Seminar Tugas Akhir Juni 2017 - Digital Library » POLITEKNIK

advertisement
Seminar Tugas Akhir
Juni 2017
Alat Uji Kadr Gula Dalam Darah Secara Non-Invasive
(Wiwin Sulistyani1, Endro Yulianto2, Syaifudin3)
Jurusan Teknik Elektromedik
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
ABSTRAK
Pada era teknologi modern dunia kedokteran saat ini memungkinkan membuat suatu alat yang
di dalam pengendaliannya dengan menggunakakan peralatan elektronik untuk mengukur kadar gula
darah pada tubuh manusia tanpa harus mengambil sample darah pada tubuh manusia. Pengukuran
kadar gula sangat membantu bagi penderita yang takut terhadap jarum suntik atau sejenis, tanpa harus
melukai pasien. Berdasarkan hal tersebut maka di kembangkan alat yang dapat mengukur kadar gula
darah yang dapat di gunakan setip saat tanpa memakan waktu lama.
Metode yang digunakan adalah eksperimen yaitu dengan merancang dan membangun alat ukur
gula darah dengan menggunakan sensor finger. Serta melakukan observasi terhadap beberapa alat
elektromedik yang berkaitan dengan penelitian untuk memperoleh data-data dari alat tersebut.
Hasil pengujian dan pengukuran pada responden serta dibandingkan dengan alat pembanding
merk glucodr, didapatkan hasil yang hampir mendekati sama. Total nilai error rata-rata sebesar 2.3%.
Setelah melakukan proses studi literature, perencanaan, percobaan, pembuatan modul, pengujian
modul, dan pendataan, secara umum dapat disimpulkan bahwa “Alat Uji Kadar Gula Dalam Darah
Secara Non-Invasive” dapat digunakan dan sesuai dengan perencanaan.
Kata kunci : Gula Darah, Non-Invasive, Sensor Finger
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Alat uji gula darah merupakan alat yang
digunakan untuk mengetahui kadar gula dalam
darah seseorang. Alat uji gula darah ini biasanya
digunakan sebagai self-monitoring kadar gula
dalam darah oleh pasien nondiabetes ataupun
diabetes (Journal of Diabetes Science and
Technology, 2012). Diabetes merupakan salah
satu penyakit tertua pada manusia dan dikenal
dengan kencing manis. Nama lengkapnya adalah
diabetes mellitus, berasal dari kata yunani.
Menurut WHO, definisi diabetes melitus
didasarkan pada pengukuran kadar glukosa
dalam darah. Angka kejadian penderita diabetes
mellitus (DM) di Indonesia menurut perkiraan
diabetes international (WHO perspective) pada
tahun 2000 sekitar 8,4 juta (1,9%) penderita DM,
angka ini akan meningkat terus dimana tahun
2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta (2,8%)
menderita diabetes mellitus (Ayosz.wordpress,
2007).
Pengujian kadar gula dalam darah saat ini
masih menggunakan teknik invasive darah pasien
di ambil dengan menggunakan jarum suntik. Hal
ini merupakan salah satu penyebab dari beberapa
pasien enggan untuk melakukan pengecekan gula
4 darah. Selain itu, hasil pengujian tersebut
memerlukan waktu yang cukup lama (± 2 jam).
Analisa yang dilakukan pada suatu pengecakan
secara dini bertujuan untuk menghindari
kebutaan dan angka kematian akibat penyakit
diabetes mellitus ini. (Hans Diehl, 1995) .
Alat uji gula darah sebelumnya telah dibuat
oleh Taufan Hadi, (Tahun 2003) dengan
menggunakan
metode
fotometri
atau
spektroskopi,
dimana
untuk
melakukan
pengukuran kadar gula darah diperlukan reagen
untuk pencampuran pada sampel. Alat tersebut
kemudian disempurnakan oleh Robertus A.
Mataufe, (Tahun 2008) dengan menggunakan
metode strip, dimana pengukuran kadar gula
darah dilakukan dengan menggunakan strip
sample (biosensor) sebagai reagen. Pada alat
tersebut kadar gula darah diketahui dengan cara
konversi arus ke kadar gula darah melalui
biosensor. Penulis ingin membuat alat yang sama
dengan Robertus A. Mataufe yaitu alat uji gula
darah portable, tetapi menggunakan metode yang
berbeda, yaitu metode spektroskopi dan
menggunakan blood strip.
