BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Deskripsi

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1
Deskripsi Hasil Penelitian
Pada bab III telah dikemukakan bahwa penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SDN 40 Hulantalangi Kota Gorontalo pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan fokus penelitian adalah meningkatkan kemampuan berbicara
siswa melalui media cerita bergambar. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini
berjumlah 20 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 9 orang perempuan.
Penelitian tindakan kelas ini direncakana untuk dilaksanakan dalam dua siklus.
Pelaksanaan siklus II dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki hasil
yang diperoeh pada siklus I jika pada siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan
yang diharapkan.
4.1.1 Hasil Observasi Awal
Perencanaan pembelajaran dan penelitian tindakan kelas ini sebelum
masuk pada siklus I maka diadakan pelaksanaan observasi awal yang
dilaksanakan pada hari selasa 15 April 2013, dari jam (07.30-09.30).
Berdasarkan data yang diperoleh pada observasi awal tentang kemampuan
berbicara siswa di Kelas II SDN 40 Hulontalangi Kota Gorontalo dapat
dideskripsikan; dari 20 orang siswa hanya 9 orang atau 32% yang mampu
berbicara dan 5 orang siswa atau 18 % yang kurang mampu berbicara, serta 14
orang siswa atau 50% siswa yang tidak mampu berbicara. Oleh karena itu peneliti
melakukan tindak lanjut pada siklus I dan II.
27
28
Dari data observasi awal banyak ditemukan masalah-masalah yang
melatarbelakangi rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara, diantaranya
yaitu:
1. Sebagian besar siswa belum lancar berbicara
2. Minimnya kosakata yang dimiliki siswa yang menyebabkan siswa
kesulitan dalam menceritakan kembali isi gambar.
3. Siswa banyak yang kurang percaya diri untuk berbicara di depan kelas
4. Sebagian besar siswa belum bisa menghayati isi cerita dengan baik
sehingga tidak dapat menunjukkan gerak dan mimik yang sesuai dengan
isi cerita.
4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus I
Pengambilan data pada siklus I dilaksanakan pada hari sabtu 4 Mei 2013
yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra, dimana peneliti bertindak
sebagai guru pengajar dan guru mitra sebagai guru pengamat pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan penelitian mengacu pada prosedur
penelitian yang ditetapkan sebelumnya yang meliputi tahap persiapan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi serta tahap analisis dan
refleksi.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi untuk
mempersiapkan dan merancang pelaksanaan tindakan sebagai langkah untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar. Halhal yang dipersiapkan antara lain:
29
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dijadikan sebagai acuan
pelaksanaan pembelajaran
2. Menyiapkan materi pembelajaran
3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan berupa gambar
yaitu gambar seekor gajah dan bebek
4. Menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas
siswa yang terdiri atas 10 aspek dan lembar aktivitas guru yang terdiri
atas 24 aspek untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran
5. Menyusun lembar penilaian kemampuan berbicara siswa, yang terdiri atas
4 aspek
yang dinilai yaitu pelafalan dalam berbicara, intonasi dalam
berbicara, ketepatan menceritakan isi cerita dan gerak atau mimik wajah
dalam berbicara.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran pada
siklus I yaitu:
1. Menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dassar yang akan
dicapai
2. Peneliti bertanya jawab dengan siswa untuk memancing pengetahuan
mereka yang berkaitan dengan materi yang diajarkan
3. Menjelaskan materi pelajaran dengan memperlihatkan gambar seekor
gajah dan bebek dan menanyakan kepada siswa ciri-ciri hewan tersebut
berdasarkan apa yang mereka lihat pada gambar.
30
4. Menunjuk salah satu siswa untuk majun ke depan kelas untuk
menceritakan isi gambar tersebut.
5. Menanyakan pendapat siswa lainnya tentang isi gambar yang diceritakan
temannya di depan kelas sudah sesuai atau tidak.
6. Memanggil siswa lainnya untuk maju ke depan kelas menceritakan isi
gambar tersebut.
7. Guru memberikan evaluasi kepada siswa dengan menggunakan gambar
hewan lain untuk mengetahui penguasaan siswa tentang materi yang telah
dijelaskan.
c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Setelah tahap pelaksanaan tindakan siklus I, selanjutnya peneliti
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran untuk melihat
keberhasilan pembelajaran pada siklus I. Untuk mengetahui sejauhmana
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini, peneliti menggunakan
format lembar observasi, hasil tes lisan siswa, aktivitas belajar siswa dan aktivitas
guru.
