sebagai pendorong baginya. Dan cita-cita itulah

advertisement
BAB
DISKUSI,
A.
V
KESIMPULAN DAN SARAH
DISKUSI
1. Dari analisis data tentang hubungan antara
aspirasi
gelandangan dengan perubahan periiaku, diperoleh hasil bahwa
ada
perbedaan
berasprirasi
Gelandangan
merubah
perubahan periiaku antara
dengan
yang
sikap.
mempunyai
sebagai
merupakan
gelandangan
beraspirasi
Hal
ini
yang
itu
pada
gelandangan
tidak
lebih
umumnya
beraspirasi..
cenderung
apabila
salah
baginya.
Dan
cita-cita
satu motivasi diharapkan
untuk.
seseorang
cita-cita masa depannya, justru cita-cita
pendorong
yang
itulah
itulah
mereka
juga
mengenai
potensi yang ada pada dirinya sehingga terbuka keinginan dan
berusaha untuk hidup lebih baik.
Perbedaan
perubahan periiaku tersebut
dapat
ditinjau
dari:
a.. Latar
terdiri
cita-cita
belakang
pekerjaan
di
daerah
dari petani dan non petani. Petani
masa depan dan ingin merubah
174
asal,
yang
yang
mempunyai
sikapnya
berjumlah
175
71%
yang
anaknya
terdiri. dari 43%
cita-cita
terhadap
pendidikan
dan 28% cita-cita terhadap pekerjaannya.
Sedangkan
petani yang tidak beraspirasi berjumlah 29%.
yang be rasp iras i pada umurnnya mern i1Iki
P etan i
kuat
untuk
merubah sikapnya, seperti apa
o.eh salah satu
"Sa ya
responden
in i
antara
fa kto r
yang
yang
diutarakan
j ika
anak
lain:
han ya me mpu nyaI anak dua,
say a
sampai. tidak sekolah dan nantinya tidak bekerja seperti
orang-orang lain di kota, saya akan merasa menyesal dan
berdosa
menu run
sampai mat! „ Saya ingin anak-anak saya jam gan
nasib
orang tuanya, bodoh, miskin
tak
punya
apa-apa. Adanya saya nekat pergi dari kampung, untuk
mencari pekerjaan sedapatnya demi anak di hari depannya
dan untuk hidup sekeluarga".
(C.,L. No.8, wawancara tanggal 12 Agustus 1989).
Dari jawaban responden dapat disimpulkan bahwa mereka adanya
bersikeras
h:'.dupnya ,
pergi
sehingga
sekeluarga. Lain
penganggur.
untuk
merubah
kampungnya,
dapat memenu hi
halnya
besar
mereka
ke Jakarta, bertujuan
untuk
kebu tu han
bagi non petani,
Oleh karena Itu mereka
nasibnya
walaupun
dan
be1urn
berniat
tahu di.
pokok
untu k
mereka
sebagian
lebih
cenderung
untuk
mana
memperbaiki
meninggalkan
tempat
tinggai.
nanti.
b. Latar belakang pekerjaan sekarang, yang terdiri dari
176
pemulung,
pengemis
dan
yang
bekerja
lainnya
(acakan).
Responden yang bekerja sebagai pemulung dan pengemis seperti
tampak
pada
data,
lebih
banyak
mempunyai
aspirasi
cenderung untuk merubah sikapnya dibandingkan dengan
yang
dan
mereka
tidak mempunyai aspirasi.'Hal ini dapat didengar
dari
keterangan responden yang berasal dari Brebes katanya:
"....
Sinareng kesah dateng Jakarta, kula
dados
pemulung.
Kula remen
sanget,
dangu-dangu
sebab
hasilipun
lumayan cekap ngangge nyekolahaken anak-anak Ian menawi
saged sekedik-sekedi k semah kula bade sadeyan (dagang.)
wonten
dusun
kangge imbet-imbet.
Menawi
kula
tetep
wonten
mriki
kemawon, pados modal
kangge
ngelaraken
usaha dagang semah kula, supados rnboten rekaos sanget
anggenipun membiayai anak" (CL.No,12 wawancara
tanggal
26 Agus-cus 1989) .
Sedangkan
bagi
responden yang
tidak
mempunyai
umumnya
orang
yang sudah putus asa atau
orang
lanjut.
Yang jelas bagi mereka yang muda-muda
aspirasi,
yang
sudah
mempunyai 'cita-cita karena terbawa dari sifat yang
yang
akhirnya
mereka tetap menjadi pengemis
atau
lain yang dirasakan enak baginya. Pekerjaan pengemis
suatu
pekerjaan yang paling mudah untuk.
kata seorang peminta-minta:
ditempuh,
usia
tidak.
pemalas,
bekerja
adalah
seperti
177
"Duiu
saya
seorang
kuli jaian di
Bogor,
ayah
saya
senang judi, ibu saya sudah meninggal, sedangkan saya
tidak punya saudara hidup sendiri disini.
Untuk apa
saya bekerja, lebih baik saya minta kepada orang yang
mau
memberi,
masak seluas Jakarta
tidak ada
orang
satupun yang memberi makan kepada saya".
