BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bab III telah dikemukakan bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 40 Hulantalangi Kota Gorontalo pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus penelitian adalah meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 9 orang perempuan. Penelitian tindakan kelas ini direncakana untuk dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan siklus II dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki hasil yang diperoeh pada siklus I jika pada siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan. 4.1.1 Hasil Observasi Awal Perencanaan pembelajaran dan penelitian tindakan kelas ini sebelum masuk pada siklus I maka diadakan pelaksanaan observasi awal yang dilaksanakan pada hari selasa 15 April 2013, dari jam (07.30-09.30). Berdasarkan data yang diperoleh pada observasi awal tentang kemampuan berbicara siswa di Kelas II SDN 40 Hulontalangi Kota Gorontalo dapat dideskripsikan; dari 20 orang siswa hanya 9 orang atau 32% yang mampu berbicara dan 5 orang siswa atau 18 % yang kurang mampu berbicara, serta 14 orang siswa atau 50% siswa yang tidak mampu berbicara. Oleh karena itu peneliti melakukan tindak lanjut pada siklus I dan II. 27 28 Dari data observasi awal banyak ditemukan masalah-masalah yang melatarbelakangi rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara, diantaranya yaitu: 1. Sebagian besar siswa belum lancar berbicara 2. Minimnya kosakata yang dimiliki siswa yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menceritakan kembali isi gambar. 3. Siswa banyak yang kurang percaya diri untuk berbicara di depan kelas 4. Sebagian besar siswa belum bisa menghayati isi cerita dengan baik sehingga tidak dapat menunjukkan gerak dan mimik yang sesuai dengan isi cerita. 4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus I Pengambilan data pada siklus I dilaksanakan pada hari sabtu 4 Mei 2013 yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra, dimana peneliti bertindak sebagai guru pengajar dan guru mitra sebagai guru pengamat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan penelitian mengacu pada prosedur penelitian yang ditetapkan sebelumnya yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi serta tahap analisis dan refleksi. a. Tahap Persiapan Pada tahap ini, peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi untuk mempersiapkan dan merancang pelaksanaan tindakan sebagai langkah untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar. Halhal yang dipersiapkan antara lain: 29 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran 2. Menyiapkan materi pembelajaran 3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan berupa gambar yaitu gambar seekor gajah dan bebek 4. Menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas siswa yang terdiri atas 10 aspek dan lembar aktivitas guru yang terdiri atas 24 aspek untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran 5. Menyusun lembar penilaian kemampuan berbicara siswa, yang terdiri atas 4 aspek yang dinilai yaitu pelafalan dalam berbicara, intonasi dalam berbicara, ketepatan menceritakan isi cerita dan gerak atau mimik wajah dalam berbicara. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran pada siklus I yaitu: 1. Menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dassar yang akan dicapai 2. Peneliti bertanya jawab dengan siswa untuk memancing pengetahuan mereka yang berkaitan dengan materi yang diajarkan 3. Menjelaskan materi pelajaran dengan memperlihatkan gambar seekor gajah dan bebek dan menanyakan kepada siswa ciri-ciri hewan tersebut berdasarkan apa yang mereka lihat pada gambar. 30 4. Menunjuk salah satu siswa untuk majun ke depan kelas untuk menceritakan isi gambar tersebut. 5. Menanyakan pendapat siswa lainnya tentang isi gambar yang diceritakan temannya di depan kelas sudah sesuai atau tidak. 6. Memanggil siswa lainnya untuk maju ke depan kelas menceritakan isi gambar tersebut. 7. Guru memberikan evaluasi kepada siswa dengan menggunakan gambar hewan lain untuk mengetahui penguasaan siswa tentang materi yang telah dijelaskan. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Setelah tahap pelaksanaan tindakan siklus I, selanjutnya peneliti melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran untuk melihat keberhasilan pembelajaran pada siklus I. Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini, peneliti menggunakan format lembar observasi, hasil tes lisan siswa, aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru. 1) Hasil observasi siklus I Hasil yang diperoleh melalui pengamatan teman sejawat yang juga bertindak sebagai observer menunjukkan bahwa dilihat dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar, siswa secara individu sebagian besar memiliki nilai yang cukup baik. Banyak siswa yang mampu berbicara pada siklus ini dibanding pada pengamatan awal . Hal ini ditunjukkan dengan data observasi yang tertuang pada tabel berikut ini. 31 Tabel 4.1. Data Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siswa melalui Media Cerita Bergambar Pada Siklus I No Aspek yang Diamati 1 Pelafalan dalam berbicara 2 Intonasi dalam berbicara 3 Ketepatan menceritakan isi cerita 4 Gerak mimik wajah dalam berbicara Kriteria Aspek Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Jumlah 12 4 4 8 9 3 13 6 1 5 7 8 Presentase 60 20 20 40 45 15 65 30 5 25 35 40 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat terlihat pada aspek pelafalan dalam berbicara terdapat 12 orang siswa atau sekitar 60% yang mampu, 4 orang siswa atau sekitar 20% siswa yang kurang mampu dan 4 orang siswa atau sekitar 20% yang tidak mampu. Kemudian pada aspek intonasi dalam berbicara terdapat 8 orang siswa atau 40% yang mampu, 9 orang siswa atau 45% yang kurang mampu dan 3 orang siswa atau 15% yang tidak mampu. Pada aspek ketepatan menceritakan isi cerita terdapat 13 orang siswa atau sekitar 65% yang mampu, 6 orang siswa atau 30% yang kurang mampu dan 1 orang siswa atau 5% yang tidak mampu. Sedangkan pada aspek gerak mimik wajah dalam bercerita terdapat 5 orang siswa atau 25% yang mampu, 7 orang siswa atau 35% yang kurang mampu dan 8 orang siswa atau 40% yang tidak mampu. Sehingga dapat diketahui bahwa hasil observasi kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar mencapai 45,55% yang mampu, 38,89% yang kurang mampu dan 15,56% yang tidak mampu. Rendahnya kemampuan berbicara siswa pada bahasan ini disebabkan oleh kurangnya perhatian siswa 32 tersebut pada proses pembelajaran dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa hasil capaian pada siklus ini belum sesuai harapan, maka peneliti memandang perlu untuk melakukan tindak lanjut ke siklus II. 2) Hasil Tes Lisan Tes lisan pada siklus I diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Tes dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan berbicara siswa temelalui media cerita bergambar. Tes lisan yang diberikan hanya berjumlah 2 soal. Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat ada tabel berikut ini. Tabel 4.2. Hasil Tes Lisan Kemampuan Berbicara Siswa melalui Media Cerita Bergambar Pada Siklus I No 1 2 Aspek yang Dites Kemampuan siswa menyebutkan gambar yang ditunjuk guru Kemampuan siswa menceritakan isi gambar yang sudah diceritakan oleh guru Jumlah Rata-Rata Bobot Skor Nilai Capaian 580 58 Jumlah Capaian siswa TUNTAS BELUM TUNTAS 1 org 6 org 615 62 7org 1195 61 8 org 40% 6 org Ket 61 (Belum Tuntas) 12 org 60% Keterangan: Nilai Tuntas= 65-100, Nilai Belum Tuntas= 0-64 Didasarkan pada tabel di atas, tampak bahwa pada siklus I ini sebagian besar masih kurang berhasil menyelesaikan test yang diberikan. Terdapat 12 orang siswa yang belum tuntas dalam menjawab tes lisan yang diberikan atau sebesar 60%, sedangkan siswa yang tuntas menjawab soal hanya sebanyak 8 orang atau 40%, dengan capaian nilai rata-rata siswa sebesar 61%. 33 Meskipun hasil tes lisan yang diperoleh belum optimal, namun disisi lain siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya pada saat ditunjukkan media cerita bergambar. Hal ini diketahui dari respon sebagian siswa yang memperhatikan dengan temannya menceritakan isi cerita bergambar. 3) Hasil Penilaian Aktiivtas Belajar Siswa Pengamatan aspek-aspek yang dinilai pada aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mitra. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra, berikut dipaparkan hasil penilaian aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui lembar pengamatan. Tabel 4.3 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Media Cerita Bergambar Siklus I No. Aktivitas yang Diamati 1. Aktivitas siswa pada kegiatan pembuka pembelajaran Aktivitas siswa pada inti pembelajaran a. Kegiatan penjelasan materi pembelajaran b. Pendekatan / strategi pembelajaran c. Tindak Lanjut Aktivitas siswa pada kegiatan penutup Jumlah Rata-rata 2. 