yang lebih tinggi, lebih agung, lebih menawan di dalam
kehidupan dibandingkan dengan pengenalan akan Allah ini? Segala yang ada di dunia ini tidak
ada apa-apanya dan perjalanan ini merupakan perjalanan yang sangat mendalam. Dan
perjalanan itulah yang akan kita tempuh. Kita akan belajar mengenai nama-nama Allah, sifatsifat Allah. Kita akan membagi semuanya itu dalam kebesaran dan kebaikan-Nya dan kemudian
kita akan menutup dengan belajar mengenai rahasia Allah. Dan ada tiga rahasia yang akan kita
perhatikan, rahasia tentang Allah Tritunggal. Kita akan melihat ke dalam kedaulatan kehendak
Allah, kedaulatan-Nya, lalu kita akan belajar tentang Allah dan kejahatan. Jadi kita akan
membahas pertanyaan yang sangat besar dalam teologi Kristen itu juga. Jadi kalau anda tertarik
untuk mempelajari semuanya, mari kita membahasnya.
Baik. Kita maju terus. Kita akan membahas nama-nama Allah dan sifat Allah serta rahasia Allah.
Nama-nama Allah. Allah memulai menjelaskan Sepuluh Hukum dengan menyebutkan namaNya. Anda bisa memperhatikan Keluaran 20:4 yang menyebutkan nama-Nya. Ia memulai di
dalam Keluaran 20:2. Ia mengatakan, “Akulah TUHAN Allahmu,” kemudian Ia melanjutkan,
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” Kemudian “jangan membuat bagimu patung.” Ia
juga mengatakan, “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab
TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.”
Dan gambaran yang muncul adalah bahwa Allah sangat serius mengenai nama-Nya. Dikatakan
di dalam Mazmur 113, “Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.”
Ayat yang luar biasa. Ayat itu dikutip lagi di dalam kitab Maleakhi pasal 1 ketika Ia menegur para
imam yang mencemarkan nama-Nya dan singkatnya Allah mengatakan, “Meski kamu
mencemarkan nama-Ku tetapi Aku mengingatkanmu bahwa nama-Ku masih tetap akan
diagungkan dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya.” Allah sangat serius mengenai
nama-Nya. Mengapa Ia begitu gigih tentang nama-Nya? Saya berpikir ada beberapa alasan.
Yang pertama, nama-nama Allah memberikan pernyataan akan Allah. Yang harus kita pahami
adalah bahwa ketika kita berbicara mengenai beberapa nama Allah, nama-nama itu bukan nama
yang kita buat. Nama-nama itu dinyatakan-Nya sendiri kepada kita.
Nama-nama itu adalah anugerah Allah kepada kita. Semua itu adalah pernyataan-Nya kepada
kita. Ketika Musa menghadap Allah dan bertanya, “Apa yang harus kusampaikan kepada
mereka?” Musa mengatakan bahwa ia akan pergi kepada bangsanya dan memimpin mereka
keluar dari Mesir. Ia menanyakan, “Siapa yang aku katakan kepada mereka telah mengutus
aku?” Allah menjawab, “Katakan bahwa AKULAH AKU sudah mengutus kamu. Demikianlah
gambarannya. Inilah nama-Ku.” Dalam Keluaran 33 Musa berdoa “Nyatakan kemuliaan-Mu.”
Dan Tuhan menjawabnya. Dengarkan apa jawaban Tuhan. Musa berdoa, “Aku ingin melihat
kemuliaan-Mu, Tuhan.” Dan Tuhan menjawab, “Aku akan melewatkan segenap kegemilanganKu dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu.” Jadi, Musa meminta, “Tunjukkan
kemuliaan-Mu,” dan Allah menjawab, “Aku akan menunjukkan nama-Ku.” Allah di sini
menyamakan antara kemuliaan-Nya dengan nama-Nya. Demikianlah Allah menyatakan diri-Nya
kepada kita di dalam Keluaran 34 ketika hal itu terjadi. Ia memulai penjelasan-Nya, “Berjalanlah
TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih,
panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya.” Nama Allah memberikan kepada kita
pernyataan dari Allah. Yang kedua, nama Allah membawa kepada penyembahan kepada Allah.