1) Hasil observasi siklus I
Hasil yang diperoleh melalui pengamatan teman sejawat yang juga
bertindak sebagai observer menunjukkan bahwa dilihat dari pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui
media cerita bergambar, siswa secara individu sebagian besar memiliki nilai yang
cukup baik. Banyak siswa yang mampu berbicara pada siklus ini dibanding pada
pengamatan awal . Hal ini ditunjukkan dengan data observasi yang tertuang pada
tabel berikut ini.
31
Tabel 4.1. Data Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siswa melalui
Media Cerita Bergambar Pada Siklus I
No
Aspek yang Diamati
1
Pelafalan dalam
berbicara
2
Intonasi dalam
berbicara
3
Ketepatan
menceritakan isi cerita
4
Gerak mimik wajah
dalam berbicara
Kriteria Aspek
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
Jumlah
12
4
4
8
9
3
13
6
1
5
7
8
Presentase
60
20
20
40
45
15
65
30
5
25
35
40
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat terlihat pada aspek pelafalan dalam
berbicara terdapat 12 orang siswa atau sekitar 60% yang mampu, 4 orang siswa
atau sekitar 20% siswa yang kurang mampu dan 4 orang siswa atau sekitar 20%
yang tidak mampu. Kemudian pada aspek intonasi dalam berbicara terdapat 8
orang siswa atau 40% yang mampu, 9 orang siswa atau 45% yang kurang mampu
dan 3 orang siswa atau 15% yang tidak mampu. Pada aspek ketepatan
menceritakan isi cerita terdapat 13 orang siswa atau sekitar 65% yang mampu, 6
orang siswa atau 30% yang kurang mampu dan 1 orang siswa atau 5% yang tidak
mampu. Sedangkan pada aspek gerak mimik wajah dalam bercerita terdapat 5
orang siswa atau 25% yang mampu, 7 orang siswa atau 35% yang kurang mampu
dan 8 orang siswa atau 40% yang tidak mampu.
Sehingga dapat diketahui bahwa hasil observasi kemampuan berbicara
siswa melalui media cerita bergambar mencapai 45,55% yang mampu, 38,89%
yang kurang mampu dan 15,56% yang tidak mampu. Rendahnya kemampuan
berbicara siswa pada bahasan ini disebabkan oleh kurangnya perhatian siswa
32
tersebut pada proses pembelajaran dan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa hasil capaian pada siklus ini belum sesuai
harapan, maka peneliti memandang perlu untuk melakukan tindak lanjut ke siklus
II.
2) Hasil Tes Lisan
Tes lisan pada siklus I diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran.
Tes dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan berbicara siswa
temelalui media cerita bergambar. Tes lisan yang diberikan hanya berjumlah 2
soal. Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat ada tabel berikut ini.
Tabel 4.2. Hasil Tes Lisan Kemampuan Berbicara Siswa melalui Media
Cerita Bergambar Pada Siklus I
No
1
2
Aspek yang Dites
Kemampuan siswa
menyebutkan gambar yang
ditunjuk guru
Kemampuan siswa
menceritakan isi gambar
yang sudah diceritakan
oleh guru
Jumlah
Rata-Rata
Bobot
Skor
Nilai
Capaian
580
58
Jumlah Capaian
siswa
TUNTAS
BELUM
TUNTAS
1 org
6 org
615
62
7org
1195
61
8 org
40%
6 org
Ket
61
(Belum
Tuntas)
12 org
60%
Keterangan: Nilai Tuntas= 65-100, Nilai Belum Tuntas= 0-64
Didasarkan pada tabel di atas, tampak bahwa pada siklus I ini sebagian
besar masih kurang berhasil menyelesaikan test yang diberikan. Terdapat 12 orang
siswa yang belum tuntas dalam menjawab tes lisan yang diberikan atau sebesar
60%, sedangkan siswa yang tuntas menjawab soal hanya sebanyak 8 orang atau
40%, dengan capaian nilai rata-rata siswa sebesar 61%.
