Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang Hermawan Triono Fakultas Ekonomi, Universitas AKI Abstract Labor demonstrations have occurred at various companies, and at various places throughout the Republic of Indonesia. The news of which can be read in the printed media, as well as can be seen and heard via electronic media such as television and radio. Cases of labor demonstrations at companies are closely related to the organizational culture which views people as a resource and company asset in achieving goals and obtaining benefits for the welfare of both the owner and all the workers. It is hopefully give an impact vastly to the increasing of all Indonesian people welfare. Owners and workers in a company need to be aware that labor demonstrations, although not forbidden, can influence operations and even cause loss to the business Owners and workers should seek to avoid confrontational and destructive behavior because they are partners who should always work together closely in seeing that the duties in the company should go smoothly and be managed in the right direction. If owners and workers of a company can live in harmony in their working and share profits according to the ability of the company so that there is no greater gap between them, then actually, labor demonstrations need not occur. Key words: organizational culture, labor demonstrations Pendahuluan kerja (biro, departemen, divisi) yang dinilai Krisis ekonomi yang melanda negara tidak terlalu efektif dan hanya memboroskan kita, berimbas pada dunia usaha yang uang menjadi terancam semakin lesu dan semakin perusahaan. Akibatnya Pemutusan karyawan Hubungan Kerja memburuk. Kondisi perusahaan dari hari ke (PHK). hari semakin tidak menentu dan berdampak sebagainya sebagai upaya agar perusahaan langsung pada karyawan sebagai sumber masih daya manusia yang selama ini menopang usahanya walaupun kinerjanya bagaikan lajunya perusahaan. Banyak perusahaan kapal tak laik laut. Sementara itu peraturan- yang struktur peraturan yang mengatur tentang tenaga organisasi dengan cara mengurangi unit kerja telah menyita perhatian yang cukup -104- melakukan perampingan Pengurangan bisa terus jam berlanjut kerja dan melakukan Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang (Hermawan Triono) besar dari pemerintah, terutama setelah layak kepada karyawannya sehingga mereka masyarakat kita semakin lantang dalam merasa menyuarakan haknya melalui wakil-wakil diperusahaan. rakyat maupun melalui demonstrasi yang mereka lakukan. Mengapa senang dan tenteram bekerja Pada akhir-akhir ini sangat dirasakan oleh masyarakat, adanya sikap karyawan terjadi begitu banyak atau pekerja di perusahaan yang seakan- protes dari buruh atau pekerja terhadap akan pemerintah? Bila kita kaji lebih dalam kehendaknya ternyata perusahaan untuk membayar lebih tinggi masih terlihat adanya terkesan terlalu kepada pemilik/pimpinan penyelewengan atau ketidakadilan dalam atau pelaksanannya, padahal tenaga kerja adalah Walaupun perusahaannya dalam keadaan salah semakin kolap. satu perusahaan faktor yang terpenting perlu dalam memberikan memaksakan berbagai tunjangan mendapatkan Demonstrasi yang semakin marak perhatian khusus agar mereka mendapatkan dilakukan oleh pekerja dari hari ke hari hak mereka dengan baik dan benar. Apabila terasa kebutuhan pekerja sudah tercukupi, secara pengusaha, banyak kalangan yang menilai otomatis kinerja mereka akan menjadi baik bahwa juga, dan hal ini pasti menguntungkan memperhatikan perusahaan. pekerja dan berusaha untuk membayar Pemenuhan kebutuhan pekerja tidak semakin menyudutkan pengusaha pihak semakin pekerja, tidak menelantarkan pekerja dengan upah sekecil mungkin. dapat dilepaskan dengan hak dan kewajiban. Karyawan dapat menuntut haknya secara 1. layak apabila mereka telah melakukan Permasalahan Memperhatikan permasalahan pemilik hanya perusahaan, maka hal-hal yang menjadi mengharapkan keuntungan sebesar-besarnya pokok permasalahan dalam penulisan karya melalui kesetiaan, kesungguhan, kejujuran tulis dan kerja keras dari karyawannya saja, tetapi organisasi ini dapat dirumuskan sebagai pemilik atau pemimpin perusahaan harus berikut : tidak bisa yang rasa berorientasi di belakang kewajibannya dengan baik. Demikian juga perusahaan unjuk latar pada berbagai budaya memenuhi kewajibannya membayar secara -105- Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 1. Apa hubungan unjuk rasa dengan merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya organisasi? karyawan perusahaan 2. Mengapa terjadi unjuk rasa? dipercayakan untuk 3. Bagaimana cara mengatasi unjuk rasa? kemudi 4. Bagaimana mencari keuntungan demi kesejahteraan peran pengusaha dan karyawan? yang menggerakkan perusahaan dalam upaya bersama dan kelestarian perusahaan sekarang dan yang akan datang sebagai 2. tempat Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk yang dapat membahagiakan keluarga dan masyara- mengetahui dan mempelajari berbagai kasus unjuk rasa karyawan yang sedang marak kerja kat pada umumnya. 