BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan lumut (Bryophyta) disebut sebagai tumbuhan perintis dan juga merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan thallus dan tumbuhan kormus. Dibandingkan dengan alga, fungi, dan tumbuhan tinggi, maka lumut merupakan tumbuhan yang kecil. Selain itu, Bryophyta merupakan tumbuhan darat berklorofil yang tumbuhnya pada tempat-tempat lembab khususnya didaerah tropis, kutub, dan sub tropis. Lumut berkembang biak secara seksual dan aseksual. Dimana, perkembangbiakan seksual terjadi secara fertilisasi sel telur oleh sperma. Sel telur dihasilkan oleh arkegonium, dan spermatozoid dihasilkan oleh anteridium. Tumbuhan lumut (Bryoph yta) memiliki dua kelas yaitu Hepaticae (lumut hati) dan Musci (lumut daun). Dimana, habitat tempat-tempat lumut lembab hati yaitu sehingga keban yakan tubuhn ya pada mempunyai struktur yang higromorf dan ada juga yang tumbuh pada tempat-tempat yang k e r i n g s e p e r t i p a d a k u l i t - k u l i t p o h o n . D a l a m t u b u h n y a , t e r d a p a t a l a t penyimpan air atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematian. S e d a n g k a n l u m u t d a u n ( M u s c i ) c i r i n y a y a i t u d a p a t t u m b u h d i a t a s t a n a h gundul yang periodik mengalami masa kekeringan dan bahkan di atas pasir pun dapat tumbuh, dan ada juga yang tumbuh pada tempat yang lembab. D i m a n a , p a d a t e m p a t - t e m p a t y a n g k e r i n g l u m u t i t u m e m b e n t u k b a n t a l a n sedangkan yang hidup di tempat lembab seperti di tanah dapat membentuk seperti permadani. Lumut daun ini telah memiliki organ yang menyerupai akar, batang dan daun tetapi tidak memi liki jaringan penyokong dan jaringan pengangkut. Tumbuhan lumut (Bryoph yta) dari segi ekonomis m e m a n g t i d a k memiliki nilai. Akan tetapi, tumbuhan lumut memiliki peranan yang penting dalam siklus nitrogen dan siklus oksigen di udara sehingga tanaman ini patut untuk dijaga dan dilestarikan. Upaya pelestarian lumut memang terhitung m u d a h dan murah sebab tidak perlu memiliki modal, waktu, dan t e n a g a . Tetapi, cukup dengan menjaga dan membiarkannya hidup. Mengingat pelestarian dan peranan tumbuhan lumut s a n g a t b e r a r t i bagi manusia, maka dianggap perlu untuk dilakukan praktikum agar para mahasiswa dapat lebih mengetahui tentang lumut baik dari morfologi maupun perkembangbiakannya. B. Tujuan Tujuan yang akan dicapai dari praktikum ini, antara lain: 1. Mengetahui species-species yang tergolong pada Bryophyta. 2. Mengetahui ciri-ciri umum dari divisio Bryophyta. 3. Mengetahui ciri-ciri khas yang tampak pada species yang tergolong Bryophyta. 4. Dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi Bryophyta. BAB II METODE A. Alat dan Bahan Tabel A.1 Alat-Alat Pengamatan Bryophyta No. 1. 2. 3. 4. Alat Alat tulis (pensil) Alat dokumentasi Buku catatan Laptop Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah Tabel A.2 Bahan-Bahan Pengamatan Bryophyta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Bahan Bioplastik Marchantia sp. Bioplastik Meteorium sp. Bioplastik Rhodobryum sp. Bioplastik Dicranum sp. Bioplastik Rhizogonium sp. Bioplastik Jungermania sp. Bioplastik Pogonatum sp. Bioplastik Leucolejeuna sp. Bioplastik Campylopus sp. Bioplastik Lophocolea sp. Bioplastik Leucobryum sp. Bioplastik Dumortiera sp. Bioplastik Anthoceros sp. Bioplastik Aerobryopsis sp. Bioplastik Hypnodendron sp. Bioplastik Fissidens sp. Biopastik Sphagnum sp. Bioplastik Metzgeria sp. Bioplastik Polyrtrichum sp. Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah B. Langkah Kerja Bahan praktikum (Bioplastik) disiapkan Spesimen yang telah disiapkan diamati karakteristiknya Setiap spesimen diamati dan didokumentasikan Setelah data dikumpulkan, BDK dan kunci determinasinya dibuat Hasil pengamatan dicatat dalam tabel pengamatan Gambar B.1 Langkah Kerja Pengamatan Bryophyta BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Tabel Karakteristik Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, telah dicatat beberapa karakteristik pada tabel pengamatan. 2. Bagan Dikotomi Konsep 3. Kunci Determinasi 4. Tabel Klasifikasi No Taksa Gambar Pengamatan Gambar Referensi Gambar Manual 1. Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Classis : Hepaticae Ordo : Marchantiales Famili : Marchantiaceae Genus : Marchantia Species : Marchantia sp Gambar A.1 Gambar Marchantia sp Marhantia sp (Dokumentasi (Nicky, 2013) A.2 Kelompok, 2015) 2. 3. Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Classis : Hepaticae Ordo : Metzgeriales Famili : Metzgeriaceae Genus : Metzgeria Species : Metzgeria sp Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Classis : Hepaticae Ordo : Marchantiales Famili : Marchantiaceae Genus : Dumortiera Species : Dumortiera sp (TIDAK ADA) Gambar A.3 Metzgeria sp (Schachner, 2013) Gambar Marchantia sp A.4 Gambar A.5 Dumortiera sp (Dokumentasi Kelompok, 2015) (Lobban, 2007) 4. Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Classis : Hepaticae Ordo : Anthocerotales Famili : Anthocerotaceae Genus : Anthoceros Species : Anthoceros sp Gambar A.6 Anthoceros sp Kelompok, 2015) Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Classis : Musci Ordo : Hypnales Famili : Meteoriaceae Genus : Meteorium Species : Meteorium sp Gambar A.8 Meteorium sp Kelompok, 2015) Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Classis : Musci Ordo : Bryales Famili : Bryaceae Genus : Rhodobryum Species : Rhodobryum sp. (Miguelperez, 2014) Gambar (Zhang, 2008) Gambar Gambar A.9 Meteorium sp (Dokumentasi 6. A.7 Anthoceros sp (Dokumentasi 5. Gambar A.10 Rhodobryum sp. (Dokumentasi kelompok, 2015) A. Rhodobryum sp (Margie, 2011) 11 7. 8. Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Classis : Musci Ordo : Dicranales Famili : Dicranaceae Genus : Dicranum Gambar Species : Dicranum sp. Dicranum sp. Gambar (Dokumentasi Dicranum sp kelompok, 2015) (Vitt, 2007) Divisi : Bryophyta Classis : Musci Ordo : Bryales Famili : Rhizogonaceae Genus : Rhizogonium Species : Rhizogonium sp. Gambar A.12 A.14 Rhizogonium 9. Divisi Classis Ordo Famili Genus Species A.13 (Dokumentasi Gambar A. 15 Rhizogonium sp kelompok, 2015) (Jordan, 2011) : Bryophyta : Musci : Sphagnales : Sphagnaceae : Sphagnum : Sphagnum sp. Gambar A.16 Gambar A.17 Sphagnum sp Sphagnum sp (Dokumentasi (Heilman, 2011) kelompok, 2015) 10. Divisi Classis Ordo Famili Genus Species : Bryophyta : Musci : Fissinales : Fissinaceae : Fissidens : Fissidens sp. Gambar A. 18 Gambar A. Fissidens sp Fissidens sp (Dokumentasi (David, 2012) 19 Kelompok, 2015) 11. Divisi Classis Ordo Famili Genus Species : Bryophyta : Musci : Embryales : Hypnodendraceae : Hypnodendron : Hypnodendron sp. Gambar Gambar A. Hypnodendron sp A. 21 20 Hypnidendron sp (Heino, 2007) (Dokumentasi Pribadi, 2015) 12. Divisi Classis Ordo