`BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali 1. Sejarah Singkat Mengenai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali Pada awal Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten DATI II Boyolali yang beralamatkan di Jl. Teratai N0. 6 Boyolali belum merupakan dinas, melainkan hanya seksi dari bagian perekonomian Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali yang disebut Seksi Pasar. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Boyolali Tanggal 7 Maret 1974, Nomor Hukum B.3/III/1974 berubah nama menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali. Pada tahun 1974 sesuai dengan surat Keputusan menteri Dalam negeri Nomor KUPP.7/12/41-101, tanggal 6 Juni 1979 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, diubah lagi dengan nama Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) Tingkat II Boyolali. Sesuai dengan instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah nomor 970/611/1990 tentang Pemberlakuan Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA), maka sejak tahun 1991 Perda nomor 7 tahun 1997 dinilai tidak sesuai lagi, sehingga Perda tersebut harus disesuaikan dengan 1 2 mengeluarkan Perda baru yaitu Perda Nomor 9 tahun 1991 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali. Berkaitan dengan dikeluarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, mengenai pelaksanaan otonomi daerah maka Perda Nomor 9 Tahun 1999 diubah menyeluruh sehingga Pemkab Boyolali mengeluarkan Perda baru yaitu Perda Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Boyolali. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 2 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Boyolali (DPPKAD), yang tugasnya membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah dalam bidang pendapatan. Seiring dengan berjalannya waktu maka Pemerintah Daerah pada tahun 2008 telah melaksanakan perubahan yang baru yakni Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan Organsisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Berkaitan dengan hal tersebut maka Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 2 Tahun 2001 mulai tahun 2008 dinyatakan tidak berlaku lagi. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan atas otonomi daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset 3 daerah. Kepala Dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah (SEKDA) Kabupaten Boyolali. DPPKAD mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas di Bidang Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah juga mempunyai visi “Terwujudnya manajemen pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah yang profesional, transparan, dan akuntabel“. Dalam menyelenggarakan tugas pokok Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Keuangan Daerah (DPPKAD) mempunyai fungsi, yaitu: a. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. b. Pengorganisasian pendapatan, dan anggaran, perencanaan akuntansi dalam dan upaya pengelolaan perbendaharaan serta pembiayaan dan pengelolaan aset daerah. 2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali Struktur organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali terdiri atas : a. Kepala Dinas b. Sekretariat, terdiri dari: 1) Sub Bagian Perencanaan Dan Pelaporan 4 2) Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian 3) Sub Bagian Keuangan c. Bidang PBB dan BPHTB, terdiri dari: 1) Seksi Pendaftaran Dan Pendataan 2) Seksi Penetapan 3) Seksi Penagihan dan Pelaporan d. Bidang Pajak Daerah dan Pendapatan Lain-Lain, terdiri dari: 1) Seksi Pendataan dan Penetapan 2) Seksi Penagihan 3) Seksi Dana Perimbangan Pendapatan Lain-Lain dan Pengendalian Pendapatan e. Bidang Anggaran, terdiri dari: 1) Seksi Penyusunan APBD 2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah 3) Seksi Evaluasi Administrasi APBD f. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan, terdiri dari: 1) Seksi Pembukuan dan Pelaporan 2) Seksi Perbendaharaan 3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah 5 g. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah, terdiri dari: 1) Seksi Pengelolaan Asset Daerah 2) Seksi Pendataan Aset 3) Seksi Utang Piutang Dan Investasi 6 KEPALADPPKAD SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBAG UMUM & KEPEGAWAIAN SUBBAG KEUANGAN SUBBAG PERENCANAAN & PELAPORAN BIDANG PBB & BPHTB SEKSI PENDAFTARAN &PENDATAAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PENAGIHAN&PELAPOR AN BIDANG PAJAK DAERAH&PENDAPAT AN LAIN2 SEKSI PENDATAAN & PENETAPAN SEKSI PENAGIHAN SEKSI DANA PERIMBANGAN PENDAPATAN LAIN-LAIN & PENGENDALIANPENDAPAT AN BIDANG ANGGARAN BIDANG AKUNTANSI & PERBENDAHARAAN BIDANG PEMBIAYAAN & PENGELOLAAN ASET DAERAH SEKSI PENYUSUNAN APBD SEKSI PEMBUKUAN SEKSI PENGELOLAAN ASET DAERAH & PELAPORAN SEKSI PEMBINAAN & PENGELOLAAN DANA BANTUAN DAERAH SEKSI PERBENDAHARAA N SEKSI PENDATAAN ASET SEKSI EVALUASI ADMINISTRASI APBD SEKSI PENGELOLAAN KAS DAERAH SEKSI UTANG PIUTANG DAN INVESTASI UPT Gambar 1.