Nama Allah adalah pernyataan-Nya sendiri yang menghendaki penyembahan di antara umatNya. Ketika kita menyanyikan pujian kepada Allah kita memuji nama-Nya.
Mazmur 8, “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” Gambarannya
adalah ketika kita mengenal nama Allah maka hal itu akan memunculkan pujian kita kepada Allah
karena ketika kita memuji Allah kita memuji nama-Nya. Ini hal yang sangat mendasar untuk
penyembahan kita. Selanjutnya, nama Allah memberikan pengungsian dan perlindungan di
dalam Allah. Saya suka Amsal 18:10, “Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah
orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” Ayat yang luar biasa, bukan? Semakin anda
mengenal nama Allah semakin anda menemukan perisai dan tempat pengungsian dan kekuatan
serta perlindungan. Dan ketika kehidupan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan dan
awan melingkupi anda, dimana anda menemukan perlindungan? Perlindungan anda ada di
dalam nama-Nya. Selanjutnya nama Allah melambangkan tempat kemuliaan Allah di antara
umat-Nya. Ketika Allah berbicara mengenai Kemah Suci dan Bait Allah di dalam Perjanjian Lama
Ia berbicara mengenai tempat dimana nama-Nya akan disebutkan. Dengarkan apa yang
dikatakan-Nya di dalam Ulangan 12, “Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari
segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana.” Kemudian 1 Raja
9, “Firman TUHAN kepadanya: "Telah Kudengar doa dan permohonanmu yang kausampaikan ke
hadapan-Ku; Aku telah menguduskan rumah yang kaudirikan ini untuk membuat nama-Ku tinggal
di situ sampai selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.”
Jadi nama Allah menunjukkan identifikasi-Nya dengan tempat dimana kemuliaan-Nya berdiam.
Sekali lagi, kita melihat nama-Nya dan kemuliaan-Nya berjalan seiring. Dan ini yang sangat
indah. Mengapa kita perlu melihat hal itu di dalam Perjanjian Lama? Karena ketika anda masuk
ke dalam masa Perjanjian Baru anda tidak akan menemukan lagi adanya Kemah Suci atau Bait
Suci. Justru, apakah bait suci itu? Bait dari Roh Allah, tempat dimana Allah berdiam adalah
tubuh kita karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus, dan hal ini membawa kita kepada kebenaran
selanjutnya. Nama Allah menunjukkan identifikasi kita dengan pribadi Allah. Anda adalah BaitNya. Anda adalah tempat kediaman-Nya. Kita ingat hal ini baik-baik. Anda adalah Bait dimana
nama Allah ditegakkan di dalamnya. Betapa ajaib. Kita membawa nama Allah. Kehidupan anda
membawa nama Allah yang Mahakuasa. Mari kita ingat hal ini baik-baik. Hal ini membuat kita
harus rendah hati. Kita dibaptiskan ke dalam apa? Kita dibaptiskan ke dalan nama Bapa, Putera
dan Roh Kudus. Identifikasi kita dengan Bapa, Putera dan Roh Kudus. Kita diidentifikasikan
dengan Allah.
Saudara-saudara seiman, kita membawa nama Allah yang disebutkan juga di dalam Yehezkiel
36. Ia mengatakan, “Aku akan menunjukkan kekudusan nama-Ku melalui kamu.” Allah
menunjukkan nama-Nya ke seluruh dunia melalui nama kita. Ini sesuatu yang luar biasa. Kita
membawa nama-Nya; kita dibaptiskan ke dalan nama itu. Kita bisa melihat di dalam Mazmur 54
dan juga dalam Kisah Para Rasul. “Nama Allah adalah kuasa keselamatanku. Selamatkanlah
aku karena nama-Mu. Keselamatan hanya ada pada-Mu. Tidak ada nama lain di bawah kolong
langit yang melaluinya kami diselamatkan.” Kita diselamatkan dengan kuasa Allah karena
keselamatan kita bukan hanya kuasa Allah bagi keselamatan kita saja, nama Allah adalah kuasa
bagi missi kita. Saya ingin menunjukkan kepada anda hal ini. Buka Kisah Para Rasul 2:38.