Famili Genus Species : Bryophyta : Bryopsida : Isobryales : Meteoriaceae : Aerobryopsis : Aerobryopsis sp. Gambar Gambar A. Aerobropsis sp (Dokumentasi pribadi, 2015) A. 22 Aerobyosis sp (Niels, 2014) 23 13. Divisi : Bryophyta Classis : Musci Ordo : Polytricales Famili : Polytrichaceae Genus : Pogonatum Species : Pogonatum sp A.25 A.24 Gambar Pogonatum sp Pogonatum sp (Storey, 2011) (Dokumentasi Gambar Kelompok, 2015) 14. Divisi : Bryophyta Classis : Musci Ordo : Dicranidae Famili : Dicranales Genus : Campylopus Species : Campylopus sp Gambar A.26 Gambar A.27 Campylopus sp Campylopus sp (Dokumentasi (Storey, 2010) Kelompok, 2015) 15. Divisi : Bryophyta Classis : Musci Ordo : Dicranidae Famili : Dicranales Genus : Leucobryum Species : Leucobryum sp Gambar A.28 Leucobryum sp (Dokumentasi Kelompok, 2015) Gambar Leucobryum sp A.29 (Hlasek, 2006) 16. Divisi :Bryophyta Classis :Musci Ordo :Polytricales Famili :Polytrichaceae Genus :Polytrichum Spesies :Polytrichum sp Gambar A.30 Gambar Polytrichum sp Poltrichium sp (Dokumentasi Kelompok, 2015) 17. Divisi : Bryophyta Classis : Hepaticae Ordo : Jungermaniales Famili : Jungermaniaceae Genus : Jungermania Species : Jungermania sp (Konfeld, 2006) Gambar Gambar A.31 A.32 Jungermania sp A.33 Jungermania sp (Sheren, 2007) (Dokumentasi Kelompok, 2015) 18. Divisi : Bryophyta Classis : Hepaticae Ordo : Jungermaniales Familia : Lophocoleaceae Genus : Lophocolea Species : Lophocolea sp A.34 Gambar A. Lophocolea sp Lophoccolea sp Gambar (Dokumentasi Kelompok, 2015) (Gian, 2013) 35 19. Divisi : Bryophyta Classis : Hepaticae Ordo : Jungermaniales Famili : Jungermaniaceae Genus : Leucolejeuna Species : Leucolejeuna sp Gambar A.36 Leucolejeuna sp (Dokumentasi Gambar A.37 kelompok, 2015) Leucolejeuna sp (Wati, 2010) B. Pembahasan 1. Marchantia sp Sporofit Thallus dengan ala sempit Gambar Marchantia sp (Nicky, 2013) Marchantia sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas Hipaticeae yang memiliki ciri khas alanya yang sempit bergelombang dengan bentuk sporofitnya seperti jari-jari memayung. Ciri lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, tidak memiliki urat daun, habitus membentuk thallus, percabangan thallus dikotom dan sporofit muncul di permukaan thallus. 2. Metzgeria sp Thallus dengan ala sempit Gambar Metzgeria sp (Schachner, 2013) Metzgeria sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas Hipaticeae yang memiliki ciri khas alanya yang sempit. Ciri lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, habitus membentuk thallus, tidak memiliki urat daun, percabangan thallus dikotom, bentuk sporofitnya mangkok dan sporofit muncul di permukaan thallus. 3. Dumortiera sp Gambar Dumortiera sp (Lobban, 2007) Dumortiera sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas Hipaticeae yang memiliki ciri khas ala lebih lebar dari Marchantia sp. Ciri lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, tidak memiliki urat daun, habitus membentuk thallus, percabangan thallus dikotom, sporofit berbentuk mangkok dan sporofit muncul di permukaan thallus. 4. Anthoceros sp Sporofit berbentuk tanduk Gambar Anthoceros sp (Miguelperez, 2014) Anthoceros sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas Hipaticeae yang memiliki ciri khas sporofitnya berbentuk tanduk. Ciri lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, memiliki ala, tidak memiliki urat daun, habitus membentuk thallus, percabangan thallus dikotom dan sporofit muncul di permukaan thallus. 