Rancang-bangun alat uji gula dalam darah
dengan menggunakan metode invasive yang telah
di lakukan oleh Ratna Dinar Purwaningrum
(2015) dengan menggunakan sensor warna
TCS3200, kelemahan pada alat yang dihasilkan
Dinar adalah masih menggunakan metode
invasive dan tingkat keakurasian kurang baik,
serta tidak adanya indikator level baterai, sesuai
yang dikutip dari jurnal yang berjudul Alat Uji
Gula Darah Portable Berbasis Mikrokontroler
1
Seminar Tugas Akhir
Atmega8535,
sebagai
berikut
:“Masih
menggunakan
metode
invasive,
Tingkat
keakurasian kurang baik, Modul tidak dilengkapi
dengan level baterai”. (Dinar 2015)
Selain itu, alat uji gula dalam darah juga di
kembangkan oleh Diah Ayu Fitria (2016) yang di
lengkapi dengan penyimpanan data yang
diletakkan pada PC. Kelemahan pada alat yang
dikembangkan Diah sama seperti alat yang di
hasilkan Dinar yaitu masih menggunakan metode
invasive, hasil pembacaan mudah berubah karena
sensor warna mudah terpengaruh oleh intensitas
cahaya, sesuai yang dikutip dari jurnal yang
berjudul Alat Uji Gula Darah dengan Tampilan
Personal Computer, sebagai berikut :”Dibuat
lebih praktis lagi dan dapat di kembangkan lagi
dengan metode non-invasive, Modul harus dibuat
kedap cahaya, karena sensor warna sangat peka
oleh cahaya, hal ini dapat mempengaruhi
pembacaan sensor warna”. (Diah 2016)
Alat uji gula darah yang menggunakan
metode non-invasive telah di kembangkan oleh
Kemalasari, dkk. Dengan mengukur temperature
pada tragus dan antihelix, kelemahan dari alat
tersebut ialah nilai eror yang cukup besar yaitu 115 % , sesuia dengan kutipan dari jurnal yang
berjudul Analisa Kadar Glukosa Darah
Berdasarkan Perbedaan Temperatur antara
Tragus dan Antihelix, sebagai berikut
:”Prosentase eror yang di hasilkan alat ini
adalah 1-15% dibandingkan dengan data
glukosa darah yang di ukur di laboratorium”.
(Kemalasari 2011)
Alat uji gula dalam darah yang di buat oleh
Komal,dkk (2014). Memiliki kelemahan pada
tingkat keakurasian alat, sesuai dengan kutipan
dari jurnal yang berjudul Non Invasive Blood
Glucometer, sebagai berikut :”research will be
extended to increase the accuracy of the device
for making it clinically available in near future”.
(Lawand et al. 2014)
Alat uji gula dalam darah non-invasive yang
dikembangkan oleh Eko, dkk (2015) di
Universitas Diponegoro dengan menggunakan
sensor oxymeter yang memiliki keakuratan 90%,
sesuai yang dikutip pada jurnal yang berjudul
Design of Non-invasive Glukometer Using
Microcontroller ATMega 8535, sebgai berikut :
“Telah berhasil dibuat prototype alat penguji
gula darah non invasive dengan akurasi
~90%”.(Hidayanto et al. 2015)
Pada modul ini penulis menggunakan analisi
perbandingan hasil antara modul dan alat
Juni 2017
pembanding sehingga dapat diketahui nilai eror
pada modul ini.
Untuk itu pada Tugas Akhir akan dibuat
“Alat Uji Kadar Gula Dalam Darah Secara NonInvasive”. Alat yang dibuat diharapkan dapat
digunakan untuk mengtahui hasil kadar gula
dalam darah secara non-invasive. Oleh karena itu
alat ini mempunyai tingkat kepraktisan yang
tinggi, lebih mudah untuk digunakan, dan dapat
dibuat dari modifikasi alat oxymeter yang
sebelumnya sudah ada di rumah sakit.
Batasan Masalah
Menggunakan sensor oxymeter.