Yang terjadi di sini adalah ketika Roh Kudus turun di hari Pentakosta dan Petrus berdiri untuk
menyampaikan khotbah Kristen pertama, dan ia kemudian berkhotbah. Setelah selesai, banyak
orang yang mau menjadi percaya. Mereka bertanya, “Apa yang harus kami lakukan, saudarasaudara?” Perhatikan ayat 38, “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?”
Mereka bertanya kepada Petrus, “Baik, kami orang-orang berdosa. Kami membutuhkan
anugerah. Apa yang harus kami lakukan?” Petrus menjawab, ayat 38. “Bertobatlah dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam” apa? “nama Yesus Kristus
untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Sekarang saya
mau menunjukkan kepada anda bagaimana sebuah tema yang sangat mendominasi seluruh
Kisah Para Rasul, khususnya dalam dua pasal selanjutnya. Mari kita buka pasal 3. Petrus dan
Yohanes pergi ke Bait Allah dan mereka melihat seorang yang lumpuh sejak lahir duduk di sana.
Ia tidak pernah berjalan. Dengarkan apa yang dikatakan Petrus dan Yohanes, ayat 6. Petrus
mengatakan, “Emas dan perak aku tidak punya, tetapi apa yang kami punya akan kami beri
kepadamu.” Apa? “Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” Di dalam nama
Kristus orang itu bisa berdiri, melompat-lompat, dan memuji Allah, semua dalam nama Yesus
Kristus. Mereka mulai bertanya bagaimana hal itu bisa terjadi. Loncat ke pasal 3:16. Dikatakan
di sana, mereka menjelaskan apa yang terjadi. Dikatakan, “Dan karena kepercayaan dalam
Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan
kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua.” Mengapa
orang itu disembuhkan? Karena nama itu. Mereka menyatakan dengan jelas bahwa itu terjadi
karena Nama itu. Mari beralih ke pasal empat.
Perhatikan juga pasal 4:7, “Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai
diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu
bertindak demikian itu?” Mereka mulai menceritakan kepada mereka di dalam ayat 10, “maka
ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus,
orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang
mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.”
Ayat 12 adalah bagian yang kita baca beberapa waktu lalu, “Dan keselamatan tidak ada di dalam
siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Turun terus sampai ke ayat
17. Kelompok Sanhedrin itu melanjutkan usaha mereka, “Tetapi supaya hal itu jangan makin
luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya
mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu.” Mereka takut kepada nama itu.
Ayat 18, mereka memanggil Yohanes dan Petrus lagi dan melarang mereka memberitakan nama
Yesus, sampai kapanpun. Kemudian bagian akhir kisahnya, di Kisah Para Rasul 4. Anda bisa
lihat ayat 30. Dikatakan di sana bahwa mereka berdoa, doanya “Ulurkanlah tangan-Mu untuk
menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus,
Hamba-Mu yang kudus.” Jangan sampai kehilangan maknanya di sini. Nama Yesus Kristus
sedang diberitakan dan semua hal yang terjadi dikaitkan dengan nama itu.
Saya mau mengingatkan hal ini. Di sepanjang kitab Kisah Para Rasul ketika roh-roh jahat diusir
di dalam nama Yesus dan begitu banyak orang mengorbankan hidupnya bagi nama Yesus.
Saya mau mengingatkan kepada anda bahwa 2000 tahun yang lalu ada nama yang ketika
disebutkan bisa membuat orang lumpuh berjalan. Dan ketika nama itu diberitakan orang buta
bisa melihat. Dan ketika nama itu diberitakan banyak orang yang datang kepada iman di dalam
Kristus. Ketika nama itu disebutkan banyak orang yang siap mengorbankan hidupnya demi
nama itu. Ketika nama Yesus diberitakan 2000 tahun yang lalu ada hal-hal ajaib yang terjadi.
Dan saya mau mengingatkan anda bahwa nama itu masih berkuasa sampai sekarang. Masih
berdaulat sampai sekarang. Pertanyaannya bukanlah apakah nama itu masih berkuasa.
Pertanyaannya adalah apakah umat Allah memiliki keyakinan yang besar kepada ama itu?
Nama-Nya tidak pernah berubah. Apakah kita masih memiliki keyakinan di dalam nama Yesus?
