MANAJEMEN FUNDRAISING MASJID JAMI Al- HIDAYAH TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh : Asep Muhdiyar 108053000043 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M ABSTRAK Asep Muhdiyar Manajemen Fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang Masjid Jami Al- Hidayah adalah suatu lembaga non formal dan non profit yang bergerak dibidang syiar islam untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Untuk mempertahankan dan mengembangkan kegiatan- kegiatan masjid Al- Hidayah perlu dana besar, oleh karena itu dewan kemakmuran Masjid Jami Al- Hidayah Berupaya untuk mengumpulkan dana demi syiar islam. Peneliti memperhatikan sangat pentingnya manajemen fundraising masjid, maka sebagai rumusan dari latar belakang diatas adalah: Bagaimana manajemen fundraising masjid Jami Al- Hidayah Tangerang dan bagaimana Fungsi-fungsi Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. Adapun teori yang dipakai adalah teori pendapatnya George R Terry (Fungsi-fungsi manajemen) yaitu planning, organizing, actuating, controlling dan teori pendapatnya April Purwanto yaitu Fundraising diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan, ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Dengan tipe pendekatan studi kasus, penulis mengadakan penelitian dengan melihat, menggambarkan tentang manajemen fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. Sedangkan tekhnik pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dengan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid, bendahara, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat serta dokumentasi Masjid Jami Al- Hidayah. Hasil dari penelitian manajemen fundraising Masjid Jami Al- Hidayah dalam rangka menggalang dana yaitu dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actuating, controlling serta tidak melupakan unsurunsur terpenting dari sebuah manajemen dan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya yaitu Man, Money, Material, Machine, Method, dan Market. Adapun metode Fundraising yang dilakukan oleh dewan kemakmuran masjid jami Al- Hidayah adalah suatu bentuk kegiatan yang khas dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat. Metode ini, yaitu langsung (direct fundraising). Adapun dana pemasukan masjid jami Al- Hidayah berasal dari tromol masjid, Shadaqoh, Infaq, Menjual Kalender Hijriah i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahirabbil’alamin, hanya kata itu yang pantas diucapkan, dengan memanjatkan puja serta syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan dan anugerah-Nya. Shalawat serta salam tetap atas Rasullah Muhammad SAW, semoga keselamatan juga atas keluarganya, para sahabat, para tabi’in, dan mudah-mudahan kepada kita semua selaku umatnya. Amin Dengan ridho Allah SWT, sehingga penulis mendapatkan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini, yang menjadi impian orang-orang terdekat, dan khususnya impian penulis. Tidak ada satu pun karya manusia yang tidak ada ikut campur tangan manusia lainnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Cecep Castrawidjaya, M.A, selaku Kepala Jurusan Manajemen Dakwah dan H. Mulkanasir, BA, S.Pd, M.M selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu memberikan motivasi penuh kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi. ii 3. Dr. A. Wahib Mu’thi, MA selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini, yang telah memberikan banyak masukan dan arahan kepada penulis serta ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ustad Abdul Mukti S. Ag selaku ketua Dewan Kemakmuran Masjid yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan memberi kemudahan bagi penulis untuk mendapatkan informasi mengenai data dalam penulisan skripsi ini. 5. Kepada orang tua penulis, ayahanda H. Kuro dan ibunda Hj. Siti Khodijah yang telah melahirkan ananda dan juga bapak H. Anta Wijaya dan Umi Hj. Siti Nurlela yang telah mengasuh dan membesarkan ananda . Tiada kata yang dapat kuucapkan selain terima kasih yang tak terbatas untuk semua pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Ku yakin kasih sayang, cinta suci dan pengorbanan kalian takkan tertandingi adanya, oleh karena itu aku akan selalu berusaha membuat kalian tersenyum bangga. Ucapan ribuan terima kasih atas do’anya tak hentihentinya penulis lantunkan di setiap doa. 6. Kakak-kakakku tercinta Lilis Solihah S. Pd. I, M. Abdul Muhyi S. T, Saepul Anwar S. E, Ahmad Humaedi S. Hum yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya juga adik-adikku yang ku sayang Sahrul Fadhillah, Rahmat Nasrullah, si kembar (endan dan endin) dan sibungsu Nurkholifah. serta semua keluarga besarku, terima kasih atas semua dukungannya. iii 7. Secara Khusus kepada Syifa Nurafiyah S. Sos. I, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dan merelakan waktunya untuk menemani penulis kemana pun dalam penulisan skripsi ini. 8. Suhendra, Sujatniko, Anam, medi, Fathul dan zaenuri teman seperjuangku “teman seatap” dari mulai awal menjadi santri ponpes Daarussaadah sampai dengan selesai penulisan karya ilmiah ini yang selalu mebuat penulis menjadi termotivasi dan tak mau kalah dengan mimpi-mimpi indahnya yang setinggi langit. Semoga Allah mengizinkan semua mimpi-mimpi kita menjadi nyata sahabat. 9. My best Friends, Abdurahman, Adisyam, Farhan, Jefri yang selalu ada disaat penulis membutuhkan bantuannya serta selalu memberi masukan kepada penulis dalam membuat skripsi ini. 10. Semua teman-teman Manajemen Dakwah angkatan 2008 atas kebersamaan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan karya ilmiah ini. iv Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Semoga karya penelitian tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan bersama serta bernilai ibadah di hadapan Allah SWT. Amin. Jakarta, Juli 2013 Penulis v DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................................. i KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6 D. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7 E. Metodologi Penelitian ......................................................................... 8 F. Sistematika Penulisan........................................................................... 12 LANDASAN TEORI TENTANG MANAJEMEN FUNDRAISING DAN FUNGSI MASJID A. Manajemen Fundraising 1. Pengertian ....................................................................................... 14 2. Prinsip- Prinsip ............................................................................... 19 3. Langkah- Langkah .......................................................................... 25 B. Fungsi Masjid 1. Pengertian Masjid ........................................................................... 29 2. Fungsi- Fungsi Masjid .................................................................... 31 3. Keuangan Masjid ............................................................................ 35 vi BAB III GAMBARAN UMUM MASJID JAMI AL- HIDAYAH TANGERANG A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Masjid Jami Al- Hidayah BAB IV Tangerang ............................................................................................ 36 B. Visi, Misi dan Tujuan Masjid Jami Al- Hidayah .................................. 39 C. Program Kegiatan Masjid Jami Al- Hidayah ........................................ 41 D. Struktur kepengurusan Masjid Jami Al- Hidayah ................................. 43 E. Sarana dan Prasarana Masjid Jami Al- Hidayah ................................... 44 ANALISIS HASIL PENELITIAN MANAJEMEN FUNDRAISING MASJID JAMI AL- HIDAYAH TANGERANG BAB V A. Manajemen Fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang ............ 47 B. Fungsi- Fungsi Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang .......................... 61 PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 67 B. Saran- Saran ........................................................................................ 69 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 70 LAMPIRAN vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara teoritis konseptual, masjid adalah pusat kebudayaan umat Islam. Di tempat suci inilah, syiar keislaman yang meliputi aspek duniawi dan ukhrowi, material maupun spiritual dimulai, karena setelah nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, beliau berusaha bersama kaum Muhajirin dengan masyarakat setempat (kaum Anshor) membangun masjid supaya orang islam dapat berkumpul untuk melaksanakan shalat lima waktu.1 Berbicara tentang masjid, hampir sama tuanya dengan membicarakan titik start penguatan kelembagaan dan motivasi perjuangan Islam di permukaan bumi ini. Masjid adalah tempat melakukan ibadah dalam makna luas. Dengan demikian, masjid merupakan bangunan yang sengaja didirikan umat muslim untuk melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai keperluan lain yang terkait dengan kemaslahatan umat Muslim. Rasulullah dan para sahabat sudah mulai memfungsikan masjid mencakup semua aspek masyarakat Islam waktu itu, karena itu masjid menempati posisi sentral yaitu sebagai kegiatan ibadah, pusat pembinaan umat Islam, sekretariat pemerintahan Islam, pusat dakwah, pusat pengembangan kebudayaan Islam, mahkamah Islam, baaitul maal (lembaga pemberdayaan ekonomi umat Islam) sebagai pusat kesejahteraan ekonomi 1 Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual ( Jakarta: gema Insani Press, 1998), h. 29. 1 2 kerakyatan yang dikembangkan oleh kelompok jama’ah masjid dalam mengatasi terapi kemiskinan. Masjid adalah tempat ibadah umat Islam yang pertama dibangun oleh Rasullah SAW pada saat hijrah ke Madinah sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah/9: 18 “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orangorang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” Berkaitan dengan hal tersebut, Gazalba menjelaskan, bahwa di zaman Rasulullah, masjid selain berfungsi sebagai tempat ibadah (untuk melakukan kegiatan shalat, berdzikir, dan beri’tikaf), juga sebagai pusat pembelajaran (untuk melakukan berbagai kegiatan pembinaan dan peningkatan kualitas umat).2 Untuk dapat mengoptimalkan fungsi dan peran masjid pada masa kini, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana masjid difungsikan pada masa Rasulullah SAW, sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. 2 h. 6 Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam ( Jakarta: Bulan Bintang, 1986), 3 Menurut Miftah Faridl: Masjid adalah peradaban Islam, bukan sekedar sebuah tempat kegiatan keagamaan dan kebudayaan, tetapi merupakan suatu tata kelembagaan yang menjadi sarana pembinaan masyarakat dan keluarga muslim serta insan-insan peradaban Islam. 3 Akan tetapi, bila mencermati perkembangan dewasa ini, fungsi yang kedua ini cenderung mulai berkurang. Hal ini lantaran masjid sering hanya dipahami semata-mata untuk sujud, sebagaimana dilakukan dalam shalat. Apabila jumlah masjid yang ada di Indonesia benar-benar difungsikan sebagai masjid dengan baik, maka dalam waktu yang tidak lama salah satu upaya mengeluarkan bangsa ini dari keterpurukan akibat krisis multidimensional yang sudah diderita beberapa tahun ini karena salah satu fungsi masjid adalah memberikan pembinaan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk sosial dan ekonomi. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.4Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat diraba. Manajemen berusaha untuk mencapai hasil-hasil tertentu, yang biasanya diungkapkan dengan istilah-istilah “objectives” atau hal-hal yang nyata. 3 h. 10 4 Ahmad Yani dan Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal. (Jakarta: LP2SI Haramain, 2001), George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 2 4 Fundraising tidak hanya diartikan pengumpulan dana semata, tetapi juga segala bentuk partisipasi dan kepedulian yang diberikan masyarakat kepada suatu organisasi atau lembaga yang berbentuk dana dan segala macam benda yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lembaga.5 Manajemen fundraising merupakan titik tolak dalam menentukan kebutuhan organisasi, semua itu dapat dilakukan untuk meningkatkan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan yang terus berkembang. Dari aktifitas fundraising dalam masyarakat muslim sangat menentukan keberhasilan organisasi/lembaga yang akan dikelolanya. Fundraising berperan penting bagi lembaga atau organisasi social dalam upaya mendukung jalannya program dalam kegiatan roda operasional yang telah digariskan. 