3. Kategori* C K Item Indikator B 2 19 19 2 2 15 19 6 4 2 2 12 item 32 22 35 7 13 1 28 105 44 17 107 45 9 28 11 Keterangan: B = Frekuensi siswa dengan capaian baik, C = Frekuansi siswa dengan capaian cukup, baik, K = Frekuansi siswa dengan capaian kurang baik Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran berjalan dengan kurang optimal. Sebagian besar siswa belum sepenuhnya mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil penilaian siswa aktivitas belajar yang hanya berkisar 44% dari dari seluruh siswa dengan capaian baik, 45% siswa dengan kategori cukup baik dan 11% siswa dengan kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas 34 belajar siswa masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki pada tindakan siklus selanjutnya. 3) Hasil Pemantauan Aktivitas Guru Pengamatan aspek-aspek yang dinilai pada guru selama proses proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra. Kriteria penilaiannya dilakukan dengan cara ceklist. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra, berikut dipaparkan hasil pengamatan aktivitas guru yang tampak pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada kemampuan Berbicara Siswa Melalui Media Cerita Bergambar di Kelas II SDN 40 Hulontalangi siklus I No. I II III Aspek yang Diamati Pra pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran a. Penguasaan Materi Pembelajaran b. Pendekatan / Strategi Pembelajara c. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media d. Penilaian Proses dan Hasil Belajar e. Penggunaan Bahasa Penutup Jumlah Rata-rata P1 Tidak P2 Tidak Item Indikator Ya 2 2 - 2 - 4 6 6 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 - 2 2 4 2 2 2 2 4 2 - 24 item 17 70% 7 30% 16 67% 8 33% Ya Keterangan: Ya = aspek pembelajaran dilaksanakan, Tidak = aspek pembelajaran tidak dilaksanakan. P1= pengamat 1, P2= Pengamat 2 Berdasarkan data di atas, maka dapat dilihat bahwa dari 24 aspek yang diamati oleh guru mitra, dimana pada pengamatan guru mitra pertama hanya 17 aspek yang dilaksanakan oleh guru dan 7 aspek lainnya tidak dilaksanakan yang meliputi aspek a) 2 aspek pada penguasaan materi yaitu indikator mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, b) 2 aspek pada pendekatan / strategi pembelajaran dengan indikator melaksanakan pembelajaran secara runtut dan melaksnakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, dan c) 3 aspek pada pemanfaatan sumber 35 belajar meliputi indikator melibatkan siswa dalam pemanfatan media, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dan menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Sedangkan pengamatan guru mitra kedua hanya 16 yang dilaksanakan oleh guru dan 7 aspek lainnya tidak dilaksanakan yang meliputi aspek a) 2 aspek pada penguasaan materi yaitu indikator mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, b) 4 aspek pada pendekatan / strategi pembelajaran dengan indikator melaksanakan pembelajaran secara runtut, melaksnakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan kebiasaan positif dan melaksnakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang direncanakan, dan c) 3 aspek pada pemanfaatan sumber belajar meliputi indikator melibatkan siswa dalam pemanfatan media, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dan menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Dari keseluruhan pengamatan yang dilakukan guru mitra menunjukkan bahwa 70 % aspek pembelajaran sudah dilaksanakan oleh guru sesuai pengamatan guru mitra pertama dan 67% pada pengamatan guru mitra kedua. Sedangkan ratarata prosentasi aspek yang tidak dilaksnakan masing-masing sebesar 30% dan 33%. Beberapa aspek yang tidak tercapai oleh guru saat melaksanakan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurangnya kesiapan guru dalam pengajaran yang diakibatkan oleh rendahnya penguasaan materi belajar, kurangnya pengaturan waktu pembelajaran,dan kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran saat mengajar. Untuk memperbaiki kekurangan 36 guru pada siklus I ini, maka perlu untuk dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya. d. Tahap Analisis dan Refleksi Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. Refleksi dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dari kegiatan tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I apakah telah sesuai dengan rencana program pembelajaran atau tidak. Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar di Kelas II SDN 40 Hulontalangi Kota Gorontalo, dalam data hasil pengamatan kemampuan berbicara siswa melalui lembar observasi, data tes lisan, aktivitas belajar siswa dan aktivitas kegiatan guru yang telah diuraikan sebelumnya ternyata belum sepenuhnya tercapai sesuai target yang diharapkan. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi dimana belum semua siswa yang mampu meningkatkan kemampuan berbicara, pada hasil tes lisan diperoleh sebagian besar siswa belum tuntas dalam menjawab pertanyaan guru, pada aktivitas belajar siswa masih perlu ditingkatkan, sedangkan pada aktivitas guru masih terdapat beberapa aspek yang kurang diperhatikan dalam proses mengajar. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan, sehingga proses tindakan perlu dilanjutkan pada siklus II. 4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus II Pengambilan data pada siklus II ini dilaksanakan pada hari sabtu 20 Mei 2013. Prosedur pelaksanaan tindakan penelitian ini sama dengan siklus I dimana 37 meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi serta tahap analisis dan refleksi. Kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklus I, dimana diupayakan untuk memecahkan dan menuntaskan permasalahan yang ditemui peneliti dan guru mitra selama proses pembelajaran pada siklus sebelumnya. a. Tahap Persiapan Pada tahap ini, peneliti bersama guru mitra melakukan persiapan dan merancang pelaksanaan tindakan sesuai langkah-langkah yang mengacu pada tahapan siklus untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran 2. Menyiapkan materi pembelajaran 3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan berupa gambar yaitu gambar seekor kucing dan ayam 4. Menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas siswa yang terdiri atas 10 aspek dan lembar aktivitas guru yang terdiri atas 24 aspek 5. Menyusun lembar observasi penilaian kemampuan berbicara siswa, yang terdiri atas 4 aspek yang dinilai yaitu pelafalan dalam berbicara, intonasi dalam berbicara, ketepatan menceritakan isi cerita dan gerak atau mimik wajah dalam berbicara. 38 b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama seperti siklus I, namun pada siklus II ini pembelajaran lebih ditekankan pada penyelesaian masalah yang dihadapi ada siklus sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran pada siklus II ini yaitu: 1. Menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai 2. Peneliti bertanya jawab dengan siswa untuk memancing pengetahuan mereka yang berkaitan dengan materi yang diajarkan 3. Menjelaskan materi pelajaran dengan memperlihatkan gambar seekor kucing dan ayam dan menanyakan kepada siswa ciri-ciri hewan tersebut berdasarkan apa yang mereka lihat pada gambar. 4. Menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan kelas untuk menceritakan isi gambar tersebut. 5. Menanyakan pendapat siswa lainnya tentang isi gambar yang diceritakan temannya di depan kelas sudah sesuai atau tidak. 6. Memanggil siswa lainnya untuk maju ke depan kelas untuk menceritakan isi gambar tersebut. 7. Guru memberikan evaluasi kepada siswa dengan menggunakan gambar hewan lain untuk mengetahui penguasaan siswa tentang materi yang telah dijelaskan. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Setelah tahap pelaksanaan tindakan siklus I, selanjutnya peneliti melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran untuk melihat 39 keberhasilan pembelajaran pada siklus I. Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini, peneliti menggunakan format lembar observasi, hasil tes lisan siswa, aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru. 1) Hasil Observasi Siklus I Data observasi pada siklus II ini diperoleh melalui pengamatan teman sejawat yang juga bertindak sebagai observer yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berbicara siswa dibanding siklus I. Banyak siswa yang mampu berbicara pada siklus ini dibanding pada siklus sebelumnya . Hal ini ditunjukkan dengan data observasi pada tabel berikut ini. Tabel 4. 5. Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siswa melalui Media Cerita Bergambar Pada Siklus II No Aspek yang Diamati 1 Pelafalan dalam berbicara 2 Intonasi dalam berbicara 3 Ketepatan menceritakan isi cerita 4 Gerak mimik wajah dalam berbicara Kriteria Aspek Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Jumlah 17 3 13 6 1 18 2 110 7 3 Presentase 85 15 65 30 5 90 10 50 35 15 Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat pada pada aspek pelafalan dalam berbicara terdapat 13 orang siswa atau sekitar 85% yang mampu dan hanya 3 orang siswa atau sekitar 15% siswa yang kurang mampu. Kemudian pada aspek intonasi dalam berbicara terdapat 13 orang siswa atau 65% yang