Wah, saya sudah berkhotbah ini. Mari kita lanjutkan pembahasan kita. Nama itu masih
berkuasa. Sekarang kita masuk ke berbagai nama Allah. Anda melihat ada nama-nama yang
dipakai untuk memanggil Allah. Ada nama pribadi, nama tertulis, gelar dan begitu banyak
panggilan sehingga tidak mungkin kita bisa kehabisan sebutan untuk Allah. Karena itu yang
saya inginkan untuk kita lakukan adalah memusatkan perhatian kita kepada nama-nama sebutan
Allah dan kemudian kepada nama Pribadi Allah serta beberapa nama yang bersifat menjelaskan
dari-Nya.
Saya mau memberikan kepada anda suatu gambaran menyeluruh tentang nama-nama Allah. Ini
dia. Elohim. Nama ini – pada dasarnya El atau Elohim berarti “Dia adalah Allah.” Elohim adalah
kata bentuk jamak untuk El. Dan kita akan melihat langsung kata Ibrani yang dipakai ketika kita
menyebutkannya. Kata itu berarti Allah. Elohim adalah bentuk jamak. Ketika kata El dipakai,
kata itu juga sering menunjuk kepada allah palsu, yaitu ketika kata allah memakai a huruf kecil,
allah atau allah-allah di dalam Perjanjian Lama. Kata yang dipakai dalam bahasa Ibraninya
adalah El. Tetapi kemudian ketika kata itu dipakai untuk menunjuk secara khusus kepada Allah
yang benar, Allah yang ada di dalam Alkitab, maka kata yang dipakai adalah Elohim. Kata itu
adalah dalam bentuk jamak. Beberapa orang mengatakan bahwa bentuk menggambarkan
kenyataan Tritunggal.
Kebanyakan orang mengatakan bahwa hal itu adalah untuk
menggambarkan keunggulan-Nya. Tetapi kata ini adalah kata yang paling umum untuk
menyebut nama Allah yang dipakai sekitar 2.700 kali di dalam Alkitab. Kata ini sangat umum,
menyatakan kuasa-Nya sebagai pencipta atas segala sesuatu. Pehatikan Kejadian 1:1. Saya
melihat bahwa di dalam bahasa Ibrani, dalam Kejadian pasal 1 saja kata ini dipakai sebanyak 32
kali. Inilah nama Allah yang kita lihat begitu sering muncul. Ia adalah Pencipta atas segala
sesuatu. Ia adalah Pencipta segala sesuatu. Ketika Ia berfirman maka semuanya jadi. Ketika Ia
berfirman maka apa yang dikatakan-Nya akan terjadi. Ia memiliki kuasa sebagai Pencipta atas
segala sesuatu tetapi bukan hanya sekedar pencipta atas segala sesuatu saja. Di dalam kata itu
ditekankan pemeliharaan dan kecukupan Allah atas segala sesuatu. Dan anda melihat nama ini
di sepanjang kitab Ulangan.
Orang-orang mengembara di padang gurun dan Allah
membebaskan mereka. Anda melihat hal itu di dalam kitab Mazmur dan semua dimensi yang
kita lihat di dalam kehidupan kita bahwa Allah sanggup mencukupkan semuanya.
Dalam Mazmur 68 kata itu disebutkan 26 kali, menggambarkan pemeliharaan Allah yang
mencukupkan. Jadi kata ini adalah kata generik yang bisa saya pakai untuk Allah. Dan kata ini
menggambarkan kuasa-Nya sebagai pencipta dan pemelihara yang mencukupkan. Kemudian
satu kata lain yang sangat terkenal untuk menyebut nama Allah dan bahkan mungkin nama yang
paling lazim, adalah nama Yahweh atau Jehovah. Kata ini berarti “Dia Tuhan.” Dan saya mau
mendorong anda untuk melihat yang khas dari kata ini, yaitu pemakaian huruf besar untuk semua
huruf yang ada T-U-H-A-N. Itulah juga makanya kita bisa melihat di dalam Alkitab anda bisa
melihatnya di dalam Alkitab, ada kata Tuhan dengan huruf besar pada T saja, tetapi ada juga
yang semua hurufnya memakai huruf besar. Keduanya menunjukkan asal kata yang berbeda di
dalam Perjanjian Lama.