6 Dalam hal ini, manajemen fundraising juga diperlukan oleh masjid. Memiliki potensi yang strategis untuk dikembangkan menjadi salah satu instrumen dalam pengelolaan aktifitas ekonomi nasional. Salah satu masjid yang sangat berpotensi dan dinilai melakukan manajemen fundraising dan menerapkan fungsi masjid secara baik adalah masjid Jami Al- Hidayah. Masjid yang terletak dikawasan Tangerang ini adalah salah satu contoh masjid yang telah melakukan manajemen fundraising dengan baik. 5 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat. (Yogyakarta: Teras, 2009), cet ke- 1, h.4 6 Iqbal Setyarso, Manajemen Zakat Berbasis Korporat, Kiprah Lembaga Pengelola Zakat Pulau Sumatera, (Jakarta: Khairul Bayan, 2008), h.72 5 Oleh sebab itu, penulis memandang perlu adanya kajian sesuai dengan pernyataan diatas mengenai manajemen fundraising masjid, akhirnya penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Manajemen Fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang”. B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasanbatasan dari masalah penelitian yang akan diteliti, batasan masalah ini berguna untuk identifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian.7Penelitian ini dibatasi pada manajemen fundraising masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. Pembatasan ini sengaja dilakukan untuk menghindari perluasan pembahasan yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang akan diteliti. 2. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan di cari jawabannya dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana Manajemen Fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang? b. 7 Bagaimana Fungsi Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang? Husaini Akbar Dan Purnomo Setiadi Akbar, Metode Penelitian Sosial Jakarta: Bumi Aksara, 2006 h.26 6 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui sistem manajemen fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. b. Sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dewan kemakmuran masjid lain dalam menerapkan manajemen fundraising dan fungsi-fungsi masjid. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat akademis : 1) Dapat menambah khazanah penelitian dan objek penelitian mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah dan memperkaya pengalaman sekaligus pengembangan ilmu yang didapat selama berada dibangku kuliah. 2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan, baik bagi penulis dan pembaca khususnya mengenai manajemen fundraising masjid. b. Manfaat Praktis 1) Dalam penelitian ini penulis berharap dapat memberikan bahan masukan dan evaluasi bagi pengurus Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. 2) Dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang baru dalam masalah ini, disamping sebagai perbandingan antara teori yang didapatkan dari bangku kuliah dengan praktek yang terjadi dilapangan. 7 D. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang mempunyai judul hampir sama dengan yang penulis akan teliti. Oleh sebab itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan masalah yang sedang dibahas yaitu sebagai berikut: 1. Manajemen Masjid Astra dalam Meningkatkan Aktivitas Keagamaan Karyawan PT Astra Sunter Jakarta Utara, Ditulis oleh Rudiawan (105053001833) jurusan Manajemen Dakwah. Judul skripsi tersebut membahas tentang aplikasi manajemen Masjid Astra Sunter dalam meningkatkan aktivitas keagamaan karyawan astra. 2. Manajemen Masjid Baiturrahman MPR/DPR RI dalam Upaya Pengembangan Kegiatan Dakwah,Ditulis oleh Wildaniyah Sauwad (105053001806) jurusan Manajemen Dakwah. Dalam skripsi ini membahas tentang Manajemen Masjid Baiturrahman MPR/DPR RI dalam Upaya mengembangkan kegiatan dakwah. 3. Masjid Sebagai Pusat Dakwah ( Analisis Tentang Strategi Dakwah di Masjid Atta’awun), Ditulis oleh Hani Ma’rifati, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, menjelaskan tentang strategi dakwah Masjid Atta’awun. 8 Demikianlah tinjauan pustaka ini penulis lakukan dimana perbedaan bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi terdahulu, terlihat pada objek dan subjek penelitiannya bahwa pada penelitian terdahulu menjelaskan tentang cara meningkatkan aktifitas keagamaan karyawan PT. Astra Sunter, pengembangan kegiatan dakwah Masjid Baiturrahman MPR/DPR RI, dan menjelaskan tentang strategi dakwah di Masjid Atta’awun, sedangkan yang penulis bahas tentang Manajemen Fundraising Pada Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. E. Metedologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis8 yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Dengan tipe pendekatan studi kasus, penulis mengadakan penelitian dengan melihat, menggambarkan tentang manajemen fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. 2. Sumber dan Tehnik Pengambilan Data Yang menjadi bahan acuan (sumber) dalam penelitian ini, penulis membaginya dalam 2 kategori yaitu data primer dan data sekunder. 8 Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum, cet ke 3 (Jakarta, Vi Press 1984), h. 262 9 Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pihak pengurus Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang berupa hasil interview secara langsung yang dipersiapkan sebelumnya dengan pengurus, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang yang berkaitan dengan skripsi ini. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau datadata yang dikeluarkan dan literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, serta sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini. Untuk memperoleh data yang akurat maka penulis mengumpulkan data melalui: 1. Penelitian kepustakaan (Library Research) Penulis melakukan penelitian dengan mengkaji data-data yang diperoleh dari buku-buku yang memiliki kaitannya dengan penulisan skripsi ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara dengan ketua DKM, bendahara, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat. 3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi refresentatif, mereka terdiri dari pegawai atau pengurus, tokoh masyarakat dan masyarakat 10 setempat yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini. b. Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah manajemen fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. 4. Tehnik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan, tempat dimana objek penelitian itu berada. Untuk pengambilan data di dalam penelitian lapangan, penulis menggunakan tehnik sebagai berikut: a. Observasi Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki di masjid Jami Al- Hidayah pada bulan Februari – Mei 2013. b. Interview Interview yaitu merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Adapun interview pemimpin yang penulis gunakan adalah interview bebas terpimpin. Interview bebas terpimpin artinya dalam penyampaian interview dengan maksud meminta jawaban dengan bebas dan terbuka, maka jawaban tersebut tidak lepas dari kerangka tersebut. Sedangkan alasan menggunakan jenis interview ini karena sangat 11 mudah dipahami oleh individu secara langsung, sehingga dapat menghasilkan data dan informan yang memuaskan. c. Dokumentasi Menurut Winarno Surahmad, pengertian dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dari pemikiran terhadap peristiwa, dan oleh penulis dengan sengaja disimpan atau meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Adapun dokumentasi yang penulis dapatkan berupa hasil wawancara, pemasukan dan pengeluaran masjid, dan foto masjid. 5. Tehnik Analisis Data Analisis data yang dilakukan peneliti adalah setelah semua data yang diperlukan sudah terkumpul. Lalu mendeskripsikan data dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak pengurus Masjid Jami Al- Hidayah. Data-data tersebut peneliti deskripsikan secara apa adanya serta didukung oleh data yang didapatkan dari dokumen arsip maupun sumber lainnya yang berkaitan dengan bahasan peneliti ini. 6. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Masjid Jami Al- Hidayah Jl. Raya Siliwangi Kp. Gembor Kel. Pasir Jaya Kec. Jatiuwung Kota Tangerang, Banten. 12 7. Pedoman Penulisan Skripsi Tehnik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi), diterbitkan oleh CEQDA (Center Of Quality Development And Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. F. Sitematika Penulisan Laporan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk karya tulis skripsi dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Membahas tentang Pengertian Manajemen Fundraising, Prinsip- Prinsip Manajemen Fundraising, Langkah- Langkah Manajemen Fundraising, Pengertian Masjid, Fungsi- Fungsi Masjid dan Pengertian Keuangan Masjid. BAB III GAMBARAN UMUM MASJID JAMI AL-HIDAYAH TANGERANG Membahas tentang Latar belakang berdirinya Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang , Visi, Misi dan Tujuan di dirikannya Masjid Jami Al- Hidayah 13 Tangerang, Program kerja, Struktur Organisasi, serta Sarana dan Prasarana Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN Membahas tentang hasil penelitian manajemen fundraising dan fungsi Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. BAB V PENUTUP Berisi tentang Kesimpulan dan Saran-Saran BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN FUNDRAISING DAN FUNGSI MASJID A. Manajemen Fundraising 1. Pengertian Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya, manajemen adalah suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya kordinasi untuk mencapai suatu tujuan. 1 Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan sebagai kiat menurut Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu profesi manajer dan para profesional yang dituntut oleh suatu kode etik. 2 Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: 1 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), Cet ke-2 h. 9 2 Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), Cet ke-VII, h. 1. 14 15 James A. F. Stoner Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan berbagai upaya dari anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.3 Orday Tead Dalam bukunya The Art Of Administration yang dikutip oleh Sarwoto mengatakan bahwa ” Management is the process agency which direct and guide operation of organization in the realizing of established aims” (Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan dan membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan).4 Robert Krietner Dalam bukunya Manajemen yang dikutip oleh Zaini Muchtarom mengatakan bahwa “Management is process of working with and the trough other to achieve organizational objectives in a changing environment central to this process is effective and efficient use of limited resources” (Manajemen adalah proses kerja dengan dan melalui orang lain untuk 3 A. M. Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Pren Alindo, 2001), h. 9 4 Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), Cet keVII, h. 45 16 mencapai suatu tujuan organisasi dalam lingkup yang berubah, proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas).5 Malayu S. P Hasibuan Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.6 M. Manulang Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, penggerakan dan pengawasan sumber daya alam untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 7 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah serangkaian proses yang sistematis dan terorganisir yang terdiri dari kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang memanfaatkan sumber daya manusia dan lainnya untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. 5 Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Alami Press, 1996), Cet ke-I, h. 36 6 Malayu S. P Hasibuan, Manajemen, Dasar Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 2 7 M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), Cet ke-1, h. 15 17 Sedangkan pengertian Fundraising dalam kamus Indonesia-Inggris adalah pengumpulan dana, sedangkan orang yang mengumpulkan dana disebut fundraiser. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan penggalangan lebih dekat maknanya kepada pengumpulan adalah proses, cara perbuatan; mengumpulkan; perhimpunan; pengarahan. 8 Sedangkan yang dimaksud dengan dana adalah uang yang disediakan untuk keperluan : biaya; pemberian; hadiah; derma. 9 Pengertian pengumpulan dana (Fundraising) ialah suatu proses pengumpulan uang yang dilakukan oleh sekumpulan orang atau lembaga yang dikumpulkan dari masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat pula. Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan, ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya.10 Menurut Ekaterina Kim yang dikutip oleh Michael Norton dalam buku Mengggalang Dana: “Menggalang dana adalah sebuah ilmu, tetapi aturannya lebih seperti pelangi daripada sebuah rumus. Anda harus melukis dengan 8 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 612 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, h. 234 10 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta:Teras,2009), Cet ke -1, h. 3 9 18 paduan warna dan perasaan yang halus. Dan anda pasti sukses bila anda melukis dengan rasa kasih sayang dan persahabatan. 