DAITAR PUSTAKA 1. Iklim Burkill, 1.1H., 1935, A Dictionary of the Ecolnomic P Wlucts of the Malay Peninsula. crown .AgFnts for thle Colonies, Millbank, London, Saw.p. 1737 1742 Chibber, H.M., 1912, 'The Morphology and 1Iistclogy of Piper betle Linn. (the Betle vine). The J. of the Linnean Society Vol. XLL : 357 382. Materia Medika Indcmesia Jilid bepartemen Kesehatan RI,Jakarta. Heyne, K, 1987, TUI mbuhan Be:rguna Inacmesia, Jilid 11. Badan 1-L-dJarurria. hal. 622 6:.571 . Litbang Kehutanh~~, Nikam, B.G., C.N. Mahadik, 1958, Delicate pain needs specialized care. Indian Farming 8 94) : 8 13. Purseglove, J.W., 1969, Piperaceale. Dicotylecions. Vol. 2. Bullock & Harison, Longman Green & Co. Ltd.. Lnndon and Harlow. p. 436 440. Rahiman, B.A., and M.K Nair, phology, cqqology and . .trom ,India. J. of chemical constituent of some rlper species Plantation Crops 11 (2) : 72 90. Rifai, M.A., 1981, Plasma nutfah, erosi genetika dan usaha pelestarian tumbuhan obat Indonesia. Makalah Pertemuan Konsultasi Penyuluhan,Pengadaan Tanaman Obat. Dit. Jen POM Dep. Kes., Jakarta 6 8 April 1981. Samuel, M.RA., KV.A. Bavappa and S. Balasubramanium, 1982, Systematic Studies in the Genus Piper. Sastrapradja, DS. S dan MA. Rifai, 1989, Mengena1 Sumber Pangan Nabati Da n Plasma N utfahnya. Puslitbang BIiotek-LIPI. lim terdi 'aktor curah hujan, intensitas ya dan la lnaran serta angin. Dari faktor tersebut yang nyata berperan pada pertumbuhan tanaman sirih adalah curah hujan, sehubungan dengan kebutuhan air tanaman. Tanaman sirih tumbuh baik di daerah dengan iklim sedang sampai iklim basah, yaitu yang biasa disebut tipe iklim A, B (klasifikasi Smitch dan Ferguson). Sedang penanarnan di daerah dengan tipe C dan D, harus dilakukan penyiraman (irigasi) di musim kemarau. Dalam kaitanhya dengan curah hujan, maka pada m u s h hujan harus diperhatikan drainase jangan sampai ada genangan.di daerah perakaran terutama pada daerah dengan iklim A dan B, karc:na tanannan sirih tidak tahan genangan air. Pada umunya intensitas cahaya berpeingaruh p;ada pertumbuhan tanaman sirih-sirihan, yaitu tanaman sirih pertumbuhannya kurang baik pada intesitas cahaya tinggi, tetapi faktor ini dapat dimanupulasi dengan menggunakan naungan. Sedang faktor lama penyinaran dan angin tidak mempengaruhi pertumbuhannya, karena biasanya aktivitas tanaman yang dipengaruhi faktor ini adalah aspek pembentukan dan penyerbukan bunga, sedang untuk tanaman sirih produksi tanaman yang diharapkan adalah daun. - --- - - - - - -- - - - - - 2. Tinggi tempat l EKOLC ENGARUHI PERTUMBUHAN TAN A A"' SIRIH (Piper betle LINN.) nT M. JANUWATI* dan ROSITAS.M. * PENDAIIULUAN ~ W ~ I A Nsum I... . .. w-. (rzper oerre LINN. atau cnavlca auricuhta MIO.) termasok famili Piperaceae (sirih-sirihan) dan secara morfologi tanaman ini tergolong tanaman dimorpik yang memiliki dua macam sulur yaitu sulur panjat dan sulur cabang (muncul di ketiak daun). Nilai sirih bukan dari produksi bijinya, seperti pada jenis tanaman sirih*an 1;ainnya misalnya 12ida (Piper nigmm LINN.), cnbe jaw ra (Piper retrofrac,rum) darI kemuktIS (Piper cubeba L,INN.). DP,..