6. PENUTUP 6.1. Kesimpulan 1. Pada penelitian yang dilakukan di lokasi pengungsian Pasar Baru Porong Sidoarjo terhadap masyarakat korban bencana luapan Lumpur Lapindo Sidoarjo di lokasi pengungsian Pasar Baru Porong diperoleh hasil bahwa penerapan manajemen masih belum efektif dan pemenuhan kebutuhan dasar masih rendah sehingga penanganan masyarakat korban bencana tidak efektif. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan manajemen bencana terpadu dan pemenuhan kebutuhan dasar secara bersama-sama terhadap penanganan masyarakat korban bencana. Penerapan manajemen bencana terpadu (X1) dan pemenuhan kebutuhan dasar (X2) memberikan pengaruh positif terhadap penanganan masyarakat korban bencana (X3). Hal ini berarti bahwa semakin tidak efektif penerapan manajemen bencana terpadu dan semakin rendah pemenuhan kebutuhan dasar yang ditandai dengan tidak efektifnya pengkondisian yang mungkin terjadi, peran-peran institusi, instrument perubahan sosial dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar fisiologi, fisik dan psikologi akan memberikan hasil yang negatif terhadap penanganan masyarakat korban bencana. 2. Keberfungsian sosial keluarga korban bencana dipengaruhi oleh faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung yang mempengaruhi keberfungsian sosial keluarga korban bencana di lokasi pengungsian Pasar Baru Porong Sidoarjo pada penelitian ini adalah penanganan masyarakat korban bencana (X3) dan pemenuhan kebutuhan dasar (X2). Sedangkan faktor tidak langsung yang berpengaruh terhadap keberfungsian sosial keluarga adalah penerapan manajemen bencana terpadu (X1). Penerapan manajemen bencana terpadu mempengaruhi keberfungsian sosial keluarga melalui penanganan masyarakat korban bencana. Dengan demikian penanganan masyarakat korban bencana (X3) merupakan variabel intervening / antara variabel penerapan manajemen bencana terpadu (X1) dan variabel keberfungsian sosial keluarga (Y). Variabel penanganan 268 Pengaruh manajemen bencana...., Kosmas Prayogo Wira Widjaya, Program Pascasarjana, 2008 269 masyarakat korban bencana secara teoritis dan empiris hubungan antara mempengaruhi variabel penerapan manajemen bencana terpadu dan keberfungsian sosial keluarga menjadi hubungan tidak langsung yang tidak dapat diamati. 3. Keluarga merupakan suatu perwujudan sistem jaringan sosial dimana keberadaan masing-masing keluarga akan menentukan kelangsungan hidup, bahkan keberadaan masyarakat sangat diwarnai oleh fungsi masing-masing keluarga dalam mempertahankan dan membangun dirinya1 diantaranya adalah fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, fungsi reproduksi, fungsi cinta kasih dan fungsi perlindungan. Keberfungsian sosial keluarga yang rendah akan menghasilkan keluarga dengan output individu-individu dengan kualitas rendah, begitu juga sebaliknya. Diharapkan dengan meningkatkan keberfungsian sosial keluarga korban bencana melalui faktor-faktor yang berpengaruh baik langsung atau tidak langsung terhadap keberfungsian sosial keluarga korban bencana yang telah diketahui, khususnya fungsifungsi keluarga yang masih rendah, kecuali fungsi sosial budaya maka akan dihasilkan output individu-individu yang berkualitas, karena keluarga merupakan agen sosialisasi primer yang menjadi dasar sosialisasi sekunder berikutnya. Semakin berkualitas masyarakat suatu Negara maka akan semakin menentukan keberhasilan pembangunan suatu Negara. Jika pembangunan berhasil berarti ketahanan nasional akan meningkat. Sebaliknya dengan ketahanan nasional yang meningkat pembangunan akan terus dapat dilanjutkan. 6.2. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian di atas, peneliti memberikan saransaran sebagai berikut : 1. Dalam upaya meningkatkan penanganan masyarakat korban bencana disarankan kegiatan penanganan masyarakat korban bencana yang ada memperhatikan dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar serta penerapan manajemen bencana terpadu. Sehingga efektifitas dan manfaat 1 Wahono, dkk., loc. cit. Pengaruh manajemen bencana...., Kosmas Prayogo Wira Widjaya, Program Pascasarjana, 2008 270 penanganan masyarakat korban bencana yang dilakukan oleh para stakeholder dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat korban bencana. 2. Keberfungsian sosial keluarga korban bencana dipengaruhi oleh faktor-faktor langsung dan tidak langsung. Dengan mengetahui faktor-faktor yang langsung berpengaruh secara signifikan maka peningkatan keberfungsian sosial keluarga korban bencana akan semakin cepat. Disamping itu faktor-faktor tidak langsung yang juga turut berpengaruh perlu mendapat perhatian. Karena itu disarankan perlunya peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana dan efektifitas penerapan manajemen bencana terpadu melalui penanganan masyarakat korban bencana dengan memperbaiki kebijakan pengelolaan bencana, keragka kerja legislatif, aspek-aspek finansial, pendidikan dan latihan, komunkasi serta kepedulian dan partisipasi masyarakat korban bencana termasuk sistem penanganan masyarakat korban bencana. 3. Mengutamakan peningkatan faktor-faktor yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap keberfungsian sosial keluarga akan lebih meningkatkan pencapaian keberfungsian sosial korban bencana. Oleh karena itu kepada para pihak pengelolaan bencana disarankan untuk lebih menekankan kepada pemenuhan kebutuhan dasar dan penerapan manajemen bencana terpadu melalui penanganan masyarakat korban bencana. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar dan efektifitas penanganan masyarakat korban bencana sangat penting bagi keberfungsian sosial keluarga korban bencana karena pada keluarga inilah masa awal pembentukan kepribadian anak dimana individu yang tadinya hanya sebagai makhluk biologis melalui proses sosialisasi, belajar tentang nilai, norma, bahasa, simbol, ketrampilan dan sebagainya untuk dapat diterima dalam masyarakat di mana ia berada. Keberhasilan proses ini akan menentukan individu-individu menjadi individu yang berkualitas. Keluarga merupakan agen sosialisasi primer bagi seorang individu. Karena itu sekali lagi perlu disarankan untuk meningkatkan fungsi-fungsi keluarga pada keberfungsian sosial keluarga korban bencana yang masih rendah sehingga bisa berjalan normal seperti sediakala bahkan lebih meningkat. Pengaruh manajemen bencana...., Kosmas Prayogo Wira Widjaya, Program Pascasarjana, 2008