11 Menggalang dana adalah sebuah proses menggalang dana bukan mengenai meminta uang tetapi lebihi mengenai menjual ide bahwa donor dapat mewujudkan perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide itu, maka mereka mau menyumbang.12 Beberapa penggalangan dana tidak memanfaatkan peluang yang ada untuk memperoleh dana. Beberapa lagi melakukannya, tetapi tidak efektif. Tujuan menggalang dana adalah memperoleh, tetapi sering dilupakan bahwa imbauan agar orang berbuat sesuatu, permintaan agar orang menyumbang adalah bagian yang sangat penting dari imbauan yang disajikan. Dari berbagai pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa Manajemen Fundraising adalah serangkaian proses penghimpunan dana dan menjual ide yang memiliki daya kreatifitas dan imajinasi yang tinggi secara sistematis dan terorganisir yang terdiri dari kegiatan-kegiatan perencanaan penghimpunan dana, pengorganisasian penghimpunan dana, penggerakan penghimpunan dana dan pengawasan penghimpunan dana yang memanfaatkan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. 11 12 Michael Norton, Menggalang Dana, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 11 Michael Norton, h. 15 19 2. Prinsip- Prinsip Manajemen Fundraising Ada beberapa prinsip manajemen fundraising yang harus dijalankan oleh pengurus masjid diantaranya: a. Efisiensi Efisien adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana yang perlu, atau dengan menggunakan sarana sesedikit mungkin. Efisiensi adalah ukuran mengenai hubungan antara hasil yang dicapai dengan usaha yang telah dikeluarkan. b. Efektivitas Efektifitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai. Efektifitas merupakan suatu yang hendak di gunakan oleh manajemen fundraising. c. Harus meminta Cara meminta yang paling baik adalah melalui Pendekatan Pribadi. Biasanya semakin anda melakukan pendekatan pribadi maka semakin efektif upaya anda. Meminta waktu untuk bertemu muka lebih baik daripada memberi paparan dalam sebuah pertemuan pada sekelompok orang, tetapi ini lebih baik dari pada menulis sepucuk surat pribadi kepada seseorang, tetapi ini lebih baik daripada mengirim surat edaran kepada banyak orang. 20 d. Pembagian kerja (Division of work) Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan pengurus harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike. e. Disiplin (Discipline) Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya. f. Kesatuan perintah (Unity of command) Dalam melakasanakan pekerjaan, pengurus harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Pengurus harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari ketua lain kepada seorang pengurus akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja. 21 g. Kesatuan pengarahan (Unity of direction) Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, pengurus perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana pengurus mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah. h. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri Setiap pengurus harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik. i. Penggajian pengurus Gaji atau upah bagi pengurus merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Pengurus yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam 22 bekerja. Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian harus dipikirkan bagaimana agar pengurus dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga pengurus berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upah lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin. j. Pemusatan (Centralization) Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority) k. Keadilan dan kejujuran Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral pengurus dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Ketua DKM yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya 23 dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya. l. Prakarsa (Inisiative) Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari pengurus harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa pengurus merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang ketua yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan pengurusnya. m. Memahami sudut pandang Pendonor Dalam diri pendonor mungkin timbul beberapa perasaan dan pikiran ketika ia memutuskan akan memberikan sumbangan. Seorang penggalang dana harus memahami proses ini. Kemurahan hati sebagai rasa solidaritas sosial, sebuah pemberian tanpa pamrih, tanpa keinginan mendapatkan imbalan. Penggalang dana juga perlu memahami bahwa donor mungkin punya alasan pribadi sehingga ia mampu memberi sumbangan dan membagi keberuntungannya diatas kepentingan pendonor itu. Bila ia memberi itu berarti ia juga mendukung bidang yang 24 menjadi fokus, ia berbuat sesuatu karena menurut hematnya harus dilakukan sesuatu dan ia betul-betul ingin sekali agar dilakukan sesuatu. n. Menggalang Dana Berarti Berhubungan dengan Orang Orang memberi sumbangan untuk menolong orang lain atau melakukan sesuatu guna mewujudkan dunia yang lebih baik. Donor tidah tahu berapa harus memberi. Satu masalah adalah donor tidak tahu harus memberi berapa besar. Tetapi dilain pihak mereka juga mungkin tidak inginmemberi terlalu sedikit, agar tidak dikira kikir. o. Mengucapakan terima kasih atau do’a kan Mengucapkan terima kasih sangatlah penting. Mengucapkan terima kasih berarti menghargai dan mengakui kedermawanan donor. Mengucapkan terima kasih juga sebuah tindakan untuk kepentingan diri dalam arti yang baik, yaitu donor menjadi lebih hangat mengenai organisasi anda dan barangkali member sumbangan lagi. p. Keterlibatan dan kesungguhan berbuat untuk jangka panjang Untuk mencapai ini berarti anda harus mengajak donor agar mau terlibat dalam kegiatan organisasi dan sungguh-sungguh membantu organisasi mencapai tujuan. 25 q. Bertanggungjawab dan melaporkan Bertanggungjawab dan melapor bila anda mendapat dana dari seseorang atau anda punya tanggungjawab untuk: 1) Memastikan bahwa uang itu dibelanjakan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 2) Memastikan bahwa uang itu dibelanjakan dengan sebaik-baiknya dan benar-benar mencapai hasil nyata 3. Langkah- Langkah Manajemen Fundraising Langkah-langkah manajemen fundraising secara lebih kreatif dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1) Zakat Kata zakat merupakan masdar dari fiil madhi (kata kerja lampau) zaka Dan fiil mudhori (kata kerja sedang atau yang akan datang) yaitu yuzakki. Secara etimologis kata zakat berarti berkah, tumbuh, bertambah, bersih dan baik.Sesuatu yang dikatakan zaka berarti tumbuh dan berkembang, dan seorang itu zaka berarti orang itu baik. 13 Makna dari kata zaka (sebagaimana digunakan dalam Al- Quran) adalah suci dari dosa. Jika pengertian itu dihubungkan dengan harta, 13 A. W. Munawwir, Kamus Al- Munawwir, (Yogyakarta: PP. Al-Munawwir, 1984). 26 maka menurut islam harta yang dizakati menjadi suci dan menjadi berkah (menurut kebaikan bagi hidup dan kehidupan muzakki). 14 Dalam undang-undang Republik Indonesia No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, disebutkan bahwa : “zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. 15 2) Shadaqoh Pengertian shadaqoh atau sedakah secara bahasa berasal dari kata "shadaqa" yang artinya "benar" tersurat dari kata ini bahwa yang bersedekah adalah orang yang benar imannya. Shadaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atau lembaga, terutama kepada orang-orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. 3) Infaq Infaq adalah pengeluaran sukalrela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Menurut bahasa infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta 14 Ibnu Qudamah, Al Mughri, (Beirut: Dar Al Kutub Al Limiyah, t.th) juz II, h. 433 Deparatemen Agama RI, Undang-Undang RI, No 38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, pasal 1 ayat 2 15 27 untuk kepentingan sesuatu. Sedangangkan menurut islilah syari'at, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam islam. Infaq berbeda dengan zakat, iinfaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum.Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orong-orang yang sedang dalam perjalanan. 4) Mengadakan Bazaar Amal Mengadakan bazaar amal sudah merupakan tradisi didalam masyarakat. Kegiatan bazaar ini pun dapat dipergunakan sebagai salah satu cara memasukan dana.Kesempatan bazaar ini dimanfaatkan untuk menarik dan mengajak sponsor berperan serta. Misalnya, melalui pembayaran atau sewa tempat dalam bazaar itu.Atau, memungut persentase keuntungan dari kegiatan jual beli barang murah dalam bazaar tersebut. 5) Mengadakan Pertunjukan Selain bazaar dapat juga diadakan kegiatan pertunjukan, seperti pemutaran film, pergelaran musik/kesenian. Kegiatan ini dapat dilakukan bekerja sama dengan para artis atau pelawak muslim. Melalui acara pertunjukan ini diharapkan khalayak luas menonton sambil beramal melalui hasil penjualan karcis sebanyak mungkin.Keuntungannya masuk ke kas masjid. 28 6) Menjual Kalender Hijriah Apabila berkenaan dengan datangnya tahun baru Islam, pengumpulan dana dapat dilakukan dari hasil penjualan kalender hijriah. Kalender itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang mau membelinya. Atau, kalender itu dijual melalui pengajian-pengajian, majlis taklim, sekolah Islam. Keuntungan dari jual beli kalender tersebut dipergunakan untuk kepentingan masjid. 7) Lelang Bahan Bangunan Masjid Kegiatan pelelangan bahan-bahan bangunan masjid merupakan peluang pula. Lelang diadakan secara terbuka dalam suatu pertemuan atau pengajian yang diadakan oleh pengurus atau panitia pembangunan masjid. Melelang bahan bangunan masjid artinya mengajak siapa saja yang mau beramal menyumbang atau membelikan batu, pasir, bata, keramik, semen, genteng, kayu dan kubah. Kepada mereka, pengurus masjid memberikan kenang-kenangan berupa tanda penghargaan. 8) Menjual Piagam Dapat pula kegiatan pengumpulan dana dilakukan dengan cara menjual piagam. Pada piagam ini dicantumkan harganya, cara ini dimaksudkan agar setiap jamaah yang beramal mendapatkan tanda penghargaan langsung dari pengurus/panitia pembangunan masjid. 29 B. Fungsi Masjid 1. Pengertian Masjid Masjid berasal dari kata sajada, yasjudu, sujuudan, masjidan, yang berarti “tempat merendahkan diri”, tempat menyembah Allah SWT, tempat sujud.Masjid secara bahasa berarti tempat sujud, setiap tempat yang digunakan untuk sujud dan setiap tempat yang dipakai untuk beribadah kepada Allah SWT.16 Sebenarnya kata masjid itu tidak hanya terbatas kepada suatu bangunan yang megah dan indah seperti dalam pengertian sekarang ini, namun mencakup semua tempat dimana terjadi peristiwa sujud. Karena itu Al- Qur’an menegaskan dalam surat Al- Jin ayat 18: “Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah”. 17 Sedangkan pengertian masjid secara istilah tempat sujud, yaitu tempat umat islam mengerjakan shalat, zikir kepada Allah SWT, dan untuk hal-hal yang berhubungan dengan dakwah Islamiyah. 18 16 Karam Al- Bustany, Et Al. Al-Munjid Al-Lughah Wa Al-A’lam.(Beirut: Dar Al Masyiq,1986), Cet. Ke-28, h. 321 17 Departemen Agama RI, Al- Qur’an Tajwid dan Terjemah Transiliterasi Latin, (Jakarta: PT Pena Pundi Aksara, 2008), Cet Ke-III, h. 1343 30 M. HR Songge menyatakan, masjid secara etimologis bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan ibadah mahdhah berupa shalat wajib dan berbagai shalat sunnah lainnya kepada Allah SWT. Sedangkan dalam makna terminologisnya ialah tempat dimana para hamba melakukan segala aktivitas baik yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam kerangka beribadah kepada Allah SWT.19 Prof. TM Hasbi Ash-Shidieqi berpendapat bahwa pengertian masjid tidaklah khusus dengan tempat mendirikan Jum’at saja, bahkan perkataan masjid, mengenai segala tempat yang dijadikan tempat umum untuk menegakkan shalat dan jama’ah.20 Menurut Yusuf Qardhawi yang dimaksud dengan masjid adalah rumah sebagaimana yang telah Allah firmankan didalam surat An-Nur (36-37): “Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) 18 M. Abdul Mujid, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus,1994), h. 201 M. HR. Songge, Pesan Risalah Masyarakat Madani,(Jakarta: PT Media Cita, 2001), h. 12-13 20 Hasbi Ash Shidieqi TM, Koleksi Hadits Hukum,(Bandung: PT Al Ma’arif, 1979), Jilid ii, Cet ke-3, h. 10 19 31 membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa masjid adalah rumah Allah SWT,yang dibangun agar umat bertasbih kepada Allah, mendirikan shalat dan menyembahNya dengan baik. 21 Menurut Aidh Bin Abdullah Al-Qorni, “Masjid adalah tempat untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri diantara kaum Muslimin. Karena saat didalam masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya yang tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau lainnya, dengan demikian maka akan timbul rasa At-ta’awun (tolong-menolong) sehingga dapat mempererat tali ukhuwah dan memperkokoh rasa kasih sayang antar jama’ah masjid dari kaum mu’minin. 22 Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masjid adalah suatu tempat dimana seseorang dapat melakukan sujud, merendahkan diri, dan menyembah Allah, serta tempat untuk memecahkan segala permasalahan yang berkaitan dengan persoalan manusia. 