Peletakan sensor pada jari tangan pada
bagian telunjuk dan tidak tertutup oleh
cat kuku
Meggunakan Arduino untuk pengolahan
datanya
Menggunakan alat pembanding untuk
pengukuran kadar gula dalam darah
Tampilan pada LCD
Rumusan Masalah
Dapatkah dibuat alat uji kadar gula dalam
darah secara non-invasive?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Dibuatnya alat ukur kadar gula dalam
darah secara non-invasive.
Tujuan Khusus
Membuat rangkaian sensor fingers
Membuat rangkaian minimum system
Atmega 328
Membuat rangkaian filter dan penguat
Membuat
software
pemrograman
menggunakan Arduino
Melakukan uji fungsi alat
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan bagi mahasiswa teknik
elektromedik di bidang alat -alat kesehatan
khususnya alat diagnostik.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
masukan dalam rangka upaya mengukur kadar
gula dalam darah pada manusia secara noninvasive. Dengan adanya penelitian ini
2
Seminar Tugas Akhir
Juni 2017
diharapkan dapat mengahsilkan suatu alat yang
bernilai jual ekonomis untuk perawat atau tenaga
medis lainnya sehingga dapat dimudahkan dalam
perhitungan pernapasan per menit, agar kinerja
tenaga medis lebih cepat, efektif dan efisien serta
meminimalkan
resiko
kesalahan
dalam
mendiagnosa suatu penyakit.
Diagram Alir Pembacaan Tegangan menjadi
Glukosa
KERANGKA KONSEP
Blok Diagram
DRIV
ER
LAM
S
E
N
S
O
Cara kerja Diagram Alir
Saat start (mulai) alat akan memulai proses
inisialisasi dan membaca ADC, pembacaan data
yang diambil dari hasil penyinaran yang
dilakukan oleh mikrokontroler.
P
S
B
P
F
𝐴𝐢𝑅𝐸𝐷
B
U
F
H
P
F
𝐷𝐢𝑅𝐸𝐷
M
µ
DEMUL
TIPLEX
P
S
B
P
F
𝐴𝐢𝐼𝑅
B
U
F
H
P
F
𝐷𝐢𝐼𝑅
L
C
D
Gambar 1 Blok Diagram
Cara Kerja Blok Diagram
Inframerah dan led merah mengirim data
ke photodiode, setelah data diterima maka akan
menjadi data inputan dari rangkaian akuisisi data/
rangkaian pengondisi sinyal. Di rangkaian
pengondisi sinyal akan di pisah antara tegangan
DC dan AC dai led merah dan inframerah. Data
AC dan DC dari Led merah dan inframerah dapat
dilakukan perhitungan rumus dari teori
oxymetry. Setelah perhitungan, nilai yang di
dapat di outputkan ke LCD.
Diagram Alir
Cara Kerja Blok Diagram
Setelah pembacaan ADC, nilai ADC akan
di bandingkan dengan alat ukur pembanding
dengan satuan mg/dl, dengan demikian akan
diketahui persamaan. Kemudian setelah
persamaan didapatkan akan dikonversikan ke
dalam mg/dl. Setelah terkonversi, maka hasil
mg/dl tersebut akan ditampilkan ke dalam LCD.
Blok Diagram Mekanis
Gambar 3 Diagram Mekanis
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
Hasil Pengukuran Output Sensor Finger
Test Point merupakan suatu titik yang
digunakan untuk mengukur output sensor finger.
Test point pertama di ukur dari sinyal AC
dan DC pada responden. Penulis menggunakan
nilai tegangan VPP dari sinyal AC. Dengan
diambil nilai tegangan VPP, maka dapat di
ketahui nilai dari sinyal, kemudian juga diukur
nilai glukosa responden.