~~ 1 GUyGbaran t a l a l l l a ~31rih ini siillga~,US, dapat tumbuh baik di sekitar kawasan tropis. Tanaman sirih ditemukan di bagian timur pantai Afrika, di sekitar pulau Zanzibpr, sekitar sungai Indus ke timur menelusuri sungai Yang Tse Kiang, kepulauan Bonim, kepulauan Fiji, Malaysia, Indonesia dan Asia Tenggara lainnya. Di Jawa tumbuh liar di hutan jati (Anonim, 1980). Faktor ekologi yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini adalah sebagai berikut. '1 Balai Penelitian Tanamad Rempah dan Obat, Bogor Tanaman ini akan tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian tempat berkisar antara 200 -1000 m dpl. (Anonim, 1980). Namun tanaman ini dapat pula dikembangkan di daerah dengan ketinggian 50 m dpl bahkan kurang, hanya tanah tempat tumbuh perlu perbaikan komposisi media tumbuh, yaitu tanah di mana tanaman hidup ditambahkan pupuk (bahan) organik agar tanah dapat lebih baik dalam sifat menahan air. Di samping itu dilakukan penyiraman yang teratur, jangan sampai tanaman kekurangan air serta diberikan naungan yang cukup untuk menghindari agar tanaman tidak menerima intensitas cahaya yang terlalu tinggi. Seperti diketahui bahwa tanaman sirih khususnya, maupun jenis sirih-sirihan lainnya (Piperaceae) tergolong tanaman "Scyophyte" atau tanaman lindung (Ilyas, 1986). Pada keadaan kekeringan tanaman sirih akan menunjukkan " eeiala , daun mengeri ng sampa~ipertum buhan ta naman a1can berhenti samiI sekali (MateriaI MedikeI Indonesia, 1980). h P, rtumbuhzIn yang t)aik memlerada prins lukan ranan yang Kaya akan humus, suour, walaupun demikian tanaman sirih dapat pula ditanam pada semua jenis tanah dengan modifikasi tentunya, yaitu dengan cara untuk tanah yang kurang subur dan terlalu tinggi kandung;an liatnya dapat (jiperbaik i dengan (1) menambah ba~hanorglinik (hurnus, k o ~'PrC's, PUl)uk kandang yang akan - - be- rfungsi st:bagai "sc~ i condit -l - ioner"), (2) menambah bahan anorganik (pupuk buatan Urea, KCl, TSP, pupuk mikro, pupuk lengkap, mauA 1 ' Warta Tumbuhan @at Indonesia Vol. 1No. 1 . . L ' ," ., pun pupuk daun). ~ a h k a hunt* 'je&g tanah yang terlalu liat, di dekat perakaran dapat pula ditambahkan pasir, agar drainase tanah dapat lebih simpurna. Jenis tanah dimaksudkan juga dalam kaitan ketersedian kebutuhan air dari tanah, karena tanah yang mempunyai struktur porous akan cepat mengalirkan air, sedang tanah yang liat akan lama memegang air. Untuk tanaman sirih diharapkan adanya struktur sedang. Untuk mendapatkan tanaman sirii dengan pertumbuhan yang baik perlu adanya modifikasi perbaikan ekologi tanaman sebagai berikut. 1. Menggunakan naungan Setiap tanaman memerlukan intensitas cahaya yang berbeda untuk dapat mengikat karbondioksida sebanyak-banyaknya melalui fotosintesis (Pendleton, Peters dan Puk, 1986). Untuk tanaman sirih sampai saat ini belum dilakukan penelitian pengaruh naungan terhadap pertumbuhan. Karena tanaman sirih satu famili dengan lada (Piper nigntm LINN.) maka kebutuhan naungan diduga tidak jauh berbeda dengan tanaman iada. Hasil penelitian Wahid (1984) menunjukkan bahwa naungan yang terbaik adalah 25-50%, karena pada keadaan ini ternyata Indeks Luas Daun tinggi, demikian juga pertumbuhan tanaman (berat kering tanaman) paling baik. Data ini diambil dari tanaman lada pada pertumbuhan lebih kurang 1(satu) tahun di mana pada saat ini masih dalam kondisi pertumbuhan vegetatif, belum terjadi pertumbuhan generatif, jadi belum terbentuk biji (Tabel 1). Tabel 1. Pengaruh naungan pada pertumbuhan tanaman lada Produksi bahan kering gltan. Naungan (%) daun batang 19 Luas daun (cm2/tan.> akar lObln 13bln lObln 13bln 10 bln 13bln 10 bln 13 bln Sumber: Wahid, 1964 Ternyata naungan berpengaruh juga kepada kualitas dari daun yaitu apabila tanaman cukup mendapat cahaya matahari daun akan berwarna hijau kekuning-kuningan, jika dikunyah berbunyi dan tajam. Pada tanaman yang tumbuh di bawah naungan warna daun menjadi hijau rumput, lebih lunak dan kurang tajam. Tanaman yang tumbuh di tempat teduh akan menghasilkan daun berbentuk lebih panjang, daun lemas, berwarna hijau segar, rasanya tidak begitu pedas (Heyne, 1987). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya naungan akan mempengaruhi: a. Secara kuantitas (luas daun yang dihasilkan per *'a 9 - tanaman per waktu). b. Secara kualitas daun (warna, rasa dan aroma). Untuk rasa yang tidak pedas perlu diteliti apakah sejalan dengan pengurangin kadar bahan aktif yang diperlukan relatif tinggi untuk tujuan pengobatan (minyak atsiri, dll.). Tanaman sirih dengan sulurnya memanjat pada pohon tegakan hidup atau tegakan mati (tembok, bambu, kayu). Dari pengamatan beberapa contoh menunjukkan bahwa pada yang memanjat di pohon mempunyai kuIit tidak keras, demikian juga pada tembok yang tidak keras, tembok tua perturnbuhannya lebih subur, hal ini diduga disebabkan adanya tambahan penyerapan air melalui akar lekatnya, sehiigga kebutuhan air bukan berasal dari pengisapan akar dari dalam tanah saja. Cara penggunaan naungan dalam penanaman dapat digolongkan sebagai: a. Menanam langsung pada tiang panjat hidup, sehingga kalau daun naungan terlalu rimbun dilakukan pemangkasan pada tanaman pelindung tersebut (Tabel 2). Tanaman sirih ditanam lebih kurang 1,5 meter dari tiang panjat, agar perakaran tanaman sirih tidak terganggu tanaman tiang panjatnya. Tabel 2. Daftar tiang panjat hidup untuk tanaman sirih No. 1. 2. 3. 4 5. 6. 7. 8. ' 9. 10. 11. 12. 13. Nama Erythrina variegata L Moringa oleifera LAMK Leucaena glauca L Lannea grandis Engler Ceiba petandra L Hibiscus tiliaceus Gliricidia sepium Jacq. Stend. Areca catechu Arenga pinnata Cocus nucifera Guazuma ulmifolia Jatropha curcas Elaeis quineensis Jacq. Nama daerah Dadap Kelor Lamtoro Kayu kuda Kapok muda Waru Gamal Pinang hen Kelapa Jati blanda Jarak pagar Palma Cara penanaman dapat dilakukan sebagai berikut: * Menanam dan merambatkan pada satu pohon, cara ini yang sering dijumpai sebagai tanaman TOGA di pekarangan. Menanam dengan merambatkan t a n d a n di antara dua tiang panjat hidup (pohon) yang dihubungkan dengan bambubatang kayu. Cara ini sering disebut sistem pagar. * Kalau tanaman sudah terlalu banyak cabang, batang para ditambah sehingga terbentuk seperti tangga, sistem ini disebut tangga manten. Dapat juga dikembangkan dengan menggunakan 4 pohon sebagai tiang para (anjang-anjang). 20 Warta Tumbuhan Obat Indonesia * b. Menanam dengan menggunakan tiang panjat mati. Kalau tanaman sirih ditanam di t:empat yang teduh u dan di dapat langsung diiambatkan palda bamb~ -. dibuat pada (anjang-anjang) maupun langsung atas diram,batkan di tembok. Cara penanaman lebii kurang 0,s - 1m dari tiang panjat atau teml 2. Melakukan pemupukan Januari 1992 yaitu terhadap warna daun sirih. Penggunaan pupuk kandang kotoran ayam akan mengakibatkan daun berwarna kekuning-kuningan, sedang pupuk kandang kotoran sapi atau kerbau menghasilkan daun berwarna hijau segar (Heyne, 1987). Warna daun yang disenangi untuk makan sirih tidak sama untuk setiap suku (daerah), ada yang menyenangi warna hijau, namun ada pula yang menyenangi warna kllninu Tanaman sirih mempunyai sifat mudah tumbuh dan I. Mengatur kebutuhan air tahan dipangkas berat. Daun yang dipanen biasanya Tanaman sirih tergolong tanaman yang mt;mei dari cabang samping. Menurut Rumphius (dalam kan tersedian:ya air yal~g cukup untuk pczrtumbuhanHeyne, 1987) makin sering daun diambiil makin nya, tetapi taxlaman ini. tidak talhan genalngan air. Papendek cabang sampingnya dan makin enak 'rasa daxtkan mucdah da kondisi air tergenan,g dapat n,nengakibi unnya. Tanaman dapat mulai dipanen pada umur satu - membusuknya, LO* A,an pangkal b a t atn ~ , ~,rt=h;n nx.,.,a tahun dan dapat hidup sampai 10 - 12 tahun. Agar tapada musirn hujan