2. Fungsi- Fungsi Masjid Masjid berfungsi sebagai tempat untuk memberikan motivasi dalam semua kegiatan masyarakat baik menyangkut kegiatan formal atau informal maupun 21 Yusuf Al-Qardhawi, Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press,) Cet. Ke-1, h. 7 22 Aidh Bin Abdullah Al-Qarni, Memakmurkan Masjid; Masjid dan Masyarakat Madani, (Jakarta: PT. Media Cita, 2001), h.12-13 32 kepentingan kesejahteraan masyarakat atau umat dalam mencapai tujuan pembangunan Indonesia, yaitu masyarakat adil, makmur dan sejahtera lahir batin.23 Ketika masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai pusat ibadah dan pembinaan umat, maka ada banyak sisi aktifitas yang harus dikembangkan, tegasnya semua anggota masyarakat yang menjadi jamaah masjid harus mendapatkan pembinaan dari masjid sehingga meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt.24 Apalagi aktivitas masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh atau melibatkan sekelompok orang saja dan aktifitasnya pun tidak hanya berupa ibadah tertentu yang bersifat ritual. Oleh karena itu, semestinya aktifitas masjid menyentuh dan melibatkan semua kelompok jamaah, juga tidak memandang dari segi wanita ataupun pria, kaya dan miskin, dan berpendidikan tinggi atau rendah. Saat ini masjid memiliki fungsi yang semakin terasa penting dalam kehidupan umat islam, diantaranya sebagai berikut: a. Tempat Ibadah Sesuai dengan namanya, masjid adalah tempat sujud maka diketahui bahwa makna ibadah didalam islam adalah luas. Fungsi utamanya adalah tempat shalat, sebagaimana menyangkut segala aktifitas kehidupan yang ditunjukan untuk memperoleh ridho Allah Swt, maka fungsi masjid 23 Supardi dan Teuku Amiruddin, Manajemen Masjid Dalam Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: UII Press, 2001, Cet. 1, h. 138 24 Supardi dan Teuku Amiruddin, Manajemen Masjid Dalam Pembangunan Masyarakat, h. 19 33 disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas dengan ajaran Islam. b. Tempat Menuntut Ilmu Masjid berfungsi sebagai tempat belajar mengajar khususnya ilmu agama yang merupakan Fardu’ain bagi umat Islam, disamping itu juga ilmuilmu umum lainnya. c. Tempat Pembinaan Jamaah Dengan adanya umat islam disekitarnya, masjid perlu mengaktualkan peranya dalam mengkordinir jamaahnya, baik untuk beribadah maupun beraktifitasnya, dalam rangka menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. d. Pusat Dakwah dan Kebudayaan Masjid merupakan jantung kehidupan umat islam, yang selalu berdenyut untuk menyebarkan dakwah islamiyah dan budaya islam. Dimasjid pula seharusnya direncanakan, diorganisir, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan dakwah islamiyyahnya dan kebudayaan islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat 25 e. Pusat Kaderisasi Sebagai tempat pembinaan jamaah dan kepemimpinan umat, masjid memerlukan aktifitas yang berjuang untuk menegakan islam secara berkesinambungan, patah tumbuh, hilang berganti. Karena itu pembinaan 25 Quraish Syihab, Wawasan Al- Qur’an, (Bandung: Mizan, 2005) h. 27 34 kader perlu disiapkan dan dipusatkan dimasjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa, diantaranya melalui wadah TPA, remaja masjid maupun ta’mir masjid dengan berbagai kegiatan. f. Sarana Pembinaan Iman Bagi seorang muslim, iman memiliki kedudukan yang sangat penting, tapi iman itu ada pasang surutnya. Kadang-kadang iman kita naik dan kokoh yang membuat seorang mukmin begitu tinggi semangat pengabdiannya kepada Allah Swt, namun terkadang iman malah turun yang membuat kecenderungannya kepada kemaksiatan dan kemungkaran malah naik. Karena itu memiliki iman yang stabil menjadi sesuatu yang sangat mendasar. Dengan iman yang mantap, seseorang akan selalu komitmen kepada nilai-nilai yang datang dari Allah Swt dan RasulNya serta membuatnya tidak berani menyimpang dari jalan hidup yang benar. Dengan kata lain, iman yang mantap akan menghasilkan akhlak yang mulia. Kearah tujuannya iman yang mantap itulah diperlukan pembinaan iman yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan. Dan masjid merupakan salah satu sarana utama yang bisa digunakan untuk membina keimanan kaum muslimin 26. 26 Supardi dan Teuku Amiruddin, h. 3 35 3. Keuangan Masjid Masjid memerlukan biaya yang tidak sedikit setiap bulannya.Biaya itu dikeluarkan untuk mendanai kegiatan rutin. Mengurus masjid, memelihara/ merawatnya, dan melaksanakan kegiatan masjid hanya mungkin terlaksana jika tersedia dana dalam jumlah yang mencukupi. Tanpa ketersediaan dana hampir semua gagasan memakmurkan masjid tidak dapat dilaksanakan. Merupakan tugas dan tanggung jawab pengurus masjidlah memikirkan, mencari, dan mengadakan dana ini sebatas kemampuan yang mereka miliki. Secara tradisional, aliaran dana kemasjid didapatkan dari hasil tromol jumat atau dari sedekah jamaah. Namun, mengandalkan income hanya dari kedua pos itu niscaya jauh dari memadai. Jumlah yang dihasilkannya relatif sedikit,sedangkan anggaran pengeluaran masjid cukup besar. Mau tidak mau, pengurus masjid perlu menggiatkan usaha-usaha lain yang menjamin adanya sumber pendapatan masjid. Pengelola masjid dituntut berpikir keras mencarikan jalan keluar untuk menghadirkan dana, baik berupa uang tunai maupun yang berbentuk material bangunan, dan pihak-pihak independen yang memiliki kepedulian. 27 27 h. 57. Moh. E. Ayyub, Muhsin, Ramlan Mardjoned. Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani, 1996), BAB III GAMBARAN UMUM MASJID JAMI AL - HIDAYAH A. Latar Belakang Dan Sejarah Berdirinya Masjid Jami Al– Hidayah Tangerang Masjid Jami Al- Hidayah berawal dari sebuah Mushola kecil bernama Mushola Al- Hidayah didirikan dengan ditandai penancapan tiang pertama pada tanggal 05 Januari 1975 oleh bapak H. Syamsudin (Alm) yang menjabat sebagai kepala desa pada waktu itu. Pembangunan Mushola ini diilhami oleh KH. Abdullah salah satu tokoh masyarakat di Kp. Gembor. Beliau berkeinginan membangun mushola sebagai fasilitas untuk beribadah kepada Allah SWT. 1 Kemudian terjadilah pemekaran wilayah desa pada 8 tahun kemudian yaitu tahun 1983 menjadi desa Pasir Jaya dan desa Periuk. Karena tuntutan dari kepala desa baru yang ingin memiliki masjid didesa Pasir Jaya serta tidak tertampungnya masyarakat yang ingin menjalani ibadah di mushola Al- Hidayah akhirnya meski banyak ditentang oleh para kyai lain penancapan tiang pertama masjid Al- Hidayah dilakukan pada tanggal 07 Agustus 1983 oleh KH. Abdullah dengan modal 20.500.000 ribu rupiah, modal yang sangat kecil untuk pembangunan masjid. Namun dengan niat yang tulus ikhlas demi kepentingan umat dan syiarnya agama Islam alhamdulillah pembangunan Masjid Jami 1 Wawancara pribadi dengan KH. Abdullah tokoh masyarakat pada tanggal 21 April 2013 36 37 Al- Hidayah dapat dikerjakan dengan lancar meski memiliki banyak hambatan yang meliputi dana, pembebasan lahan dan ditentangnya pembangunan oleh banyak kyai. Kemudian setelah pembangunan masjid telah selesai terjadilah perluasan masjid yang tidak sedikit memakan dana, pada tahun 2000 perluasan masjid tahap pertama dilakukan yang hampir merubah semua bentuk dan bangunan masjid namun akhirnya pada tahun 2007 perluasan masjid pun selesai dilakukan. 2 1. Letak geografis Masjid Jami Al- Hidayah berkapasitas 700 orang jamaah, yang dibangun diatas lahan seluas kurang lebih 500 meter persegi dijalan Raya Siliwangi, Kp. Gembor, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang. a. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan Raya Siliwangi arah Pasar Kemis b. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk c. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah warga d. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah warga Lokasi masjid Jami Al- Hidayah sangat strategis, karena dapat dijangkau dengan mudah oleh para jama’ah atau para pejalan kaki yang lewat, karena letaknya sangat strategis dan berada ditengah-tengah masyarakat. 2 Wawancara pribadi dengan KH. Abdullah selaku tokoh masyarakat pada tanggal 21 April 2013 38 2. Perpaduan Keindahan Seni dan Kemegahan Bila kita melintas di Jl. Raya Siliwangi Kp. Gembor,Tangerang menuju Pasar Kemis, kita akan mendapati masjid megah ini berada di sisi kiri. Dengan kombinasi warna putih dan hijau yang mencolok di beberapa sisi dinding dan menaranya, masjid yang dibangun di atas lahan seluas 500 meter persegi ini sungguh benar-benar menampilkan arsitektur yang unik dan menawan. 3. Pencahayaan dan Sirkulasi Udara Sementara di langit-langit masjid tampak lampu yang didesain unik menggantung dengan indah. Hampir semua aspek di masjid ini didesain dalam bentuk yang selaras. Mulai dari lampu gantung, daun pintu, pembatas shof hingga teralis yang menjadi pagar pada bagian teras didesain dalam bentuk dan corak yang senada. Kondisi pencahayaan dan sirkulasi udara pun tak lepas dari perhatian. Tak hanya dari segi estetika, secara fungsional pun masjid ini dirancang dengan tepat. Hampir di semua sisi dinding Masjid Jami Al- Hidayah terdapat ventilasi udara yang dirancang selaras dengan ornamen-ornamen pendukung lainnya. Dengan banyaknya sumber sinar matahari, pada siang hari kondisi cahaya di dalam ruangan masjid cukup terang meski tanpa 39 menghidup lampu.Belum lagi banyaknya ventilasi udara yang membuat ruangan di masjid selalu sejuk. B. Visi, Misi, Dan Tujuan Masjid Jami Al- Hidayah VISI “Menjadikan Masjid Jami Al- Hidayah sebagai pusat pembinaan Aqidah Islam dan Sosial kemasyarakatan dalam rangka mencerdaskan umat dan meningkatkan keimanan” MISI 1. Menyelenggarakan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, 2. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia, 3. Memberikan bantuan kepada fakir miskin, janda-janda tua dan santunan kepada anak yatim. 40 TUJUAN 1. Berperan dibidang keagamaan, sosial dan kemanusian. 2. Terciptanya kemaslahatan umat sesuai dengan permasalahan dan perkembangan masyarakat yang berpedoman pada agama Islam. 3. Terbangunya solidaritas yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, di samping kegiatan utamanya menyelenggarakan kegiatan peribadatan dan dakwah, Masjid Jami Al- Hidayah diharapkan juga dapat memberikan kontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan yang saat ini tentu saja menjadi perhatian pemerintah. Kegiatan ini secara khusus akan ditangani oleh bidang usaha dan sosial kemasyarakatan yang akan menyelenggarakan berbagai kegiatan antara lain : a) Pemberdayaan ekonomi umat, b) Pelayanan pernikahan, c) Pengurusan jenazah, 3 Seluruh aspek kehidupan dan aktivitas sosial kemasyarakatan diharapkan dapat dipancarkan dari masjid ini mulai dari persiapan kehidupan rumah tangga dengan membuka konsultasi keluarga, unit pelayanan jenazah sampai mengurus dan mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir oleh unit pelayanan jenazah. Di Masjid Jami Al- Hidayah ini dapat diselenggarakan upacara akad nikah dan resepsi pernikahan. Masjid JamiAl- Hidayah ini diharapkan akan dapat 3 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Mukti S. Ag pada tanggal 20 April 2013 41 diperoleh nasehat dan wejangan tentang kiat-kiat membina kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah warahmah. Dari Masjid ini pula umat Islam akan dapat memperoleh pencerahan, seputar kehidupan bermasyarakat yang Islami, baik terkait aspek ekonomi, sosial maupun budaya. C. Program Kegiatan Masjid Jami Al- Hidayah Masjid adalah tempat beribadah, khususnya untuk mendirikan shalat wajib lima waktu ataupun yang sunnah setidak-tidaknya lima kali sehari semalam dari situ dikumandangkan suara adzan. Program-program kerja masjid atau kegiatankegiatan lain juga melembaga didalam masjid Jami Al- Hidayah. 1. Pengajian Bulanan Dilaksanakan umum setiap hari minggu pertama malam senin. Penceramahnya KH. Abdullah penceramah membawakan tema yang telah ditentukan oleh pengurus masjid Al- Hidayah. 2. Pengajian Mingguan Diadakan setiap malam minggu, materi yang diajarkan adalah membahas kitab Fathul Muin dengan nara sumber KH. Ahmad Syueb 3. Pengajian ibu-ibu a. Diadakan setiap hari kamis jam 09.00, minggu pertama dengan penceramah HJ. Siti Suhaemah dengan membahas materi surat yang ada didalam Al-Quran beserta tajwidnya. 42 b. Diadakan setiap hari kamis jam 09.00, minggu kedua dengan penceramah HJ. Fadlia Rahman dengan membahas materi fiqih Fathul Qorib. c. Diadakan setiap hari kamis jam 09.00, minggu ketiga dengan penceramah HJ. Fatimah dengan membahas tentang problematika kehidupan sehari-hari. d. Diadakan setiap hari kamis jam 09.00, minggu keempat latihan shalawatan dan yasinan. 4. Pengajian remaja Diadakan setiap malam jumat setelah acara yasinan dengan materi belajar Al-Quran menggunakan nadhom secara benar dengan Ustad Ilham Salam. 5. Membentuk Panitia Hari Besar Islam (PHBI) a. Ramadhan dan Idul Fitri 1) Mengadakan shalat tarawih dan tadarus Al-Quran 2) Menyiapkan penceramah untuk ceramah setiap ba’da isya selama bulan ramadhan. 