SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 UJI EFEK TERATOGEN ANTI NYAMUK BAKAR YANG MENGANDUNG TRANSFLUTHRIN TERHADAP FETUS MENCIT PUTIH Almahdy A, Dachriyanus, Maryorie Rosa Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang ABSTRACT Teratogenic test of anti-mosquito coils containing transfluthrin has been conducted on fetus of laboratory mice. Pregnant mice had been given anti-mosquito exposure by inhalation of anti-mosquito coils smoke during the period of organogenesis which begins from the sixth to the fifteenth day of pregnancy. Laparactomy was conducted on the eighteenth day of pregnancy, then two-thirds of the fetus is immersed in a solution of red-alizarin and the remaining in Bouin's solution. The results showed that the fetus with two times of exposure to anti-mosquito coils smoke leads to resorption tread and slower fetal growth. At three times of exposure, showing slower fetal growth, fatality when the laparactomi was conducted, haemorrhage and anencephaly. At four times of the exposure can cause slower fetal growth, fatality on laparactomy and haemorrhage. Exposure to anti-mosquito coils smoke can also lead to reducing weight of the mice and fetus significantly. Keywords : mosquito coil, d-allethrin, teratogen, mice PENDAHULUAN Kejadian penyakit yang disebabkan oleh nyamuk semakin meningkat, termasuk di Indonesia yang mempunyai iklim tropis, karena daerah beriklim tropis merupakan tempat yang cocok untuk nyamuk berkembang biak. Usahausaha yang telah dilakukan masyarakat untuk penanggulangan nyamuk tersebut salah satunya yaitu dengan pemakaian obat anti nyamuk, yang tentunya mengandung insektisida beberapa senyawa kimia. Beberapa produk pestisida rumah tangga juga tersedia untuk mengendalikan hama yang mengganggu di rumah, misalnya lalat dan nyamuk (Lu, 1995). Insektisida merupakan salah satu golongan dari pestisida, dimana pestisida adalah bagian dari zat toksik (Hayes, 2001). Salah satu kandungan obat anti nyamuk adalah transfluthrin. Bahan kimia ini golongan pyretroid yang merupakan bagian dari insektisida organik sintetik (Triharso, 1994). Analog sintetis dari insektisida alami phyretrum yang berasal dari bunga tanaman Chrysantenim cinerariafolium yang diketahui dapat menyebabkan immobilisasi pada serangga dengan meracuni sistem saraf (Okine, 2004). ISSN : 2087-5045 Untuk melihat tingkat keamanan penggunaan obat nyamuk bakar ini terutama pada manusia dan wanita usia subur, maka penelitian ini dicobakan pada mencit. Masa kehamilan merupakan saat yang rawan bagi wanita terhadap pengaruh lingkungan. Tidak hanya bagi ibu tapi juga keselamatan fetus yang dikandungnya, terutama tahap organogenesis karena pada tahap itu sel-sel fetus sedang aktif berpoliferasi (Robert, 1971). Frekuensi pemakaian senyawa kimia yang berulang dapat menyebabkan akumulasi pada janin sementara janin belum mempunyai sistem metabolisme yang berfungsi secara sempurna (Manson, 1986). Salah satu faktor yang banyak berpengaruh tetapi tidak disadari penggunaannya adalah paparan asap anti nyamuk bakar selama berjam-jam saat tidur. Apabila asap tersebut terhisap oleh wanita hamil, kemungkinan besar akan mempengaruhi kondisi fetus atau perkembangan embrio, sehingga dapat menimbulkan kelainan kongenital baik berupa kelainan bentuk luar maupun kelainan fungsional yang terlihat setelah masa kehidupan yang lama. Beberapa insektisida telah diketahui dapat menyebabkan pengaruh buruk pada kelahiran 46 SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 atau penyimpangan dari perkembangan yang normal. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan uji teratogenis yaitu suatu pengamatan terhadap kemungkinan terjadinya kelainan kongenital atau kelainan fungsi organ yang bersifat permanen akibat penggunaan dan paparan asap obat nyamuk bakar sebagai insektisida pada masa pertumbuhan dan perkembangan organ fetus. lumpang alu, kaca arloji, sudip, pinset, kamera, wadah pewarnaan. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain anti nyamuk bakar X yang mengandung bahan aktif transfluthrin, Larutan Bouin’s (formaldehid 14%, asam pikrat jenuh, asam asetat glasial), larutan alizarin merah (KOH 1% dan alizarin merah 6 mg/L) dan aquadest. METODA PENELITIAN Hewan Percobaan Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih betina, dengan umur lebih kurang dua bulan dengan berat badan berkisar antara 25-30 gram, sehat, memiliki daur estrus yang teraturyaitu 4-5 hari. Beberapa ekor mencit jantan berumur lebih kurang tiga bulan, sehat dan berat lebih kurang 30 gram (Almahdy, 2007). Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah kaca objek, cover glass, alat – alat bedah, handheld digital microscope, jarum oral, timbangan analitik, timbangan hewan, kandang mencit, gelas ukur, spatel, pipet tetes, corong kertas tisu, mikroskop, wadah perendam fetus, batang pengaduk, Pemaparan Anti Nyamuk Bakar Tabel 1. Kelompok Pemaparan Anti Nyamuk Bakar Kelompok Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 Jumlah Hewan 5 5 5 5 5 Pemaparan Anti Nyamuk Keterangan 2 jam pada hari ke-6 2 jam pada hari ke-6 dan ke-9 2 jam pada hari ke-6, 9, dan 12 2 jam pada hari ke-6, 9, 12, dan 15 1x 2x 3x 4x Pengawinan Hewan Percobaan Pada masa estrus hewan dikawinkan dengan perbandingan jantan dan betina 1: 4. Mencit jantan dimasukkan ke kandang mencit betina pada pukul empat sore dan dipisahkan lagi besok paginya. Pada pagi harinya dilakukan pemeriksaan sumbat vagina. Sumbat vagina menandakan mencit telah mengalami kopulasi dan berada hari kehamilan ke nol. Mencit yang telah hamil dipisahkan dan yang belum kawin dicampur kembali dengan mencit jantan (Almahdy, 2004). Urutan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : Analisa Data Data hasil penelitian ini dianalisa secara statistik menggunakan analisis variasi (ANOVA) satu arah meliputi berat badan induk ISSN : 2087-5045 mencit, jumlah fetus, berat badan dan panjang badan fetus. Analisa lanjut digunakan metode uji jarak berganda Duncan untuk hasil yang bermakna. Pengamatan jenis cacat, jumlah fetus yang cacat, dan pengamatan hasil fiksasi dengan larutan alizarin merah serta larutan bouin’s dianalisa secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan sediaan uji anti nyamuk bakar (X) yang mengandung transfluthrin 0,03%. Transfluthrin merupakan salah satu insektisida golongan pyretroid yaitu analog sintetis dari insektisida alami phyretrum yang berasal dari bunga tanaman Chrysantenim cinerariafolium yang diketahui dapat 47 SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 menyebabkan immobilisasi pada serangga dengan meracuni sistem saraf (Okine, 2004). Anti nyamuk bakar akan mengeluarkan asap yang mengandung beberapa gas seperti karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), nitrogen oksida, amoniak, metana, dan partikel lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia (Liu et al., 2003). Pemaparan anti nyamuk bakar dilakukan mulai pada hari ke-6 dan berakhir pada hari ke15 kehamilan secara inhalasi, karena pada masa ini fetus berada pada periode organogenesis, dimana fetus sangat rentan terhadap senyawa teratogenik. Pada periode organogenesis, mulai terbentuk organ-organ dari embrio seperti mata, otak, jantung, rangka, urogenital, dan sebagainya. Periode ini disebut periode kritis kehamilan (Harbinson, 2001). Pada hari ke-1 sampai hari ke-5 kehamilan, tidak diberikan inhalasi anti nyamuk bakar karena pada saat itu terdapat sifat totipotensi pada janin yang dapat memperbaiki jaringan