PRAKTEK MONEY POLITIC PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH GUBERNUR 2015-2020 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SKRIPSI DI SUSUN OLEH: DIANA RIZKI ANANDA NIM.120563201059 PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG T.A. 2016 ABSTRAK Politik uang adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Pemilihan kepala daerah gubernur Kepulauan Riau periode 2015-2020 merupakan suatu momentum utama demokrasi tingkat lokal di Provinsi Kepulauan Riau. Didalam Pelaksaan pada setiap pemilihan umum berlangsung setiap pasangan calon mengharapkan tidak terjadinya tindakan-tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pasangan calon agar terciptanya pemilihan umum kepala daerah yang kondusif, namun pada pemilihan umum kepala daerah yang telah berlangsung pada 9 Desember 2015 lalu masih terjadinya kecurangan seperti praktek politik uang yang diberikan kepada masyarakat. Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan faktor-faktor penyebab masih terjadinya praktek politik uang dalam pelaksaan pemilihan umum berlangsung disebebabkan oleh adanya beberapa faktor yaitu faktor persaingan, faktor ekonomi, dan faktor pengawasan. Para elit politik yang mempunyai tujuan dan maksud tertentu agar perolehan suaranya banyak dan dapat menempati posisi suatu jabatan yang diinginkan akan melakukan berbagai hal, dan berbagai cara tanpa memperhatikan baik buruknya suatu dampak yang akan dirasakan, alas an mereka melakukan hal seperti itu terkadang hanya tuntutan, karena telah masuk dalam sebuah partai politik tertentu, sehingga mau tidak mau para individu atau kelompok ini melakukan hal seperti itu, tujuannya banyak mungkin salah satunya adalah nama baik dan elektabilitas partainya sendiri. Kata Kunci : Pilkada, Politik Uang, Orientasi Pemilih ABSTRACT Political money is a form of bribe or promise a good person so that the person does not exercise their right to vote and that he may exercise this right in a certain way at a general election. The local elections governor of Riau Islands 2015-2020 period is a major momentum local democracy in Riau Islands province. In Implementation in every election takes place each pair of candidates expect no occurrence of acts of fraud committed by a couple of candidates for the creation of regional head elections are conducive, but the regional head elections which was held on December 9, 2015 and is still fraud as practice politics of money given to the community. Purchases can be made using cash or goods. Political money is a form of campaign violations. This study used qualitative methods to describe the factors that cause is still the practice of money politics in the implementation of the general election because by several factors such as competitive factors, economic factors, and factors supervision. The political elite which has a goal and a purpose in order to gain her voice a lot and be able to occupy the position of a position you want to be doing things, and the various ways without regard to the merits of an impact it will have, the reasons they do things like that sometimes just demands, for entering into a political party, so inevitably these individuals or groups do things like that, the objective may be one of them is a lot of good name and elektabilitas own party. Keywords: Elections, Political Money, Orientation Voters I. Pendahuluan demi sosok yang sangat di idam- 1. Latar Belakang idamkan kepala daerah kerap Pemilihan kepala daerah adalah menggunakan segala cara untuk sarana melaksanakan memperkenalakan dirinya sebagai berdasarkan calon kepala daerah, minimnya untuk kedaulatan rakyat asas langsung, umum, bebas, dan pengetahuan rahasia (LUBER), serta jujur dan tentang politik di masyarakat adil pesta menjadikan para politisi seperti Pemilihan kepala daerah menggunakan car- Umum (KPU) merupakan garda cara yang kotor seperti halnya terdepan dalam sebuah negara. money Apalagi dalam penyelenggaraan kegiatan money politic ini justru pemilu, komisi ini tidak berurusan direspon positif oleh masyarakat. dengan Faktor ekonomi, pendidikan , (JURDIL). demokrasi. pemilu, Dalam Komisi partai tetapi berhadapan politik peserta yang harus langsung dan politic, serta budaya pemahaman yang mana menjadikan dengan masyarakat tak sungkan-sungkan pemerintah dan masyarakat luas. terlibat dalam aktifitas money Tugas dan wewenang Komisi politic tersebut. Selain itu money Pemilihan Umum (KPU) ini di politic menjadi fenomena yang atur sedemikian rupa pada pasal 8 cukup Undang-Undang No. 15 tahun. sehingga Dalam proses pemilihan kepala untuk daerah tidak