analisis faktor yang mempengaruhi dividen kas pada perusahaan

advertisement
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN
KAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Engela Vianita dan Izzati Amperaningrum
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya 100, Depok – 16424
ABSTRAK
Ada dua jenis dividen yang bisa diperoleh pemegang saham, yaitu dividen kas
dan non kas. Dividen kas (cash dividend) adalah dividen yang dibayar oleh emiten
kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Dividen non kas adalah dividen
yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu (Miswanto:1998).
Banyak faktor harus dipertimbangkan oleh perusahaan ketika memutuskan untuk
melakukan pembagian dividen kas, antara lain ROI, cash ratio, current ratio, debt to
total asset, earning per share (EPS) dan cash dividend pay out ratio, dan size.
Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa variabel-variabel yang
mempangaruhi kebijakan dividen terdiri atas profitabilitas yang diukur dengan laba
bersih setelah pajak, stabilitas dividen an earning yang ditunjukan dengan earning per
share dan dividend payout ratio, likuiditas yang diukur dengan cash ratio dan current
ratio.
Penelitian dilakukan pada kelompok perusahaan dengan kriterianya yaitu
Perusahaan yang terdaftar di BEI yang telah menyampaikan laporan keuangan per 31
Desember secara rutin selama tiga tahun sesuai dengan periode penelitian yang
diperlukan. Perusahaan yang secara konsisten membagikan dividen kas selama periode
penelitian. Perusahaan yang terdaftar di BEI yang bergerak di bidang industri makanan
dan minuman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap dividen kas, dan manakah yang berkontribusi paling besar
terhadap dividen kas.
Berdasarkan penielitin tersebut diketahui tiga factor yang berkontribusi paling
besar terhadap dividen kas. Namun yang mempunyai pengaruh signifikan hanya Earning
per share dan dividend payout ratio.
Kata Kunci : dividen kas, roi, eps, cash ratio, current ratio, dpr.
1. PENDAHULUAN
Ketika menanamkan modal di perusahaan emiten, pemegang saham mempunyai
harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang ditanamkannya itu. Dalam
hal ini ada dua jenis dividen yang bisa diperoleh pemegang saham, yaitu dividen kas
dan non kas. Dividen kas (cash dividend) adalah dividen yang dibayar oleh emiten
kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Dividen non kas adalah dividen
yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu (Miswanto:1998).
Contoh dividen non kas adalah dividen saham (stock dividend) dan dividen aktiva.
Dividen kas merupakan masalah yang sering kali menjadi topik pembicaraan
yang hangat di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan
emiten, bahkan cenderung terjadi kontroversi antara pemegang saham dan
perusahaan emiten. Kontroversi yang terjadi antara pendapat bahwa kebijakan
dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, sedangkan argumen lain menyatakan
bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan yang sering disebut
teori relevansi dividen, dan argumen terakhir yang menyatakan bahwa dividen yang
rendah yang akan meningkatkan nilai perusahaan ( Hanafi:2004 ).
Miller dan Modigliani (1961) mengajukan argumen bahwa kebijakan dividen
tidak relevan (Sutrisno, 2003). Miller dan Modigliani berpendapat bahwa pada
dasarnya pada kondisi keputusan investasi yang given pembayaran dividen tidak
relevan untuk diperhitungkan, karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham. Keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagi dalam bentuk
cash dividen atau laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat Miller
dan Modigliani ini ditekankan bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap
kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan
sumber dana yang lain, artinya bila perusahaan membayar dividen maka perusahaan
harus mengganti dengan mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah
pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian adanya kenaikan pembayaran
dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan
saham baru (Sutrisno, 2003).
Pendapat kedua yang sering menjadi kontroversi dalam kebijakan dividen adalah
teori relevansi dividen yang dikemukakan oleh Myron J. Gordon dan John Litner
(Sundjaja dan Barlian, 2002). Dasar pemikirannya adalah bahwa investor
umumnya menghindari risiko, dan dividen yang diterima sekarang mempunyai risiko
yang lebih kecil daripada dividen yang diterima di masa yang akan datang.
Pembayaran dividen sekarang dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian investor.
