BIMBINGAN DAN PEMANTAPAN DASAR-DASAR PEKERJAAN SOSIAL email: [email protected] / website: p4s.kemsos.go.id 1 DEFINISI PEKERJAAN SOSIAL Menurut International Federation of Social Workers (IFSW) : The social work profession promotes problem solving in human relationships, social change, empowerment and liberation of people, and the enhancement of society. Utilizing theories of human behavior and social systems, social work intervenes at the points where people interact with their environments. Principles of human rights and social justice are fundamental to social work PROFESI PEKERJAAN SOSIAL Mendorong pemecahan masalah dalam kaitannya dengan relasi kemanusiaan, perubahan sosial, pemberdayaan dan pembebasan manusia, serta perbaikan masyarakat. Menggunakan teori-teori perilaku manusia dan sistem-sistem sosial. Pekerjaan sosial melakukan intervensi pada titik (atau situasi) dimana orang berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip hak azasi manusia dan keadilan sosial sangat penting bagi pekerjaan sosial (Tan dan Envall, 2000:5) Zastrow (1985:7): “Social Work is the profesional activity of helping individuals, groups, or communities to enchance of societal condition favorable to their goals” PEKERJAAN SOSIAL : Adalah aktivitas profesional untuk menolong individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi sosial dan menciptakan kondisikondisi masyarakat yang kondusif untuk mencapai tujuan tersebut Sebagai suatu aktivitas profesional, Pekerjaan sosial di dasari oleh tiga komponen dasar yang secara integatif membentuk profil dan pendekatan pekerjaan sosial. Yaitu : kerangka pengetahuan (Body Of Knowledge), kerangka keahlian (Body of Skill) dan kerangka nilai (Body of Values) FRAME OF REFERENCE IN SOCIAL WORK PRACTICE SOCIAL WORK PROFESSION BODY OF KNOWLEDGE BODY OF VALUES BODY OF SKILL METHOD STRATEGY TACTIC TECHNIC/ TECHNOLOGY RULES •INDIVIDU •GROUP •FAMILY •ORGANIZATION •COMMUNITY •SOCIETY •CULTURE SOCIAL FUNCTIONING INDIVIDU LINGKUNGAN SOSIAL -ETHIC CODE -BASIC VALUES -PRINCIPLES MANDAT UTAMA PEKERJAAN SOSIAL Memberikan pelayanan sosial baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat yang membutuhkan sesuai dengan nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan profesional pekerjaan sosial. METODE INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL : 1. Case Work (sasarannya individu dan keluarga) 2. Group Work (sasarannya kelompok) 3. Community Organization//Community Development (sasarannya organisasi, masyarakat, dan kebijakan) TUJUAN PEKERJAAN SOSIAL : Memperbaiki, meningkatkan atau mempertahankan keberfungsian sosial atau pelaksanaan perananperanan sosial orang dalam lingkungan sosialnya. Skidmore, Thackeray & Farley (1991:5): Pekerjaan sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu, kelompok baik secara individual maupun kelompok, yang kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial mereka, khususnya interaksi antar manusia dengan lingkungannya FOKUS UTAMA PEKERJAAN SOSIAL ADALAH MENINGKATKAN KEBERFUNGSIAN SOSIAL (SOCIAL FUNCTIONING) “Social functioning to be a central purpose of social work and intervention was seen as the enhancement of social functioning (Skidmore, Thackeray & Farley, 1991:19). KEBERFUNGSIAN SOSIAL : Merupakan kemampuan orang (individu, keluarga, kelompok atau masyarakat) dan sistem sosial (lembaga dan jaringan sosial) dalam memenuhi/merespon kebutuhan dasar, menjalankan peranan sosial, serta menghadapi goncangan dan tekanan (shocks and stresses) STRATEGI PEKERJAAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEBERFUNGSIAN SOSIAL: 1. Meningkatkan kemampuan orang dalam menghadapi masalah yang dialaminya; 2. Menghubungkan orang dengan sistem dan jaringan sosial yang memungkinkan mereka menjangkau atau memperoleh berbagai sumber, pelayanan dan kesempatan; 3. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga sosial shg mampu memberikan pelayanan sosial secara efektif, berkualitas dan berperikemanusiaan; 4. Merumuskan & mengembangkan perangkat hukum dan peraturan yang mampu menciptakan situasi yg kondusif bagi tercapainya pemerataan ekonomi dan keadilan sosial Peksos selalu bekerja bersama klien/beneficiaries. Klien individual, misalnya, selalu berada dalam keluarga, kelompok, lingkungan ketetanggaan, organisasi, masyarakat, dll. Situasi masalah selalu dipandang dalam kerangka konsep “person-in-environment”. Peksos memberikan intervensi pada beberapa tingkatan sistem yang berbeda, mikro, meso dan makro. 