3. Para aktor pengurus serikat pekerja, diberbagai perusahaan yang telah diekspose merupakan oleh berbagai media surat kabar, yang menunaikan tugasnya sebagai mediator menuntut yang memperjuangkan nasib semua agar diberikan kenaikan informasi untuk kesejahteraan dalam bentuk upah, tunjangan karyawan dan sebagainya. kesejahteraan bersama pengusaha dalam keseimbangan 3. menurut menikmati kemampuan perusahaannya. Manfaat Penelitian Hasil dapat dalam penelitian ini diharapkan 4. Pemerintah dalam hal Departemen kalangan, antara lain : merupakan aktor manajemen publik di Para pengusaha dan pimpinan Kerja adalah berguna dan bermanfaat bagi berbagai 1. Tenaga ini yang bidang tenaga kerja sebagai informasi perusahaan, sebagai informasi bahwa dalam menentukan kebijaksanaan karyawan adalah mitra kerja yang perlu pemerintah yang akan menampung diperhatikan kesejahteraannya sesuai suara pengusaha dan suara karyawan. dengan kemampuan perusahaan dan dalam keseimbangan yang tidak menimbulkan kesenjangan. sebenarnya penelitian ini adalah deskriptif dan kualitatif. Penelitian deskriptif para (descriptive research) dimaksudkan untuk pengusaha dan pimpinan perusahaan eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu -106- bahwa Metode Penelitian Metode 2. Para karyawan perusahaan, sebagai informasi 4. Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang (Hermawan Triono) fenomena atau kenyataan sosial, dengan terhadap permasalahan yang menyangkut jalan mendiskripsikan sejumlah variabel tentang bentuk adaptasi manusia, dan suatu yang berkenaan dengan masalah dari unit cara-cara yang digunakan sejumlah populasi yang diteliti (Suharsini Arikunto, 1989 : manusia 296). sampai kehidupannya di bumi (Levine, 1973 : 73), mempersoalkan jalinan hubungan antar sementara itu Bridges (Suhardono, 1999 : 4) variabel yang ada; tidak dimaksudkan untuk mengatakan bahwa antara individu dan mencari organisasi terdapat suatu analogi, dimana Jenis penelitian generalisasi variabel-variabel tidak yang menjelaskan anteseden yang untuk mengorganisasikan individu merupakan ciptaan biologis dan menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan organisasi (Sanapiah Faisal, 1992 : 20). Penelitian Individu memiliki pengharapan hidup yang deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji tidak terbatas dan siklus hidup yang berbasis hipotesis tertentu, menggambarkan sesuatu “apa variabel, merupakan ciptaan sosial. tetapi hanya biologis, sedang organisasi tidak. Organisasi adanya” tentang pecah terhimpun kembali, tumbuh dan gejala atau keadaan tenggelam, sedang individu mengenal (Arikunto, 1989 : 201). Sumber data keberagaman penguasaan, kepemimpinan, dihimpun dari berbagai surat kabar dan ekspansi dan pencinta. Selanjutnya dalam pengamatan berita melalui media eletronik kasus unjuk rasa di berbagai perusahaan, yang disiarkan dalam berbagai televisi, dalam teori dapat dipahami bahwa budaya dianalisis dan dibahas dengan menggunakan organisasi sama dengan budaya rejional. kajian teori. Pribadi yang sama dalam organisasi yang berbeda akan bertindak dengan cara yang 6. berbeda. Pembahasan Budaya organisasi merupakan Hubungan Antara Unjuk Rasa Dengan bagian dari jaringan budaya yang sedang Budaya Organisasi berlaku. Dalam suatu tatanan analisis, Permasalahan unjuk rasa di budaya organisasi adalah suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan macroculture yang memungkinkan identitas budaya organisasi karena dalam konsep budaya kelompok muncul. Dalam tatanan budaya organisasi utamanya dari unsur analisis lain, budaya organisasi adalah budaya salah satunya terfokus pada respons sebuah micro yang lebih luas (Herquail dan -107- Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 Cox, dalam Suhardono, 1999 : 8). Robbin dominan yang ada hanya pengaruh budaya (1994:479) memberikan rumusan tentang terhadap keefektifan organisasi, sehingga pengertian budaya organisasi adalah nilai- konsistensi didalam perilaku kurang begitu nilai jelas. dominan yang didukung oleh organisasi, yang dapat menggambarkan Budaya dalam organisasi dirasakan tentang cara-cara melakukan suatu pekerjaan sebagai di tempat tertentu serta asumsi kepercayaan mempengaruhi perilaku anggota organisasi dasar yang terdapat di antara anggota serta dapat digerakkan dan diatur dengan organisasi. Budaya organisasi adalah suatu baik sehingga kekuatan organisasi dapat system pengertian yang diterima bersama, dirasakan bersama oleh seluruh komponen yang mengaplikasikan adanya dimensi dan dalam karakteristik tertentu yang berhubungan dirasakan secara erat dan interdependen. Ciri - ciri dari organisasi. Yang menjadi sumber daya budaya organisasi adalah adanya : (1) organisasi adalah para pendiri, yang telah Inisiatif