5. Meteorium sp Gambar Daun oval kecil mirip meteor Meteorium sp (Zhang, 2008) dalam kelas Sporofit kapsul di termasuk ke ujung cabang muci. Tubuhnya telah memiliki Meteorium struktur mirip akar, batang, dan daun (habitus serupa kormus), memiliki batang yang tegak dan bercabang, daunnya oval kecil, tersusun rapat, dan terlihat seperti menyerupai meteor. Memiliki urat daun, dan memiliki sporofit berbentuk kapsul yang mulai muncul di ujung percabangan. 6. Rhodobryum sp Arah tumbuh vertikal Gambar Rhodobryum sp (Margie, 2011) Lumut ini termasuk ke dalam kelas musci, yang memiliki arah tumbuh vertical. Tumbuh dalam berkas-berkas yang membentuk masa seperti keset dengan batang yang tumbuh merayap (seperti stolon) dengan daun-daun kecil atau tanpa daun dan cabang-cabang yang tumbuh tegak dengan daun-daun yang agak lebar. Habitusnya serupa kormus, memiliki urat daun, dengan percabangan bebas. Bentuk sporofit seperti kapsul, mulai muncul di ujung kormus. Ciri khas tanaman ini adalah warna kormusnya yang merah. 7. Dicranum sp Sporogonium berbentuk kapsul dengan seta panjang Habitus serupa thallus Gambar Dicraum sp (Vitt, 2007) Dicranum merupakan species yang termasuk kedalam kelas musci, yang memiliki arah pertumbuhan vertical, thallus serupa kormus, yang memiliki urat daun. Bentuk tubuhnya mirip ulat bulu, karena padatnya daun-daun yang serupa jarum. Percabangannya bebas, memiliki bentuk sporofit kapsul, yang mulai muncul di ujung kormus. 8. Rhizogonium sp Sporogonium berbentuk kapsul dengan seta panjang (muncul dari akar) Habitus serupa thallus Gambar Rhizogonium sp (Jordan, 2011) Rhizogonium termasuk kedalam kelas musci, dimana memiliki habitus yang menyerupai kormus. Lumut ini menyerupai sikat botol kecil terdiri dari cabang-cabang yang tumbuh kea rah vertikal, di kelilingi daun bentuk linier dan lancet. Ditemukan adanya urat daun, dan memiliki percabangan yang bebas. Sporofit dari Rhizogonium ini berbentuk kapsul dengan tangkai panjang, berbentuk silindris, yang mulai muncul di akar. 9. Sphagnum sp Daun serupa jarum yang berhadapa Sprofit kapsul Habitus mirip kormus, arah tumbuh vertikal Gambar Sphagnum sp. (Heilman, 2011) Berdasarkan hasil pengamatan bioplastik, dapat didientifikasi bahwa spesies Sphagnum sp. merupakan jenis tumbuhan lumut daun (Musci). Spesies ini tumbuh kearah vertikal, habitus mirip kormus (batang, daun dan rhizoid yang multiseluler), memiliki bentuk daun serupa jarum dalam susunan yang berhadapan, tidak terdapat urat daun, bentuk spororfit kapsul dengan arah munculnya sporofit terletak di ujung kormus lebih dari satu dengan sporogonium berbentuk bulat. 10. Fissidens sp. Sporofit kapsul Ada daun pelepah (vagina) Gambar Fissidens sp Habitus mirip kormus (David, 2012) Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi spesies Fissidens sp. merupakan tumbuhan lumut daun berbatang tegak atau merebah/menjalar yang ditutupi oleh daun-daun yang memiliki vagina (daun pelepah) dengan susunan menyirip. Bentuk daun lanset, dengan urat daun sampai ke ujung daun. Bentuk sporofit kapsul dengan munculnya di ujung kormus. Percabangan bebas, dengan seta panjang dan tegak. Sporogonium agak membengkok dengan kaliptra kecil bercelah satu dan operculum berparuh. 11. Hypnodendron sp Gambar Hypnodendron (Heino, 2007) Berdasarkan hasil pengamatan, Hypnodendron sp. merupakan tumbuhan lumut daun (Musci) dengan arah tumbuh tegak/vertikal dan ujungnya bercabang-cabang mirip pohon. Cabang-cabang berdaun ovatus sampai lanceolatus yang ujungnya meruncing dna sering bergerigi rangkap. Habitus mirip kormus yang artinya ada daun, batang dan akar rhizoid. Memiliki urat daun yang sampai ke ujung daun, percabangan bebeas, bentuk sporofit berupa kapsul dan munculnya di ujung kormus. 12. Aerobryopsis sp Gambar Aerobryopsis sp (Niels, 2014) Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi bahwa spesies ini memiliki habitus mirip kormus, dengan ciri khas daun seperti selaput. Merupakan tumbuhan dengan arah tumbuh vertikal, memiliki urat daun, percabangan bebas, bentuk sporofit kapsul dan munculnya sporofit terletak pada ujung kormus. 13. Pogonatum sp Gambar Pogonatum sp (Storey, 2011) Pogonatum adalah musci yang memiliki daun dan sporofit bentuk kapsul. Pogonatum memiliki urat daun, bentuk daunnya lancet panjang, kedudukan daunnya tersebar. Percabangan batangnya tidak dikotom, memiliki ciri khas tangkainya tidak berdaun dan mirip kemoceng. 14. Campylopus sp Gambar Campylopus sp (Storey, 2010) Campylopus sp bentuk sporofit seperti tiang yaitu memanjang ke arah atas, dan arah tumbuhnya vertikal dan berkormus. Bentuk daunnya seperti jarum tidak berurat dan melingkar dan tidak memiliki pola percabangan dan memiliki ciri khas sendiri yaitu mirip benang terpilin. Daun-daun serupa jarum bersifat keras dan daun-daun mudanya di ujung seolah-olah bersatu serupa jarum pula, tetapi beberapa cabang, daun-daun di ujung membentuk bangun cawan, sedangkan di bagian bawahnya daun-daun itu merapat dengan batangnya. 15. Leucobryum sp Gambar Leucobryum sp (Hlasek, 2006) Leucobryum sp bentuk sporofit seperti tiang yaitu memanjang kearah atas, dan arah tumbuhnya vertikal dan berkormus. Bentuk daunnya seperti jarum tebal tidak berurat dan berhadapan dan tidak memiliki pola percabangan. Lumut ini terdiri dari batang tumbuh merayap seperti stolon dengan banyak rhizoid tetapi tanpa daun-daun dan cabang-cabang batang dengan daun-daun tersusun spiral menutupi cabang. Kapsul berbentuk bulat, memiliki kaliptra berbentuk seperti kerucut dan tangkai yang muncul dari ketiak daun pada cabang-cabang batang. 16. Polytrichum sp Gambar Polytrichum sp (Kornfeld, 2006) Polytrichum sp bentuk sporofitnya seperti tiang, berkormus, arah tumbuhnya vertikal, karakteristik daun berurat, letak daun melingkar, bentuk daun lanset, percabangan tidak bercabang. Bentuk daun Polytrichum sp yaitu lanset dengan urat daun (costae) melebihi ujung daunnya sehingga membentuk seperti rambut. Pada umumnya berumah dua. Kaliptranya memiliki rambut. Apabila sporogoniumnya dibuka operkulumnya terlihat parafise. Bentuk dan pinggir daunnya lanset/garis dan bergerigi. 17. Jungermania sp Jungermania merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta, termasuk ke dalam class Hepaticae. Jungermania mempunyai daun yang berbentuk ovatus. Jungermania memiliki arah tumbuh horiontal, dan percabangan dikotom. Bentuk sporofiynya mangkuk dan munculnya sprofit pada permukaan thallus. Ciri khas dari Jungermania ini adalah memiliki daun kekiri dan kekanan. 18. Lophocolea sp Gambar Lophocolea sp (Gian, 2013) Lophocolea merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta, termasuk ke dalam class Hepaticae. Bentuk sporofitnya mangkuk dan munculnya pada permukaan thallus. Lophocolea memiliki arah tumbuh horizontal, dan percabangan dikotom. Ciri khas dari Lophocolea ini adalah memiliki torehhan yang lebih pendek daripada Jungermania sp dan Leucolejeuna sp 19. Leucolejeuna sp Gambar Leucolejeuna sp (Wati, 2010) Leucolejeuna merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta, termasuk ke dalam class Hepaticae. Bentuk sporofitnya payung atau mangkok, dan filotaksisnya kiri kanan. Leucolejeuna memiliki arah tumbuh horizontal, dan percabangannya dikotom. Ciri khas dari Leucolejeuna ini adalah memiliki daun yang bertumpuk seperti genteng dan memiliki torehan yang lebih kecil dibandinngkan Jungermania sp. C. Pembahasan Nilai Kehidupan A. Nilai – Nilai Pendidikan 1. Nilai Praktis Tumbuhan lumut jenis tertentu dapat dimanfaatkan untuk dekorasi ruangan (ornamen tata ruang). Jenis lumut lainnya dapat dijadikan bahan obat, sedangkan manfaat tumbuhan lumut yang hidup di hutan dapat menyerap air di musim kemarau dan membantu menahan erosi sehingga dapat mencegah banjir. Selain manfaat tadi, tumbuhan lumut juga dapat dijadikan indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di negera China, terbukti lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan masyarakat China sebagai bahan obat-obatan seperti untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Adapun manfaat tumbuhan lumut bagi manusia, diantaranya: a. b. c. d. Dapat dijadikan tanaman pengganti ijuk. Dapat mencegah terjadinya erosi dan banjir. Menyediakan cadangan air karena dapat meyerap air di musim kemarau. Lumut jenis tertentu dapat dijadikan sebagai obat seperti obat hati, e. f. g. h. penyakit mata, dan kulit. Dapat dijadikan antibakteri, antikanker, dan antiseptik. Dapat membantu menghilangkan racun akibat gigitan ular. Dapat dijadikan sebagai obat luka bakar. Sebagai obat untuk merangsang pertumbuhan rambut. Sebagai tumbuhan tingkat rendah, lumut memiliki fungsi yang tidak kalah penting dibanding tumbuhan lain. Beberapa jenis Bryophyta selain berfungsi sebagai tumbuhan perintis, juga bermanfaat untuk pengobatan dan bernilai estetis sebagai tanaman hias. Beberapa jenis Sphagnum atau lumut rawa memiliki manfaat dalam dunia kesehatan. Species endemik yang hanya dapat ditemui di Curug Cibeureum, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, ini sudah digunakan untuk obat penyakit kulit dan mata. 2. Nilai Religi Meskipun banyak yang menganggap tumbuhan lumut sebagai tumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di tempat-tempat yang tidal layak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk pengobatan. Begitu pula dengan manusia meskipun memilki kekurangan dalam fisik maupun psikis dalam masing-masing individu, yakini bahwa manusia memiliki kelebihan. Sebagaimana terdapat pada surat Al-Isra’ayat 70 Allah SWT berfirman : فولففقمد فكضرممفنا فبتنىى فءافدفم فوفحفمملن نهمم تفى ٱملفبضضير فوٱملفبمحضضتر فوفرفزمقن نهضضم يمضضفن ٱلضطي بنتت فو ف ض ضضضملن نهمم ضي للل۞ا فعفلنى فكتثي ررر يمضممن فخلفمقفنا فتمف ت Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan dari semua makhluk yang Tuhan ciptakan dan setiap, walaupun hakikatnya tetap Tuhan lah yang paling sempurna dari apapun. Sedangkan dalam ayat lain Al-Qur’an Ar-Rad ayat 4 yaitu : فوتفضضى ٱ م ف ن فوفغميضضهر صضضمنفوا ن ل عل فوفنتخيضض نلل ت رت فوفج ن ن ل جتو ن ن ل ض تقفطضض ن ل نبر فوفزمر ن نت يمضضمن أفمع ن ر لمر ت ع مفت ن ضفها فعفلى فبمع رضر تفضضى ٱ م ه ن هيمسفقنى تبفما رء نوتح رد فوهنف ي لهكضضتل إتضن تفضضى نذتلضضفك فلفءا ن ر ر يت صمنفوا ر ر ت ضهل فبمع ف ن ليفقمو ررم فيمعتقهلوفن Artinya: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” Pada akhirnya memang segala sesuatu yang diciptakan walaupun terlihat tidak sempurna akan tetapi memiliki manfaat yang luar biasa untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia. Penciptaan yang detail dan terstruktur merupakan bentuk dari cinta Allah terhadap makhluknya. 