1. 2. 3. 4. GIM didasarkan pada landasan pengetahuan, ketrampilan, serta nilai yang menggambarkan hakikat keunikan pekerjaan sosial. Ruang lingkup pemecahan masalah, tidak hanya pada aspek individual, tetapi juga kelompok, organisasi, masyarakat, bahkan juga kebijakan ( sistem micro, mezzo, dan macro). Sasaran perubahan dipahami atau dianalisis dengan menggunakan perspektif yang sangat luas. Metode pemecahan masalah yang digunakan bersifat fleksibel, Kemampuan menghadapi atau memecahkan permasalahan yang dihadapinya sesuai dengan situasi dan kondisi, serta lingkungannya. Kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosialnya, baik dalam pendidikannya, pekerjaannya, keluarganya, kelompoknya, masyarakatnya, dan sebagainya secara konstruktif Pelaksanaan tugas-tugas serta peran-peran dalam kehidupannya sesuai dengan usianya, status, serta tanggung jawab yang disandangnya. Berperilaku secara memadai dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Keberfungsian sosial menunjukkan suatu kondisi pertukaran yang seimbang, dalam kebaikan, serta adaptasi timbal balik, antara manusia sebagai individu dengan lingkungannya. Dengan demikian, keberfungsian sosial merupakan hasil sistemik dari sebuah pertukaran yang saling mengisi antara kebutuhan, sumber daya yang tersedia, harapan / motivasi dengan kemampuan seseorang untuk memenuhinya, antara tuntutan, harapan, serta kesempatan dengan kemampuan lingkungan untuk memenuhinya. Praktik pertolongan secara langsung (direct services), yaitu meningkatkan serta memperbaiki kemampuan orang / kelompok sasaran dalam mencapai keberfungsian sosial, Praktik pertolongan serta secara tidak langsung (indirect services) yang berupaya untuk mengubah, memperbaiki, serta membangun kondisi kemasyarakatan yang berkaitan erat dengan keberfungsian sosial orang. 1. 2. 3. 4. 5. Mengidentifikasi dan melakukan assessment terhadap situasi dimana hubungan antara orang dengan institusi sosial perlu dirintis, diperkuat, diperbaiki, atau perlu diakhiri. Mengembangkan serta mengimplementasikan suatu rencana yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan individu yang berlandaskan pada assessment masalah, eksplorasi tujuan, serta pengembangan alternatif pemecahan. Mengembangkan atau memperbaiki kemampuan orang dalam menghadapi, memecahkan masalah, serta kemampuan pengembangan diri klien. Menghubungkan orang dengan sistem yang dapat memberikan sumber pelayanan, maupun kesempatan. Memberikan intervensi secara efektif dengan mengutamakan populasi sasaran yang paling rentan, atau terkena diskriminasi 6. 7. 8. 9. 10. Mengembangkan efektifitas pelayanan serta meningkatkan kemanusiawian kinerja sistem yang memberikan pelayanan, sumber, maupun kesempatan. Secara aktif berperan serta dengan pihak lain untuk menciptakan, memodifikasi, serta meningkatkan sistem pelayanan yang ada agar lebih responsif terhadap kebutuhan klien. Melakukan evaluasi sampai seberapa jauh tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai. Secara terus menerus melakukan evaluasi atas pengembangan profesionalisme melalui assessment atas perilaku maupun ketrampilan praktiknya. Memberikan kontribusi pada peningkatan mutu pelayanan dengan cara mengembangkan landasan pengetahuan profesionalnya serta menjunjung tinggi standar atau etika profesi. Reflexive-Therapeutic. Aliran ini menganggap bahwa pekerjaan sosial merupakan profesi yang berupaya mencapai kesejahteraan individu, keluarga, kelompok, serta komunitas dengan cara meningkatkan serta memfasilitasi pertumbuhan maupun pemenuhan kebutuhan diri. Socialist- Collectivis. Aliran ini menganggap bahwa pekerjaan sosial merupakan profesi yang berupaya mencapai kesejahteraan individu, kelompok, serta komunitas dalam masyarakat, dengan cara meningkatkan serta memfasilitasi pertumbuhan maupun pemenuhan kebutuhan masyarakat. Individualist-Reformist. Aliran atau pandangan ini menganggap bahwa pekerjaan sosial merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan sosial kepada individu maupun masyarakat. Masing-masing aliran pekerjaan sosial ini mengemukakan gagasan-gagasannya sendiri tentang pekerjaan sosial maupun fungsi-fungsinya, selain itu juga mengkritisi sambil berupaya untuk mengubah aliran-aliran lainnya. Akan tetapi masing-masing juga mengakui adanya penggabungan serta tarik menarik antar aliran, misalnya Reflexive-Therapeutic dan Socialist-collectivist yang ternyata juga memusatkan diri pada perubahan sosial dan