individu, (2) Toleransi terhadap memiliki visi dan misi sebagai wawasan tindakan beresiko, (3) Arah organisasi yang menuju masa depan organisasi yang lebih jelas sasarannya, (4) Integrasi, (5) Dukungan baik. Oleh sebab itu budaya organisasi yang dari manajemen, (6) Kontrol, (7) Identitas, telah (8) Sistem imbalan, (9) Toleransi terhadap masyarakat konflik, (10) Pola-pola komunikasi. Budaya disempurnakan melalui proses seleksi dan organisasi mempunyai sifat yang sama, yang sosialisasi serta dipandu dengan perilaku memiliki sub budaya di dalam budaya manajemen puncak secara nyata. Untuk tertentu. budaya menyebar luaskan budaya organisasi dapat organisasi, secara dominan mengungkapkan ditempuh melalui kegiatan-kegiatan ritual, nilai inti yang dipunyai bersama dari dengan simbol material, dan dengan bahasa. Keseragaman dalam sebagian besar anggota organisasi. Sub budaya pada organisasi cenderung kekuatan organisasi yang bahkan oleh membuat inti juga lingkungan organisasi perlu dapat dapat disekitar dikenal diperhatikan di dan Organisasi dapat dikelola atau tidak, merupakan suatu teka-teki yang perlu dicari berkembang pada organisasi-organisasi yang pemecahannya. besar yang mencerminkan masalah bersama berpendapat situasi dan pengalaman yang dihadapi para dikelola, akan berupaya untuk dapatnya anggota. Apabila keseragaman tidak terlihat mengubah budaya-budaya organisasi yang -108- Bagi bahwa mereka yang organisasi dapat Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang (Hermawan Triono) tidak sesuai dengan tujuan perusahaan yang penuh telah ditetapkan. Berbagai budaya dalam tertentu yang mengambil kebijakan untuk organisasi dan menaikkan gaji karyawan pada level bawah disempurnakan misalnya : Perbaikan gaya dan pemotongan gaji untuk level atas atau kepemimpinan untuk menangani pegawai staf direksi. Kebijakan ini diambil dengan yang tidak bermotivasi, atau membimbing memperhatikan kondisi saat ini, buruh manejer untuk mendisain kembali sistem harian atau pekerja level bawah dianggap kontrol yang tidak memadai. Bagi mereka lebih berat dalam menanggung biaya hidup yang berpendapat bahwa perusahaan tidak sehari-hari. dapat dikelola, melihat bahwa organisasi disebutkan bahwa buruh tidak kehilangan relatif stabil dan secara tidak langsung haknya atas upah yang ditentukan menurut menyatakan bahwa manajemen sukar untuk jangka mengubah organisasi yang relatif sudah melakukan pekerjaan yang dijanjikan, tetapi stabil. pengusaha tidak menggunakannya, baik perlu diperbaiki atas upahnya. Dalam waktu, Ada hukum jika ia perusahaan perburuhan telah bersedia Ada beberapa faktor situasional yang karena salahnya sendiri maupun karena perlu diperhatikan dalam mengubah budaya halangan yang kebetulan mengenai dirinya organisasi antara lain adalah : sendiri (KUH Per pasal 1602d). Dalam 1. Terjadinya krisis yang drastis, krisis ekonomi, kasus PHK saat ini juga lagi 2. Pergantian pimpinan, menjadi sorotan karena begitu banyak 3. Tahap daur hidup, perusahaan 4. Umur organisasi bersangkutan, mempekerjakan 5. Ukuran organisasi, perselisihan yang terjadi antara pekerja dan 6. Kekuatan 7. budaya organisasi yang pengusaha yang tidak mampu karyawannya. beberapa orang lagi Dalam buruh berlaku, bersamasama dapat menuntut majikan di Tidak adanya sub - budaya dalam muka Panitia Penyelesaian Perselisihan organisasi. Perburuhan (P4). Undang-undang Darurat nomor 16 Tuntutan Pekerja tahun 1951 dan Undang-undang nomor 22 Dalam masa krisis ekonomi seperti tahun 1957 menyatakan bahwa “Perselisihan sekarang ini, buruh tetap memiliki hak mengenai hubungan kerja dapat diselesaikan -109- Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 atau diadili baik oleh pengadilan Negeri pekerjaan atau jasa yang telah atau akan ataupun Panitia Perselisihan Perburuhan. dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam Seringkali yang diajukan ke pengadilan bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu adalah kasus antara pekerja dengan pihak persetujuan perusahaan. merasa undangan dan dibayarkan atas dasar suatu diberhentikan secara sepihak. Perselisihan perjanjian kerja antar pengusaha dengan yang terjadi seharusnya dapat diselesaikan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh secara kekeluargaan oleh dua pihak yang sendiri maupun keluarganya. Pekerja seringkali berselisih. Pemutusan hubungan kerja yang atau Dalam peraturan perundang- Peraturan Pemerintah dilakukan oleh perusahaan swasta tidak bias Republik Indonesia nomor 8 tahun 1981 dilakukan dengan sewenang-wenang, ada tanggal 21 Maret 1981 pasal 2 disebutkan peraturan yang mengatur tentang pemutusan hak-hak untuk menerima upah timbul pada hubungan kerja ini (UU no.12 tahun 1964). saat adanya hubungan kerja dan berakhir Perusahaan pada saat hubungan kerja putus. swasta sebagai organisasi komersial yang tujuan utamanya untuk Pemutusan hubungan kerja yang melakukan