luput dari kampanye, menarik dimasyarakat masyarakat menunggu tertarik dijalan-jalan, mengikuti aktivitas kampanye negatif bagi para elit-elit dengan yang memberikan uang. menghambur-hamburkan uang Pengertian ini secara umum ada dalam demi kesamaan dengan pemberian uang kekuasaan semata. atau barang kepada seseorang sebaliknya adalah karena memiliki maksud politik menggiurkan yang masyarakat tersembunyi pemberian tersebut itu. di Jika tidak balik maksud ada, maka waktu sekejap, Dan sangat juga bagi meskipun sesaat, karena itu juga masyarakat merasa “berhutang budi” pada calon pemberian tidak akan dilakukan kepala daerah yang memberikan juga. Praktek semacam itu jelas uang tersebut. Dengan cara money bersifat illegal dan merupakan politic hanya calon yang memiliki kejahatan. dana besar yang dapat melakukan Perpolitikan lokal selalu melahirkan dinamika. Hal kampanye dan sosialisasi. ini politik Politik uang bukanlah hal baru di instrument dunia politik, bukan yang pertama demokrasi harus menyelaraskan kali kita dengar. Money politic platform sudah ada sejak negara ini berdiri, menuntut (parpol) perubahan partai sebagai politiknya yang terhadap terjadi di akan tetapi money politic seakan- masyarakat. akan menjadi hal yang tidak Dengan adanya ketidakpercayaan penting masyarakat terhadap para calon Money politic bukan pemimpin hibah dan juga bukan berupa memberikan efek untuk di bicarakan. lah uang zakat ataupun hanyalah hadiah. Uang sebagai media untuk saja bagi mereka berkepentingan, yang seolah-olah memperoleh dan mempengaruhi hukum di Negara ini pun diam seseorang dan untuk memberikan membiarkan semua itu suara maupun dukungan dan ini terjadi. Sehingga seharusnya para sangat tidak diperbolehkan dalam generasi muda tidak hanya diam suatu pemilihan umum. Dengan saja menanggapi permasalahan kondisi indonesia tersebut, permasalahan ini bukan dibawah rata dengan ekonomi hanya masalah lokal akan tetapi yang lemah, tidak sedikit para sudah menjadi masalah nasional calon kandidat kepala daerah yang membutuhkan kejelasan dari memberikan sedikit uang kepada berbagai pihak. Karena dampak- rakyat agar mendapatkan suara dampak dari rakyat sehingga itu menjadi banyak sekali. senjata Pilkada serentak merupakan salah masyarakat yang ampuh untuk Politik Uang menarik simpatisan. Money politic satu seharusnya tidak di jadikan sarana demokrasi dalam mensukseskan pemilihan menciptakan pemerintahan lokal umum desa, yang lebih demokratis. Dengan kabupaten/kota, provinsi maupun pilkada serentak maka harapan nasional. terwujudnya Politik baik Uang perbolehkan, di tingkat seakan-akan mungkin perwujudan sudah instrument dalam kedaulatan rangka rakyat di dalam sistem pemerintahan, serta sah-sah terwujudnya stabilitas politik dan tujuan pembangunan nasional terealisasi secara perubahan sistem Sedemokratis demokrasi merupakan perintah pemerintahan langsung setinggi diyakini menyeluruh, mengingat UUD 1945. Dalam demokrasi akan terus menuntut secara menyeluruh. apapun dijalankan apapun dan komitmen perjalanannya, sistem demokrasi perwujudan yang dianut bangsa Indonesia proses demokrasi tidak akan tidak terlepas dari berbagai bentuk pernah berhenti pada titik rintangan jarang kesempurnaan. apatis Namun, pada pilkada serentak yang menimbulkan tidak sikap kedaulatan masyarakat. yang Justru situasi dan kondisi tersebut Desember harus dipahami sebagai bagian Kepulauan dari demokrasi yang terus tumbuh menentukan kepala daerah masih dan berkembang saja terdapat kejanggalan yang dalam transisi telah rakyat, dilaksanakan lalu di Provinsi Riau dalam politik yang mengalami tahap terjadi pendewasaan berlangsung. Politik uang (money Negara perilaku dan politik rakyatnya. politic) saat 9 juga proses telah pemilu menjadi Kompleksitas persoalan pilkada fenomena dan realitas tersendiri harus dipandang sebagai bagian dalam dari proses pendewasaan politik pernyataan menuju kondisi perpolitikan yang bahwa para calon kepala daerah lebih dalam proses pemilu berlangsung ideal. Sejatinya proses pilkada. Beberapa dari masyarakat menjadikan money politic sebagai alat untuk meraih suara, beberapa warga mengakui saat proses 2. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang, kampanye yang berlangsung pada maka pilkada penulis memaparkan serentak kemarin perumusan masalah, yaitu sebagai calon membagi- berikut “Mengapa Praktek Money pasangan bagikan kepada masyarakat yang Politic terlibat kampanye Daerah Gubernur 2015-2020 di berlangsung dengan menjanjikan Provinsi Kepulauan Riau Masih untuk memilih salah satu calon Terjadi?”