drainase di tempat tumbuh akar naman sirih dapat sering dipanen maka kebutuhan perlu mendapat perhatian, sebaliknya di musim unsur hara seharusnya selalu terpenuhi, maka diankemarau perlu dilakukan penyiraman (Heyne, 1987). jurkan dilakukan pemupukan secara periodik, baik Kekurangan air pada tanaman sirih akan mengakidengan menambahkan pupuk kand,ang ( o wnik) mabatkan daun yang terbentuk mengecil, menebal dan upun pupuk buatan (anorganik). warna lebih menua. Hal ini pada umumnya disebabSampai saat ini tanaman sirih be:lum perntah dibudidayakan secara luas, sehingga bel-..- p ~ ~ diteliti ~ ~ d h kan karena terjadinya penurunan kadar enzim yang berperan dalam hidrolisa dan dihidrogenase sehingga perihal pemupukannya baik jenis maupun jumlah pupembentukan protein terganggu, dengan demikian puknya. Namun apabiia ingin dibudidayakan secara pertumbuhan tanaman secara umum akan diperlambaik, untuk pemupukannya sementara dapat mengacu r, 1979). bat (:Mengel d pada penelitian Wahid (1984) pada lada yang mengatakan bahwa dosis pemupukan optimum untuk perSIMPUW tumbuhan vegetatif terutama pada luas daun dan berat kering daun (sampai tanaman berumur 13 bulan) ruhi pert1lmFaktor ekologi yang dapat mtlllpGllga~ adalah setiap kali 25 g/pohon pemberian dengan buhan sirih antara lain: iklim, tinggi tern]sat dan j t:nis menggunakan pupuk N, P, K dan Mg dengan tanah. komposisi 12 : 12 : 17 : 2 yang diramu dari pupuk Untuk mendapatkan pertumbuhan yang balk perlu Urea, TSP, KC1 dan Kieserit. Cara terbaik untuk. adanya modifikasi untuk perbaikan ekologi tanaman tanaman lada 2 4 kali setahun mulai awal s a m ~ a i dengan cara: 1) menggunakan naungan, 2) mela- . menjelang akhir musim hujan, dan ternyata yang kukan pemupukan dan 3) mengatur kebutuhan air. terbaik adalah pemberian 4 kali setahun. Untuk Pengaruh faktor tersebut terhadap tanaman ini tanaman sirihpun apabila dikehendaki pertumbuhan yaitu: 1) secara kuantitatif (jumlah helilitruas disun yang maksirnum secara kuantitatif (jumlah daun atau yang dihasilkan per tanaman per waktu) cIan 2) sec.ara luas daun pertanaman) d a ~ a t ~ u l a dianiurkan kualitatif (warna, rasa dan aroma daun). perlakuam pemupukan 2 - L1 kali seta.hun. Pent:Man ini DAFI'AR PUSTA rabel3). dilakukan pada tanah jenis latosol ('I .,, "nP ---dm - 3. Pengaruh pernupunan rarlarrlarl IUUU Ialll~adap produksi bahan kering dan luas daun padaL umur 10 13 &an di tanah latosol - Pemu- Produksi bahan ke:ring g/tan. daun batang akar Luas daun - (m2/tan) pukan 10 bln 13 bln 10 bln 13 bln 10 bln 13 bln 10 bln 13 bln a 2 1 3 25,37 24pl 27517 10,75 13,80 3 071 4 075 " 9 4 3 45,78 3454 '45,ll 14,76 22,46 4885 6814 Sumber : Wahid, 15 Keterangan: Perlakuan a (kontrol := tanpa pu~ puk) on/kali pernberian) Perlakuan b (rendah = 25.g/poh . . .. .. . . . Perlakuan c (sedang = 50 glpohonlkali pernberlan) nlkali pemlberian) Perlakuan d (tinggi = Perlu disampaaiul juga. dang yang digunakan akan L..l..-... U ~ I I Wjcula ~ p p u k kansruh pada kualitas dzl.- l-A--, Anonim, 1980. Materia MebmKa Alluunncsia Jilid n. men Kesehatan RI ndonesia. Ehlai Dharma, A.P., 1985, Tanaman Obat TI Pustaka,Jakarta. Heyne, K, 1987: Tumbuhan Berguna tnuunsrrd Jilid 11. Terjemahan Balitbang Kehutanan Jakarta. Ilyas, B. Hasan, 1969, Progress report penelitian Piper nigrum L LPTI. Agronomi Tanaman Rempah (tidak diterbitkan). Mengel, Kdan E.A. Kirkby, 1979, Principles of Plant Nutrition ternational Potash Institute, Switzerland. Wahid, P., 1984, Pengaruh naungan dan pemupukan terhadap tumbuhan dan produksi tanaman lada (Piper nigrum L)Di tas;i ITS, IPB. Bogor. Tidak dipublikiasikan.