kegiatan usaha melalui sumber- dilakukan itu harus berdasarkan izin dari sumber yang dia miliki juga memiliki Panitia Daerah atau Panitia Pusat. PHK ketentuan-ketentuan untuk mengatur tentang secara besar-besaran (massal) adalah PHK tenaga kerja. Penerimaan tenaga kerja pada terhadap 10 orang pekerja atau lebih pada perusahaan komersial atau swasta tentu satu perusahaan dalam satu bulan atau berbeda dengan sistem penerimaan pegawai terjadi pada perusahaan negara. Hal ini diatur menggambarkan suatu itikad pengusaha dalam UU nomor 14 tahun 1969 tentang untuk mengadakan PHK secara besar- ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga besaran. kerja tetap berada dalam jalur yang benar. Dalam Peraturan Pemerintah rentetan PHK yang dapat Jika Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tidak dapat dihindarkan maka Republik Indonesia nomor 8 tahun 1981 pengusaha dan pekerja itu sendiri atau tanggal 21 Maret 1981 pasal 1 tentang dengan serikat pekerja yang terdaftar di perlindungan upah disebutkan bahwa upah Departemen adalah suatu penerimaan sebagai imbalan apabila dari pengusaha kepada buruh untuk suatu anggotanya, -110- Tenaga pekerja wajib Kerja tersebut (Depnaker) menjadi memusyawarahkan Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang (Hermawan Triono) secara Bipartit untuk mencapai kesepakatan empowerment penyelesaian kapasitas dan kewenangan untuk bertindak mengenai PHK tersebut merupakan (Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik kepada Indonesia nomor : Per - 03 / Men / 1996 masalah-masalah organisasi. Sementara itu tanggal tentang menurut Martin (Wibisono, 1998 : 8) penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan empowerment berarti memberikan delegasi penetapan uang pesangon, uang jasa dan terhadap daerah tertentu agar karyawan ganti kerugian di perusahaan swasta : pasal menghasilkan 10). terhadap 14 Pebruari Sementara itu 1996 dalam pasal 25 dinyatakan bahwa : Dalam hal PHK massal karyawan dalam pemberian sesuatu, tugasnya. memecahkan bukan Kerja hanya tim harus menemukan sendiri karena perusahaan tutup, besarnya uang pesangon, uang jasa dan ganti kerugian Berbagai Unjuk Rasa ditetapkan berdasarkan ketentuan pasal- Kasus Karyawan Super Market Sri pasal tersebut diatas. Walaupun pengusaha Ratu yang melakukan gelar Demo ( Suara dan karyawan masing-masing memiliki Merdeka 28-Juli- 2011), menyatakan bahwa: senjata a. ampuh untuk menang dalam Krisis ekonomi berdampak langsung perselisihan, namun akan lebih baik kalau pada Super Market Sri Ratu Semarang, masing-masing sehingga menyadari bahwa dari awalnya pengusaha dan karyawan adalah merupakan mitra untuk dapat hidup bersama pendapatan perusahaan menjadi turun drastis. b. Dalam suasana krisis moneter, dan menikmati hasil bersama. Apa yang karyawan Super Market Sri Ratu dihasilkan Semarang yang telah di PHK oleh perusahaan adalah merupakan hasil kerja tim pengusaha dan (Pemutusan karyawan, dengan demikian pengusaha dan menuntut agar perusahaan memberikam karyawan marupakan team work yang perlu uang Pesangon sebesar Rp 25 juta diperhatikan dan dilestarikan. Oleh sebab itu dengan cara unjuk dalam kerja tim pengusaha, pengusaha perlu mengantarkan Perusahaan tidak dapat memberikan memenuhi permintaan mereka, dan empowerment kepada Karyawan Menurut Smither, Houston dan MC Intere (Wibisono, 1998 : Hubungan Kerja ), rasa, sehingga mengalami kerugian yang cukup besar. 7) -111- Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 c. Unjuk rasa dilakukan bersamaan dengan karyawan jadwal puluhan ribu, sama-sama merasa memiliki kegiatan operasional usaha Perusahaan. yang jumlahnya mencapai hak untuk menuntut kesejahteraan yang Menurut Suara Merdeka (28-juli- lebih baik. Walaupun pengertian 2011), dinyatakan bahwa : kesejahteraan diantara keduanya tidak dapat 1. Akibat dari unjuk rasa karyawan Super disejajarkan, namun prinsipnya keduanya Market Sri Ratu Semarang, beberapa membutuhkan upaya agar mereka masing- orang mengalami luka-luka. masing bisa tetap survive. 2. 3. Mereka melakukan Demo di jalan jalan Di salah satu sisi antara karyawan sambil meneriakkan yel-yel. dengan Masih mengajukan tuntutan : dengan kondisi ekonomi yang semakin a. Kenaikan uang Pesangon dari Rp. 4 melilit dan di sisi lain masing-masing pihak juta menjadi Rp. 25 juta perusahaan saling berhadapan yaitu karyawan dengan perusahaan harus b. Seragam kerja kaos diganti baju bertahan dalam kehidupan. Konsekuensinya c. Kenaikan UMR sebesar 60 persen. harus menghadapi berbagai persoalan baru. Sisi lain yang bisa di ambil hikmahnya Karena karyawan melakukan unjuk rasa selama akhirnya enam pihak hari berturut-turut, perusahaan adalah adanya kebesaran hati ke dua belah pihak. Di pihak perusahaan mau menuruti belum keinginan pekerja adalah sesuatu yang patut mengabulkan tuntutan dari para karyawan dihargai, walaupun tidak sebesar yang tersebut. itu