1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mobil merupakan salah satu moda transportasi yang kini banyak digunakan
oleh masyarakat. Penggunaan mobil sebagai moda transportasi mempunyai
beberapa keuntungan, diantaranya terbebas dari debu, hujan, serta cuaca panas.
Selain hal tersebut, keuntungan menggunakan mobil adalah adanya fitur hiburan
seperti TV, radio, dan pemutar musik. Menurut Badan Pusat Statistik (2013)
pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan. Pada tahun 2013 di Indonesia jumlah pengguna mobil diperkirakan
mencapai 19.386.317 unit.
Peningkatan jumlah kendaraan tersebut secara tidak langsung akan
meningkatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Gambar 1.1.
menunjukkan jumlah angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia dari tahun 1992 –
Jumlah Kecelakaan
2013.
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
1992
1995
1998
2001
2004
Tahun
2007
2010
2013
Gambar 1.1 Data Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas
(Badan Pusat Statistik, 2013)
Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa angka kecelakaan cenderung mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Kecelakaan pada dasarnya disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya human error, masalah pada kendaraan, dan kondisi
1
2
jalanan. Sabey dalam Hadiyan (2014) menyebutkan bahwa sebesar 65% kecelakaan
disebabkan oleh faktor kesalahan manusia.
Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia pada umumnya
disebabkan karena aktivitas sekunder selama berkendara. Survei yang telah
dilakukan oleh Dibben dan Williamson (2007) di Inggris dan Wales, diketahui
bahwa untuk usia 19-24 tahun hanya 3% pengendara mobil yang diam tanpa
melakukan aktivitas berbicara atau mendengarkan. Selebihnya pengendara
melakukan aktivitas mendengarkan musik atau radio dan berbicara. Secara detail,
survai tersebut terlihat pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2. In-vehicle Listening Activities
(Dibben dan Williamson, 2007)
Bellinger (2008) menyebutkan bahwa terdapat empat jenis gangguan saat
mengendarai kendaraan, yaitu gangguan visual, auditory, biomechanical, dan
cognitive. Pendapat ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa hasil survai
Dibben dan Williamson (2007) tersebut merupakan aktivitas yang memicu
gangguan auditory. Mendengarkan musik sambil mengendarai mobil merupakan
aktivitas wajar. Mendengarkan musik saat mengendarai mobil akan memberikan
efek positif dan efek negatif. Menurut Dibben dan Williamson (2007) serta Zwaag
et al. (2011) secara positif, mendengarkan musik akan mengurangi kebosanan dan
memberi efek relaksasi. Sedangkan efek negatif dari musik selama mengendarai
mobil adalah dapat menyebabkan penurunan atensi dan performansi mengemudi.
3
Dalton dan Behm (2007) menyebutkan bahwa musik di dalam mobil dapat
mempengaruhi driver stress, subjective anxiety, relaksasi, dan persepsi terhadap
kecepatan.
Terdapat tiga aspek dalam musik yang dikaitkan dengan efek distraksi, yaitu
tempo (Dibben dan Williamson, 2007; Pêcher et al., 2009; Brodsky, 2002; Ünal,
2013; Dalton dan Behm, 2007), genre (Bottiroli, 2014; Dalton dan Behm, 2007),
dan loudness (Ünal, 2013; Dalton dan Behm, 2007). Tempo musik yang cepat
cenderung akan memicu terjadinya insiden bila dibandingkan dengan tempo sedang
atau lambat. Tempo musik yang cepat akan mempengaruhi persepsi terhadap waktu
dan kecepatan. Selain itu tempo cepat dan ritme yang kuat dianggap akan
mengaktifkan saraf simpatetik dan akan meningkatkan performansi. Sedangkan
musik tempo lambat dan ritme yang lemah akan mengaktifkan sistem saraf
parasimpatetik sehingga memicu relaksasi. Genre musik juga memiliki pengaruh
yang berbeda-beda. Genre musik rock cenderung dikorelasikan dengan kebiasaan
negatif, reckless driving, dan traffic violation. Sebaliknya, genre musik klasik akan
memberikan efek menenangkan dan relaksasi bagi pendengarnya. Tingkatan
loudness akan mempengaruhi kenyamanan selama berkendara. Volume musik akan
mempengaruhi waktu reaksi. Hal ini dinyatakan oleh Ünal (2012) bahwa dalam
penelitiannya intensitas loudness 75 dBA mempunyai waktu reaksi yang lebih cepat
bila dibanding 95 dBA.
Dari penjelasan tersebut, dijelaskan bahwa musik dapat mempengaruhi
performansi kognitif seseorang. Tauhid (2013) telah meneliti mengenai pengaruh
musik pop dengan intensitas yang berbeda terhadap situational awareness dan risk
behavior saat berkendara. Sedangkan Afifah (2015) telah meneliti pengaruh musik
tradisional jawa terhadap situational awareness dan risk behavior saat berkendara.
Dalam penelitian-penelitian tersebut terlihat bahwa musik yang digunakan hanya
satu jenis. Oleh sebab itu perlu untuk diadakan penelitian mengenai pengaruh
perbedaan jenis musik dan intensitas volume terhadap situational awareness dan
risk behavior saat berkendara.
4
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dijelaskan bahwa mendengarkan musik saat
mengendarai mobil dapat menimbulkan efek positif dan efek negatif. Selama ini
hanya terdapat penelitian tentang pengaruh musik pop dan musik tradisional Jawa
Tengah terhadap situational awareness dan risk behavior. Oleh sebab itu perlu
untuk dilakukan penelitian mengenai pengaruh jenis musik yang lain (musik klasik
dan musik rock) dan tingkat volume suara yang berbeda terhadap situational
awareness dan risk behavior saat mengendarai mobil.
1.3
Asumsi dan Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini, maka dibuat beberapa asumsi dan
batasan masalah sebagai berikut:
1. Selama penelitian, semua responden diasumsikan dalam kondisi yang sehat
dan tidak mengalami keterbatasan apapun.
2. Musik klasik yang digunakan adalah karya dari Mozart. Sedangkan musik
rock yang digunakan adalah karya dari grup musik Avanged Sevenfold.
3. Perbedaan tempo dalam penelitian ini tidak diperhitungkan.
4. Intensitas volume musik yang digunakan dalam penelitian ini adalah 55-60
dBA dan 75-80 dBA.
5. Simulasi berkendara yang dilakukan berupa city car driving simulation
yang dilengkapi dengan steering wheel dan pedals controller.
6. Kondisi pencahayaan, suhu, dan kelembaban ruangan diasumsikan dalam
kondisi yang nyaman.
5
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui pengaruh jenis musik klasik instrumental dan musik rock
terjadap situational awareness selama berkendara.
2. Mengetahui pengaruh intensitas volume masing-masing jenis musik
terhadap situational awareness selama berkendara.
3. Mengetahui pengaruh jenis kelamin responden terhadap nilai situational
awareness.
4. Mengetahui pengaruh situational awareness tehadap risk behavior ketika
mendengarkan musik selama berkendara.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis musik dan
intensitas volume yang berbeda terhadap situational awareness dan risk behavior
selama berkendara. Dengan demikian diharapkan pembaca dapat mengaplikasikan
hasil penelitian ini selama berkendara.
Download