aktivitas antimikroba beberapa jenis cairan

advertisement
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 251 - 258
AKTIVITAS ANTIMIKROBA BEBERAPA JENIS CAIRAN PEMBERSIH
ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI TANAH DI KAWASAN
KAMPUS UNIVERSITAS JAMBI MENDALO
ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF SOME ANTIBACTERIA LIQUID CLEANSER TO
SOIL BACTERIA IN THE JAMBI UNIVERSITY AREA IN MENDALO
Hesti Riany1*, Ika Oksi Susilawati2, Ummi Mardhiah BB3
Universitas Jambi, Jambi1*23
Jalan Raya Jambi-MuaraBulian KM 15 Mendalo 36361
[email protected]
ABSTRACT
Liquid cleansers are generally used in daily activities such as liquid soap, liquid hand
wash and liquid detergen. Using of liquid cleanser was needed to decrease unwanted
bacteria growth or contaminationonthe body. One of the bigest contamination resource
was soil especially in the most visited area such as Jambi University area. So we need to
know antimicrobial activity of some antibacteria liquid cleanser to soil bacteria in the Jambi
university area. In this study used isolated bacteria from 5 different places in the Jambi
University area. The fastest gowth bacteria colonies were taken, namelyA03, B22, C31,
D44 and E53. The treaments were LS, HS, BC and AQ (negative control) with three
repeating. The data was diameter of inhibtion zona then analyzed using ANNOVA and
continued using Duncan test. The Research result showed that LS had hight significancy
to all bacteria isolat, HS had insignificant result to A03, B22, C31 and D44 isolat but
significant to E53 isolat. While BC showed insignificant result to A03 and D44 isolat,
significant to B22 and C31 isolat and very significant to E53 isolat.
Keywords: liquid cleanser, soil bacteria, Jambi University
ABSTRAK
Cairan pembersih untuk tubuh atau pakaian merupakan bahan yang umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya sabun mandi cair, sabun cuci
tangan cair dan deterjen cair. Penggunaan cairan pembersih tersebut diharapkan dapat
mengurangi pertumbuhan atau kontaminasi bakteri yang tidak diharapkan pada tubuh.
Salah satu sumber terbesar dari mikroba tersebut adalah tanah terutama di kawasan
yang sering dikunjungi, salah satunya adalah kawasan Universitas Jambi. Oleh karena itu
perlu diketahui aktivitas antimikroba beberapa jenis cairan pembersih antibakteri terhadap
bakteri tanah di kawasan Kampus Universitas Jambi. Pada penelitian ini digunakan
bakteri yang diisolasi dari lima titik berbeda dalam kawasan Universitas Jambi. Dari
masing-masing titik pengambilan koloni yang pertumbuhannya paling cepat yaitu A03,
B22, C31, D44 dan E53. Perlakuan berupa LS, HS, BC dan AQ (kontrol negatif) dengan
tiga kali pengulangan. Data yang diperoleh berupa diameter zona hambat yang
selanjutnya dianalisis dengan ANNOVA lalu dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil
penelitian menunjukkan LS memberikan pengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan
bakteri semua isolat, HS memberikan pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03,
B22, C31 dan D44 tapi berpengaruh nyata pada isolat E53. Sedangkan BC menunjukkan
pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03 dan D44, berbeda pada B22 dan C31 dan
berbeda sangat nyata pada isolat E53.
Kata kunci: cairan pembersih, bakteri tanah, Universitas Jambi
251
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 251 - 258
1.
PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam menjaga kesehatan adalah dengan menjaga kebersihan
tubuh beserta semua benda yang melekat dengan tubuh itu sendiri seperti halnya
pakaian. Dalam aktifitas sehari-hari,upaya membersihkan tubuh maupun pakaian
dilakukan dengan menggunakan zat pembersih berupa sabun atau deterjen. Dengan
adanya
inovasi
produk
dan
adanya
perubahan
kebudayaan
(cultural),
sosial
(social),pribadi (personal) dan psikologi (psychology)konsumen terhadap produk terbaru
maka banyak produsen yang mengembangkan zat pembersih berupa cairan pembersih
yang juga diminati masyarakatsebagai konsumen[1]. Selain itu berkembangannya
kesadaran akan kesehatan akibat bertambahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan
akan kesehatan tubuh menyebabkan bertambahnya penggunaan zat pembersih atau
sabun yang bersifat antimikroba. Hal ini juga disebabkan karena sabun tersebut dipercaya
dapat membersihkan kulit secara efektif [2] dan diketahui juga bahwa senyawa antibakteri
adalah senyawa yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri yang bersifat
merugikan.