(LC. No.47, wawancara tanggal 27 Oktober 1989).
Dari
hasil dialog ini jelas bahwa
pengemis
mempunyai
sifat yang menonjol yaitu pemalas, bebas, hidupnya tidak mau
dlganggu,
c.
kadang-kadang karena putus asa.
terdiri
dari
responden yang selalu mengikuti kegiatan dan responden
yang
tidak
Kegiatan-kegiatan
pernah
mengikuti
di
lokasi,
kegiatan.
yang
Responden
yang
selalu
mengikuti kegiatan di lokasi umumnya mempunyai aspirasi
cenderung
terdiri
3 0%
untuk merubah sikapnya, yaitu berjumlah 75%
tukar
pekerjaannya. Sedangkan 30 %
responden
pernah mengikuti kegiatan. Dengan mengikuti
berarti
yang
dari 40% cita-cita terhadap pendidikan anaknya
terhadap
tidak
dan
akan
memberi kesempatan
pengalaman
sehingga
untuk
bertambah
bertukar
dan
yang
kegiatan
pikiran,
pengetahuan
mereka,
ssperti keterangan salah satu responden sebagai berikut:
"Setiap pertemuan atau kumpul-kumpul dengan bos, saya
sering mendapat nasehat,
dia selalu
mejnperhati kan
anggotanya. Agar tidak kena penyakit, maka kita semua
disuruh memakai sarung tangan, jlka tidak punya
memakai kantong plastik, sebab kalau sakit tidak
supaya
dapat
mencari nafkah. Kadang-kadang kita disuruh mendengarkan
178
berita di radio, supaya mengetahui keadaan dunia luar".
(C.L. No.17, wawancara tanggal 3 September 1989).
Sedangkan
bagi.
kegiatan
apa-apa,
baik dalam hal
responden
yang
tidak
pernah
sering ketinggalan dalam
mengikuti
hal
kemajuan,
pengetahuan maupun pengalaman.
d. Cara berinteraksi dengan tetangga, yang terdiri dari
responden
yang cara berinteraksi baik dan yang tidak
Responden
yang cara berinteraksi balk, mempunyai
cenderung
untuk
merubah
sikapnya
ini
33%.
Mereka yang berinteraksi balk,
aspirasi,
berjumlah
sedangkan mereka berinteraksi baik tetapi tidak
ada
baik.
67%,
beraspirasi
beraspirasi
serta
cenderung untuk merubah sikapnya, karena rrempunyai indikator
yang
kuat
yaitu sama dengan mereka yang
selalu
mengikuti
kegiatan di lokasi tersebut, dengan berinteraksi baik,
maka
untuk mempermudah mendapatkan inforinasi atau pengalaman yang
mendorong
dalam
meningkatkan
usahanya,
sehingga
akan
antara
latar
tercapal clta-citanya.
2.
Dari
analisa data tentang
hubungan
belakang pendidikan dengan perubahan periiaku, ternyata
perbedaan antara responden yang berpendidikan tinggi
responden
yang berpendidikan rendah atau sama sekali
ada
dengan
tidak
be rpendid ikari.
Di
s Ini
respon den
yan g
atar
mempunyi
belakang pendidikan rendah banyak juga yang cenderung
rnertbah
sikap atau nasibnya, apalagi mereka
yang
bela<ang pendidikan yang tinggi. Justru
iatc.r
berpendidi<an
mau
rendah,
menerima
harus lebih tekun
saran-saran
dari
memiliki
mereka
yaanq
raj in
serta
dan
orang
untuk
lain
,
demi
meningkatnya usaha mereka, sebagaimana penjelasah responden:
"Kula
rumaos
tiyang
bodo, yen
mboten
sregep
mirengaken
nasehat utawi tumut tukar pikiran kaliyan konco-konco,,
mboten
saget
majeng/tambah
hasilipun".
kula
(C.L.No.
21.,
wawancara tanggal 7 September 1989).
DI
antara
pen yu luhan
para
responden
yang
pernah
mengikuti
atau ku rsu s- ku rsu s mau pu n 1ai. nnya yan g
sIfatnya
menambah pengetahuan hanya ada beberapa orang saja, dan
tidak dapat dikembangkan atau ditularkan kepada orang
sebab
minat
serta
responden :"Ku 1a
nanging
ing
penyuluhanipun,
orangnya tidak
rumiyen
mrlki.
ada.
sebagaimana
tuinu t penyu 1uhan 'KB'
mboten
saget
kula
Ing
tularaken
sebab katah-katah warga mriki namung
iru.
lain,
kata
dusun ,
hasil
gadah
anak kalih utawi. setunggal., Ian ugi ingkang katah Istrinipun
180
sami
dipun
tilar
wonten dusun."
(C.L.
No.31,
wawancara
tanggal 2 Oktober 1989).
Responden yang mempunyai pendidikan rendah lebih banyak
cenderung untuk merubah sikap atau merubah nasibnya,
karena
roe rasa
sudah bosan dengan kehidupan yang serba
miskin.
