Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 ISSN 1410-234X Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung Wanda Redisa Lambertus1 & Imelda Sianipar1* 1 STIK Immanuel Bandung Abstrak Latar Belakang : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 pada seminar di Sumatera Barat menyatakan bahwa 40% dari 4,5 juta wanita yang melahirkan di Indonesia tidak mau menyusui bayinya dimana sebagai gantinya mereka memberikan susu formula.Hasil penelitian menyebutkan bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah 22% kematian neonatal dan meningkatkan 2-8 kali lebih besar keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi ibu hamil berjumlah 37 orang. Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan cara Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner kepada responden. Instrumen penelitian terdiri dari 25 pertanyaan. Hasil : Hasil penelitian menunjukan pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota bandung adalah sebagian besar berpengetahuan Cukup (70,27%), sedikit berpengetahuan Baik (29,73%) dan tidak ada berpengetahuan kurang (0%). Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil sebagian besar dikategorikan cukup. Saran untuk BPS. Hj. Umah Kota Bandung untuk lebih meningkatkan penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini bagi ibu hamil. Kata kunci: Pengetahuan, Ibu Hamil, Inisiasi Menyusu Dini 447 Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 Pendahuluan ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dari hasil penelitian yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2008, 576 bayi meninggal setiap harinya di Indonesia dan 24 bayi meninggal setiap satu jamnya di dunia. Kendala yang dihadapi dalam pemberian ASI adalah kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya IMD bagi bayi. Mengingat besarnya manfaat ASI bagi bayi, keluarga, masyarakat, dan negara maka perlu serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI). Selama ini dukungan yang diberikan baik dari WHO maupun dari pemerintah terhadap peningkatan pemberian ASI sebenarnya telah memadai. Hal ini terbukti dengan adanya rekomendasi dari WHO dan UNICEF (2002) yang salah satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada satu jam setelah kelahiran. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu ISSN 1410-234X merupakan suatu penelitian yang menggambarkan bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini Di BPS. Hj. Umah Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di BPS Hj. Umah Kota Bandung sebanyak 37 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan Total Sampling yaitu dimana pengambilan sampel dilakukan secara keseluruhan. Pengumpulan data diperoleh langsung dari responden dengan teknik wawancara menggunakan instrument kuisoner meliputi kuesioner yang mengukur pengetahuan ibu terhadap pengetahuannya terhadap pengertian IMD, manfaat IMD, penatalaksanaan IMD dan perilaku bayi saat IMD. Kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliablitias yang kemudian digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil Penelitian Dari hasil pengumpulan dan pengolah data yang telah didapat dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil hasil akhir yang digambarkan dalam tabel berikut ini : 448 Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 ISSN 1410-234X Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini No. Pengetahuan Frekuensi Persentase(%) 1. 2. Baik Cukup 11 26 29,73 70,27 3. Kurang 0 0 Total 37 100 Tabel diatas menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kategori pengetahuan yang cukup tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Pengertian Inisiasi Menyusu Dini No. Pengetahuan Frekuensi Persentase(%) 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 31 2 4 83,8 5,41 10,8 Total 37 100 Tabel diatas menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Manfaat Inisiasi Menyusu Dini No. Pengetahuan Frekuensi Persentase(%) 1. 2. Baik Cukup 32 3 86,5 8,11 3. Kurang 2 5,41 Total 37 100 Tabel diatas menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini. 449 Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 ISSN 1410-234X Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini No. Pengetahuan Frekuensi Persentase(%) 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 3 30 4 8,11 81,1 10,8 Total 37 100 Tabel diatas menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik tentang penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Perilaku Bayi Pada Saat Melakukan Inisiasi Menyusu Dini No. Pengetahuan Frekuensi Persentase(%) 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 0 9 28 0 24,3 75,7 Total 37 100 Tabel diatas menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang perilaku bayi pada saat Inisiasi Menyusu Dini. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada seorangpun (0%) responden memiliki pengetahuan yang baik tentang perilaku bayi pada saat Inisiasi Menyusu Dini. Pembahasan Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri untuk dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit bayi dan ibu (Depkes RI, 2008). Setelah dilakukan penelitian pada 37 responden tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kecamatan Cidadap Kelurahan Ciumbuleuit Kota Bandung, didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini dengan hasil 83.8%. Pengetahuan ibu hamil tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini termasuk kedalam kategori baik, hasil wawancara dengan sebagian besar responden dapat disimpulakan bahwa responden mengetahui secara baik tentang pengertian dari Inisiasi Menyusu Dini. 450 Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 Pengetahuan ibu Manfaat yang akan didapat dari Inisiasi Menyusu Dini diantaranya adalah saat terbaik memberi stimulus pada otak bayi, penyempurnaan fungsi neurologis lebih optimal, ikatan batin ibu dan anak akan terjalin dengan kuat, mencegah perdarahan pada ibu (Budiasih, 2006). Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 37 responden didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil khususnya tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini dapat dikategorikan baik dengan hasil 86.5%. Penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini adalah segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi yang bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil. Bayi diberi topi dan selimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu selama proses ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan.(Utami, 2008). Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 37 responden didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini khususnya tentang penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dapat dikategorikan cukup dengan hasil 81,1%. Perilaku bayi pada saat melakukan Inisiasi Menyusu Dini dibagi menjadi 5 tahapan dimana ISSN 1410-234X pada 30 menit pertama bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Setelah 30-40 menit pertama bayi akan mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium dan merasakan cairan ketuban yang ditangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Lalu bayi akan mengeluarkan air liur saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya bayi mulai mengeluarkan air liurnya. Setelah itu bayi mulai bergerak ke arah payudara, areola sebagai sasaran dengan kaki menekan perut ibu. Bayi menjilat-jilati kulit ibunya, menghentak-hentakkan kepala kedada ibu, menoleh ke kanan dan kiri serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya. Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar dan melekat dengan baik.(Utami, 2008). Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 37 responden didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini khususnya tentang perilaku bayi pada saat melakukan Inisiasi Menyusu Dini dikategorikan kurang dengan hasil 75,7%. Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa ibu hamil dikategorikan berpengetahuan kurang. Setelah dilakukan penelitian pada 37 responden tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kecamatan Cidadap Kelurahan Ciumbuleuit Kota Bandung, didapatkan bahwa secara umum 451 Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 pengetahuan ibu hamil tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini dengan hasil 70,27% berada pada kategori cukup. Peneliti mengambil kesimpulan pengetahuan ibu hamil yang kurang mengenai perilaku bayi pada saat Inisiasi Menyusu Dini menimbulkan banyak ibu hamil yang tidak bersedia dilakukan proses Inisiasi Menyusu Dini pada saat persalinan. Menurut Notoatmodjo (2007), meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi, kebiasaan dan membentuk kepercayaan seseorang. Selain itu pengetahuan merubah sikap seseorang terhadap hal tertentu. Dari hasil wawancara lapangan yang dilakukan oleh peneliti, banyak ibu yang mengatakan takut pada saat bayinya terdiam dengan waktu yang sedikit lama tanpa melakukan gerakan apapun diatas perut ibu pada saat IMD, padahal itu adalah hal yang normal karena pada menit-menit pertama perilaku bayi pada saat IMD memang terdiam diatas perut ibu tanpa melakukan gerakan. Mungkin untuk tenaga kesehatan sendiri harus dapat memberikan pemaham yang lebih tentang perilaku bayi pada saat IMD agar ibu tahu bahwa perilaku bayi mana yang normal dan tidak norma agar ibu mau melakukan proses IMD. Notoadmodjo dalam teorinya mengatakan semakin tinggi pendidikan yang ditempuh seseorang, maka semakin baik dan luas pengetahuan dibandingkan ISSN 1410-234X dengan tingkat pendidikan yang rendah. Begitu juga semakin tinggi pula motivasi untuk mengetahui halhal baru dan semakin tinggi pula pengetahuan untuk menganalisa dan memilih sesuatu baik yang menguntungkan ataupun merugikan. Menurut Andrianny (2005) pengalaman ibu dalam kehamilan, persalinan dan merawat anak berpengaruh terhadap pengetahuannya mengenai IMD dan ASI Eksklusif. Menurut Nagy (2001) menjelaskan temuannya dalam penelitian yang dilakukan di prancis, bahwa pengalaman Inisiasi dan lamanya menyusui pada anak kedua secara signifikan berhubungan dengan pengalaman pada anaka pertama. Ibu yang pernah melahrkan dan melakukan kontak kulit kemudian menyusui mempunyai pengalaman tersendiri dalam menghadapi masalah, sedanglan bagi ibu yang pertama kali melahirkan banyak sekali menemukan masalah dalam prakteknya. Simpulan 1. 2. Hampir seluruh responden memiliki Pengetahuan tentang pengertian Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori baik. Hampir seluruh responden memiliki Pengetahuan tentang manfaat Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori baik 452 Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 3. 4. 5. Hampir seluruh responden memiliki Pengetahuan tentang penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori baik Tidak ada seorangpun responden memiliki Pengetahuan tentang perilaku bayi saat dilakukan Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori baik Sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang IMD di BPS Hj. Umah kota Bandung berada dalam kategori cukup. Saran Diharapkan bidan dapat meningkatkan promosi kesehatan khususnya dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Sehingga ibu hamil pada saat bersalin mau untuk dilakukan proses Inisiasi Menyusu Dini pada bayinya. Promosi kesehatan dapat berupa pemberian konseling dengan menggunakan lembar balik, melakukan penyuluhan atau pembagian leaflet. DAFTAR PUSTAKA Andriani, Enny, 2005, Potret Ketertinggalan SDM Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta ISSN 1410-234X Baskoro, Anton. 2008. ASI panduan praktis bagi ibu menyusui. Bandung : Banyu Media Budiasih, K. 2006. Handbook Ibu Menyusui. Yogyakarta: Hayati Qualita Departemen Kesehatan RI. 2005. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Departemen Kesehatan RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhn Persalinan Normal, Jakarta : DEPKES RI Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. (2003). pengantar ilmu kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan, jakarta: rineka cipta Notoatmodjo. (2005). promosi kesehatan, teori dan aplikasinya, jakarta : rineka cipta Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Bandung: Salemba Medika Utami. 2003. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwijaya 453 Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 ISSN 1410-234X Utami. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta : Puspa Swara Utami. 2008. IMD Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda 454