Gambar 2 Diagram Alir
Tabel 1 contoh output pengukuran pada salah
satu responden
AC IR
DC IR
AC RED
DC RED
3
Seminar Tugas Akhir
203
203
186
207
190
213
213
209
211
194
201
204
193
189
189
198
198
184
202
194
183
208
214
214
196
221
208
203
203
212
876
877
876
876
875
875
876
876
875
877
876
876
876
875
876
877
876
876
876
876
875
875
876
875
876
876
875
876
876
875
Juni 2017
222
205
208
226
213
242
242
236
237
218
219
224
219
204
194
218
219
207
229
213
214
229
229
223
233
237
236
225
214
235
879
879
880
878
878
878
878
879
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
878
879
878
879
0.89355
0.89337
0.889275
0.910933
0.906121
0.940005
0.939202
0.944605
0.934255
0.942069
0.941102
0.937871
0.938646
0.957921
0.94336
0.931985
0.920941
0.928144
0.923053
0.92028
0.935639
0.920419
0.946754
0.939928
0.934931
106
106
106
106
106
75
75
75
75
75
77
77
77
77
77
82
82
82
82
82
82
82
82
82
82
Grafik eksponensial dari data diatas
grafik eksponensial
150
100
Tabel 2 tabel rasio responden
RASIO
GLUKOSA
0.895988
96
0.894659
96
0.909169
96
0.911676
96
0.904857
96
0.921299
87
0.924627
87
0.877063
87
0.937889
87
0.913071
87
50
y = 9136e-5.029x
0
0.86
0.88
0.9
0.92
0.94
0.96
0.98
4
Seminar Tugas Akhir
Juni 2017
Hasil Pengukuran
Pembanding
Terhadap
Alat
Tabel 4 Hasil Analisa Perhitungan Statistik
Glukosa Darah
HASIL PERHITUNGAN
1
Rata-Rata
Simpanga
n
Error
Modul
Pembanding
(mg/dl)
(mg/dl)
85
81
82
86
82
83.2
86
86
86
86
86
86
2.8
3.2%
Table di atas merupakan salah satu perhitungan
pada salah satu responding
Analisa Data
Analisa data pertama yang di ukur adalah
sinyal AC dan DC pada responden. Penulis
menggunakan nilai tegangan VPP dari sinyal AC
karena nilai tegangan VPP dan VRMS sama.
Dengan diambil nilai tegangan VPP, maka dapat
di ketahui nilai dari sinyal, kemudian juga diukur
nilai glukosa responden.
Selanjutnya di lakukan perhitungan rasio
terhadap responden dengan menggunakan rumus
:
𝐴𝐢𝑅𝑒𝑑 /𝐷𝐢𝑅𝑒𝑑
𝑅=
𝐴𝐢𝐼𝑅 /𝐷𝐢𝐼𝑅
Setelah perhitungan rasio, selanjutnya data rasio
dibuat menjadi grafik eksponensial dengan cara
memasukkan data tersebut ke dalam Ms. Excel
untuk mengetahui persamaan yang di gunakan
untuk konversi nilai tegangan VPP menjadi
glukosa. Persamaan untuk regresi eksponensial
adalah sebagai berikut
𝑦 = 9136𝑒 −5.029π‘₯
PEMBAHASAN
Rangkaian Minimum Sistem
+5V
0
R1
1K
+5V
J3
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
J1
SW1
RESET
PROGRAMMER
+
C1
10uF
1
2
3
4
5
Responden
Gambar 4.25 grafik eksponensial (persamaan
glukosa)
Berikut salah satu perhitungan glukosa dari
hasil regresi eksponensial dengan nilai rasio
0.904857
𝑦 = 9136𝑒 −5.029π‘₯
𝑦 = 9136𝑒 −5.029 π‘₯ 0.904857
𝑦 = 9136𝑒 −4.55
𝑦 = 9136π‘₯0.01
Y = 91.36 mg/dl
Perhitungan statistik, didapatkan hasil
rata-rata nilai error sebesar 2,3%. Hal ini dapat
disebabkan oleh sensor finger yang kurang baik
serta variable-variabel lain yang mempengaruhi
konversi, seperti cahaya dari luar, penempatan
sensor yang kurang tepat. Selain itu, pasien yang
bergerak juga dapat empengaruhi nilai rasionya.
Semakin kecil rasio semakin tinggi kadar gula
dalam darah.
