KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012, Jurnal Studi Hubungan Internasional, Jurusan Hubungan Internasional, FISIP Universitas Muhammadiyah Malang telah terbit. Terbitnya edisi pertama di tahun 2012 ini selain menjadi bukti semakin ditingkatkannya apresiasi terhadap pengembangan diri dan sumbangsih penstudi serta peminat kajian Ilmu Hubungan Internasional, adalah juga untuk memberitahukan bahwa Jurnal Studi Hubungan Internasional ini terbit secara berkala dua volume dalam satu tahun. Kami selaku pengelola juga selalu melakukan pembenahan dan perbaikan agar Jurnal Studi Hubungan Internasional ini dapat diakui secara internasional. Pada Volume 1 Nomor 1 Juni Tahun 2012 ini, Jurnal Studi Hubungan Internasional ini menghadirkan sejumlah tulisan yang berisi isu‐isu yang menarik dan strategis. Jurnal edisi kali ini memuat 6 (enam) artikel dan 1 (satu) tinjauan buku. Artikel pertama, membahas negara Malaysia dengan aspek yang berbeda, “Managing the Challenges of Refugees and Their Rights in Malaysia”, yang ditulis oleh Aizat Khairi menganalisa tentang permasalahan yang dialami pengungsi‐pengungsi dari negara konflik yang bermukim di Malaysia melalui perspektif Hak Asasi Manusia. Negara Malaysia sendiri bukan termasuk negara penandatangan Konvensi dan Protokol PBB mengenai pengungsi, sehingga para pengungsi yang tidak berkewarganegaraan ini sangat lemah berhadapan dengan hukum‐hukum di Malaysia. Meskipun Malaysia akhirnya menerbitkan surat hunian sementara (IMM13) yang mengijinkan para pengungsi tinggal di Malaysia, namun para pengungsi ini dilarang bekerja atau mendapat akses terhadap pendidikan. Hal tersebut menjadikan aktor‐aktor non negara baik lokal maupun internasional turut berupaya membantu permasalahan para pengungsi ini terutama dalam hal mendapatkan tanda pengenal, mendapat pendidikan dan melindungi mereka dari aksi‐aksi yang melanggar hak Asasi Manusia. Artikel kedua, membahas demokratisasi dengan melihat faktor Islam dalam geliat politik di Indonesia, berjudul “Islamic Parties, Islamic Radicals and Democratization in Indonesia”, yang ditulis oleh Wendy Prajuli. Artikel ini menyoroti dinamika partai‐ partai Islam Indonesia dari era sebelum merdeka sehingga paska era Soeharto, terutamanya dalam upaya penerapan “shariah” di Indonesia serta perkembangan kelompok‐kelompok Islam radikal di Indonesia. Dalam era Soeharto, perkembangan Islam politik diwadahi hanya satu partai Islam saja, sedangkan pada paska pemerintahan Soharto, partai‐partai Islam bermunculan namun mengalami polarisasi. Di era paska Soeharto pula, kelompok‐ kelompok Islam radikal tumbuh subur turut mengancam pondasi demokrasi yang dibangun pada era reformasi. Dalam kaitannya dengan era transisi demokrasi yang ada di Indonesia, perkembangan Islam politik dan politik Islam patut dianalisis kaitannya mencakup dengan masa depan demokrasi di Indonesia. Oleh sebab, selain Islam menjadi agama mayoritas masyarakat Indonesia, Islam juga mempunyai pengaruh signifikan dalam sejarah politik Indonesia. Artikel ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, mendiskusikan tentang konsep demokrasi lalu dilanjutkan dengan bagian kedua yang mendiskusikan tentang pengaruh dari kebijakan‐kebijakan partai Islam terhadap kelompok‐kelompok Islam radikal dalam transisi demokrasi di Indonesia. Artikel ketiga, masih berkaitan dengan demokrasi dan masyarakat sipil, berjudul “Masyarakat Sivil dan Demokratisasi Politik di Malaysia: Satu Analisis Ringkas”, yang ditulis oleh Md. Salleh Md. Said, Mohammad Agus Yusoff, dan Leo Agustino menganalisis tentang proses