3) Memperingati malam nuzulul Quran dengan menyelenggarakan lomba-lomba yang Islami. 4) Menerima zakat fitrah, zakat membagikannya kepada mustahik. 5) Menyelenggarakan shalat idul fitri. maal, shodaqoh, infaq dan 43 b. Idul Adha 1) Bekerja sama dengan Rt dan Rw untuk memberikan surat ederan mengenai hewan Qurban. 2) Bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengadaan hewan Qurban 3) Menerima dan mendistribusikan kepada mustahik. 4) Menyelenggarakan shalat idul adha 5) Memperingati maulid nabi Muhammad SAW dan Isro Mi’raj. 4 D. Struktur Kepengurusan Masjid Jami Al- Hidayah Dalam pengorganisasian atau pendelegasian kerjanya, ketua pengurus Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang melakukan pembentukan pengurus dengan membentuk divisi-divisi yang didalamnya sudah ditemukan orang-orang yang sesuai dengan kapabilitas masing-masing. Menentukan pembagian kerja, penugasan tanggung jawab dan pemberian wewenang kepada tiap-tiap divisi untuk melaksanakan pekerjaanya masing-masing sesuai dengan tugas yang diembannya.Pendelegasian ini tinggal dengan divisi yang sudah dibentuk sebelumnya. Menurut penulis ada kesesuaian antara temuan di lapangan dengan teori pengorganisasian, karena penulis melihat bahwa ketua pengurus Masjid Jami AlHidayah Tangerang telah melakukan pengorganisasian dengan baik, seperti melakukan pembentukan pengurus, pembagian kerja, dan pemberian wewenang 4 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Mukti S. Ag pada tanggal 20 April 2013 44 kepada divisi untuk melaksanakan pekerjaannya masing-masing sesuai dengan jabatannya, semua itu relevan dengan apa yang diungkapkann oleh Malayu Hasibuan bahwa” Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan guna mencapai tujuan, menetapkan orang pada aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative, didelegasikan pada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut”. E. Sarana Dan Prasarana 1. Ruang Ibadah Ruang peribadatan adalah ruang yang disediakan khusus untuk melaksanakan peribadatan seperti shalat fardhu, Jumat, Idul Fitri, Dan Idul Adha dengan karpet yang bersih, diberi shaf (barisan) shalat dengan garis podium atau mimbar yang baik bagi khotib. Disamping itu ruangan masjid Jami Al- Hidayah dilengkapi dengan kipas angin, sound system yang baik sehingga ketika Adzan berkumandang jelas terdengar, tempat penyimpanan Al-Quran serta kotak amal yang baik dan dalam jumlah banyak. 2. Ruang wudhu dan toilet Jamaah masjid wanita yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan jamaah laki-laki perlu mendapatkan pelayanan khusus dari pihak pengurus masjid. Pelayanan khusus ini antara lain berupa tempat wudhu 45 yang bersih untuk pria dan wanita yang tertutup karena menyangkut aurat jamaah yang harus tertutup.5 3. Ruang secretariat Kegiatan administrasi dan segala hal yang terkait dengan pengelolaan masjid tentu saja amat memerlukan ruangan khusus. Di masjid biasanya ruangan ini disebut dengan secretariat atau kantor masjid. 4. Gudang Masjid jami Al- Hidayah memiliki barang-barang inventaris. Ada banyak barang-barang atau inventaris masjid yang penggunaannya hanya pada waktu tertentu saja seperti karpet, Proyektor, kotak amal dan lain-lain. Selama tidak digunakan, maka barang-barang tersebut disimpan digudang. 5. Tempat penitipan sepatu dan sandal Jamaah yang datang kemasjid untuk beribadah perlu mendapatkan pelayanan dari pengurus masjid.Sering kali terjadi jamaah yang tertukar atau bahkan sampai hilang sepatu dan sandalnya sehingga hal ini menjadi salah satu faktor jamaah enggan pergi ke masjid, oleh karena itu dibuatlah tempat penitipan sandal dan sepatu untuk para jamaah. Dimasjid jami Al- Hidayah tempat penitipan dan penyimpanan sandal dan sepatu terletak disamping tempat wudhu dan toilet. 5 Cecep Castrawijaya, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek. h. 199. 46 F. Fasilitas pendukung Beragam fasilitas pendukung melengkapi masjid Jami Al- Hidayah, mulai dari untuk keperluan ibadah hingga sosial kemasyarakatan lainnya.Seperti ruang pertemuan, ruang rapat/training, ruang belajar. Masjid Jami Al-Hidayah memang tergolong memiliki banyak kegiatan.setiap minggu selalu ada kegiatan yang dilangsungkan, seperti pengajian ibu-ibu yang digelar setiap hari selasa dan pengajian bersama yang dilangsungkan setiap hari minggu. Dengan beragam fasilitas yang dimiliki, Masjid JamiAl-Hidayah menjadi salah satu sentra kegiatan keagamaan di kecamatan Jatiuwung - Tangerang. BAB IV HASIL PENELITIAN TENTANG MANAJEMEN FUNDRAISING MASJID JAMI AL- HIDAYAH TANGERANG A. Manajemen Fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang Masjid merupakan sebuah organisasi. Sebagaimana dipahami, organisasi adalah satuan wadah terkoordinasi yang sedikitnya terdiri atas dua orang serta berfungsi untuk mencapai sasaran tertentu yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendirian. Sebagai sebuah organisasi, pengorganisasian masjid harus mempunyai struktur, perilaku, serta rancangan pengembangan strategi, dan profil organisasi1 guna mengikuti tuntunan zaman agar tujuan kelembagaan masjid tercapai. Dalam sebuah masjid, penyelenggaraan organisasi ini lazim disebut pengurus. Tugas pokok pengurus adalah untuk memakmurkan masjid, maka pengurus masjid sering juga disebut takmir masjid atau kemudian lebih dikenal dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Pengurus atau DKM inilah yang memegang amanat untuk menjalankanan administrasi dan manajemen masjid sebagai sebuah organisasi. Dalam menunjang keberhasilan manajemen fundraising masjid jami Al- Hidayah Tangerang, masjid ini memerlukan beberapa faktor, diantaranya: 1 Rivai V, Kepemimpinan dan perilaku Organisasi, Edisi Ke-2, (Jakarta: rajawali Press, 2002), h. 188-189 47 48 1. Fungsi- Fungsi Manajemen Sebuah organisasi jika ingin tercapai tujuan yang telah ditetapkan, maka penerapan fungsi-fungsi manajemen mutlak harus diterapkan di organisasi tersebut. Fungsi-fungsi itu antara lain perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan. Fungsi-fungsi harus dilaksanakan dengan baik. Hal seperti ini tentu saja disadari oleh organisasi seperti pengurus Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang dalam melaksanakan kinerjanya. Terbukti setelah penulis mengadakan penelitian di masjid tersebut sudah banyak fungsi manajemen terlaksana dengan baik, walaupun masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Berikut penulis uraikan hasil penelitian di Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang. a. Membuat perencanaan Perencanaan sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya tidak terlepas dari suatu perencanaan, yang mana perencanaan tersebut dibagi menjadi tiga bagian diantaranya adalah perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka panjang. Yang termasuk perencanaan jangka pendek adalah program pengumpulan dana harian dan mingguan seperti amal dari jamaah shalat lima waktu dan shalat jumat. Perencanaan jangka menengah adalah program pengumpulan dana bulanan misalnya dari pengajian bulanan. Sedangkan program jangka panjang adalah 49 program kegiatan tahunan seperti program pengumpulan dana zakat maal dan zakat fitrah. Menurut manullang “planning atau disebut juga dengan perencanaan adalah gambaran dari suatu program yang akan dating dalam jangka waktu tertentu dan metode yang akan dipakai dalam tindakakan-tindakan yang akan diambil.Perencanaan itu berisikan imajinasi dan pandangan kedepan terarah berdasarkan penilaian yang benar”. 2 Menurut penulis antara temuan dan teori ada kesesuaian. Yang mana dalam perencanaannya pimpinan masjid Jami Al- Hidayah Tangerang membuat tiga jangka waktu yang berisikan programprogram pengumpulan dana yang akan dilaksanakan pada waktunya nanti. Ini sesuai dengan teori perencanaan menurut Manullang seperti yang telah disebutkan di atas. b. Pengorganisasian Dalam pengorganisasiannya ketua masjid Jami Al- Hidayah Tangerang melakukan pembentukan pengurus, pembagian kerja (job description), dan pemberian wewenang kepada koordinator atau kepala bidang-bidangnya untuk melaksanakan pekerjaannya masing-masing sesuai dengan divisi (bidang) masing-masing. Itu semua dilakukan agar 2 M. Manullang ,Dasar-Dasar Manajemen, h.17. 50 tidak ada tumpang tindih didalam melaksanakan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan.3 Menurut penulis pengorganisasian yang dilakukan oleh ketua masjid Jami Al- Hidayah Tangerang relevan dengan apa yang diungkapkan oleh Malayu Hasibuan bahwa ”pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacammacam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang pada aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan pada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.4 Langkah-langkah pengorganisasian yang dilakukan oleh masjid Jami Al- Hidayah Tangerang dalam menjalankan roda aktifitas dakwahnya antara lain: 1) Membagi dan mengelompokan aktifitas dakwah dalam satu kesatuan. Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang dalam menjalankan kegiatan pengumpulan dana mengorganisasikan kepengurusannya dalam beberapa divisi. 2) Merumuskan dan menetukan tugas serta tanggung jawab struktur kepengurusan masjid Jami Al- Hidayah Tangerang dan 3 4 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Mukti S. Ag pada tanggal 20 April 2013 Malayau S. P. Hasibuan, Manajemen Dasar, h.119 51 menempatkan personil pengurusnya sesuai dengan kemampuan, kemauan, dan pengalamannya. 3) Memberi wewenang dan tanggung jawab yang penuh dari pimpinan pengurus kepada staf-staf divisi dan pelaksananya. 4) Menciptakan jalinan kerja yang baik sehingga memiliki alur kerja yang solid. 5 c. Mengadakan Penggerakan Penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan masjid Jami Al- Hidayah Tangerang, yaitu menempatkan karyawannya pada masing-masing bidang seperti yang telah disebutkan diatas dan mereka bekerja sesuai dengan bidang mereka masing-masing dengan tidak terlepas dari pengarahan-pengarahan yang diberikan kepada coordinator masing-masing. Dalam pelaksanaannya, ketua pengurus masjid Jami Al- Hidayah Tangerang melakukan beberapa upaya, yaitu: 1) Mengarahkan Pengarahan dapat berlaku secara efektif apabila memperhatiakan cara-cara yang baik. pengarahan dapat dilakukan dengan: 5 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Mukti S. Ag pada tanggal 20 April 2013 Cara-cara 52 a). Orientasi Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang diperlukan agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. b). Perintah Perintah merupakan perintah dari ketua umum masjid Jami Al- Hidayah Tangerang atau pimpinan divisi kepada bawahannya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. c). Pendelegasian wewenang Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum bila dibandingkan penyampaian perintah. Dimana ketua memberikan wewenang kepada masing-masing kepala divisi untuk menjalankan aktivitasnya sesuai dengan pembagian kerja yang telah diatur. 2) Membimbing Setelah pimpinan melakukan arahan kepada bawahannya dalam melakukan aktivitas pengumpulan dananya, pimpinan juga perlu membimbing dan menjuruskan kea rah pencapaian tujuan dakwah yang telah direncanakan. Jelas bahwa membimbing adalah merupakan 53 tindakan pimpinan yang dapat menjamin terlaksananya tugas-tugas pengumpulan dana sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan lain yang dapat digariskan sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3) Komunikasi Komunikasi sebagai tukar pikiran dan informasi agar tejalin adanya saling pengertian.Untuk mencapai tujuan yang diharapkan perlu adanya komunikasi yang efektif sehingga dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan dapat berjalan secara efektif, sehingga pengurus dapat beraktivitas sesuai tugas dan tanggung jawabnya. 4) Motivasi Motivasi dipisahkan merupakan dalam suatu bagian yang tidak organisasi.Perencanaan dapat dan struktur organisasi yang baik belum menjamin bahwa tugas-tugas yang ditetapkan pasti berjalan dengan lancar. Semua itu tergantung pada tanggung jawab dari pengawasan manajemen serta para anggotanya. Bagi para anggota, untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik dipengaruhi oleh cara pimpinan dalam memberikan perintah. Keberhasilan yang maksimal akan dapat tercapai 54 apabila pimpinan mampu memberikan dorongan atau motivasi kepada para pengurus. Menurut Kadarman dan Jusuf Udaya “fungsi-fungsi actuating (penggerakan) meliputi kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi. Setelah diadakan pembagian pekerjaan atau pengorganisasian, ditunjuk orang-orang yang akan melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pekerjaan. Bila rencana telah tersusun, struktur organisasi telah ditetapkan dan posisi-posisi atau jabatan sudah diisi, maka tugas pimpinan untuk menggerakan atau mengarahkan bawahannya agar apa yang menjadi tujuan perusahaan tersebut dapat direalisasikan”. 