33
Meskipun hasil tes lisan yang diperoleh belum optimal, namun disisi lain
siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya pada
saat ditunjukkan media cerita bergambar. Hal ini diketahui dari respon sebagian
siswa yang memperhatikan dengan temannya menceritakan isi cerita bergambar.
3) Hasil Penilaian Aktiivtas Belajar Siswa
Pengamatan aspek-aspek yang dinilai pada aktivitas belajar siswa dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mitra. Berdasarkan
hasil
pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra, berikut dipaparkan hasil penilaian
aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui lembar pengamatan.
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa dalam Meningkatkan
Kemampuan Siswa melalui Media Cerita Bergambar Siklus I
No.
Aktivitas yang Diamati
1.
Aktivitas siswa pada kegiatan
pembuka pembelajaran
Aktivitas siswa pada inti pembelajaran
a. Kegiatan penjelasan materi
pembelajaran
b. Pendekatan / strategi pembelajaran
c. Tindak Lanjut
Aktivitas siswa pada kegiatan penutup
Jumlah
Rata-rata
2.
3.
Kategori*
C
K
Item
Indikator
B
2
19
19
2
2
15
19
6
4
2
2
12 item
32
22
35
7
13
1
28
105
44
17
107
45
9
28
11
Keterangan: B = Frekuensi siswa dengan capaian baik, C = Frekuansi siswa dengan capaian
cukup, baik, K = Frekuansi siswa dengan capaian kurang baik
Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa aktivitas belajar siswa pada saat
proses pembelajaran berjalan dengan kurang optimal. Sebagian besar siswa belum
sepenuhnya mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat
dari hasil penilaian siswa aktivitas belajar yang hanya berkisar 44% dari dari
seluruh siswa dengan capaian baik, 45% siswa dengan kategori cukup baik dan
11% siswa dengan kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
34
belajar siswa masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki pada tindakan siklus
selanjutnya.
3) Hasil Pemantauan Aktivitas Guru
Pengamatan aspek-aspek yang dinilai pada guru selama proses proses
pembelajaran dilakukan oleh guru mitra. Kriteria penilaiannya dilakukan dengan
cara ceklist. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra,
berikut dipaparkan hasil pengamatan aktivitas guru yang tampak pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada kemampuan Berbicara
Siswa Melalui Media Cerita Bergambar di Kelas II
SDN 40 Hulontalangi siklus I
No.
I
II
III
Aspek yang Diamati
Pra pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran
a. Penguasaan Materi Pembelajaran
b. Pendekatan / Strategi Pembelajara
c. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
d. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
e. Penggunaan Bahasa
Penutup
Jumlah
Rata-rata
P1
Tidak
P2
Tidak
Item
Indikator
Ya
2
2
-
2
-
4
6
6
2
2
2
2
4
3
2
2
2
2
2
3
-
2
2
4
2
2
2
2
4
2
-
24 item
17
70%
7
30%
16
67%
8
33%
Ya
Keterangan: Ya = aspek pembelajaran dilaksanakan, Tidak = aspek pembelajaran tidak
dilaksanakan. P1= pengamat 1, P2= Pengamat 2
Berdasarkan data di atas, maka dapat dilihat bahwa dari 24 aspek yang
diamati oleh guru mitra, dimana pada pengamatan guru mitra pertama hanya 17
aspek yang dilaksanakan oleh guru dan 7 aspek lainnya tidak dilaksanakan yang
meliputi aspek a) 2 aspek pada penguasaan materi yaitu indikator mengaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkan materi dengan
realitas kehidupan, b) 2 aspek pada pendekatan / strategi pembelajaran dengan
indikator
melaksanakan
pembelajaran
secara
runtut
dan
melaksnakan
pembelajaran yang bersifat kontekstual, dan c) 3 aspek pada pemanfaatan sumber
35
belajar meliputi indikator melibatkan siswa dalam pemanfatan media,
menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dan menumbuhkan keceriaan
dan antusiasme siswa dalam belajar. Sedangkan pengamatan guru mitra kedua
hanya 16 yang dilaksanakan oleh guru dan 7 aspek lainnya tidak dilaksanakan
yang meliputi aspek a) 2 aspek pada penguasaan materi yaitu indikator
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkan materi
dengan realitas kehidupan, b) 4 aspek pada pendekatan / strategi pembelajaran
dengan indikator melaksanakan pembelajaran secara runtut, melaksnakan
pembelajaran yang bersifat kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan kebiasaan positif dan melaksnakan pembelajaran sesuai alokasi
waktu yang direncanakan, dan c) 3 aspek pada pemanfaatan sumber belajar
meliputi indikator melibatkan siswa dalam pemanfatan media, menunjukkan sikap
terbuka terhadap respon siswa dan menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam belajar.