demokrasi di Malaysia dengan melihat peranan dari masyarakat sipil. Artikel ini berpendapat bahwa proses demokratisasi yang dicirikan dengan adanya protes‐protes politik dari masyarakat sipil sudah ada di Malaysia sejak sebelum era kemerdekaan. Artikel i ini membahas pendekatan baru yang dilakukan masyarakat sipil dalam melakukan protes‐ protes politik terhadap penyalahgunaan kekuasaan pemimpin politik Malaysia, melalui protes politik “dari dalam” yang lebih berguna dalam meningkatkan kesadaran menuju perubahan politik. Meskipun begitu, protes‐protes politik yang sudah ada sejak zaman sebelum merdeka sehingga sekarang belum mampu mentransformasikan politik Malaysia dengan lebih demokratis. Hal itu disebabkan karena rezim‐rezim politik Malaysia mampu menjamin kesejahteraan warganya, tidak pernah melakukan aksi kekerasan atau penumpahan darah sehingga status quo mereka masih bertahan sampai sekarang. Artikel keempat, “Challenges to Human Rights and Local Democracy in Yogyakarta‐ Indonesia”, yang ditulis oleh Suyatno menganalisis tentang praktek demokrasi di tingkat lokal yaitu di Yogyakarta paska era desentralisasi dan otonomi daerah, terutamanya dengan melihat peranan masyarakat sipil. Dalam era authoritarianisme Soeharto, banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi, sedangkan eksistensi masyarakat sipil juga sangat lemah. Namun, pada era reformasi dan desentralisasi, peran masyarakat sipil dalam melindungi hak‐hak rakyat juga telah meningkat secara dramatis, terutamanya di Yogyakarta. Artikel ini melihat bagaimana perubahan‐perubahan kebijakan nasional terkait desentralisasi berimplikasi terhadap kehidupan masyarakat Yogyakarta serta perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam kerangka pengembangan demokrasi lokal. Artikel kelima, “ Strategi Defensif China dalam Merespon Kebijakan Amerika Serikat atas Taiwan”, oleh Dion Maulana Prasetya menganalisis tentang hubungan China dan Amerika Serikat dalam kaitannya dengan isu Taiwan dan Taiwan Relations Act. Pertimbangan‐pertimbangan China dalam strategi defensif nya terhadap AS mengenai Taiwan dilatarbelakangi salah satunya adalah pertimbangan kekuatan militer Amerika Serikat. Meskipun kebijakan AS menjual persenjataan kepada Taiwan dengan tujuan pertahanan cukup meresahkan dan mempengaruhi China karena bagi China status Taiwan telah final adalah menjadi bagiannya. Namun artikel ini mengatakan bahwa saat ini pilihan yang menguntungkan bagi Cina adalah menjaga status quo dengan bertahan, dan bukan menyerang. Pilihan untuk memaksa penyatuan dengan Taiwan hanya akan merugikan Cina, karena akan memancing reaksi AS, seperti yang terjadi pada krisis tahun 1995‐1996. Kapabilitas militer Cina yang berada di bawah AS, menjadi pertimbangan utama strategi defensifnya menghadapi AS. Hubungan konfliktual lain juga diulas oleh Hafid Adim Pradana dengan artikelnya pada urutan keenam dari jurnal ini berjudul“ Fluktuasi Agresifitas Politik Luar Negeri Israel terhadap Palestina”. Artikel ini menyoroti penerapan politik luar negeri Israel terhadap Palestina sejak tahun 1988 sampai sekarang. Meskipun politik luar negeri Israel terhadap Palestina secara umum adalah bertujuan untuk menganeksasi Palestina, penerapan kebijakan luar negeri Israel pada tiap‐tiap rezim di Israel didapati beberapa perubahan terutama dalam fluktuasi agresifitasnya. Fluktuasi tersebut diawali oleh rezim Yitzhak Shamir yang ditandai oleh adanya pengusulan negosiasi dengan Palestina dan kemudian dilanjutkan oleh Yizhak Rabin yang pada akhirnya terbunuh pasca penandatangan perjanjian Oslo I dan II. Pada