. saat tersebut saat pemilihan umum berlangsung. Itu artinya praktek Pada Pemilihan Kepala II. Landasan Teori 1. Pemilihan umum money politic masih dilakukan Menurut Ali Moertopo pengertian pada Pemilu sebagai berikut: pilkada serentak 2015. Dengan beberapa permasalahan “Pada hakekatnya, pemilu adalah yang latar sarana yang tersedia bagi rakyat penulis untuk menjalankn kedaulatannya disampaikan belakang pada diatas mengangkat judul “PRAKTEK sesuai MONEY bermaktub POLITIK PADA dengan azas dalam yang Pembukaan PILKADA SERENTAK 2015- UUD 1945. Pemilu itu sendiri 2020 PROVINSI KEPULAUAN pada RIAU”. Lembaga dasarnya memilih adalah Demokrasi suatu yang anggota-anggota perwakilan rakyat dalam MPR, dan DPR, DPRD, serta Kepala Daerah mengatasnamakan rakyat. Selain yang pada gilirannya bertugas daripada sebagai suatu wadah untuk yang menyaring wakil rakyat bersama-sama dengan kapabilitas pemerintah, menetapkan politik ataupun dan pemilihan jalannya pemerintahan untuk pemimpin umum dapat nasional, juga terkait negara”. dengan prinsip negara hukum Menurut Suryo Untoro “Bahwa (Rechtstaat), Pemilihan Umum (yang pemilihan umum rakyat dapat selanjutnya disingkat Pemilu) adalah suatu dilakukan oleh pemilihan warga memilihwakilwakilnya yang erhak menciptakan negara ukum dan Indonesia yang mempunyai hak pengawasan pilih, untuk wakilnya yang karena yang b produk h melakukan atau memilih wakil- kehendak-kehendak duduk dalam rakyat yang melalui pelaksanaan digariskan Badan Perwakilan Rakyat. wakil-wakil Sebagai suatu bentuk implemen Dengan adanya pemilihan umum, tasi dari demokrasi, pemilihan maka hak asasi rakyat dapat umum berfungsi disalurkan, demikian juga halnya sebagai wadah yang menyaring dengan hak untuk sama di depan calon-calon wakil rakyat ataupun hukum pemimpin negara yang memang Mahfud, Didalam Buku Hukum selanjutnya benar-benar memiliki kapasitas dan rakyat oleh tersebut. pemerintahan. M. dan Pilar-Pilar Demokrasi, suprastruktur politik, sehingga Yogyakarta, 1999. Hal. 221-222. memungkinkan Pemilihan umum ternyata telah pemerintahan dari oleh dan untuk menjadi suatu jembatan rakyat. Ronald Chilcotte, Op. cit. menentukan bagaimana pemerintahan secara dalam dapat dibentuk demokratis. Rakyat terciptanya Hal. 23. Dari beberapa maka definisi dapat diatas disimpulkan menjadi penentu dalam memilih mengenai pengertian pemilihan pemimpin maupun wakilnya yang umum secara luas yaitu sebagai kemudian akan sarana perjalanan bangsa. Pemilihan umum menjadi seperti mengarahkan yang penting dalam kehidupan suatu negara yang menganut azas Demokrasi yang transmission of belt, sehingga memberi kekuasaan berpartisipasi politik bagi warga yang berasal dari kesempatan rakyat dapat berubah menjadi negara kekuasaan negara yang kemudian wakilnya yang akan menyuarakan menjelma dan menyalurkan aspirasi mereka. dalam bentuk wewenang-wewenang pemerintah untuk memerintah dan mengatur rakyat. Dalam pemilihan sistem umum politik, bermakna untuk memilih wakil- 2. Pemilihan Kepala Daerah Secara eksplisit ketentuan tentang PILKADA langsung tercermin dalam penyelengaraan sebagai saran penghubung antara PILKADA. Dalam Pasal 56 ayat (1) infrastruktur disebutkan: politik dengan “Kepala daerah dan wakil kepala adanya demokrasi dalam sebuah daerah negara, berarti dipilih dalam satu dalam Negara pasangan calon yang dilaksanakan tersebut menjalankan demokrasi secara yang menjunjung tinggi aspirasi, asas demokratis berdasarkan langsung, umum, bebas, kepentingan dan suara rakyatnya. rahasia, jujur dan adil”. Pilihan Menurut Winarno (2002: 11) terhadap mengatakan sistem pemilihan bahwa: langsung menunjukkan koreksi pemilihan atas merupakan alternatif yang paling Pilkada terdahulu yang secara “sistem menggunakan sistem perwakilan realistis oleh Dewan Perwakilan Rakyat aspirasi demokrasi rakyat dengan Daerah sebagaimana kekuasaan pemerintah dan pada tertuang dalam Undang-undang saat yang sama memberikan basis No. 22 Tahun 1999 tentang legitimasi politik kepada pejabat Pemerintahan eksekutif yang terpilih”. (DPRD), Peraturan Daerah Pemerintah dan No.151 Sementara guna langsung mendekatkan menurut Bambang Tahun 2000 tentang Tata Cara Purwoko (2005: 10) menjelaskan Pemilihan, bahwa: Pemberhentian Pengesahan Kepala dan Daerah “Dalam Pilkada Langsung, demokrasi yang ada dan Wakil Kepala Daerah. berarti terbukanya peluang bagi Pelaksanaan PILKADA Langsung setiap warga masyrakat untuk merupakan sebuah peningkatan menduduki jabatan publik, juga demokrasi ditingkat lokal, dengan berati adanya kesempatan bagi rakyat untuk menggunakan hak- amanat atau berdasarkan pada hak politiknya secara langsung Pancasila dan UUD 1945 yakni