diharapkan. Saat ini perusahaan mengalami kecil dilema yang cukup pelik, harus tetap ditengah usaha yang sedang lesu. Sejak menjaga agar pabriknya terus beroperasi pertengahan tahun 1997 ekonomi kita lancar. Bahan baku harganya juga naik, menjadi sementara permintaan pasar dari hari ke hari Pemenuhan mengandung resiko semakin tuntutan yang terperosok tidak Seringkali bermunculan isu yang makin menakutkan rakyat kecil seperti harga beras bakal terus terus merosot. Di pihak pekerja, kemauan naik dan sebagainya. Kondisi seperti inilah menerima kesepakatan walau tidak sesuai yang membuat Perusahaanprihatin. Baik dengan yang dituntut, juga merupakan pemilik usaha raksasa yang produknya telah kebesaran hati rakyat kecil, yang tentu saja diekspor ke berbagai negara itu, maupun secara ekonomi uang yang mereka terima -112- Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang (Hermawan Triono) sebetulnya masih di bawah standar b. kebutuhan sehari-hari.Dalam tahun 1993, Berhenti bekerja dengan mogok lebih dahulu. beberapa surat kabar antara lain memuat c. Memperlambat pekerja secara masal. berita sebagai berikut : d. Tindakan-tindakan a. masal Harian Suara Merdeka, 28 juli 2011 “ semuanya Eks Karyawan Sri Ratu Kembali Gelar produksi dan pengusaha. itu berakibat yang merugikan Demo”. b. Harian Suara Merdeka, 17 September 2011 “ Blokade Tol Berlanjut Upah lain karena : Buruh a. Perundingan belum PT.Transt c. Marga terbayar,Pemborong Jateng ( sub pengusaha antara pekerja mengalami jalan dan buntu, kontraktor ) prosedur Undang-undang nomor 22 Harian Suara Merdeka, 19 september tahun 1957 tidak diberlakukan dan 2011 “ PT. Trans Marga Jateng pelanggaran dianggap lepas tangan, Pembayaran sub lainnya, kontraktor Tol. d. Sebab terjadinya pemogokan antara peraturan perundangan b. Kesulitan dalam proses pembentukan Harian Suara Merdeka, 28 september serikat pekerja di dalam perusahaan. 2011, “ Buruh Kecewa Upah Minimum c. Kurang peka dan tanggap masing- Kota sebesar Rp,991 ribu. masing pihak terhadap aspirasi pihak lainnya. Dalam buku Pedoman Pelaksanaan d. Terjadinya salah pengertian kedua belah HIP ( 1987 ) mogok adalah tindakan yang pihak. dilakukan oleh pekerja terhadap pengusaha e. Bersumber pada masalah-masalah dengan tujuan memaksa pengusaha atau intern dari pekerja dan pengusaha perusahaan untuk memenuhi tuntutan atau maupun masalah ekstern lainnya. sebagai tindakan solidaritas untuk teman sekerja lainnya. Tindakan tersebut dapat Unjuk rasa dan pemogokan berupa : karyawan diberbagai perusahaan masih terus a. Berhenti bekerja secara bersama-sama, ada, antara lain : Rabu ( 28/ 9 ), Unjuk rasa sebagian atau seluruhnya. yang dikoordinasi SPSI di lingkungan buruh -113- Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 itu menuntut peningkatan gaji / Upah pula teori Biaya Hidup (Living Standard Minimum Kota sebesar Rp 1.200 ribu, Theory). pembagian 2. Teori Upah Hukum Besi diperkenankannya seluruh karyawan menjadi anggota SPSI”. Unsur hukum pengupahan yang berlaku di Teori upah hukum besi dikembangkan oleh Lassale. Ciri teori ini, Indonesia tertuang dalam Undang-undang pengupahan nomor 14 tahun 1969 Bab I pasal 3 bahwa : kejam. Buruh mendapatkan upah dalam “ Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan batas harus dapat hidup, sedangkan majikan dan harus dapat hidup berlebihan. panghasilan yang layak bagi dalam masyarakat sangat kemanusiaan”. Dalam Peraturan Pemerintah 3. Teori Nilai Lebih dan Pemerasan (Theory nomor 8 tahun 1981 Bab I pasal 1.a. : “Upah of Surplus Value And Explotation). adalah suatu penerimaan sebagai imbalan Menurut Karl Marx, buruh adalah dari pengusaha kepada buruh untuk suatu sumber nilai ekonomi. Nilai dari suatu pekerjaan telah/akan barang adalah nilai dari jasa buruh bekerja dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam atau dari jumlah waktu yang dipergunakan bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu untuk memproduksi barang tersebut. Tiap persetujuan, atau perundangundangan, dan buruh dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja kemampuannya dan tiap buruh memperoleh antara penguasaha dengan buruh termasuk imbalan tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun harus bersatu merebut kapital dari majikan, keluarganya “. menjadi milik bersama. atau jasa yang Untuk mengetahui lebih jelas tentang harus menurut bekerja menurut kebutuhannya. Buruh 4. Teori Dana Upah (Warga Fund Theory) upah ada beberapa teori panduan (Apindo Teori ini disebut juga teori Jatim, 1986), yaitu : persediaan upah. Cirinya adalah bahwa 1. Teori Upah Hukum Alam dalam Menurut Richardo, upah dikuasai masyarakat telah tersedia dana sebagai uang muka dari majikan untuk oleh hukum alam yang tidak berubah. Upah membayar upah. Dana ini merupakan buruh selalu berada pada titik standar biaya sebagian dari biaya produksi. Upah rata-rata hidup dengan