Dari keseluruhan pengamatan yang dilakukan guru mitra menunjukkan
bahwa 70 % aspek pembelajaran sudah dilaksanakan oleh guru sesuai pengamatan
guru mitra pertama dan 67% pada pengamatan guru mitra kedua. Sedangkan ratarata prosentasi aspek yang tidak dilaksnakan masing-masing sebesar 30% dan
33%. Beberapa aspek yang tidak tercapai oleh guru saat melaksanakan
pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurangnya
kesiapan guru dalam pengajaran yang diakibatkan oleh rendahnya penguasaan
materi belajar, kurangnya pengaturan waktu pembelajaran,dan kurang optimalnya
penggunaan media pembelajaran saat mengajar. Untuk memperbaiki kekurangan
36
guru pada siklus I ini, maka perlu untuk dilaksanakan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran. Refleksi dilakukan untuk memperoleh kesimpulan
dari kegiatan tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I apakah telah sesuai
dengan rencana program pembelajaran atau tidak.
Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dalam rangka meningkatkan
kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar di Kelas II SDN 40
Hulontalangi Kota Gorontalo, dalam data hasil pengamatan kemampuan berbicara
siswa melalui lembar observasi, data tes lisan, aktivitas belajar siswa dan aktivitas
kegiatan guru yang telah diuraikan sebelumnya ternyata belum sepenuhnya
tercapai sesuai target yang diharapkan. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi
dimana belum semua siswa yang mampu meningkatkan kemampuan berbicara,
pada hasil tes lisan diperoleh sebagian besar siswa belum tuntas dalam menjawab
pertanyaan guru, pada aktivitas belajar siswa masih perlu ditingkatkan, sedangkan
pada aktivitas guru masih terdapat beberapa aspek yang kurang diperhatikan
dalam proses mengajar. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I
belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan, sehingga proses tindakan
perlu dilanjutkan pada siklus II.
4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus II
Pengambilan data pada siklus II ini dilaksanakan pada hari sabtu 20 Mei
2013. Prosedur pelaksanaan tindakan penelitian ini sama dengan siklus I dimana
37
meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan
evaluasi serta tahap analisis dan refleksi. Kegiatan pelaksanaan tindakan pada
siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklus I, dimana diupayakan untuk
memecahkan dan menuntaskan permasalahan yang ditemui peneliti dan guru
mitra selama proses pembelajaran pada siklus sebelumnya.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, peneliti bersama guru mitra melakukan persiapan dan
merancang pelaksanaan tindakan sesuai langkah-langkah yang mengacu pada
tahapan siklus untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui media
cerita bergambar. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dijadikan sebagai acuan
pelaksanaan pembelajaran
2. Menyiapkan materi pembelajaran
3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan berupa gambar
yaitu gambar seekor kucing dan ayam
4. Menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas
siswa yang terdiri atas 10 aspek dan lembar aktivitas guru yang terdiri
atas 24 aspek
5. Menyusun lembar observasi penilaian kemampuan berbicara siswa, yang
terdiri atas 4 aspek yang dinilai yaitu pelafalan dalam berbicara, intonasi
dalam berbicara, ketepatan menceritakan isi cerita dan gerak atau mimik
wajah dalam berbicara.
38
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama seperti siklus I, namun pada
siklus II ini pembelajaran lebih ditekankan pada penyelesaian masalah yang
dihadapi ada siklus sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti
dalam proses pembelajaran pada siklus II ini yaitu:
1. Menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
dicapai
2. Peneliti bertanya jawab dengan siswa untuk memancing pengetahuan
mereka yang berkaitan dengan materi yang diajarkan
3. Menjelaskan materi pelajaran dengan memperlihatkan gambar seekor
kucing dan ayam dan menanyakan kepada siswa ciri-ciri hewan tersebut
berdasarkan apa yang mereka lihat pada gambar.
4. Menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan kelas untuk menceritakan
isi gambar tersebut.
