bab 2 landasan teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori umum
2.1.1 Sistem
Dasarnya sistem sudah menjadi bagian dari suatu perusahaan,
dengan adanya sistem suatu perusahaan dapat menjalankan tujuannya
dengan baik. Sistem ini dikatakan sebagai suatu arahan atau perintah,
dimana suatu pelaksanaan tidak ak an berlanjut apabila perintah tersebut
belum selesai.
Menurut Connolly & Begg (2010:266), sistem merupakan cara
untuk menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem database
dan pandangan pengguna.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009:6), sistem adalah sebagai
sekumpulan fungsi-fungsi kompleks yang bergantung pada bagian
tersebut dan interaksi di antara bagian tersebut.
Menurut O’Brien & Marakas (2010:26), sistem merupakan
sekumpulan komponen yang saling terkait untuk mencapai seperangkat
tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam suatu
proses transformasi yang terorganisir.
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling terkait dan
bekerja sama untuk memperoleh tujuan tertentu
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi merupakan pengumpulan data-data yang akan diolah
menjadi pengetahuan yang berguna untuk perusahaan. Informasi
dibutuhkan oleh perusahaan untuk memudahkan pengambil keputusan.
Menurut Whitten & Bentley (2007:21), informasi merupakan data
yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang lebih
berarti untuk seseorang. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang
diharapkan memiliki arti ke penerima,
9
10
Menurut O’Brien & Marakas (2010:27), informasi adalah data
yang telah dikonversikan ke dalam konteks yang penuh arti dan berguna
bagi end-user tertentu.
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa informasi merupakan sebuah data yang dapat memberikan
keuntungan bagi pengguna.
2.1.3 Sistem Informasi
Umumnya, setiap organisasi memerlukan sistem untuk mudah
mendapatkan
informasi.
Sistem
akan
terintegrasi
untuk
dapat
menyediakan informasi, hal ini bertujuan untuk mendukung operasi
manajemen dalam suatu organisasi. Sistem informasi juga memberikan
kemudahan di dalam menghasilkan laporan yang dibutuhkan.
Menurut Whitten & Bentley (2007:6), sistem informasi adalah
pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan
sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah
organisasi.
Menurut
Connolly &
Begg (2010:338),
sistem
informasi
merupakan sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, pengelolaan,
pengaturan, dan penyebaran informasi di seluruh organisasi.
Menurut O’Brien & Marakas (2010:26), sistem informasi
merupakan suatu sistem yang menerima sumber daya atau data sebagai
input dan memprosesnya menjadi produk atau informasi sebagai suatu
output.
Menurut Serova (2011:452), Sistem informasi berguna sebagai alat
komunikasi yang efektif dan dapat memberikan infomasi antar anggota
staf, serta untuk mendukung keputusan manajemen operasional pada
semua tingkatan.
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari
beberapa komponen yang mempunyai proses dari imput data, lalu
diproses dan menghasilkan suatu informasi.
11
2.1.4 Data
Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Data yang
dikumpulkan harus jelas dan akurat agar dapat diolah menjadi informasi
yang beguna dan mudah dimengerti oleh orang lain.
Menurut Connolly & Begg (2010:19), Data merupakan komponen
yang paling penting dalam DBMS.Berasal dari sudut pandang terakhir.
Data bertindak sebagai jembatan antara mesin dan pengguna.
Menurut O’Brien & Marakas (2010:34), Data adalah fakta mentah
atau pengamatan, biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis.
Menurut Robr & Coronel (2009:660), data adalah nilai-nilai dan
fakta – fakta mentah yang belum diproses untuk menyatakan
pengertiannya kepada pengguna.
Data adalah satu set diskrit, dimana fakta-fakta objektif tentang
peristiwa Jurike V.Moniaga (2009:1). Dalam konteks organisasi, data
yang paling berguna digambarkan sebagai catatan terstruktur transaksi,
dimana organisasi biasanya menyimpan data seperti sistem teknologi.
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa Data adalah sekumpulan nilai-nilai dan fakta-fakta yang belum di
olah.
2.1.5 Sistem Basis Data
Pada akhir tahun 1980, banyak bidang sistem basis data yang
dikembangkan. Penelitian pada bidang basis data meliputi bahasa query
yang powerful, model data yang lengkap dan penekanan pada dukungan
analisis data yang kompleks dari semua bagian organisasi.
Menurut Connolly & Begg (2010:54), Sistem basis data merupakan
kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data bersama
dengan Database Management System (DBMS) dan basis data itu sendiri.
Jadi, berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem
basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file atau tabel
yang saling berhubungan dan sekumpulan program yang memungkinkan
beberapa pemakaian.
12
2.1.6 Database Management System(DBMS)
DBMS atau Database Management System sangat membantu user
dalam urusan usaha ataupun bisnis karena dengan menggunakan DBMS
akan lebih mudah dalam mengelola suatu data, baik dengan memberikan
hak akses untuk user atau mengatur jalannya suatu data.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd
(2009:488), DBMS
merupakan sistem perangkat lunak yang dapat mengatur akses ke basis
data. DBMS juga dapat diartikan sebagai komponen dari sistem perangkat
lunak yang umumnya dibeli dan di-install secara terpisah dari komponen
sistem perangkat lunak lainnya.
Menurut Connolly & Begg (2010:66), DBMS atau Database
Management System adalah sistem software yang memungkinkan user
untuk mendefinisikan , membuat, merawat database dan menyediakan
kontrol akses
ke database. DBMS juga merupakan software
yang
berinteraksi dengan aplikasi program dan database itu sendiri.
Sistem Database Manajemen (DBMS) adalah sistem yang
digunakan untuk mengeksekusi query, input data, manipulasi data, serta
tambahan untuk mengsharing data worldwide dan secara efektif
membantu dalam pembentukan atom database yang sedang digunakan
Tahat & Salah (2011:34).
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database
Management System (DBMS) merupakan sistem perangkat lunak yang
mampu menghandel semua akses database untuk memenuhi kebutuhan
user.
2.1.6.1 Fasilitas DBMS
DBMS menyediakan beberapa fasilitas Connolly & Begg
(2010:66), sebagai berikut :
1. DBMS memungkinkan user untuk menentukan suatu
database,
biasanya
Language
(DDL).
menggunakan
DDL
Data
memungkinkan
Definition
user
untuk
menspesifikasikan tipe dan struktur data serta batasanbatasan yang akan disimpan dalam database.
13
2. DBMS memungkinkan
user untuk melakukan operasi
dasar dalam database seperti insert, delete, update, dan
retrieve
menggunakan
Data
Manipulation
Language
(DML).
3. Menyediakan kontrol akses kedatabase, yaitu meliputi :
•
Sistem keamanan
Mencegah
user yang tidak terauthorisasi untuk
mengakses database.
•
Sistem Integritas
Mempertahankan konsistensi penyimpanan data
agar tidak terjadi inkonsistensi data di mana pada
satu tempat data diubah namun pada tempat yang
lain data tidak berubah.
•
Sistem kontrol concurrency
Memungkinkan berbagi akses ke database.
•
Sistem kontrol recovery
Mengembalikan database pada keadaan konsisten
sebelumnya setelah terjadi kegagalan hardware dan
software.
•
User-accesible catalog
Mendeskripsikan data yang ada di dalam database.
2.1.6.2 Fungsi-fungsi DBMS
Fungsi DBMS ini dapat membuat pengguna dapat dengan
mudahnya mengakses dan mengelola basis data yang ada.
Menurut Connolly & Begg (2010:99), sebagai berikut :
1. Penyimpanan, pengambilan dan pengubahan data
DBMS harus memiliki kemampuan untuk menyimpan,
mengambil, dan mengubah data dalam database.Ini
merupakan fungsi fundamental dalam DBMS.
2. Katalog yang dapat diakses oleh pengguna
DBMS
harus
mempunyai
catalog
yang
dimana
mendekripsikan item data yang disimpan dan diakses oleh
14
pengguna.Sistem katalog dapat menyimpan data tentang
skema, users, aplikasi, dan sebagainya. Sistem katalog
dapat disebut sebagai kamus data yang berarti kumpulan
informasi atau deskripsi data dalam database yang dikenal
dengan nama metadata.
Sistem katalog berupa :
a. Nama, tipe, dan ukuran tipe data.
b. Nama penghubung.
c. Batasan-batasan integritas dalam data.
d. Nama pengguna yang memiliki wewenang untuk
mengakses data.
e. Jenis-jenis
data
yang
dapat
diakses
oleh
pengguna dan mendefinisikan tipe aksesnya
berupa :
•
Insert
•
Update
•
Delete
•
Read access
f. Eksternal, konseptual, dan skema internal serta
pemetaan antara skema.
g. Penggunaan statistik, seperti frekuensi transaksi
dan jumlah pada jumlah akses yang dibuat untuk
objek dalam database.
3. Dukungan transaksi
DBMS harus yakin bahwa setiap mekanisme transaksi
dapat di update.Transaksi merupakan sekumpulan aksi
yang dilakukan oleh pengguna atau program aplikasi yang
dapat mengakses dan mengubah isi dari database.
4. Layanan control konkurensi
DBMS harus dapat memastikan bahwa setiap mekanisme
database di update secara benar ketika terdapat beberapa
pengguna melakukan perubahan database. Salah satu
objektif
dalam
menggunakan
DBMS
adalah
memungkinkan banyak pengguna untuk mengakses data.
15
Akses konkurensi relative mudah apabila semua pengguna
hanya membaca database.
5. Layanan recovery
DBMS harus memiliki pemulihan database apabila
terdapat kejadian database rusak dalam berbagai kondisi.
DBMS harus dapat menyediakan mekanisme untuk
mengembalikan database ke keadaan yang konsisten.
6. Layanan kepemilikan
DBMS harus memastikan bahwa hanya orang yang
berwenang saja yang dapat mengakses database.
7. Dukungan komunikasi data
DBMS
harus
dapat
mendukung
integrasi
dan
berkomunikasi dengan software lainnya.
8. Layanan integrasi database
DBMS harus dapat memberikan sarana untuk memastikan
kedua data dalam database dan perubahan pada data
berdasarkan
aturan
tertentu.Ini
dapat
dijadikan
pertimbangan untuk tipe laiinya dari sistem proteksi
database.
9. Layanan untuk peningkatan independensi data
DBMS mempunyai fasilitas untuk mendukung kemandirian
program dari struktur database yang sebenarnya.
10. Layanan utilitas
DBMS
harus
menyediakan
kumpulan
layanan
utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk membuat
database menjadi lebih efisien. Contoh kegiatan utilitas
adalah :
a. Import fasilitas, load database dari file flat, dam
eksport fasilitas, serta tidak load database dari file
flat.
b. Memantau fasilitas, memantau penggunaan database
dan operasi.
16
c. Analisis
statistic
program,
dan
mengevaluasi
performa dari statistik penggunaan database dan
operasi.
d. Fasilitas index organisasi, untuk mengatur kembali
index dan overflows.
e. Alokasi dan relokasi, menghapus physical record
dari tempat penyimpanan.
2.1.6.3 Komponen utama pada DBMS
Dalam menjalankan DBMS dibutuhkan beberapa komponen
yang
mendukungnya,
karena
DBMS
merupakan
sebuah
perangkat lunak, maka harus disertai dengan perangkat keras dan
pengguna yang dapat mendukung proses pekerjaannya.
Komponen utama pada DBMS Connolly & Begg (2010:68), yaitu :
Gambar 2.1 Komponen Lingkungan DBMS
Sumber: Database Systems : A Practical Approach to Design,
Implementation, and Management, Connolly & Begg (2010)
• Hardware
Dalam menjalankan suatu aplikasi dan DBMS akan
diperlukan hardware, dimana hardware dapat berupa a single
personal computer, Single mainframe,
jaringan komputer
berupa server. Hardware yang digunakan harus sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan DBMS yang digunakan.
• Software
Komponen- komponen software terdiri dari DBMS software
itu sendiri maupun program aplikasi, sistem operasi, dan juga
17
software jaringan jika DBMS tersebut menggunakan jaringan
seperti LAN.
• Data
Data merupakan salah satu komponen DBMS yang terpenting
khususnya sudut padang end user mengenai data yang
nantinya akan diolah didalam DBMS. Data pada sebuah
sistem basis data baik single-user sistem maupun multi-user
sistem harus saling berintegrasi secara bersamaan.
• Prosedur
Prosedur merupakan Instruksi dan aturan yang mengatur
dalam perancangan dan penggunaan database.Penggunaan
sistem dan para staff yang mengatur kebutuhan basis data
didokumentasikan dalam prosedur.
Beberapa instruksi-instruksi dalam merancang database dan
DBMS adalah :
a. Log in ke dalam DBMS.
b. Menggunakan sebagian fasilitas DBMS atau program
aplikasi.
c. Menjalankan dan menghentikan DBMS.
d. Membuat salinan cadangan Database.
e. Memeriksa dan Menangani hardware atau software yang
sedang berjalan.
f. Mengubah struktur table, meningkatkan kinerja dan
meletakan data ke secondary storage.
• People (Pengguna)
Pada komponen ini pengguna terlibat langsung dengan
sistem,
seperti
DBA,
programmer,
dan
pengguna
akhir.Database dan DBMS memerlukan sumber daya
manusia agar dapat mengatur jalannya mekanisme database
dan DBMS.
Pengguna dapat dikategorikan menjadi empat yaitu :
a. Data dan DBA (Database Administrator), terdapat dua
jenis yaitu DA (Data Administrator) yang bertanggung
jawab untuk mengatur sumber daya data meliputi
18
perencanaan
basis
data,
pengembangan
dan
pemeliharaan standar, kebijakan dan prosedur, dan
desain database konseptual/logikal. DBA (Database
Administrator) merupakan orang yang bertanggung
jawab untuk mendesain, implementasi, pemeliharaan dan
perbaikan database.
b. Database Designer
Database Designer terdiri dari dua tipe yaitu :
Logical database Designer, merupakan perancangan
yang lebih menekankan dalam mengindentifikasi
data, hubungan antara data, batasan-batasan data
sebelum dimasukan ke dalam database.
Physical
database
designer,
perancangan
ini
memutuskan bagaimana desain database logikal
dapat direalisaikan secara fisik.
c. Application
Developers,
merupakan
orang
yang
bertanggung jawab untuk membuatkan suatu aplikasi
database yang harus dilaksanakan oleh end-users.
Aplikasi
database
tersebut
menggunakan
bahasa
pemrograman seperti C++ , C#, Java, dan sebagainya.
d. End-Users, merupakan clients untuk database, yang
dirancang dan diimplementasi, serta dipelihara untuk
menyajikan informasi yang diperlukan. End-Users dapat
diklasifikasikan sesuasi sistem yang dijalankan :
i. Naïve Users merupakan tipikal orang yang tidak
berinteraksi langsung dengan DBMS. Mengakses
database melalui sebuah program aplikasi yang
ditunjukan secara khusus untuk mencoba operasi
sesederhana mungkin.
ii. Sophisticated users merupakan orang yang lebih
mengerti struktur database dan fasilitasnya, dan
memungkinkan dirinya untuk menggunakan bahasa
pemrograman yang lebih tinggi.
19
Berikut merupakan keuntungan dan kerugian dalam menggunakan DBMS
yaitu:
2.1.6.4 Keuntungan DBMS
Database Management System (DBMS) memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan tidak menggunakan DBMS.
Keuntungan yang ditawarkan dalam penggunaan DBMS banyak
dimanfaatkan
oleh
banyak
perusahaan/organisasi
dalam
mengembangkan usaha mereka.
Menurut Connolly & Begg (2010:77), keuntungan DBMS yaitu :
a. Control of data redundancy
Dengan cara mengurangi duplikasi data sebelum data
disimpan dalam database maka DBMS akan mengeliminasi
redundan dengan data terintegrasi cukup disimpan sekali.
b. Data consistency
Dengan cara mengeliminasi atau mengontrol redudansi data.
Dalam hal ini dapat mengurangi resiko inkonsistensi yang
terjadi.
c. Sharing of data
Sistem basis data terdapat pada organisasi yang dapat
digunakan oleh seluruh pengguna yang memiliki hak akses.
d. Improved data integrity
Dengan meningkatkan validitas dan konsistensi data
tersebut. Integritas biasanya dijabarkan ke dalam constraints,
yang mana aturan konsistensi database tidak mengijinkan
untuk dilanggar.
e. Improved security
Dengan meningkatkan database security, memproteksi basis
data dari pengguna yang tidak dikenal.
f. Enforcement of standards
Dengan adanya pemakaian data secara bersamaan, maka
apabila terdapat penambahan tabel, field, tipe data, hak ases
harus dibuat standar dan dokumentasinya.
g. Increased productivity
20
Dalam
file-based-systems
deskripsi
data
dan
logika
pengaksessan data telah dibuat ke dalam beberapa program
aplikasi, membuat program tergantung pada data.
h. Improved backup dan recovery services
Dengan meningkatkan backup data maka dapat mengurangi
suatu kegagalan sistem atau aplikasi program.Jika kesalahan
terjadi maka backup data dapat di-restored.