mampu, 6 orang 40 siswa atau 30% yang kurang mampu dan hanya 1 orang siswa atau 5% yang tidak mampu. Pada aspek ketepatan menceritakan isi cerita terdapat 18 orang siswa atau sekitar 90% yang mampu dan hanya 2 orang siswa atau 10% yang kurang mampu. Sedangkan pada aspek gerak mimik wajah dalam bercerita terdapat 10 orang siswa atau 50% yang mampu, 7 orang siswa atau 35% yang kurang mampu dan 3 orang siswa atau 15% yang tidak mampu. Sehingga dapat diketahui bahwa hasil pengamatan tentang kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar pada siklus II ini sebagian besar telah mampu dengan mencapai rata-rata 80% dan mengalami peningkatan dibanding siklus sebelumnya. 2) Hasil Tes Lisan Tes lisan pada siklus II ini sama seperti yang dilaksanakan pada siklus I yang diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Tes dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar ada peningkatan atau tidak. Tes lisan yang diberikan hanya berjumlah 2 soal. Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.6. Hasil Tes Lisan Kemampuan Berbicara Siswa melalui Media Cerita Bergambar Pada Siklus II No 1 2 Aspek yang dites Kemampuan siswa menyebutkan gambar yang ditunjuk guru Kemampuan siswa menceritakan isi gambar yang sudah diceritakan oleh guru Jumlah Rata-Rata Bobot Skor Nilai Capaian 865 87 Jumlah Capaian siswa TUNTAS BELUM TUNTAS 11 org - 765 77 9 org - 1630 82 20 org 100% - Keterangan: Nilai Tuntas= 65-100, Nilai Belum Tuntas= 0-64 Ket 82 (Tuntas) 41 Data hasil tes lisan pada tabel 4.6 di atas menampakkan bahwa pada siklus II ini seluruh siswa telah tuntas menjawab pertanyaan yang diberikan guru artinya semua siswa telah berhasil menjawab pertanyaan dengan baik. Dimana masingmasing aspek pertanyaan pertama (soal 1) diperoleh nilai sekitar 87% dan pertanyaan kedua (soal 2) rata-rata nilai sebesar 77%. Kondisi di atas menandakan bahwa kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I. 3) Hasil Penilaian Aktiivtas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa pada siklus II ini, diamati berdasarkan aspek-aspek penilaian aktivitas belajar siswa yang sama seperti siklus I dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mitra. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra, berikut dipaparkan hasil penilaian aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui lembar pengamatan berikut. Tabel 4.7 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Media Cerita Bergambar Siklus II No. Aktivitas yang Diamati 1. Aktivitas siswa pada kegiatan pembuka pembelajaran Aktivitas siswa pada inti pembelajaran a. Kegiatan penjelasan materi pembelajaran b. Pendekatan / strategi pembelajaran c. Tindak Lanjut Aktivitas siswa pada kegiatan penutup Jumlah Rata-rata 2. 3. Kategori* C K Item Indikator B 2 33 7 0 2 33 5 2 4 2 2 12 item 72 31 8 8 0 1 35 204 85 8 32 13 1 4 1,7 Keterangan: B = Frekuensi siswa dengan capaian baik, C = Frekuansi siswa dengan capaian cukup, baik, K = Frekuansi siswa dengan capaian kurang baik 42 Tabel 4.7 di atas menjelaskan bahwa aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran berjalan berjalan dengan baik. Sebagian besar siswa telah mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil penilaian siswa aktivitas belajar yang meningkat hingga berkisar 85% dari dari seluruh siswa dengan capaian baik, 13% siswa dengan kategori cukup baik dan hanya 1,7% siswa dengan kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus sebelumnya. 3) Hasil Pemantauan Aktivitas Guru Pengamatan aspek-aspek yang dinilai pada guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra. Kriteria penilaiannya dilakukan dengan cara ceklist. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra, berikut dipaparkan hasil pengamatan aktivitas guru yang tampak pada tabel 4.8. Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru tentang Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Media Cerita Bergambar siklus II No. I II III Aspek yang Diamati Pra pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran a. Penguasaan Materi Pembelajaran b. Pendekatan / Strategi Pembelajara c. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media d. Penilaian Proses dan Hasil Belajar e. Penggunaan Bahasa Penutup Jumlah Rata-rata P1 Tidak P2 Tidak Item Indikator Ya 2 2 - 2 - 4 6 6 2 2 2 3 4 5 1 2 2 1 2 1 1 - 4 3 6 2 2 2 3 - 24 item 19 5 79% 21% 21 88,5 % 3 1,3% Ya Keterangan: Ya = aspek pembelajaran dilaksanakan, Tidak = aspek pembelajaran tidak dilaksanakan. P1= pengamat 1, P2= Pengamat 2 43 Mengamati data pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa dari 24 aspek yang diamati oleh guru mitra, dimana pada pengamatan guru mitra pertama 19 aspek yang dilaksanakan dengan baik oleh guru atau sekitar 79% dan hanya 5 aspek yang tidak dilaksanakan atau sekitar 21%, sedangkan pada hasil pengamatan guru mitra kedua diperoleh data 21 aspek telah dilaksanakan dengan baik oleh guru atau sekitar 88,5% dan hanya terdapat 3 aspek atau sekitar 1,3 % yang tidak dilaksanakan oleh guru dalam pengajaran. Meskipun tidak semua aspek pengamatan akvititas guru dalam pembelajaran dicapai oleh guru dalam proses pengajaran, akan tetapi hasil di atas telah menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajas guru dibanding siklus sebelumnya dengan capaian 88,5%. Adapun beberapa kendala yang dihadapi guru pada siklus sebelumnya diantaranya adalah kurangnya kesiapan guru dalam pengajaran yang diakibatkan oleh rendahnya penguasaan materi belajar, kurangnya pengaturan waktu pembelajaran, dan kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran saat mengajar telah diminimalisir pada siklus II ini. d. Tahap Analisis dan Refleksi Kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar di Kelas II SDN 40 Hulontalangi Kota Gorontalo, sebagaimana data hasil pengamatan kemampuan berbicara siswa melalui lembar observasi, data tes lisan, aktivitas belajar siswa dan aktivitas kegiatan guru yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa telah berhasil dilaksanakan dengan menggunakan media cerita bergambar atau dalam artian telah mencapai indikator kinerja yang diharapkan yakni 75% . Hal ini telah tampak dimana dimana belum pada hasil 44 observasi siklus I meningkatkan kemampuan berbicara masih cukup rendah pada siklus II ini meningkat, pada hasil tes lisan diperoleh sebagian siswa belum tuntas namun pada siklus Ii ini seluruh siswa tuntas dalam menjawab pertanyaan guru, jika pada aktivitas belajar siswa di siklus I masih perlu rendah, pada siklus ini aktivitas belajar siswa meningkat, sedangkan pada aktivitas kegiatan guru menunjukkan sebagian besar aspek pembelajaran telah dilaksnakan dengan baik oleh guru. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak perlu dilanjutkan lagi kesiklus selanjutnya dan dapat diterima. 4. 2 Pembahasan Uraian pada bagian ini dimaksudkan untuk menjelaskan secara keseluruhan temuan penelitian yang telah dipaparkan pada deskripsi hasil penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan peningkatan kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar di kelas II SDN 40 Hulontalangi Kota Gorontalo. Hasil penelitian yang diperoleh pada tahapan berupa observasi awal belum menunjukkan adanya kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar masih sangat rendah. Dalam temuan pada observasi masih terdapat beberapa masalah yang melatarbelakangi rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara, diantaranya; sebagian besar siswa belum lancar berbicara, minimnya kosakata yang dimiliki siswa yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menceritakan kembali isi gambar, siswa banyak yang kurang percaya diri untuk berbicara di depan kelas dan sebagian besar siswa belum bisa menghayati isi cerita dengan baik sehingga tidak dapat menunjukkan gerak dan mimik yang sesuai isi cerita. 45 Tindak lanjut perolehan data dilakukan melalui dua tahapan siklus yang akan mengukur sejauhmana tingkat kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar. Pada siklus I, data diperoleh melalui observasi kemampuan berbicara siswa, tes lisan siswa, aktivitas belajar siswa dan aktivitas kegiatan guru. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar mengalami peningkatan dibanding observasi awal yang dilakukan. Hal ini mengacu pada pada data hasil observasi yang menampakkan bahwa kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar mencapai 45,55% yang mampu, 38,89% yang kurang mampu dan 15,56% yang tidak mampu. Mengingat hasil perolehan yang masih rendah, maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus II. Pada tes yang diberikan secara lisan untuk mengukur sejauhmana kemampuan siswa berbicara melalui media cerita bergambar. Hasil tes menampakkan bahwa sebagian besar siswa belum dapat menjawab dengan soal yang diberikan atau belum tuntas, dimana terdapat 12 orang siswa yang belum tuntas dalam menjawab tes lisan yang diberikan atau sebesar 60%, sedangkan siswa yang tuntas menjawab soal hanya sebanyak 8 orang atau 40%, dengan capaian