Namun demikian mereka maslr mempunyai semangat besar
untuk
memperbaiki hidupnya yaitu dengan
belajar
untuk
tidak
sendiri atau mencari pengalaman kepada
meningkatkan
usahan/a,
cocok
susah
atau
bosan-bosan
orang
dengan
lain
keterangan
responden yang mengatakan:"Saya hanya sebagai pemulung,
dan
tidak ada pelajaran khusus mengena:. pekerjaan pemulung, maka
saya harus raj in mencari pengalaman balk itu dari pengalaman
orang
lain
maupun dari pengalaman saya
sendiri,
sehingga
pengalaman itu menjadi kenyataan yang menghasilkan pekerjaan
yang
saya
menghidupi
senangi, karena dari pekerjaan
ini
saya
keluarga saya." (C ., L-No. 2, wawancara
dapat
tanggal
2
Agustus 1989).
Adapun
pendidikan
cenderung
responden
tinggi
untuk
yang
sangat
merubah
msmiliki
terbtas
sikapnya.
latar
sekali,
Di
belakang
apalagi
antara
10
yang
orang
181
responden yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi ada
1
orang menjadi lapak, 6 orang jadi pemulung, dan
lag!
bekerja
tidak
menentu.
secara
keseimbangan
antara
dengan
Ingin mempertahankan. hanya
yang
yang
Dan
cenderung
3
orang
kebetulan
untuk
merubah
dalam
ada
sikap
mengadakan
perubahan periiaku mereka memakai akal dan persepsi sendiri,
seperti
halnya
kebetulan
menjadi
gelandangan,
bekas,
informasi
lapak
dari
seorang
responden
mengatakan:"Memang
akan tetapi untuk
mengumpulkan
saya tidak mau capek maka dari Itu saya
saya
yang
orang
barang-barang
menghubungl
sarnpah-sampah pabrik, ada tiga pabrlk yang hubungl , sehingga
anak
buah
jenisnya.
saya
tinggal
memilih
sampah-sampah
menurut
Maka dari Itu saya tidak perlu banyak anak
buah,
cukup 15 orang saja, yang penting pikiran saya jaian." ('C.Lno. 5, wawancara tanggal 11 Agustus 1989).
Oleh
karena
itu faktor
pendidikan
sangat
mendukung
sekali dalam perubahan periiaku.
3.
Dari
analisa data tentang
hubungan
antara
latar
belakang status sosial ekonomi perubahan periiaku,
ternyata
ada perbedaan antara responden yang memiliki latar
belakang
IS"-
status
latar
sosial ekonomi balk dengan responden yang
belakang
status sosial ekonomi kurang
mempunyai
baik.
Mereka
yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi balk pada
umumnya lebih cenderung untuk merubah sikap atau memperbaiki
status
tersebut,
sudah ada
sarana-sarana
yang
tersedia,
sebagaimana diutarakan oleh seorang responden:
"Kalau saya ingat waktu dulu bu, ketika belum mempunyai
pekerjaan tetap, rasanya tak ingin hidup, akan tetapi.
setelah ketemu jaiannya,
walaupun bekerja
sebagai
pemulung saya sudah puas. Tidak sampai dua tahun saya
mencoba untuk menjadi lapak dengan anggota berjumlah 35
orang, dan berhasil. Dan Ini saya ingin memperluas
usaha saya di jaian Cacing, mungkin bulan depan sudah
saya mulai karena modal sudah cukup." (C.L. No.3,
wawancara tanggal 6 September 1989).
Lain halnya dengan responden yang Ingin
mempertahankan
sikapnya, karena sudah ouas dengan apa yang dla capai
seka
rang, dan merasa cukup untuk menghidupi anak dan keluarganya
baik untuk waktu sekarang maupun untuk hari depannya,hal ini
diucapkan oleh seorang responden yang memiliki status sosial
ekonomi balk, tetapi tidak mau merubah sikapnya:
"Hidup
tidak
usah ngoyo bu, kalau sudah
cukup
untuk
makan seharl-harl dengan keluarga, dan biaya sekolah
anak-anak, akan apa lagi. Syukur-syukur dapat menolong
Saudara, tetangga dan lainnya."(C.L. no.7, wawancara
tanggal 18 Agustus 1989).
183
Sebagian
status
besar responden yang memiliki latar
sosial
cenderung
ekonomi baik maupun yang kurang
merubah
sikapnya, baik ditinjau
pekerjaan
lokasi
dan cara berinteraksi dengan ~etangga.
petani
responden
miskin
memiliki
dan
yang
dengan
balk,
dari
asal,
Bag!
sekarang,
mengikuti
pada dasarnya
sekarang juga
belakang
di
sebagai
akan
pekerjaan
kegiatan
desa
sebagai
responden
latar belakang status sosial ekonomi
di
kurang
yang
baik
atau lemah, mempunyai minat juga untuk merubah sikapnya atau
nasibnya-
Dan
diantara
mereka sebagian
besar
tidak
mau
pulang ke kampung, meskipun sama-sama menyandang kemiskinan,
ctlasan
mereka
diutarakan
waktu
wawancara
antara
Iain:
"Memang di desa saya sering lapar, tetapi disini saya selalu
bisa
mengisi
Oktober
perut."
