peningkatan aktivitas murid melalui pembelajaran

advertisement
PENINGKATAN AKTIVITAS MURID MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
MATA PELAJARAN IPA DI SD
ARTIKEL PENELITIAN
OLEH
RUSMITRIYANI
F 1083132098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
1
PENINGKATAN AKTIVITAS MURID MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
MATA PELAJARAN IPA DI SD
ARTIKEL PENELITIAN
2
PENINGKATAN AKTIVITAS MURID MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
MATA PELAJARAN IPA DI SD
Rusmitriyani, Tahmid Sabri, M Syukri
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan
e-mail: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas belajar dengan
menggunakan Cooperatif Learning Tipe STAD. Metode yang digunakan pada
penelitian adalah metode diskriptif, jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) dan sifat penelitian yaitu bersifat kolaboratif.
Teknik pengumpul data yang digunakan yaitu Teknik observasi langsung.
Penelitian ini dilaksanakan selama II, siklus dengan hasil yang diperoleh yaitu
aktivitas belajar siklus I dengan rata – rata aktivitas fisik 86,66%, aktivitas mental
44,66%, aktifitas emosional 74,44%, dengan kategori kemampuan mengajar baik.
Untuk siklus II, aktivitas fisik 91,10%, aktivitas mental 76,66%, aktivitas
emosional 89,99%. Hasil belajar yang diperoleh murid mengalami peningkatan
dari siklus I yaitu dengan rata-rata sebesar 77, 33, meningkat di siklus ke II
menjadi sebesar 85,16. Dari data yang diperoleh dapat di simpulkan terjadi
peningkatan Aktivitas belajar pada setiap siklus, pada akhir siklus Aktivitas
belajar murid dikategorikan tinggi. Dengan demikian penelitian dengan
menggunakan Tipe STAD dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan Aktivitas
belajar murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 13 sungai Ambawang dan
meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPA.
Kata kunci : Aktivitas belajar Tipe STAD Pembelajaran IPA.
Abstract: This study aims to improve learning activities using cooperative
learning STAD type. The method used in this research is descriptive method, the
type of research is a classroom action research (Classroom Action Research) and
the nature of research that is collaborative. Data collection techniques used are
direct observation techniques. The research was conducted during the second
cycle with the results obtained by the learning activity with a mean cycle I 86.66% average physical activity, mental activity of 44.66%, 74.44% emotional
activity, with good teaching skills category. For the second cycle, physical activity
91.10%, 76.66% mental activity, emotional activity of 89.99%. Student learning
outcomes obtained an increase of the first cycle that with an average of 77, 33,
increased in the second cycle to be at 85.16. From the data obtained it can be
concluded increased learning activities in each cycle, at the end of the cycle of
learning activities students categorized as high. Thus research using STAD type in
science learning can improve student learning activity Public Elementary School
fourth grade 13 Ambawang river and improve the ability of teachers in the
process of learning science.
Keywords: Learning activities Learning STAD type IPA.
embelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan murid yang
saling bertukar informasi. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
P
3
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Kegiatan pembelajaran akan berhasil bila terjadi perubahan pada sikap
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, perubahan tersebut dapat
terjadi apabila dalam proses pembelajaran aktivitas belajar murid terjadi secara
optimal. Aktivitas belajar yang dilakukan oleh murid sangat berpengaruh dalam
proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran. Murid dituntut untuk
mampu melakukan aktivitas karena aktivitas tersebut akan menjadi pengalaman
belajar yang didapat murid melalui kegiatan pembelajaran, jadi hasil belajar yang
didapat merupakan hasil dari aktivitas atau pengalaman nyata yang dilakukan oleh
murid itu sendiri.
Permasalahan saat pembelajaran, dapat dilihat dari murid kurang menyimak
penjelasan guru, banyak murid tidak mencatat materi pembelajaran, hanya
beberapa murid saja yang menjawab pertanyaan guru dan oleh murid yang itu-itu
saja, sedikit murid yang berani mengerjakan soal di papan tulis, sedikit murid
yang berani bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, dan tidak semua
murid bersungguh-sungguh mencari jawaban sendiri, serta murid tidak ikut serta
aktif dalam menggunakan media pembelajaran. Selain itu, pemanfaatan media
pelajaran masih kurang optimal, sehingga murid kurang tertarik dengan
pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, salah satunya
yaitu dikarenakan guru kurang bervariasinya model dan metode pembelajaran
yang digunakan, media pembelajaran yang digunakan kurang menarik, materi
pembelajaran yang sulit, sehingga kurang memunculkan aktivitas belajar murid.