3. Nilai Pendidikan Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pohon,batu, atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Sebagian orang mungkin menganggap tumbuhan lumut sebagai tumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di tempattempat yang tidal layak. Padahal sadar atau tidak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk pengobatan. Hal ini dapat dianalogikan pada kehidupan manusia. Kita tidak dapat menilai orang hanya berdasarkan bagaimana seseorang itu terlihat atau bagaimana penampilannya. Jangan menilai orang terlalu cepat karena mungkin saja orang yang kita nilai jauh lebih baik daripada kita. 4. Nilai Intelektual Hepaticae megandung sejenis minyak dalam tubuhnya atau yang dikenal sebagai oil bodies dan kandungan minyak ini tidak ditemui pada kelas tumbuhan lumut lainnya. Penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti yang memperhatikan tentang Hepaticae, telah melaporkan bahwa oil bodies dari tumbuhan lumut hati mengandung senyawa metabolit sekunder terutamanya adalah golongan terpenoid dan senyawa aromatik. Beberapa dari senyawa metabolit ini telah diketahui memiliki aktivitas farmakologis yang menarik. 5. Nilai Sosial-Politik Marchantia polymorpha dapat dijadikan sebagai obat hepatitis (radang hati). Kita sebagai masyarakat dapat menyehatkan Indonesia baik dengan mengurangi kebiasaan buruk seperti membuang sampah di sungai yang nantinya menimbulkan pencemaran yang merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat yang tinggal disekitarnya. BAB IV KESIMPULAN 1. Bryophyta memiliki ciri umum, yaitu daun lumut belum memiliki pertulangan maupun urat daun, memiliki rhizoid bukan akar sejati, batangnya terdapat jaringan parenkim sebagai alat angkut, berjenis kelamin satu, berkembangbiak dengan spora, gametofit bersifat haploid (n) dan sporofitnya bersifat diploid (2n). 2. Ciri-ciri khas yang tampak pada species-species Bryophyta Tabel 10.1 Ciri Khas Species Bryophyta Species Ciri Khas Marchantia sp. Ala sempit dan sporofitnya berbentuk mangkok Meteorium sp. Daun kecil oval menyerupai meteor Rhodogonium sp. Daun tumbuh di bagian ujung batang Dicranum sp. Daun bertumpuk dan menyerupai jarum Rhizogonium sp. Sporofit muncul di bagian akar Jungermania sp. Ala bertoreh dalam dan lebih lebar dari Leucolejeuna sp. Pogonatum sp. Tangkai sporofitnya panjang 2-3 kali dari gametofitnya Leucolejeuna sp. Ala bertoreh dalam dan hasil torehan lebih kecil dari Jungermania sp. Campylopus sp. Bentuk sporofit cawan Leucobryum sp. Kormusnya berwarna hijau pucat Lophocela sp. Hasil torehan lebih kecil dari Leucolejeuna sp. dan Jungermania sp. Polytrichum sp. Panjang setae (urat daun yang melebihi ujung daun) dan gametofitnya sama Dumortiera sp. Ala lebar Aerobryopsis sp. Daun seperti berselaput Anthoceros sp. Sporofit berbentuk tanduk Hypnodendron sp. Mempunyai thallus tubuh yang jelas antara daun, batang dan rhizoid Fissidens sp. Daun berpelepah Sphagnum sp. Daun mengkilat dan tidak memiliki urat daun Metzgeria sp. Ala sempit panjang 3. Dari hasil