masa Netanyahu terjadi peningkatan agresifitas politik luar negeri Israel terhadap Palestina berupa berbagai tindakan kekerasan dalam upaya menganeksasi wilayah Palestina. Pasca rezim Netanyahu, agresifitas politik luar negeri Israel menurun drastis yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian Camp David II pada masa kepemimpinan Ehud Barak. Pada rezim Ariel Sharon, agresifitas Israel kembali meningkat dengan masifnya tindakan‐tindakan kekerasan terhadap warga sipil Palestina. Pasca tiga tahun pemerintahannya, Sharon mengambil kebijakan berupa penyerahan sebagian wilayah Israel terhadap Palestina yang menandai turunnya agresifitas Israel. Pasca jatuhnya Sharon, agresifitas Israel kembali meningkat yang ditandai dengan adanya invasi ke Gaza pada masa Ehud Olmert dan adanya politik isolasi, berbagai upaya aneksasi, ii dan masifnya tindak kekerasan terhadap warga sipil Palestina pada rezim kepemimpinan Benjamin Netanyahu pasca pemilu Israel 2009. Tinjauan buku pada nomor ini ditulis oleh Inggried Christiansend Purnomo Putri membahas tentang perlunya sebuah transformasi politik Kelautan Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara maritim mempunyai potensi kelautan dan maritim yang sangat besar, dan apabila dimanfaatkan dengan baik, selain mampu memperkuat posisi politik dan geostrategis Indonesia di dunia, adalah juga memperkuat posisi ekonomi kerakyatan. Buku berjudul “Transformasi Politik Kelautan Indonesia Untuk Kesejahteraan Rakyat” yang ditulis Ir.H.E.Herman Khaeron, Msi, dan diterbitkan tahun 2012 oleh penerbit Cidesindo ini menarik untuk dibaca terutamanya untuk mengajak para stakeholders bersatu melakukan transformasi untuk membangun sektor kelautan yang masih terlupakan, karena kelautan menjanjikan potensi besar yang mampu membuka jalan bagi kemamkmuran dan kesejahteraan rakyat di negara kepulauan. Beberapa artikel dan satu tinjauan buku dalam nomor kali ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih bagi perkembangan studi Hubungan Internasional termasuk juga kajian Intermestik, khususnya di Indonesia. Redaksi mengucapkan banyak terimakasih kepada para kontributor pada Jurnal Studi HI edisi kali ini yang sebagian telah menunggu lama untuk artikelnya diterbitkan. Sekali lagi, semoga jurnal ini bermanfaat bagi munculnya ide‐ide segar dalam pembahasan isu‐isu strategis dan memperkaya kajian Hubungan Internasional. Redaksi juga mengharapkan masukan dan kiriman naskah‐naskah akademik serta tulisan ilmiah yang akan memperkaya khasanah studi Hubungan Internasional. Malang, Juni 2012 Redaksi iii Daftar Isi Halaman Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………. i Daftar isi …………………………………………………………………………………………………………………. iv Managing The Challenges of Refugees and Their Right in Malaysia Aizat Khairi………………………………………………………………………………………………………………. 1 Islamic Parties, Islamic Radicals and Democratization in Indonesia Wendy A Prajuli………………………………………………………………………………………………………. 13 Masyarakat Sivil dan Demokratisasi Politik di Malaysia: Satu Analisis Ringkas 19 Md. Salleh Md. Said; Mohammad Agus Yusoff; Leo Agustino…………………………………. Challenges to Human Rights and Local Democracy in Yogyakarta‐Indonesia Suyatno…………………….…………………………………………………………………………………………….. 33 Strategi Defensif China dalam Merespon Kebijakan Amerika Serikat atas Taiwan Dion Maulana Prasetya……………………………………………………………………………………………. 45 Fluktuasi Agresifitas Politik Luar Negeri Israel Terhadap Palestina Hafid Adim Pradana………………………………………………………………………………………………… 60 Tinjauan Buku : Laut Untuk Kesejahteraan Bangsa …………………………………………………………………………. 75 iv