Kondisi ini jika dibiarkan terlalu lama, dan tidak ditangani atau diatasi akan
mengakibatkan pembelajaran yang tidak baik, proses pembelajaran akan
terganggu, mutu pembelajaran semakin menurun, kualitas dan kuantitas proses
pembelajaran dapat menurun dan dapat berdampak tidak adanya kemajuan dalam
hasil belajar murid. Oleh karena itu aktivitas belajar sangat penting untuk
diperhatikan dan ditingkatkan karena aktivitas merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar. Untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi
maka digunakan model pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam, dengan menerapkan model belajar kooperatif, guru
dapat menggali pengetahuan dan kemampuan murid, menjadikan murid aktif,
meningkatkan keterampilan berkomunikasi serta guru dapat mengetahui apakah
murid sudah mengerti dan dapat memahami konsep dari materi yang diajarkan
melalui pertanyaan dan penjelasan yang diberikan oleh murid.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Aktivitas berarti kesibukan,
kegiatan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan pada tiap
bagian dalam suatu peristiwa atau kejadian” (Tim redaksi Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa, (2010: 30). Sedangkan Noor Latifah, (http://latifah04.wordpress.com,2008) menyatakan bahwa “Aktivitas siswa adalah keterlibatan
siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut”. Soli Abimanyu (2008:4-6)
menyatakan bahwa keterlibatan pebelajar dalam proses pembelajaran itu dapat
berbentuk keterlibatan siswa yang dijelaskan sebagai berikut: (1) Keterlibatan
fisik; (2) Keterlibatan mental yang meliputi: Keterlibatan intelektual, Keterlibatan
intelektual dalam bentuk latihan keterampilan intelektual seperti menyusun suatu
rencana/program, menyatakan gagasan dan sebagainya, Keterlibatan emosional
dapat berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, sikap dan sebagainya.
4
Menurut Noor Latifah (http://latifah-04.wordpress.com,2008) menyatakan
bahwa “Aktivitas dalam kegiatan pembelajaran berguna menunjang keberhasilan
pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut”. Oemar Hamalik
(2009:175) berpendapat bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi
pengajaran para siswa, karena; (1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan
langsung mengalami sendiri; (2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh
aspek pribadi siswa secara integral; (3) Memupuk kerja sama yang harmonis di
kalangan siswa; (4) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri; (5)
Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis; (6)
Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua
dengan guru; (7) Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis;
(8) Pengajaran di sekolah meenjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan
di masyarakat.
Menurut Iskandar (1997: 1), pada dasarnya hakikat ilmu pengetahuan Alam
terdiri dari dua keterampilan yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut: (1)
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk merupakan kumpulan hasil
kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan selama
berabad-abad; (2) Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses.
Menurut Ferry (2010: 48), Model pembelajaran tipe STAD (Students Teams
Achievement Division) adalah pembelajaran di mana peserta didik belajar bekerja
sama dengan menggunakan kelompok kecil yang anggotanya heterogen. Anggota
kelompok dibagi secara merata dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang
cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran
kooperatif. Slavin (dalam Trianto, 2007: 52) menyatakan bahwa pada STAD siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai
kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling
membantu. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD
mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan
presentasi verbal atau teks.
Komponen-komponen pelaksanaan Cooperative Learning Tipe STAD
menurut Sharan dalam Tukiran Tanredja, dkk (2011:66), yaitu : (1) Presentasi
Kelas; (2) Tim/Tahap Kerja Kelompok; (3) Kuis/Tahap Tes Individu; (4) Skor
kemajuan indivual; (5) Tahap Pemberian Penghargaan/Rekognisi Tim. Langkahlangkah Penggunaan Tipe STAD: (1) Persiapan; (2) Mengajar; (3) Kegiatan
kelompok; (4) Kuis atau tes; (5) Penghargaan kelompok.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut
Hadari Nawawi (2005: 3), “Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan
5
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek
atau objek penelitian ( seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain – lain )”.
Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan
bahwa peneliti akan mengungkapkan semua gejala – gejala yang dihadapi pada
saat penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
13 Sungai Ambawang. Subjek dalam penelitian ini adalah murid di kelas 4 SDN
13 Sungai Ambawang yang berjumlah 30 orang. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Sifat penelitian pada
penelitian ini adalah bersifat kolaboratif.
Adapun model siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Iskandar (2011:
114) dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan/Skema
Identifikasi
Masalah
Perencanaan I
refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Permasalahan Baru Hasil
Refleksi
Perbaikan Perencanaan I
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Dilanjutkan ke
siklus berikut ?
Gambar 1 Model siklus penelitian tindakan kelas
6
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan dan Hasil Siklus I
1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan; 3) Observasi;
Hasil observasi siklus 1 untuk kemampuan guru mengajar adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Observasi Indikator Kinerja Aktivitas Belajar Murid Siklus I
No
A.
B.
C.
Indikator
Aktivitas Fisik
1. Murid yang aktif mencatat.
2. Murid yang mendengarkan
penjelasan guru.
3. Murid yang membaca materi
pembelajaran.
Rata-rata
Aktivitas Mental
1. Murid yang mengajukan
pertanyaan.
2. Murid yang dapat menjawab
pertanyaan dari temannya.
3. Murid yang mengklarifikasi
pertanyaan dari guru.
4. Murid yang berdiskusi
dengan teman sekelompok
nya.
5. Murid yang dapat
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
Rata-rata
Aktivitas Emosional
1. Murid yang merasa senang
mengikuti pembelajaran.
2. Murid yang bersungguhsungguh
mengikuti
pembelajaran.
3. Murid yang bersemangat
dalam mengikuti pelajaran.
Rata-rata
Muncul
Jmlh
%
ssw
26
Siklus 1
Tdk muncul
Jmlh
%
ssw
86.66%
80%
4
6
13.33%
20%
93.33%
2
6.66%
24
28
86.66%
13.33%
26.66%
22
73.33%
23.33%
23
76.66%
50%
15
50%
76.66%
7
23.33%
46.66%
16
53.33%
8
7
15
23
14
44.66%
23
55.33%
76.66%
7
23.33%
73.33%
8
26.66%
73.33%
8
26.66%
22
22
74.44%
25.55%
7
Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi setiap jenis aktivitas belajar dan hasil
belajar murid. Pada indikator aktivitas fisik, hasil penelitian yang telah diperoleh
sudah tercapai, yaitu dari rata-rata persentase base line dari 40% meningkat
menjadi 86.66% pada siklus I. Pada indikator aktivitas mental, hasil penelitian
yang telah diperoleh tercapai, yaitu dari base line 28.88% menjadi 44.66% pada
siklus I. Pada Indikator aktivitas emosional, Hasil penelitian yang diperoleh telah
tercapai, yaitu dari base line 51.11% menjadi 74.44% pada siklus I.
Pelaksanaan dan hasil Siklus II
Hasil observasi siklus II untuk kemampuan guru mengajar dapat dilihat pada
Tabel Observasi Kemampuan Guru Mengajar
Siklus 2
No
Muncul
Indikator
Jmlh
ssw
A.
Murid yang aktif
mencatat.
2. Murid yang mendengarkan
penjelasan guru.
3. Murid yang membaca
materi pembelajaran.
Rata-rata
%
28
93.33%
2
6.66%
26
86.66%
4
13.3%
28
93.33%
2
6.66%
91.10%
8.8%
Aktivitas Mental
1. Murid yang mengajukan
pertanyaan.
2. Murid yang dapat
menjawab pertanyaan dari
temannya.
3. Murid yang
mengklarifikasi
pertanyaan dari guru.
4. Murid yang berdiskusi
dengan teman
sekelompoknya.
5. Murid yang dapat
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
Rata-rata
C.
Jmlh
ssw
Aktivitas Fisik
1.
B.
%
Tdk muncul
23
17
24
25
26
76.66%
7
23.3%
56.66%
13
43.3%
80%
6
20%
83.33%
5
16.6%
86.66%
4
13.3%
76.66%
23.3%
Aktivitas Emosional
8
1. Murid yang merasa senang
mengikuti pembelajaran.
2. Murid yang bersungguhsungguh
mengikuti
pembelajaran.