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN BOYOLALI 7 3. Tugas Dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali Sesuai dengan peraturan bupati No. 30 tahun 2012 tentang Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Boyolali, dalam melaksanakan tugasnya DPPKAD mendapat pembinaan teknik fungsional dari DPPKAD Tingkat I agar dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari masing-masing dapat menghasilkan sesuatu yang berdaya guna dan lebih efisian dalam masyarakat Kabupaten Boyolali, maka dari itu tugas yang dilakukan menurut jabatannya adalah: a. Kepala Dinas Kepala Dinas bertugas memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaanurusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugaspembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. b. Sekretariat Sekretariat bertugas untuk melaksanakan urusan surat-menyurat, rumahtangga, hubungan mayarakat, keprotokolan, barang, keuangan,perencanan, penelitian dan pelaporan, serta urusan umum dankepegawaian Sekretariat terdiri dari: 1) Seksi Umum dan Kepegawaian Seksi ini bertugas melaksanakan pengelolaan dan pengolahan administrasi umum meliputi surat menyurat, kearsipan, rumah 8 tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, administrasi kepegawaian dan pengelolaan barang 2) Seksi Keuangan Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi penatausahaan keuangan, pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban administrasi keuangan 3) Seksi Perencanaan dan Pelaporan Seksi ini mempunyai tugas pokok melakanakan pengunmpulan data, penyusunan dokumen satuan kerja dan rencana anggaran, serta menyusun laporan. c. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunanbertugas untuk melaksanakan pendaftaran, pendataan, penilaian, pengolahan data, penetapan, penagihan, pelaporan, pelayanan, penyuluhan, intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan PBB Dan BPHTB Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakanpendaftaran, pendataan, penilaian dan pemetaan objek dan subjek Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 9 2) Seksi Penetapan Pajak Bumi Dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Seksi ini mempunyai tugas pokok menetapkan besarnya nilai Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), menyampaikan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) dan blangko lain yang diperlukan dalam penetapanPajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 3) Seksi Penagihan dan PelaporanPajak Bumi Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Seksi ini mempunyai tugas pokok melakukan penagihan, penyetoran, penyuluhan, penyisiran tunggakan, membuat target pendapatan, dan membuat laporan realisasi pendapatan Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). d. Bidang Pajak Daerah dan Pendapatan Lain-Lain Bidang Pajak Daerah dan Pendapatan Lain-lain mempunyai tugas pokok melaksanakan pendaftaran, pendataan, penilaian, penetapan, penagihan, pelayanan, penyuluhan, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah, melakukan pengurusan dana perimbangan, lain-lain pendapatan daerah yang sah, menyusun rencana pendapatan, menghitung realisasi pendapatan serta menyusun dan menyiapkan 10 rancangan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendapatan daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi pendataan dan penetapan pajak dareah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pendaftaran, pendataan, penilaian, penghitungan, penetapan, penerbitan, dan penyampaian Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) 2) Seksi Penagihan Pajak Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok memverifikasi Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), menerima, menagih, menyetorkan,melaporkan realisasi pajak daerah 3) Seksi Dana Perimbangan, Pendapatan Lain-Lain Dan Pengendalian Pendapatan Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengurusandanaperimbangan, lain-lain pendapatan daerah yang sah, menyusun rencana pendapatan daerah, menghitung realisasi pendapatan daerah serta menyusun dan menyiapkan rancangan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendapatan daerah. e. Bidang Anggaran Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, rancangan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pengesahan DPA-SKPD/DPA-SKPKD, penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD), 11 penyusunan pedoman penatausahaan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, penyusunan standard satuan harga, pengelolaan belanja subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan,belanja tidak terduga, dan evaluasi Administrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan rancangan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) 2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan belanja subsidi,hibah, bantuan sosial, bagi hasil dan bantuan keuangan serta belanja tidak terduga 3) Seksi Evaluasi Administrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman penatausahaan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan melaksanakan evaluasi Administrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,menyusun analisa standar biaya, dan menyusun standar harga. f. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian Surat Perintah Membayar (SPM), penerbitan 12 Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), pembayaran gaji pegawai, pencatatan perkembangan realisasi penerimaan dan pengeluaran pelaksanaan APBD, penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi Pembukuan Dan Pelaporan Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pencatatan perkembangan realisasi penerimaan dan pengeluaran pelaksanaan APBD, penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2) Seksi Perbendaharaan Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian Surat Perintah Membayar (SPM), penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), pembayaran gaji pegawai 3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas daerah. g. Bidang Pengelolaan dan Pembiayaan Aset Bidang Pengelolaan dan Pembiayaan Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan barang milik daerah, 13 tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, utang piutang dan investasi pemerintah daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi Pengelolaan Asset Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, pengamanan dan pemeliharaan, penghapusan dan pemindahtanganan barang milik daerah 2) Seksi Pendataan Asset Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, penggunaan, penatausahaan, penilaian barang milik daerah 3) Seksi Utang Piutang Dan Investasi Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pemanfaatan barang milik daerah, tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, utang piutang dan investasi. 4. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Boyolali Visi DPPKAD Kabupaten Boyolali adalah terwujudnya pengelolaan pendapatan, keuangan dan asset daerah yang professional, transparan dan akintabel. Sedangkan, Misi DPPKAD Kabupaten Boyolali adalah meningkatkan efektivitas sumber pendapatan daerah; meningkatan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah; menerapkan sistem pengelolaan barang milik daerah dan penilaian asset sesuai SAP secara efektif dan transparan; dan memantapkan koordinasi perencanaan anggaran dan menjamin likuiditas anggaran daerah. 14 B. Latar Belakang Masalah Suatu negara pasti memiliki sumber pendapatannya sendiri. Untuk negara Indonesia, sumber pendapatan atau penerimaannya berasal dari tiga hal yaitu, Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Bukan Pajak, dan Penerimaan Hibah. Penerimaan dari Perpajakan merupakan salah satu yang terbesar dibandingkan Penerimaan Bukan Pajak dan Penerimaan dari sektor Hibah. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, dalam bukunya Mardiasmo (2013), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Uang yang dihasilkan dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi di dalamnya sepanjang sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi. Beberapa fungsi tersebut antara lain untuk pembiayaan perang, penegakan hukum, keamanan atas aset, infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik , subsidi, dan operasional negara itu sendiri. Menurut lembaga pemungutnya, pajak dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak 15 Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas BArang Mewah, dan Bea Materai 2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, Pajak Daerah terdiri dari Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. a. Pajak Provinsi, terdiri atas: Pajak Kendaraan Bermotor; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; Pajak Air Permukaan; dan Pajak Rokok. b. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri atas; Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Pajak juga memiliki dua fungsi.menurut Mardiasmo (2013) fungsi tersebut terdiri dari Fungsi Budgetair dan Fungsi Regulerend. Fungsi Budgetair sendiri berarti pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya. Sedangkan, Fungsi Regulerend atau bisa disebut sebagai Fungsi Mengatur memiliki arti bahwa pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam rangka mewujudkan dua fungsi pajak tersebut, khususnya di tingkat Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Daerah diberikan 16 wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, atau biasa disebut dengan Otonomi Daerah. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Keatuan Republik Indonesia. Pelaksanaan otonomi daerah dititikberatkan pada Daerah Kabupaten danDaerah Kota dimulai dengan adanya penyerahan kewenangan dari pemerintahpusat ke pemerintah daerah disertai penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Dalam mengupayakan otonomi daerah yang dititikberatkan pada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, penerimaan pajak merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang penting untuk Pemerintah Daerah. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, salah satu yang termasuk dalam Pajak Kabupaten/Kota adalah Pajak Restoran. DPPKA/DPPKAD adalah salah satu dinas daerah yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendapatan pengelolaan keuangan dan asset. Salah satu urusan pemerintah daerah, khususnya di Kabupaten Boyolali, adalah upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Upaya ini digunakan untuk meningkatkan pembangunan di Kabupaten Boyolali. Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam upaya menghimpun dana guna meningkatkan kualitas maupun kuantitas pembangunan daerah saat ini terdiri atas 17 delapan jenis Pajak Daerah, yaitu: (1) Pajak Hotel, (2) Pajak Restoran, (3) Pajak Hiburan, (4) Pajak Reklame, (5) Pajak Penerangan Jalan, (6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, (7) Pajak Parkir, (8) Pajak Air Tanah. Dari jenis pajak tersebut Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali realisasinya mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan cukup berpotensi mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali No. 7 Tahun 2011, Pajak Restoran adalah Pajak atas pelayanan yang disediakan Restoran. Sedangkan, Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Pajak Restoran Kabupaten Boyolali, meliputi tiga sektor, Rumah Makan, Warung Makan, dan Katering. Dari ketiga sektor tersebut, Pajak Restoran dari sektor Kateringlah yang memiliki realisasi paling tinggi untuk meningkatkan Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali. Besarnya penerimaan pajak restoran dari sektor katering di tahun 2013 sebesar Rp 835.335.260, tahun 2014 sebesar Rp 1.051.210.653 dan di tahun 2015 sebesar Rp 1.515.421.211. Perolehan penerimaan Pajak Restoran untuk sektor Katering selalu mengalami peningkatan. Tahun 2013 ke tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar Rp215.875.393, di tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sekitar 44%. Meskipun terus 18 mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali selalu berupaya untuk terus meningkatkan pajak restoran dari sektor katering dan dari sektor lainnya. Maka dari itu, pemerintah daerah Kabupaten Boyolali perlu berupaya untuk meningkatkan pajak restoran dari sektor katering untuk memperlancar pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah harus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang dikelola secara efektif dan efisien. Kabupaten Boyolali sebagai pelaksana pemerintah daerah secara aktif melakukan upaya pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang salah satunya adalah pajak restoran dari sektor katering. Berdasarkan uraian diatas, penulis perlu meneliti pengaruh serta potensi pajak katering yang khususnya dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali sebagai salah satu sektor yang menjadi bahan perhitungan pajak restoran, dan pada kesempatan ini penulis mengangkat masalah tersebut sebagai Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS PENGARUH DAN POTENSI PAJAK KATERING TERHADAP PAJAK RESTORAN KABUPATEN BOYOLALI (TAHUN 2013-2015)”. 19 C. Rumusan Masalah Sejak diberlakukannya tarif pajak atas jasa boga atau katering di Kabupaten Boyolali pada tahun 2013, hal ini tentu saja mempengaruhi penerimaan pajak daerah khususnya untuk pajak restoran.Meskipun terdapat peningkatan terhadap penerimaannya, tetapi hasil penerimaan yang didapatkan pemerintah Kabupaten Boyolali sebenarnya masih bisa digali lagi jika melihat potensi yang sesungguhnya dari pajak katering tersebut.Untuk mengetahui potensi yang ada, maka pemerintah hendaknya memeriksa apakah pemungutan pajak katering ini sudah cukup efektif atau belum. Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Pajak Katering terhadap kenaikan Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali? 2. Bagaimana potensi Pajak Katering di Kabupaten Boyolali? 3. Bagaimana efektivitas pemungutan Pajak Katering di Kabupaten Boyolali? D. Tujuan Penulisan Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Pajak Katering terhadap kenaikan Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali. 2. Untuk mengetahui potensi Pajak Katering di Kabupaten Boyolali. 3. Untuk mengetahui efektivitas pemungutan Pajak Katering di Kabupaten Boyolali. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang akan didapat dalam menyusun tugas akhir adalah: 1. Bagi Penulis a. Dalam rangka memenuhi syarat guna mencapai derajat Ahli Madya program studi Diploma III Perpajakan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 20 b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai peraturan, tata cara pemungutan, serta besaran Pajak Restoran untuk sektor Katering di Kabupaten Boyolali. c. Menerapkan ilmu yang sudah didapat selama berada di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Bagi Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali Dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi dalam upaya mempertahankan atau bahkan meningkatkan penerimaan untuk tahun selanjutnya. 3. Bagi Pihak Lain a. Dapat mengetahui penyebab pajak katering bisa menjadi salah satu objek pajak dan bagaimana tata cara pemungutannya. b. Dapat mengetahui bagaimana pengaruh serta potensi pajak katering terhadap pajak lainnya. c. Sebagai bahan acuan dalam penyusunan Tugas Akhir di masa mendatang.