Sebaliknya jika dividen dikurangi atau tidak dibayarkan, tingkat ketidakpastian
investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan pengembalian yang
diinginkan serta mengurangi nilai saham. Argumen terakhir tentang kebijakan
dividen adalah yang mengatakan bahwa dividen yang rendah akan meningkatkan
nilai perusahaan (Hanafi, 2004). Variabel pajak dan flotation cost mendasari
argumen tersebut. Di negara tertentu, seperti di Amerika Serikat, pajak untuk capital
gain lebih rendah dibandingkan dengan pajak untuk dividen (28% versus 31%). Di
samping itu, pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir
(yang berarti saham tersebut dijual). Dengan kata lain pajak efektif atas capital gain
dapat ditunda, sedangkan pajak dividen akan dibayarkan pada saat dividen diterima.
Berdasarkan argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah, karena akan
menghemat pajak (Hanafi, 2004).
Ditinjau dari kepentingan perusahaan emiten, pendapat yang pertama dan yang
ketiga, yaitu bahwa kebijakan dividen tidak relevan dengan nilai perusahaan dan
bahwa dividen yang rendah akan meningkatkan nilai perusahaan yang lebih disukai.
Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu mempersiapkan pengeluaran yang tinggi
untuk pembayaran dividen, sehingga dividen yang seharusnya dibagikan dapat
digunakan untuk modal perusahaan.
Di lain pihak ditinjau dari kepentingan pemegang saham, pendapat kedua yang
lebih disukai, yaitu dividen dibagikan sekarang, khususnya bagi pemegang saham
yang membeli saham untuk kepentingan jangka menengah. Kepentingan jangka
menengah yang dimaksud adalah bahwa pemegang saham ingin menikmati hasil dari
saham. Di lain pihak bagi pemegang saham yang membeli saham untuk kepentingan
jangka panjang, relatif lebih menginginkan pengembangan modal perusahaan,
sehingga tidak terlalu menuntut untuk dibagikan dividen.
Banyak faktor harus dipertimbangkan oleh perusahaan ketika memutuskan untuk
melakukan pembagian dividen kas, antara lain ROI, cash ratio, current ratio, debt to
total asset, earning per share (EPS) dan cash dividend pay out ratio, dan size.
Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa variabel-variabel yang
mempangaruhi kebijakan dividen terdiri atas profitabilitas yang diukur dengan laba
bersih setelah pajak, stabilitas dividen an earning yang ditunjukan dengan earning per
share dan dividend payout ratio, likuiditas yang diukur dengan cash ratio dan current
ratio. Ada dua pertanyaan penting yang menjadi alas an mengapa penulis memasukan
dividend payout ratio dalam penlisan ini, yang pertama dapatkah pembayaran dividen
kas mempengaruhi kekayaan pemegang saham? Bila ya, berapa rasio DPR yang akan
memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dari alasan tersebutlah penulis ingin
mengetahui apakah DPR berpengaruh terhadap dividen kas?(Miswanto:1998)
Semakin besar ROI menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, sehingga
wajar jika pemegang saham mengharapkan pembagian dividen kas jika ROI meningkat.
Demikian juga apabila cash ratio, current ratio dan earning per share (EPS) meningkat,
maka pemegang saham mempunyai harapan bahwa perusahaan akan mempunyai
kemampuan untuk membagi dividen kas. Dilihat dari segi dividend pay out ratio,
pemegang saham dapat memperkirakan besarnya dividen yang akan didapatkan.
Beberapa perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek
merupakan perusahaan yang cenderung tetap bertahan dan tidak terlalu terpengaruh
dengan keadaan perekonomian. Sehingga diperkirakan perusahaan tersebut mempunyai
kinerja keuangan yang cukup baik dan mampu untuk mengeluarkan dividen.
2. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut, maka didapatkan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
gambar 2.1
grafik hubungan antarvariabel
X1 = ROI
X2 = cash
ratio
Y=
dividen
kas
X2 =
Current
ratio
X5 =
Dividen
Payout
X4 =
Earning
Per Share
Secara parsial, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel terikat tidak
secara bersama-sama, sehingga menghasilkan rumusan sebagai berikut:
Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5
Dimana bila terjadi kenaikan ROI maka dividen kas akan mengalami kenaikan.
Bila terjadi kenaikan cash ratio maka akan terjadi kenaikan dividen kas. Demikian juga
dengan current ratio, Earning Per Share, dan Dividend Payout Ratio bila mengalami
kenaikan akan menaikan dividen kas.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penulis dapat menyusun hipotesis
sebagai berikut:
H1 : “Ada hubungan antara Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio,
Earning per Share, dan Dividend Payout Ratio dengan Cash Dividend ”
H2 : “Ada pengaruh yang signifikan antara Return On Investment, Cash Ratio,
Current Ratio, Earning per Share, dan Dividend Payout Ratio terhadap Cash
Dividend”
3. METODOLOGI
Data yang digunakan adalah data sekunder yang sudah diolah pihak perusahaan
dan sudah diterbitkan dalam bentuk laporan keuangan atau dengan kata lain data tersebut
tidak didapatkan dari perusahaan melainkan diperoleh melalui Internet dengan alamat
situs www.idx.co.id.
Data yang diperlukan adalah laporan keuangnan yang berupa neraca, laporan laba
/ rugi, dan perubahan modal.
3.2.2 Variabel
1. Variabel terikat (dependent variabel)
Dividen kas, yaitu Dividen yang dibayarkan oleh perusahaan secara tunai
kepada para pemegang saham. Tercantum dalam laporan perubahan modal.
2. Variabel bebas (independen variabel)
eat
a. ROI =
x100%
jumlah _ aktiva
(kas + surat _ berh arg a )
x100%
u
tan
g
_
lancar
b. Cash ratio =
aktiva _ lancar
x100%
u tan g _ lancar
eat
x100%
jumlah
_
lembar
_
saham
d. EPS =
dividen _ kas _ tahunan
e. Dividend Payout Ratio =
x100%
laba _ per _ lembar _ saham
3.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini data yang dipakai oleh penulis adalah data sekunder
yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Selain itu penulis juga melakukan penelitian
kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pokok-pokok
pembahasan penulisan skripsi ini.
c. Current Ratio =
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Koefisien korelasi antara variabel ROI dan dividen kas adalah 0,537 terdapat
hubungan yang positif atau searah. Koefisien korelasi antara variabel cash ratio dan
dividen kas adalah -0,240 terdapat hubungan yang negatif atau tidak searah. Koefisien
korelasi antara variabel current ratio dan dividen kas adalah -0,216 terdapat hubungan
yang negatif atau tidak searah. Koefisien korelasi antara variabel EPS dan dividen kas
adalah 0,715 terdapat hubungan yang positif atau searah. Koefisien korelasi antara
variabel DPR dan dividen kas adalah 0,882 terdapat hubungan yang positif atau searah.
Dari analisis di atas diketahui bahwa dividen kas mempunyai hubungan yang positif
dengan variabel EPS dan DPR.
Tingkat signifikansi koefisien korelasi yang berada dibawah 0,05 maka korelasi
antara variabel- variabel tersebut sangat nyata. Tingkat signifikansi koefisien korelasi
ROI terhadap dividen kas adalah 0,022 berarti korelasi antarvariabel tersebut nyata.
Tingkat signifikansi koefisien korelasi cash ratio terhadap dividen kas adalah 0,337
berarti korelasi antar variabel tersebut tidak nyata. Tingkat signifikansi koefisien korelasi
current ratio terhadap dividen kas adalah 0,390 berarti korelasi antar variabel tersebut
tidak nyata. Tingkat signifikansi koefisien korelasi EPS terhadap dividen kas adalah
0,001 berarti korelasi antar variabel tersebut sangat nyata. Tingkat signifikansi koefisien
korelasi DPR terhadap dividen kas adalah 0,000 atau mendekati nol berarti korelasi
antarvariabel tersebut sangat nyata. Dari analisis di atas disimpulkan variabel yang
mempunyai korelasi sangat nyata, yaitu EPS dan DPR.
Dari pengolahan data tersebut dapat disimpulkan bahwaDari pengolahan terhadap
data diketahui bahwa Terdapat hubungan yang negatif antara Return on Investment, cash
ratio, dan current ratio dengan dividen kas.
