BAB DISKUSI, A. V KESIMPULAN DAN SARAH DISKUSI 1. Dari analisis data tentang hubungan antara aspirasi gelandangan dengan perubahan periiaku, diperoleh hasil bahwa ada perbedaan berasprirasi Gelandangan merubah perubahan periiaku antara dengan yang sikap. mempunyai sebagai merupakan gelandangan beraspirasi Hal ini yang itu pada gelandangan tidak lebih umumnya beraspirasi.. cenderung apabila salah baginya. Dan cita-cita satu motivasi diharapkan untuk. seseorang cita-cita masa depannya, justru cita-cita pendorong yang itulah itulah mereka juga mengenai potensi yang ada pada dirinya sehingga terbuka keinginan dan berusaha untuk hidup lebih baik. Perbedaan perubahan periiaku tersebut dapat ditinjau dari: a.. Latar terdiri cita-cita belakang pekerjaan di daerah dari petani dan non petani. Petani masa depan dan ingin merubah 174 asal, yang yang mempunyai sikapnya berjumlah 175 71% yang anaknya terdiri. dari 43% cita-cita terhadap pendidikan dan 28% cita-cita terhadap pekerjaannya. Sedangkan petani yang tidak beraspirasi berjumlah 29%. yang be rasp iras i pada umurnnya mern i1Iki P etan i kuat untuk merubah sikapnya, seperti apa o.eh salah satu "Sa ya responden in i antara fa kto r yang yang diutarakan j ika anak lain: han ya me mpu nyaI anak dua, say a sampai. tidak sekolah dan nantinya tidak bekerja seperti orang-orang lain di kota, saya akan merasa menyesal dan berdosa menu run sampai mat! „ Saya ingin anak-anak saya jam gan nasib orang tuanya, bodoh, miskin tak punya apa-apa. Adanya saya nekat pergi dari kampung, untuk mencari pekerjaan sedapatnya demi anak di hari depannya dan untuk hidup sekeluarga". (C.,L. No.8, wawancara tanggal 12 Agustus 1989). Dari jawaban responden dapat disimpulkan bahwa mereka adanya bersikeras h:'.dupnya , pergi sehingga sekeluarga. Lain penganggur. untuk merubah kampungnya, dapat memenu hi halnya besar mereka ke Jakarta, bertujuan untuk kebu tu han bagi non petani, Oleh karena Itu mereka nasibnya walaupun dan be1urn berniat tahu di. pokok untu k mereka sebagian lebih cenderung untuk mana memperbaiki meninggalkan tempat tinggai. nanti. b. Latar belakang pekerjaan sekarang, yang terdiri dari 176 pemulung, pengemis dan yang bekerja lainnya (acakan). Responden yang bekerja sebagai pemulung dan pengemis seperti tampak pada data, lebih banyak mempunyai aspirasi cenderung untuk merubah sikapnya dibandingkan dengan yang dan mereka tidak mempunyai aspirasi.'Hal ini dapat didengar dari keterangan responden yang berasal dari Brebes katanya: ".... Sinareng kesah dateng Jakarta, kula dados pemulung. Kula remen sanget, dangu-dangu sebab hasilipun lumayan cekap ngangge nyekolahaken anak-anak Ian menawi saged sekedik-sekedi k semah kula bade sadeyan (dagang.) wonten dusun kangge imbet-imbet. Menawi kula tetep wonten mriki kemawon, pados modal kangge ngelaraken usaha dagang semah kula, supados rnboten rekaos sanget anggenipun membiayai anak" (CL.No,12 wawancara tanggal 26 Agus-cus 1989) . Sedangkan bagi responden yang tidak mempunyai umumnya orang yang sudah putus asa atau orang lanjut. Yang jelas bagi mereka yang muda-muda aspirasi, yang sudah mempunyai 'cita-cita karena terbawa dari sifat yang yang akhirnya mereka tetap menjadi pengemis atau lain yang dirasakan enak baginya. Pekerjaan pengemis suatu pekerjaan yang paling mudah untuk. kata seorang peminta-minta: ditempuh, usia tidak. pemalas, bekerja adalah seperti 177 "Duiu saya seorang kuli jaian di Bogor, ayah saya senang judi, ibu saya sudah meninggal, sedangkan saya tidak punya saudara hidup sendiri disini. Untuk apa saya bekerja, lebih baik saya minta kepada orang yang mau memberi, masak seluas Jakarta tidak ada orang satupun yang memberi makan kepada saya". (LC. No.47, wawancara tanggal 27 Oktober 1989). Dari hasil