6 5) Melakukan pengawasan Dari segi pelaksanaan pengawasan ketua turun langsung untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja para pengurus masjid dengan tujuan untuk mengetahui apakah pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan itu sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau belum, dan mengoreksinya apabila ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh bawahannya. Selanjutnya diserahkan kepada coordinator masing-masing bidang yang diberikan 6 wewenang untuk mengawasi kinerja A.M. Kadarman Sj Dan JUsuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, h. 132 bawahan. 55 Pengawasan merupakan proses mengukur dan menilai tingkat efektifitas kerja personil dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan kontribusi dalam pencapaian organisasi. Ada empat tahapan yang dilakukan masjid Jami Al- Hidayah Tangerang dalam pengawasannya: a. Menetapkan standar prestasi Bentuk standar dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu: 1) Standar kualitas Standar ukur kualitas meliputi kemampuan para pengurus masjid Jami Al- Hidayah Tangerang dalam memahami dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. 2) Standar kuantitas Standar ukur kuantitas meliputi sejauhmana para pengurus masjid Jami Al- Hidayah Tangerang bisa memberdayakan masyarakat sekitar untuk menjadikan masjid sebagai pusat kajian Islam sehingga kegiatan yang direncakan dapat berjalan dengan baik. 56 3) Kedisiplinan Standar ukur kedisiplinan meliputi bagaimana para pengurus masjid Jami Al- Hidayah Tangerang bisa mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. b. Melakukan pengukuran prestasi kerja Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi prestasi kerja terhadap standar yang telah ditentukan. c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar Setelah tiga proses sebelumnya dilalui, yang perlu dilakukan dalam langkah ini adalah membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah ditetapkan sehingga pimpinan dapat menilai apakah kinerja yang dilakukan sudah berjalan dengan baik dan terkendali atau belum. d. Mengambil tindakan korektif Proses pengawasan tidak sempurna jika tidak ada tindakan untuk membetulkan atas kesalahan yang terjadi. 2. Unsur- Unsur Manajemen Masjid Jami Al- Hidayah Unsur adalah satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sebagai sebuah proses 57 pelaksanaan rancangan kegiatan maka manajemen memiliki beberapa unsur yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya yaitu yang sering kita dengar dengan istilah Enam M yang meliputi :Man, Money, Material, Machine, Method, dan Market.7 Berikut penulis paparkan tentang unsur- unsur manajemen masjid Al- Hidayah yang penulis amati: 1) Man (Manusia) Manusia merupakan unsur yang paling terpenting dan utama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berkenaan dengan itu ketua dewan kemakmuran masjid jami Al- Hidayah memilih sumber daya manusia yang sesuai dengan kapasitasnya dibidangnya masingmasing Berbagai aktivitas dalam manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan membutuhkan tenaga manusia yang ahli dalam bidangnya. 2) Money (uang) Untuk melakukan berbagai aktivitas pelaksanaan kegiatan masjid dan untuk memenuhi kebutuhan masjid diperlukan uang seperti untuk menggaji khotib, marbot, membayar listrik, menyantuni anak yatim oleh karena itu ketua dewan kemakmuran masjid melalui bendahara selalu berusaha mencari dana untuk keperluan masjid dengan 7 M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, h. 5 58 membuat tromol masjid, tromol yang ditempatkan di Indomaret, mencari donatur tetap, mencari sumbangan-sumbangan baik dari pemerintah maupun non pemerintah namun yang tidak terikat, dan membuat kalendar untuk dijual kembali kepada masyarakat. 3) Material (materi atau bahan-bahan) Dalam proses kegiatan, dewan kemakmuran masjid membutuhkan bahan-bahan. Karena itu, material merupakan unsur pendukung manajemen dalam rangka pencapaian tujuan. Misalnya bahan untuk materi dakwah dan lain sebagainya. 4) Machine (alat) Peranan alat (mesin) sangat dibutuhkan agar kegiatan dewan kemakmuran masjid bisa berjalan dengan baik dan pekerjaan bisa berjalan dengan cepat dan tepat serta efektif dan efisien. Seperti halnya alat yang efektif untuk melakukan dakwah, misalnya mik, amplie, salon, keranda mayat, bedug masjid. 5) Method (cara) Untuk pelaksanaan kegiatan program dakwah maka perlu adanya metode atau cara. Ini dibuat untuk mencari alternatif-alternatif yang sesuai untuk mencapai tujuan dan juga agar kegiatan bisa berdaya guna dan berhasil guna. Oleh karena itu dewan kemakmuran masjid 59 jami Al- Hidayah selalu melakukan musyawarah agar menemukan cara-cara untuk memajukan masjid dan terutama memajukan umat. 6) Market (pasar) Bagi lembaga atau organisasi dakwah sangat penting, tetapi bukan diartikan sebagai pasar tempat adanya penjual dan pembeli, tetapi diartikan sebagai sasaran bagi kegiatan dakwah. Oleh karena itu dewan kemakmuran masjid selalu berupaya untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan yang positif agar masyarakat dapat lebih pintar dan maju baik dibidang ilmu agama maupun umum. 8 3. Strategi Fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Dalam suatu prinsip manajemen istilah strategi pun digunakan sebagai penekanan pada perencanaan yang efektif bagi kelancaran proses manajemen yang menyangkut keuangan, operasional dan aspek-aspek sosial perusahaan (perencanaan strategis). Dalam ilmu manajemen atau suatu organisasi, strategi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistimatik dalam melaksankan fungsi manajemen yang terarah ada tujuan strategi organisasi. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana terpadu yang dihubungkan dengan lingkungan organisasi dengan cara membuat pilihan alternatifalternatif untuk dipertimbangkan dan dipilih, sehingga strategi yang dipilih 8 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Mukti S. Ag pada tanggal 20 April 2013 60 akan diimplemetasikan oleh organisasi dan akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut dengan tujuan tercapainya cita-cita organisasi. Dalam hal memakmurkan masjid jami Al- Hidayah dewan kemakmuran masjid jami Al- Hidayah merumuskan strategi-strategi jangka pendek dan jangka panjang, semua ini dilakukan agar tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang bisa tercapai dengan baik, misalnya untuk tujuan jangka panjang masjid jami Al- Hidayah berkeinginan untuk memperluas area dengan tujuan untuk memperbanyak menampung jamaah yang lebih banyak lagi namun terkendala oleh sempitnya lahan kosong, oleh karena itu dewan keamakmuran masjid beserta para pengurus dan masyarakat akan merenovasi ruangan atas agar dapat menampung jamaah yang lebih banyak lagi. Dalam hal pengumpulan dana dewan kemakmuran masjid selalu memberikan nasihat kepada para jamaah msjid untuk selalu beramal di masjid agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik. 9 4. Metode Fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Dalam melaksanakan kegiatan fundraising, banyak metode dan teknik yang dapat dilakukan. Adapun metode yang dilakukan oleh dewan kemakmuran masjid jami Al- Hidayah adalah suatu bentuk kegiatan yang khas dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat. Metode ini, yaitu langsung (direct fundraising) 9 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Mukti S. Ag pada tanggal 20 April 2013 61 1. Metode fundraising langsung ( direct fundraising) Yang dimaksud metode fundraising langsung adalah metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi muzakki secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising dimana proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon muzakki bisa seketika (langsung) dilakukan. Dengan metode ini apabila dalam diri muzakki muncul keinginan untuk melakukan donasi maka segera dapat melakukan dengan mudah dan semua kelengkapan informasi yang diperlukan untuk melakukan donasi sudah tersedia. Sebagai contoh dari metode ini adalah : para jamaah masjid jami Al- Hidayah dapat menifaqkan, menyedekahkan hartanya secara langsung kepada dewan kemakmuran masjid Al- Hidayah. 10 B. FUNGSI-FUNGSI MASJID JAMI AL- HIDAYAH TANGERANG Masjid berfungsi sebagai tempat untuk memberikan motivasi dalam semua kegiatan masyarakat baik menyangkut kegiatan formal atau informal maupun kepentingan kesejahteraan masyarakat atau umat dalam mencapai tujuan pembangunan Indonesia, yaitu masyarakat adil, makmur dan sejahtera lahir batin. Ketika masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai pusat ibadah dan pembinaan umat, maka ada banyak sisi aktifitas yang harus dikembangkan, tegasnya semua anggota masyarakat yang menjadi jamaah masjid 10 Wawancara Pribadi dengan Ustdh. Siti Halimah pada tanggal 26 April 2013 62 harus mendapatkan pembinaan dari masjid sehingga meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt. Apalagi aktivitas masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh atau melibatkan sekelompok orang saja dan aktifitasnya pun tidak hanya berupa ibadah tertentu yang bersifat ritual. Oleh karena itu, semestinya aktifitas masjid menyentuh dan melibatkan semua kelompok jamaah, juga tidak memandang dari segi wanita ataupun pria, kaya dan miskin, dan berpendidikan tinggi atau rendah. Masjid jami Al- Hidayah Tangerang memiliki fungsi yang semakin terasa penting dalam kehidupan umat islam, diantaranya sebagai berikut: a. Tempat Ibadah Sesuai dengan namanya, masjid adalah tempat sujud maka diketahui bahwa makna ibadah didalam islam adalah luas. Fungsi utamanya adalah tempat shalat, sebagaimana menyangkut segala aktifitas kehidupan yang ditunjukan untuk memperoleh ridho Allah Swt, maka fungsi masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas dengan ajaran Islam. 11 b. Tempat Menuntut Ilmu Masjid berfungsi sebagai tempat belajar mengajar khususnya ilmu agama yang merupakan Fardu’ain bagi umat Islam, disamping itu juga ilmuilmu umum lainnya. 11 Wawancara Pribadi dengan Ibu nina Harlina (Jamaah) pada tanggal 18 April 2013 63 c. Tempat Pembinaan Jamaah Dengan adanya umat islam disekitarnya, masjid perlu mengaktualkan peranya dalam mengkordinir jamaahnya, baik untuk beribadah maupun beraktifitasnya, dalam rangka menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. d. Pusat Dakwah dan Kebudayaan Masjid merupakan jantung kehidupan umat islam, yang selalu berdenyut untuk menyebarkan dakwah islamiyah dan budaya islam. Dimasjid pula seharusnya direncanakan, diorganisir, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan dakwah islamiyyahnya dan kebudayaan islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat e. Pusat Kaderisasi Sebagai tempat pembinaan jamaah dan kepemimpinan umat, masjid memerlukan aktifitas yang berjuang untuk menegakan islam secara berkesinambungan, patah tumbuh, hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu disiapkan dan dipusatkan dimasjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa, diantaranya melalui wadah TPA, remaja masjid maupun ta’mir masjid dengan berbagai kegiatan. f. Sarana Pembinaan Iman Bagi seorang muslim, iman memiliki kedudukan yang sangat penting, tapi iman itu ada pasang surutnya. Kadang-kadang iman kita naik dan kokoh yang membuat seorang mukmin begitu tinggi semangat 64 pengabdiannya kepada Allah Swt, namun terkadang iman malah turun yang membuat kecenderungannya kepada kemaksiatan dan kemungkaran malah naik. Karena itu memiliki iman yang stabil menjadi sesuatu yang sangat mendasar. Dengan iman yang mantap, seseorang akan selalu komitmen kepada nilai-nilai yang datang dari Allah Swt dan RasulNya serta membuatnya tidak berani menyimpang dari jalan hidup yang benar. Dengan kata lain, iman yang mantap akan menghasilkan akhlak yang mulia. Kearah tujuannya iman yang mantap itulah diperlukan pembinaan iman yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan. Dan masjid merupakan salah satu sarana utama yang bisa digunakan untuk membina keimanan kaum muslimin.12 1. Keuangan Masjid Jami Al- Hidayah Masjid memerlukan biaya yang tidak sedikit setiap bulannya. Biaya itu dikeluarkan untuk mendanai kegiatan rutin. Mengurus masjid, memelihara/merawatnya, dan melaksanakan kegiatan masjid hanya mungkin terlaksana jika tersedia dana dalam jumlah yang mencukupi. Tanpa ketersediaan dana hampir semua gagasan memakmurkan masjid tidak dapat dilaksanakan. Merupakan tugas dan tanggung jawab pengurus masjidlah memikirkan, mencari, dan mengadakan dana ini sebatas kemampuan yang mereka miliki. 12 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Mukti S. Ag pada tanggal 20 April 2013 65 Secara tradisional, aliaran dana kemasjid didapatkan dari hasil tromol jumat atau dari sedekah jamaah. Namun, mengandalkan income hanya dari kedua pos itu niscaya jauh dari memadai. Jumlah yang dihasilkannya relatif sedikit, sedangkan anggaran pengeluaran masjid cukup besar. Mau tidak mau, pengurus masjid perlu menggiatkan usaha-usaha lain yang menjamin adanya sumber pendapatan masjid. Pengelola masjid dituntut berpikir keras mencarikan jalan keluar untuk menghadirkan dana, baik berupa uang tunai maupun yang berbentuk material bangunan, dan pihak-pihak independen yang memiliki kepedulian. 