5. Menanyakan pendapat siswa lainnya tentang isi gambar yang diceritakan
temannya di depan kelas sudah sesuai atau tidak.
6. Memanggil siswa lainnya untuk maju ke depan kelas untuk menceritakan
isi gambar tersebut.
7. Guru memberikan evaluasi kepada siswa dengan menggunakan gambar
hewan lain untuk mengetahui penguasaan siswa tentang materi yang telah
dijelaskan.
c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Setelah tahap pelaksanaan tindakan siklus I, selanjutnya peneliti
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran untuk melihat
39
keberhasilan pembelajaran pada siklus I. Untuk mengetahui sejauhmana
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini, peneliti menggunakan
format lembar observasi, hasil tes lisan siswa, aktivitas belajar siswa dan aktivitas
guru.
1) Hasil Observasi Siklus I
Data observasi pada siklus II ini diperoleh melalui pengamatan teman
sejawat yang juga bertindak sebagai observer yang menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan kemampuan berbicara siswa dibanding siklus I. Banyak siswa yang
mampu berbicara pada siklus ini dibanding pada siklus sebelumnya . Hal ini
ditunjukkan dengan data observasi pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 5. Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siswa melalui Media
Cerita Bergambar Pada Siklus II
No
Aspek yang Diamati
1
Pelafalan dalam berbicara
2
Intonasi dalam berbicara
3
Ketepatan menceritakan
isi cerita
4
Gerak mimik wajah
dalam berbicara
Kriteria Aspek
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
Mampu
Kurang Mampu
Tidak Mampu
Jumlah
17
3
13
6
1
18
2
110
7
3
Presentase
85
15
65
30
5
90
10
50
35
15
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat pada pada aspek pelafalan dalam
berbicara terdapat 13 orang siswa atau sekitar 85% yang mampu dan hanya 3
orang siswa atau sekitar 15% siswa yang kurang mampu. Kemudian pada aspek
intonasi dalam berbicara terdapat 13 orang siswa atau 65% yang mampu, 6 orang
40
siswa atau 30% yang kurang mampu dan hanya 1 orang siswa atau 5% yang tidak
mampu. Pada aspek ketepatan menceritakan isi cerita terdapat 18 orang siswa atau
sekitar 90% yang mampu dan hanya 2 orang siswa atau 10% yang kurang mampu.
Sedangkan pada aspek gerak mimik wajah dalam bercerita terdapat 10 orang
siswa atau 50% yang mampu, 7 orang siswa atau 35% yang kurang mampu dan 3
orang siswa atau 15% yang tidak mampu.
Sehingga dapat diketahui bahwa hasil pengamatan tentang kemampuan
berbicara siswa melalui media cerita bergambar pada siklus II ini sebagian besar
telah mampu dengan mencapai rata-rata 80% dan mengalami peningkatan
dibanding siklus sebelumnya.
2) Hasil Tes Lisan
Tes lisan pada siklus II ini sama seperti yang dilaksanakan pada siklus I
yang diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Tes dilakukan untuk
mengetahui apakah kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar
ada peningkatan atau tidak. Tes lisan yang diberikan hanya berjumlah 2 soal.
Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6. Hasil Tes Lisan Kemampuan Berbicara Siswa melalui Media
Cerita Bergambar Pada Siklus II
No
1
2
Aspek yang dites
Kemampuan siswa
menyebutkan gambar yang
ditunjuk guru
Kemampuan siswa
menceritakan isi gambar
yang sudah diceritakan
oleh guru
Jumlah
Rata-Rata
Bobot
Skor
Nilai
Capaian
865
87
Jumlah Capaian
siswa
TUNTAS
BELUM
TUNTAS
11 org
-
765
77
9 org
-
1630
82
20 org
100%
-
Keterangan: Nilai Tuntas= 65-100, Nilai Belum Tuntas= 0-64
Ket
82
(Tuntas)
41
Data hasil tes lisan pada tabel 4.6 di atas menampakkan bahwa pada siklus
II ini seluruh siswa telah tuntas menjawab pertanyaan yang diberikan guru artinya
semua siswa telah berhasil menjawab pertanyaan dengan baik. Dimana masingmasing aspek pertanyaan pertama (soal 1) diperoleh nilai sekitar 87% dan
pertanyaan kedua (soal 2) rata-rata nilai sebesar 77%. Kondisi di atas menandakan
bahwa kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari
siklus I.