dialog ini jelas bahwa pengemis mempunyai sifat yang menonjol yaitu pemalas, bebas, hidupnya tidak mau dlganggu, c. kadang-kadang karena putus asa. terdiri dari responden yang selalu mengikuti kegiatan dan responden yang tidak Kegiatan-kegiatan pernah mengikuti di lokasi, kegiatan. yang Responden yang selalu mengikuti kegiatan di lokasi umumnya mempunyai aspirasi cenderung terdiri 3 0% untuk merubah sikapnya, yaitu berjumlah 75% tukar pekerjaannya. Sedangkan 30 % responden pernah mengikuti kegiatan. Dengan mengikuti berarti yang dari 40% cita-cita terhadap pendidikan anaknya terhadap tidak dan akan memberi kesempatan pengalaman sehingga untuk bertambah bertukar dan yang kegiatan pikiran, pengetahuan mereka, ssperti keterangan salah satu responden sebagai berikut: "Setiap pertemuan atau kumpul-kumpul dengan bos, saya sering mendapat nasehat, dia selalu mejnperhati kan anggotanya. Agar tidak kena penyakit, maka kita semua disuruh memakai sarung tangan, jlka tidak punya memakai kantong plastik, sebab kalau sakit tidak supaya dapat mencari nafkah. Kadang-kadang kita disuruh mendengarkan 178 berita di radio, supaya mengetahui keadaan dunia luar". (C.L. No.17, wawancara tanggal 3 September 1989). Sedangkan bagi. kegiatan apa-apa, baik dalam hal responden yang tidak pernah sering ketinggalan dalam mengikuti hal kemajuan, pengetahuan maupun pengalaman. d. Cara berinteraksi dengan tetangga, yang terdiri dari responden yang cara berinteraksi baik dan yang tidak Responden yang cara berinteraksi balk, mempunyai cenderung untuk merubah sikapnya ini 33%. Mereka yang berinteraksi balk, aspirasi, berjumlah sedangkan mereka berinteraksi baik tetapi tidak ada baik. 67%, beraspirasi beraspirasi serta cenderung untuk merubah sikapnya, karena rrempunyai indikator yang kuat yaitu sama dengan mereka yang selalu mengikuti kegiatan di lokasi tersebut, dengan berinteraksi baik, maka untuk mempermudah mendapatkan inforinasi atau pengalaman yang mendorong dalam meningkatkan usahanya, sehingga akan antara latar tercapal clta-citanya. 2. Dari analisa data tentang hubungan belakang pendidikan dengan perubahan periiaku, ternyata perbedaan antara responden yang berpendidikan tinggi responden yang berpendidikan rendah atau sama sekali ada dengan tidak be rpendid ikari. Di s Ini respon den yan g atar mempunyi belakang pendidikan rendah banyak juga yang cenderung rnertbah sikap atau nasibnya, apalagi mereka yang bela<ang pendidikan yang tinggi. Justru iatc.r berpendidi<an mau rendah, menerima harus lebih tekun saran-saran dari memiliki mereka yaanq raj in serta dan orang untuk lain , demi meningkatnya usaha mereka, sebagaimana penjelasah responden: "Kula rumaos tiyang bodo, yen mboten sregep mirengaken nasehat utawi tumut tukar pikiran kaliyan konco-konco,, mboten saget majeng/tambah hasilipun". kula (C.L.No. 21., wawancara tanggal 7 September 1989). DI antara pen yu luhan para responden yang pernah mengikuti atau ku rsu s- ku rsu s mau pu n 1ai. nnya yan g sIfatnya menambah pengetahuan hanya ada beberapa orang saja, dan tidak dapat dikembangkan atau ditularkan kepada orang sebab minat serta responden :"Ku 1a nanging ing penyuluhanipun, orangnya tidak rumiyen mrlki. ada. sebagaimana tuinu t penyu 1uhan 'KB' mboten saget kula Ing tularaken sebab katah-katah warga mriki namung iru. lain, kata dusun , hasil gadah anak kalih utawi. setunggal., Ian ugi ingkang katah Istrinipun 180 sami dipun tilar wonten dusun." (C.L. No.31, wawancara tanggal 2 Oktober 1989). Responden yang mempunyai pendidikan rendah lebih banyak cenderung untuk merubah sikap atau merubah nasibnya, karena roe rasa sudah bosan dengan kehidupan yang serba miskin. Namun demikian mereka maslr mempunyai semangat besar untuk memperbaiki hidupnya yaitu dengan