ANALISIS ATAS PERILAKU INDIVIDU DALAM BEKERJA I. PENDAHULUAN Organisasi merupakan suatu wadah bagi sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Defenisi tersebut merupakan pengertian organisasi secara sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temukan bentuk-bentuk organisasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks. Di setiap harinya tanpa disadari, ketika kita mempunyai keperluan/tujuan, maka kita akan selalu berurusan dengan organisasi Dalam setiap elemen kehidupan, organisasi akan terkandung didalamnya. Kantor Kelurahan merupakan bagian dari organisasi. Didalamnya terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Tugas-tugas di bidang pemerintahan juga dikenal dengan istilah Birokrasi. Pada saat ini, birokrasi ikut berkembang menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, tidak lagi menggunakan konsep yang kaku, panjang dan berbelit-belit. Seperti yang dikemukakan oleh Max Weber, bahwa untuk mencapai suatu upaya birokratisasi yang ideal dapat dilakukan dengan merutinkan proses administrasi melalui pembagian kerja, supervisi yang hierarkikal, peraturan dan prosedur yang detil, sehingga tujuannya untuk mencapai ketepatan, kecepatan, kejelasan, keteraturan, keterukuran dan efisiensi dapat dicapai. Meskipun dikantor-kantor pemerintah khususnya di kantor kelurahan, konsep ini belum dapat diterapkan sepenuhnya, akan tetapi pelayanan yang diberikan oleh kantor-kantor pemerintah sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran akan pentingnya peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang menjadi factor penentu dalam menjalankan roda organisasi. Meski belum optimal, namun setidaknya selalu ada perubahan positif dalam setiap penyesuaian system terhadap perkembangan organisasi itu sendiri. Dalam pandangan O’Connors, ada tiga jenis perubahan dalam organisasi yaitu : 1. Perubahan rutin adalah perubahan yang terencana dan melekat pada prosedur organisasi. Perubahan rutin dilakukan secara periodic, teratur dan merupakan salah satu bagian dari prosedur kerja. 2. Pengembangan adalah perubahan yang dilakukan berdasarkan apa yang telah berjalan. Pengembangan dilakukan untuk memberikan nilai tambah atau manambah manfaat dari yang sudah ada. 3. Inovasi merupakan pengadopsian cara-cara baru untuk menggantikan yang telah ada. Dengan inovasi berarti pegawai harus mengubah cara berfikirnya dan cara bekerjanya dengan cara berfikir dan cara kerja yang baru. II. TUJUAN PENGAMATAN Tujuan dilakukan pengamatan terhadap perilaku individu di tempat bekerja adalah : Untuk mengetahui kemampuan belajar individu dalam organisasi Untuk mengetahui prestasi kerja dan motivasi kerja individu dalam organisasi III. KONSEP PENGAMATAN Untuk mengetahui perilaku individu dalam organisasi secara lebih jelas, perlu diketahui beberapa karakteristik individu terlebih dahulu. Menurut Robbins (2003) ada tiga kategori karakteristik individu, yaitu : 1. Karakteristik biografis, Karakteristik biografis terdiri dari usia, jenis kelamin, status perkawinan dan lamanya mengabdi pada organisasi : a. Usia Ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara usia dengan kepuasan kerja, artinya semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi pula kepuasan kerjanya, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan professional. Sementara untuk pekerjaan yang tidak professional terdapat hubungan seperti huruf U, artinya pada saat muda tingkat kepuasan kerjanya tinggi dan semakin lama semakin menurun, lalu pada usia yang lebih tinggi tingkat kepuasan kerjanya meningkat lagi. b. Jenis kelamin Perbedaan peranan laki-laki dan perempuan amat bergantung pada konteks tempat dan waktu, artinya peranan perempuan pada satu tempat dengan tempat yang lain sering kali berbeda, demikian pula dengan waktu, peranan perempuan dari waktu ke waktu juga bergeser. c. Status perkawinan Ada bukti yang menyatakan bahwa pegawai yang sudah menikah lebih rendah tingkat absensinya, lebih sedikit tingkat turnovernya, dan lebih merasa puas dalam bekerja dibandingkan dengan pegawai yang belum menikah. 