pengembangan. Demikian pula dengan Reflexive-Therapeutic dan Individual-Reformist yang lebih condong pada praktikpraktik individual, dibandingkan praktik-praktik makro/kolektif. Reflexive Therapeutic Socialist Collectivist Individualist Refomist • Psychodynamic Perspectives • Perspektif Humanist dan Existentialist • Social Psychological, dan Communication • Anti discrimanation dan anti oppressive • Empowerment, dan Advocacy • Social Development, Community Development, & Pekerjaan sosial Makro • Perspektif Task Centered dan Crisis Intervention • System dan Ecological theories Psychodynamic Perspectives Teori ini dikatakan dinamik, karena teori-teori yang ada dalam perspektif ini meyakini bahwa perilaku manusia merupakan perwujudan dari suatu interaksi dinamis antara pikiran dan perilaku serta lingkungan Perspektif Humanist dan Existentialist Teori ini terfokus pada pandangan bahwa manusia memiliki kapasitas atau kemampuan untuk memiliki kekuatan personal yang berguna untuk mengatur hidupnya sendiri, menentukan nasibnya sendiri, serta memiliki kekuatan untuk mencapai tujuan hidupnya sendiri yang menentukan eksistensinya sebagai manusia. Social Psychological, dan Communication Fokus utama dalam teori psikologi sosial adalah pengaruh relasi di dalam kelompok sosial serta relasi antar kelompok sosial yang berpengaruh terhadap perilaku serta menentukan identitas sosial seseorang. Fokus utama teori-teori komunikasi juga berkenaan dengan hubungan antara orang dengan orang lain dalam kelompok, organisasi, serta masyarakat. Anti discrimanation dan anti oppressive Teori anti diskriminasi adalah pandangan yang berusaha untuk mengurangi dorongan dari suatu kelompok atau golongan tertentu untuk menindas kelompok lain, merugikan kelompok lain, mengabaikan kelompok lain, serta menganggap bahwa kelompok lain adalah kelompok yang tidak berguna, rendah, serta tidak perlu diperhatikan. Empowerment, dan Advocacy Empowerment atau pemberdayaan berusaha untuk membantu klien atau kelompok klien untuk memperoleh kendali atas keputusannya sendiri serta mampu melakukan aksi bagi kesejahteraannya sendiri. Advokasi bertujuan untuk mewakili kelompok atau golongan yang kurang berdaya di hadapan kelompok atau golongan yang lebih kuat. Advokasi ini diarahkan untuk membuat agar kelompok yang kurang beruntung mendapatkan perhatian secara lebih adil. Social Development , Community Development, & Pekerjaan sosial Makro Pembangunan masyarakat ini erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi, pembangunan industri, ketertinggalan, kebodohan, serta berbagai masalah lain yang terkait dengan kemiskinan serta pembangunan kesejahteraan secara luas. Sudut pandang teori-teori ini bersifat luas, mulai dari pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial secara luas, hingga pengembangan organisasi serta kebijakan-kebijakan sosial. Perspektif Task Centered dan Crisis Intervention Intervensi krisis menganggap bahwa semua orang hidup dalam kondisi mapan dan berkelanjutan. Krisis merupakan suatu kejadian yang merusak kondisi mapan tersebut, dengan demikian, pekerja sosial harus memberikan intervensi hanya pada situasi krisis tersebut, dan mengembalikannya pada kondisi mapan (steady state) System dan Ecological theories Perspektif ini menyatakan bahwa seluruh situasi problematis disebabkan oleh sub sistem dimana klien berinteraksi, serta dengan demikian solusi atas situasi problematik tersebut juga ditentukan oleh sub sistem lain dalam kehidupan sosial klien. Perspektif inilah yang mendasari pandangan tentang “person-inenvironment” Memperkuat kemampuan orang untuk memecahkan ,menghadapi masalah serta kemampuan pengembangan dirinya Menghubungkan orang dengan sistem-sistem yang dapat menyediakan sumber-sumber, pelayananpelayanan, dan kesempatan-kesempatan atau peluang Mengembangkan sistem-sistem yang dapat menyediakan sumber dan pelayanan bagi orang agar pelaksanaannya lebih efektif dan manusiawi. Mengembangkan dan memperbaiki kebijakan sosial. Penerimaan (Acceptance) Individualization. Pengungkapan perasaan secara bertujuan (Puposeful expression of feeling) Sikap tidak menghakimi (Nonjudgemental attitude) Memiliki sikap Obyektif (Objectivity) Keterlibatan emosional secara terkendali (Controlled emotional involvement) Hak menentukan nasib dan kehidupannya sendiri (Self determination) Memiliki akses terhadap sumber daya (Access to resources) Kerahasiaan (Confidentiality) Dapat dipertanggungjawabkan (Accountability)