dan untuk melaksanakan kedaulatan kesempatan untuk menentukan pilihan dan ikut serta rakyat. mengendalikan Didalam pemilihan kepala daerah jalannya pemerintahan”. setiap daerah harus melakukan Dengan demikian adanya Pilkada persiapan secara memberdayakan langsung demokratisasi ini, proses ditingkat lokal semaksimal dan masyarakat daerahnya didalam proses pilkada sudah dapat diwujudkan sehingga daerah dapat diperoleh pemimpin yang Fitriyah (2005:1), yaitu: sesuai dengan pilihan yang dapat “Pentingnya diterima dan dikehendaki oleh langsung membuat semua daerah rakyat harus mempersiapkan diri mereka didaerahnya sehingga berlangsung, Menurut PILKADA pemimpin rakyat tersebut dapat sebaik-baiknya merealisasikan kepentingan dan bagaimana dapat berlangsung kehendak demokratis dan berkualitas rakyatnya secara dan secara berusaha bertanggung jawab sesuai potensi sehingga benar-benar yang ada untuk mensejahterakan mendapatkan kepala daerah dan masyarakat daerahnya. wakil kepala daerah yang dapat Dilaksanakannya pilkada secara membawa kemajuan bagi daerah langsung pastilah memiliki suatu sekaligus tujuan, dimana untuk menjalankan masyarakat daerahnya. Selain itu, memberdayakan salah satu tujuan diselenggarakannya pilkada H pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara secara langsung ini juga dapat pemberian berbentuk uang, sembako memberikan pendidikan politik antara lain beras, minyak dan gula bagi masyarakat didaerah, dimana kepada masyarakat dengan tujuan nantinya mereka menjadi lebih untuk menarik simpati masyarakat pengalaman agar mereka memberikan suaranya berpartisipasi dan ikut dalam kegiatan politik”. Kehidupan politik sejatinya adalah untuk mewujudkan idealisme bagi 3. Money Politic Politik uang adalah suatu bentuk pemberian untuk partai yang bersangkutan. atau janji menyuap masyarakat dan negara. Namun dalam prakteknya politik untuk seseorang baik supaya orang itu tidak mempengaruhi menjalankan haknya untuk memilih pilihan dan opini masyarakat dengan maupun segala cara. Sehingga, seseorang dan supaya ia menjalankan dan adalah haknya dengan cara tertentu pada saat sekelompok pemilihan umum. Pembelian bisa kekuasaan dengan pilihan dan opini dilakukan menggunakan uang atau masyarakat yang berhasil di bangunn barang. Politik uang adalah sebuah ya bentuk kampanye. memerlukan modal atau dukungan Politik uang umumnya dilakukan pemilik modal. Sehingga wajar jika simpatisan, seseorang pelanggaran kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang hari atau orang menggiring bisa dipengaruhinya. dan partai meraih Ini perlu mengarahkan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itulah muncul suatu menjalankan haknya untuk memilih fenomena yang kita kenal dengan maupun politik uang (money politic). Pemilu haknya dengan cara tertentu, dipidana menjelma menjadi ajang pertaruhan dengan yang besar. Namun sangat sulit untuk paling lama tiga tahun. Pidana itu mengharapkan dan dikenakan juga kepada pemilih yang ketidakpamrihan dari investasi dan menerima suap berupa pemberian resiko yang ditanggung politisi. atau janji berbuat sesuatu. Peraturan menjalankan hukuman mengenai politik uang money politic bahwasanya ini, yaitu larangan bagi para calon menimbulkan dampak negatif yang kandidat pemilihan baik pemilihan sangat merugikan seluruh lapisan umum maupun pemilihan kepala masyarakat karena kekuasaan yang daerah yang akan mencalonkan diri semestinya diberikan melalui suatu mereka dalam ajang pesta demokrasi trust yang berlangsung. Dampaknya, pembangunan menjadi Pasal 73 ayat 3 Undang Undang No. 3 tidak tahun 1999 berbunyi: internasional tidak terkejar. pada waktu telah M. penjara Menurut siapa bersifat pidana ia yuridis "Barang yang ketulusan supaya Alfonso Politik dibeli lancar Aprilio Uang dengan dan akan uang. kompetisi Menurut Hamid (2009) yang melihat diselenggarakannya pemilihan umum dari menurut undang-undang ini dengan money politic muncul karena adanya pemberian menyuap hubungan mutualisme antara pelaku seseorang, baik supaya orang itu tidak (partai, politisi, atau perantara dan atau janji kacamata ekonomi, menilai korban/rakyat). mendapatkan Keduanya saling keuntungan dengan mendapatkan dukungan politik mereka. mekanisme money politic. Uang adalah sumber daya yang paling Sedangkan menurut Koswara (2012) dibutuhkan oleh masyarakat, menjadi dalam makalahnya berjudul Money acuan bagi setiap transaksi atau Politic Mencederai Nilai-Nilai : manuver Individual dan sebagai alat Demokrasi menyebutkan bahwa tukar menukar. Uang merupakan money politic atau politik uang itu faktor urgen yang berguna untuk merupakan