2. Kompetensi Kompetensi mengacu pada kemampuan belajar (aptitude) dan kemampuan bekerja (ability) seseorang. Ada yang disebut dengan multiple intelligent yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh seseorang menyangkut kemampuan social, emosional dan budaya. 3. Belajar Menurut defenisi dari Robbins (2003), belajar adalah perubahan perilaku yang relative permanen yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang dilaluinya. Ada tiga teori pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan terjadinya perubahan perilaku, yakni : Pertama, teori yang menjelaskan bahwa proses belajar dapat dilakukan dengan memberikan rangsangan dari luar, baik itu rangsangan yang alamiah (unconditioned stimulus) maupun rangsangan buatan (conditioned stimulus). Rangsangan dari luar tersebut akan memicu seseorang untuk melakukan perubahan perilaku. Kedua, teori yang menjelaskan bahwa perilaku manusia berhubungan dengan konsekuensikonsekuensi yang ditimbulkannya. Ketiga, proses belajar dilakukan dengan melalui observasi dan pengalaman. Selain karakteristik individu, dalam organisasi juga dikenal motivasi sebagai factor pendorong perilaku. Menurut Robbins, motivasi adalah suatu proses yang melibatkan factor-faktor intensitas pribadi (individual’s intensity), arah tindakan (direction) dan upaya-upaya (persistence of effort) yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Ada beberapa macam teori tentang motivasi, yakni : a. Teori Motivasi Awal 1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (1954) mengasumsikan bahwa jika satu kebutuhan manusia terpenuhi maka akan muncul kebutuhan yang lain yang lebih tinggi tingkatannya. Teori ini disebut juga Teori Motivasi Maslow. Teori ini tersusun dari asumsi bahwa manusia memiliki lima kebutuhan, yaitu : 1) Fisiologis, seperti lapar, haus, seks dan tempat tinggal serta kebutuhan fisik lainnya 2) Keamanan seperti keamanan dan perlindungan dari kekerasan fisik dan non fisik 3) Social, seperti pertemanan, relasi social dan rasa memiliki 4) Esteem (ego), seperti otonomi, pencapaian atas sesuatu, status dan pengakuan 5) Aktualisasi diri, seperti perkembangan diri, pemenuhan diri dan kreativitas. Meski teori ini dapat diterima secara luas, namun ada banyak juga kelemahan yang ditemukan, seperti : 1) Bersifat elitis karena menganggap ada kebutuhan yang tingkat tinggi dan kebutuhan tingkat rendah. 2) Hierarki kebutuhan tidak berlaku universal. 3) Beberapa kebutuhan tidak menemukan bukti yang kuat adanya hierarki kebutuhan dalam diri setiap manusia. 4) Terlalu menyederhanakan kebutuhan manusia tanpa memperhitungkan bahwa manusia adalah makhluk yang unik, sehingga kebutuhannya tidak dapat digeneralisasi. 2. Teori X dan Teori Y dari Douglas McGregor. McGregor membedakan individu menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Teori X dan kelompok Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa individu adalah : a) Manusia yang tidak menyukai pekerjaannya, jika memungkinkan mereka akan menghindarinya. b) Agar mau bekerja mereka harus dikontrol, kalau perlu menggunakan hukuman untuk mencapai tujuan c) Pekerja cenderung menghindari tanggung jawab d) Pekerja meletakkan kebutuhan keamanan di atas kebutuhan yang lain dan tidak menunjukkan kemauan kerja yang tinggi. Sedangkan Teori Y disusun atas asumsi : a) Pekerja memandang pekerjaan adalah sesuatu yang alamiah, sehingga suka bekerja b) Pekerja mampu mengarahkan dirinya dan memotivasi dirinya untuk mencapai tujuan c) Pekerja suka bertanggungjawab d) Kemampuan untuk melakukan inovasi menyebar di seluruh anggota pekerja, tidak hanya pada posisi-posisi manajemen. 3. Teori Dua Faktor Ada dua factor yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg, yakni : 1) Dissatisfiers atau factor hygiene Factor ini berkaitan dengan job context, yaitu : kebijakan organisasi dan organisasi, supervisi, hubungan dengan supervisor, gaji, kondisi kerja, hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan bawahan, status dan keamanan. 