nilai rata-rata siswa sebesar 61%. Meskipun hasil tes lisan yang diperoleh belum optimal, namun disisi lain siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya pada saat ditunjukkan media cerita bergambar. Adapun temuan pada aktivitas belajar siswa pada siklus I menampakkan bahwa aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran berjalan dengan kurang optimal. Sebagian besar siswa belum sepenuhnya mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil penilaian siswa 46 aktivitas belajar yang hanya berkisar 44% dari dari seluruh siswa dengan capaian baik, 45% siswa dengan kategori cukup baik dan 11% siswa dengan kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki pada tindakan siklus selanjutnya. Selanjutnya, pada pemantauan hasil aktivitas guru mengajar pada siklus I menampakkan bahwa dari 24 aspek yang diamati oleh guru mitra, dimana pada pengamatan guru mitra pertama hanya 17 aspek yang dilaksanakan oleh guru atau sekitar 70% dan 7 aspek lainnya tidak dilaksanakan atau sekitar 30%, sedangkan pada pengamatan guru mitra kedua hanya 16 yang dilaksanakan oleh guru atau sekitar 67% dan 7 aspek lainnya tidak dilaksanakan atau sekitar 33%. Beberapa aspek yang tidak tercapai oleh guru saat melaksanakan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurangnya kesiapan guru dalam pengajaran yang diakibatkan oleh rendahnya penguasaan materi belajar, kurangnya pengaturan waktu pembelajaran,dan kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran saat mengajar. Untuk memperbaiki kekurangan guru pada siklus I ini, maka perlu untuk dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun pada siklus II, atau tahapan akhir tindakan siklus diperoleh hasil yang cukup signifikan, dimana menujukkan bahwa kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan ini tampak pada hasil observasi kemampuan siswa, tes lisan siswa, aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru. Pada hasil observasi kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar diperoleh bahwa pada siklus II sebagian besar telah mampu dengan mencapai rata-rata 80% dan mengalami penignkatan dibanding siklus sebelumnya. 47 Peningkatan ini juga tampak pada hasil tes lisan siswa, dimana semua siswa menjawab soal dengan baik dengan kategori tuntas. Dimana masing-masing aspek pertanyaan pertama (soal 1) diperoleh nilai sekitar 87% dan pertanyaan kedua (soal 2) rata-rata nilai sebesar 77%. Kondisi di atas menandakan bahwa kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I. Adapun pada penilaian aktivitas guru pada proses mengajar, diperoleh bahwa dari 24 aspek yan diamati oleh guru mitra, dimana pada pengamatan guru mitra pertama 19 aspek yang dilaksanakan dengan baik oleh guru atau sekitar 79% dan hanya 5 aspek yang tidak dilaksnakan atau sekitar 21%, sedangkan pada hasil pengamatan guru mitra kedua diperoleh data 21 aspek telah dilaksnakan dengan baik oleh guru atau sekitar 88,5% dan hanya terdapat 3 aspek atau sekitar 1,3 % yang tidak dilaksanakan oleh guru dalam pengajaran. Hasil temuan ini telah menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajas guru dibanding siklus sebelumnya dengan capaian 88,5%. Jika dibuat perbandingan data temuan tentang hasil observasi kemampuan berbicara siswa melalui media cerita bergambar dari obsrvasi awal siklus I hingga siklus II, maka diperoleh hasil prosentasi sebagai berikut. Tabel 4.9 Analisis Hasil Perbandingan Prosentasi Peningkatan Kemampuan berbicara Siswa melalui Media Cerita Bergambar di Kelas II SDN 40 Hulontalangi No Aspek yang Diamati 1 2 3 Observasi awal Siklus I Siklus II Mampu 32 55 80 Kriteria Kurang mampu 18 25 15 Tidak Mampu 50 20 5 Total 100% 100 100 48 Jika dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu kemampaun berbicara siswa pada observasi awal di bawah 75% maka, akan dilakukan tindakan siklus I, dan jika pelaksanaan siklus I dibawah 75% dari jumlah siswa, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Akan tetapi jika pada siklus II kemampuan berbicara siswa di atas 75% dari jumlah, maka tidak perlu dilanjutkan dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Jadi dengan hasil yang telah diperoleh di atas sampai dengan akhir tindakan siklus II menunjukkan bahwa indikator kinerja sudah dicapai. Dengan demikian, ternyata hioptesis penelitian tindakan yang menyatakan bahwa “jika guru menggunakan media media cerita bergambar maka kemampuan berbicara siswa di kelas II SDN 40 Hulontalangi Kota Gorontalo akan meningkat” dapat diterima.