1 `BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kantor Dinas

advertisement
`BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali
1. Sejarah Singkat Mengenai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali
Pada awal Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten DATI II Boyolali yang beralamatkan
di Jl. Teratai N0. 6 Boyolali belum merupakan dinas, melainkan hanya
seksi dari bagian perekonomian Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali
yang disebut Seksi Pasar. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala
Daerah Tingkat II Boyolali Tanggal 7 Maret 1974, Nomor Hukum
B.3/III/1974 berubah nama menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II
Boyolali.
Pada tahun 1974 sesuai dengan surat Keputusan menteri Dalam
negeri Nomor KUPP.7/12/41-101, tanggal 6 Juni 1979 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, diubah
lagi dengan nama Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) Tingkat II
Boyolali. Sesuai dengan instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa
Tengah nomor 970/611/1990 tentang Pemberlakuan Manual Pendapatan
Daerah (MAPATDA), maka sejak tahun 1991 Perda nomor 7 tahun 1997
dinilai tidak sesuai lagi, sehingga Perda tersebut harus disesuaikan dengan
1
2
mengeluarkan Perda baru yaitu Perda Nomor 9 tahun 1991 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II
Boyolali. Berkaitan dengan dikeluarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah, mengenai pelaksanaan otonomi daerah
maka Perda Nomor 9 Tahun 1999 diubah menyeluruh sehingga Pemkab
Boyolali mengeluarkan Perda baru yaitu Perda Nomor 2 Tahun 2001
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Boyolali.
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 2 Tahun 2001
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten
Boyolali
(DPPKAD),
yang
tugasnya
membantu
Bupati
dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah dalam bidang pendapatan. Seiring
dengan berjalannya waktu maka Pemerintah Daerah pada tahun 2008 telah
melaksanakan perubahan yang baru yakni Peraturan Daerah Nomor 3
Tahun 2008 tentang Susunan Organsisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Berkaitan dengan hal
tersebut maka Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 2 Tahun 2001
mulai tahun 2008 dinyatakan tidak berlaku lagi.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan atas otonomi daerah
dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
3
daerah. Kepala Dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah (SEKDA) Kabupaten Boyolali.
DPPKAD mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas di Bidang Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah juga
mempunyai visi “Terwujudnya manajemen pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah yang profesional, transparan, dan akuntabel“.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok Dinas Pendapatan Pengelolaan dan
Keuangan Daerah (DPPKAD) mempunyai fungsi, yaitu:
a. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
b. Pengorganisasian
pendapatan,
dan
anggaran,
perencanaan
akuntansi
dalam
dan
upaya
pengelolaan
perbendaharaan
serta
pembiayaan dan pengelolaan aset daerah.
2.
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan
Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali
Struktur organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali terdiri atas :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari:
1) Sub Bagian Perencanaan Dan Pelaporan
4
2) Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian
3) Sub Bagian Keuangan
c. Bidang PBB dan BPHTB, terdiri dari:
1) Seksi Pendaftaran Dan Pendataan
2) Seksi Penetapan
3) Seksi Penagihan dan Pelaporan
d. Bidang Pajak Daerah dan Pendapatan Lain-Lain, terdiri dari:
1) Seksi Pendataan dan Penetapan
2) Seksi Penagihan
3) Seksi Dana Perimbangan Pendapatan Lain-Lain dan Pengendalian
Pendapatan
e. Bidang Anggaran, terdiri dari:
1) Seksi Penyusunan APBD
2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah
3) Seksi Evaluasi Administrasi APBD
f. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan, terdiri dari:
1) Seksi Pembukuan dan Pelaporan
2) Seksi Perbendaharaan