1989).,
walaupun
rangsangan
mereka
Ini
(C.L.no. 53,
suatu
wawancara
peningkatan
ekonomi
menjadi gelandangan. Maka
ekonomi
langsung bagi
tanggal
sedikit.,
jelaskah
;erciptanya
24
bahwa
perpindahan
penduduk dari desa ke kota memang sangat kuat.
Kalau
melihat
data
yang
ada,
maka
di
responden
yang mempunyai status ekonomi balk ada
dan
mempunyai latar belakang
yang
status
antara
sosial
31
50
orang
ekonomi
184
kurang
balk berjumlah 19 orang. Akan tetapi
dIantara
yang
mempunyai latar belakang status sosial ekonomi baik ada
orang
lapak
dibandingkan
yang
lebih
dengan
baik
yang
status
lainnya,
sosial
menurut
dua
ekonominya
ukuran
orang
gelandangan.
Responden
ekonomi
yang memiliki latar belakang
kurang
balk, lebih kuat
untuk
status
sosial
cenderung
merubah
sikap dan nasibnya, karena mengingat hidup yang serba
itu
akan mendorong mereka untuk lebih giat dalam
pekerjaan
supaya
lebih meningkat
hasilnya,
sullt
melakukan
apalagi
bila
mereka mempunyai cita-cita masa depannya balk cita-cita masa.
depan
pendidikan
anaknya
ataupun
bagi
pekerjaan
mereka
send!ri.
B.
KESIMPULAN.
Berdasarkan
analisa
data
maupun
hasil
penelitian
sebagaimana diuraikan pada. bab IV, maka dapat diambil
beberapa
kesimpulan antara lain adalah:
1.
maka
Dilihat dari aspirasi (cita-cita masa
depan)
gelandangan,
sebagian besar mereka mempunyai aspirasi. Cita-cita
depannya
diwujudkan
kepada
pendidikan
anaknya
maupun
masa
pada
185
pekerjaan mereka sendiri untuk meningkatkan usahanya. Dalam hal
ini
pada
umumnya
dahulunya
bujangan
yang mempunyai
aspirasi
itu
adalah
yang
yang
masih
tidak mempunyai pekerjaan (penganggur),
ataupun
mereka yang sangat
miskin.
Sedangkan
tidak mempunyai aspirasi atau tidak mempunyai cita-cita
yang
adalah
mereka-mereka yang sudah usia lanjut dan orang yang sudah tidak
mempunyai saudara lagi, dan
Kalau
mereka yang putus harapan.
melihat hasil. penelitian, yang mempunyai cita-cita
rnasa
depannya berjumlah 64% yang terdiri dari 30% cita-cita terhadap
pendidikan anaknya dan 34% cita-cita terhadap pekerjaan mereka,
sedangkan yang tidak beraspirasi berjumlah 36%.
Kalau
sebagian
ditinjau dari perubahan sikap atau
besar
responden
mereka
cenderung
ingin
nasibnya,
merubahnya.
yang tadinya menganggur, juga responden yang
maka
Selain
selalu
mengikuti kegiatan, cara berinteraksi baik, dengan tetangga maka
keinginan
mereka
selalu
sehingga
untuk
untuk
bertukar
manambah
berfikir
menambah
cenderung merubah sikap/nasib
pikiran
maupun
bertukar
pengetahuan dan terbukalah
kehidupan
yang
akan
datang.
pergaulan dan mencari pengalaman,
sangat
besar,,
pengalaman
pikiran
mereka
Dengan
jaian
maka
meningkatkan
186
hidup, kehidupan, dan penghidupan yang layak akan tercapai.
2.
Apabila
mereka
ada
pendidikan,
memang
sebagain besar memiliki pendidikan yang rendah,
justru
yang
onfromal.
ditinjau dari latar
belakang
sama sekali tidak berpendidikan balk
Diantara responden yang memiliki
formal
maupun
pendidikan
tinggi
hanya 10 orang dan yang memiliki pendidikan rendah berjumlah 40
orang. Kalau ditinjau dari perubahan perilakunya maka:
a. Menurut pekerjaan di. daerah asal. Untuk petani dan
petani
yang
berpendidikan
tinggi
cenderung
akan
non
merubah
sikap/nasibnya yaitu berturut-turut berjumlah 60% dan 80%, yang
ingin
mempertahankan atau tidak merubah sikap/nasib
turut
adalah
berpendldlkan
turut
40%
dan
20%.
Petani
dan
rendah cenderung merubah
non
petani
sikap/nasib
berjumlah 55% dan 60%. sebaliknya yang
berturut-
berturut-
cenderung
ingin merubah sikap/nasib berjumlah 45% dan 40%. Jadi
yang
tidak
ternyata
responden yang memiliki pendidikan tinggi lebih cenderung untuk
merubah sikap dari pada yang berpendldlkan rendah.
b.
dan
Menurut pekerjaan sekarang.
Pemulung/lapak,
yang bekerja lainya memiliki pendidikan
tinggi
pengemis
cenderung
merubah sikap/nasib berturut-turut berjumlah 75%, 67% dan
67%,
187
sebaliknya
turut
dan
yang cenderung tidak. merubah sikap/nasib
berjumlah 25%, 33%, dan 33%.
yang
bekerja
cenderung
68%,
lainya
yang
Pemulung/lapak,
berpendldlkan
ingin merubah sikap/nasib
78%,
dan
sikap/nasib
67%,
sedangkan
berturut-turut
berturut-
pengemis,,
rendah
berturut-turut
yang
berjumlah
tidak
32%,
berjumlah
ingin
22%,
serta
merubah
dan
33%..
Ternyata mereka yang memiliki pendidikan tinggi lebih cenderung
untuk merubah sikap/nasib, karena lebih perseosi dari pada yang
berpendldlkan
c.
rendah.
Dilihat mereka yang ikut kegiatan-kegiatan di
lokasi,
maka kelompok yang sering mengikuti kegiatan-kegiatan dan
tidak
pernah
mengikuti kegiatan di lokasi, dan
pendidikan tinggi, yang cenderung ingin merubah
yang
yang memiliki
slkap/nasibnya
berjumlah secara berturutan adalah 83% dan 75%. Sebaliknya yang
tidak
ingin merubah sikap/nasibnya berjumlah 17% dan 25%.
kedua
kelompok yang mengikuti kegiatan dan yang
tidak
Dan
pernah
mengikuti. kegiatan di lokasi, serta memiliki oendidikan rendah.,
maka
yang cenderung untuk merubah
berjumlah
sikap/nasib
58%
sikap/nasib
dan 50%, sebaliknya yang
berjumlah
tidak
42% dan 50%. Jelas kalau
berturut-turut
ingin
merubah
dilihat
dari
188
ikut/tidaknya
pendidikan
kegiatan di lokasi, maka responden yang
meiliki
tinggi dan sering mengikuti kegiatan di lokasi
itu
yang cenderung Ingin merubah sikap/perllaku.
d. Di tlnjau dari cara berinteraksi dengan tetangga, yaitu
yang
berinteraksi
baik dan yang tidak
tersebut yang mempunyai
balk-.
Kedua
kelompok
latar belakang pendidikan tinggi
serta.
yang ingin merubah sikap/nasibnya berturut-turut berjumlah
dan
50%,
merubah
sebaliknya
yang
ingin
mempertahankan
atau
67%
tidak
sikap dan nasibnya berjumlah 33% dan 50%. Adapun
dari
kedua kelompok itu yang memiliki pendidikan rendah justru lebih
cenderung untuk merubah sikap/nasibnya, yaitu berjumlah 67% dan
40%, sebaliknya yang tidak ingin merubah sikapnya berjumlah 33%
dan
60%.
Jadi
responden
yang
berinteraksi
kesimpulannya
memiliki
baik,
banyak
bahwa
data
pendidikan
yang
ingin
menunjukkan
tinggi,
banyak
merubah
kalau
yang
sikap/nasib,
sedang yang berinteraksi kurang baik dan berpendldlkan
tinggi,
seimbang.
3.
Ditinjau dari latar balakang status sosial
perubahan
yang
oerilaku,
memiliki
latar
ternyata ada perbedaan
belakang status
sosial
ekonomi
antara
dengan
responden
ekonomi
tinggi
189
dengan
yang
memiliki
kurang
balk.
Pada umumnya yang memiliki
sosial
ekonomi
latar belakang
baik,
lebih
star.js
sosial
ekonomi
latar belakang
cenderung
status
untuk
merubah
sikap/nasibnya dIbandingkan dengan responden yang status sosial
e ko n o m In y a
k u ra n g b a i k -
Respon den
berjumlah
baik
yang
mem i1ik i
statu s
sosia1
ekonomI
baik,
31 orang dan memiliki status sosial
ekonomi
kurang
19 orang. Ada perbedaannya dari kedua kelompok
hal ini dapat dilihat dari perubahan pe ri1a kunya yain g
a,.
dan
d 111nja u
Menurut pekerjaan di daerah asal, dimana petani dan non
petani yang memiliki latar
serta
tersebut,
yang
cenderung
belakang status sosial. ekonomi baik
merubah sikap berturut-turut adalah 56%
67% yang berarti responden yang termasuk kelompok ini
11dak
ing in
petani
dan
me ruba h s I. kap be rjum1a h 44%
non
petani yang memiliki
dan
latar
33%..
dan
Sedangka n
belakang
status
sosial ekonomi kurang balk, cenderung untuk merubah sikap/nasib
berjumlah 22% dan 60%.Sebaliknya yang tidak Ingin merubah sikap
/nasib berjumlah 78% dan 40%-Jadi dalam peruoahan periiaku yang
ditinjau dari
pekerjaan asal,
maka pada umumnya yang
mempunyai
1.90
status
sosial ekonomi. baik ingin berubah
si kap/per 1 laku
cari.
p ada yarig me mpuriy a I status s os Ia I e kono rn 1. ku rang ba 1k b.
Menurut
p 3ngem 1s ..
dan
belakang
status
s ikap/n as 1. b
sedangkan
pekerjaan
sekarang,
yang be ke rja 1a 1. nnya dan yang
sosial
ekonomi
be rtu rut-tu rut
yang
tidak
baik,
be rjum1a h
menghendakl
11%, 12%, dan 25%., Sebaliknya
pengemis
dan
yang
be ke rja
pemulung/lapak,
mem punya 3
cenderung
79%,
88%,
la Inya ,
para
ya ng
meruban
berurutan
sebagai
berikut
75% .,
sikap/nasib
pemu lung/lapak ,
mem 111 kI
status sosial. ekonomi kurang balk, cenderung
sikap/nasib
1. ata -
dan
perubahan
berjumlah
balakang
maka
50%,
50%,
1. ata
meruban
dan
60%,
saba 11. knya yan g tidak ingin meruba h s ikap/nas 1. b ber jurn 1a h
5o% ,
50%,
dan 40%. Jadi jelas bahwa sebagian besar
bai :<
yang
latar belakang status sosial
ekonomi. balk
maupun
baik
banyak
sikap/nasib.
Oisamping
yang
ingin merubah
responden
kurang
itu
tara latar belakang status sosial ekonomi dengan periiaku ada
3. I"L ci
rubunqan .
c ,.
lokasi,
K'Siompok
D11 injau
ada
yang
da ri ikut sertany a dalam suatu
kelompok
yang
selalu.
mengikuti.
tidak. pernah men.gi.kuti. kegiatan.
kegIatan
kegiatan
di
dI
dan
lokasi nya
191
Dari
kedua
status
kelompok tersebut, yang
latar
belakang
sosial ekonomi balk, maka yang cenderung untuk
sikap/nasib
yang
memiliki
berturut-turut berjumlah 67% dan
tidak pernah menginginkan merubah
berjumlah
33%
dan
62%.
Sebaliknya
sikap/nasib
38%. Sedangkan dari
kedua
merubah
berurutan
kelompok
yang
memiliki latar belakang status sosial ekonomi kurang balk, maka
yang
cenderung untuk merubah sikap/nasib
57%
dan
40%,
sikap/nasib
tersebut
perubahan
sebaliknya
berurutan
maka
yang
berjumlah
tidak
43%
dari kedua kelompok
sikap/nasib-
berjumlah
menghendaki
dan
pada
Antara latar
berurutan
40%.
Dari
umumnya
belakang
merubah
uraian
menghendaki
status
sosial
ekonomi dan periiaku ada hubungan.
d.
dua
Ditinjau dari cara berinteraksi dengan
kelompok
tetangga.
yaitu kelompok yang berinteraksi baik
dan
Ada
cara
berinteraksi kurang baik. Dari kedua kelompok itu yang mem:, liki
latar
belakang
status sosial ekonomi
baik,
cenderung
untuk
merubah sikap/nasib berurutan berjumlah 68% dan 56%, sebaliknya
dari
kedua
sikap/nasib
kelompok
berjumlah
yang
tidak
menghendaki
32% dan 44%. Sedangkan
kedua
perubahan
kelompok.
yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi kurang balk,,
192
dan
cenderung merubah sikap berjumlah 64% dan 20%,
sebaliknya
yang tidak ingin merubah sikap berturut-turut berjumlah 36% dan
80%.
Dengan
kedua
demikian dari uraian di
kelompok
perubahan
sosial
Itu
sebenarnya
sikap/nasib.
ekonomi
Dan
atas
pada
diantara
dengan periiaku ada
menunjukkan
umumnya
latar
bahwa
menghendaki
belakang
hubungan
atau
status
mempunyai
pengaruh.
C.
SARAN-SARAN
Ada
beberapa
Pendongkelan,
saran
dari
hasil
penelitian
Kelurahan Kelapa Gading Barat,
di
Kampung
Kecamatan
Koja,
Wilayah Jakarta Utara.
Adapun saran-saran yang dapat diutarakan adalah:
1. Masil
umumnya
penelitian
menjnjukkan bahwa
cenderung untuk merubah
pekerjaan
di
daerah
asal
gelandangan
sikap/perllakunya,
nasilnya
tidak
pada
mengingat
memadai
untuk
menghidupi keluarga. Dergan demikian mereka perlu di bantu dalarn
permodalan
dapat
agar
kemball
mereka tidak berkeliaran di kota
lag!
ke daeran asalnya
dengan
bantuan itu dapat dipergunakan untuk memperbaiki
dan
harapan
hidup
supaya
bahwa
mereka.
19
Namun perlu diingat bahwa kebanyakan para gelandangan
mendapat
bantuan
modal,
biasanya
yang
ada
tidak
bilamana
dimanfaatkan
kaitannya
dengan
untuk
rnembeli
sarana-sarana
kebutuhan
mencari
nafkah, justru untuk kebutuhan sekunder yaitu
seperti
rnembeli baju anaknya atau lainnya, jadi sifatnya untuk
senang-
senang saja.
Berdasarkan
agar
hal.
hal tersebut di atas,
maka
instansi/lembaga yang memberi modal,
ini
dimaksudkan
agar
tidak
disarankan
hendaknya
sia-sia
bantuan
bahwa
waspada.,
tersebut,
sekaligus dapat mengawasi dalam pemanfaatan bantuan modal
dlterImanya.
Pemberian modal melalui kelompok
yang
yang
kebutuhan
sama barang kali lebih tepat, dan akan lebih berhasil dari pada
diberikan
kepada
pemberian
Lebih
efentif
lagi
apabila
modal dapat diwujudkc.n alat-alat/sarana yang
dibutuhkan
sekali dari kelompok terseput,
mencari nafkah demi
2.
perorangan.
Gelandangan
menghidupi
untuk
sangat
meningkatkan
keluarganya.
usia tua cenderung
tidak
ingin
merubah
slkap/perllaku. Hal ini di samping sudah tidak mempunyai
saudara,
pendekatan
tenaganya
dengan
sudah
lemah,
rnaka
sanak
diutamakan mengadakan
Tuhannya dengan mengadakan
pengajian
pada
194
waktu
malam.
membantu
mllih
Sedangkan
penghasilan
mereka
kadang-kadang
di tempat pembuangan sampah saja yaitu ikut
jenis pungutannya,
kadang-kadang dengan
memillh-
jaian
meminta--
rninta pokoknya asal dapat makan paca hari itu. Dengan
demikian
gelandangan usia tua mempunyai pengaruh juga, lewat
pengajian-
pengajian, karena setidak-tidaknya sudah banyak pengalaman dari
pada
lainnya.
menggunakan
Berdasarkan hal tersebut di atas,
mereka
sebagai
anutan
dari
maka
pada
dengan
gelandangan
lainnya, untuk merubah periiaku berdasarkan agama. Dengan lewat
ceramah atau nasehat-nasehat
yang berdasarkan keagamaan,
orang
akan lebih mudah meresap dalam hatinya, sehingga mempunyai niat
untuk merubah sikap/perilaku demi
3.
Bagi
pendidikan
cenderung
kecil
hidupnya dikemudian hari.
gelandangan yang masih usia
rendah
atau
sama
sekali
muda
tidak
terblasa
mengemis/memInta-minta
sendirinya
mereka
hidup
atau
karena
menggelandang
dengan
pekerjaan
lainnya.
tidak memiliki
memiliki
perpendidlkan,
belum ingin merubah sikap yang mantap
sudah
dan
kemampuan yang
sejak
pekerjaan
cukup
Dengan
untuk
merubah periiaku dan tidak ada yarg memberi petunjuk/pengarahan
kepada
mereka.
Berdasarkan
hal
tersebut
di
atas,
maka
195
agar
disarankan
hasil
bantuan PLS sesuai dengan konsep
penelitian,
en I. ngkatkar1
maka
peranan
me
PLS
dapat
dikemukakan
khu susnya
dI
PLS
bahwa.
lokasi
serta
untuk
ku muh
in1 .
dipandang perlu adanya kerja sama antara berbagai instansi yang
terkait, walaupun dalam hal.
ini merrier lu kan waktu yang lama.
Melalui pembinaan bersama dengan InstansI Iain diharapkan dapat
mengungkapkan nilai-nilai budaya yang dapat mendukung perubahan
periiaku,
akan
sehingga
apa yang menjadi cita-cita
mereka,
cepat
ter wujud.
Namun dalarn kenyataan bahwa para gelandangan itu susah
atur,
adatnya
dipakai,
bukti
pengarahan
sendiri
apabila mereka dibawa ke pondok
saj,=. yang
sosial
untuk
atau diberi pengertian-pengertian, ketrampilan
pengetahuan
selesai .,
Ingin bebas, dan peraturan
untuk
a
suda
n
a q a
bekal
v a n
kalau
dipulangkan,
q melarikan diri
di
belum
dan
sampai
ingin hidup bebas dengan
t e m a n -1 e m a n n y a .
Oleh
kesadaran,
karena
secara
Itu
upaya PLS
teoritis dapat
meningkatkan
ditempuh
kemampuan
melalui
dan
tahapan-
196
tahapan sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan potensi yang ada
di kaIangan lokasi kumuh tersebut, seperti hasil pungutan
dapat
didaur ulang. Dengan demikian selain
menjadi
yang
pemulung,
disarankan dapat berusaha menbuat kompor atau mainan anak
dari
kaleng yang dapat menghasilkan sesuai hal-hal tersebut di atas,
maka peranan PLS harus dapat membentuk manusia slap kerja/pakai
dalam
pengertian bahwa sebelum menekuni
terlebih
dahulu
pendidikan
sehingga
pengetahuan dasar, pendidikan
kejuruan
kesemuanya
pekerjaannya,
Itu
yang
sesuai
dengan
bertujuan: 1) meIandas1
secara
selektif
sesuai
keluarga,
kebutuhan.
berbagai
dengan
diberi
Yang
ketrampilan
kondisi
didik,
2) meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta pembinaan
agar
dan
dapat: membina keluarga sehat, bahagia, mandiri,
produktif, 3) untuk meningkatkan
pengetahuan
dan
sikap
kreatif,
ketrampilan
peserta didik sebelum menekuni suatu usaha.