kekurangannya. Buruh harus seorang buruh ditentukan dari sejumlah dana menyerah pada nasib. Teori upah ini disebut upah dibagi jumlah buruh. Upah rata-rata akan naik bila dana upah naik dan akan -114- Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang (Hermawan Triono) menjadi turun bila dana upah menurun. ekstrim pertama didasarkan pada ajaran Karl Teori ini dikembangkan dari buah pemikiran Marx yang berlandaskan pada teori nilai Steward Mill Senior. dengan pemuasan serta pertentangan klas, 5. Teori Upah Etika dan kelompok ekstrim kedua berdasarkan Teori ini dipelopori penganut agama pada teori pertambahan produk marginalnya Katolik yang sangat memperhatikanterhadap berlandaskan pada asumsi perekonomian kemanusiaan. Oleh sebab itu ciri teori ini bebas sebagaimana yang berlaku di negara- adalah menjamin negara kapitalis. Setiap negara menganut penghidupan yang baik bagi buruh dan sistem pengupahan yang disesuaikan dengan keluarganya. Dengan demikian tunjangan falsafah anak perlu di bayarkan oleh majikan kepada Indonesia buruh. sistem upah yang layak, secara yuridis 6. Teori Upah Sosial menurut bahwa upah harus negaranya masing-masing. pemerintah Di memberlakukan Undang-undang Tenaga Kerja Teori ini dalaksanakan di negara- termasuk semua peraturan dan ketentuan negara sosialis dengan ciri bahwa upah yang dikeluarkan oleh pemerintah yang ditentukan semata-mata didasarkan atas secara operasional dijabarkan dalam azas- kebutuhan buruh dari hasil karya sesuai azas Hubungan Industrial Pancasila (HIP) kecakapannya (from each according to his dengan tujuan untuk mencapai azas mufakat, ability, to each according to his needs). azas usaha bersama dan kekeluargaan, azas 7. Teori Produktivitas Rates (Marginal demokrasi, azas adil dan merata dan Productivity Theory) keseimbangan. Sistem pengupahan ini dapat Teori ini merupakan pemikiran seorang kapitalis bernama John Bates Clark. Cirinya adalah bahwa dijabarkan dalam pengertian sebagai berikut: Pertama : Setiap orang yang untuk melakukan setiap pekerjaan yang sama memaksimumkan keuntungan perusahaan, nilainya, berhak atas upah yang sama yaitu maka buruh diberi upah senilai dengan upah yang menjamin kehidupannya beserta pertambahan hasil marginalnya. keluarganya, upah juga harus ditetapkan sesuai dengan sifat, bakat dan kecakapan Apabila diperhatikan, teori upah tersebut terbagi dalam dua kelompok buruh (pekerja) masing-masing. Kedua : Pengupahan yang layak bagi kemanusiaan -115- Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 tidak semata-mata diserahkan kepada rasa Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan keluhuran (etika) dari pengusaha (majikan) dan disetujui oleh Dewan Pengawas bagi saja, Perum akan tetapi harus dijamin oleh dan Dewan (PT) Komisaris serta bagi penguasa (pemerintah) agar dilaksanakan PERSERO pertimbangan- oleh pengusaha (majikan) sebagai suatu pertimbangan dari pemegang saham dalam kewajiban sosial. Ketiga : Buruh (pekerja) hal ini adalah Pemerintah. Pengendalian juga harus mempunyai kewajiban sosial di dana pengupahan pada PERSERO (PT) bidang pengupahan. Untuk merealisir sistem lebih leluasa dibanding PERUM. pengupahan tersebut, disusun tiga pola pengupahan yang berlaku di seluruh Indonesia, yaitu : 3. Pola Pengupahan Sektor Perusahaan Swasta. 1. Pola Pengupahan Sektor Pemerintah Perusahaan swasta ada dua macam Kebijaksanaan pengupahan di sektor yaitu swasta nasional dan swasta asing pemerinyah disusun seragam dan dituangkan (termasuk dalam Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil permodalan, managerial dan teknologi pada (PGPS). Dalam PGPS mengatur tentang gaji swasta asing lebih baik dan lebih maju dari pokok serta variabel-variabel tunjangan dan swasta nasional. Perbedaan kondisi pada skala perusahaan swasta menyebabkan timbulnya tingkatannya. Dana dianggarkan melalui APBN. joint venture). Kondisi berbagai ragam sistem pengupaha. Untuk mengatasi keragaman sistem pengupahan 2. Pola Pengupahan Sektor Badan Usaha ini, Pemerintah memberlakukan peraturan Milik Negara (BUMN). upah minimum menurut wilayah Daerah Pada ada Tingkat I. Dari pola pengupahan yang kebijaksanaan pengupahan seragam seperti berlaku di Indonesia, dalam pelaksanaannya yang berlaku pada sektor pemerintahan. di lapangan terdapat kelemahan-kelemahan Bagi BUMN berstatus Perjan, karena status yaitu adanya upah yang tidak seimbang, hal kepegawaian karyawannya adalah Pegawai ini Negeri Sipil, maka sistem pengajarannya perusahaan baik BUMN maupun Swasta diberlakukan sistem penggajian PGPS. Bagi adanya perbedaan upah yang sangat jauh BUMN berstatus PERUM dan PERSERO antara upah (gaji) pimpinan perusahaan (PT) sistem pengupahan terstruktur pada (paling tinggi) dengan upah (gaji) stafnya -116- BUMN belum dapat ditemukan di perusahaan- Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang (Hermawan Triono) dan akan semakin jauh lagi dengan upah