belajar untuk tidak sendiri atau mencari pengalaman kepada meningkatkan usahan/a, cocok susah atau bosan-bosan orang dengan lain keterangan responden yang mengatakan:"Saya hanya sebagai pemulung, dan tidak ada pelajaran khusus mengena:. pekerjaan pemulung, maka saya harus raj in mencari pengalaman balk itu dari pengalaman orang lain maupun dari pengalaman saya sendiri, sehingga pengalaman itu menjadi kenyataan yang menghasilkan pekerjaan yang saya menghidupi senangi, karena dari pekerjaan ini saya keluarga saya." (C ., L-No. 2, wawancara dapat tanggal 2 Agustus 1989). Adapun pendidikan cenderung responden tinggi untuk yang sangat merubah msmiliki terbtas sikapnya. latar sekali, Di belakang apalagi antara 10 yang orang 181 responden yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi ada 1 orang menjadi lapak, 6 orang jadi pemulung, dan lag! bekerja tidak menentu. secara keseimbangan antara dengan Ingin mempertahankan. hanya yang yang Dan cenderung 3 orang kebetulan untuk merubah dalam ada sikap mengadakan perubahan periiaku mereka memakai akal dan persepsi sendiri, seperti halnya kebetulan menjadi gelandangan, bekas, informasi lapak dari seorang responden mengatakan:"Memang akan tetapi untuk mengumpulkan saya tidak mau capek maka dari Itu saya saya yang orang barang-barang menghubungl sarnpah-sampah pabrik, ada tiga pabrlk yang hubungl , sehingga anak buah jenisnya. saya tinggal memilih sampah-sampah menurut Maka dari Itu saya tidak perlu banyak anak buah, cukup 15 orang saja, yang penting pikiran saya jaian." ('C.Lno. 5, wawancara tanggal 11 Agustus 1989). Oleh karena itu faktor pendidikan sangat mendukung sekali dalam perubahan periiaku. 3. Dari analisa data tentang hubungan antara latar belakang status sosial ekonomi perubahan periiaku, ternyata ada perbedaan antara responden yang memiliki latar belakang IS"- status latar sosial ekonomi balk dengan responden yang belakang status sosial ekonomi kurang mempunyai baik. Mereka yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi balk pada umumnya lebih cenderung untuk merubah sikap atau memperbaiki status tersebut, sudah ada sarana-sarana yang tersedia, sebagaimana diutarakan oleh seorang responden: "Kalau saya ingat waktu dulu bu, ketika belum mempunyai pekerjaan tetap, rasanya tak ingin hidup, akan tetapi. setelah ketemu jaiannya, walaupun bekerja sebagai pemulung saya sudah puas. Tidak sampai dua tahun saya mencoba untuk menjadi lapak dengan anggota berjumlah 35 orang, dan berhasil. Dan Ini saya ingin memperluas usaha saya di jaian Cacing, mungkin bulan depan sudah saya mulai karena modal sudah cukup." (C.L. No.3, wawancara tanggal 6 September 1989). Lain halnya dengan responden yang Ingin mempertahankan sikapnya, karena sudah ouas dengan apa yang dla capai seka rang, dan merasa cukup untuk menghidupi anak dan keluarganya baik untuk waktu sekarang maupun untuk hari depannya,hal ini diucapkan oleh seorang responden yang memiliki status sosial ekonomi balk, tetapi tidak mau merubah sikapnya: "Hidup tidak usah ngoyo bu, kalau sudah cukup untuk makan seharl-harl dengan keluarga, dan biaya sekolah anak-anak, akan apa lagi. Syukur-syukur dapat menolong Saudara, tetangga dan lainnya."(C.L. no.7, wawancara tanggal 18 Agustus 1989). 183 Sebagian status besar responden yang memiliki latar sosial cenderung ekonomi baik maupun yang kurang merubah sikapnya, baik ditinjau pekerjaan lokasi dan cara berinteraksi dengan ~etangga. petani responden miskin memiliki dan yang dengan balk, dari asal, Bag! sekarang, mengikuti pada dasarnya sekarang juga belakang di sebagai akan pekerjaan kegiatan desa sebagai responden latar belakang status sosial ekonomi di kurang yang baik atau lemah, mempunyai minat juga untuk merubah sikapnya atau nasibnya- Dan diantara mereka sebagian besar tidak mau pulang ke kampung, meskipun sama-sama menyandang kemiskinan, ctlasan mereka diutarakan waktu wawancara antara Iain: "Memang di desa saya sering lapar, tetapi disini saya selalu bisa mengisi Oktober perut." 