0
0
U3
RESET
0
C3
22P
1
pb0
pb1
pb2
C2
22P
Q1
16MHz
14
15
16
17
18
19
9
10
PC6 (RESET)
8/PB0 (ICP)
9/PB1 (OC1A)
10/PB2 (OC1B)
11/PB3 (MOSI)
12/PB4 (MISO)
13/PB5 (SCK)
14/PB6 (XT1)
15/PB7 (XT2)
(RxD)
(TxD)
(INT0)
(INT1)
(T0)
(T1)
(AIN0)
(AIN1)
PD0/0
PD1/1
PD2/2
PD3/3
PD4/4
PD5/5
PD6/6
PD7/7
2
3
4
5
6
11
12
13
pd0
pd1
pd4
pd5
pd6
pd7
A0/PC0
A1/PC1
A2/PC2
A3/PC3
A4/PC4
A5/PC5
(ADC0)
(ADC1)
(ADC2)
(ADC3)
(SDA)
(SCL)
ATMEGA328
VCC
GND
AVCC
AREF
AGND
7
8
0
R2
6
5
4
3
2
1
PC0
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5
R4
10K
pd1
C4
100nF
D2
LED
GND
pd0
0
0
0
D1
2,4V
20K
J4
3
2
1
pb0
R3
1K
20
21
22
+5V
R6
220
J10
SW2 START
+5V
+5V
23
24
25
26
27
28
+5V
0
CON16
SUPPLY
J9 +5V
3
2
1
R5 100
pd7
pd6
pd5
pd4
0
CON6
Gambar 5 Rangkaian Minimum Sistem untuk
Arduino
Tombol pada rangkaian minimum
sistem, berupa tombol Start pada pin 15,
Reset pada pin 29. Data analog dikonversikan
ke data digital oleh arduino melalui PIN A0,
A1, A2 dan A3. LCD 2x16 digunakan untuk
menampilkan hasil guladarah dalam mg/dl.
grafik eksponensial
150
100
50
y = 9136e-5.029x
0
0.86
0.88
0.9
0.92
0.94
0.96
0.98
5
Seminar Tugas Akhir
Juni 2017
Rangkaian LPF
-12v
U3A
LF353
4
J6
2
-
2
1
3
R2
1
J8
1
2
1
2
+
22k
C5 DC IR
10uf
8
IN IR
+12v
-12v
U3B
LF353
4
J1
6
-
2
1
5
J2
R1
7
1
+
22k
C1
10uf
DC RED
8
IN RED
1
2
2
+12v
Pada
rangkaian
ini
digunakan
rangkaian low pass filter dengan frekuensi
cut off sebesar 0,8 Hz untuk membuang
sinyal AC dan melewatkan sinyal DC.
Rangkaian Amplifier dan Filter
C1 100nF
R1
6k8
C2 100nF
R2
680K
R4 680K
1R3
6K8 2
-12v
-12v
4
kaki13
5
U1A
LF353
4
7
+
2
1
-
C4
2
C3
3
J2
1
1
2
+
U1B
LF353
-
J3
6
1uf
ACir
8
1uf
R6
R
8
R5
IN AC IR
68K
+12v
+12v
C5 100nF
R7
6k8
C6 100nF
R8
680K
R10 680K
1R9
Modul bekerja sesuai dengan program
yang telah diberikan. Sehingga saat intensitas
cahaya yang tertangkap atau dideteksi oleh
photodiode setelah melalui aliran darah,
photodiode akan segera memberikan output
tegangan ke rangkaian demultiplexer untuk
dipisahkan antara output dari infrared dan red
lamp, kemudian difilter dengan filter BPF 2,34
Hz dan filter LPF 0,8 Hz agar menghasilkan
sinyal AC dan DC dari infrared dan red lamp
kemudian masuk ke ADC minimum system yang
akan diolah dan ditampilkan pada LCD.
Hasil pengukuran menunjukkan adanya
nilai error, hal ini disebabkan banyak faktor,
seperti pergerakan dari pasien saat dilakukan
pengukuran yang akan berpengaruh pada hasil
pembacaan.
Pada pengukuran kadar gula dengan
pembanding terdapat nilai error yang cukup
besar yaitu sebesar -7.8% dan nilai error terkecil
sebesar -1.4%. Pada pengambilan data responden
ke-1, didapatkan hasil error pengukuran sebesar
-7.8%. Pada pengambilan data responden ke-2,
didapatkan hasil error pengukuran sebesar 3.1%. Pada pengambilan data responden ke-3,
didapatkan hasil error pengukuran sebesar 1.58%. Pada pengambilan data responden ke-4,
didapatkan hasil error pengukuran sebesar 6.08%. Pada pengambilan data responden ke-5,
didapatkan hasil error pengukuran sebesar 1.4%. Dan pada pengambilan data responden ke6, didapatkan hasil error pengukuran sebesar 6%.
6K8 2
-12v
kaki14
5
+
2
1
-
C8
4
U2B
LF353
2
C7
7
3
+
J5
6
-
4
-12v
1uf
U2A
LF353
1
J4
1
2
AC red
R11
8
8
1uf
IN AC red
68K
R12
R
+12v
+12v
Pada rangkaian penguat pertama, output
photodiode akan dihubungkan kapasitor sebagai
coupling untuk memblok tegangan DC dan hanya
melewatkan sinyal AC dari output demultiplexer.
Sinyal tersebut akan masuk ke penguat
pertama. Penguat yang digunakan adalah penguat
non-inverting dengan penguatan sebesar 101 kali.
Untuk
penguatan kedua digunakan
rangkaian yang sama seperti pada penguatan
pertama, agar filter lebih dapat menekan
amplitudo pada saat melewati frekuensi cut off
dan sinyal dikuatkan lagi sebesar 101 kali.
Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruhan
PENUTUP
Kesimpulan
Secara
menyeluruh
peneliti
dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Telah dapat dibuat alat uji kadar gula darah
secara Non-invasive.
2. Minimum system dapat menampilkan hasil
konversi pada display lcd karakter 16x2.
3. Rata-rata
nilai
error
pembacaan
dibandingkan dengan alat pembanding yaitu
sebesar 2.3%.
Saran
Dari hasil penelitian, dapat dianalisa
kekurangan dari alat yang penulis buat. Berikut
ini adalah beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan
untuk
penyempurnaan
penelitian lebih lanjut:
6
Seminar Tugas Akhir
1)
2)
3)
4)
5)
Ditambahkan indikator batterai pada alat.
Peletakkan sensor harus tepat dan tidak
berubah-ubah, karena dapat mempengaruhi
nilai rasio yang didapatkan.
Modul harus dibuat kedap cahaya, karena
sensor warna sangat peka oleh cahaya, hal
ini dapat mempengaruhi pembacaan sensor
warna.
Semakin banyak sampel yang digunakan
maka akan semakin presisi pengukuran
kadar gula darah pada modul yang dibuat.
Ditambahkan mode penyimpanan pada
modul, sehingga dapat digunakan sebagai
acuan dalam melakukan self monitoring
kadar gula darah.
Juni 2017
TTL
Alamat
Pendidikan
: Tuban, 26 April 1996
: Tuban
: SMAN 1 SINGGAHAN
DAFTAR PUSTAKA
Firdausi, Fauziah. 2014. Rancang Bangun Alat
Ukur Kadar Gula Darah Secara NonInvasive. Prodi Teknobiomedik Universitas
Airlangga : Surabaya
Fitriyah, Diah. 2016. Alat Uji Gula Darah
dengan Tampilan PC. Prodi D-3 Teknik
Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya
: Surabaya.
Isler, Larry W. 2005. Non-Invasive Blood
Glucose
Monitoring
System.
http://www.freepatentsonline.com/6949070.h
tml. (diakses 15 September 2016)
Kemalasari dan Mauridhi. 2009. Analisa Kadar
Glukosa Darah Berdasarkan Perbedaan
Temperatur Antara Tragus dan Antihelix.
Teknik Elektronika PENS ITS Surabaya :
Surabaya.
Perdana, Galang. 2015. Rancang Bangun Sistem
Portabel Pengukur Kadar Glukosa Darah
Menggunakan Sensor Suhu Berbasis Android.
Prodi D-3 Teknik Elektronika PENS ITS
Surabaya : Surabaya.
Sugiyarti. 2016. Perbandingan Kadar Glukosa
Darah Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
Hemodialisa Pada Penderita Gagal Ginjal.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/
jtptunimus-gdl-sugiyartig-5674-2-babii.pdf.
(diakses 23 September 2016)
BIODATA PENULIS
Nama
NIM
: Wiwin Sulistyani
: P27838113012
7
Seminar Tugas Akhir
Juni 2017
8
Download