19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support System (DSS)
DSS adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil
keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur (Turban,
dkk., 2005).
Tujuan dari DSS adalah (Turban, dkk., 2005):
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah
semiterstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya
dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada
perbaikan efisiensinya.
4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil
keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya
yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil
keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal.
6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang
dibuat.
7. Berdaya saing. Manajemen pemberdayaan sumber daya perusahaan.
Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi
19
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada
kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
Karakteriktik yang diharapkan ada dalam DSS adalah (Turban, dkk.,
2005):
1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi
semiterstruktur dan tak terstrukur, dengan menyertakan penilaian manual
dan informasi terkomputerisasi.
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai
manajer lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
4. Dukungan untuk keputusan independen dan/atau sekuensial. Keputusan
dapat dibuat sekali, beberapa kali, atau berulang-ulang.
5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi,
desain, pilihan, dan implementasi.
6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif,
bisa menghadapi berbagai perubahan kondisi secara cepat, dan
mengadaptasi DSS untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
8. Pengguna seperti merasa di rumah. Rumah-pengguna, kapabilitas grafis
yang sangat kuat, dan antarmuka manusia-mesin yang interaktif dengan
satu bahasa alami bisa sangat meningkatkan efektifitas DSS.
9. Peningkatan efektifitas pengambilan keputusan (akurasi, timelines,
kualitas) daripada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan).
20
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. DSS secara
khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan bukan
untuk menggantikan.
11. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem
sederhana.
12. Model-model
digunakan untuk
menganalisis
situasi
pengambilan
keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan
berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.
13. Akses kesediaan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari
sistem informasi geografi (GIS) sampai sistem berorientasi objek.
14. Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil
keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di suatu organisasi secara
keseluruhan dan dibeberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.
Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa
didistribusikan secara internal dan eksternal menggunkan networking dan
teknologi web.
Karakteristik dari DSS tersebut memungkinkan para pengambil
keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten
dalam satu cara yang dibatasi oleh waktu.
Keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat
dari keterstrukturannya yang bisa dibagi menjadi:
21
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
1. Keputusan tertstruktur (structured decision)
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulangulang dan bersifat rutin. Prosedur pengambilan keputusannya sangat
jelas. Keputusan tersebut terutama dilakukan pada manajemen tingkat
bawah. Misalnya, keputusan pemesanan barang.
2. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision)
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang memiliki dua sifat.
Sebagian keputusan bisa ditangani oleh komputer dan yang lain tetap
harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Prosedur dalam pengambilan
keputusan ini secara garis besar sudah ada, tetapi ada beberapa hal yang
masih memerlukan kebijakan dari pengmabil keputusan. Biasanya
keputusan semcam ini diambil oleh manajemen tingkat menengah dalam
suatu organisasi. Contoh dari keputusan jenis ini adalah penjadwalan
produksi.
3. Keputusan tak terstruktur (unstrucuterd decision)
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit
karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan
tersebut menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat
eksternal. Keputusan tersebut umumnya terjadi pada manajemen tingkat
atas. Contoh dari keputusan tak terstruktur adalah keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain.
22
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
B.
Obyek Wisata
Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan
bernilai untuk dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau lazim pula
dinamakan objek wisata. Objek wisata adalah segala sesuatu yang
mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan
wisatawan datang ke suatu daerah tertentu. (Soekadijo, 2000).
Sebuah
objek
wisata
yang
baik
harus
dapat
mendatangkan
wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka ditempat objek wisata
dalam waktu yang cukup lama dan memberi kepuasan kepada wisatawan
yang datang berkunjung. Untuk mencapai hasil itu, beberapa syarat harus
dipenuhi, yaitu (Soekadijo, 2000):
1. Kegiatan (act) dan objek (artifact) yang merupakan objek wisata itu
sendiri harus dalam keadaan yang baik.
2. Karena objek wisata itu disajikan dihadapan wisatawan, maka cata
penyajiannya harus tepat.
3. Objek wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial atau
perjalanan. Oleh karena itu juga harus memenuhi semua determinan
mobilitas spasial,yaitu akomodasi, transportasi dan promosi serta
pemasaran.
4. Keadaan di objek wisata harus dapat menahan wisatawan cukup
lama.
5. Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata
harus diusahakan supaya bertahan selama mungkin.
23
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
Banyaknya tempat wisata di Kabupaten Purbalingga diantaranya seperti
Owabong, Wisata Karangbanjar, Curug Silintang dan Silawang, Pubasari
Pancuran Mas, Museum Uang dan Wayang, Goa Lawa, Kelenteng Hok Tek
Tjeng Sin, Kolam Pemandian Walik, Monumen Jendral Soedirman, dan Wana
Wisata Serang. Kriteria yang sering dijadikan acuan untuk menarik minat
masyarakat di antaranya adalah jenis wisata, biaya tiket, akses jalan, pusat
perbelanjaan serta fasilitas. Hal itu tentunya menjadi permasalahan tersendiri
bagi masyarakat karena setiap jenis wisata mempunyai kriteria atau ketentuan
yang berbeda-beda.
C. SAW (Simple Additive Weighting)
Menurut (Fishburn (1967) dan MacCrimmon (1968) dalam Kusumadewi,
dkk. (2006)) mendefinisikan Simple Additive Weighting (SAW) merupakan
penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode (SAW) adalah mencari penjumlahan
terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria. Metode SAW
membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
Adapun langkah penyelesaian dalam menggunakannya adalah :
1. Menentukan alternatif, yaitu Ai. i = 1, 2, …m
2. Menentukan kriteria yang dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan, yaitu Cj. j = 1, 2, …n
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap
kriteria seperti pada persamaan 1.
[
]
........(1)
24
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap
kriteria.
6. Membuat matriks keputusan (X) yang dibentuk dari tabel rating
kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria, seperti pada
persamaan 2.
]
[
........(2)
7. Melakukan normalisasi matriks keputusan dengan cara menghitung nilai
dari rating setiap kriteria ternormalisasi (
) dari alternatif Ai pada
kriteria Cj seperti persamaan 3.
........(3)
{
Keterangan :
rij
= Nilai rating ternormalisasi
xij
= Nilai atribut yang dimiliki setiap kriteria
Max xij
= Nilai terbesar dari setiap kriteria
Min xij
= Nilai terkecil dari setiap kriteria
Benefit = Jika nilai terbesar adalah nilai terbaik
Cost
= Jika nilai terkecil adalah nilai terbaik
25
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
a. Dikatakan kriteria keuntungan apabila nilai
merupakan nilai
maximum terbaik, sebaliknya kriteria biaya apabila
merupakan
nilai minimum tebaik.
b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai
dibagi dengan nilai
dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai
dari setiap kolom dibagi dengan nilai
.
c. Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada
atribut Cj ; i = 1,2, ... m dan j = 1,2, ... n.
8. Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi (
) membentuk matriks
ternormalisasi (R) seperti persamaan 4.
[
]
......(4)
9. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari perkalian
elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W)
yang bersesuaian elemen kolom matriks (W) seperti persamaan 5.
n
Vi   w j rij
j 1
........(5)
Keterangan :
Vi : Nilai akhir dari alternative
wj : Bobot yang telah ditentukan
rij : Normalisasi matriks
26
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih
terpilih.
Contoh Kasus :
Suatu perusahaan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ingin
membangun sebuah gudang yang akan digunakan sebagai tempat untuk
menyimpan sementara hasil produksinya. Ada 3 lokasi yang akan
menjadi alternatif, yaitu : A1 = Ngemplak, A2 = kalasan, A3 = Kota
Gedhe. Ada 5 kriteria yang dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan, yaitu :