1989)., walaupun rangsangan mereka Ini (C.L.no. 53, suatu wawancara peningkatan ekonomi menjadi gelandangan. Maka ekonomi langsung bagi tanggal sedikit., jelaskah ;erciptanya 24 bahwa perpindahan penduduk dari desa ke kota memang sangat kuat. Kalau melihat data yang ada, maka di responden yang mempunyai status ekonomi balk ada dan mempunyai latar belakang yang status antara sosial 31 50 orang ekonomi 184 kurang balk berjumlah 19 orang. Akan tetapi dIantara yang mempunyai latar belakang status sosial ekonomi baik ada orang lapak dibandingkan yang lebih dengan baik yang status lainnya, sosial menurut dua ekonominya ukuran orang gelandangan. Responden ekonomi yang memiliki latar belakang kurang balk, lebih kuat untuk status sosial cenderung merubah sikap dan nasibnya, karena mengingat hidup yang serba itu akan mendorong mereka untuk lebih giat dalam pekerjaan supaya lebih meningkat hasilnya, sullt melakukan apalagi bila mereka mempunyai cita-cita masa depannya balk cita-cita masa. depan pendidikan anaknya ataupun bagi pekerjaan mereka send!ri. B. KESIMPULAN. Berdasarkan analisa data maupun hasil penelitian sebagaimana diuraikan pada. bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain adalah: 1. maka Dilihat dari aspirasi (cita-cita masa depan) gelandangan, sebagian besar mereka mempunyai aspirasi. Cita-cita depannya diwujudkan kepada pendidikan anaknya maupun masa pada 185 pekerjaan mereka sendiri untuk meningkatkan usahanya. Dalam hal ini pada umumnya dahulunya bujangan yang mempunyai aspirasi itu adalah yang yang masih tidak mempunyai pekerjaan (penganggur), ataupun mereka yang sangat miskin. Sedangkan tidak mempunyai aspirasi atau tidak mempunyai cita-cita yang adalah mereka-mereka yang sudah usia lanjut dan orang yang sudah tidak mempunyai saudara lagi, dan Kalau mereka yang putus harapan. melihat hasil. penelitian, yang mempunyai cita-cita rnasa depannya berjumlah 64% yang terdiri dari 30% cita-cita terhadap pendidikan anaknya dan 34% cita-cita terhadap pekerjaan mereka, sedangkan yang tidak beraspirasi berjumlah 36%. Kalau sebagian ditinjau dari perubahan sikap atau besar responden mereka cenderung ingin nasibnya, merubahnya. yang tadinya menganggur, juga responden yang maka Selain selalu mengikuti kegiatan, cara berinteraksi baik, dengan tetangga maka keinginan mereka selalu sehingga untuk untuk bertukar manambah berfikir menambah cenderung merubah sikap/nasib pikiran maupun bertukar pengetahuan dan terbukalah kehidupan yang akan datang. pergaulan dan mencari pengalaman, sangat besar,, pengalaman pikiran mereka Dengan jaian maka meningkatkan 186 hidup, kehidupan, dan penghidupan yang layak akan tercapai. 2. Apabila mereka ada pendidikan, memang sebagain besar memiliki pendidikan yang rendah, justru yang onfromal. ditinjau dari latar belakang sama sekali tidak berpendidikan balk Diantara responden yang memiliki formal maupun pendidikan tinggi hanya 10 orang dan yang memiliki pendidikan rendah berjumlah 40 orang. Kalau ditinjau dari perubahan perilakunya maka: a. Menurut pekerjaan di. daerah asal. Untuk petani dan petani yang berpendidikan tinggi cenderung akan non merubah sikap/nasibnya yaitu berturut-turut berjumlah 60% dan 80%, yang ingin mempertahankan atau tidak merubah sikap/nasib turut adalah berpendldlkan turut 40% dan 20%. Petani dan rendah cenderung merubah non petani sikap/nasib berjumlah 55% dan 60%. sebaliknya yang berturut- berturut- cenderung ingin merubah sikap/nasib berjumlah 45% dan 40%. Jadi yang tidak ternyata responden yang memiliki pendidikan tinggi lebih cenderung untuk merubah sikap dari pada yang berpendldlkan rendah. b. dan Menurut pekerjaan sekarang. Pemulung/lapak, yang bekerja lainya memiliki pendidikan tinggi pengemis cenderung merubah sikap/nasib berturut-turut berjumlah 75%, 67% dan 67%, 187 sebaliknya turut dan yang cenderung tidak. merubah sikap/nasib berjumlah 25%, 33%, dan 33%. yang bekerja cenderung 68%, lainya yang Pemulung/lapak, berpendldlkan ingin merubah sikap/nasib 78%, dan sikap/nasib 67%, sedangkan berturut-turut berturut- pengemis,, rendah berturut-turut yang berjumlah tidak 32%, berjumlah ingin 22%, serta merubah dan 33%.. Ternyata mereka yang memiliki pendidikan tinggi lebih cenderung untuk merubah sikap/nasib, karena lebih perseosi dari pada yang berpendldlkan c. rendah. Dilihat mereka yang ikut kegiatan-kegiatan di lokasi, maka kelompok yang sering mengikuti kegiatan-kegiatan dan tidak pernah mengikuti kegiatan di lokasi, dan pendidikan tinggi, yang cenderung ingin merubah yang yang memiliki slkap/nasibnya berjumlah secara berturutan adalah 83% dan 75%. Sebaliknya yang tidak ingin merubah sikap/nasibnya berjumlah 17% dan 25%. kedua kelompok yang mengikuti kegiatan dan yang tidak Dan pernah mengikuti. kegiatan di lokasi, serta memiliki oendidikan rendah., maka yang cenderung untuk merubah berjumlah sikap/nasib 58% sikap/nasib dan 50%, sebaliknya yang berjumlah tidak 42% dan 50%. Jelas kalau berturut-turut ingin merubah dilihat dari 188 ikut/tidaknya pendidikan kegiatan di lokasi, maka responden yang meiliki tinggi dan sering mengikuti kegiatan di lokasi itu yang cenderung Ingin merubah sikap/perllaku. d. Di tlnjau dari cara berinteraksi dengan tetangga, yaitu yang berinteraksi baik dan yang tidak tersebut yang mempunyai balk-. Kedua kelompok latar belakang pendidikan tinggi serta. yang ingin merubah sikap/nasibnya berturut-turut berjumlah dan 50%, merubah sebaliknya yang ingin mempertahankan atau 67% tidak sikap dan nasibnya berjumlah 33% dan 50%. Adapun dari kedua kelompok itu yang memiliki pendidikan rendah justru lebih cenderung untuk merubah sikap/nasibnya, yaitu berjumlah 67% dan 40%, sebaliknya yang tidak ingin merubah sikapnya berjumlah 33% dan 60%. Jadi responden yang berinteraksi kesimpulannya memiliki baik, banyak bahwa data pendidikan yang ingin menunjukkan tinggi, banyak merubah kalau yang sikap/nasib, sedang yang berinteraksi kurang baik dan berpendldlkan tinggi, seimbang. 3. Ditinjau dari latar balakang status sosial perubahan yang oerilaku, memiliki latar ternyata ada perbedaan belakang status sosial ekonomi antara dengan responden ekonomi tinggi 189 dengan yang memiliki kurang balk. Pada umumnya yang memiliki sosial ekonomi latar belakang baik, lebih star.js sosial ekonomi latar belakang cenderung status untuk merubah sikap/nasibnya dIbandingkan dengan responden yang status sosial e ko n o m In y a k u ra n g b a i k - Respon den berjumlah baik yang mem i1ik i statu s sosia1 ekonomI baik, 31 orang dan memiliki status sosial ekonomi kurang 19 orang. Ada perbedaannya dari kedua kelompok hal ini dapat dilihat dari perubahan pe ri1a kunya yain g a,. dan d 111nja u Menurut pekerjaan di daerah asal, dimana petani dan non petani yang memiliki latar serta tersebut, yang cenderung belakang status sosial. ekonomi baik merubah sikap berturut-turut adalah 56% 67% yang berarti responden yang termasuk kelompok ini 11dak ing in petani dan me ruba h s I. kap be rjum1a h 44% non petani yang memiliki dan latar 33%.. dan Sedangka n belakang status sosial ekonomi kurang balk, cenderung untuk merubah sikap/nasib berjumlah 22% dan 60%.Sebaliknya yang tidak Ingin merubah sikap /nasib berjumlah 78% dan 40%-Jadi dalam peruoahan periiaku yang ditinjau dari pekerjaan asal, maka pada umumnya yang mempunyai 1.90 status sosial ekonomi. baik ingin berubah si kap/per 1 laku cari. p ada yarig me mpuriy a I status s os Ia I e kono rn 1. ku rang ba 1k b. Menurut p 3ngem 1s .. dan belakang status s ikap/n as 1. b sedangkan pekerjaan sekarang, yang be ke rja 1a 1. nnya dan yang sosial ekonomi be rtu rut-tu rut yang tidak baik, be rjum1a h menghendakl 11%, 12%, dan 25%., Sebaliknya pengemis dan yang be ke rja pemulung/lapak, mem punya 3 cenderung 79%, 88%, la Inya , para ya ng meruban berurutan sebagai berikut 75% ., sikap/nasib pemu lung/lapak , mem 111 kI status sosial. ekonomi kurang balk, cenderung sikap/nasib 1. ata - dan perubahan berjumlah balakang maka 50%, 50%, 1. ata meruban dan 60%, saba 11. knya yan g tidak ingin meruba h s ikap/nas 1. b ber jurn 1a h 5o% , 50%, dan 40%. Jadi jelas bahwa sebagian besar bai :< yang latar belakang status sosial ekonomi. balk maupun baik banyak sikap/nasib. Oisamping yang ingin merubah responden kurang itu tara latar belakang status sosial ekonomi dengan periiaku ada 3. I"L ci rubunqan . c ,. lokasi, K'Siompok D11 injau ada yang da ri ikut sertany a dalam suatu kelompok yang selalu. mengikuti. tidak. pernah men.gi.kuti. kegiatan. kegIatan kegiatan di dI dan lokasi nya 191 Dari kedua status kelompok tersebut, yang latar belakang sosial ekonomi balk, maka yang cenderung untuk sikap/nasib yang memiliki berturut-turut berjumlah 67% dan tidak pernah menginginkan merubah berjumlah 33% dan 62%. Sebaliknya sikap/nasib 38%. Sedangkan dari kedua merubah berurutan kelompok yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi kurang balk, maka yang cenderung untuk merubah sikap/nasib 57% dan 40%, sikap/nasib tersebut perubahan sebaliknya berurutan maka yang berjumlah tidak 43% dari kedua kelompok sikap/nasib- berjumlah menghendaki dan pada Antara latar berurutan 40%. Dari umumnya belakang merubah uraian menghendaki status sosial ekonomi dan periiaku ada hubungan. d. dua Ditinjau dari cara berinteraksi dengan kelompok tetangga. yaitu kelompok yang berinteraksi baik dan Ada cara berinteraksi kurang baik. Dari kedua kelompok itu yang mem:, liki latar belakang status sosial ekonomi baik, cenderung untuk merubah sikap/nasib berurutan berjumlah 68% dan 56%, sebaliknya dari kedua sikap/nasib kelompok berjumlah yang tidak menghendaki 32% dan 44%. Sedangkan kedua perubahan kelompok. yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi kurang balk,, 192 dan cenderung merubah sikap berjumlah 64% dan 20%, sebaliknya yang tidak ingin merubah sikap berturut-turut berjumlah 36% dan 80%. Dengan kedua demikian dari uraian di kelompok perubahan sosial Itu sebenarnya sikap/nasib. ekonomi Dan atas pada diantara dengan periiaku ada menunjukkan umumnya latar bahwa menghendaki belakang hubungan atau status mempunyai pengaruh. C. SARAN-SARAN Ada beberapa Pendongkelan, saran dari hasil penelitian Kelurahan Kelapa Gading Barat, di Kampung Kecamatan Koja, Wilayah Jakarta Utara. Adapun saran-saran yang dapat diutarakan adalah: 1. Masil umumnya penelitian menjnjukkan bahwa cenderung untuk merubah pekerjaan di daerah asal gelandangan sikap/perllakunya, nasilnya tidak pada mengingat memadai untuk menghidupi keluarga. Dergan demikian mereka perlu di bantu dalarn permodalan dapat agar kemball mereka tidak berkeliaran di kota lag! ke daeran asalnya dengan bantuan itu dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan harapan hidup supaya bahwa mereka. 19 Namun perlu diingat bahwa kebanyakan para gelandangan mendapat bantuan modal, biasanya yang ada tidak bilamana dimanfaatkan kaitannya dengan untuk rnembeli sarana-sarana kebutuhan mencari nafkah, justru untuk kebutuhan sekunder yaitu seperti rnembeli baju anaknya atau lainnya, jadi sifatnya untuk senang- senang saja. Berdasarkan agar hal. hal tersebut di atas, maka instansi/lembaga yang memberi modal, ini dimaksudkan agar tidak disarankan hendaknya sia-sia bantuan bahwa waspada., tersebut, sekaligus dapat mengawasi dalam pemanfaatan bantuan modal dlterImanya. Pemberian modal melalui kelompok yang yang kebutuhan sama barang kali lebih tepat, dan akan lebih berhasil dari pada diberikan kepada pemberian Lebih efentif lagi apabila modal dapat diwujudkc.n alat-alat/sarana yang dibutuhkan sekali dari kelompok terseput, mencari nafkah demi 2. perorangan. Gelandangan menghidupi untuk sangat meningkatkan keluarganya. usia tua cenderung tidak ingin merubah slkap/perllaku. Hal ini di samping sudah tidak mempunyai saudara, pendekatan tenaganya dengan sudah lemah, rnaka sanak diutamakan mengadakan Tuhannya dengan mengadakan pengajian pada 194 waktu malam. membantu mllih Sedangkan penghasilan mereka kadang-kadang di tempat pembuangan sampah saja yaitu ikut jenis pungutannya, kadang-kadang dengan memillh- jaian meminta-- rninta pokoknya asal dapat makan paca hari itu. Dengan demikian gelandangan usia tua mempunyai pengaruh juga, lewat pengajian- pengajian, karena setidak-tidaknya sudah banyak pengalaman dari pada lainnya. menggunakan Berdasarkan hal tersebut di atas, mereka sebagai anutan dari maka pada dengan gelandangan lainnya, untuk merubah periiaku berdasarkan agama. Dengan lewat ceramah atau nasehat-nasehat yang berdasarkan keagamaan, orang akan lebih mudah meresap dalam hatinya, sehingga mempunyai niat untuk merubah sikap/perilaku demi 3. Bagi pendidikan cenderung kecil hidupnya dikemudian hari. gelandangan yang masih usia rendah atau sama sekali muda tidak terblasa mengemis/memInta-minta sendirinya mereka hidup atau karena menggelandang dengan pekerjaan lainnya. tidak memiliki memiliki perpendidlkan, belum ingin merubah sikap yang mantap sudah dan kemampuan yang sejak pekerjaan cukup Dengan untuk merubah periiaku dan tidak ada yarg memberi petunjuk/pengarahan kepada mereka. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka 195 agar disarankan hasil bantuan PLS sesuai dengan konsep penelitian, en I. ngkatkar1 maka peranan me PLS dapat dikemukakan khu susnya dI PLS bahwa. lokasi serta untuk ku muh in1 . dipandang perlu adanya kerja sama antara berbagai instansi yang terkait, walaupun dalam hal. ini merrier lu kan waktu yang lama. Melalui pembinaan bersama dengan InstansI Iain diharapkan dapat mengungkapkan nilai-nilai budaya yang dapat mendukung perubahan periiaku, akan sehingga apa yang menjadi cita-cita mereka, cepat ter wujud. Namun dalarn kenyataan bahwa para gelandangan itu susah atur, adatnya dipakai, bukti pengarahan sendiri apabila mereka dibawa ke pondok saj,=. yang sosial untuk atau diberi pengertian-pengertian, ketrampilan pengetahuan selesai ., Ingin bebas, dan peraturan untuk a suda n a q a bekal v a n kalau dipulangkan, q melarikan diri di belum dan sampai ingin hidup bebas dengan t e m a n -1 e m a n n y a . Oleh kesadaran, karena secara Itu upaya PLS teoritis dapat meningkatkan ditempuh kemampuan melalui dan tahapan- 196 tahapan sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan potensi yang ada di kaIangan lokasi kumuh tersebut, seperti hasil pungutan dapat didaur ulang. Dengan demikian selain menjadi yang pemulung, disarankan dapat berusaha menbuat kompor atau mainan anak dari kaleng yang dapat menghasilkan sesuai hal-hal tersebut di atas, maka peranan PLS harus dapat membentuk manusia slap kerja/pakai dalam pengertian bahwa sebelum menekuni terlebih dahulu pendidikan sehingga pengetahuan dasar, pendidikan kejuruan kesemuanya pekerjaannya, Itu yang sesuai dengan bertujuan: 1) meIandas1 secara selektif sesuai keluarga, kebutuhan. berbagai dengan diberi Yang ketrampilan kondisi didik, 2) meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta pembinaan agar dan dapat: membina keluarga sehat, bahagia, mandiri, produktif, 3) untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kreatif, ketrampilan peserta didik sebelum menekuni suatu usaha. Dengan pendidikan demikian untuk atas, memerlukan di latihan-latihan manusia slap pelaksanaannya, suatu latihan-latihan. ini merupakan suatu sistem dalam kerja tersebut. Disini dikatakan karena terdiri dari pendidlkan- Dan pembentukan suatu sistim, komponen-komponen yang berkaitan satu sama 197 lainnya. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah: a). d) tujuan materi waktu, latihan, e) sarana belajar, h) tempat, Dari a) latihan, b) peserta latihan, f) sumber belajar, penyelenggara, g) i) biaya, j)evaluasi. komponen-komponen dapat dijelaskan sebagai berikut: tujuan latihan: ketrampilan dikalangan c) serta adalah sikap untuk meningkatkan mandiri, kesadaran peserta didik, agar kelak mampu pengetahuan, akan usaha mengusahakan mata pencaharian sebagai sumber penghasilan dan sumber kesejahteraan hidupnya secara mandiri. b) peserta latihan: adalah para gelandangan, yang bertempat lokasi usia kumuh Pedongkelan, yang diutamakan adalah muda dan belum mempunyai pekerjaan, ataupun yang masih mereka kadang-kadang bekerja sebagai pemulung, pengemis atau di yang lainnya, artinya belum menetap menjadi pemulung. c) sumber belajar: adalah fasllitator, adalah orang mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dengan kebutuhan peserta latihan. Biasanya lainnya yang terkait. sesuai fasilitator diambil dari Penyuluh Perindistrian, Penmas, juga dari dan yang itu sosial. 198 d) materi yakni e) : pada dasarnya terdiri dari kelompok dasar, sarana belajar kompor, ka1e n g, f) latihan pat ri kelompok. penunjang. : gunting, alat untuk : suatu panitia yang teridid dari gelandangan sendiri yang ada wibawanya di g) waktu : penyelenggaraan mempertimbangkan situasi, latihan kondisi Ini dalam orang-orang gelandangan, 1atIhan latihan, ingat karena lokasi yang jadi supaya mereka perlu disesuaikan kumuh, dibina raj in untuk adalah mengikuti tersebut. biaya : jika memungkinkan biaya latihan swadaya orang adalah sasaran, : tempat latihan dilaksanakan di mempermudah dari temp>at tersebut. luang mereka. tempat 1) dan unsur pamong masyarakat setempat yaitu dari h.) membuka dan sebagainya). Instansi yang terkait juga dari waktu kelompok segala alat yang dlperlukan untuk p>embuatan mainan anak-anak (misal penyelenggara desa, :. kelompok Intl., dan tiga mereka sendiri tetapi gelandangan tadi maka hendaknya mengingat biaya sebaiknya dihimpun mereka adalah dIbantu dari dengan cara instansi-instansi yang terkait. j) evaluasi. : evaluasi latihan dilaksanakan mengawas 1 pese rta d id ik sete 1ah mendapat kan Iat I. han -1 at i han . Apabila sudah dianggap mencapai. tujuan yang diharapkan, maka remera atau yang bersangkutan sudah dapat mulai usahanya secara kelompok atau keterampilan perorangan. ini Akan tetapi dalam hasilnya belum memadai atau hal. latihan memuaskan maka latihan keterampilan tersebut dapat diperpanjang sesuai situasi dan kon d I. s i n ya - 4.. sangat Perlu berbeda diingat bahwa sifat dengan warga gelandangan kota, maka pada perlu umumnya penyuluhan terpadu dari. Instansi terkait harus dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan. Hal. benar-benar dapat Ini sangat penting agar para gelandangan berfungsi sebagai melakukan proses gelandangan lainnya yang sebagai anggotanya. Dengan tinggi demikian tanpa belajar mereka yang wadah komprehensip akan memiliki dipaksanakan dan untuk kesadaran tentunya senantiasa dari' para yang lebih akan menjadi pendukung pelaksanaan pembangunan di bidang industri kecil.