tindakan penyimpangan mendongkrak dari sekaligus kampanye yang bentuknya personal untuk seseorang, mengendalikan memberikan uang kepada simpatisan wacana strategis ataupun masyarakat lainnya agar sebuah kepentingan mereka yang telah mendapatkan uang kekuasaan. Karena dasarnya, politik itu mengikuti keinginan orang yang adalah memiliki kepentingan tersebut. leluasa Merujuk pada mendefinisikan seni. terkait dengan politik Dimana dan seseorang mempengaruhi dan Sheffer (1994), memaksakan kepentingan pribadi dan patronase sebagai kelompoknya pada pihak lain melalui sebuah pembagian keuntungan di berbagi antara politisi untuk mendistribusikan (Nugraha, 2001:95). Sementara itu sesuatu Hermawan secara individual kepada sarana,termasuk Sulistiyo uang (2000:20) pemilih, para pekerja atau pegiat mengatakan bahwa bahwa uang salah kampanye, satu dalam rangka modal politik dan uang merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menghasilkan untuk meneliti pada kondisi obyek kekuasaan politik, ini terjadi di yang alamiah, dimana peneliti adalah Indonesia, sehingga perputaran untuk sebagai instrumen kunci, analisis mendapatkan suara terbanyak maka bersifat induktif/kualitatif , dan hasil uang dasar penelitian untuk menekankan dalam generalisasi. sebagai masyarakat kebutuhan dijadikan mendapatkan alat keuntungan mendapatkan kekuasaan. tempat penelitian yang makna daripada Lokasi penelitian adalah objek 1. Jenis Penelitian penelitian lebih 2. Lokasi Penelitian III. Metode penelitian Dalam kualitatif yang oleh akan dilakukan ini jenis penelitian digunakan oleh penelitian ini peneliti melakukan penelitian kualitatif. Kualitatif adalah suatu Umum Daerah Provinsi Kepulauan metode yang Riau (KPUD), Bawaslu Kepulauan menggambarkan situasi dan keadaan Riau yang menjadi salah satu Kota di dilokasi objek Provinsi Kepulauan apa menjadi lokasi penelitian adanya yang menjadi dengan yang bercerita terjadi dilokasi.. Menurut Sugiyono (2008:9) metode Komisi Dalam peneliti adalah metode penelitian penelitian di peneliti. Pemilihan Riau yang penelitian yang mengalami Money Politic. 3. Jenis Data penelitian kualitatif adalah metode Jenis data adalah suatu dokumen penelitian yang berlandaskan pada penting dalam suatu penelitian. Maka filsafat postpositivisme, digunakan di dalam penelitian ini terdapat 2 macam jenis data, yaitu data primer 4. Informan Penelitian dan data sekunder. Informan penelitian adalah orang yang 3.1. Data Primer Data primer adalah data yang dihasilkan secara langsung dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. ataupun juga bisa dikatakan data Informan asli tanpa perantara. Data primer yang benar mengetahui permasalahan dapat berupa opini subjek (orang) yang akan diteliti. Dalam penelitian secara individual atau kelompok, ini terdapat beberapa informan yang hasil observasi, kejadian atau di gunakan yaitu : kegiatan dan hasil pengujian. merupakan orang-orang Tabel 1. Daftar Informan 3.2. Data Sekunder Penelitian Data sekunder merupakan N O. INFORMAN 1. 5 Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kepulauan Riau Kepala Bagiian Hukum Bawaslu Kepri, Tenaga Ahli Divisi Hukum Tokoh Masyarakat, Masyarakat Kota Tanjungpinang Ketua KPPS 23 6 Partai Politik PDI-P sumber data penelitian yaang diperoleh peneliti secara tidak langsung dengan melalui 2. perantara. Data sekunder yang 4. didapat berupa dari catatan atau laporan yang telah disusun dalam bentuk arsip yang dipublikasikan maupun yang JUMLAH tidak 5. Teknik dan Alat Pengumpulan dipublikasikan. Data JU ML AH 1 2 8 1 1 13 Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka pengumpulan data yang dilakukan melalui proses tatap muka dan mengimplementasikan suatu metode. tanya Dengan teknik maka sesorang dapat pengumpul data maupun peneliti mengumpulkan menganalisa terhadap narasumber atau sumber didapatkannya. data. Dalam penelitian ini penulis (2002:136) mengumpulkan data dengan alat “metode penelitian adalah cara yang pengumpulan data berupa alat digunakan perekam wawancara dan pedoman suatu data Menurut dan yang Arikunto oleh pengumpulan peneliti data dalam penelitiannya”. jawab wawancara. langsung Keguanaan perekam disimpulkan bahwa metode penelitian mengumpulkan setiap wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data yang dilaksanakan kepada para untuk kepentingan penelitian. Dalam responden penelitian ini penulis mengumpulkan dianalisis hasil dari wawancara data dengan alat pengumpulan data tersebut. berupa: pedoman wawancara agar setiap dan Selain pertanyaan 5.1. Wawancara Husaini dan adalah alat Berdasarkan pengertian tersebut dapat