C1 = jarak dengan pasar terdekat

C2 = kepadatan penduduk di sekitar lokasi

C3 = jarak dari pabrik

C4 = jarak dengan gudang yang sudah ada

C5 = harga tanah untuk lokasi
Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, dinilai dengan 1 –
5, yaitu :

1 = Sangat buruk,

2 = Buruk

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat baik
Rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria dapat dilihat
pada Tabel 1.
27
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
Tabel 1. Rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria
Kriteria
Alternatif
A1
C1
4
C2
4
C3
5
C4
3
C5
3
A2
3
3
4
2
3
A3
5
4
2
2
2
Matriks keputusan dibentuk dari tabel kecocokan dari Tabel 1 seperti
berikut:
[
]
Kemudian dilakukan normalisasi berdasarkan persamaan 3 sebagai
berikut:
r11 =
= = 0,80
r21 =
= = 0,60
r31 =
= =1
r12 =
= =1
r22 =
= = 0,75
r32 =
= =1
28
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
r13 =
= =1
r23 =
= = 0,80
r33 =
= = 0,40
r14 =
= =1
r24 =
= = 0,66
r34 =
= = 0,66
r15 =
= =1
r25 =
= =1
r35 =
= = 0,66
sehingga diperoleh matriks ternormalisasi (R) seperti persamaan 4
sebagai berikut:
[
]
Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh
pengambilan keputusan sebagai berikut:
[
]
29
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
Hasil perankingan yang diperoleh berdasarkan persamaan 5 adalah sebagai
berikut:
V1 = (5)(0,80) + (3)(1,00) + (4)(1,00) + (4)(1,00) + (2)(1,00)
= 17
V2 = (5)(0,60) + (3)(0,75) + (4)(0,80) + (4)(0,66) + (2)(1,00)
= 13,1167
V3 = (5)(1,00) + (3)(1,00) + (4)(0,40) + (4)(0,66) + (2)(0,66)
= 13,6
Nilai terbesar ada pada V1 sehingga alternatif A1 adalah alternatif yang
terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain Ngemplak terpilih
sebagai lokasi untuk mendirikan gudang baru.
D. PHP (Programming Hypertext Preprocessor)
PHP secara umum dikenal sebagai bahasa pemrograman script-script yang
membuat dokumen HTML yang dieksekusi di server web, dokumen HTML yang
dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan editor teks
atau editor HTML. Jika menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web
menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan aplikasi yang
dibuat dengan script PHP.
PHP secara mendasar dapat mengerjakan semua yang dapat dikerjakan
oleh CGI (Common Gateway Interface), seperti mendapatkan data dari form,
menghasilkan isi halaman web yang dinamik, dan menerima cookies. CGI adalah
spesifikasi standar modul yang ditambahkan kepada server web, agar server web
dapat memiliki kemampuan untuk memberikan layanan yang interaktif, tidak
sekedar melayani permintaan dokumen web (HTML) saja.
PHP juga telah dikembangkan menjadi bahasa pemrograman script yang
dapat dijalankan diatas platform sistem operasi secara langsung. PHP dapat
digunakan untuk membuat program dekstop, sehingga tidak perlu untuk
30
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
mempelajari bahasa pemrograman lain. Kemampuan (feature) PHP yang paling
diandalkan adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web
yang menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan.
Berikut adalah database yang didukung oleh PHP : Adabas D, dBase, Empress,
FilePro, FrontBase, MSQL, MySQL, ODBC, Oracle, dan lain-lain (Sidik, 2012).
E. XAMPP
Menurut Utomo (2008), XAMPP adalah sebuah paket perangkat lunak yang
di dalamnya terdiri dari Apache, MySQL, dan PHP. Apache merupakan salah satu
perangkat lunak yang dipergunakan secara luas pada sistem operasi Linux.
Pengembangannya yang dimulai dari tahun 1995 oleh sekelompok kecil pemrogram
yaitu Apache Software Foundation Incorporated, pada tahun 1999 mulai
berkonsentrasi untuk mendukung projek Aphace HTTP server. Dengan berbasis
jumlah pengguna lebih dari 25 juta server di seluruh dunia, membuat Apache HTTP
server mempunyai keunggulan dari sisi fleksibilitas dan perfomansi.
F. Website
Menurut Jovan (2007), Website adalah media penyampaian informasi di
internet. Web menyajikan informasi menggunakan Hypertext Markup Language
sehingga dapat menampilkan informasi dengan berbagai format data seperti
text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi
klien.
Selain
dikenal
sederhana dan mudah, adanya teknologi server
side
programming pada web memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik
dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.
31
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
G. Penelitian Sejenis
1. Sistem pendukung keputusan penentuan penyakit tanaman sayuran
menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) (Afiani, 2014).
Telah dikembangkan sebuah sistem pendukung keputusan dalam
penentuan penyakit tanaman sayuran menggunakan metode Simple
Additive Weighting (SAW). Metode ini merupakan metode yang tepat
untuk
menentukan
penyakit
tanaman
sayuran
dan
disertakan
penanggulangan untuk suatu gejala yang timbul pada suatu tanaman
sayuran, karena dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan
alternatif – alternatif terbaik berdasarkan kriteria – kriteria yang
ditentukan.
2. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Wisata di Timor Leste
menggunakan metode ELimination Et Choix Traduisant la Realita (ELECTRE)
(Oktovianus. P, dkk, 2014).
Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi web yang memberikan
informasi rekomendasi kepada user atau pengguna dalam hal ini
merupakan calon wisatawan. Rekomendasi yang diberikan sistem
didasarkan pada masukkan yang diberikan user kemudian diproses dengan
metode ELECTRE sehingga menghasilkan rekomendasi daftar tempat
berwisata. Dan Kriteria yang digunakan yaitu biaya, jarak dan waktu.
3. Sistem pendukung keputusan Pemilihan Lokasi Objek Wisata di Kabupaten
Grobogan menggunakan metode Profile Matching. (Nugroho, 2015).
32
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
Sistem pendukung keputusan penentuan objek wisata dilakukan secara
perhitungan detail berdasarkan metode profile matching. Sistem
pendukung keputusan memberikan hasil berupa prioritas objek wisata
yang sesuai bagi setiap wisatawan. Sistem ini juga mengacu pada skala
bobot yang dimuliki oleh setiap wisatawan dalam memilih objek wisata dan
kriteria yang digunakan yaitu factor biaya, fasilitas objek wisata, jenis objek
wisata, dan jarak tempuh ke objek wisata.
33
Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016
Download