Ketika anda melihat huruf besar pada semua hurufnya, T U H A N, maka itu menunjuk kepada
Yahweh, Jehovah. Kalau anda melihat kata Tuhan dengan T saja huruf besar dan semua huruf
lain memakai huruf kecil, maka itu lebih banyak berasal dari kata Adonai yang akan kita bahas
juga. Tetapi kata Yahwe, dia adalah Tuhan. Dan nama ini sebenarnya adalah di atas semua
nama lain yang dinyatakan oleh Allah sendiri di dalam Alkitab. Dan anda melihat di dalam
Keluaran pasal 3. Ini adalah saat Musa mengadakan percakapan dengan semak yang menyala
dan Allah mengatakan kepadanya, “AKU ADALAH AKU.” Inilah yang dikatakan Musa kepada
bangsa Israel. “TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub,
telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku
turun-temurun.” Jelas sekali. Ia menyatakan diri-Nya sebagai Yahweh dan alasan bahwa anda
mendapatkan nama Jehovah adalah karena huruf yang membentuk Yahweh tidak diucapkan
dengan berbunyi. Orang-orang yang menghormati nama Allah tidak akan menyebutkan namaNya. Jadi mereka memenuhi huruf hidup dan huruf mati dan menyebut nama Allah sebagai
Jehovah. Keluaran pasal 6 merupakan bagian yang sangat penting.
Ini adalah Allah berbicara kepada Musa mengenai membebaskan bangsanya keluar dari Mesir,
dan Ia mengatakan, “Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan
Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan
diri. Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjian-Ku dengan mereka untuk memberikan kepada
mereka tanah Kanaan, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi Aku sudah mendengar
juga erang orang Israel yang telah diperbudak oleh orang Mesir, dan Aku ingat kepada
perjanjian-Ku.” Sekarang inilah perjanjiannya. Perhatikan. Saya ingin anda melihat betapa
pentingnya nama Tuhan di dalam perkataan ini. Apa yang akan kita baca penuh dengan janjijanji tetapi kitab ini memang dipenuhi dan diselimuti oleh nama-Nya. Perhatikan, “Sebab itu
katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan” di sini Allah memberikan janji-Nya
“membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka
dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat.
Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu
mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang
Mesir” ini di pertengahan. “Akulah TUHAN Allahmu yang membawa kamu keluar dari kuk
bangsa Mesir. Aku akan membuat mereka murah hati kepadamu.” Seperti kepada Abraham,
Ishak, Yakub. “aku akan memberikan tanah untuk menjadi milikmu.”
Dan Ia mengatakan sekali lagi, “Akulah TUHAN.” Inilah Allah menyatakan diri-Nya sebagai
Tuhan. “Kamu akan tahu bahwa Akulah TUHAN.” Ini adalah nama yang paling umum dari Allah
yang dipakai sebanyak 6800 kali di dalam Alkitab. Di seluruh Alkitab kita melihat Dia
mengatakan, “Aku melakukan apa yang sudah Aku lakukan supaya kamu tahu bahwa Akulah
TUHAN.” Keluaran 14:4 – dan kemudian saya rasa di dalam ayat 18 dari pasal itu juga. Ingat
ketika Allah memimpin umat-Nya menyeberangi Laut Merah dan Ia membelah laut itu menjadi
dua di tengah-tengah? Mengapa Ia melakukannya? Mengapa Ia membawa mereka ke dalam
perjalanan itu dan membelah laut menjadi dua? Untuk menunjukkan sesuatu yang bagus?
Tidak, Ia melakukannya – Keluaran 14:4 mengatakan – agar bangsa Mesir melihat apa yang
dilakukan-Nya, dan Ia mengatakan, “Bangsa Mesir akan melihat kuasa-Ku dan mereka akan tahu
bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan tahu bahwa Akulah TUHAN. Aku melakukan ini supaya
kamu tahu bahwa Akulah TUHAN.” Inilah nama yang dinyatakan di dalam perjanjian
sebagaimana yang kita baca di dalam Keluaran pasal 3 dan pasal 6 serta pasal 20. Di dalamnya
ditunjukkan tentang perjanjian hubungan-Nya dengan umat-Nya, lebih dari yang lainnya. “Akulah
Tuhan.” Sekarang ketika Ia mengatakan di dalam pasal 6 seperti yang akan kita lihat sebentar,
Ia mengatakan “Aku belum menyatakan diri-Ku sebagai TUHAN kepada Abraham, Ishak dan
Yakub.”