3. Murid yang bersemangat
dalam
mengikuti
pelajaran.
Rata-rata
28
27
26
93.33%
2
6.66%
90%
3
10%
86.66%
4
13.33%
89.99%
9.99%
Tabel 2
Tabel 2 Hasil Observasi Indikator Kinerja Aktivitas Belajar Murid Siklus 2
Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi setiap jenis aktivitas belajar dan
hasil belajar murid. Pada indikator aktivitas fisik, hasil penelitian yang telah
diperoleh meningkat, yaitu dari rata-rata persentase siklus 1 dari 86.66%
meningkat menjadi 91.10% pada siklus 2. Pada indikator aktivitas mental, Hasil
penelitian yang telah diperoleh tercapai, yaitu dari siklus pertama 44.66% menjadi
76.66% pada siklus ke-2. Pada Indikator aktivitas emosional, Hasil penelitian
yang telah diperoleh meningkat sesuai yang diharapkan yaitu dari rata-rata
persentase siklus 1 dari 74,44% meningkat menjadi 89.99% pada siklus 2.
Setelah melakukan siklus II ternyata terjadi peningkatan yang signifikan,
walaupun peningkatannya tidak 100 % tetapi sudah dianggap sampai titik jenuh,
yaitu tidak terjadi peningkatan lagi. Sehingga penelitian hanya sampai pada siklus
II.
Pembahasan
Rekapitulasi kemampuan guru mengajar dapat dilihat tabel 3
Tabel 3. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Murid
Base
No
Indikator
Siklus 1
Siklus 2
Line
Munc
ul
Tdk
muncul
Muncul
Tdk
muncul
1. Murid yang aktif
mencatat.
46.66
%
86.66
%
13.33%
93.33%
6.66%
2. Murid yang
mendengarkan
penjelasan guru.
53.33
%
80%
20%
86.66%
13.33%
6.66%
93.33%
6.66%
20%
93.33
%
86.66
%
13.33
%
91.10
%
8.88%
40%
A. Aktivitas Fisik
3. Murid yang membaca
materi pembelajaran.
Rata-rata
9
B.
Aktivitas Mental
1. Murid yang
mengajukan
pertanyaan.
2. Murid yang dapat
menjawab pertanyaan
dari temannya.
3. Murid yang
mengklarifikasi
pertanyaan dari guru.
4. Murid yang berdiskusi
dengan teman
sekelompoknya.
5. Murid yang dapat
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
Rata-rata
73.33%
76.66%
23.33%
20%
26.66
%
10%
23.33
%
76.66%
56.66%
43.33%
50%
50%
80%
20%
70%
76.66
%
23.33%
83.33%
16.66%
30%
46.66
%
53.33%
86.66%
13.33%
28.88
%
44.66
%
55.33
%
76.66
%
23.33
%
56.66
%
76.66
%
23.33%
93.33%
6.66%
73.33
%
26.66%
90%
10%
53.33
%
73.33
%
26.66%
86.66%
13.33%
51.11
%
74.44
%
25.55
%
89.99
%
9.99%
13.33
%
C. Aktivitas Emosional
1. Murid yang merasa
senang
mengikuti
pembelajaran.
2. Murid
yang
bersungguh-sungguh
mengikuti
pembelajaran.
3. Murid
yang
bersemangat
dalam
mengikuti pelajaran.
Rata-rata
43.33
%
Hasil observasi siklus I dan II untuk kemampuan guru mengajar dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 4 Rekapitulasi Kemampuan Guru Mengajar
No.
1.
2.
3.
4.
Aspek yang
diamat
Persiapan
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Skor Total
Skor rata – rata
Skor
Siklus I
2
2,8
2,9
2,7
10,4
2,6
Siklus II
4
3,8
4
4
15,8
3,9
10
Dari rekapitulasi kemampuan mengajar di atas kemudian disajikan dalam
bentuk Grafik sebagai berikut.
3,9
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
2,6
Siklus 1
Siklus II
Grafik Siklus 1dan 2
Berdasarkan peningkatan yang terjadi terhadap aktivitas belajar murid
dengan menggunkan Tipe STAD. Dalam penelitian ini tindak lanjut tehadap
pembelajaran selanjutnya sebagai berikut: (1) Untuk menggunakan Tipe STAD.
Dalam pembelajaran IPA, guru diharapkan dapat menguasai penggunaan media
aktivitas belajar. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal sehingga benar –
benar dapat meningkatkan aktivitas belajar murid; (2) Dalam penerapan
pembelajaran menggunakan Tipe STAD kemampauan guru saat mengelola kelas
sangat penting. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berlangsung secara
tertib, teratur dan efektif; (3) Dalam penerapan pembelajaran menggunakan
aktivitas, guru harus memberi bimbingan, ajakan dan suruhan, sehingga murid
termotivasi untuk melakukan pembelajaran; (4) Guru harus kreatif dan inovatif
dalam memanfaatkan aktivitas serta menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai, sehingga dapat mendorong aktiviatas belajar murid dan pada akhirnya
berdmpak pada pencapaian hasil belajar yang baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil temuan Penelitian Tindakan Kelas yang diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas
belajar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 13 Sungai Ambawang, Secara rinci diuraikan sebagai berikut: (1) Rencana
Pembelajaran IPA menggunakan Tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas murid
di kelas IV SDN 13 Sungai Ambawang dari siklus ke siklus yaitu siklus I,
tampilan pertama, siklus 1 tampilan ke 2, siklus II tampilan pertama dan siklus II
tampilan ke 2 dapat dilakukan oleh guru dengan baik, terlihat dari hasil
pengamatan dari siklus I rata-ratanya: 2,6, dengan kategori cukup; dan pada siklus
II rata-ratanya: 3,9 dengan kategori baik, dengan kata lain bahwa rancangan
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dapat terrealisasi sebagaimana
mestinya; (2) Pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan Tipe STAD untuk
meningkatkan aktivitas murid di kelas IV SDN 13 Sungai Ambawang dapat
dilakukan oleh guru dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan siklus I
dan siklus II, tampilan I dan tampilan II pada masing-masing siklus mengalami
peningkatan, siklus I: 2,97 dengan kategori cukup, dan siklus II rata-ratanya 3,6
11
dengan kategori baik; (3) Penggunaan tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas
fisik siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 13 Sungai Ambawang,
terlihat dari siklus I, 86,66% meningkat di siklus ke II menjadi 91,10%. Terjadi
peningkatan 4,44%; (4) Penggunaan tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas
mental siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 13 Sungai Ambawang,
terlihat dari siklus I, 44,66% meningkat di siklus ke II menjadi 76,66%. Terjadi
peningkatan 32%; (5) Penggunaan tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas
emosional siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 13 Sungai Ambawang,
terlihat dari siklus I, 74,44% meningkat di siklus ke II menjadi 89,99%. Terjadi
peningkatan 15,55%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan dalam penelitian ini dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan aktivitas murid dalam
belajar, perlu menggunakan strategi yang tepat, diantaranya melalui penerapan
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di kelas IV Sekolah Dasar. Khususnya di
SDN 13 Sungai Ambawang; (2) Untuk tercapainya sasaran yang tepat dalam
peningkatan aktivitas murid dalam belajar, diperlukan keterampilan merancang
pembelajaran dalam bentuk RPP, demikian juga dalam pelaksanaan
pembelajarannya kearah tercapainya perolehan hasil belajar yag optimal bagi
murid di SD.
DAFTAR RUJUKAN
Arfiyadiahsan.(2012)ModelPembelajaran.http://modelpembelajarankooperatif.blog
spot.com. Diakses februari 2015)
Arizna. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif metode Student
Teams Achievement Division (STAD) Jember). (Online). (http://www.
76550751-Pembelajaran-Kooperatif-Metode-Stad).
BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta:
Depdiknas.
Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak. FKIP Untan.
Hadari Nawawi. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Mada
University Press.
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Iskandar. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.
(2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.
Maridjo Abdul Hasjmy, (2010). Rambu-Rambu Penulisan Penelitian Tindakan
Kelas. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
12
Sardiman.(2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Suharsimi Arikunto. (2010).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Aditya Media.
Tanredja, Tukiran.( 2011). Model-model Pembelajaran Inovatif. Alfabeta :
Bandung.
Tim (2010). Kamus Besar Bahasa indonesia. Jakarta Penerbit
Thursan Hakim. (2000). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Udin S. Winataputra, dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1909). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
13
Download