Menurut ini antara kemudian itu sesuai kontek suatu penelitian. ialah tanya jawab lisan antara dua 5.2. Dokumentasi orang atau lebih secara langsung. Menurut merupakan teknik kegunaan dengan penelitian dan tidak keluar dari Purnomo (2009:55) wawancara Wawancara untuk Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah mengumpulkan berlalu. Dokumen bisa berbentuk suatu tulisan, gambar, atau karya-karya Dalam documental melakukan dari seorang. data dan yang menganalisa didapatkannya. penelitian analisa Dokumen yang berbentuk tulisan menggunakan misalnya catatan harian, sejarah ini peneliti data dengan teknik Miles and Hubermen. Menurut Miles and kehidupan (life histories), cerita, Hubermen dalam biografi, kebijakan. (2011:246) mengemukakan bahwa Dokumen yang berbentuk gambar aktivitas dalam analisis data, yaitu misalnya foto, gambar hidup, data reduction, data display dan sketsa dan lain-lain. Dokumen conclusion yang berbentuk karya misalnya Dengan demikian teknik analisa data karya seni, yang dapat berupa yang akan digunakan oleh peneliti gambar, patung, film dan lain- dalam penelitian kualitatif ini adalah lain. Studi dokumen merupakan tenik pelengkap Hubermen. metode peraturan, dari penggunaan wawancara dalam penelitian kualitatif. adalah drawing/verification. data Miles dan IV. Pembahasan 1. Praktek Money Politic pada 6. Teknik Analisa Data Teknik analisa Sugiyono cara Pilkada Gubernur 2015-2020 yang Money politic dalam Bahasa dilakukan seseorang dalam rangka Indonesia adalah suap, arti suap mengimplementasikan suatu metode. dalam buku kamus besar Bahasa Dengan teknik maka sesorang dapat Indonesia adalah uang sogok. Menurut Yusril Ihza Mahendra, kekuasaan. Tetapi ketika mereka definisi money politic sangat jelas, bertransaksi focus tidak tilakukan yakni pada uang itu sendiri melainkan mempengaruhi massa pemilu dengan imbalan materi. pada “kekuasaan”. Yusril mengatakan, sebagaimana yang terkesan yang dikutip oleh Indra Ismawan kalau kasus money politic bisa di buktikan, pelakunya dapat dijerat dengan pasal tindak pidana biasa, yakni penyuapan. Tapi kalau Persoalan remeh namun memiliki implikasi negatif yang sangat besar bagi perkembangan demokrasi dan penegakan hukum di Indonesia. Politik uang membuat proses politik menjadi penyambung adalah figur anonim bias. (merahasiakan diri) Akibat penyalahgunaan sehingga uang, pemilu sulit menampakkan kasusnya sulit dilacak, tindak ciri kejujuran, keadilan serta lanjut secara hukum pun jadi persaingan yang fair. Pemilu kabur. Fuji Hastuti (2012) berpendapat bahwa disadari atau tidak, penggunaan politik uang sebagai alat mencapai tujuan politik telah mengesampingkan uang dari posisi sebagai tujuan utama pelaku transaksi politik uang akhirnya mendapatkan uang sebagai konsekuensi dari seperti itu akhirnya menciptakan pemerintah yang memikirkan nasib tidak dan kesejahteraan rakyat. Selain itu, politik uang adalah mata rantai dari terbentuknya kartel politik. Kartel hanya terjadi bila kontrol sistem keuangan kapitalistik dalam tidak berlangsung dan praktek money banyak dan dapat menempati posisi politics suatu jabatan yang diinginkan akan berlangsung liar.Pada tahap selanjutnya, hal tersebut melakukan akan memicu munculnya praktek berbagai cara tanpa memperhatikan korupsi politik. Hamdan Zoelva baik buruknya suatu dampak yang (2013) menyebutkan bahwa: corruption sendiri political melibatkan pembentuk undangundang yang berperan sebagai pembentuk peraturan dan standar- akan berbagai dirasakan, hal, dan alasan mereka melakukan hal seperti itu terkadang hanya tuntutan, karena telah masuk dalam sebuah partai politik tertentu, sehingga mau tidak mau para individu atau kelompok ini standar yang diberlakukan negara, melakukan hal seperti itu, para pejabat menerima suap atau tujuannya banyak mungkin salah dana untuk kepentingan politik satunya adalah nama baik dan dan pribadi mereka dan elektabilitas partainya sendiri. ada memberikan bantuan kepada pendukung mereka dengan mengorbankan kepentingan publik yang lebih besar. 