2) Satisfiers atau motivator Berkaitan dengan job content. b. TEORI MOTIVASI KONTEMPORER 1. Teori ERG Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth Needs) adalah teori yang dikemukakan oleh Clayton Aldelfer dan merupakan revisi dari Teori Motivasi Maslow. Ada dua cirri mendasar dari teori ini : 1) Upaya pemenuhan kebutuhan tidak perlu satu persatu tetapi dapat beberapa sekaligus. 2) Jika upaya pemenuhan kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi (higher level need) terhambat maka keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah akan meningkat. 2. Teori Kebutuhan Teori ini dikemukakan oleh David I.McCleland dan koleganya akhir tahun 1940. Dalam penelitiannya mereka menemukan bahwa perilaku individu didorong oleh : 1) Need for achievement (nAch/kebutuhan berprestasi) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bekerja lebih baik, memecahkan masalah atau menjadi ahli dalam memecahkan masalahmasalah yang rumit. 2) Need for affiliation (nAff/kebutuhan afilasi) yaitu kebutuhan atau keinginan untk menjalin hubungan dengan pihak lain. 3) Need for power (nPower/Kebutuhan kekuasaan) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk mempengaruhi orang lain, mengendalikan orang lain dan bertanggungjawab kepada orang lain. 3. Teori Kesamaan ( Equity Theory) Menurut J. Stacy Adams, teori ini didasarkan atas pemikiran bahwa motivasi seseorang bergantung pada perbandingan outcomes yang diterimanya dengan orang lain. Dalam risetnya, ditemukan bukti kuat dalam hal adanya perasaan ketidaksamaan negative ( felt negative equity), bukan ketidak samaan positif, artinya seseorang akan merasa kurang nyaman (merasa tidak diperlakukan sama) jika ia diberikan imbalan kurang. 4. Teori Harapan (Expectansy Theory) Teori harapan memberikan gambaran tentang hubungan antara upaya dengan kinerja-kinerja dengan imbalan dan imbalan dengan pemenuhan tujuan pribadi. IV. HASIL OBSERVASI Pada struktur organisasi di Kelurahan Umasima, pegawai yang bertugas ada 11 orang, terdiri dari : Lurah, Sekretaris Lurah, Kepala seksi Pemerintahan, Kepala seksi Ekonomi Pembangunan, Kepala seksi Sosial Kemasyarakatan, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan 5 orang staf, dengan masing-masing rincian tugas yang dimiliki. Alat-alat pendukung untuk melaksanakan pekerjaan sudah banyak mengalami perubahan, sehingga pekerjaan yang dulu diselesaikan dalam satu hari, sekarang bisa diselesaikan dalam tempo dua atau 3 jam. Berikut adalah komponen pendukung pekerjaan dan perubahan yang terjadi di Kantor Kelurahan Uma Sima. No Komponen Perubahan 1 Alat Mengetik Sebelum Mesin Tik Komputer Sekarang 2 Alat Komunikasi Telepon Rumah/Kantor Telepon Kantor, Ponsel, Fax, Jaringan Internet 3 Bangunan Kantor Sempit Lebih Luas 4 Cara Pelaksanaan Tugas Kurang Koordinatif Koordinasi antar seksi Perubahan yang terjadi pada komponen-komponen pendukung sedikit banyak mempengaruhi kinerja dan motivasi pada pegawai di Kantor Lurah Uma sima. Perubahan komponen kearah yang lebih baik mengubah perilaku dan cara pelayanan pegawai kepada masyarakat yang berurusan di Kantor tersebut. Peningkatan mutu dan kualitas komponen pendukung menjadikan pelayanan yang diberikan lebih cepat, tepat dan singkat. Namun, walaupun demikian masih juga ada pegawai yang belum mempunyai motivasi yang cukup untuk bekerja sebagai pegawai di kantor Lurah Uma sima. Dibawah ini akan diuraikan rincian tugas dari masing-masing individu sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 11 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, sebagai berikut : No 1 Nama EVI SUPIATI, S.STP Jabatan Lurah - 2 RAMDAN, S.IP Sekretaris - Tugas Pelaksanaan kegiatan pemerintahan Pemberdayaan masyarakat Pelayanan masyarakat Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum Pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum Penyiapan penyusunan program kerja 3 SITI ASYIAH, BA Kepala Pemerintahan Seksi 4 M. NASRUN, S.AP Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan 5 MARYAM, A.Md Kepala Seksi Sosial dan Kemasyarakatan 6 SAHABUDDIN 7 BURHANUDDIN Staf Kasi Keamanan dan Ketertiban Staf Kasi Pemerintahan 8 ZULKARNAEN 9 AMINUDDIN Staf Kasi Sosial dan Kemasyarakatan Staf Kasi Ekonomi dan Pembangunan - Penyiapan penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kelurahan - Penyiapan kegiatan pembinaan ideology dan kesatuan bangsa - Penyiapan dan penyelenggeraan kegiatan pembinaan pemerintahan kelurahan - Penyiapan pembinaan ketertiban dan ketentram wilayah kelurahan - Penyiapan pembinaan administrasi dan ketatalaksanaan. - Perencanaan dan penyiapan bahan perumusan kebijakan - Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan - Pelaksanaan pelaporan urusan pemerintahan - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugas - Perencanaan dan penyiapan bahan perumusan kebijakan - Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan ekonomi dan pembangunan - Pelaksanaan pelaporan urusan ekonomi dan pembangunan - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugas - Perencanaan dan penyiapan bahan perumusan kebijakan - Pemantauan dan evaluasi Sosial Kemasyarakatan - Pelaksanaan pelaporan urusan Sosial Kemasyarakatan - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugas Membantu pelaksanaan tugas seksi Keamanan dan Ketertiban Membantu pelaksanaan tugas seksi Pemerintahan Membantu pelaksanaan tugas seksi Sosial dan Kemasyarakatn Membantu pelaksanaan tugas seksi Ekonomi dan Pembangunan 10 SITI KOMARIAH 11 KOMALASARI Staf Kasi Sosial dan Membantu pelaksanaan tugas seksi Kemasyarakatan Sosial dan Kemasyarakatan Staf Kasi Ekonomi dan Membantu pelaksanaan tugas seksi Pembangunan Ekonomi dan pembangunan V. ANALISIS HASIL Sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan, maka hasil analisis dari perilaku individu dalam bekerja di Kelurahan Uma Sima adalah : - - - - Beberapa orang individu yang mempunyai jabatan sebagai Kepala Seksi tidak sepenuhnya menguasai bidang tugas yang diemban. Hal ini bisa disebabkan karena latar belakang pendidikan yang tidak sesuai, rasa ingin tahu yang sangat kurang sehingga tidak ada keinginan untuk berinovasi terhadap bidang tugasnya, hanya menerima tugas-tugas yang diberikan tanpa ada keinginan untuk bertindak pro aktif. Walaupun secara formal individu tersebut telah mengenyam pendidikan sarjana tetapi kemampuan untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah didapatkan pada saat pendidikan sangat kurang, ditambah dengan perilaku dari individu tersebut yang kurang mempunyai kreativitas untuk menyiasati permasalahan yang ditemui dilapangan. Kemampuan terhadap penguasaan informasi dan teknologi yang kurang, sehingga hanya bisa bergantung pada satu orang yang menguasai bidang tersebut, akibatnya apabila orang yang bersangkutan berhalangan hadir maka pekerjaan bisa terhambat. Motivasi bekerja yang rendah, hal ini dibuktikan dengan ketidakhadiran pegawai yang bisa mencapai sampai 60 persen tiap bulannya. Tentu saja kenyataan ini dapat mempengaruhi pegawai lainnya yang masih tetap memelihara kedisiplinannya. VI. KESIMPULAN a. Hendaknya ada pertemuan bulanan yang bisa memberikan pencerahan kepada para pegawai, sekaligus sebagai sarana untuk memberi dan menerima masukan tentang pelaksanaan kegiatan. b. Adanya perhatian dari Pemerintah Daerah untuk memberikan sarana dan prasarana/fasilitas yang bisa digunakan untuk belajar bagi pegawai yang masih awam terhadap kemajuan informasi dan teknologi, sehingga tidak terlalu jauh ketinggalan dari instansi yang telah lebih dahulu mempunyai perangkat yang berhubungan dengan informasi dan teknologi. c. Pemberlakuan reward dan punishment, sehingga para pegawai akan mendapat ganjaran yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan. VII. DAFTAR PUSTAKA 1. Robbins, Stephen R, (1996), Perilaku Organisasi, PT. Prenhaliindo, Jakarta 2. Handayaningrat, Soewarno, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, PT. Toko Gunung Agung, Jakarta 3. Inovasi dan Perubahan Organisasi, UT, Jakarta 4. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 11 Yahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan.