Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 251 - 258 AKTIVITAS ANTIMIKROBA BEBERAPA JENIS CAIRAN PEMBERSIH ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI TANAH DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS JAMBI MENDALO ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF SOME ANTIBACTERIA LIQUID CLEANSER TO SOIL BACTERIA IN THE JAMBI UNIVERSITY AREA IN MENDALO Hesti Riany1*, Ika Oksi Susilawati2, Ummi Mardhiah BB3 Universitas Jambi, Jambi1*23 Jalan Raya Jambi-MuaraBulian KM 15 Mendalo 36361 [email protected] ABSTRACT Liquid cleansers are generally used in daily activities such as liquid soap, liquid hand wash and liquid detergen. Using of liquid cleanser was needed to decrease unwanted bacteria growth or contaminationonthe body. One of the bigest contamination resource was soil especially in the most visited area such as Jambi University area. So we need to know antimicrobial activity of some antibacteria liquid cleanser to soil bacteria in the Jambi university area. In this study used isolated bacteria from 5 different places in the Jambi University area. The fastest gowth bacteria colonies were taken, namelyA03, B22, C31, D44 and E53. The treaments were LS, HS, BC and AQ (negative control) with three repeating. The data was diameter of inhibtion zona then analyzed using ANNOVA and continued using Duncan test. The Research result showed that LS had hight significancy to all bacteria isolat, HS had insignificant result to A03, B22, C31 and D44 isolat but significant to E53 isolat. While BC showed insignificant result to A03 and D44 isolat, significant to B22 and C31 isolat and very significant to E53 isolat. Keywords: liquid cleanser, soil bacteria, Jambi University ABSTRAK Cairan pembersih untuk tubuh atau pakaian merupakan bahan yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya sabun mandi cair, sabun cuci tangan cair dan deterjen cair. Penggunaan cairan pembersih tersebut diharapkan dapat mengurangi pertumbuhan atau kontaminasi bakteri yang tidak diharapkan pada tubuh. Salah satu sumber terbesar dari mikroba tersebut adalah tanah terutama di kawasan yang sering dikunjungi, salah satunya adalah kawasan Universitas Jambi. Oleh karena itu perlu diketahui aktivitas antimikroba beberapa jenis cairan pembersih antibakteri terhadap bakteri tanah di kawasan Kampus Universitas Jambi. Pada penelitian ini digunakan bakteri yang diisolasi dari lima titik berbeda dalam kawasan Universitas Jambi. Dari masing-masing titik pengambilan koloni yang pertumbuhannya paling cepat yaitu A03, B22, C31, D44 dan E53. Perlakuan berupa LS, HS, BC dan AQ (kontrol negatif) dengan tiga kali pengulangan. Data yang diperoleh berupa diameter zona hambat yang selanjutnya dianalisis dengan ANNOVA lalu dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan LS memberikan pengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan bakteri semua isolat, HS memberikan pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03, B22, C31 dan D44 tapi berpengaruh nyata pada isolat E53. Sedangkan BC menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03 dan D44, berbeda pada B22 dan C31 dan berbeda sangat nyata pada isolat E53. Kata kunci: cairan pembersih, bakteri tanah, Universitas Jambi 251 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 251 - 258 1. PENDAHULUAN Salah satu upaya dalam menjaga kesehatan adalah dengan menjaga kebersihan tubuh beserta semua benda yang melekat dengan tubuh itu sendiri seperti halnya pakaian. Dalam aktifitas sehari-hari,upaya membersihkan tubuh maupun pakaian dilakukan dengan menggunakan zat pembersih berupa sabun atau deterjen. Dengan adanya inovasi produk dan adanya perubahan kebudayaan (cultural), sosial (social),pribadi (personal) dan psikologi (psychology)konsumen terhadap produk terbaru maka banyak produsen yang mengembangkan zat pembersih berupa cairan pembersih yang juga diminati masyarakatsebagai konsumen[1]. Selain itu berkembangannya kesadaran akan kesehatan akibat bertambahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan akan kesehatan tubuh menyebabkan bertambahnya penggunaan zat pembersih atau sabun yang bersifat antimikroba. Hal ini juga disebabkan karena sabun tersebut dipercaya dapat membersihkan kulit secara efektif [2] dan diketahui juga bahwa senyawa antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan. Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroorganisme [3]. Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan permeabilitas membrane sitoplasma sehingga menyebabkan keluarnya bahan makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat, penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein [4]. Tanah merupakan salah satu habitat terbesar dan sumber beragam mikroorganisme. Mikroorganisme akan berada ditanah yang memiliki kandungan karbon sebagai sumber energidansebagian besar berada hingga pada kedalaman 10 cm, namun karena ukurannya kecil maka biomassanya pun rendah. 8 Bakteri merupakan 9 mokrorganisme dengan jumlah terbanyak pada tanah yaitu 10 -10 /gram tanah dengan biomassa 40-500 gram/m2dan diperkirakan ada 60.000 jenis bakteri yang berbeda serta kebanyakan belum dinamai. Masing-masing bakteri memiliki peranan dan kemampuan sendiri [22], [23]. Diantaranya terdapat bakteri potensial dan bakteri yang merugikan atau membahayakan kesehatan.Tidak dapat dipungkiri bahwa tinggi interaksi manusia dengan tanah bisa menjadi salah satu bentuk sumber infeksi bakteri yang tidak diinginkan [5] bahkan beberapa bakteri patogen yang resistan pun sudah banyak ditemukan dari tanah [6]. E. coli, Salmonella, Campylobacter dan Shigella merupakan beberapa bakteri 252 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 251 - 258 patogenberada di tanah yang dapat menyebar melalui asosiasi dengan limbah pertanian [7],kontaminasi feses hewan, terbawa cemaran septitank atau tersebar akibat kebanjiran [8].E. coli bersifat pathogen oportunis, banyak ditemukan pada manusia dan hewan sebagai penghuni normal dalam saluran pencernaan, habitat pada umumnya adalah tanah, lingkungan aquatik, makanan, air seni, dan tinja [9]. Karena sifatnya patogen, bakteri ini dapat menyebabkan beberapa infeksi primer pada usus (misalnya diare pada anak), infeksi pada saluran pada kemih, pneumia, abses, dan maningitis pada bayi yang baru lahir [10]. Kawasan Universitas Jambi (Unja) Mendalo memiliki keragaman lingkungan yang sangat bervariasikarena keragaman fakultas-fakultas yang berada di kampus ini dan fasilitas kampus yang cukup memadai. Selain itu kampus Unja Mendalo merupakan pusat aktivitas baik bagi dosen mahasiswa sehingga dapat terlihat adanya mobilitas yang tinggi. Kondisi seperti ini mengakibatkan terjadinya interaksi dengan tanah baik secara langsung atau pun tidak, demikian juga dengan bakteri yang ada pada tanah dikawasan ini. Untuk menghindari pengaruh yang tidak diinginkan dari bakteri-bakteri tersebut salah satu cara yang paling umum digunakan adalah memanfaatkan cairan pembersih baik berupa detergen, sabun mandi ataupun sabun pencuci tangan terutama yang bersifat antibakteri. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antimikroba beberapa jenis cairan pembersih antibakteri terhadap bakteri tanah di kawasan Kampus Universitas Jambi. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bioteknologi dan Rekayasa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi pada bulan maret 2015 dengan menggunakan bahan-bahan berupa sampel tanah dari lima titik dari kawasan Universitas Jambi Mendalo, tiga jenis cairan pembersih antibakteri berupa deterjen cair (LS), sabun mandi cair (BC) dan sabun cuci tangan cair (HS), akuades, agar, media Nutrient Agar (NA), kertas cakram, kapas, cotton bud, alumunium foil, wrapper, alkohol 70 %, korek api dan spiritus. Peralatan yang digunakan berupa autoklaf, inkubator, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), coloni counter,hot plate dan magnetic stirer, timbangan digital, erlenmeyer, rak dan tabung reaksi, cawan petri, beaker glass, jarum ose, batang L, pinset, mikropipet, bunsen burner dan marker. Sampel diambil dari tanah pada lima titik yaitu di daerah hutan (A), daerahkandang bebek (B),daerah pembuangan limbah (C), daerah danau (D) dan daerah rawa (E).Sampel tanah yang diambil merupakan sampel komposit, kemudian dimasukan dalam wadah plastik berlabel. Sampel sebanyak 0,1 ml ditumbuhkan dalam cawan petri 253 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 251 - 258 dengan media NA pada suhu 37oC yang sebelumnya dilakukan pengenceran dari 10-1 sampai 10-5. Kemudian untuk mendapatkan biakan bakteri murni bakteri, sampel disubkultur dan diinkubasi pada suhu 31oC.Koloni yang pertumbuhannya paling cepatyaitu A03, B22, C31, D44 dan E53 diambil untuk dilakukan uji efektivitas cairan pembersih. Uji aktivitas cairan pembersih dilakukan denganmenginokulasikanbiakanbakteridi kertas cakram yang telah direndam dengan cairan pembersih dengan konsentrasi 10% ke atas media nutrient agar (NA). Setelah diinkubasi selama 48 jam dilakukan pengamatan zona bening lalu diukur. Uji aktivitas tersebut dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan berupa LS, HS, BC dan AQ (kontrolnegatif) dengan tiga kali pengulangan. Data yang diperolehberupa diameter zona hambat yang selanjutnya dianalisis dengan ANNOVA dan dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkanuji yang telah dilakukan, aktivitas antibakteri dari larutan pembersih cair dapat diamati dari terbentuknya zona hambat yang diukur (Gambar 1). Hasil diameter zona hambatdapat dilihat pada tabel 1. Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa LS memberikan pengaruh sanga nyata terhadap pertumbuhan semua isolat bakteri sedangkan HS memberikan pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03, B22, C31 dan D44 tapi berpengaruh nyata pada isolat E53, lalu BC menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03 dan D44, berbeda pada B22 dan C31 dan berbeda sangat nyata pada isolat E53. Tabel 1. Daya Hambat cairan pembersih terhadap isolat-isolat bakteri tanah dari kawasan kampus Universitas Jambi Mendalo. Diameter Zonahambat yang terbentuk (cm) A03 B22 C31 D44 E53 b b b b LS 2,05 0,66 1,09 4,7 3,28d a a a a HS 0,21 0,23 0,07 0,00 2,17c a ab ab a BC 1,03 0,59 0,53 0,00 1,03b AQ 0,00a 0,00a 0,00a 0,00a 0,00a Keterangan *) rerata 3 ulangan, angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berdeda nyata pada tingkat kesalahan 0,05. Perlakuan Perbedaan pengaruh yang berbeda antara perlakuan yang diberi LS, HS, BC terhadap AQ dapat disebabkan oleh perbedaan jenis cairan pembersih yang digunakan sehingga kandungan yang antibakteri yang terlarut juga berbeda sehingga memberikan pengaruh yang berbeda untuk setiap isolat. Pada kemasan, LS diketahui memiliki bahan 254 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 251 - 258 aktif berupa softeningagent,surfaktan danaditif 25%,dantriclosanyang merupakan agen antibakteri, pada HS terkandung bahan aktif berupa cholroxylenol 0,175% (sebagai agen antibakteri) dan saliylic acid sedangkan BC mengandung asam laurat dan EDTA sebagai agenyang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Triklosan atau irgasan DP300 merupakan suatu bahan kimia anti bakteri yang banyak digunakan dalam berbagai produk pembersih dan termasuk golongan fenol yang dapat menghasilkan respon positif lebih kuat dibandingkan alkohol yaitu tidak memberikan pengaruh korosif. Pemberian triklosan pada produk dengan konsentrasi 0,5 %- 2% dapat berperan sebagai antiseptik [11]. Peranan triklosan sebagai antibakteri adalahdengan membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri melalui penetrasi ke dalam sel dan mengganggu fungsi normal seluler termasuk menghambat biosintesis makromolekul dan asam nukleat (DNA atau RNA) [12] selain itu triclosan juga bekerja menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis asam lemak pada protein karier enoyl-acyl reductase (FabI) [13].Stapilococcus aureus danMethicillin ResistantStaphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri yang sensistif terhadap keberadaan triclosan [14].Dengan adanya kemampuan triklosan dalam menghambat biositesis maka diduga isolat-isolat yang digunakan mengalami hambatan biosintesis sehingga tampak zona bening pada semua perlakuan dan ulangan yang menggunakan LS. Kandungan chloroxylenol (PCMX) yang berperan sebagai antibakteri dalam HS terlihat jelas pada isolat B22 dan C31, yaitu dengan tampak jelas adanya zona bening disekitar kertas cakram (Gambar 1.c dan 1.d) yang membuktikan bahwa adanya daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Cloroxylenoldiketahui sebagai antimikroba terlarut pada lem, cat, pembersih pakaian dan pembersih kamar mandi yang digunakan untuk mengontrol pertumbuhan bakteri, alga dan jamur [15] dan paling banyak digunakan sebagai antiseptik dan ciran pencuci tangan yang belum ditemukan adanya hubungan dengan resistensi bakteri [16].E. colimerupakan salah satu bakteri yang sensitif terhadap chloroxylenol [17]. Pemberian chloroxylenol pada bakteri dari keringat menunjukkan bahwa adanya pengurangan jumlah yang signifikan setelah 4 jam penggunaan dan meningkat kembali 2 jam terakhir, dan penurunan bakteri paling jelas terlihat pada hari ke5 pemakaian[18].Dari penelitian Johnson diketahui bahwa PCMX pada cairan pencuci tangan sensitif terhadap bakteri residen kulit (Staphylococcal spp., aerobic Coryneforms, Micrococcus spp., Propionibacteria dan jamur Malasseszia furfur) dibandingkan bakteri transient (Pseudomonasaeruginosa dan Staphilococcus aureus) [19].Adanya beberapa isolat yang tidak sensitif dengan pemberian HS diduga termasuk jenis bakteri yang transient karena berasal dari tanah. 255 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 251 - 258 c) b) a) d) e) Gambar 1. Isolat bakteri tanah dari a) rawa (E53); b) hutan (A03); c) kandang bebek (B22); d)danau (C31) dan e) daerah pembuangan limbah (D44) yang duji daya hambatnya dengan cairan pembersih LS, HS, BC dan AQ BC merupakan cairan pembersih berjenis sabun mandi mengandung asam laurat dan EDTA. Asam Laurattermasuk kedalam asam lemak jenuh rantai sedang yang berfungsi sebagai surfaktan anionik dan memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri terutama bakteri gram positif [20] seperti Lactobacillus plantarum[21].EDTA diketahui efektif menghambat pertumbuhan E. Coli, sedang gabungan asam laurat dan EDTA dapat mengurangi populasi bakteri L. monocytogenes [21].Pada perlakuan dengan pemberian BC semua isolat menunjukkan terbentuknya zona hambat kecuali isolat yang berasal dari kandang bebek (B22) seperti pada gambar 1.c, karenatidak dilakukan perwarnaan gram maka didugaisolat tersebut merupakan bakteri gram negatif yang tidak sensitif terhadap kandungan asam laurat dan EDTA. 4. KESIMPULAN DAN PROSPEK Penelitian ini menunjukkan LS memberikan pengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan semua isolat bakteri, HS memberikan pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03, B22, C31 dan D44 tapi berpengaruh nyata pada isolat E53. Sedangkan BC menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata pada isolat A03 dan D44, berbedapada B22 dan C31 dan berbeda sangat nyata pada isolat E53.Nilai daya hambat tertinggi terhadap mikroba tanah didapatkan pada perlakuan dari cairan pembersih jenis deterjen. Diikuti sabun mandi dan sabun cuci tangan. Perbandingan daya hambat yang tidak berbeda nyata pada beberapa perlakuan kemungkinan disebabkan karena pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis cairan pembersih yang berbeda jenisnya sehingga 256 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 251 - 258 kandungannya antibakterinya juga akan memberikan pengaruh spesifik dan berlainan. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan cairan pembersih yang sama agar didapatkan perbandingan hasil aktivitas antimikroba yang lebih baik. 5. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada dosen-dosen prodi biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi yang telah memberikan saran dan masukan untuk penelitian dan penulisan artikel. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Laboran Laboratorium Bioteknologi dan Rekayasa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi atas bantuan yang diberikan dalam penyediaan alat dan bahan pada penelitian ini. 6. DAFTAR PUSTAKA [1]. Ayu, Nila Desanda Dara dan Tantri Widiastuti. Pengaruh Faktor Kebudayaan, Sosial, Pribadi dan Psikologi terhadap Perilaku Pembelian. Aset. 2011; 13 (2): 165-174. [2]. Ulia,Hasnah, Dyah Nirmala dan Imelda Bahar. Pengaruh Kadar Minyak Atsiri Kencur dan Temulawak terhadap Aktifitas Antibakteri dalam Sabun Padat. Prosiding SNIJA. 2014; 13-17. [3]. Sulistiyo. Farmakologi dan Terapi. Yogyakarta: EKG.1971. [4]. Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.1988. [5]. Benveniste R, Davies J. Aminoglycoside Antibiotic-Inactivating Enzymes in Actinomycetes Similar to Those Present in Clinical Isolates of Antibiotic-Resistant Bacteria. ProcNatlAcadSci U S A. 1973, (70):2276. [6]. Martinez JL.Antibiotics and antibiotic resistance genes in natural environments.Science.2008, 18;321-365. [7]. Landry, M.S. and M.L. Wolfe. Fecal bacteria contamination of surface waters associated with landapplication of animal waste. ASAE Paper. 1999, (994024). [8]. Dale J. Vandonsel, 'Edwine. Geldreich, and Norman A. Clarke'. Seasonal Variations in Survival of Indicator Bacteria in Soil and Their Contribution to Stormwater Pollution. Applied Microbiology. 1967;15 (6):1362-1370. [9]. Fardiaz, D. Panduan Pengolahan Pangan yang Baikbagi Industri Rumah Tangga. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2002. [10]. Jawetz, E. Adelberg E.A dan Melniek J. Mikrobiologi Kedokteran. Terj. Enugroho E.& Maulana RF. Edisi ke-20. Jakarta: EGC. 1996. 257 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 251 - 258 [11]. Block, S. Desinfection, Sterilization and Preservation, 4th edition. Philadelphia: Willianms and Wilkins.2003. [12]. Wijaya, Johan Iswara. Formulasi Sedian Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif Tricklosan 1,5% dan 2%. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2013; 2 (1):1-14. [13]. Eath, Richard J., J.Ronald Rubin, Debra R Holland, Erli Zhang, Mark E. Snow and Charles O. Rock. Mechanism of Triclosan Inhibition of Bacterial Fatty Acid Synthesis.The Journal of Biological Chemistry.1999;274:11110-11114. [14]. Sulistyaningsih, Rr. Uji Kepekaan Beberapa Sedian Antiseptik terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus aureus resisten Metisilin (MRSA).Laporan Penelitian Mandiri Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. 2010. [15]. US Environmental Protection Agency (EPA) Prevention. Pesticides and Toxiic Subtances. 1994. [16]. FDA Consumer Antiseptics Rule: FDA Request for Data on Safety and Efficacy of Chloroxylenol. USA:Copyright American Cleaning Institute. 2014. [17]. Mitchell, A. G. Bactericidal Activity of Chloroxylenol in Aqueous Solutions of Cetomacrogol.Journal Pharmasi Pharniacol.1964;16:533-537. [18]. Ascenz, Joseph M. (Ed.).Handbook of Disinfectants and Antiseptics. USA: Marcel Dekker, Inc. 1995. [19]. Johnson,S.A., P.A. Goddard, C. Iliffe, B. Timmins, A.H. Rickard, G. Robson dan P.S. Handley. Comparative Susceptibility of Resident and Transient Hand Bacteria to Para-chloro-meta-xylenol and Triclosan. 2002. Journal of Applied Microbiology; 93:336–344. [20]. Kabara, Jon J.,Dennis M. Swieczkowski,Anthony J.Conley, dan Joseph P.Truant.Fatty Acids and Derivatives as Antimicrobial Agents. Antimicrobial Agents and Chemotherapy.1972;2 (1):23-28. [21]. Hoffman, K. L., I. Y. Han, dan P. L. Dawson. Antimicrobial Effects of Corn Zein Films Impregnated with Nisin, Lauric Acid, and EDTA. Journal of Food Protection. 2001;64 (6): 885–889. [22]. Hoorman, James J.danRafiq Islam. Understanding Soil Microbes and Nutrient Recycling.Fact Sheet Natural and Agricultural Resources. Ohio: The Ohio State University. 2010. [23]. Reid, Greg and Percy Wong.Soil bacteria [Internet]. 2015 [update 2005; citied april 2015]. Available from: http://www.dpi.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/ 0017/41642/Soil_bacteria.pdf 258