2. Faktor-Faktor elit terjadinya politik praktek money politic pada pilkada serentan 2015-2020 yaitu: 2.1. Faktor Persaingan Praktek Money Politic Para beberapa faktor yang menjadikan Sebagai Demokrasi yang mempunyai tujuan dan maksud tertentu agar perolehan suaranya Negara dan negara yang yang menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia (HAM) maka tidak heran di Indonesia banyak tokoh- tokoh, kandidat-kandidat politik rangka yang ingin merebut kursi jabatan birokrasi. atau menjadi penguasa di Negara dibenarkan karena bisa merugikan Kesatuan Indonesia ini. Dengan negara. banyaknya menghambat maka keinginan timbulah antara tersebut persaingan di masin-masing kelompok mempercepat Tindakan proses ini Disamping tidak itu, bisa pembangunan karena anggaran yang seharusnya digunakan untuk kepentingan politik yang mana masing masing masyarakat jadi beralih untuk kelompok kepentingan mempunyai masing masing memenagkan strategi dalam peperangan, kelompok. bahwa sendiri Maka atau tidak Muhammad heran B. contohnya saja dalam mencuri mengatakan suara bahwa faktor persainganlah yang rakyat, dengan adanya pada Ilyas persaingan maka masing masing terutama kelompok politik menggempur money sebuah cara agar mendapatkan meskipun suara rakyat terbanyak melalui tergolong persaingan yang tidak money politic seperti serangan sehat, tetapi dalam politik tidak fajar misalnya. mengenal haram dan halalnya. Suap tindakan menyuap merupakan memicu jurnalnya politik munculnya di persaingan Indonesia tersebut 2.2. Faktor Ekonomi menyalahgunakan Keterpurukan Ekonomi di kekuasaan dalam rangka tujuan Indonesia dan masih banyaknya pribadi atau kelompoknya dalam angka kemiskinan yang menjadi latar belakangnya praktek money Kurangnya pengawasan atau politic terjadi. Para tokoh politik tidak atau kandidat menganggap rakyat terhadap pemilu merupakan latar adalah seorang yang matrealistis, belakang yang membuat yang berjamurnya politik uang Rupiah, mudah terbuai oleh sehingga suara rakyat jalannya Indonesia, hal pengawasan tersebut di terjadi pun dapat di nilaunya dengan karena orang yang mengawas atau uang. aparat yang mengawas justru ikut Masyarakat yang memang sangat serta dalam pelaksanaan money membutuhkan sangat politik tersebut. Untuk mengetahui ikhlas dan rela suaranya di hargai sejauh mana pengawasan yang oleh para pelaku money politic, dilakukan menurut orang praktek ekonomi kurang uang, dari kalangan money terhadap politic yang tersebut dilakukan oleh pasangan calon kesempatan tersebut maka peneliti melakukan emas untuk memperoleh uang, wawancara terhadap salah satu sangat rugi jika suaranga tidak di anggota hargai se sen pun. Oleh karena itu, 3. Money malah merupakan hal Bawaslu Politic jangan heran orang dari kalangan Orientasi bawah justru menunggu adanya Pilkada Serentak money Pemilukada politic tersebut, lewat Terhadap Pemilih di dalam Provinsi serangan fajar misalnya. Kepulauan Riau, jumlah masyarakat 2.3. Faktor Pengawasan yang terdaftar berjumlah 1.213.737 jiwa. Jumlah tersebut merupakan menurut teori John Markoff maka hasil dari rekapitulasi yang mana perilaku pemilih di Indonesia sangat sebelumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor non- data pemilih hanya sekitar 1.198.925 jiwa dan mengalami demokratis. penambahan atas Dalam DPTh sebanyak pemilihan daerah umum secara 32.868 jiwa. Menurut John Markoff maupun (2002), Indonesia saat ini mengalami umum, banyak terjadinya perbuatan hybrid demokrasi. Yang dimaksud money politic yang ikut mewarnai hybrid demokrasi adalah mekanisme acara pesta dan peta demokrasi yang demokrasi secara berlangsung di negara ini. Money praktek- Politic banyak membawa pengaruh praktek non-demokratis. Pemilihan akan peta perpolitikan Nasional serta umum pilar juga dalam proses yang terjadi dalam demokrasi politik berjalan beriringan pesta politik. Dalam norma standar dengan perilaku money politic yang demokrasi, dukungan politik yang sejatinya itu diberikan oleh satu aktor terhadap sendiri. Maka rasionalitas pemilih aktor politik lainnya didasarkan pada menjadi layak untuk dipertanyakan. persamaan preferensi politik dalam Pemilih calon rangka memperjuangkan kepentingan berdasarkan program dan visi yang publik. Dan juga setiap warga negara ditawarkan berdasar mempunyai hak dan nilai suara yang jumlah uang yang diterima menjelang sama (satu orang, satu suara, satu pemilihan. Dalam hal nilai). Namun, melalui money politic berlangsung bersama-sama sebagai dengan salah merusak tidak tapi satu demokrasi memilih hanya ini maka pemilihan kepala dukungan politik diberikan atas pertimbangan uang dan sumber daya ekonomi lainnya yang diterima oleh aktor politik tertentu. Dalam money politic V. Penutup 1. Kesimpulan Pada Pilkada Gubernur Serentak 2015 Pasangan nomor urut 1 Sani- pemilihan Nurdin memperoleh suara total kepala daerah baik untuk mengisi 347.515 suara. Sedangkan Soerya- jabatan Wakil Ansar memperoleh suara 305.688 Gubernur, jabatan Bupati dan Wakil suara. Namun, pada proses pilkada Bupati, Walikota dan Wakil Walikota berlangsung terdapat beberapa hal yang mungkin indikasi kecurangan berupa praktek tidak di ketahui oleh umum. Praktek money politic yang