Pengendalian
pertumbuhan
mikroorganisme
bertujuan
untuk
mencegah
penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi,
dan mencegah pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroorganisme [3]. Mekanisme
penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri dapat berupa
perusakan dinding sel dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya
setelah selesai terbentuk, perubahan permeabilitas membrane sitoplasma sehingga
menyebabkan keluarnya bahan makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan
asam nukleat, penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan
protein [4].
Tanah
merupakan
salah
satu
habitat
terbesar
dan
sumber
beragam
mikroorganisme. Mikroorganisme akan berada ditanah yang memiliki kandungan karbon
sebagai sumber energidansebagian besar berada hingga pada kedalaman 10 cm, namun
karena
ukurannya
kecil
maka
biomassanya
pun
rendah.
8
Bakteri
merupakan
9
mokrorganisme dengan jumlah terbanyak pada tanah yaitu 10 -10 /gram tanah dengan
biomassa 40-500 gram/m2dan diperkirakan ada 60.000 jenis bakteri yang berbeda serta
kebanyakan belum dinamai. Masing-masing bakteri memiliki peranan dan kemampuan
sendiri [22], [23]. Diantaranya terdapat bakteri potensial dan bakteri yang merugikan atau
membahayakan kesehatan.Tidak dapat dipungkiri bahwa tinggi interaksi manusia dengan
tanah bisa menjadi salah satu bentuk sumber infeksi bakteri yang tidak diinginkan [5]
bahkan beberapa bakteri patogen yang resistan pun sudah banyak ditemukan dari tanah
[6]. E. coli, Salmonella, Campylobacter dan Shigella merupakan beberapa bakteri
252
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 251 - 258
patogenberada di tanah yang dapat menyebar melalui asosiasi dengan limbah pertanian
[7],kontaminasi feses hewan, terbawa cemaran septitank atau tersebar akibat kebanjiran
[8].E. coli bersifat pathogen oportunis, banyak ditemukan pada manusia dan hewan
sebagai penghuni normal dalam saluran pencernaan, habitat pada umumnya adalah
tanah, lingkungan aquatik, makanan, air seni, dan tinja [9]. Karena sifatnya patogen,
bakteri ini dapat menyebabkan beberapa infeksi primer pada usus (misalnya diare pada
anak), infeksi pada saluran pada kemih, pneumia, abses, dan maningitis pada bayi yang
baru lahir [10].
Kawasan Universitas Jambi (Unja) Mendalo memiliki keragaman lingkungan yang
sangat bervariasikarena keragaman fakultas-fakultas yang berada di kampus ini dan
fasilitas kampus yang cukup memadai. Selain itu kampus Unja Mendalo merupakan pusat
aktivitas baik bagi dosen mahasiswa sehingga dapat terlihat adanya mobilitas yang tinggi.
Kondisi seperti ini mengakibatkan terjadinya interaksi dengan tanah baik secara langsung
atau pun tidak, demikian juga dengan bakteri yang ada pada tanah dikawasan ini. Untuk
menghindari pengaruh yang tidak diinginkan dari bakteri-bakteri tersebut salah satu cara
yang paling umum digunakan adalah memanfaatkan cairan pembersih baik berupa
detergen, sabun mandi ataupun sabun pencuci tangan terutama yang bersifat antibakteri.
Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antimikroba
beberapa jenis cairan pembersih antibakteri terhadap bakteri tanah di kawasan Kampus
Universitas Jambi.
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bioteknologi dan Rekayasa Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Jambi pada bulan maret 2015 dengan menggunakan
bahan-bahan berupa sampel tanah dari lima titik dari kawasan Universitas Jambi
Mendalo, tiga jenis cairan pembersih antibakteri berupa deterjen cair (LS), sabun mandi
cair (BC) dan sabun cuci tangan cair (HS), akuades, agar, media Nutrient Agar (NA),
kertas cakram, kapas, cotton bud, alumunium foil, wrapper, alkohol 70 %, korek api dan
spiritus. Peralatan yang digunakan berupa autoklaf, inkubator, Laminar Air Flow Cabinet
(LAFC), coloni counter,hot plate dan magnetic stirer, timbangan digital, erlenmeyer, rak
dan tabung reaksi, cawan petri, beaker glass, jarum ose, batang L, pinset, mikropipet,
bunsen burner dan marker.
