BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan juga menjadi tolak ukur kemajuan yang menjadi cermin kepribadian masyarakat. Secara fisik pendidikan adalah ujung tombak pembangunan nasional, bahkan dapat dikatakan maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat bagaimana kemajuan pendidikannya, baik dari segi sarana maupun mutunya, karena pendidikan adalah masalah yang kompleks dan selalu berubah. Karena yang menjadi subyek dan obyek pendidikan adalah semua manusia. Secara filosofis, strategi dalam pembelajaran banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistemologi Giambatista Vico yang mengungkapkan bahwa “Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaannya”.1 Mengetahui menurut Vico berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu. Artinya, seseorang dikatakan mengetahui manakala ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu. Oleh karena itu menurut Vico, pengetahuan itu tidak lepas dari orang (subjek) yang tahu. 1 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.), 111. 1 2 Sebagaimana dikatakan Djohar2 pendidikan bervisi profetik dianggap sebagai pendidikan alternatif untuk menciptakan pendidikan yang memiliki etika (ethical literacy) yaktik etika profetik, atau setidak-tidaknya pendidikan tidak sekedar memperoleh pengetahuan tekstual belaka, sehingga lulusan pendidikan kohesif dalam hidup di masyarakat, dan tidak hanya mondar-mandir menawarkan ijazah, akan tetapi langsung memanfaatkan kemampuannya untuk eksistensi hidup dan menghadapi kehidupan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran secara filosofis memang banyak dilakukan karena pengalamanpengalaman individu dalam pembelajaran sehingga dapat menemukan teoriteori dalam pembelajaran. Sehingga banyak pendapat para pakar dalam dunia pendidikan, walaupun berbeda-beda dalam mengemukakan teori akan tetapi memiliki kesamaan dalam hakikatnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Oemar Hamalik “Para pakar teori belajar masing-masing mengembangkan strategi pembelajaran berdasarkan pandangannya sendiri”.3 Pendidikan dapat menjadi tolak ukur bagi kemajuan dan kualitas kehidupan suatu bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa atau Negara dapat dicapai dengan salah satunya melalui pembaharuan serta penataan pendidikan yang baik. Jadi, keberadaan pendidikan memilki peran yang sangat penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang cerdas, pandai, berilmu pengetahuan yang luas, berjiwa demokratis, serta 2 Djohar, Pendidikan Strategik: Alternatif Untuk Pendidikan Masa Depan (Yogyakarta: LESFI, 2003), 120. 3 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 131. 3 berakhlaqul karimah. Dalam Undang-Undang nomor 20, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa4: Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan adala humanisasi, yaitu upaya untuk memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiaan5. Dalam proses pendidikan ada interaksi antara pendidik dan peserta didik. Guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat besar, disamping sebagai fasilitator dalam pembelajaran siswa, juga sebagai pembimbing dan mengarahkan peserta didiknya sehingga menjadi manusia yang mempunyai pengetahuan luas baik pengetahuan agama, kecerdasan, kecakapan hidup, keterampilan, budi pekerti luhur dan kepribadian baik dan bisa membangun dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya serta memiliki tanggung jawab besar dalam pembangunan bangsa. Terkait dengan hal tersebut, banyak kritik yang mengatakan adanya kelemahan serta kekurangan dalam pelaksanaan serta keberadaan pendidikan Agama Islam. Menurut Muchtar Bukhori6 Kegagalan pendidikan Agama Islam disebabkan karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan kognitif 4 Sekretariat Negara RI, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang system Pendidikan Nasional. 5 Dian Wahyudin dkk. Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas terbuka, 2009), 1.1 6 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm 23. 4 semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilainilai ajaran agam Islam. Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan, dalam kehidupan nilai agama. Dalam pendapat yang lain beliau menyatakan, bahwa kegiatan pendidikan yang berlangsung selama ini lebih banyak bersikap mandiri, kurang berinteraksi dengan kegiatan-kegiatan pendidikan lainnya, sehingga kurang efektif untuk penanaman suatu perangkat nilai yang kompleks. Demikian juga dinyatakan oleh Soedjatmoko7, bahwa: pendidikan Agama harus berusaha berinteraksi dan bersinkronisasi dengan pendidikan non agama. Pendidikan Agama tidak boleh dan tidak dapat berjalan sendiri, tetapi harus berjalan bersama dan bekerja sama dengan program-program pendidikan non-agama kalau ingin mempunyai relevansi terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Di lain pihak, Rosdianah8 mengemukakan bahwa: Kelemahan pendidikan agama Islam di sekolah, baik dalam pemahaman materi pendidikan agama Islam maupun dalam pelaksanaanya, yaitu: 1) Dalam bidang teologi, ada kecendrungan mengarah pada paham fatalistik; 2) Bidang akhlaq berorientasi pada urusan sopan santun dan belum dipahami sebagai keseluruhan pribadi manusia beragama; 3) Bidang ibadah diajarkan sebagai kegiatan rutin agama dan kurang ditekankan sebagai proses pembentukan kepribadian; 7 8 Ibid, 24 Ibid,. 