di lakukan oleh politik ini sangat tertutup yang hanya pasangan di ketahui oleh para calon atau orang- Gubernur denga berbagai cara demi orang yang berada pada para calon mendapatkan saja. Besarnya uang yang diperlukan money politic yang dilakukan oleh untuk membeli suara juga berbeda pasangan calon dengan memberi uang antara satu daerah dengan daerah transportasi, pemberian sembako dan lainnya. Besarnya harga suara sangat lainnya, tergantung pada pola hidup dan dilakukan aa beberapa faktor yang tingkat ekonomi masyarakat daerah menjadi penyebab nya di antaranya tersebut. Persoalannya seorang calon adalah faktor persaingan diantara harus tahu benar kapan dana yang kedua calon yang bersaing secara dibutuhkan harus dikeluarkan. tidak Gubernur atau masih calon dari sehat terjadi nya Gubernur-Wakil kedudukan. penelitian dengan Praktek yang melakukan berbagai cara demi mendapatkan money kedudukan, kemudian faktor ekonomi pemilukada juga mempengaruhi didalam praktek pemberian uang kepada masyarakat, money politic yang dilakukan oleh memberikan sembako, dan dalam pasangan bentuk lainnya. calon, karena pada politic didalam proses dalam bentuk baik umumnya masyarakat dalam hal ini 2. Masyarakat tidak lagi menerima menjadikan alasan untuk menerima pemberian dalam bentuk uang, barang pemberian. Setelah adanya faktor dari pasangan calon kepala daerah ekonomi, praktek money politic juga yang dapat politic tersebut. terjadi karena kurangnya melakukan praktek money pengawasan yang dilakukan oleh 3. Bawaslu sebagai sebuah institusi pelaksanaan pemilu yang menjadikan yang para calon sesuka hati menabur uang terhadap demi mendapatkan kekuasaan, para memaksimalkan pelaksana pemilu sangatlah penting sanksi dalam menindaklanjuti pelaku money politic menjaga proses melakukan pengawasan Pemilu dan yang lebih memberikan tegas dalam berlangsungnya pemilu. dan perlunya mekanisme dan estándar 2. Saran operasional Ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini diantaranya yaitu: tidak melakukan penyelenggara mengidentifikasi dan menindaklanjuti pelaku money politic. VI. Daftar Pustaka 1. Setiap pasangan calon kepala daerah dalam pihak praktek Budiardjo, Miriam. (2003). DasarDasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Budiardjo, Miriam. (2003). DasarDasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Damsar, (2010). Penganantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Fahmi, Khairul. (2012). Pemilihan Umum & Kedaulatan Rakyat, Jakarta, Rajawali Pers. Gaffar, Janendjri M., (2013). Demokrasi dan Pemilu di Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press (KonPress). Gatara, A.A. Said & Said Moh. Dzulkiah (2007). Sosiologi Politik Konsep dan Dinamika Perkembangan Kajian. Bandung: Pustaka Setia. Isbandi, Rukminto Adi, (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press. Ismawan, Indra. (1999). Money Politic Pengaruh Uang Dalam Pemilu, Yogyakarta: Media Pressindo. Keban, Yeremias T., (2008). Enam Dimensi Strategis Admnistrasi Publik Konsep, Teori dan Isu. Yogyakarta: Gava Media. Kumolo, Tjahjo, (2015). Politik Hukum Pilkada Serentak. Jakarta: Expose. Rahman, A.H.I, (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta, Graha Ilmu. Rifai, Amzulian. (2003). Politik Uang dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rahman, A.H.I, (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rush, Michael dan Althoff. (2003). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali Sahid, Komarudin, (2015). Memahami Sosiologi Politik. Bogor: Ghalia Indonesia. Sanit, Arbi. (1997). Partai, Pemilu dan Demokrasi. cetakan pertama.. Pustaka Pelajar Yogyakarta. Setiadi, Elly M. & Kolip, Usman, (2013). Pengantar sosiologi Politik. Jakarta: Kencana. Sigit, Pamungkas. (2009). KonsepKonsep Dasar Pemilu. Graha Ilmu Subiakto, Henry & Ida Rachma, (2014). Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana. Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta. Usman, Nurahmin Nahar, (2015). Percepatan dan perlambatan Demokrasi di Tingkat Lokal Pemilihan Kepala Daerah dalam Poliik Indonesia. Jakarta: Eelex Media Komputindo. Wursanto, Ig, (2005). Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi Undang-Undang, Peraturan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Undang-Undang No 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Undang-Undang No 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Undang-Undang No 22 tahun 2007 Pasal 8 ayat (2) Peraturan KPU No. 66 tahun 2009 tentang penetapan standar, prosedur dan kebutuhan pengadaan serta pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah