Biogenerasi 1 (2) (2017) Biogenerasi Jurnal Pendidikan Biologi http://www.jurnalbiogenerasi.com ogenerasi.com/ DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH KECOMBRANG (ETLINGERA ELATIOR) TERHADAP PERTUMBUHAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Sukmawati Email Abstract Sukmawatisyam75 @yahoo.com Buah kecombrang (Etlingera elatior) mengandung zat aktif seperti flavonoid, saponin, polifenol dan minyak atsiri, yang berpotensi sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan ekstrak buah kecombrang(Etlingera elatior) terhadap penghambatanpertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escheriachia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah kecombrang mempunyai kemampuan terhadap penghambatan pertumbuhan S. aureusyang dilihat dari luasnya zona hambat yaitu berkisar antara 2,97 – 2,86 mm dan E. coliberkisar antara 2,74 – 2,65 mm. Keywords : kecombrang, Staphylococcus aureus, Escherichia coli PENDAHULUAN Keanekaragamanhayati yang dimiliki Indonesia dapat dijadikan sebagai palopo © 2017 Universitas Cokroaminoto Correspondence Author : Kampus 1 Universitas Cokroaminoto Palopo.2 Jl.Latamacelling No. 19 p-ISSN 2573-5163 e-ISSN 2579-7085 juga A.Pendahuluan Obat-obatan. Tanaman yangtelah direbus untuk diminum airnya (Permadi, 2008). dikenal masyarakat secara turun menurun Kecombrang berpredikat sebagai sebagai obat tradisional perlu dikaji secara “deodorant alami”. Ramuan alami tersebut ilmiah berperan sebagai antiseptik alami yang melalui penelitian, sehingga pemakaiannya tidak hanya berdasarkan dapat pengalaman penyebab bau badan dan bau mulut semata tetapi, secara medisdapatdipertanggung jawabkan. mengurangi aktifitas bakteri (Wirakusumah, 2007). Kecombrang merupakan tanaman Menurut Yummi (2010), dalam yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kecombrang terkandung zat aktif seperti sebagai bahan campuran atau bumbu saponin, flavonoida, polifenol dan minyak penyedap. Namun, ternyata kecombrang atsiri. Zat aktif tersebut berpotensi untuk merupakan tumbuhan multiguna, daun, digunakan sebagai antimikroba, sehingga bunga dan buahnya biasa dimanfaatkan. mampu Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai beberapa jenis mikroba yang bersifat sebagai pengawet alami, obat-obatan, dan patogen (menimbulkan penyakit). sebagainya. menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureusadalah bakteri Tanaman (Etlingeraelatior) kecombrang batang tunggal, berpasangan dan dalam gerombol. semu, berpelepah, membentuk rimpang. Bakteri ini merupakan anaerob fakultatif, Tingginya bisa mencapai hingga 4-5 m. tidak berspora dan bersifat patogenik serta Daunnya koagulase positif (Irianto,2006). tunggal, mempunyai gram positif yang terdapat dalam bentuk lanset, ujung dan pangkal runcin. Berbunga majemuk yang S. aureus termasuk jenis bakteri yang berbentuk bongkol. Buah mirip nanas, paling kuat daya tahannya. Pada agar berwarna merah ketika masak. miring dapat tetap hidup sampai berbulan- Hampir seluruh bagian dari tanaman bulan, baik dalam lemari es maupun pada ini bisa dimanfaatkan. Daun, bunga dan suhu kamar. Dalam keadaan kering pada buahnya. umumnya benang, kertas, kain dan dalam nanah segar, bisa dapat tetap hidup selama 6-14 minggu Tanaman ini digunakan dalam bentuk dimakan langsung sebagai lalapan dan bisa (Pelczar dan Chan, 2005) 3 Pada manusia, S. aureus dapat pada inang yang terinfeksi. Mikroba menimbulkan berbagai macam penyakit, patogen dapat dihambat pertumbuhannya diantaranya atau bisul borok, impetigo dibunuh dengan proses fisik (penyakit kulit yang gatal, menimbulkan (misalnya dengan pemanasan) atau bahan bisul pneumonia, kimia (misalnya dengan antibiotik). Akan masitis, tetapi, penggunaan antibiotik dengan dosis bakteremia, keracunan makanan, infeksi dan waktu terapi yang tidak tepat dapat urogenital menimbulkan masalah tersendiri, yaitu berisi osteomielistis, dan nanah), meningitis, sindrom syok toksik (Jawetz,2001). resistensi Escherichiacoli merupakan penghuni bakteri terhadap antibiotik resistensi mikroba tersebut. normal saluran pencernaan manusia dan Mekanisme hewan, maka digunakan secara luas terhadap antibiotik sebagai indikator pencemaran. Di usus (1992), diantaranya melalui mekanisme besar manusia terkandung sejumlah E. coli mikroorganisme menghasilkan enzim dan yang berfungsi membusukkan sisa-sisa merusak makanan. Dari sekian ratus strain E. coli permeabilitasnya terhadap obat, mengubah yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil struktur bersifat patogen (Yayun, 2008). mengembangkan jalur metabolisme baru obat target menurut yang aktif, untuk Jawetz, merubah obat, dan Escherichia coli berbentuk batang, menghindari jalur yang biasa dihambat tebal 0,5 μm; panjang antara 1,0-3,0 μm; oleh obat, serta mengembangkan enzim bervariasi dari bentuk koloid sampai baru yang masih dapat melakukan fungsi berbentuk seperti filamen yang panjang; metaboliknya. tidak berbentuk spora; motil dan filamen METODE PENELITIAN peritrikus beberapa galur tidak memiliki flagella; bersifat gram Jenis penelitian ini merupakan negatif(Dyah, eksperimen dengan membuat variabel 2009). bebas Pengendalian patogen mencegah penting terhadap mikroba dilakukan penyebaran penyakit (ekstrak buah kecombrang)kemudian untuk mengukur pengaruhnya terhadap variabel terikat dan (pertumbuhan infeksi, serta membasmi mikroba patogen aureusdanEscherichia 4 Staphylococcus coli). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Alat yang digunakan pada Lengkap (RAL). Adapun perlakuan yang penelitian tersebut adalah sebagai berikut: digunakan dalam penelitian ini yaitu:P0 Blender, Neraca analitik, Cawan petri, (kontrol), P1 (konsentrasi ekstrak buah Gelas ukur, Tabung Erlenmeyer, Tabung kecombrang 5 %), P2 (konsentrasi ekstrak reaksi, buah P3 penyebar, Kawat ose, Spoit, Inkubator, (konsentrasi ekstrak buah kecombrang 15 Autoklaf, Bunsen, Pinset, Cutter, Jangka %). sorong dan Kompor. kecombrang 10 %) dan Data diperoleh berupa daya hambat Batang pengaduk, Batang Metode Kerja ekstrak buah kecombrang tiap perlakuan a. Persiapan Media dengan mengukur diameter zona hambatan Media NAsebanyak 21 gram di sekitar paper disk dengan menggunakan ditimbang dan dimasukkan ke dalam jangkasorong. Pengambilan data dilakukan Erlenmeyer kemudian dilarutkan dengan 1 dengan cara mengukur zona hambatan liter Aquades, lalu didihkan di atas sebanyak 4 kali dengan arah pada setiap penangan perlakuan. selanjutnya disterilkan dan didinginkan. Hasil yang diperoleh dijumlahkan kemudian dibagi 3 sehingga diperoleh rata-rata diameter air. Larutan Media b. PembuatanKonsentrasi Buah Kecombrang zona Buah hambatan (mm). Data yang diperoleh kecombrang NA Ekstrak yang telah dianalisis dengan analisis varians yang dibersikan dengan air bersih dipotong- dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf potong lalu ditimbang dan diblender 𝛼0,05. dengan ditambahkan sedikit air. Setelah Bahan dan Alat Penelitian itu, disaring untuk memisahkan ekstrak Bahan yang digunakan buah pada kecombrang dengan ampasnya. penelitian ini adalah Buah kecombrang Ekstrak yang dihasilkan disimpan dalam yang gelas telah masak, Staphylococcus coli, aureus Medium Aquades, Alkohol Biakan murni kimia yang ditutup dengan aluminium foil. danEscherichia Agar), Ekstrak buah kecombrang yang 70%, Paper disk, diperoleh kemudian diencerkan sesuai NA(Natrium dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Aluminium foil, dan Kapas. 5 Adapun proses pengenceran adalah berupa daerah bening di sekitar paper sebagai berikut: ekstrak buah kecombrang diskdengan menggunakan jangka sorong diambil sebanyak 5 ml, 10 ml, 15 ml, lalu pada masa inkubasi 1 x 24 jam dan 2 x 24 disuspensikan dalam 95 ml, 90 ml, 85 ml jam. Catat dan dokumentasikan hasil Aquades steril sampai mencapai 100 ml penelitian. sehingga diperoleh konsentrasi 5%, 10%, HASIL DAN PEMBAHASAN 15%. Penelitian ini dilakukan secara metode Difusi Agar dengan menggunakan c. Sterilisasi Alat dan Bahan Semua alat yang digunakan dicuci paper disk. Setelah diinkubasi selama 24 dan disterilisasi dalam autoklaf selama 30 jam dan 48 jam, hasil pengamatan menit pada suhu 121℃ pada tekanan 1 memperlihatkan atm. Untuk bahan seperti Aquades dan kecombrang Medium dengan menghambat pertumbuhan Staphylococcus menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm aureus dan Escherichia coli dengan dengan suhu 121 ℃ selama 15 - 20 menit. terbentuknya zona hambat yang berupa d. Uji Daya Hambat Pertumbuhan Mikroba daerah bening di sekitar paper disk melalui Ekstrak kecombrang yang telah kontrol tidak terdapat zona hambat di dibuat dituang sebanyak 1 ml ke dalam sekeliling paper disk (P1) = 5%, (P2) 10% cawan petri steril, kemudian paper disk dan (P3) = 15% terdapat zona hambat di steril diletakkan pada cawan petri yang sekeliling berisi ekstrak selama 10 menit. Biakan digunakan bertujuan untuk mengetahui murni pengaruh zat antimikroba yang terkandung NA disterilkan Staphylococcus bahwa ekstrak buah (Etlingera elatior) dapat beberapa perlakuan konsentrasi (P0) = 0% aureusdan paper disk. Bakteri yang Escherichia coli diambil sebanyak 1 ml dalam dan secara aseptik dimasukkan ke dalam (Etlingera elatior) memiliki spektrum luas cawan petri lalu dituang medium NA. atau sempit. Adanya zona hambat tersebut Angkat dan letakkan paper disk ke dalam menunjukkan cawan yang telah diberi label sesuai ekstrak dengan perlakuan. Cawan petri diinkubasi elatior) memiliki spektrum sempit. pada suhu 37℃. Ukur zona hambatan yang 6 ekstrak buah buah bahwa zat kecombrang kecombrang antimikroba (Etlingera 1. Pengaruh Ekstrak Buah Kecombrang (Etlingera elatior) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus pada Berbagai Konsentrasi 2. Pengaruh Ekstrak Buah Kecombrang (Etlingera Elatior) terhadap Pertumbuhan Escherichia colipada Berbagai Konsentrasi Rata-rata diameter zona hambat Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan Staphylococcu aureus oleh pertumbuhan Escherichia coli oleh ekstrak berbagai buah buah kecombrang setelah masa inkubasi kecombrang setelah masa inkubasi 24 dan 24 dan 48 jam dapat dilihat pada Tabel 2 48 jam dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. berikut. Tabel 1. Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan S. aureus setelah masa inkubasi 24 dan 48 jam Tabel 2. Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan E. coli setelah masa inkubasi 24 dan 48 jam konsentrasi Perlakuan Konsentrasi (P0) Kontrol (P1) 5% (P2) 10% (P3) 15 Jumlah ekstrak Rata-rata diameter zona bening (mm)* Inkubasi 24 Inkubasi 48 jam jam 0,0a 0,0a b 1,22 1,13b 2,48b 2,33b c 2,97 2,86c 6,6 6,25 BNT α0,05 = BNT α0,05 0,87 = 0,69 Perlakuan Konsentrasi (P0) Kontrol (P1) 5% (P2) 10% (P3) 15 Jumlah Sumber: Data primer setelah diolah (2017) Diameter Sumber: Data primer setelah diolah (2017) hambat Diameter rata-rata pertumbuhan E. pertumbuhan Staphylococcus aureus pada coli setelah inkubasi 24 jam lebih besar inkubasi 24 jam dan 48 jam semakin besar dari pada masa inkubasi 48 jam. Hal ini seiring meningkatnya konsentrasi ekstrak berarti buah kecombrang. Hal ini berarti bahwa dikandung ekstrak buah kecombrang mulai semakin besar konsentrasi semakin banyak berkurang seiring dengan bertambahnya zat penghambat yang terkandung dan masa inkubasi sehingga E.coli kembali terlihat konsentrasi 15% yang memberikan tumbuh di sekitar zona hambat. daya hambat zona Rata-rata diameter zona bening (mm)* Inkubasi 24 Inkubasi 48 jam jam 0,0a 0,0a 1,28b 1,13b 1,62b 1,39b 2,74c 2,65c 5,64 5,17 BNT α0,05 = BNT α 0,05 = 0,701 0,93 paling besar terhadap bahwa zat penghambatyang Hasil pengukuran diameter zona pertumbuhan Staphylococcus aureus. hambat menunjukkan bahwa ekstrak buah kecombrang 7 mempunyai kemampuan terhadap penghambatan pertumbuhanStaphylococcus flavonoid, saponin, polifenol dan minyak aureusdan atsiri yang berfungsi sebagai inhibitor Escherichia coli yang dilihat dari luasnya pertumbuhan mikroba. Flavonoid yang zona hambat yaitu berkisar antara 2,97 – merupakan senyawa fenol dapat yang 2,86 mm pada Staphylococcus aureus dan menyebabkan 2,74 – 2,65 mm pada Escherichia coli. sintesis dinding sel. Flavonoid yang Hasil analisis statistik penghambatan terhadap merupakan senyawa fenol dapat bersifat menunjukkan bahwa inkubasi 24 jam lebih koagulator berpengaruh menggumpal tidak akan dapat berfungsi dalam menghambat protein. lagi Escherichia pembentukan dinding sel bakteri(Liana, inkubasi 48 dibandingkan jam. Hal ini masa berarti menghambat aureusdan Escherichia Fenol dan derivatnya menimbulkan Staphylococcus coli mengganggu 2010). kemampuan ekstrak buah kecombrang dalam akan yang pertumbuhan Staphylococcus aureusdan coli sehingga Protein denaturasi protein dan merusak membran dapat sel (Jawetz, 1992). Lebih lanjut, Liana digolongkan sebagai senyawa yang besifat (2010) bakteriostatik atau fungistatik. Menurut bersifat Nuraini (2010), bila daerah hambattetap antiperadangan dan memiliki aktivitas bening sampai masa inkubasi 48 jam sitotoksik. memperlihatkan bahwa antimikroba yang menyatahkan bahwa spermisida, Berdasarkan saponin antimikrobia, kandungan kimia digunakan tergolong bakterisid sedangkan tersebut, maka ekstrak buah kecombrang bila daerah bening menjadi keruh setelah mampu inkubasi 48 jam memperlihatkan bahwa Staphylococcusaureusdan Escherichia coli antimikroba yang digunakan tergolong dengan bakteriostatik. membran Ekstrak berpotensi buah dalam menghambat cara sel pertumbuhan mengubah permeabilitas atau penghambatan kecombrang pengangkutan aktif melalui membran sel menghambat dan hambatan sintesis protein. Membran pertumbuhan mikrobadisebabkan karena sel ekstrak memiliki bahan-bahan tertentu di dalam sel serta komponen senyawa kimia yang terdiri dari mengatur keluar masuknya bahan-bahan buah kecombrang 8 berperan dalam mempertahankan Dyah, I. 2009. Uji Resistensi Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dari Isolat Susu Sapi Segar terhadap Beberapa Antibiotik. Online.Diakses 08 Januari 2011. lain. Kerusakan pada membran ini akan berakibat terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel (Pelczar dan Chan, 2005). Lebih lanjut Pelczar dan Chan Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya. Bandung. (2005) mengungkapkan bahwa protein memegang peranan amat penting dalam Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid 2. Yrama Widya. Bandung. proses kehidupan normal sel. Hal itu berarti bahwa gangguan apapun yang Jawetzet MikrobiologiKedokteran. Medika. Jakarta. terjadi pada pembentukan atau pada fungsi protein dapat mengakibatkan kerusakan al.1992. Salemba total pada sel. Liana, I. 2010. Mekanisme Kerja Penghambatan Senyawa Antimikroba. Online. Diakses 08 Januari 2011. KESIMPULAN Berdasarkan tentang daya hasil hambat penelitian ekstrak buah Nuraini. 2010. Uji Daya Hambat Rebusan Kunyit (Curcuma Domestika) terhadap PertumbuhanStreptococcus pyogenesdan Escheriachia coli. SkiripsiTidak Diterbitkan. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cokroaminoto Palopo. kecombrang (Etlingera elatior) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureusdan Escherichia coli dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Ekstrak buah kecombrang (Etlingera elatior) untuk mempunyai menghambat Staphylococcus Pelczar M.J., dan Chan E.C.S. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia Press. Jakarta. kemampuan pertumbuhan aureusdan Pelczar M.J., dan Chan E.C.S. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Escherichia coli. 2. Konsentrasi yang memberikan daya hambat terbesar pertumbuhan aureusdanEscherichia Permadi, A. 2008. Membuat Kebun Tanaman Obat. Pustaka Bunda. Jakarta. terhadap Staphylococcus coli adalah Wirakusumah, S. 2007. Cantik dan Awet Muda dengan Buah dan Sayur Herbal. Penebar Swadaya. Jakarta. konsentrasi 15%. DAFTAR PUSTAKA 9 Yumni, A. 2010. Pengaruh Penambahan Ekstrak Kecombrang dan Konsentrasi Dekstrin terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sari Buah Nenas. Skripsi. Sarjana Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. 10