yang rusak. Pada hari ke16 dan seterusnya, senyawa teratogen tidak menyebabkan cacat morfologis, tetapi mengakibatkan kelainan fungsional yang tidak dapat dideteksi segera setelah kelahiran (Lu, 1995). Mencit yang telah hamil mengalami paparan anti nyamuk bakar secara inhalasi setiap tiga hari sekali, dimulai pada hari ke- 6 sampai ke- 15 kehamilan. Presentasi peningkatan berat badan induk mencit dari masing – masing kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol 49,89%; kelompok 1 kali pemaparan 46,27%; kelompok 2 kali pemaparan 45,58%; kelompok 3 kali pemaparan 43,50%; kelompok 4 kali pemaparan 39,94% Jumlah fetus masing – masing kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol 47 ekor; kelompok 1 kali pemaparan 44 ekor; kelompok 2 kali pemaparan 48 ekor; kelompok 3 kali pemaparan 48 ekor; kelompok 4 kali pemaparan 47 ekor. Sedangkan berat badan fetus mencit masing – masing kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol 0,93 g; kelompok 1 kali pemaparan 0,80 g; kelompok 2 kali pemaparan 0,83 g; kelompok 3 kali pemaparan 0,89 g; kelompok 4 kali pemaparan 0,66 g. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa pemberian paparan anti nyamuk bakar mempengaruhi berat badan induk dan berat badan rata – rata fetus secara bermakna. ISSN : 2087-5045 Pada tiap kelompok uji pengamatan pada larutan merah alizarin tidak ditemukannya kelainan pertulangan dan pengamatan dengan larutan bouin’s tidak memperlihatkan kelainan pada langit – langit, telinga, kelopak mata, jari – jari, kaki, ekor, kelopak mata. Dari hasil pengamatan, Pada kelompok 2 kali pemaparan anti nyamuk bakar ditemukannya 2 tapak resorpsi dan 1 fetus lambat pertumbuhan. Pada kelompok 3 kali pemaparan anti nyamuk bakar ditemukannya fetus anencephaly 1, fetus mati 1, fetus mengalami penggumpalan darah dan fetus lambat pertumbuhan 1. Salah satu penyebab anencephaly adalah hipertermia. Kenaikan suhu tubuh dapat menandakan adanya gangguan metabolic. Suhu tinggi selama trimester pertama kehamilan bisa menyebabkan kelainan pada bayinya seperti anencephaly. Pada kelompok 4 kali pemaparan anti nyamuk bakar ditemukannya fetus yang mati saat dilaparaktomi 1, fetus yang mengalami lambat pertumbuhan sebanyak 3 ekor dan juga ditemukannya fetus yang mengalami trombus C A B Gambar 2. Foto fetus setelah laparaktomi; A. Fetus lambat pertumbuhan dan mengalami penggumpalan darah C; B. Fetus normal; A B 48 SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 Gambar 3. Fetus mengalami anencepaly: A. Sebelum direndam dalam larutan Bouin’s : B. setelah direndam. Gambar fetus setelah Kelainan perkembangan fetus dapat disebabkan masuknya zat teratogen ke dalam tubuh induk hamil yang bertepatan dengan periode organogenesis. Penelitian ini membuktikan bahwa asap obat nyamuk bakar bersifat teratogenik karena dapat menyebabkan abnormalitas fetus. Kelainan morfologi tidak terjadi pada semua fetus dalam satu kelompok bahkan dalam satu induk yang sama. Hal ini disebabkan karena adanya kerentanan genetik antar individu walaupun berasal dari induk yang sama (Harbinson, 2001). Komposisi bahan kimia yang berbeda diduga akan menyebabkan komposisi gas dan partikel asap juga bervariasi sehingga menimbulkan dampak yang berbeda terhadap partikel darah. Adanya karbonmonoksida dalam darah dapat mengakibatkan denaturasi hemoglobin dan menurunkan persediaan oksigen untuk jarian seluruh tubuh. Karbonmonoksida menggantikan tempat oksigen dan mempercepat arteosklerosis (pengapuran/penabalan dinding pembuluh darah). Hal ini mengakibatkan peningkatan viskositas darah sehingga mempermudah penggumpalan darah (Tandra, 2003).. Fetus normal dan fetus yang mengaTapak resospsi disebabkan karena pengaruh pemakaian anti nyamuk bakar pada masa organogenesis yang mengakibatkan kurangnya oksigen dan mengakibatkan embrio tidak berkembang. Pada masa ini tidak terdapat lagi sifat totipotensi sehingga tidak dapat memperbaiki kerusakan pada jaringan dan tidak terjadi perkembangan selanjutnya. Lambat petumbuhan pada fetus diduga disebabkan adanya faktor kerentanan individu dari fetus tersebut terhadap senyawa teratogen yaitu anti nyamuk bakar (Lu, 1995) Pada jurnal “Content of transfluthrin in indoor air during the use of electro vaporizers” disebutkan bahwa kandungan zat aktif transfluthrin pada udara akan menghilang setelah 18 – 24 jam pemakaiannya dihentikan. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan zat aktif transfluthrin hanya terdapat selama penggunaannya berlangsung dan akan hilang setelah penggunaannya dihentikan. Meskipun ISSN : 2087-5045 pada berbagai jenis pestisida yang telah diteliti pada umumnya meninggalkan residu tetapi tidak pada transfluthrin yang diteliti pada penelitian ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecacatan yang terjadi pada janin belum tentu disebabkan oleh kandungan transfluthrin saja, tetapi kemungkinan dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor lain yang mungkin lebih mempengaruhi seperti adanya kandungan CO yang terhirup dan juga peningkatan temperatur udara dilingkungan dari hasil pembakaran anti nyamuk yang menyebabkan induk mencit mengalami hipertermi. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemaparan anti nyamuk bakar yang mengandung transflutrhin pada induk mencit putih selama masa kehamilan dapat menyebabkan kelainan pada fetus mencit putih dan penurunan berat badan induk mencit. DAFTAR PUSTAKA Almahdy ., (2004). Uji Aktivitas Teratogenitas Ekstrak Etanol Daun Inggu (Ruta graveolens Linn.) pada Mencit Putih. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 8287. Almahdy., Arifin, H., Delvita, V. (2007). Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit Diabetes. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 12(1). 32-40. Almahdy. (2010). Pengaruh Ekstrak Gambir (Uncaria gambier Roxb.) terhadap Fetus dari Mencit Hamil yang Diinduksi Alkohol, Majalah Farmasi Indonesia. 21(2). 115-120. Almahdy., Marusin, N., Fitri, H. (2011). Uji Aktivitas Vitamin A terhadap Efek Teratogen Warfarin pada Fetus Mencit Putih, disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Biologi Dept. Biologi FMIPA USU. Medan: USU Press. Harbinson, R. D. (2001). The Basic Science of Poison in Cassaret and Doull’s 49 SCIENTIA VOL. 4 NO. 2, AGUSTUS 2014 Toxicology. New York: Macmillan Publishing Co. Inc. Hayes, A. Wallace. (2001). Principles and Methods of Toxicology. (Edisi Keempat). USA: Taylor & Francis Routledge. Liu, W., Zhang, J., Hashim, J.H., Jalaludin, J., Hashim, Z., & Goldstein, B.D. (2003). “Mosquito Coil Emissions and Health Implications”. Environment Health Perspective, 111(2), 1454-1460. Lu, F.C. (1995). Basic Toxicology (Edisi kedua). Penerjemah: E. Nugroho. Chicago :University of Chicago Press. Marjuki, M. I. (2009). Daya bunuh beberapa obat nyamuk bakar terhadap kematian nyamuk Anopheles aconitus. (skripsi). Surakarta : Fakultas farmasi UMS. Manson, J.M. (1986). The Basic Science of Poisons in Casarett and Doull’s Toxicology. New York : MC Millan Publishing Co. Okine, L.K.N., Nyarko, A.K., Armah, G.E., Awumbila, B., Owusu, K., Setsoavia, S., Ofosuhene, M. ( 2004). Adverse Effects of Mosquito Coil Smoke on Lung, Liver and Certain Drug Metabilishing Enzymes in Male Wistar Albino Rats, Ghana Medical Journal, 38(3), 89-95. Roberts, S.J. (1971). Veterinary Obstetrict and Genital Diseases (Therioge- nology). Ithaca. New York. Triharso. (1994). Dasar - Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Fakultas pertanian UGM. ISSN : 2087-5045 50