Sampel diambil dari tanah pada lima titik yaitu di daerah hutan (A),
daerahkandang bebek (B),daerah pembuangan limbah (C), daerah danau (D) dan daerah
rawa (E).Sampel tanah yang diambil merupakan sampel komposit, kemudian dimasukan
dalam wadah plastik berlabel. Sampel sebanyak 0,1 ml ditumbuhkan dalam cawan petri
253
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 251 - 258
dengan media NA pada suhu 37oC yang sebelumnya dilakukan pengenceran dari 10-1
sampai 10-5. Kemudian untuk mendapatkan biakan bakteri murni bakteri, sampel
disubkultur dan diinkubasi pada suhu 31oC.Koloni yang pertumbuhannya paling
cepatyaitu A03, B22, C31, D44 dan E53 diambil untuk dilakukan uji efektivitas cairan
pembersih.
Uji aktivitas cairan pembersih dilakukan denganmenginokulasikanbiakanbakteridi
kertas cakram yang telah direndam dengan cairan pembersih dengan konsentrasi 10%
ke atas media nutrient agar (NA). Setelah diinkubasi selama 48 jam dilakukan
pengamatan zona bening lalu diukur. Uji aktivitas tersebut dilakukan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan berupa LS, HS, BC dan AQ
(kontrolnegatif) dengan tiga kali pengulangan. Data yang diperolehberupa diameter zona
hambat yang selanjutnya dianalisis dengan ANNOVA dan dilanjutkan dengan uji beda
nyata Duncan.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkanuji yang telah dilakukan, aktivitas antibakteri dari larutan pembersih
cair dapat diamati dari terbentuknya zona hambat yang diukur (Gambar 1). Hasil diameter
zona hambatdapat dilihat pada tabel 1. Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa LS
memberikan pengaruh sanga nyata terhadap pertumbuhan semua isolat bakteri
sedangkan HS memberikan pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03, B22, C31 dan
D44 tapi berpengaruh nyata pada isolat E53, lalu BC menunjukkan pengaruh tidak
berbeda nyata pada isolat A03 dan D44, berbeda pada B22 dan C31 dan berbeda sangat
nyata pada isolat E53.
Tabel 1. Daya Hambat cairan pembersih terhadap isolat-isolat bakteri tanah dari kawasan
kampus Universitas Jambi Mendalo.
Diameter Zonahambat yang terbentuk (cm)
A03
B22
C31
D44
E53
b
b
b
b
LS
2,05
0,66
1,09
4,7
3,28d
a
a
a
a
HS
0,21
0,23
0,07
0,00
2,17c
a
ab
ab
a
BC
1,03
0,59
0,53
0,00
1,03b
AQ
0,00a
0,00a
0,00a
0,00a
0,00a
Keterangan *) rerata 3 ulangan, angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan
pengaruh yang berdeda nyata pada tingkat kesalahan 0,05.
Perlakuan
Perbedaan pengaruh yang berbeda antara perlakuan yang diberi LS, HS, BC
terhadap AQ dapat disebabkan oleh perbedaan jenis cairan pembersih yang digunakan
sehingga kandungan yang antibakteri yang terlarut juga berbeda sehingga memberikan
pengaruh yang berbeda untuk setiap isolat. Pada kemasan, LS diketahui memiliki bahan
254
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 251 - 258
aktif berupa softeningagent,surfaktan danaditif 25%,dantriclosanyang merupakan agen
antibakteri, pada HS terkandung bahan aktif berupa cholroxylenol 0,175% (sebagai agen
antibakteri) dan saliylic acid sedangkan BC mengandung asam laurat dan EDTA sebagai
agenyang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Triklosan atau irgasan DP300 merupakan suatu bahan kimia anti bakteri yang
banyak digunakan dalam berbagai produk pembersih dan termasuk golongan fenol yang
dapat menghasilkan respon positif lebih kuat dibandingkan alkohol yaitu tidak
memberikan pengaruh korosif. Pemberian triklosan pada produk dengan konsentrasi 0,5
%- 2% dapat berperan sebagai antiseptik [11]. Peranan triklosan sebagai antibakteri
adalahdengan membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri melalui penetrasi ke
dalam sel dan mengganggu fungsi normal seluler termasuk menghambat biosintesis
makromolekul dan asam nukleat (DNA atau RNA) [12] selain itu triclosan juga bekerja
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis asam lemak pada
protein karier enoyl-acyl reductase (FabI) [13].Stapilococcus aureus danMethicillin
ResistantStaphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri yang sensistif terhadap
keberadaan triclosan [14].Dengan adanya kemampuan triklosan dalam menghambat
biositesis maka diduga isolat-isolat yang digunakan mengalami hambatan biosintesis
sehingga tampak zona bening pada semua perlakuan dan ulangan yang menggunakan
LS.