3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah
5
g. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah, terdiri dari:
1) Seksi Pengelolaan Asset Daerah
2) Seksi Pendataan Aset
3) Seksi Utang Piutang Dan Investasi
6
KEPALADPPKAD
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUBBAG UMUM &
KEPEGAWAIAN
SUBBAG KEUANGAN
SUBBAG
PERENCANAAN
& PELAPORAN
BIDANG PBB &
BPHTB
SEKSI
PENDAFTARAN
&PENDATAAN
SEKSI
PENETAPAN
SEKSI
PENAGIHAN&PELAPOR
AN
BIDANG PAJAK
DAERAH&PENDAPAT
AN LAIN2
SEKSI
PENDATAAN
& PENETAPAN
SEKSI
PENAGIHAN
SEKSI DANA
PERIMBANGAN
PENDAPATAN LAIN-LAIN &
PENGENDALIANPENDAPAT
AN
BIDANG
ANGGARAN
BIDANG AKUNTANSI &
PERBENDAHARAAN
BIDANG PEMBIAYAAN
& PENGELOLAAN
ASET DAERAH
SEKSI PENYUSUNAN
APBD
SEKSI
PEMBUKUAN
SEKSI PENGELOLAAN
ASET DAERAH
& PELAPORAN
SEKSI PEMBINAAN &
PENGELOLAAN DANA
BANTUAN DAERAH
SEKSI
PERBENDAHARAA
N
SEKSI PENDATAAN
ASET
SEKSI EVALUASI
ADMINISTRASI APBD
SEKSI PENGELOLAAN
KAS DAERAH
SEKSI UTANG
PIUTANG DAN
INVESTASI
UPT
Gambar 1.1
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
ASET KABUPATEN BOYOLALI
7
3. Tugas Dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan
Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali
Sesuai dengan peraturan bupati No. 30 tahun 2012 tentang
Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Boyolali,
dalam melaksanakan tugasnya DPPKAD mendapat pembinaan teknik
fungsional dari DPPKAD Tingkat I agar dalam melaksanakan tugas dan
fungsi dari masing-masing dapat menghasilkan sesuatu yang berdaya guna
dan lebih efisian dalam masyarakat Kabupaten Boyolali, maka dari itu
tugas yang dilakukan menurut jabatannya adalah:
a. Kepala Dinas
Kepala
Dinas
bertugas
memimpin
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaanurusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugaspembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah.
b. Sekretariat
Sekretariat bertugas untuk melaksanakan urusan surat-menyurat,
rumahtangga,
hubungan
mayarakat,
keprotokolan,
barang,
keuangan,perencanan, penelitian dan pelaporan, serta urusan umum
dankepegawaian Sekretariat terdiri dari:
1) Seksi Umum dan Kepegawaian
Seksi ini bertugas melaksanakan pengelolaan dan pengolahan
administrasi umum meliputi surat menyurat, kearsipan, rumah
8
tangga,
hubungan
masyarakat,
keprotokolan,
administrasi
kepegawaian dan pengelolaan barang
2) Seksi Keuangan
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi
penatausahaan
keuangan,
pengelolaan
keuangan
dan
pertanggungjawaban administrasi keuangan
3) Seksi Perencanaan dan Pelaporan
Seksi ini mempunyai tugas pokok melakanakan pengunmpulan
data, penyusunan dokumen satuan kerja dan rencana anggaran,
serta menyusun laporan.
c. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan
Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunanbertugas untuk melaksanakan pendaftaran, pendataan,
penilaian,
pengolahan
data,
penetapan,
penagihan,
pelaporan,
pelayanan, penyuluhan, intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan
Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan. Bidang ini terdiri dari tiga seksi:
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan PBB Dan BPHTB
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakanpendaftaran,
pendataan, penilaian dan pemetaan objek dan subjek Pajak Bumi
Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB)
9
2) Seksi Penetapan Pajak Bumi Dan Bangunan dan Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan
Seksi ini mempunyai tugas pokok menetapkan besarnya nilai
Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB), menyampaikan Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD), Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD), Daftar
Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) dan blangko lain yang
diperlukan dalam penetapanPajak Bumi Bangunan (PBB) dan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
3) Seksi Penagihan dan PelaporanPajak Bumi Bangunan dan Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Seksi ini mempunyai tugas pokok melakukan penagihan,
penyetoran, penyuluhan, penyisiran tunggakan, membuat target
pendapatan, dan membuat laporan realisasi pendapatan Pajak
Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB).
d. Bidang Pajak Daerah dan Pendapatan Lain-Lain
Bidang Pajak Daerah dan Pendapatan Lain-lain mempunyai tugas
pokok melaksanakan pendaftaran, pendataan, penilaian, penetapan,
penagihan, pelayanan, penyuluhan, intensifikasi dan ekstensifikasi
pajak daerah, melakukan pengurusan dana perimbangan, lain-lain
pendapatan daerah yang sah,
menyusun rencana pendapatan,
menghitung realisasi pendapatan serta menyusun dan menyiapkan
10
rancangan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pendapatan daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi:
1) Seksi pendataan dan penetapan pajak dareah
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pendaftaran,
pendataan, penilaian, penghitungan, penetapan, penerbitan, dan
penyampaian Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
2) Seksi Penagihan Pajak Daerah
Seksi ini mempunyai tugas pokok memverifikasi Surat Ketetapan
Pajak
Daerah
(SKPD),
menerima,
menagih,
menyetorkan,melaporkan realisasi pajak daerah
3) Seksi
Dana
Perimbangan,
Pendapatan
Lain-Lain
Dan
Pengendalian Pendapatan
Seksi
ini
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
pengurusandanaperimbangan, lain-lain pendapatan daerah yang
sah, menyusun rencana pendapatan daerah, menghitung realisasi
pendapatan daerah serta menyusun dan menyiapkan rancangan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendapatan
daerah.
e. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan
rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, rancangan
perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pengesahan
DPA-SKPD/DPA-SKPKD, penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD),
11
penyusunan
pedoman
penatausahaan
pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, penyusunan standard satuan harga,
pengelolaan belanja subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan
keuangan,belanja tidak terduga, dan evaluasi Administrasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi:
1) Seksi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan
rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan rancangan
perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, penerbitan Surat
Penyediaan Dana (SPD)
2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan
belanja subsidi,hibah, bantuan sosial, bagi hasil dan bantuan
keuangan serta belanja tidak terduga
3) Seksi Evaluasi Administrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan
pedoman penatausahaan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, dan melaksanakan evaluasi Administrasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,menyusun analisa
standar biaya, dan menyusun standar harga.
f. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan
Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengujian Surat Perintah Membayar (SPM), penerbitan
12
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), pembayaran gaji pegawai,
pencatatan perkembangan realisasi penerimaan dan pengeluaran
pelaksanaan
APBD,
penyusunan
laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD dan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas
daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi:
1) Seksi Pembukuan Dan Pelaporan
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pencatatan
perkembangan realisasi penerimaan dan pengeluaran pelaksanaan
APBD, penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD
2) Seksi Perbendaharaan
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian Surat
Perintah Membayar (SPM), penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D), pembayaran gaji pegawai
3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan
penerimaan dan pengeluaran kas daerah.
g. Bidang Pengelolaan dan Pembiayaan Aset
Bidang Pengelolaan dan Pembiayaan Aset mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran, penggunaan,
penatausahaan,
pemanfaatan,
pengamanan
dan
pemeliharaan,
penilaian, penghapusan, pemindahtanganan barang milik daerah,
13
tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, utang piutang dan investasi
pemerintah daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi:
1) Seksi Pengelolaan Asset
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan penerimaan,
penyimpanan dan penyaluran, pengamanan dan pemeliharaan,
penghapusan dan pemindahtanganan barang milik daerah
2) Seksi Pendataan Asset Daerah
Seksi ini mempunyai tugas pokok
melaksanakan perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, penggunaan, penatausahaan,
penilaian barang milik daerah
3) Seksi Utang Piutang Dan Investasi
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pemanfaatan
barang milik daerah, tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi,
utang piutang dan investasi.
4. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Boyolali
Visi
DPPKAD
Kabupaten
Boyolali
adalah
terwujudnya
pengelolaan pendapatan, keuangan dan asset daerah yang professional,
transparan dan akintabel. Sedangkan, Misi DPPKAD Kabupaten Boyolali
adalah meningkatkan efektivitas sumber pendapatan daerah; meningkatan
efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah;
menerapkan sistem pengelolaan barang milik daerah dan penilaian asset
sesuai SAP secara efektif dan transparan; dan memantapkan koordinasi
perencanaan anggaran dan menjamin likuiditas anggaran daerah.
14
B. Latar Belakang Masalah
Suatu negara pasti memiliki sumber pendapatannya sendiri. Untuk
negara Indonesia, sumber pendapatan atau penerimaannya berasal dari tiga
hal yaitu, Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Bukan Pajak, dan Penerimaan
Hibah. Penerimaan dari Perpajakan merupakan salah satu yang terbesar
dibandingkan Penerimaan Bukan Pajak dan Penerimaan dari sektor Hibah.
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, dalam bukunya
Mardiasmo (2013), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. Pajak mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan
pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk
membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Uang
yang dihasilkan dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi di
dalamnya sepanjang sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi.
Beberapa fungsi tersebut antara lain untuk pembiayaan perang, penegakan
hukum, keamanan atas aset, infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik , subsidi,
dan operasional negara itu sendiri.
Menurut lembaga pemungutnya, pajak dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak
15
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas BArang
Mewah, dan Bea Materai
2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Sesuai dengan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, Pajak Daerah terdiri dari Pajak
Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.
a. Pajak Provinsi, terdiri atas: Pajak Kendaraan Bermotor; Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor; Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor; Pajak Air Permukaan; dan Pajak Rokok.
b. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri atas; Pajak Hotel; Pajak Restoran;
Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah;
Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Pajak juga memiliki dua fungsi.menurut Mardiasmo (2013)
fungsi tersebut terdiri dari Fungsi Budgetair dan Fungsi Regulerend.
Fungsi Budgetair sendiri berarti pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluarannya. Sedangkan, Fungsi
Regulerend atau bisa disebut sebagai Fungsi Mengatur memiliki arti
bahwa pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Dalam rangka mewujudkan dua fungsi pajak tersebut, khususnya
di tingkat Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Daerah diberikan
16
wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, atau
biasa disebut dengan Otonomi Daerah. Menurut Undang-Undang No. 23
Tahun 2014, Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah
otonom
untuk
mengatur
dan
mengurus
sendiri
urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara
Keatuan Republik Indonesia.
Pelaksanaan otonomi daerah dititikberatkan pada Daerah
Kabupaten danDaerah Kota dimulai dengan adanya penyerahan
kewenangan dari pemerintahpusat ke pemerintah daerah disertai
penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Dalam mengupayakan otonomi
daerah yang dititikberatkan pada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota,
penerimaan pajak merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang
penting untuk Pemerintah Daerah. Seperti yang telah dijabarkan
sebelumnya, salah satu yang termasuk dalam Pajak Kabupaten/Kota
adalah Pajak Restoran.
DPPKA/DPPKAD adalah salah satu dinas daerah yang
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang
pendapatan pengelolaan keuangan dan asset. Salah satu urusan
pemerintah daerah, khususnya di Kabupaten Boyolali, adalah upaya
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Upaya ini digunakan untuk
meningkatkan
pembangunan
di
Kabupaten
Boyolali.
Pemerintah
Kabupaten Boyolali dalam upaya menghimpun dana guna meningkatkan
kualitas maupun kuantitas pembangunan daerah saat ini terdiri atas
17
delapan jenis Pajak Daerah, yaitu: (1) Pajak Hotel, (2) Pajak Restoran, (3)
Pajak Hiburan, (4) Pajak Reklame, (5) Pajak Penerangan Jalan, (6) Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan, (7) Pajak Parkir, (8) Pajak Air Tanah.
Dari jenis pajak tersebut Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali
realisasinya mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan cukup
berpotensi mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah serta Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali
No. 7 Tahun 2011, Pajak Restoran adalah Pajak atas pelayanan yang
disediakan Restoran. Sedangkan, Restoran adalah fasilitas penyedia
makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup
juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya
termasuk jasa boga/katering.
Pajak Restoran Kabupaten Boyolali, meliputi tiga sektor, Rumah
Makan, Warung Makan, dan Katering. Dari ketiga sektor tersebut, Pajak
Restoran dari sektor Kateringlah yang memiliki realisasi paling tinggi
untuk meningkatkan Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali.
Besarnya penerimaan pajak restoran dari sektor katering di tahun
2013 sebesar Rp 835.335.260, tahun 2014 sebesar Rp 1.051.210.653 dan
di tahun 2015 sebesar Rp 1.515.421.211. Perolehan penerimaan Pajak
Restoran untuk sektor Katering selalu mengalami peningkatan. Tahun
2013 ke tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar Rp215.875.393, di tahun
2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sekitar 44%. Meskipun terus
18
mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten
Boyolali selalu berupaya untuk terus meningkatkan pajak restoran dari
sektor katering dan dari sektor lainnya.
Maka dari itu, pemerintah daerah Kabupaten Boyolali perlu
berupaya untuk meningkatkan pajak restoran dari sektor katering untuk
memperlancar
pembangunan.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut,
pemerintah harus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam
bidang keuangan daerah yang dikelola secara efektif dan efisien.
Kabupaten Boyolali sebagai pelaksana pemerintah daerah secara aktif
melakukan upaya pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah
yang salah satunya adalah pajak restoran dari sektor katering.
Berdasarkan uraian diatas, penulis perlu meneliti pengaruh serta
potensi pajak katering yang khususnya dilakukan oleh pemerintah daerah
melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Boyolali sebagai salah satu sektor yang menjadi
bahan perhitungan pajak restoran, dan pada kesempatan ini penulis
mengangkat masalah tersebut sebagai Tugas Akhir dengan judul
“ANALISIS PENGARUH DAN POTENSI PAJAK KATERING
TERHADAP PAJAK RESTORAN KABUPATEN BOYOLALI
(TAHUN 2013-2015)”.
19
C. Rumusan Masalah
Sejak diberlakukannya tarif pajak atas jasa boga atau katering di
Kabupaten Boyolali pada tahun 2013, hal ini tentu saja mempengaruhi
penerimaan pajak daerah khususnya untuk pajak restoran.Meskipun terdapat
peningkatan terhadap penerimaannya, tetapi hasil penerimaan yang
didapatkan pemerintah Kabupaten Boyolali sebenarnya masih bisa digali lagi
jika melihat potensi yang sesungguhnya dari pajak katering tersebut.Untuk
mengetahui potensi yang ada, maka pemerintah hendaknya memeriksa
apakah pemungutan pajak katering ini sudah cukup efektif atau belum.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat merumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Pajak Katering terhadap kenaikan Pajak Restoran
di Kabupaten Boyolali?
2. Bagaimana potensi Pajak Katering di Kabupaten Boyolali?
3. Bagaimana efektivitas pemungutan Pajak Katering di Kabupaten
Boyolali?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam menyusun tugas akhir ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Pajak Katering terhadap kenaikan Pajak
Restoran di Kabupaten Boyolali.
2. Untuk mengetahui potensi Pajak Katering di Kabupaten Boyolali.
3. Untuk mengetahui efektivitas pemungutan Pajak Katering di Kabupaten
Boyolali.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang akan didapat dalam menyusun tugas akhir adalah:
1. Bagi Penulis
a. Dalam rangka memenuhi syarat guna mencapai derajat Ahli Madya
program studi Diploma III Perpajakan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
20
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai
peraturan, tata cara pemungutan, serta besaran Pajak Restoran untuk
sektor Katering di Kabupaten Boyolali.
c. Menerapkan ilmu yang sudah didapat selama berada di bangku kuliah
dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Bagi Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Boyolali
Dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi dalam upaya
mempertahankan atau bahkan meningkatkan penerimaan untuk tahun
selanjutnya.
3. Bagi Pihak Lain
a. Dapat mengetahui penyebab pajak katering bisa menjadi salah satu
objek pajak dan bagaimana tata cara pemungutannya.
b. Dapat mengetahui bagaimana pengaruh serta potensi pajak katering
terhadap pajak lainnya.
c. Sebagai bahan acuan dalam penyusunan Tugas Akhir di masa
mendatang.
Download