pengamatan, dapat diklasifikasikan bahwa Bryophyta yang diamati termasuk ke dalam kelas: a. Hepaticae Ciri umunya, yaitu arah tumbuh horizontal, tidak memiliki urat daun, memiliki ala, habitus berupa thallus, percabangan thallus dikotom dan sporofit muncul di permukaan thallus. Species yang tergolong ke dalam kelas Hepaticae, antara lain: Marchantia sp., Dumortiera sp., Anthoceros sp., Metzgeria sp., Jungermania sp., Leucolejeuna sp. dan Lophocolea sp. b. Musci Ciri umumnya, yaitu arah tumbuh vertikal, memiliki urat daun, tidak memiliki ala, habitus serupa kormus dan percabangannya bebas. Species yang tergolong ke dalam kelas Musci, antara lain: Meteorium sp., Rhodobryum sp., Dicranum sp., Rhizogonium sp., Pogonatum sp., Campylopus sp., Leucobryum sp., Polytrichum sp., Aerobryopsis sp., Hypnodendron sp., Fissidens sp. dan Sphagnum sp. DAFTAR PUSTAKA Gambar A.1 Nicky. 2013. Marchantia sp. (Liverwort). [online]. Tersedia: http://www.ispotnature.org/node/512928 [19 November 2015] Gambar A.3 Schachner, Hermann. 2013. Metzgeria sp. [online]. Tersedia: http://www.gbif.org/species/5710215 [19 November 2015] Gambar A.5 Lobban, C. 2007. Dumortiera sp. [online]. Tersedia: http://university.uog.edu/botany/plant_di/bali-complex.htm [19 November 2015] Gambar A.7 Miguelperez. 2014. Anthocerotophyta. [online]. Tersedia: http://www.flickriver.com/search/Anthocerotophyta/ [19 November 2015] Gambar A.11 Margie. 2011. Caldwell Fork Trail. [online]. Tersedia di: https://hikinginthesmokies.wordpress.com/2011/06/15/caldwell-fork-trailmay-25-28-2011/ . [19 November 2015] Gambar A.13 Vitt, Dale. 2007. Dicranum majus. [online]. Tersedia di: . [19 November 2015] Gambar A.15 Jordan, Greg. 2011. Rhizogonium. [online]. Tersedia di: http://www.utas.edu.au/dicotkey/dicotkey/Mosses/mRHIZOGONIACEAE /gRhizogonium.htm. [19 November 2015] Gambar A.17 Heilman, Alan. 2011. Sphagnum sp. [online]. Tersedia : http://kiva.lib.utk.edu/heilman/items/show/12504 [18 November 2015] Gambar A.19 David. 2012. Fissidentaceae. [online]. Tersedia : http://www.anbg.gov.au/abrs/Mosses_online/64_Fissidentaceae.html [18 November 2015] Gambar A. 21 Lepp, Heino. 2007. Hypnodendron sp.. [online]. Tersedia : http://www.cpbr.gov.au/bryophyte/photos-captions/hypnodendronM2.html [18 November 2015] Gambar A. 23 Niels. 2014. Aerobryopsis longissima. [online]. Tersedia : http://www.anbg.gov.au/abrs/Mosses_online/images/NK_Aerobryopsis_lo ngissima_1.jpg [18 November 2015] Gambar A.25 Storey, Marcolm. 2011. Pogonatum. [online]. Tersedia: http://www.discoverlife.org/mp/20q?search=Pogonatum [21 November 2015] Gambar A.27 Storey, Malcolm. 2010. Campylopus atrovirens. [online]. Tersedia: http://www.bioimages.org.uk/html/p4/p46498.php [21 November 2015] Gambar A.29 Hlasek, Josef. 2006. Leucobryum glaucum. [online]. Tersedia: http://www.hlasek.com/leucobryum_glaucum_ag7872.html [21 November 2015] Gambar A.31 Kornfeld, Ari. 2006. Polytrichum (Haircaps). [online]. Tersedia: http://www.natperspective.com/nature/plantae/polytrichum.html [21 November 2015] Gambar A.33 Sheren. (2007). Jungermania .[Online]. Tersedia : http://www.taxateca .com/ordenjungermanniales.html [19 November 2015] Gambar A.35 Gian. (2013). Lophocolea .[Online]. Tersedia : http://rybicky. net/atlasrostlin/lophocolea [02 Mei 2015] Gambar A. 37 Wati, Ai Mira. (2010). Leucolejeuna .[Online]. Tersedia : http://aimirawati.blogspot.com/2010_10_01_archive.html November 2015] [19