Kandungan chloroxylenol (PCMX) yang berperan sebagai antibakteri dalam HS
terlihat jelas pada isolat B22 dan C31, yaitu dengan tampak jelas adanya zona bening
disekitar kertas cakram (Gambar 1.c dan 1.d) yang membuktikan bahwa adanya daya
hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Cloroxylenoldiketahui sebagai antimikroba terlarut
pada lem, cat, pembersih pakaian dan pembersih kamar mandi yang digunakan untuk
mengontrol pertumbuhan bakteri, alga dan jamur [15] dan paling banyak digunakan
sebagai antiseptik dan ciran pencuci tangan yang belum ditemukan adanya hubungan
dengan resistensi bakteri [16].E. colimerupakan salah satu bakteri yang sensitif terhadap
chloroxylenol [17]. Pemberian chloroxylenol pada bakteri dari keringat menunjukkan
bahwa adanya pengurangan jumlah yang signifikan setelah 4 jam penggunaan dan
meningkat kembali 2 jam terakhir, dan penurunan bakteri paling jelas terlihat pada hari ke5 pemakaian[18].Dari penelitian Johnson diketahui bahwa PCMX pada cairan pencuci
tangan sensitif terhadap bakteri residen kulit (Staphylococcal spp., aerobic Coryneforms,
Micrococcus spp., Propionibacteria dan jamur Malasseszia furfur) dibandingkan bakteri
transient (Pseudomonasaeruginosa dan Staphilococcus aureus) [19].Adanya beberapa
isolat yang tidak sensitif dengan pemberian HS diduga termasuk jenis bakteri yang
transient karena berasal dari tanah.
255
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 251 - 258
c)
b)
a)
d)
e)
Gambar 1. Isolat bakteri tanah dari a) rawa (E53); b) hutan (A03); c) kandang bebek
(B22); d)danau (C31) dan e) daerah pembuangan limbah (D44) yang duji daya
hambatnya dengan cairan pembersih LS, HS, BC dan AQ
BC merupakan cairan pembersih berjenis sabun mandi mengandung asam laurat
dan EDTA. Asam Laurattermasuk kedalam asam lemak jenuh rantai sedang yang
berfungsi sebagai surfaktan anionik dan memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
bakteri terutama bakteri gram positif [20] seperti Lactobacillus plantarum[21].EDTA
diketahui efektif menghambat pertumbuhan E. Coli, sedang gabungan asam laurat dan
EDTA dapat mengurangi populasi bakteri L. monocytogenes [21].Pada perlakuan dengan
pemberian BC semua isolat menunjukkan terbentuknya zona hambat kecuali isolat yang
berasal dari kandang bebek (B22) seperti pada gambar 1.c, karenatidak dilakukan
perwarnaan gram maka didugaisolat tersebut merupakan bakteri gram negatif yang tidak
sensitif terhadap kandungan asam laurat dan EDTA.
4.
KESIMPULAN DAN PROSPEK
Penelitian ini menunjukkan LS memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
pertumbuhan semua isolat bakteri, HS memberikan pengaruh tidak berbeda nyata pada
isolat A03, B22, C31 dan D44 tapi berpengaruh nyata pada isolat E53. Sedangkan BC
menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03 dan D44, berbedapada B22
dan C31 dan berbeda sangat nyata pada isolat E53.Nilai daya hambat tertinggi terhadap
mikroba tanah didapatkan pada perlakuan dari cairan pembersih jenis deterjen. Diikuti
sabun mandi dan sabun cuci tangan. Perbandingan daya hambat yang tidak berbeda
nyata pada beberapa perlakuan kemungkinan disebabkan karena pada penelitian ini
peneliti menggunakan jenis cairan pembersih yang berbeda jenisnya sehingga
256
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 251 - 258
kandungannya antibakterinya juga akan memberikan pengaruh spesifik dan berlainan.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan cairan pembersih yang
sama agar didapatkan perbandingan hasil aktivitas antimikroba yang lebih baik.
5.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada dosen-dosen prodi biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi yang telah memberikan saran dan masukan untuk penelitian dan
penulisan artikel. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Laboran Laboratorium
Bioteknologi dan Rekayasa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi atas bantuan
yang diberikan dalam penyediaan alat dan bahan pada penelitian ini.
6.
DAFTAR PUSTAKA
[1].
Ayu, Nila Desanda Dara dan Tantri Widiastuti. Pengaruh Faktor Kebudayaan,
Sosial, Pribadi dan Psikologi terhadap Perilaku Pembelian. Aset. 2011; 13 (2):
165-174.