Terdapat hubungan yang positif antara Earning Per Share dan Dividend Payout
Ratio dengan dividen kas.
Sehingga hipotesis 1(H1) : ada hubungan antara Return On Investment, Cash Ratio,
Current Ratio, Earning per Share, dan Dividend Payout Ratio dengan Cash Dividend
dapat diterima.
a.
Analisis Regresi Berganda
Tabel 4.10
Data F hitung
F hitung
51,376
signifikan / alfa
0
Data di atas menunjukan kelima faktor (Variabel bebas) secara bersama-sama
berpengaruh sangat signifikan terhadap dividen kas. Karena nilai signifikan F = 0.000
kurang dari nilai α, yaitu 0.050 (5%).
Tabel 4.11
Data konstanta dan koefisien regresi
riabel
bas
nstanta
OI
sh ratio
rrent ratio
PS
PR
nstandardized Koefisien
beta
40,132
,632
274
283
19
,563
Rumus regresi berganda
Y = -440,132 + 51,632 x1 – 8,274 x2 + 0,283 x3 + 0,190 x4 + 28,563 x5
Nilai konstanta sebesar -440,132 berarti apabila Y = 0, dividen kas akan sebesar 440,132. Apabila ROI naik sebesar 1 mengakibatkan kenaikan variabel dividen kas (Y)
yang dibayarkan sebesar 54,632. Bila terjadi kenaikan cash ratio sebesar 1
mengakibatkan penurunan variabel dividen (Y) sebesar 8,274. bila terjadi kenaikan
current ratio sebesar 1 maka akan terjadi kenaikan dividen sebesar 0,283. begitu juga bila
terjadi kenaikan EPS dan DPR sebesar 1 maka akan terjadi kenaikan dividen sebesar
0,190 dan 28,563.
Dari rumus tersebut diketahui bahwa cash ratio berpengaruh negatif terhadap
dividen kas (bila terjadi kenaikan cash ratio maka akan diikuti penurunan dividen kas) ini
berarti rumus awal yang menyatakan cash ratio berpengaruh positif terhadap dividen kas
tidak tepat.
Determinasi (R2)
model
R
1
0,977
R square Adjusted R square
0,955
0,937
Koefisien determinasi yang digunakan adalah adjusted R square karena jumlah variabel
terikat lebih dari 2 variabel. Nilai adjusted R square adalah sebesar 0,955 atau 95%,
artinya variabel ROI, Cash ratio, Current Ratio, EPS, dan DPR dapat menjelaskan
perubahan tingkat perubahan dividen kas sebesar 95%, sedangkan 5% dijelaskan oleh
variabel lain.
b. Uji F
Hipotesis:
Ho : tidak ada pengaruh antara DPR, EPS, ROI, Cash Ratio dan Current Ratio terhadap
Dividen Kas
Ha : ada pengaruh antara DPR, EPS, ROI, Cash Ratio dan Current Ratio terhadap
Dividen Kas
Tabel 4. 12
Data F hitung
F hitung
51,376
signifikan / alfa
0
Dari data di atas diketahui bahwa F hitung sebesar 51,376 dan signifikan sebesar
0,000 (sig F < 0,05), dapat disimpulkan karena nilai signifikan F dalam perhitungan
kurang dari 0,05, maka ho ditolak ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara DPR,
EPS, ROI, Cash Ratio dan Current Ratio terhadap Cash dividend.
c. Uji T
Tabel 4.13
Data t hitung
variabel
t hitung signifikan
ROI
1,746
0,106
cash ratio
-1,663
0,122
current ratio 0,608
0,554
EPS
3,63
0,003
DPR
8,281
0
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa terdapat dua variabel bebas yang
mempengaruhi variabel terikat dengan signifikan kurang dari 5%. Variabel tersebut
adalah EPS dengan signifikan 0,003 dan DPR dengan signifikan sebesar 0,000. Dari
kedua variabel tersebut diketahui bahwa variabel DPR yang berpengaruh paling besar hal
ini dilihat dari nilai t hitung yang terbesar, yaitu sebesar 8,281.
Jadi, H2 : Ada pengaruh yang signifikan antara Return On Investment, Cash Ratio,
Current Ratio, Earning per Share, dan Dividend Payout Ratio terhadap Cash Dividend
tidak dapat diterima (H2 ditolak).
Analisis Faktor
Tabel 4.14
Corelation Matrix
Correlation Matrixa
a. Determinant = ,008
Dari hasil pengolahan data di atas diketahui bahwa determinant of correlation
matrix mendekati nilai nol berarti antarvariabel terdapat cukup korelasi.
Nilai Kaiser-meyer-olkin measure of sampling adequacy (K-M-O) sebesar 0,457
kurang dari 0,5 berarti analisis faktor ini tidak tepat digunakan.
variabel
ROI
cash ratio
current ratio
EPS
DPR
initial
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
Semua nilai initial bernilai 1 hal ini berarti bahwa sebelum dilakukan ekstraksi
variabel tersebut 100% membentuk faktor.
Tabel 4.16
Data Eigenvalues 1
komponen
1
2
3
4
5
6
initial Eigenvalues
2,822
1,540
1,020
0,445
0,146
0,027
Faktor yang terbentuk harus memiliki nilai eigenvalues ≥ 1. Dapat dilihat dari data di atas
bahwa terbentuk sebanyak 3 faktor.
Tabel 4.17
Data faktor loading
variabel
komponen
dividen kas
0,967
EPS
0,847
DPR
0,079
Cash ratio
ROI
Current ratio
-0,196
0,593
-0,073
Dari uji analisis faktor di atas terdapat 3 faktor yang memiliki kontribusi besar
yaitu variabel yang memiliki faktor loading > 0,4, yaitu earning per share, dividen kas,
dan return on invesment.
Dari seluruh faktor yang mempengaruhi dividen kas diketahui bahwa terdapat dua
faktor yang memiliki kontribusi besar yaitu earning per share dan return on investment.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan data-data hasil pembahasan sebelumnya, dapat kita tarik beberapa
kesimpulan seperti berikut :
Dividen kas mempunyai hubungan yang positif dengan variabel EPS dan DPR.
Terdapat hubungan yang positif EPS dan DPR dengan dividen kas. Terdapat hubungan
yang negatif antara Return on Investment, cash ratio, dan current ratio dengan dividen
kas. Ada hubungan yang positf antara Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio
dengan dividen kas. Variabel bebas ROI, EPS, DPR, Cash Ratio, dan Current Ratio tidak
secara signifikan mempengaruhi variabel terikat secara bersama-sama. Earning per share
dan dividend payout ratio berpengaruh secara parsial terhadap dividen kas. Dari uji
analisis faktor diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang memiliki kontribusi yang besar
yaitu Earning Per Share, Dividend Payout Ratio, dan Return on Investment.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Aulina. 2007. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham
Perusahaan-Perusahaan kosmetika yang terdapat di BEI. Jakarta : Universitas
Gunadarma.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE.
Dewi, Ratih Kusuma. 2002. Analisis Pengaruh Likuiditas, leverage, dan profitabilitas
terhadapDividen pada Perusahaan Makananan dan Minuman yang go public di
BEJ, Skripsi Akuntansi. Jakarta : Universitas Gunadarma
Http://www.idx.co.id/annualreport
Http://www.jurnalskripsi.com
Hidayati, Nur. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas Di Bursa
Efek jakarta, Jurnal Akuntansi. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia
Miswanto. 1998. Manajemen Keuangan 2. Jakarta : Universitas Gunadarma
Miswanto, Eko Widodo. 1998. Manajemen Keuangan 1. Jakarta : Universitas Gunadarma
Santosa, R.Gunawan. 2004. Statistika. Yogyakarta : Andi Offset
Sriwati, Linda. 2008. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, dan
Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen Tunai (studi kasus pada industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2002 – 2006). Skripsi Akuntansi. Jakarta
: Universitas Gunadarma.
Subiyakto, Haryono. 1994. Statistika 2. Jakarta : Universitas Gunadarma
Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Media
Pressindo
Winarsih, Sri. 2008. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Dividen,
EPS, dan NPM pada perusahaan industri barang konsumsi dan pertambangan
yang terdaftar di BEI. Skripsi Akuntansi. Jakarta : Universitas Gunadarma
Download