buruh yang masih menerima dibawah upah buruh (pekerja) pada tingkat operator paling minimum dengan maksud agar pengusaha rendah. Kondisi ini disebut en-quality of (majikan) menaruh perhatian untuk wages. mematuhi peraturan pemerintah dapat Ketidakseimbangan upah tidak hanya bersifat intern, tetapi bisa juga dengan membayar upah paling sedikit sebesar upah membandingkan tingkat upah di perusahaan minimum lain. ditetapkan oleh pemerintah. Upah yang tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari bagi buruh (pekerja) di suatu perusahaan juga sebagaimana yang Memperhatikan sudah problema merupakan pengupahan yang dihadapi oleh buruh kelemahan sistem pengupahan, yang masih (pekerja), utamanya bagi buruh (pekerja) didapati pada sebagian perusahaan yang yang masih menerima upah dibawah upah ternyata masih melaksanakan pengupahan minimum yang ditetapkan oleh pemerintah, bagi buruh (pekerja) dibawah standar upah maka pada tahun 1969 pemerintah telah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah menetapkan keputusan Presiden nomor 58 cq. Departemen Tenaga Kerja. Kondisi tahun seperti ini disebut insuffiency of wages. Pembentukan Dewan Penelitian Pengupahan Kelemahan yang lain adalah ketidakpastian Nasional. dalam upah, dengan pengertian bahwa buruh Penelitian Pengupahan tingkat Nasional (pekerja) dibayangi tanda tanya apakah upah terdiri dari unsur pemerintah, pengusaha, yang diterima hari ini masih tetap nilainya pekerja dan cendikiawan. Tugas Dewan pada hari esoknya. adalah Dengan masih adanya kelemahankelemahan (pekerja), dalam pengupahan tanggal Susunan 25 Juli anggota memberikan 1969 Dewan pertimbangan- pertimbangan kepada pemerintah tentang kebijaksanaan yang perlu diambil mengenai adanya getaran- dalam bentuk waktu jangka pendek maupun dalam waktu permohonan dan tuntutan kepada pengusaha jangka panjang, dengan memperhatikan (majikan) untuk dapatnya memperoleh upah faktor-faktor ekonomis, sosial dan tenaga minimum sebesar upah minimum yang kerja serta perkembangan ekonomi dalam sudah diatur oleh pemerintah. Dalam kondisi arti demikian terjadilah aksi mogok bekerja dari pemerintah tentang diberlakukannya upah getaran berdampak buruh 1969, dari buruh prinsip-prinsip luas. pengupahan Mengenai baik dalam kebijaksanaan -117- Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 minimum sebenarnya adalah merupakan ASUMSI : jaring pengaman untuk melindungi para Tanah menghasilkan sewa. buruh (pekerja) dari pelaku pengusaha Modal menghasilkan bunga. (majikan) agar tidak memberi upah yang Perusahaan amat rendah. Konsepsi perhitungan upah minimum berdasarkan komponen upah menghasilkan untung/laba. pada asumsi Tenaga kerja menghasilkan upah. digambarkan sebagai Logika : berikut : Keterangan : ABCD = Jumlah yang dibayar kepada pihak III CDEF = Laba dari hasil produksi OEFG = Tingkat upah dari tenaga kerja yang seharusnya berlaku OGIG = Tingkat upah yang dibayar ABGO = Pendapatan nasional Upah Natura : Upah yang sedikit di atas upah subsistensi yaitu yang menurut nilai sosial kultural dapat dianggap minimal. Upah Subsistensi : Upah yang pas-pasan agar bisa mempertahankan hidup (upah minimum). Memperhatikan pemerintah minimum -118- tentang yang kebijaksanaan penetapan wajib dipatuhi pengusaha (majikan) pemikiran pada hakikatnya upah merupakan moralis untuk oleh mengentas kehidupan buruh (pekerja) agar Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang (Hermawan Triono) dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara ingin dikenal masyarakat, dalam lingkungan wajar. Setiap manusia termasuk buruh warga menjadi panutan dan sebagainya. (pekerja) mempunyai kebutuhan dalam Pada tingkat pencapaian kebutuhan manusia pada realisasi diri, pengaruh matematis tidak hakekatnya bertingkat (Maslow). Kebutuhan banyak berperan. Teori Maslow merupakan utama konsep hidup dari manusia yang tidak dapat hidupnya. Kebutuhan disebut kebutuhan faal yaitu kebutuhan tentang sex, sandang, papan, dihindarkan. pangan dan sebagainya. Setelah kebutuhan (pekerja) pada awalnya bekerja dari rumah faal tercukupi manusia ingin mencukup ke tempat kerjanya berjalan kaki karena kebutuhan keduanya upahnya keamanan sebagai yaitu hanya cukup seorang untuk buruh membeli memperoleh pakaian, makan, dan sewa rumah. Setelah perlindungan agar diperoleh rasa aman, bekerja beberapa tahun dan upahnya naik, tenang, tenteram dan bebas dari segala ternyata sudah merasa lelah berjalan timbul gangguan. Setelah kebutuhan keamanan keinginan sepeda sebagai sarana transportasi dapat dicapai, maka manusia berupaya dari rumah ke tempat kerjanya. Begitulah mencapai kebutuhan ketiga yaitu kebutuhan kebutuhan buruh (pekerja) selalu meningkat sosial sayang- dan meningkat terus menggunakan kondisi menyayangi, kebutuhan tolong-menolong, status jenjang karirnya ditempat bekerja kebutuhan gotong-royong dan sebagainya. yang semakin mapan. Demikian kebutuhan Setelah kebutuhan sosial terpenuhi, manusia selalu meningkat dan berjalan terus dalam ingin menikmati kebutuhan keempat yaitu siklus perputaran : kebutuhan - usaha - kebutuhan ego meliputi kebutuhan akan perbuatan - tujuan - kepuasan. terdiri dari upaya kebutuhan Misalnya kebutuhan penghargaan, penghormatan, prestasi dan sebagainya. Setelah kebutuhan ego tercukupi, manusia memburu kebutuhan Kesimpulan Para pengusaha (majikan) perlu kelima yaitu kebutuhan realisasi diri dengan mengerti dan memahami tentang kebutuhan tujuan memperoleh kepuasan diri misalnya manusia dan tingkatannya agar memiliki dibidang perhatian terhadap buruh (pekerja) nya, pekerjaannya dalam bentuk mengembangkan karir, dalam bidang sosial demikian pula buruh (pekerja) perlu menyadari terhadap kemampuan perusahaan -119- Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 sehingga tidak terjadi perbuatan mogok Dari pihak pengusaha : bekerja karena menuntut kenaikan upah. a. Hendaknya dengan rasa terbuka bersedia Masing-masing hendaknya menyadari bahwa pemogokan dapat mengakibatkan: 1. Pekerja kehilangan nafkah menerima kehadiran Serikat Pekerja. b. Tanggap terhadap kemampuan pekerja selama melakukan pemogokan. serta kesejahteraannya. c. Memperhatikan pekerja lebih manusiawi 2. Pengusaha mengalami gangguan target dan mempelakukannya sebagai teman produksi yang menjurus kepada kerugian. sekerja. 3. Perekonomian terganggu d. Memberikan forum 4. Partnership menjadi rusak. musyawarah 5. Ketahanan perusahaan dan ketahanan termasuk fasilitasnya. sosial terganggu. pada komunikasi pihak pekerja e. Meningkatkan hubungan dengan serikat Sebenarnya buruh (pekerja) tidak pekerja. perlu melakukan mogok kerja menuntut Dari pihak pekerja : kenaikan upah, karena hak ini dapat a. Hendaknya pimpinan Serikat pekerja yang merugikan buruh (pekerja) sendiri dan Pekerja perusahaan akan lebih baik kalau kenaikan komunikatif, dapat memahami berbagai upah dapat diperoleh secara kekeluargaan masalah yang dihadapi oleh pengusaha dan dengan musyawarah. Mendapatkan buah adalah basis memanfaatkan forum yangmasak karena jatuh sendiri lebih baik komunikasi dan musyawarah dalam dari pada harus menggoyah pohon dengan perusahaan. cara kasar, demikianlah lebih kurang kalimat b. Dapat mengendalikan diri dan segala filsafatnya. Andaikata dengan cara ini tidak sesuatunya mungkin didapat, lalui jalur pemerintah musyawarah. untuk mendapat perhatian, karena menurut c. dilakukan secara Melepaskan diri dari sikap konfrontatif peraturan lembaga ini memiliki kekuasaan terhadap pengusaha, dan menghindari dan tanggung jawab untuk memperingatkan diri dari usaha-usaha destruktif. pada pengusaha (majikan) yang nakal. Hendaknya pengusaha (majikan) dan buruh (pekerja) selalu berupaya mencegah terjadinya pemogokan dengan cara : -120- d. Pekerja perlu bersatu dalam Serikat Pekerja. Budaya Organisasi Unjuk Rasa di Perusahaan Kota Semarang (Hermawan Triono) Daftar Pustaka Arief S. 1986. Undang-undang Hukum Perburuhan Indonesia, Pustaka Tinta Mas, Surabaya. Arikunto, S. 1989. Manajemen Penelitian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Penelitian Tenaga Kependidikan. Jakarta. Asikin Z. 1993. Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Djumialdji. 1993. Himpunan Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan Bidang Jaminan Sosial. PT. Aditya Bakti, Bandung. Faisal S. 1992. Format-format Penelitian Sosial. Rajawali Pers. Jakarta. Levine, R.A. 1973. Culture, Behavior, and Personality. Aldine Publishing Company. Chicago. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 2, No. 2, September 2000: 44 – 58. Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/man agement/58 Suhardono, E. 1999. Modul Kuliah Budaya Organisasi. Magister Manajemen Angkat IX, Universitas Surabaya. Supomo, I. 1976. Hukum Perburuhan Bidang Aneka Putusan (P4). PT. Pradnya Paranita, Jakarta. Suara Merdeka, 28 juli 2011 “ Eks Karyawan Sri Ratu kembali gelar Demo “. Suara Merdeka , 17 september 2011, “ Blokade Tol Berlanjut Upah buruh Belum Terbayar “.Suara Merdeka ,19 september 2011, PT. Trans Marga Jateng dianggap lepas tangan pembayaran sub kontraktor Tol “. Suara Merdeka, 28 september 2011, “Buruh Kecewa Upah Minimum Kota Rp. 991 ribu. Perundingan Tuntutan Kenaikan Upah Ditolak Perusahaan”. Suriasumantri, J. S. 1990. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Tunggal, I.S., dan A.W. Tunggal. Oktober, 1996. Ketenagakerjaan Baru di Indonesia .Harvarindo. Jakarta. Wibisono. 18 April 1998. Kerja Tim (Team Work). Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya. Yayasan Trirpartit Nasional. Pedoman Pelaksanaan HIP. 1987.berimbas pada dunia usaha yang menjadi Robbins, S.P. 1996. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi. Penerbit Arcan. Jakarta. Simanjuntak, P. 1993. Bahan Kuliah, Pasca Sarjana Magister Hukum. Angkatan Pertama, Universitas Surabaya. -121-