[2].
Ulia,Hasnah, Dyah Nirmala dan Imelda Bahar. Pengaruh Kadar Minyak
Atsiri
Kencur dan Temulawak terhadap Aktifitas Antibakteri dalam Sabun Padat.
Prosiding SNIJA. 2014; 13-17.
[3].
Sulistiyo. Farmakologi dan Terapi. Yogyakarta: EKG.1971.
[4].
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia Press.1988.
[5].
Benveniste R, Davies J. Aminoglycoside Antibiotic-Inactivating Enzymes in
Actinomycetes Similar to Those Present in Clinical Isolates of Antibiotic-Resistant
Bacteria. ProcNatlAcadSci U S A. 1973, (70):2276.
[6].
Martinez
JL.Antibiotics
and
antibiotic
resistance
genes
in
natural
environments.Science.2008, 18;321-365.
[7].
Landry, M.S. and M.L. Wolfe. Fecal bacteria contamination of surface waters
associated with landapplication of animal waste. ASAE Paper. 1999, (994024).
[8].
Dale J. Vandonsel, 'Edwine. Geldreich, and Norman A. Clarke'. Seasonal
Variations in Survival of Indicator Bacteria in Soil and Their Contribution to Stormwater Pollution. Applied Microbiology. 1967;15 (6):1362-1370.
[9].
Fardiaz, D. Panduan Pengolahan Pangan yang Baikbagi Industri Rumah Tangga.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2002.
[10].
Jawetz, E. Adelberg E.A dan Melniek J. Mikrobiologi Kedokteran. Terj. Enugroho
E.& Maulana RF. Edisi ke-20. Jakarta: EGC. 1996.
257
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 251 - 258
[11].
Block, S. Desinfection, Sterilization and Preservation, 4th edition. Philadelphia:
Willianms and Wilkins.2003.
[12].
Wijaya, Johan Iswara. Formulasi Sedian Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif
Tricklosan 1,5% dan 2%. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2013; 2
(1):1-14.
[13].
Eath, Richard J., J.Ronald Rubin, Debra R Holland, Erli Zhang, Mark E. Snow and
Charles O. Rock. Mechanism of Triclosan Inhibition of Bacterial Fatty Acid
Synthesis.The Journal of Biological Chemistry.1999;274:11110-11114.
[14].
Sulistyaningsih, Rr. Uji Kepekaan Beberapa Sedian Antiseptik terhadap Bakteri
Staphylococcus
aureus
dan
Staphylococcus
aureus
resisten
Metisilin
(MRSA).Laporan Penelitian Mandiri Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran.
2010.
[15].
US Environmental Protection Agency (EPA) Prevention. Pesticides and Toxiic
Subtances. 1994.
[16].
FDA Consumer Antiseptics Rule: FDA Request for Data on Safety and Efficacy of
Chloroxylenol. USA:Copyright American Cleaning Institute. 2014.
[17].
Mitchell, A. G. Bactericidal Activity of Chloroxylenol in Aqueous Solutions of
Cetomacrogol.Journal Pharmasi Pharniacol.1964;16:533-537.
[18].
Ascenz, Joseph M. (Ed.).Handbook of Disinfectants and Antiseptics. USA: Marcel
Dekker, Inc. 1995.
[19].
Johnson,S.A., P.A. Goddard, C. Iliffe, B. Timmins, A.H. Rickard, G. Robson dan
P.S. Handley. Comparative Susceptibility of Resident and Transient Hand Bacteria
to Para-chloro-meta-xylenol and Triclosan. 2002. Journal of Applied Microbiology;
93:336–344.
[20].
Kabara,
Jon
J.,Dennis
M.
Swieczkowski,Anthony
J.Conley,
dan
Joseph
P.Truant.Fatty Acids and Derivatives as Antimicrobial Agents. Antimicrobial Agents
and Chemotherapy.1972;2 (1):23-28.
[21].
Hoffman, K. L., I. Y. Han, dan P. L. Dawson. Antimicrobial Effects of Corn Zein
Films Impregnated with Nisin, Lauric Acid, and EDTA. Journal of Food Protection.
2001;64 (6): 885–889.
[22].
Hoorman, James J.danRafiq Islam. Understanding Soil Microbes and Nutrient
Recycling.Fact Sheet Natural and Agricultural Resources. Ohio: The Ohio State
University. 2010.
[23].
Reid, Greg and Percy Wong.Soil bacteria [Internet]. 2015 [update 2005; citied april
2015].
Available
from:
http://www.dpi.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/
0017/41642/Soil_bacteria.pdf
258
Download