Dengan
pendidikan
demikian
untuk
atas,
memerlukan
di
latihan-latihan
manusia
slap
pelaksanaannya,
suatu
latihan-latihan.
ini merupakan suatu sistem
dalam
kerja tersebut. Disini dikatakan
karena terdiri dari
pendidlkan-
Dan
pembentukan
suatu
sistim,
komponen-komponen yang berkaitan satu
sama
197
lainnya. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah:
a).
d)
tujuan
materi
waktu,
latihan, e) sarana belajar,
h) tempat,
Dari
a)
latihan, b) peserta latihan,
f)
sumber
belajar,
penyelenggara,
g)
i) biaya, j)evaluasi.
komponen-komponen dapat dijelaskan sebagai berikut:
tujuan
latihan:
ketrampilan
dikalangan
c)
serta
adalah
sikap
untuk
meningkatkan
mandiri,
kesadaran
peserta didik, agar kelak mampu
pengetahuan,
akan
usaha
mengusahakan
mata
pencaharian sebagai sumber penghasilan dan sumber kesejahteraan
hidupnya secara mandiri.
b)
peserta latihan: adalah para gelandangan, yang bertempat
lokasi
usia
kumuh
Pedongkelan, yang diutamakan adalah
muda dan belum mempunyai pekerjaan,
ataupun
yang
masih
mereka
kadang-kadang bekerja sebagai pemulung, pengemis atau
di
yang
lainnya,
artinya belum menetap menjadi pemulung.
c)
sumber
belajar:
adalah
fasllitator,
adalah
orang
mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang
dengan
kebutuhan
peserta latihan.
Biasanya
lainnya yang terkait.
sesuai
fasilitator
diambil dari Penyuluh Perindistrian, Penmas, juga dari
dan
yang
itu
sosial.
198
d)
materi
yakni
e)
: pada dasarnya terdiri dari
kelompok dasar,
sarana belajar
kompor,
ka1e n g,
f)
latihan
pat ri
kelompok. penunjang.
: gunting,
alat untuk
: suatu panitia yang teridid dari
gelandangan sendiri yang ada wibawanya di
g)
waktu
:
penyelenggaraan
mempertimbangkan
situasi,
latihan
kondisi
Ini
dalam
orang-orang
gelandangan,
1atIhan
latihan,
ingat karena
lokasi
yang
jadi supaya mereka
perlu
disesuaikan
kumuh,
dibina
raj in
untuk
adalah
mengikuti
tersebut.
biaya : jika memungkinkan biaya latihan
swadaya
orang
adalah
sasaran,
: tempat latihan dilaksanakan di
mempermudah
dari
temp>at tersebut.
luang mereka.
tempat
1)
dan
unsur pamong
masyarakat setempat yaitu
dari
h.)
membuka
dan sebagainya).
Instansi yang terkait juga dari
waktu
kelompok
segala alat yang dlperlukan untuk p>embuatan
mainan anak-anak (misal
penyelenggara
desa,
:.
kelompok Intl., dan
tiga
mereka sendiri tetapi
gelandangan
tadi
maka
hendaknya
mengingat
biaya
sebaiknya
dihimpun
mereka
adalah
dIbantu
dari
dengan
cara
instansi-instansi yang terkait.
j)
evaluasi.
:
evaluasi
latihan
dilaksanakan
mengawas 1 pese rta d id ik sete 1ah mendapat kan Iat I. han -1 at i han .
Apabila
sudah dianggap mencapai. tujuan yang
diharapkan,
maka
remera atau yang bersangkutan sudah dapat mulai usahanya secara
kelompok
atau
keterampilan
perorangan.
ini
Akan
tetapi
dalam
hasilnya belum memadai atau
hal.
latihan
memuaskan
maka
latihan keterampilan tersebut dapat diperpanjang sesuai situasi
dan
kon d I. s i n ya -
4..
sangat
Perlu
berbeda
diingat bahwa sifat
dengan
warga
gelandangan
kota,
maka
pada
perlu
umumnya
penyuluhan
terpadu dari. Instansi terkait harus dilaksanakan secara berkala
dan
berkelanjutan. Hal.
benar-benar
dapat
Ini sangat penting agar para gelandangan
berfungsi sebagai
melakukan
proses
gelandangan
lainnya yang sebagai anggotanya.
Dengan
tinggi
demikian
tanpa
belajar
mereka
yang
wadah
komprehensip
akan memiliki
dipaksanakan
dan
untuk
kesadaran
tentunya
senantiasa
dari'
para
yang
lebih
akan
menjadi
pendukung pelaksanaan pembangunan di bidang industri kecil.
Download