3) Hasil Penilaian Aktiivtas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa pada siklus II ini, diamati berdasarkan aspek-aspek
penilaian aktivitas belajar siswa yang sama seperti siklus I dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru mitra. Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan oleh guru mitra, berikut dipaparkan hasil penilaian aktivitas
belajar siswa yang diperoleh melalui lembar pengamatan berikut.
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa dalam Meningkatkan
Kemampuan Siswa melalui Media Cerita Bergambar Siklus II
No.
Aktivitas yang Diamati
1.
Aktivitas siswa pada kegiatan
pembuka pembelajaran
Aktivitas siswa pada inti pembelajaran
a. Kegiatan penjelasan materi
pembelajaran
b. Pendekatan / strategi pembelajaran
c. Tindak Lanjut
Aktivitas siswa pada kegiatan penutup
Jumlah
Rata-rata
2.
3.
Kategori*
C
K
Item
Indikator
B
2
33
7
0
2
33
5
2
4
2
2
12 item
72
31
8
8
0
1
35
204
85
8
32
13
1
4
1,7
Keterangan: B = Frekuensi siswa dengan capaian baik, C = Frekuansi siswa dengan capaian
cukup, baik, K = Frekuansi siswa dengan capaian kurang baik
42
Tabel 4.7 di atas menjelaskan bahwa aktivitas belajar siswa pada saat
proses pembelajaran berjalan berjalan dengan baik. Sebagian besar siswa telah
mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil
penilaian siswa aktivitas belajar yang meningkat hingga berkisar 85% dari dari
seluruh siswa dengan capaian baik, 13% siswa dengan kategori cukup baik dan
hanya 1,7% siswa dengan kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus
sebelumnya.
3) Hasil Pemantauan Aktivitas Guru
Pengamatan aspek-aspek yang dinilai pada guru selama proses
pembelajaran dilakukan oleh guru mitra. Kriteria penilaiannya dilakukan dengan
cara ceklist. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra,
berikut dipaparkan hasil pengamatan aktivitas guru yang tampak pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru tentang Kemampuan Berbicara
Siswa Melalui Media Cerita Bergambar siklus II
No.
I
II
III
Aspek yang Diamati
Pra pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran
a. Penguasaan Materi Pembelajaran
b. Pendekatan / Strategi Pembelajara
c. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
d. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
e. Penggunaan Bahasa
Penutup
Jumlah
Rata-rata
P1
Tidak
P2
Tidak
Item
Indikator
Ya
2
2
-
2
-
4
6
6
2
2
2
3
4
5
1
2
2
1
2
1
1
-
4
3
6
2
2
2
3
-
24 item
19
5
79%
21%
21
88,5
%
3
1,3%
Ya
Keterangan: Ya = aspek pembelajaran dilaksanakan, Tidak = aspek pembelajaran tidak
dilaksanakan. P1= pengamat 1, P2= Pengamat 2
43
Mengamati data pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa dari 24 aspek
yang diamati oleh guru mitra, dimana pada pengamatan guru mitra pertama 19
aspek yang dilaksanakan dengan baik oleh guru atau sekitar 79% dan hanya 5
aspek yang tidak dilaksanakan atau sekitar 21%, sedangkan pada hasil
pengamatan guru mitra kedua diperoleh data 21 aspek telah dilaksanakan dengan
baik oleh guru atau sekitar 88,5% dan hanya terdapat 3 aspek atau sekitar 1,3 %
yang tidak dilaksanakan oleh guru dalam pengajaran. Meskipun tidak semua
aspek pengamatan akvititas guru dalam pembelajaran dicapai oleh guru dalam
proses pengajaran, akan tetapi hasil di atas telah menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas belajas guru dibanding siklus sebelumnya dengan capaian
88,5%. Adapun beberapa kendala yang dihadapi guru pada siklus sebelumnya
diantaranya adalah kurangnya kesiapan guru dalam pengajaran yang diakibatkan
oleh rendahnya penguasaan materi belajar, kurangnya pengaturan waktu
pembelajaran, dan kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran saat
mengajar telah diminimalisir pada siklus II ini.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara
siswa melalui media cerita bergambar di Kelas II SDN 40 Hulontalangi Kota
Gorontalo, sebagaimana data hasil pengamatan kemampuan berbicara siswa
melalui lembar observasi, data tes lisan, aktivitas belajar siswa dan aktivitas
kegiatan guru yang telah dipaparkan sebelumnya
menunjukkan bahwa
kemampuan berbicara siswa telah berhasil dilaksanakan dengan menggunakan
media cerita bergambar atau dalam artian telah mencapai indikator kinerja yang
diharapkan yakni 75% . Hal ini telah tampak dimana dimana belum pada hasil
44
observasi siklus I meningkatkan kemampuan berbicara masih cukup rendah pada
siklus II ini meningkat, pada hasil tes lisan diperoleh sebagian siswa belum tuntas
namun pada siklus Ii ini seluruh siswa tuntas dalam menjawab pertanyaan guru,
jika pada aktivitas belajar siswa di siklus I masih perlu rendah, pada siklus ini
aktivitas belajar siswa meningkat, sedangkan pada aktivitas kegiatan guru
menunjukkan sebagian besar aspek pembelajaran telah dilaksnakan dengan baik
oleh guru. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak perlu
dilanjutkan lagi kesiklus selanjutnya dan dapat diterima.