5 4) Dalam bidang hukum (fiqih) cendrung dipelajari sebagai tata aturan yang tidak akan berubah sepanjang masa, dan kurang memahami dinamika dan jiwa hukum Islam; 5) Agama Islam cendrung diajarkan sebagai dogma dan mengembangkan rasionalitas serta kecintaan dan kemajuan pada ilmu pengetahuan; 6) Orientasi mempelajari Al-Qur’an masih cendrung pada kemampuan membaca teks, belum mengarah pada pemahaman arti dan penggalian makna. Oleh karena itu, guru harus mengetahui bagaimana situasi dan kondisi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, sarana apa saja yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan, bagaimana cara atau pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran, bagaimana mengorganisasikan dan mengelola isi pembelajaran, hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut, dan seberapa jauh tingkat efektifitas, efesiennya dan usaha –usaha apa yang dilakukan untuk menimbulkan daya tarik bagi peserta didik. Untuk meningkatkan mutu pengajaran dalam kelas, banyak factor yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu ala hal penyampaian materi dari sumber melalui saluran atau media tertentu ke penerimaan peserta didik, sedangkan metode yang digunakan di sekolah dirasakan masih kurang menciptakan suasan yang kondusif dan peserta didik terkesan pasif. Hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa ada respon dari peserta didik, sehingga yang diketahui peserta didik hanya tersimpan dalam memori saja, tidak diugkapkan. Penyebab dari kepasifan peserta didik di kelas yaitu takut salah atau tidak percaya diri dan peserta didik cendrung malu mengungkap pendapatnya. Di dalam prosesnya, keberadaan peserta didik banyak dipengaruhi oleh keberadaan guru. Dimana guru selaku salah satu sumber ilmu juga dituntut 6 kemampuannya untuk dapat mentransfer ilmunya kepada para peserta didik dengan menggunakan berbagai ilmu ataupun metode serta alat yang dapat membantu tercapainya suatu kegiatan pembelajaran, yang dalam hal ini salah satunya adalah adanya penggunaan strategi yang beraneka macam, cocok seta tepat untuk di terapkan kepada peserta didik. Adapun tujuan adanya strategi menurut Zainal Aqib9 adalah pertama; agar para pendidik dan calon pendidik mampu melaksanakan dan, serta mengatasi program dan permasalahan pendidikan dan pengajaran, kedua; agar para pendidik dan calon pendidik memiliki wawasan yang utuh, lancar, terarah, sistematis dan efektif. Sedangkan strategi dari pendidikan agama Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah SWT: Artinya: “ Serulah (manusia) kejalan (Agama) Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan pengajaran yang baik dan bebantahlah (berdebatlah) dengan mereka dengan jalan yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalan-Nya dan dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”10 (Q.S. an-Nahl : 125 ) Menurut Zulaichah Ahmad, proses belajar akan efektif jika guru jika guru mengkondisikan agar setiap peserta didik terlibat secara aktif dan terjadi hubungan yang dinamis dan saling mendukung11. Dari itu guru harus 9 Zainal Aqib, Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovatif), Bandung: Yrama Widya, 2013), 69. 10 Al-Qur’an, 3 : 102 11 Zulaichah Ahmad, Perencanaan Pembelajaran PAI, (Jember: Madania Center Press, 2008), 48. 7 menerapkan strategi pembelajaran PAI sehingga peserta didik tak jenuh dan bosan dalam pembelajaran. Penggunaan strategi yang tepat oleh guru akan dapat memberikan perubahan dan perkembangan bagi peserta didik baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Hal ini sebagaimana dikatakan Sukarno “Perkembangan yang dialami oleh peserta didik dalam lingkungan sekolah akan lebih tepat dan cepat, dikarenakan lingkungan sekolah akan memberikan respon pada peserta didik untuk berpartisipasi di dalamnya dengan tujuan membangun potensinya yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga keberhasilan guru dalam proses pembelajaran dapat diukur melalui : 1) Seberapa jauh perubahan ranah psikomotorik peserta didik, 2) Seberapa jauh perubahan ranah afektif peserta didik, dan 3) Seberapa jauh perubahan ranah kognitif peserta didik.12 Sesuai dengan pengamatan sepintas peneliti, SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember merupakan Sekolah Menengah Pertama, dimana keberadaannya sangatlah berpengaruh dalam mengembangkan pengetahuan agama dan umum pada tingkat yang lebih tinggi. Proses pelaksanaan pendidikan di lembaga tersebut, sedikit banyak telah menerapkan berbagai metode dan cara yang digunakan untuk mengembangkan pendidikan agama Islam. Sekolah dalam pembelajaran pendididkan agama Islam telah mengaplikasikan berbagai metode dan cara yang dianggap sesuai dengan 12 Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 164. 8 materi ajar, disamping adanya pembaharuan kurikulum juga diikuti dengan keaktifan para guru dalam melaksanakan tugasnya dalam mengajar.13 Berdasarkan temuan awal dan hasil wawancara dengan Kepala SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember, “Karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana dan kemampuan tenaga pendidik di lembaga tersebut, penerapan berbagai strategi pembelajaran pendidikan agama Islam belum dapat secara maksimal dirasakan, baik oleh lembaga sekolah, pendidik maupun peserta didik, khususnya dalam menerapkan model-model pembelajaran”. Berdasarkan deskripsi tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember dengan skripsi yang berjudul: “Strategi Pendidikan Agama Islam dalam Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember Tahun Pelajaran 2015/2016”. B. Fokus Penelitian Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Fokus Masalah Bagaimana Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Peserta didik di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember Tahun Pelajaran 2015/2016?. 13 Observasi, Jember 25 Februari 2016 9 2. Sub Fokus Masalah a. Bagaimana strategi pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember tahun pelajaran 2015/2016?. b. Bagaimana strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember tahun pelajaran 2015/2016?. C. Tujuan Penelitian Tujuan pokok suatu pokok penelitian adalah memecahkan masalah sebagaimana dirumuskan sebelumnya14. Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian dan merupakan suatu kunci dari kegiatan penelitian. Dengan berpangkal pada permasalahan yang dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu: 1. Tujuan Umum Untuk mendeskripsikan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendiskripsikan strategi pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember tahun pelajaran 2015/2016. 14 Stain, 2002: 10. 10 b. Untuk mendiskripsikan strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember tahun pelajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Dalam melaksanakan aktifitas apapun pasti tergantung pada suatu tujuan tertentu yang bersifat positif dan diharapkan dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat, baik pada pelaksana pada khususnya dan pada orang lain pada umumnya. Begitu juga dalam penelitian, unsur manfaat adalah salah satu factor yang diharapkan dari hasil suatu penelitian. Adapun kedua manfaat itu adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang penulisan karya tulis Ilmiyah baik secara teori maupun praktek khususnya bagi peneliti. b. Menambah wawasan baru mengenai strategi pembelajaran pendidikan agama Islam dalam peningkatan prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti 1) Menambah wawasan, Ilmu pengetahuan dan deskripsi strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan prestasi belajar siswa. 11 2) Memberikan konstribusi terhadap disiplin ilmu yang peneliti tekuni yaitu di Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam. 3) Untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut b. Bagi Akademik Peneliti ini dapat dijadikan referensi kepustakaan dan sebagai informasi yang nantinya dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai strategi pembelajaran dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember maupun bagi Institut Agama Islam Negeri Jember. c. Bagi Lembaga 1) Bagi Kepala Sekolah Dapat dijadikan bahan evaluasi dan masukan dalam mengukur pelaksanaan kurikulum di lembaga. 2) Bagi Guru Dapat dijadikan bahan evaluasi dan masukan dalam mengukur sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai di dalam meningkatkan prestasi siswa dengan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 3) Bagi Siswa Memberikan suasana baru dalam strategi pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. 12 E. Definisi Istilah Agar tidak terjadi kesalah pahaman serta menimbulkan penafsiran yang berbeda dalam mengartikan penelitian ini, peneliti perlu menegaskan definisi istilah tentang bagaimana strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan prestasi belajar siswa sebagai berikut: 1. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetesi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, sedangkan pembelajaran merupakan sebuah proses seorang pendidik atau guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Sedagnkan Pendidikan Agama Islam adalah selain sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang harus diberikan kepada siswa mulai sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. PAI juga merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan upaya untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dan menjadikannya pandangan hidup. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran pendidikan agama Islam adalah sebuah cara atau prosedur umum dalam penyampaian materi pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik terhadap peserta didik dalam upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimaniajaran agama Islam dan menjadikannya pandangan hidup. 13 2. Prestasi Belajar Peserta Didik Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru atau dapat pula dikatakan prestasi adalah suatu kelebihan yang telah dicapai oleh siswa dalam pembelajaran. Sedangkan peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu atau secara singkat dapat dikatakan orang atau anak yang sedang menempuh ilmu dalam belajar. Dari beberapa pengertian tersebut di atas maka maksud dalam judul skripsi “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember Tahun Pelajaran 2015/2016” ini adalah sebuah cara atau sebuah metode yang direncanakan secara cermat dan tepat serta digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar peserta didik mudah menerima materi pembelajaran sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya di SMP Darul Hikmah Sumbersari Jember tahun pelajaran 2015/2016. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga penutup. Sedangkan 14 penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif15 Adapun sistematika pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab satu, Pendahuluan berisikan tentang : latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan. Bab dua, Kajian Pustaka, yang berisi penelitian terdahulu dan kajian teori terkait strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan prestasi belajar. Bab tiga, Metode Penelitian. Dalam bab ini diterangkan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, tekhnik pengumpulan data, analisa data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian. Bab empat, Penyajian dan Analisis Data. Yang berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, penyajian dan analisis data, dan pembahasan temuan. Bab lima, penutup, terdiri dari kesimpulan, saran-saran. Bagian terakhir dari skripsi ini adalah memuat daftar kepustakaan, lampiran-lampiran, serta daftar riwayat hidup. 15 Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN, 2014:73).