Tidak berarti bahwa Ia tidak dianggap sebagi Tuhan sebelum masa itu. Bahkan kita akan melihat
bahwa Ia sudah disebut sebagai Tuhan sejak awal masa Kejadian. Namun, ini adalah nama
perjanjian yang melambangkan hubungan-Nya dengan umat-Nya yang dijelaskan-Nya di sini
dengan Musa dan bangsa Israel. Nama ini dinyatakan di dalam perjanjian. Nama ini dinyatakan
dalam masa-masa yang sangat penting, masa penting dalam sejarah penebusan ketika Allah
melakukan perbuatan yang ajaib. Anda melihat di dalam Yesaya 43. Nama yang ketika anda
masuk ke dalam masa Perjanjian Baru dinyatakan di dalam Kristus. Anda melihat di dalam
Yohanes 8:50, “Sesungguhnya.” Yesus mengatakan bahwa sebelum Abraham dilahirkan, “Aku
ada.” Sekarang kalau anda tidak memahami konteks Perjanjian Lama maka hal ini akan nampak
sangat menarik. Ini seolah-olah mengatakan bahwa sebelum Abraham dilahirkan, “Aku ada.”
Apa artinya? Kalau saya mengatakan hal itu, “Aku ada,” maka anda akan mengatakan kepada
saya, “Anda aneh. Apa maksudnya?” Dan kenyataannya adalah bahwa ketika Yesus
mengatakan hal ini maka Ia sedang mengidentifikasikan diri-Nya dengan Yahweh masa
Perjanjian Lama. Kita tahu hal ini karena setelah Yohanes 8:58 apa yang dilakukan orang
banyak? Mereka mencoba melempari Yesus dengan batu. Ia dianggap menghujat. Ia mengaku
diri setara dengan Allah.
Dan inilah gambarannya. Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah di Perjanjian Lama. Inilah
sebabnya anda melihat semua pernyataan “Akulah” di dalam Injil Yohanes. Yohanes 6:35,
Akulah Roti Hidup.” Yohanes 8:12 “Akulah Terang Dunia.” Yohanes 10: “Akulah Gembala yang
Baik. Akulah Pintu.” Yohanes 10:25. Lalu Yohanes 14:6, “Akulah kebangkitan dan Hidup.”
Yohanes 14:6 “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup,” Yohanes 15:1 , “Akulah Pokok Anggur
yang benar.” Semuanya dilakukan secara sengaja, Akulah, Akulah, Akulah. Banyak sekali
catatan demikian. Inilah sebabnya ketika anda masuk ke dalam Keluaran 3 dan 6, yang kita
perhatikan beberapa waktu yang lalu, anda memperhatikan bagian akhir dari penjelasan itu dan
semuanya akan nampak jelas. “Dan karena itu biarlah Israel yakin akan hal ini. Allah
menjadikan Yesus yang kamu salibkan ini sebagai Tuhan dan Kristus. Yesus adalah Tuhan.”
Ketika anda memperhatikan iman Perjanjian Lama, iman Perjanjian Lama mengatakan, “Akuilah
bahwa Allah adalah Tuhan.” Ulangan 6 ayat 4 dan 5, Di sana ada pernyataan, “Dengarlah, hai
orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” Ini sebuah pengakuan iman. Anda masuk ke
dalam iman Perjanjian Baru; Roma 10 menjelaskan bahwa iman kepada Kristus adalah iman
kepada Allah. Karena itu iman Perjanjian Baru mengatakan, “Akuilah Kristus sebagai Tuhan.
Anda mengakui dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya di dalam hati bahwa
Allah membangkitkan-Nya dari antara orang mati. Anda akan selamat.
Sebagai inti dari pengenalan akan Allah adalah mengenal Dia sebagai Tuhan. Lalu Tuhan,
nama itu memberikan penekanan kepada banyak sifat yang berbeda dari Allah. Yang pertama,
nama itu memberikan penekanan kepada Pribadi-Nya. Nama itu adalah nama suatu Pribadi
dalam kaitan dengan umat-Nya. Saya menuliskan Hosea 3:1-5 di sana sebagai pengingat untuk
kita. Kalau anda mengingat bahwa Hosea menggambarkan hubungan antara Allah dengan
umat-Nya seperti hubungan antara seorang suami dengan istrinya yang berzinah. Dan
gambarannya begitu luar biasa khususnya di dalam pasal 3 ketika Allah mengatakan agar Hosea
pergi dan menebus kembali istrinya yang sudah berzinah meninggalkannya untuk kekasihnya.
Dan dengan gambaran ini Tuhan mau mengatakan, “Kamu adalah umat-Ku dan Aku adalah
Allahmu.” Ini nama Pribadi, kepribadian-Nya, kebaikan-Nya. Keluaran 34, ini juga gambaran
tentang Tuhan. Saya akan menunjukkannya secara singkat. Gambaran tentang Tuhan yang
penuh belas kasih dan kebaikan. Lalu Kejadian 2. Saya mau menunjukkan beberapa hal untuk
menjawab pertanyaan yang mungkin mucul. “Mengapa hal itu penting? Ada beberapa nama
yang berbeda dipakai. Mengapa kita perlu tahu nama-nama itu? Mengapa kita perlu memakai
huruf besar semua untuk T U H A N yang menunjukkan kata Yahweh? Mengapa hal itu
penting?”
Saya mau menunjukkan kepada anda mengapa hal itu sangat penting dan bagaimana
pemahaman itu akan menolong kita memahami isi Alkitab. Perhatikan Kejadian 2 dan saya akan
membahasnya secara cepat saja. Saya ingin kita memperhatikan bagaimana Allah disebut di
dalam Kejadian 2. Ini adalah peristiwa ketika Ia menciptakan Adam dan Hawa. Ia memberikan
kepada mereka perintah mengenai Taman itu. Perhatikan Kejadian 2:4. Di pertengahan ketika
ada kata “Ketika TUHAN Allah” silahkan lingkari kata “TUHAN Allah” di sana. Itulah yang yang
dipakai, “TUHAN Allah.” Anda ingat, kata TUHAN di sini adalah Yahweh dan Allah adalah El,
Elohim. Jadi anda melihat di sini kebaikan-Nya. Itulah yang kita bicarakan di sini, kebaikannya
ditekankan dan juga kebesaran-Nya. Kita berbicara mengenai Elohim, kebesaran, kuasa dan
ciptaan-Nya atas segala sesuatu. Anda melihat kebaikan dan kebesaran-Nya melalui sebutan
TUHAN Allah itu. Lalu anda bisa melihat di dalam ayat 5. “belum ada semak apa pun di bumi,
belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan
hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu.” Ayat 7, “TUHAN Allah
membentuk manusia.” Ayat 8, “TUHAN Allah membuat taman di Eden.” Ayat 9, “TUHAN Allah
menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi.” Ayat 15, “TUHAN Allah mengambil manusia itu
dan menempatkannya dalam taman Eden.” Ayat 16, “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini
kepada manusia.”
Ayat 18, “TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.” Ayat 19,
“Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara.”
Ayat 21, “Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak.” Ayat 22, “dan dari rusuk yang
diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan.” Berulangkali
anda melihat bahwa Allah disebutkan di sini sebagai TUHAN Allah. Anda melihat kedua nama itu
disebutkan secara bersama-sama. Anda melihat ke dalam Kejadian 3:1 dan melihat hal yang
sama. Lalu ada ular yang lebih cerdik dibandingkan dengan semua binatang dan tumbuhan yang
diciptakan Allah, “Sekarang perhatikan. Ia mengatakan—sang ular mengatakan ‘bukankah Allah
mengatakan demikian?” Saya ingin anda memperhatikan bahwa kata Yahweh dihilangkan di
sini. Sang ular, sang seteru, mencobai Hawa untuk melakukan dosa yang pertama di dunia. Ia
meninggalkan nama itu dan mengatakan, “Bukankah Allah mengatakan, ‘Jangan makan apapun
dari buah di dalam taman itu’? Ayat 3, Hawa menjawab, “Tetapi Allah mengatakan demikian.”
Ayat 5, “pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti
Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Lalu anda bisa membaca pasal 3:8, “Manusia itu
dan istrinya mendengar suara Tuhan setelah dosa yang mereka lakukan terhadap TUHAN Allah.”
Ayat 9, “Tetapi TUHAN Allah.” Ayat 13, “Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah.” Ayat 14,
“Berfirmanlah TUHAN Allah.”
Gambarannya bisa kita lihat lagi. Anda bisa melihatnya di bagian tengah. Sekarang, mengapa
hal itu menjadi penting? Jangan sampai melewatkan bagian ini. Cobaan itu, dosa yang pertama
sudah datang ke dunia, ketika sang seteru itu mengatakan, “Allah memiliki kuasa tetapi Ia tidak
baik. Ia tidak mengasihi anda. Ia tidak tahu apa yang terbaik bagimu.” Bukankah memang ini
gambaran tentang dosa? “Kamu tahu apa yang terbaik untuk dirimu. Allah memiliki kuasa dan Ia
mau menjauhkan kamu dari apa yang baik bagimu.” Anda lihat bahwa bahkan di dalam cobaan
dan keindahan Kejadian 3, yang terjadi setelah kejatuhan manusia kita tetap melihat adanya
gambaran tentang Allah yang baik yang mencari umat-Nya. TUHAN Allah mencari Adam dan
Hawa. Saya perlu menjelaskan bagian ini. Saya ingin anda memahami mengapa hal ini begitu
penting. Di sana ditekankan mengenai kebaikan-Nya. Kemudian di sana juga ditekankan
mengena kuasa-Nya. Nama ini menunjukkan kuasa-Nya, TUHAN, kuasa dan kedaulatan-Nya.
Dan ini merupakan gambaran yang sangat penting. Perhatikan di dalam Imamat 18. Saya harus
menyebutkan di sini bahwa Ia memberikan perintah dan inilah yang dikatakan-Nya, “Akulah
TUHAN Allahmu jadi kamu tidak boleh melakukan apa yang mereka lakukan di Mesir dimana
dulu kamu tinggal. Kamu tidak boleh melakukan apa yang mereka lakukan di tanah Kanaan.
Kamu harus taat kepada hukum-hukum-Ku dan berhati-hati dalam mengikuti ketetapan-Ku.
Peliharalah ketetapan dan hukum-hukum-Ku.”
Allah mengatakan hal ini karena Ia memiliki kedaulatan dan hal ini sangat penting ketika anda
mau memahami Filipi 2:9-11. Dan nama TUHAN ini sepenuhnya diterapkan dan dikenakan
kepada Kristus, karena itu Allah meninggikan Dia di tempat tertinggi. Nama Yesus, setiap lutut
bertelut di surga dan di bumi dan setiap lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi
kemuliaan Allah, Bapa. Inilah kuncinya. Saudara seiman, anda tidak menjadikan Yesus Kristus
sebagai Tuhan atas kehidupan anda. Ia adalah Tuhan atas kehidupan anda baik anda mau
mengakuinya atau tidak. Ia adalah Tuhan. Pertanyaannya bukanlah apakah Dia itu Tuhan atau
bukan. Pertanyaannya adalah sudahkah anda menyerahkan kehidupan anda ke dalam keTuhanan-Nya? Tuhan ampuni kami kalau kami berpikir tentang Allah dan mengira kami bisa
menjadikan Dia sebagai Tuhan. Engkau memang Tuhan. Engkau memang Pencipta. Engkau
memang Raja. Engkau memiliki segala kuasa dan semua manusia suatu hari akan bersujud di
bawah kaki Yesus dan menyebut-Nya sebagai Tuhan. Pertanyaannya adalah, apakah anda mau
melakukannya sekarang ini atau anda baru mau melakukannya setelah semuanya terlambat? Ia
adalah Tuhan. Ia memiliki kuasa dan kedaulatan. Dan akhirnya, kata itu juga menjelaskan
tentang kehadiran-Nya. Bangsa apakah yang begitu besar yang memilki allah mereka lebih
dekat dibandingkan dengan kedekatan TUHAN Allah kita yang selalu ada setiap kali kita berdoa
kepada-Nya? Allah dekat dengan kita.
Download