2.1.6.5 Kerugian DBMS
Dalam penggunaan DBMS tidak hanya keuntungan saja yang
akan didapatkan oleh suatu perusahaan atau organisasi tetapi
dalam penggunaan DBMS terdapat kerugian yang akan
didapatkan oleh organisasi/perusahaan pada saat penggunaan
DBMS.
Menurut Connolly & Begg (2010:80), kekurangan DBMS, yaitu :
a. Complexity
Dimana Database designersdan developers, data dan
database administrators, serta end-users harus mengerti
fungsinya untuk mengambil keuntungan penuh dari fungsi
tersebut.
Kesalahan
dalam
mengerti
sistem
dapat
memberikan keputusan rancangan yang buruk, yang dapat
mengakibatkan konsekuensi serius dari sebuah organisasi.
b. Size
Kompleksitas
DBMS
dan
menjadi
luasnya
software
fungsionalitas
yang
membuat
sangatbesar
dan
membutuhkan ruang disk serta memori substansial untuk
menjalankannya secara efesien.
c. Additional hardware costs
Untuk mencapai performa yang dibutuhkan, sangat
diperlukan membeli mesin besar, mesin yang didedikasikan
untuk menjalankan DBMS.
d. Higherimpact of failure
Sentralisasi
sumber
daya
menambah
kerentanan
sistem.Setelah semua pengguna dan aplikasi bergantung
21
pada ketersediaan dari DBMS, kesalahan komponen tertentu
dapat menyebabkan operasi berhenti.
2.1.7 Teori Database System Development Lifecycle
Pada aplikasi basis data diperlukan acuan untuk melakukan
perancangan tersebut. Acuan yang dimaksud tersebut adalah Siklus Hidup
Aplikasi basis data atau dikenal dengan istilah Database System
Development Lifecycle.
Menurut Connolly & Begg (2010:313), siklus hidup aplikasi database
secara inheren terkait dengan siklus hidup sistem informasi.Harus
mengenali bahwa tahapan siklus hidup aplikasi database tidak selalu
berurutan, tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan tahap
sebelumnya melalui loop feedback.Contohnya masalah yang dihadapi pada
database design mungkin memerlukan analisis dan persyaratan tambahan.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database System
Development Lifecycle merupakan siklus hidup yang menggambarkan
tahapan-tahapan di dalam melakukan perancangan aplikasi basis data yang
baik.
22
Tahapan-tahapan yang harus diketahui pada Database System
Development Lifecycle yaitu :
Database
Planning
System
Definition
Requirements
collection and analysis
Database design
Coceptual Database
Design
DBMS selection
(optional)
Application
Design
Logical Database
Design
Physical Database
Design
Prototyping
(optional)
Implementation
Data Conversion and
loading
Testing
Operational
Maintenance
Gambar 2.2 Database System Development Lifecycle
Sumber : Connolly & Begg (2010:313)
23
2.1.7.1 Database Planning
Dalam membuat database, tahap pertama adalah database
planning,
dimana
tahap
ini
sangat
penting
karena
dapat
mempengaruhi efektifitas dalam pengembangan database yang akan
dibuat.
Menurut Connolly & Begg (2010:313), aktivitas manajemen
yang memungkinkan tahapan dari siklus hidup sistem database
yang akan direalisasikan secara efisiensi dan seefektif mungkin.
Database planning harus diintegrasi dengan strategi information
system secara keseluruhan.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database
Planning
merupakan
suatu
tahapan
perencanaan
dalam
pengembangan database secara efektif dengan adanya integrasi
System information.
2.1.7.2 System Definition
Tahap kedua dalam membangun database yaitu system
definition dimana menentukan batasan serta cakupan dari database
yang akan dibuat berdasarkan dari major user views.
Menurut Connolly & Begg (2010:316), System Definition
menjelaskan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan
pandangan dari pengguna utama. Sebelum merancang sistem basis
data, penting untuk mengidentifikasi batasan dari sistem yang akan
dibangun dan bagaimana tampilannya dapat berinteraksi dengan
bagian lain dari sistem informasi organisasi. Penentuan batasan dari
sistem tidak hanya dari pengguna dan aplikasi saat ini, tetapi juga
pengguna dan aplikasi untuk masa mendatang.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa System
Definition
merupakan dimana suatu batasan dalam melakukan
perancangan basis data agar dapat berintegrasi dengan bagian
lainnya.
24
2.1.7.3 Requirement Collection and Analysis
Proses ini merupakan proses dimana setiap analisis harus
dapat didukung dengan informasi yang akurat dimana dalam
membangun sistem baru akan dibutuhkan pengumpulan informasi
yang mendukung penyataan tujuan perusahaan.
Menurut
Connolly
&
Begg
(2010:316),
Requirement
Collection and Analysis Merupakan proses mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi yang harus
didukung oleh sistem database, dan menggunakan informasi ini
untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru. Ada tiga
pendekatan utama untuk mengelola persyaratan sistem database
dengan pandangan beberapa pengguna, yaitu :
•
The centralized approach (Pendekatan terpusat)
Kebutuhan untuk setiap tampilan pengguna yang bergabung ke
dalam satu persyaratan untuk sistem database baru.
•
The
view
integration
approach
(pendekatan
integrasi
tampilan)
Persyaratan untuk setiap pengguna tetap sebagai daftar yang
terpisah.
•
A combination of both approaches.
Setiap persyaratan tambahan untuk sistem basis data baru.
2.1.7.4 Database Design
Menurut Connolly & Begg (2010:320), Database Design
Merupakan proses menciptakan desain yang akan mendukung
pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem database
yang diperlukan. Serta merupakan suatu pendekatan struktur yang
mencakup prosedur, teknik, alat bantu dan tujuan dokumentasi
untuk mendukung dan member sarana pada proses perancangan itu
sendiri.Terdapat dua pendekatan perancangan database, yaitu :
• Bottom-up
Pendekatan ini dimulai pada tingkat dasar atribut (yaitu, sifatsifat entitas dan relasi), yang melalui analisis hubungan antara
25
atribut, dikelompokkan ke dalam relasi yang mewakili jenis
entitas dan relasi antar entitas.
• Top-down
Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data
yang berisi tingkat tinggu beberapa entitas dan relasi
kemudian berturut-turut menerapkan perbaikan top-down
untuk mengidentifikasi tingkat rendah entitas, hubungan dan
atribut yang terkait.
Perancangan database terdiri dari tiga fase yaitu :
1. Conceptual database design
Merupakan proses membangun suatu model data yang digunakan
dalam suatu perusahaan, independen dari semua pertimbangan
fisik.
Connolly & Begg (2010:470), langkah-langkah desain basis data
konseptual :
Langkah 1: Membangun model data konseptual.
Langkah pertama ini akan membangun model data
konseptual untuk setiap pandangan yang spesifik.
Langkah 1.1: Mengidentifikasi jenis entitas.
Salah satu metode untuk mengidentifikasi entity
adalah dengan menguji spesifikasi kebutuhan dari
user.Dari spesifikasi ini kita mengidentifikasikan
kata
benda
dan
ungkapan
kata
benda
yang
disebutkan. Serta juga dapat melihat objek utama
seperti orang, tempat atau konsep dari ketertarikan
diluar kata benda lainnya yang merupakan kualitas
dari objek lain.
Setelah jenis entitas diidentifikasi, tentukan nama –
nama entitas yang bermakna dan jelas. Catat nama
dan deskripsi entitas ke dalam kamus data.
Langkah 1.2: Mengidentifikasi jenis relasi.
proses
mengidentifikasi
relasi
sangat
penting
terhadap entitias. proses mengidentifikasi entitas
menggunakan salah satu metode yaitu mencari kata
26
benda dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan
pengguna. Relasi ditunjukkan oleh kata kerja dan
ekspresi verbal.
Langkah – langkah dalam mengidentifikasi relasi,
antara lain:
a. Menggunakan Entity-Relationship(ER)
diagram.
b. Memilihmultiplicity constraint dari jenis relasi.
c. Memeriksa fan dan chasm traps.
d. Mendokumentasikan jenis relasi.
Setelah prosesrelasi selesai, maka akan menentukan
nama – nama yang bermakna dan jelas. Simpan
deskripsi relasi dan multiplicity constraint ke dalam
kamus data.
Langkah 1.3: Mengidentifikasi jenis dan menggabungkan atribut
pada tiap entitas.
Tujuan pada langkah ini untuk menghubungkan
atribut dengan entitas atau tipe relasi yang sesuai dan
mendokumentasikan
detail
dari
setiap
atribut.
Atribut-atribut bisa diidentifikasi dengan kata benda
atau ungkapan kata benda seperti properti, kualitas,
identifier, atau karakteristik dari satu entitas atau
hubungan.
Setelah mengidentifikasi atribut, tentukan nama –
nama yang bermakna dan catat informasi berikut
pada setiap atribut:
a. Nama dan deskripsi atribut.
b. Tipe dan panjang data.
c. Alias dari setiap atribut.
d. Jika atribut merupakan atribut composite,
tentukan
atribut
sederhana
yang
membentuknya.
e. Atribut merupakan multi-valued atau tidak.
27
f.
Jika atribut merupakan atribut derived,
tentukan cara perhitungannya.
g. Nilai default dari setiap atribut.
Langkah 1.4: Menentukan domain atribut.
Tujuan menentukan domain untuk menetapkan nilainilai atribut dalam model data konseptual
dan
mendokumentasikan setiap detail dari domain.
Domain merupakan sekumpulan nilai-nilai dari satu
atau lebih atribut yang menggambarkan nilainya.
Model data yang dibuat menspesifikasikan domain
untuk tiap-tiap atribut dan menyertakan :
• Nilai yang diizinkan untuk atribut
• Ukuran dan format atribut
Langkah1.5: Menentukan candidate key, primary key, dan
alternate key.
Untuk Menentukan candidate key untuk setiap entitas
dan jika terdapat lebih dari satu candidate key, maka
pilih satu sebagai primary key. Hal-hal yang harus
diperhatikan Ketika memilih primary key diantara
candidate key, yaitu:
a. Candidate key dengan sejumlah kecil atribut.
b. Candidate key yang paling mungkin memiliki
nilai yang berubah.
c. Candidate key dengan karakter paling sedikit
(untuk atribut tekstual).
d. Candidate key dengan nilai maksimun terkecil
(untuk atribut numerik).
e. Candidate key yang paling mudah digunakan dari
sudut pandang pengguna.
Langkah1.6: Mempertimbangkan konsep pemodelan enhanced
(optional).
Pada
langkah
ini
akan
mempertimbangkan
mengembangkan ER model dengan menggunakan
28
konsep enhanced modeling, seperti spesialisasi,
generalisasi, penggabungan (aggregation), komposisi
(composition).
Langkah 1.7: Memeriksa model untuk redundansi.
Pada langkah ini akan melakukan pengujian model
data konseptual dengan tujuan spesifik untuk
mengidentifikasikan apakah ada redudansi dalam
data dan memindahkan data yang telah ada. Dua
aktifitas dalam langkah ini adalah:
• Menguji ulang relationship 1-1 (one-to-one)
• Menghilangkan relationship yang redundan
• Mempertimbangkan dimensi waktu
Langkah 1.8: Validasi model konseptual terhadap transaksi
pengguna.
Pada tahap ini akanmemastikan model konseptual
yang akan mendukung transaksi yang dibutuhkan
oleh
view.
Pengujian
dilakukan
dengan
dua
pendekatan untuk memastikan model data konseptual
yang mendukung transaksi yang dibutuhkan, yaitu :
• Mendeskripsikan transaksi-transaksi
Memeriksa seluruh informasi (entitas, relationship,
dan atribut) yang dibutuhkan olehsetiap transaksi
telah
disediakan
oleh
model,
dengan
mendokumentasikan setiapkebutuhan transaksi.
• Mengunakan jalur-jalur transaksi
Untuk validasi model data terhadap transaksi yang
dibutuhkan termasuk representasidiagram jalur yang
digunakan oleh setiap transaksi langsung pada ER
diagram.
Langkah 1.9: Memeriksa model data konseptual terhadap
transaksi pengguna.
Tujuan pada tahap ini adalah mereview model data
konseptual dengan user untuk memastikan model
tersebut
adalah
representasi
sebenarnya
dari
29
view.Model data konseptual ini termasuk ER
diagram
dan
dokumentasi
pendukung
yang
mendeskripsikan model data.Bila ada kejanggalan
dalam model data, maka harus dibuat perubahan
yang
sesuai
yang
mungkin
membutuhkan
pengulangan langkah-langkah sebelumnya.
2. Logical database design
Proses logical database design adalah memperbaiki dan
memetakan model data konseptual yang sebelumnya telah dibuat
ke bentuk model data logical.
Menurut Connolly & Begg (2010:490), Logical database
design, merupakan proses membangun model data yang
digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan model data
tertentu, tetapi independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan
fisik lainnya.
Langkah-langkah desain basis data logikal yaitu :
Langkah2: Membangun dan memvalidasi model data logikal.
Pada langkah ini akan membuat dan memvalidasi
model data logikal untuk setiap pandangan. Hal ini
bertujuan untuk membuat model data logikal dari
model data konseptual yang mempresentasikan
pandangan khusus dari perusahaan dan memvalidasi
model
tersebut
strukturnya
untuk
dengan
menjamin
kebenaran
menggunakan
teknik
normalisasi dan akan dapat mendukung kebutuhan
transaksi.
Langkah 2.1: Menurunkan hubungan model data logikal.
Dalam langkah ini akan menurunkan hubungan
untuk model data logika sebagai tujuan untuk
mewakili entitas, relasi, dan atribut.kemudian akan
diidentifikasi primary key, alternate key dan foreign
key.
30
Langkah 2.2: Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi.
Dalam
langkah
ini
akan
dilakukan
validasi
pengelompokkan atribut pada setiap relasi dengan
menggunakan aturan normalisasi. Normalisasi dapat
memastikan sekumpulan relasi yang memiliki
jumlah atribut yang sangat mendukung data
perusahaan dan dapat menghindari masalah-masalah
yang akan dihadapi, misalnya redudansi data.
Langkah 2.3: Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna.
Melakukan validasi model data logika ini dapat
memberikan kepastian dimana dapat mendukung
transaksi
yang
diperlukan
dalam
transaksi
pengguna.
Langkah 2.4: Memeriksa integrity constraints.
Langkah ini dapat melindungi basis data dari
keadaan tidak lengkap, tidak akurat atau tidak
konsisten.
Jenis-jenis
batasan
integritas
yang
harus
dipertimbangkan, yaitu:
a. Required data
Merupakan
beberapa
attribute
yang
harus
mengandung nilai-nilai yang valid.
b. Attribute domain constraints
Merupakan batasan yang harus diidentifikasi
dalam memilih domain atribut untuk model data.
c. Multiplicity
Merupakan batasan yang ditempatkan pada relasi
antara data di dalam basis data.
d. Entitiy integrity
Merupakan dimana Primary key dari suatu entitas
tidak boleh kosong (null).
e. Referential integrity
Merupakan suatu nilai yang harus berupa tuple
yang terdapat dalam relasi induk.
31
f. General constraint
Pengubahanpada
dikendalikan
entitas
oleh
Dokumentasikan
–
entitas
batasan
semua
dapat
pengaturan.
integrity
constraint
dalam kamus data untuk menjadi pertimbangan
selama perancangan fisik.
Langkah 2.5: Tinjauan model data logikal dengan pengguna.
Pada langkah ini pengguna harus dapat meninjau
model data logikal untuk dapat memastikan dimana
model
data
dapat
menjadi
perwakilan
dari
kebutuhan data perusahaan. Langkah ini diperlukan
dan digunakan saat pengguna merasa tidak puasnya
dengan
model
data
tersebut
kemudian
akan
dilakukan pengulangan langkah awal.
Langkah2.6: Menggabungkan model data logikal menjadi model
global (Optional).
Langkah ini digunakan sebagai perancangan basis
data yang memiliki beberapa user views yang
dikelola dengan menggunakan pendekatan integrasi
view. Untuk memfasilitasi deskripsi dari proses
penggabungan maka akan digunakan model data
logikal local dan global. Model data logikal local
dapat mempersentasikan satu atau lebih user
views,tapi tidak semua pengguna basis data.
Sedangkan
model
data
logikal
global
dapat
mewakili semua user views dari basis data. Pada
langkah ini akan ditinjau kembali model data logikal
global bersama pengguna.
Langkah 2.7: Memeriksa model terhadap future growth.
Pada langkah ini akan ditentukan apakah ada
perubahan pada masa mendatang dan apakah model
data
logikal
dapat
mengakomodasi
terhadap
perubahan ini sesuai dengan hasil pemeriksaan
model tersebut.
32
3. Physical database design
Dapat dikatan physical database design merupakan cara
pembuatan menuju sistem DBMS tertentu.
Menurut Connolly & Begg (2010:523), Physical database
design Merupakan proses pendeskripsian implementasi basis data
pada penyimpanan sekunder, proses itu menggambarkan basis
relasi, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai
akses yang efisien ke data, dan setiap kendala integritas terkait
dan tahapan keamanan.
Langkah-langkah desain basis data fisikal :
Langkah 3: Menerjemahkan model data logis untuk target
DBMS.
Tujuan dari langkah ini untuk menghasilkan skema
basis data relasi dalam model data logika yang dapat
diimplementasikan ke DBMS.Proses ini juga dapat
menyusun informasi yang dikumpulkan selama
perancangan
basis
data
logikal
dan
mendokumentasikannya ke dalam kamus data
bersama dengan informasi yang dikumpulkan
selama pengumpulan persyaratan maupun tahap
analisis dan melakukan dokumentasi ke dalam
spesifikasi sistem
Langkah 3.1: Desain relasi dasar.
Dalam
memulai
merancang
physical
design,
diperlukan untuk mengumpulkan dan memahami
informasi tentang relasi dasar yang dihasilkan dari
logikal databasedesign. Tujuan dari memahami
relasi
ini
adalah
untuk
dapat
memutuskan
bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang
diidentifikasi ke dalam model data logikal dalam
target
DBMS.
Informasi
yang
didapatkan dari kamus data dan DDL.
penting
bisa
33
Langkah 3.2: Merancang representasi derived data.
Tujuan dari merancang representasi derived data
adalah
untuk
dapat
menentukan
bagaimana
merepresentasikan derived data yang terdapat di
dalam model data logikal ke dalam target DBMS.
Langkah 3.3: Merancang general constraints.
Pada langkah ini bertujuan untuk merancang
batasan-batasan
yang
ada
pada
perusahaan.
Perancangan general constraints tergantung pada
DBMS yang dipilih.
Langkah 4: Desain Organisasi file dan indeks.
Tujuan dari langkah ini yaitu menentukan organisasi
file
yang
optimal
dalam
indeks
yang
menentukan
penyimpanan
dibutuhkan
dan
untuk
meningkatkan performa.
Langkah 4.1: Menganalisis transaksi.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk dapat mengerti
fungsi dari transaksi yang dijalankan pada basis data
dan penting untuk memiliki pengetahuan tentang
transaksi yang akan berjalan pada basis data
sehingga dapat menganalisa transaksi yang penting.
Kriteria kemampuan yang harus diidentifikasikan
dalam menganalisa transaksi, yaitu :
• Transaksi dapat dilakukan secara sering dan
mempunyai
dampak
yang
signifikan
pada
performa.
• Transaksi yang terjadi suatu masalah atau kritis
pada operasi dan bisnis.
• Waktu selama sehari atau seminggu ketika
adanya permintaan yang tinggi pada saat basis
data dibuat.
Langkah 4.2: Memilih organisasi file.
Tujuan dalam memilih organisasi file adalah untuk
menyimpan dan mengakses data secara efisien.
34
Aktivitas pada langkah ini adalah untuk menentukan
organisasi file yang efisien untuk setiap relasi dasar
sehingga penyimpanan dan akses dapat dilakukan
dengan mudah.
Langkah 4.3: Memilih indeks.
Pada langkah ini akan dilakukan pemilihan indeks
yang bertujuan untuk meningkatkan performa dalam
suatu sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk
memilih organisasi file yang lebih sesuai untuk
relasi adalah untuk menyimpan tuples yang tidak
disimpan dan dibuat sebanyak secondary indexes
sebagaimana diperlukan.
Langkah 4.4: Mengestimasi ruang disk yang diperlukan.
Bertujuan
untuk
memastikan
jumlah
ruang
penyimpanan yang akan dibutuhkan dalam basis
data. Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel
dalam suatu relasi.
Langkah 5: Desain pandangan pengguna.
Tujuan dari langkah ini
untuk merancang
pandangan pengguna yang telah diidentifikasi
selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis
langkah
dari
relasional
Database
Application
Lifecycle.
Langkah 6: Desain mekanisme keamanan.
Langkah ini bertujuan untuk melindungi basis data
dalam operasional dan sangat penting mengingat isi
dari basis data yang berupa informasi yang sangat
penting.
35
2.1.7.5 DBMS Selection
Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data.
Jika tidak ada DBMS yang sesuai maka bagian dari siklus hidup
akan membuat seleksinya yaitu antara konseptual dengan desain
logical Connolly & Begg (2010:325), Langkah-Langkah dalam
pemilihan DBMS :
•
Menetapkan kerangka referensi belajar.
Pada langkah ini menerangkan kerangka acuan untuk
pemilihan DBMS yang akan menyatakan tujuan dan ruang
lingkup serta tugas-tugas yang perlu dilakukan.
•
Daftar sederhana dari dua atau tiga produk.
Pada
langkah
ini
dianggap
penting
untuk
diimplementasi, yang dapat digunakan dalam menghasilkan
daftar awal produk DBMS untuk di evaluasi.
•
Evaluasi produk.
Pada langkah ini terdapat berbagai fitur yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS. Fitur ini
dapat dinilai sebagai kelompok (misalnya, definisi data)
atau individual (misalnya, tipe data yang tersedia).
•
Merekomendasikan seleksi dan menghasilkan laporan
Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah untuk
proses dokumentasi dan untuk memberikan pernyataan
yang ditemukan dan rekomendasi untuk produk DBMS
tertentu.
36
2.1.7.6 Application Design
Desain basis data dan aplikasi merupakan aktifitas pararel yang
meliputi dua aktivitas penting. Menurut Connolly & Begg
(2010:329), Application design merupakan desain user interface dan
program aplikasi yang digunakan untuk memproses database.
Application design dibagi menjadi dua aspek yaitu :
1. Transaction Desgin (Rancangan Transaksi)
Connolly & Begg (2010:330), suatu tindakan, atau
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau
program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi
database. Ada tiga tipe transaksi yaitu :
• Retrieval transactions
Transaksi ini digunakan dalam mengambil data untuk
ditampilkan pada layar atau dalam produksi laporan.
• Update transactions
Transaksi ini digunakan untuk menyisipkan catatan
baru, menghapus catatan lama, atau memodifikasi
catatan yang ada dalam database.
• Mixed transactions
Pada transaksi ini saling bergantungan terhadap
retrieval dan updating data. (misalnya, operasi untuk
mencari dan menampilkan rincian properti).
2. User Interface Design Guidelines
Sebelum melakukan implementasi laporan, maka harus
terlebih dahulu merancang desainnya.
Guidelines for form/report design.
• Meaningful title
• Comprehensible instructions
• Logical grouping and sequencing of fields
• Visually appealing layout of the form/report
• Familiar field labels
• Consistent terminology and abbreviations
37
• Consistent use of color
• Visible space and boundaries for data entry fields
• Consistent use of color
• Visible space and boundaries for data entry fields
• Error correction for individual characters and entire
fields
• Error messages for unacceptable values
• Optional fields marked clearly
• Explanatory messages for fields
• Completion signal
2.1.7.7 Prototyping
Dalam membuat prototyping kita dapat mengidentifikasi
fitur fitur yang terdapat dari sistem, apakah sistem tersebut berjalan
dengan baik atau tidak serta dapat memberikan perbaikan atau
penambahan fitur baru.
Menurut Connolly & Begg (2010:333), prototyping adalah
membangun
sebuah
model
kerja
dari
sistem
basis
data.
prototypingmerupakan model kerja tidak secara normal yang
mempunyai
semua
fitur-fitur
yang
dibutuhkan
atau
yang
menyediakan semua fungsi dari sistem akhir.Tujuan utama dalam
pemgembangan
prototyping
sistem
basis
data
adalah
memungkinkan pengguna dalam menggunakan prototyping untuk
mengidentifikasi fitur dari sistem yang bekerja dengan baik, atau
tidak memadai, dan jika mungkin untuk menyarankan perbaikan
atau bahkan fitur baru untuk sistem basis data.Prototyping harus
mempunyai keuntungan utama menjadi murah secara relative dan
cepat untuk dibangun.
38
Dua strategi prototyping yang sering digunakan :
1.
Requirements prototyping,
Menggunakan sebuah prototyping untuk mendiktekan
persyaratan dari sebuah usulan sistem basis data dan setelah
semua persyaratan selesai maka prototyping dibunag.
2.
Evolutionary prototyping
Menggunakan usulan yang sama, perbedaan yang
penting
adalah
prototyping
tidak
dibuang
tetapi
dikembangkan lebih jauh menjadi pekerjaan sistem basis
data.
2.1.7.8 Implementation
Implementasi merupakan realisasi fisikal dari basis data dan desain
aplikasi Connolly & Begg (2010:333), Implementasi basis data
dicapai dengan menggunakan :
• Implementasi basis data dapat dicapai dengan Data Definition
Language(DDL). KeunggulanData Definition Language yaitu
sebagai sebuah bahasa yang mengijinkan DBA atau user untuk
membuat struktur basis data dan file basis data kosong.
• Program aplikasi yang diimplementasi menggunakan bahasa
generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL) yaitu bahasa
pemrograman tingkat tinggi seperti yang digunakan pada SQL.
• Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis data,
yang diimplementasikan menggunakan Data Manipulation
Language (DML). Pada DBMS, terpancang dengan sebuah
bahasa pemrograman seperti Visual Basic (VB), VB.net,
Phyton, Delphi, C, C++, C#, java, COBOL, Fortan, Ada, atau
Pascal. Keamanan dan integrity control dari sistem juga
diimplementasikan. Beberapa control ini diimplementasikan
menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin butuh batasan
luar dalam menggunakan DDL.
39
2.1.7.9 Data Conversion and Loading (pengubahan dan pemuatan
data)
Menurut Connolly & Begg (2010:334), Data Conversion
and Loading adalah mentransferkan beberapa data yang ada ke
dalam database baru dan mengkonversikannya ke beberapa aplikasi
yang ada untuk menjalankannya pada database baru tersebut.
2.1.7.10 Testing
Menurut Connolly & Begg (2010:334), Testing adalah
proses menjalankan sistem basis data dengan maksud menemukan
kesalahan. Pengujian juga harus mencakup kegunaan dari sistem
basis data, sebuah evaluasi harus dilakukan terhadap spesifikasi
kegunaanya. Contoh criteria yang dapat digunakan untuk melakukan
evaluasi yaitu :
1.
Learnability : berapa lama waktu yang dibutuhkan
pengguna baru untuk menjadi produktif dengan sistem?
2.
Performance : seberapa baik respon sistem sesuai praktek
kerja pengguna ?
3.
Robustness : seberapa toleransinya sistem dari kesalahan
pengguna ?
4.
Recoverability : seberapa baik sistem pulih dari kesalahan
pengguna ?
5.
Adaptability : seberapa dekat sistem terkait dengan satu
model pkerjaan ?
Setelah
pengujian
selesai,
sistem
basis
data
siap
untuk
“ditandatangani” dan diserahkan pada pengguna. pengguna dari
sistem baru harus dilibatkan dalam proses pengujian. Situasi yang
ideal untuk pengujian sistem adalah memiliki basis data pengujian
pada sistem perangkat keras yang terpisah, namun sering tidak
tersedia. Hal ini harus dipersiapkan backup untuk menghadapi
kesalahan.
40
2.7.11 Operational Maintenance
Menurut
Connolly
&
Begg
(2010:335),
operational
maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan sistem
basis data setelah instalasi. Setelah melewati tahap pelaksanaan dan
pengujian. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan dengan kegiatan –
kegiatan berikut:
1. Pemantauan kinerja sistem. Jika kinerja sistem tidak dapat
diterima, penyusunan ulang basis data mungkin diperlukan.
2. Pemeliharaan dan peningkatan sistem basis data (bila
diperlukan). Memasukkan persyaratan baru ke dalam sistem
basis data melalui tahap sebelumnya dari siklus hidup.
2.1.8 Entity-Relationship Modelling
Menurut Connolly dan Begg (2010, p372-394), Entity-Relationship
Modelling (ERM) terdiri dari konsep-konsep dasar seperti :
1. Entity Types : kumpulan dari objek yang memiliki properti yang sama,
yang diidentifikasi memiliki keberadaan yang mandiri oleh perusahaan.
Setiap objek unik yang teridentifikasi dari entity type dirujuk menjadi sebuah
entity occurrence.
Gambar 2.3 Contoh Entitas dengan Keberadaan Fisikal / Konseptual
(Connolly & Begg, 2005)
41
2. Relationship Types : kumpulan asosiasi yang berarti diantara entity types.
Sedangkan relationship occurrence merujuk pada kemunculan entitas tertentu
yang saling berkaitan.
Gambar 2.4 Contoh Relationship Types
(Connolly & Begg, 2005)
A. Degree of Relationship Type : jumlah entitas yang berpartisipasi
dalam sebuah relationship. Jumlah anggota di dalam relationship
disebut degree dari relationship tersebut.
Gambar 2.5 Contoh Quarternary Relationship
(Connolly & Begg, 2005)
42
B. Recursive Relationship : relationship type dimana entitas yang
sama berpartisipasi lebih dari sekali dalam peran yang berbeda.
Gambar 2.6 Contoh Recursive Relationship
(Connolly & Begg, 2005)
3. Attributes : properti dari entitas atau relationship. Setiap atribut terasosiasi
dengan sekumpulan nilai yang disebut domain.
A. Simple and Composite Attributes
i. Simple Attribute : atribut yang terdiri dari komponen tunggal
dengan keberadaan yang mandiri.
ii. Composite Attribute : atribut yang terdiri dari komponen
yang banyak, masing-masing dengan keberadaan yang
mandiri.
B. Single-valued and Multi-valued Attributes
i. Single-valued Attribute : atribut yang berisikan satu nilai
untuk setiap kemunculan entity type.
ii. Multi-valued Attribute : atribut yang berisikan banyak nilai
untuk setiap kemunculan entity type.
43
C. Derived Attributes : atribut yang merepresentasikan nilai yang
diturunkan dari nilai atribut atau sekumpulan atribut yang berkaitan,
tidak harus entity type yang sama.
Gambar 2.7 Contoh Atribut
(Connolly & Begg, 2005)
4. Keys
A. Candidate Key : jumlah minimal dari atribut yang diidentifikasi
secara unik untuk setiap kemunculan entitas.
B. Primary Key : candidate key yang terpilih untuk secara unik
mengidentifikasikan kemunculan dari entitas.
C. Composite Key : candidate key yang mengandung dua atau lebih
atribut.
44
5. Strong and Weak Entity Types :
A. Strong Entity Type : entity type yang tidak bergantung pada entitas
lain.
B. Weak Entity Type : entity type yang bergantung pada entitas yang
lain.
Gambar 2.8 Contoh Strong and Weak Entity Type
(Connolly & Begg, 2005)
6. Attribute on Relationship : atribut dari relationship.
Gambar 2.9 Contoh Attribute on Relationship
(Connolly & Begg, 2005)
45
7. Structural Constraints
Tipe utama dari batasan pada relationship adalah multiplicity, yang
merupakan jumlah kemunculan yang mungkin dari entitas yang berkaitan
dengan kemunculan tunggal dari entitas yang bersangkutan melalui
relationship tertentu. Binary relationship umumnya dirujuk pada :
A. One-to-one (1:1) Relationships
Gambar 2.10 Contoh (1:1) Relationships
(Connolly & Begg, 2005)
B. One-to-Many (1:*) Relationships
Gambar 2.11 Contoh (1:*) Relationships
(Connolly & Begg, 2005)
46
C. Many-to-many (*:*) Relationships
Gambar 2.12 Contoh (*:*) Relationships
(Connolly & Begg, 2005)
Multiplicity (complex relationship) merupakan multiplicity yang lebih
kompleks dari binary.
Gambar 2.13 Contoh Multiplicity (Complex Relationship)
(Connolly & Begg, 2005)
47
Multiplicity juga mengandung 2 (dua) batasan terpisah yang disebut juga
dengan :
o Cardinality, mengandung jumlah maksimum dari relationship yang
mungkin muncul.
o Participation, menentukan apakah semua atau hanya beberapa
kemunculan entitas pada suatu relationship (apakah mandatory atau
optional).
Gambar 2.14 Contoh Cardinality and Participation
(Connolly & Begg, 2005)
8. Masalah pada ER Models
A. Fan Traps : dimana model merepresentasikan relationship antar entitas,
namun jalan antar kemunculan entitas tertentu ambigu.
Gambar 2.15 Contoh Fan Traps
(Connolly & Begg, 2005)
48
B. Chasm Traps : dimana model mengusulkan keberadaan relationship antar
entitas, namun jalan tidak tersedia antar kemunculan entitas tertentu.
Gambar 2.16 Contoh Chasm Traps
(Connolly & Begg, 2005)
2.1.9 Database Definition Language (DDL)
Bertujuan untuk menghubungkan logical model yang mewakili
entity,
relationship¸dan
attribute
yang
telah
didefinisikan,
serta
mendeskripsikan komposisi tiap hubungan dengan menggunakan database
definition language.
Menurut Connolly & Begg (2010:92), Data Definition Language
(DDL) merupakan sebuah bahasa yang mengijinkan DBA (Database
Administrator) atau pengguna untuk menggambarkan dan menamakan
entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan oleh aplikasi bersamaan
dengan asosiasi yang terintegrasi dan batasan keamanan.
Menurut Indrajani (2011:33), Data Definition Language (DDL)
merupakan Bahasa yang memungkinkan user untuk mendefinisikan,
menerangkan
dan
memberikan
nama
entitas-entitas,
atribut
serta
relationship yang dibutuhkan oleh aplikasi, termasuk batasan-batasan
keamanan dan integritasnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Database Definition Language
(DDL) adalah bahasa khusus yang dapat mendefinisikan data yang
berhubungan dengan pembuatan dan penghapusan Index dan Table, bahkan
basis datanya sendiri misalnya Create, Drop and Alter.
49
2.1.10 Data Manipulation Language (DML)
Bagian dari aplikasi program dan transaksi basis data yang
diimplementasikan
menggunakan
data
manipulation
language
kemungkinan sudah terdapat dalam host pemograman.
Menurut Indrajani (2011:33), Data Manipulation Language (DML)
merupakan bahasa yang menyediakan operasi dasar manipulasi data pada
data yang terdapat dalam basis data. Adapaun operasi yang dapat
dilakukan adalah menyisipkan, memodifikasi, memanggil dan menghapus
data.
Menurut Connolly & Begg (2010:92) Data Manipulation
Language (DML) merupakan bahasa yang menyediakan sekumpulan
operasi yang mendukung operasi manipulasi data-data yang dipegang
oleh database.
•
Pengoperasian data yang akan dimanipulasi meliputi :
1. Penambahan data baru ke dalam basis data (insert).
2. Modifikasi data yang disimpan dalam basis data (update).
3. Pemanggilan data yang terdapat di dalam basis data (select).
4. Penghapusan data dari basis data (delete).
•
Terdapat dua jenis DML, yaitu:
1. Procedural DML
Bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahu
sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan
data tersebut kembali.
2. Non-Procedural DML
Bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahu
sistem data apa yang dibutuhkan, bukan bagaimana data tersebut
didapatkan kembali.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Data Manipulation Language
(DML) merupakan suatu bahasa yang berhubungan dengan proses
manipulasi data pada table dari suatu database.
50
2.1.11 Unified Modelling Language (UML)
UML atau Unified Modelling Language digunakan untuk
merancang dan mendokumentasikan sistem serta menawarkan sebuah
standar untuk merancang model sebuah sistem.
Menurut Connolly & Begg (2010:909), diagram utama UML
terbagi menjadi dua kategori :
a. Structural Diagram
Menjelaskan hubungan statis antar komponen.
Contoh :
1. Class Diagram
2. Object Diagram
3. Component Diagram
4. Deployment Diagram
b. Behavioral Diagram
Menjelaskan hubungan dinamis antar komponen.
Contoh :
1. Use Case Diagram
2. Sequence Diagram
3. Collaboration Diagram
4. Statechart Diagram
5. Activity Diagram
Menurut Lano (2009:98), UML merupakan sesuatu yang
dirancang untuk menjadi sebuah penambahan melalui penggunaan
definisi profil dan stereotypes baru di dalam sebuah metamodel.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009:240), Unified
Modeling Language (UML) merupakan standar bahasa pemodelan
berorientasi objek industri. Standar UML dikelola oleh Object
Management Group (OMG), yang merupakan penyatuan dari lebih dari
800 vendor, pengembang, dan organisasi perangkat lunak yang telah
menggabungkan
upaya
untuk
mengembangkan
dan
mendorong
keseragaman dalam sistem berorientasi objek.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Unified Modeling Language
(UML) merupakan sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar
untuk membangun sebuah sistem pengembangan perangkat lunak.
51
2.1.11 Activity Diagram
Menurut Biafore (2007:424), activity diagram merupakan sama
dengan flowchart dan diagram aliran data di dalam struktur
pengembangan, diagram tersebut menunjukkan proses bisnis yang high
level, termasuk aliran data, atau membantu model logika kompleks di
dalam sistem
Menurut Mills, Duncan, Koletzke, & Faderman (2010:98),
activity diagram menawarkan tipe operasi yang sama dengan diagram
lainnya selain yang tidak dapat kita gunakan simbolnya pada activity
diagram.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009:141). Activity
Diagrammerupakan diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai
kegiatan pengguna atau sistem, orang yang melakukan setiap kegiatan,
dan aliran sekuensial dari kegiatan ini.
Notasi – notasi dalam activity diagram antara lain:
1. Oval mewakili kegiatan individu dalam sebuah alur kerja.
2. Connecting Arrow mewakili urutan antara kegiatan.
3. Black Circles digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari
alur kerja.
4.Diamond merupakan titik keputusan dimana aliran proses tersebut
akan mengikuti satu jalur atau jalur lain.
5. Synchronization Bar merupakan garis padat yang membagi satu
jalur ke beberapa jalur atau menggabungkan jalur secara bersamaan.
6. Swimline membagi kegiatan – kegiatan pada alur kerja menjadi
kelompok – kelompok yang menunjukkan agen – agen yang
melakukan aktivitas – aktivitas.
2.1.13 Teori Normalisasi
Normalisasi merupakan sebuah teknik untuk memproduksi satu
set hubungan dengan sifat yang diinginkan, mengingat kebutuhan data
dari suatu perusahaan Connolly & Begg (2010:416) Karakteristik dari
sebuah set yang cocok hubungannya termasuk :
1. Jumlah minimal atribut yang diperlukan untuk mendukung
kebutuhan data perusahaan.
52
2. Atribut dengan relasi logikal tertutup (dijelaskan sebagai
ketergantungan fungsional) ditemukan didalam relasi yang sama.
3. Redundansi minimal dengan atribut masing-masing diwakili
hanya sekali dengan pengecualian penting dari atribut yang
membentuk semua atau sebagian dari foreign keys, yang penting
untuk tergabung dengan relasi terkait.
2.1.13.1 Proses Normalisasi
Pada
Proses
Normalisasi
terdapat
tiga
bentuk
normalisasi yang diusulkan disebut First Normal Form
(1NF), Second Normal Form (2NF), Third Normal
Form (3NF) Connolly & Begg (2010:428).
Proses normalisasi, yaitu :
1. Unnormalized form (UNF)
Unnormalized form (UNF) merupakan suatu tabel
yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang
berulang
(repeating
group).Repeating
group
merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut di
dalam tabel yang memiliki lebih dari satu nilai
(multiple value) untuk sebuah primary key pada tabel
tersebut Connolly & Begg (2010:430).
2. First Normal Form (1NF)
Merupakan sebuah relasi dimana titik temu antara
baris dan kolomnya mengandung satu nilai. Ada dua
pendekatan umum untu menghilangkan repeating
group dari tabel yang tidak normal, yaitu :
a.
Menempatkan data berulang bersama salinan
atribut kunci pada relasi yang berulang.
b. Menempatkan data berulang bersama salinan
atribut kunci pada relasi yang terpisah. Sebuah
primary key diidentifikasi ke dalam relasi.
3. Second Normal Form (2NF)
Second Normal Form (2NF) merupakan sebuah relasi
yang berada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan
53
primary key berfungsi secara penuh bergantung pada
primary key-nya Connolly & Begg (2010:434).
4. Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly & Begg (2010:436), Third
Normal Form (3NF) merupakan sebuah relasi yang
berada pada 1NF dan 2NF, dan tidak ada atribut yang
bukan primary key yang secara langsung bergantung
kepada primary key-nya.
2.1.14 Definisi Entity Relationship Diagram
ERD dikembangkan pada tahun 1976, setiap perusahaan
membutuhkan ERD dimana digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sistem
informasinya
dan
untuk
menggambarkan
diagram
keterhubungan antarentitas.
Menurut Whitten & Bentley (2007:271), Entity Relationship
Diagram merupakan model data yang menggunakan beberapa notasi
untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang
dideksripsikan oleh data tersebut.
Entity Relationship Diagram adalah hubungan antara entitas dan
merupan dasar dari database design Bahl, Sharma, & Rajpal
(2011:27). ERD Model dapat melakukan pekerjaan dengan baik dalam
meng-capture serta mempresentasikan dasar sematik dalam situasi
yang berbeda. ERD Model dimana mengalami peningkatan dengan
tambahan generalisasi atau spesialisasi, agregasi dan klasifikasi dalam
ERD Model.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Entity
Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model untuk
menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objekobjek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.
54
2.1.15 Integrity Constraints
Menurut Connolly & Begg (2010:577), integrity constraints
juga berkontribusi mempertahankan sistem basis data yang aman
dengan mencegah data dari yang tidak valid, dan hasil yang tidak
benar.
Menurut Connolly & Begg (2010:153), Integrity Constraints dibagi
menjadi empat jenis yaitu :
1. Nulls
Merepresentasi sebuah nilai untuk sebuah atribut yang tidak
diketahui dengan jelas atau tidak berlaku untuk tuple ini.
2. Entity Integrity
Merupakan hubungan dasar, tidak ada aribut dari primary key
yang bisa null.
3. Referential Integrity
Jika foreign key ada dalam relasi, baik nilai foreign key harus
sesuai dengan nilai candidate key dari beberapa tuple dalam
home relation atau foreign key harus sepenuhnya null.
4. General Constraints
Tambahan aturan yang ditetapkan oleh pengguna atau
administrator basis data dari basis data yang mendefinisikan
atau membatasi beberapa aspek dari perusahaan.
55
2.2 Teori Khusus :
2.2.1 Pengertian Penjualan
Penjualan merupakan suatu transaksi yang terjadi dalam
perusahaan dimana akan dilakukan suatu penjualan atas produk yang
dihasilkan.
Menurut Reeve (2009:225), penjualan merupakan total biaya
yang dibebankan kepada customer untuk barang yang dijual termasuk
penjualan tunai maupun penjualan kredit.
Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan, fungsi penjualan
bertanggung jawab untuk mencatat semua transaksi penjualan yang
diberikan oleh pelanggan yang berupa surat order dan menentukan
tanggal pengirimannya.
2.2.2 Pengertian Pembelian
Pembelian merupakan suatu transaksi yang terjadi dalam
perusahaan dimana suatu stock barang yang sudah disediakan sudah
habis dan akan melakukan masukan stock sesuai dengan minimal
kebutuhannya.
Menurut Reeve (2009:281), pembelian adalah didebit dari jumlah
faktur pembelian. Semua pembelian akan dimasukan secara langsung
pada persediaan.
Jadi, dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa pembelian
merupakan suatu usaha yang digunakan dalam perusahaan dalam
menyediakan stock barang yang diperlukan.
56
2.2.3 Pengertian Persediaan
Inventory atau persediaan barang merupakan asset yang sangat
penting, baik dalam jumlah maupun peranannya dalam kegiatan
perusahaan.
Menurut Indrajani (2011:70) persediaan ini bertujuan untuk
mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan digudang. Sistem
ini berkaitan erat dengan sistem pembeliaan, sistem retur pembelian,
dan sistem akuntansi biaya pembelian.
Persediaan dikatakan sangat penting bagi suatu perusahaan, karena
persediaan berguna untuk :
3 Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang.
4 Menghilangkan resiko dalam produk yang dipesan tidak
bagus atau rusak.
Menurut Warren, Reeve, & Fess (2008), persediaan digunakan
untuk mengidentifikasikan :
• Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam
operasi bisnis perusahaan.
• Bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang
disimpan untuk tujuan itu.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan
(Inventory) merupakan suku cadang dimana barang sudah mulai
menipis atau sudah mendekati jumlah minimal, kemudian akan
dilakukan persediaan ulang yang akan menjadi suatu bekal dalam
melakukan transaksi penjualan.
57
2.2.4 Fact Finding Technique
Metode pengumpulan data menggunakan metode Fact Finding.
Metode Fact Finding adalah Sebuah sistem database dibangun
berdasarkan masalah yang sedang muncul lalu dibuatkan sistemnya
untuk menangani masalah tersebut. Untuk mencari masalah-masalah
tersebut harus dilakukan beberapa kegiatan pengumpulan data agar
dapat diperoleh informasi-informasi penting. Yang terdiri atas :
o
Examining Documentation
Mempelajari data, dokumen, laporan dan file berkaitan yang
nantinya akan diolah menjadi informasi berguna
o
Interviewing
Pada tahap ini diadakan penelitian pada CV. ANDY PLASTIK.
Penelitian dilakukan dengan interview/wawancara terhadap
pemilik dan karyawan yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi sesuai kebutuhan.
o
Observing the enterprise in operation
Memantau langsung dan mempelajari terhadap proses bisnis yang
sedang berjalan.
o
Research
Dengan teknik ini dilakukan penilitian terhadap masalah yang
dihadapi dengan cara mempelajari buku-buku yang dapat
dijadikan referensi dalam penulisan skripsi. Dan dari hasil
research dapat mengidentifikasi kebutuhan informasi yang masih
kurang pada proses bisnis yang berjalan dengan menentukan
informasi yang dibutuhkan pada aplikasi yang akan dibuat dan
diimplementasikan.
58
2.2.5 Database
Istilah database berawal dari ilmu komputer yang meskipun
artinya semakin luas yaitu memasukkan hal-hal dari luar bidang
elektronik. Catatan yang mirip dengan database sebenarnya sudah
terdapat sebelum revolusi industri dimana dalam bentuk buku yang
sangat besar, kuitansi serta kumpulan data yang berhubungan dengan
proses bisnis.
Menurut Connolly & Begg (2010:54), database adalah
kumpulan data yang saling terhubung secara logis dan deskripsi dari
data tersebut, dirancang untuk memberikan dan menemukan informasi
yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi. Database merupakan sebuah
tempat penyimpanan berkapasitas sangat besar yang dapat digunakan
oleh berbagai user atau departemen secara bersamaan. Database
merupakan suatu komponen penting yang tidak dimiliki dengan
sendirinya tapi merupakan suatu komponen penting yang tidak dimiliki
dengan sendirinya tapi merupakan sebuah sumber daya yang terbagi
dalam perusahaan.Database tidak hanya berisi data operasional tetapi
juga deskripsi data tersebut yang disebut metadata.
Database digunakan untuk pengelolaan data agar pengolahan
data dan dokumentasi data menjadi lebih baik sehingga data-data
tersebut lebih terintegrasi Widhyaestoeti (2011:1). Selain itu juga dapat
memberikan kemudahan bagi pihak yang berkepentingan dalam
melakukan pencarian data. Pokok pemikiran dalam merancang
database adalah bagaimana merancang database sehingga dapat
memenuhi kebutuhan saat ini dan kemudahannya untuk dikembangkan
dimasa yang akan datang.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database
merupakan kumpulan data yang saling terhubung untuk memenuhi
kebutuhan user, dimana database mempunyai kapasitas penyimpanan
yang sangat besar.
59
2.2.5.1 Arsitektur Database
1. Sistem Terpusat
• Berjalan pada sistem komputer tunggal dan tidak berinteraksi
dengan sistem komputer lain.
• Sistem komputer multi-guna: satu ke banyak CPU dan
beberapa alat pengendali yang terhubung melalui sebuah bus
yang memungkinkan akses pembagian memori.
• Sistem single-user (misalnya., PC atau workstation): unit desktop, single user, biasanya hanya terdiri satu CPU dengan
satu atau dua hard disk, SO hanya mendukung satu user.
• Sistem Multi-user : lebih banyak penyimpanan, memori lebih
besar, multiple CPU, dan menggunakan SO multi-user,
melayani banyak pengguna yang terhubung dengan sistem
melalui terminal. Biasa disebut sistem server.
2. Sistem Client-Server
Sistem server melayani permintaan m sistem client, yang
mempunyai struktur umum seperti berikut :
3. Arsitektur Database Parallel
•
Shared memory – proscesor membagi memory kepada
umum.
•
Shared disk – proscesor membagi sebagian kapasitas
disk.
•
Shared nothing – proscesor membagi bukan memory dan
bukan disk.
•
4.
Hierarchical – gabungan berbagai arsitektur.
Sistem Terdistribusi
•
Data tersebar ke banyak mesin (juga disebut sebagai site
atau node).
5.
•
Jaringan menjadi penghubung antar mesin.
•
Data dipakai user di berbagai mesin.
Tipe Jaringan
•
Local-area networks (LANs)
60
Tersusun dari processor yang didistribusikan ke area
geografik kecil, seperti satu gedung.
•
Wide-area networks(WANs)
Tersusun dari processor yang didistribusikan ke area
geografik yang luas.
•
Discontinuos connection
Seperti WANs, yang berdasarkan periodik dial-up
(contohnya menggunakan UUCP), yang terkoneksi
hanya untuk beberapa saat.
•
Continuous connection
Seperti WANs, yang terkoneksi ke internet dimana
servernya tersambung setiap saat.
•
WAN dengan continuous connection
Dibutuhkan
untuk
mengimplementasikan
sistem
database terdistribusi.
2.2.6 Spesialisasi (Generalisasi)
Menurut Connolly & Begg (2010:112), spesialisasi adalah
suatu bentuk pembagian tenaga kerja di mana individu atau
perusahaan memusatkan usaha-usaha produktif mereka pada sebuah
kegiatan atau sejumlah kegiatan-kegiatan yang terbatas.
61
2.2.7 Kerangka Pikir
Planning
Mengidentifikasi
Masalah
Metodologi Penelitian
Menentukan Ruang
Lingkup, tujuan dan
Analysis
Metode Pengumpulan
Data
Metode Survei
Lapangan
Metode Wawancara
Observasi
Studi Pustaka
Melakukan Analisis
Kebutuhan User
Prosedur Berjalan
Identifikasi Masalah
Developments
Melakukan Perancangan
Model Konseptual
Model Logikal
Model Fisikal
Evaluasi
Aplikasi
Perancangan
Aplikasi
Gambar 2.17 Kerangka Pikir
Solusi
62
Download