4. 2
Pembahasan
Uraian pada bagian ini dimaksudkan untuk menjelaskan secara
keseluruhan temuan penelitian yang telah dipaparkan pada deskripsi hasil
penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan peningkatan kemampuan berbicara
siswa melalui media cerita bergambar di kelas II SDN 40 Hulontalangi Kota
Gorontalo.
Hasil penelitian yang diperoleh pada tahapan berupa observasi awal belum
menunjukkan adanya kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar
masih sangat rendah. Dalam temuan pada observasi masih terdapat beberapa
masalah yang melatarbelakangi rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara,
diantaranya; sebagian besar siswa belum lancar berbicara, minimnya kosakata
yang dimiliki siswa yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menceritakan
kembali isi gambar, siswa banyak yang kurang percaya diri untuk berbicara di
depan kelas dan sebagian besar siswa belum bisa menghayati isi cerita dengan
baik sehingga tidak dapat menunjukkan gerak dan mimik yang sesuai isi cerita.
45
Tindak lanjut perolehan data dilakukan melalui dua tahapan siklus yang
akan mengukur sejauhmana tingkat kemampuan berbicara siswa melalui media
cerita bergambar. Pada siklus I, data diperoleh melalui observasi kemampuan
berbicara siswa, tes lisan siswa, aktivitas belajar siswa dan aktivitas kegiatan guru.
Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan berbicara
siswa melalui media cerita bergambar mengalami peningkatan dibanding
observasi awal yang dilakukan. Hal ini mengacu pada pada data hasil observasi
yang menampakkan bahwa kemampuan berbicara siswa melalui media cerita
bergambar mencapai 45,55% yang mampu, 38,89% yang kurang mampu dan
15,56% yang tidak mampu. Mengingat hasil perolehan yang masih rendah, maka
pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus II.
Pada tes yang diberikan secara lisan
untuk mengukur sejauhmana
kemampuan siswa berbicara melalui media cerita bergambar. Hasil tes
menampakkan bahwa sebagian besar siswa belum dapat menjawab dengan soal
yang diberikan atau belum tuntas, dimana terdapat 12 orang siswa yang belum
tuntas dalam menjawab tes lisan yang diberikan atau sebesar 60%, sedangkan
siswa yang tuntas menjawab soal hanya sebanyak 8 orang atau 40%, dengan
capaian nilai rata-rata siswa sebesar 61%. Meskipun hasil tes lisan yang diperoleh
belum optimal, namun disisi lain siswa sangat antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran, khususnya pada saat ditunjukkan media cerita bergambar.
Adapun temuan pada aktivitas belajar siswa pada siklus I menampakkan
bahwa aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran berjalan dengan
kurang optimal. Sebagian besar siswa belum sepenuhnya mengikuti seluruh
proses pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil penilaian siswa
46
aktivitas belajar yang hanya berkisar 44% dari dari seluruh siswa dengan capaian
baik, 45% siswa dengan kategori cukup baik dan 11% siswa dengan kategori
kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih perlu
ditingkatkan dan diperbaiki pada tindakan siklus selanjutnya.
Selanjutnya, pada pemantauan hasil aktivitas guru mengajar pada siklus I
menampakkan bahwa dari 24 aspek yang diamati oleh guru mitra, dimana pada
pengamatan guru mitra pertama hanya 17 aspek yang dilaksanakan oleh guru atau
sekitar 70% dan 7 aspek lainnya tidak dilaksanakan atau sekitar 30%, sedangkan
pada pengamatan guru mitra kedua hanya 16 yang dilaksanakan oleh guru atau
sekitar 67% dan 7 aspek lainnya tidak dilaksanakan atau sekitar 33%. Beberapa
aspek yang tidak tercapai oleh guru saat melaksanakan pembelajaran dipengaruhi
oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurangnya kesiapan guru dalam pengajaran
yang diakibatkan oleh rendahnya penguasaan materi belajar, kurangnya
pengaturan waktu pembelajaran,dan kurang optimalnya penggunaan media
pembelajaran saat mengajar. Untuk memperbaiki kekurangan guru pada siklus I
ini, maka perlu untuk dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya.
Adapun pada siklus II, atau tahapan akhir tindakan siklus diperoleh hasil
yang cukup signifikan, dimana menujukkan bahwa kemampuan berbicara siswa
melalui media cerita bergambar mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Peningkatan ini tampak pada hasil observasi kemampuan siswa, tes lisan
siswa, aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru. Pada hasil observasi
kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar diperoleh bahwa
pada siklus II sebagian besar telah mampu dengan mencapai rata-rata 80% dan
mengalami penignkatan dibanding siklus sebelumnya.
47
Peningkatan ini juga tampak pada hasil tes lisan siswa, dimana semua
siswa menjawab soal dengan baik dengan kategori tuntas. Dimana masing-masing
aspek pertanyaan pertama (soal 1) diperoleh nilai sekitar 87% dan pertanyaan
kedua (soal 2) rata-rata nilai sebesar 77%. Kondisi di atas menandakan bahwa
kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I.
Adapun pada penilaian aktivitas guru pada proses mengajar, diperoleh
bahwa dari 24 aspek yan diamati oleh guru mitra, dimana pada pengamatan guru
mitra pertama 19 aspek yang dilaksanakan dengan baik oleh guru atau sekitar
79% dan hanya 5 aspek yang tidak dilaksnakan atau sekitar 21%, sedangkan pada
hasil pengamatan guru mitra kedua diperoleh data 21 aspek telah dilaksnakan
dengan baik oleh guru atau sekitar 88,5% dan hanya terdapat 3 aspek atau sekitar
1,3 % yang tidak dilaksanakan oleh guru dalam pengajaran. Hasil temuan ini
telah menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajas guru dibanding siklus
sebelumnya dengan capaian 88,5%.
Jika dibuat perbandingan data temuan tentang hasil observasi kemampuan
berbicara siswa melalui media cerita bergambar dari obsrvasi awal siklus I hingga
siklus II, maka diperoleh hasil prosentasi sebagai berikut.
Tabel 4.9 Analisis Hasil Perbandingan Prosentasi Peningkatan
Kemampuan berbicara Siswa melalui Media Cerita Bergambar
di Kelas II SDN 40 Hulontalangi
No
Aspek yang
Diamati
1
2
3
Observasi awal
Siklus I
Siklus II
Mampu
32
55
80
Kriteria
Kurang
mampu
18
25
15
Tidak
Mampu
50
20
5
Total
100%
100
100
48
Jika dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu
kemampaun berbicara siswa pada observasi awal di bawah 75% maka, akan
dilakukan tindakan siklus I, dan jika pelaksanaan siklus I dibawah 75% dari
jumlah siswa, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Akan tetapi jika pada siklus II
kemampuan berbicara siswa di atas 75% dari jumlah, maka tidak perlu dilanjutkan
dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Jadi dengan hasil yang telah diperoleh di atas
sampai dengan akhir tindakan siklus II menunjukkan bahwa indikator kinerja
sudah dicapai. Dengan demikian, ternyata hioptesis penelitian tindakan yang
menyatakan bahwa “jika guru menggunakan media media cerita bergambar maka
kemampuan berbicara siswa di kelas II SDN 40 Hulontalangi Kota Gorontalo
akan meningkat” dapat diterima.
Download