13 Adapun dana pemasukan masjid jami Al- Hidayah sebagai berikut: a. Shadaqoh Pengertian shadaqoh atau sedakah secara bahasa berasal dari kata "shadaqa" yang artinya "benar" tersurat dari kata ini bahwa yang bersedekah adalah orang yang benar imannya. Shadaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh jamaah masjid jami Al- Hidayah setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. b. Infaq Infaq adalah pengeluaran sukalrela yang di lakukan jamaah masjid Jami Al- Hidayah, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia 13 h. 57. Moh. E. Ayyub, Muhsin, Ramlan Mardjoned. Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani, 1996), 66 kehendakinya. Menurut bahasa infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Sedangangkan menurut islilah syari'at, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam islam. Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orong-orang yang sedang dalam perjalanan. c. Menjual Kalender Hijriah Apabila berkenaan dengan datangnya tahun baru Islam, pengumpulan dana masjid jami Al- Hidayah dapat dilakukan dari hasil penjualan kalender hijriah. Kalender itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang mau membelinya. Atau, kalender itu dijual melalui pengajian-pengajian, majlis taklim, sekolah Islam. Keuntungan dari jual beli kalender tersebut dipergunakan untuk kepentingan masjid jami Al- Hidayah. 14 Adapun dana yang sudah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah dikelola oleh pengurus untuk keberlangsungan kegiatan-kegiatan yang ada dimasjid jami Al- Hidayah baik kegiatan yang sifatnya bulanan maupun kegiatan tahunan. 15 14 15 Wawancara Pribadi dengan Ustdh. Siti Halimah pada tanggal 26 April 2013 Wawancara Pribadi dengan Ibu Enok(Jamaah Masjid) pada tanggal 29 April 2013 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang Mananjemen Fundraising Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang dan dari uraian beberapa bab yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis mendapatkan beberapa kesimpulan: 1. Masjid Jami Al– Hidayah Tangerang telah melaksanakan semua ketentuan tentang manajemen fundraising, yakni dengan menerapkan prinsip- prinsip manajemen, dan langkah- langkah manajemen walau pun masih adanya beberapa hambatan dalam pelaksanaannya yaitu berupa tumpang tindihnya jabatan dan kurang semangatnya pengurus dalam melaksanakan tugasnya. 2. Pengurus Masjid Jami Al- Hidayah hanya menitik beratkan pada penggalangan dana semata namun tidak menitik beratkan pada menjual ide. 3. Semua fungsi manajemen terlaksana walau pun masih adanya beberapa hambatan dalam pelaksanaannya yaitu berupa tumpang tindihnya jabatan dan kurang semangatnya pengurus dalam melaksanakan tugasnya. 4. Bahwasanya manajemen fundraising yang diterapkan oleh Masjid Jami Al– Hidayah Tangerang berjalan dengan baik, yakni dengan menerapkan 67 68 unsur-unsur manajemen yang meliputi Man (Manusia), Money (uang), Material (materi atau bahan-bahan), Machine (alat), Method (cara), Market (pasar). 5. Semua unsur-unsur tersebut sudah digunakan dengan baik dalam kegiatan sehari-hari di Masjid Jami Al– Hidayah Tangerang yang berlokasi di Kp. Gembor, Kel. Pasir Jaya, Kec. Jatiuwung, Kotamadya Tangerang. 6. Pengurus Masjid Jami Al- Hidayah hanya menitik beratkan pada penggalangan dana semata namun tidak menitik beratkan pada menjual ide. Keistimewaan pada Masjid Jami Al- Hidayah adalah menggunakan sistem manajemen kekeluargaan, yaitu sistem manajemen yang didalamnya tidak ada unsur senioritas, dengan menggunakan sistem manajemen kekeluargaan dapat menjadikan para pengurus bekerja dengan sungguh-sungguh karena merasa nyaman dimasjid sehingga menghasilkan output secara optimal. Namun pada parakteknya dilapangan, hambatan-hambatan yang terjadi pasti ada dimanapun dan kapanpun, akan tetapi hal itu bisa diatasi dengan cara mengkomunikasikannya terlebih dahulu, jika masalah yang dihadapi tidak bisa diselesaikan dengan cara komunikasi kemudian di selesaikan dengan cara rapat bersama pimpinan DKM dan tokoh masyarakat. 69 B. Saran-saran Tanpa mengurangi rasa hormat serta ta’dzim penulis kepada Dewan Kemakmuran Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang, dalam hal ini ada yang ingin penulis sampaikan melalui saran yang sekiranya bisa membangun Masjid Jami Al- Hidayah kearah yang lebih baik antara lain: 1. Dewan Kemakmuran Masjid diharapkan menambah jumlah Sumber Daya Manusia untuk menghindari tumpang tindih tugas atau wewenang, dan untuk peningkatan kualitas SDM agar diadakannya pelatihan-pelatihan bagi para pengurus masjid. 2. Dewan Kemakmuran Masjid kedisiplinan para pengurusnya. diharapkan lebih meningkatkan lagi DAFTAR PUSTAKA Abdullah al-Qarni, Aidh bin. Memakmurkan Masjid; Masjid dan Masyarakat Madani, (Jakarta: PT. Media Cita, 2001). Akbar, Husaini dan Akbar Setiadi Purnomo. Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Al-Bustany, Karam, et al. Al-Munjid Al-Lughah Wa Al-A’lam, (Beirut: Dar Al Masyiq, 1986), Cet ke XXVIII. Al-Qardhawi, Yusuf. Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press,) Cet ke I. Amirullah dan Sri Budi Cantika. Manajemen Strategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002). Ash Shidieqi TM, Hasbi. Koleksi Hadits Hukum, (Bandung: PT Al Ma’arif, 1979), Jilid II, Cet ke III. Ayyub, Moh. E, Muhsin, dan Ramlan Mardjoned. Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani, 1996). Departemen Agama RI, Al- Qur’an Tajwid dan Terjemah Transiliterasi Latin, (Jakarta: PT Pena Pundi Aksara, 2008), Cet ke III. Effendi, Onong Uchayana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Rosda Karya, 1992). Gazalba, Sidi. Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986). Hafidhuddin, Didin. Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet ke I. Hasibuan, S. P, Malayu. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005). Herujito,Yayat M. Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Grasindo, 2001). Kadarman, A. M. dan Jusuf Udaya. Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Pren Alindo, 2001). Kuncoro, Mudrajad. Strategi “Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ?”, (Jakarta: Erlangga, 2005). Manulang, M. Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), Cet ke I. 70 71 Muchtarom, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Alami Press, 1996), Cet ke I. Mujid, M. Abdul. Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994). Munawwir, A. W. Kamus Al- Munawwir, (Yogyakarta: PP. Al-Munawwir, 1984). Munir, M dan Wahyu Ilahi. Manajemen Dakwah. (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), Cet ke II. Nanang, Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 1996), Cet ke VII. Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah Dengan Ilustrasi Dibidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2000). Norton, Michael. Menggalang Dana, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2002). Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999). Purwanto, April. Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, (Yogyakarta: Teras, 2009), Cet ke I. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Reksohadiprojo, Sukanto. Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: BPEEYogyakarta, 2007). Rivai V. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2002), edisi ke II. Sarwoto. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), Cet ke VII. Setyarso, Iqbal. Manajemen Zakat Berbasis Korporat, Kiprah Lembaga Pengelola Zakat Pulau Sumatera, (Jakarta: Khairul Bayan, 2008). Shaleh, Abdul Rasyad. Manajemen Dakwah Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet ke III. Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet ke II. 72 Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : Vi Press,1984), Cet ke III. Songge, M. HR.. Pesan Risalah Masyarakat Madani, (Jakarta: PT Media Cita, 2001). Syamsudin, Din. Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000), Cet ke I. Terry, George R dan Leslie W Rue. Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005). Usman, Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan Pengembangan dalam Islam, (Jakarta: Firma Jakarta, 1998). Wertadjaja, Ramlieret. Al. Strategi Pengendalian Administrasi Perusahaan, (Bandung: Angkasa, 1991). Yani, Ahmad dan Satori Ismail. Menuju Masjid Ideal, (Jakarata: LP2SI, 2001). DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) KETUA DKM MASJID JAMI AL- HIDAYAH Nama : Ust. Abdul Mukti S.Ag Pekerjaan : Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Waktu Interview : 20 April 2013 Lokasi : Kp. Gembor Kec Jatiuwung Kota Tangerang Tanya : Apakah fungsi manajemen di terapkan dalam fundraising dimasjid Jami Al- Hidayah Tangerang? Jawab : Alhamdulillah semua fungsi manajemen tersebut sudah di terapkan pada masjid jami Al- Hidayah dari mulai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan hingga pengawasan. Dan hampir semua kegiatan yang ada pada masjid ini tidak terlepas dari pada fungsi manajemen yang tadi saya sebutkan dee.. Tanya : Adakah fundraising yang tidak sesuai dengan fungsi manajemen? Jawab : Tidak ada. Tanya : Apakah masjid jami Al- Hidayah menerapkan unsurunsur manajemen? Jawab : tentu dee unsur-unsur manajemen itu sangatlah penting dalam upaya untuk memakmurkan masjid, masjid tidak bisa berkembang tanpa adanya manusia bahkan mungkin tidak bakal ada masjid tanpa adanya manusia,,betul kan? Gimana sih ente (tersenyum), masjid tidak bakal ada kegiatan bahkan mungkin tidak bakal ada yang mengurus masjid kalo ga ada uang, masjid ga bakal ada kalo ga ada bahan, mau bikin masjid dari apa coba, kan harus ada batu, pasir, semen, besi dan lain sebagainya, masjid tidak bakal berkembang kalo tidak didukung oleh alat-alat pendukung coba aja adee masuk ke masjid-masjid dipedalaman yang masih anti sama speker, masjid cuma dipake buat solat aja, cara itu penting banget dalam masjid, kita selalu berupaya, bermusyawarah gimana caranya agar masjid ini selalu ramai, oleh karena itu kita selalu melakukan musyawarah untuk mencari cara- cara yang baik dan market masjid adalah masyarakat sekitar,,ini yang terpenting, buat apa kita bikin masjid kalo ga ada orang yang ngisi, makanya kita bikin acara-acara, bagusin masjid supaya masyarakat betah dimasjid. Tanya : Berapa besaran dana yang diperoleh dalam 2 tahun terakhir dan darimana saja sumbernya? Jawab : untuk jumlahnya nanti bisa ditanyakan kepada sekretaris DKM. Namun untuk darimana asalnya yang berasal dari tromol jumat, kotak amal indomaret, sumbangan tetap, sumbangan tidak tetap dan dari hasil penjualan kalender masjid dee.. Tanya : Apakah masjid hanya difungsikan sebagai tempat ibadah? Jawab : tidak dee..kami punya program Pemberdayaan ekonomi umat, Pelayanan pernikahan, Pengurusan jenazah, Tanya : Apa saja program pengajian di masjid jami Al –Hidayah? Jawab : Program pengajian disini yaitu: Pengajian Bulanan, Pengajian Mingguan, Pengajian ibu-ibu, Pengajian remaja, panitia zakat, Membentuk Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Tanya : Bagaimana strategi masjid jami Al- Hidayah dalam menggalang dana? Jawab : Dalam hal strategi kami tidak terlalu merumuskan itu hanya saja kami selalu mengingatkan kepada para jamaah ketika shalat jumat agar mau menyisihkan hartanya untuk pembangunan masjid. Mengetahui Ketua DKM Masjid Al- Hidayah Ust. Abdul Mukti S. Ag DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) BENDAHARA DKM MASJID JAMI AL- HIDAYAH Nama :Ust. Zaenuri Jabatan :Bendahara Waktu Interview : 26 April 2013 Lokasi : Kp. Gembor Kec Jatiuwung Kota Tangerang Tanya : Bagaimana proses Fundraising dimasjid Jami Al- Hidayah Tangerang,? Jawab :Untuk sistem pengumpulan dana yang ada di masjid jami Al- Hidayah itu sama seperti dengan pengumpulan dana pada umumnya di masjid-masjid lain,. Yaitu dengan cara melalui tromol jumat, trromol indomaret dan sumbangansumbangan dari para jama’ah, adapun kegiatan pengumpulan dana tambahannya yaitu pembuatan kalender masjid yang kemudian di jual lalu keuntungannya di masukan ke kas masjid jami Al- Hidayah. Tanya : Bagaimana Metode Fundraising Masjid Jami Al- Hidayah? Jawab : Metode yang kami gunakan dalam menggalang dana adalah metode langsung yaitu jamaah dapat meninfaqkan, menyedekahkan sebagian hartanya secara langsung kepada kami.. Jawab :Yang pertama pasti merencanakan matang-matang terlebih dahulu melalui kegiatan apa kita akan menghimpun dana, baru kemudian kita buat tim untuk melakukan penghuimpunan dana, yaa biasanya terdiri dari beberapa pengurus masjid & masyaraka tdisini. Setelah terbentuk tim dengan segala perencanaan yang matang baru kita melakukan kegiatan penghimpunan dana, Yang kemudian diawasi atau di evaluasi dari mulai proses pengumpulan dana hingga dana tersebut terhimpun dan tersalurkan. Tanya : Bagaimana pendayagunaan dana Masjid Jami Al- Hidayah Tangerang? Jawab : Dana yang terhimpun di masjid jami Al Hidayah selain digunakan untuk keperluan perawatan masjid dan digunakan untuk keberlangsungan acara atau kegiatankegiatan rutin yang diadakan oleh masjid jami Al- Hidayah seperti membayar khotib tiap jum’at, membayar marbot, membayar listrik dan member santunan kepada anak yatim tiap bulannya. Tanya : Kepada siapa saja dana tersebut disalurkan? Jawab : Kepada anak yatim, fakir miskin, janda tua, Untuk bayar Khotib Jum’at dan hari raya baik hari raya idul Fitri maupun idul adha, bayar marbot dan bayar listrik, dan untuk keperluan masjid. Tanya : Berapa besaran dana yang diperoleh dalam 2 tahun terakhir dan darimana saja sumbernya? Jawab : untuk jumlahnya nanti saya akan berikan. Namun untuk darimana asalnya yaitu berasal dari tromol jumat, kotak amal indomaret, sumbangan tetap, sumbangan tidak tetap dan dari hasil penjualan kalender masjid dee.. Mengetahui, Bendahara masjid Al- Hidayah Ust. Zaenuri DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) TOKOH MASYARAKAT MASJID JAMI AL- HIDAYAH Nama : KH. Abdullah Jabatan : Tokoh Masyarakat Waktu Interview : 21 April 2013 Lokasi : Kp. Gembor Kec Jatiuwung Kota Tangerang Tanya : Bagaimana sejarah berdirinya masjid jami Al- Hidayah Jawab : jadi kieu caritana ceng..masjid al- hidayah awalna mah mushola leutik tapi ngarana tetep mushola al- hidayah. Terus karena jelema makin pinuh anu shalat abah jadi boga kahayang nyieu masjid anu gede..alhamdulillah ku lurah syamsudin hari eta kahayang abah nyieun masjid eta didukung ku lurah. Tanya : Berapa modal yang dikeluarkan untuk pembangunan masjid pada saat itu? Jawab : hari eta lamun henteu salah mah modalna saenggeus dikumpul-kumpul ti sumbangan masyarakat kurang leuwih 20.500.00 ribuan lah..saeutik modal jeung nyieun masjid sakitu mah vie anu ngarana masjid mah pasti kajieun bae modal leutik geh soalna pasti dibantuan ku Allah. Tanya : Tanggal berapa penancapan tiang masjid untuk pembangunan masjid? Jawab : engke ku abah di inget2 heula..( dia mengambil kertas) tanggal 5 Januari 1975 Mengetahui, Tokoh masyarakat masjid Al- Hidayah KH. Abdullah DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) JAMAAH Nama : Bapak Atot Tarmidzi Pekerjaan : Karyawan Swasta Waktu Interview : 27 April 2013 Lokasi : Kp. Gembor, Kec Jatiuwung-Tangerang Tanya : Apa tanggapan bapak tentang kegiatan pengumpulan dana di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : Ummmm…saya rasa pengumpulan dana yang dilakukan oleh dewan kemakmuran masjid baik. Tanya : Apakah bapak mengetahui disalurkan kemana saja dana yang telah terhimpun di masjid jami Al -Hidayah? Jawab : Ya tau. Tanya : Digunakan untuk apa saja dana yang sudah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : dana yang udah terkumpul biasanya dipake buat bayar kebutuhan mesjid dan buat dana penyelenggaraan acaraacara tahunan kaya, isra’ mi’raj, maulid. Terus juga dipake buat acara pengajian. Tanya : Bagaimana pendapat bapak tentang kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masjid jami Al -Hidayah? Jawab : Kalo selama ini sih, acara yang udah-udah baguslah. Dan selalu rame atau meriah. Tanya : Bagaimana fasilitas yang ada di masjid jami Al - Hidayah? Jawab :Kalo masalah fasilitas sih, udah cukup bagus. Cuma kurang perawatannya aja. Misalnya kamar mandi kadangkadang kotor dan bau. Terus juga qur’an juga kurang rapih. Kadang ada yang naro di jendela. Ya pokonya perawatannya aja yang kudu dibagusin. Mengetahui, Jamaah masjid Al- Hidayah Atot Tarmidzi DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) JAMAAH Nama : Bapak Anas Faturahman Pekerjaan : Karyawan Swasta Waktu Interview : 27 April 2013 Lokasi : Kp. Gembor, Kec Jatiuwung-Tangerang Tanya : Apa tanggapan bapak tentang kegiatan pengumpulan dana di masjid jami Al -Hidayah? Jawab : pengumpulan dananya biasa aja setau saya Tanya : Apakah bapak mengetahui disalurkan kemana saja dana yang telah terhimpun di masjid jami Al -Hidayah? Jawab : Ya saya tau. Tanya : Digunakan untuk apa saja dana yang sudah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : ,dipake buat kebutuhan masjid. Tanya : Bagaimana pendapat bapak tentang kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masjid jami Al -Hidayah? Jawab : kurang lengkap menurut sayamas..yang ngaji cuma orangorang deket masjid aja yang jauh-jauh mah jarang pada ngaji dimasjid. Tanya : Bagaimana fasilitas yang ada di masjid jami Al -Hidayah? Jawab : Kurang perawatannya. Kamar mandi, tempat wudhu kadang-kadang bau trus suka ga ada airnya. Mengetahui, Jamaah masjid Al- Hidayah Anas Faturahman DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) JAMAAH Nama : Ibu Nina Harlina Pekerjaan : Ibu rumah tangga Waktu Interview : 23 April 2013 Lokasi : Kp. Gembor, Kec Jatiuwung-Tangerang Tanya : Apa tanggapan ibu tentang kegiatan pengumpulan dana di masjid jami Al -Hidayah? Jawab :Yaa..baiklah, ga kalah sma masjid sebelah. Tanya : Apakah ibu mengetahui disalurkan kemana saja dana yang telah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : tau..tau Tanya : Digunakan untuk apa saja bu dana yang sudah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab :Banyaak,.Buat bayar listrik, bayar marbot, terus sama santunan anak yatim tiap bulan sma bayar keperluan masjid.. Tanya : Bagaimana pendapat ibu tentang kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masjid jami Al -Hidayah? Jawab : Bagus, karena selalu ada kegiatan,.Baik itu pengajian ibuibu, bapak-bapak, dan remaja. Tanya : Bagaimana fasilitas yang ada di masjid jami Al -Hidayah? Jawab : lumayanlah, Mengetahui, Jamaah masjid Al- Hidayah Nina Harlina DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) JAMAAH Nama : Siti Enur Mala Sari Pekerjaan : Ibu rumah tangga Waktu Interview : 23 April 2013 Lokasi : Kp. Gembor, Kec Jatiuwung-Tangerang Tanya : Apa tanggapan ibu tentang kegiatan pengumpulan dana di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : Yaa..saya rasa sih sudah cukup baik dee, karena dari setiap laporan tiap bulan yang diumumkannya selalu meningkat. Tanya : Apakah ibu mengetahui disalurkan kemana saja dana yang telah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : Ya tau lah dee.. Tanya : Digunakan untuk apa saja bu dana yang sudah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : Banyaak dee,.Buat bayar listrik, bayar marbot, terus sama santunan anak yatim tiap bulan pasti ada.. Tanya : Bagaimana pendapat ibu tentang kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masjid jami Al- Hidayah? Jawab : Bagus dee, karena setiap hari masjid ini selalu ada kegiatan,.Baik itu pengajian ibu-ibu, bapak-bapak, remaja dan anak-anak. Tanya : Bagaimana fasilitas yang ada di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : Hmmm…. Fasilitasnya cukup lengkap dan terawat, Mengetahui, Jamaah masjid Al- Hidayah Enur Mala Sari DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) JAMAAH Nama :Ibu Enok Susila Ningsih Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Waktu Interview : 29 April 2013 Lokasi :Kp. Gembor, Kec Jatiuwung-Tangerang Tanya : Apa tanggapan ibu tentang kegiatan pengumpulan dana di masjid jami Al-Hidayah? Jawab :Yaa.. saya rasa sih kurang cukup baik yah, karena dari setiap laporan tiap bulan saya kurang tau, Tanya : Apakah ibu mengetahui disalurkan kemana saja dana yang telah terhimpun di masjid jami Al Hidayah? Jawab : Ya sedikit saya tau.. Tanya : Digunakan untuk apa saja bu dana yang sudah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab :Setau saya sih buat bayar listrik, bayar marbot, terus sama santunan anak yatim. Tanya : Bagaimana pendapat ibu tentang kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masjid jami Al Hidayah? Jawab : klo kegiatan-kegiatan mah lumayanlah di banding masjid diseberang..masih ada pengajian ibu-ibu, bapak-bapak, dan remaja. Tanya : Bagaimana fasilitas yang ada di masjid jami Al- Hidayah? Jawab :Fasilitasnya udah bagus dan terawat, Cuma yang kurang tempat parkirnya doank ga ada. Mengetahui, Jamaah masjid Al- Hidayah Enok Susila Ningsih DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) JAMAAH Nama :Bapak Irwansyah Pekerjaan : Karyawan Swasta Waktu Interview : 30 April 2013 Lokasi : Kp. Gembor, Kec Jatiuwung-Tangerang Tanya : Apa tanggapan bapak tentang kegiatan pengumpulan dana di masjid jami Al -Hidayah? Jawab : bagus tuh dee pengumpulan dananya, buktinya walaupun dikit-dikit juga bisa bikin masjid segede gini. Tanya : Apakah bapak mengetahui disalurkan kemana saja dana yang telah terhimpun di masjid jami Al -Hidayah? Jawab : saya tau.. Tanya : Digunakan untuk apa saja bu dana yang sudah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : yang saya tau buat memperbaiki masjid, buat melengkapi fasilitas masjid, buat bayar marbot, bayar listrik, santunan anak yatim..pokonya masih banyak yang lainnya. Tanya : Bagaimana pendapat bapak tentang kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masjid jami Al- Hidayah? Jawab : kegiatan-kegiatannya bagus..ada pengajian bapak-bapak, ibu-ibu, remaja trus ada kegitan PHBI juga. Tanya : Bagaimana fasilitas yang ada di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : Fasilitasnya bagus, Cuma yang halaman luarnya aja kurang gede. Mengetahui, Jamaah masjid Al- Hidayah Irwansyah DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) JAMAAH Nama :Ibu Siti Sapriah Pekerjaan : Ibu rumah tangga Waktu Interview : 29 April 2013 Lokasi :Kp. Gembor, Kec Jatiuwung-Tangerang Tanya : Apa tanggapan ibu tentang kegiatan pengumpulan dana di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : waahh saya kurang tau mas soalnya saya kerja sih Tanya : Apakah ibu mengetahui disalurkan kemana saja dana yang telah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : saya kurang tau.. Tanya : Digunakan untuk apa saja bu dana yang sudah terhimpun di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : Mungkin Buat bayar listrik, bayar marbot, Tanya : Bagaimana pendapat ibu tentang kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masjid jami Al -Hidayah? Jawab : klo kegiatan-kegiatan mah ada kayanya Cuma saya jarang ikut. Tanya : Bagaimana fasilitas yang ada di masjid jami Al- Hidayah? Jawab : bagus, kurang tempat parkirnya doank ga ada. Mengetahui, Jamaah masjid Al- Hidayah Siti Sapriah DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) JAMAAH Nama :Bapak Agung Setiawan Pekerjaan : Karyawan Swasta Waktu Interview : 30 April 2013 Lokasi :Kp. Gembor, Kec Jatiuwung-Tangerang Tanya : Apa tanggapan bapak tentang kegiatan pengumpulan dana di masjid jami Al -Hidayah? Jawab : Pengumpulan dananya sebenernya biasa aja Cuma Alhamdulillah masyarakatdisini lumayan keer, Tanya : Apakah bapak mengetahui disalurkan kemana saja dana yang telah terhimpun di masjid jami Al -Hidayah? Jawab : saya tau.. Tanya : Digunakan untuk apa saja dana yang sudah terhimpun di masjid jami Al-Hidayah? Jawab : Bikin masjid, buat melengkapi fasilitas masjid, buat bayar marbot, bayar listrik, bayar khotib, sama santunan anak yatim.. Tanya : Bagaimana pendapat bapak tentang kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masjid jami Al- Hidayah? Jawab : kegiatan-kegiatannya bagus.. Tanya : Bagaimana fasilitas yang ada di masjid jami Al- Hidayah? Jawab :Bagus, Cuma halaman luarnya kecil Mengetahui, Jamaah masjid Al- Hidayah Agung Setiawan Daftar Pemasukan dan Pengeluaran Keuangan Kas Masjid Al– Hidayah Tahun 2011 Bulan Januari No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tgl 07 14 21 28 Jenis Kegiatan Debet (Rp) Saldo akhir tahun 2010 kalender Tromol jumat Membeli mic& echo Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Membeli warles Renovasi keramik rusak Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan januari Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 40.600.000 1.000.000 600.000 350.000 710.000 700.000 500.000 1.500.000 850.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 5.010.000 4.400.000 41.210.000 Bulan Februari No Tgl Jenis Kegiatan 1 01 2 3 4 5 04 11 Saldo akhir januari Tromol jumat Tromol jumat Membeli saklar Tromol jumat 18 Debet (Rp) Kredit (Rp) bulan 730.000 740.000 23.000 550.000 Saldo Akhir (Rp) 41.210.000 6 7 8 9 10 11 12 13 14 25 Tromol jumat 680.000 Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap 1.500.000 Jumlah pemasukan 4.200.000 Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan januari 800.000 200.000 400.000 300.000 1.723.000 43.687.000 Bulan Maret No Tgl Jenis Kegiatan 1 01 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 04 11 18 25 Saldo akhir bulan februari Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan maret Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 43.687.000 940.000 700.000 670.000 490.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 4.300.000 1.700.000 46.287.000 Bulan April No Tgl Jenis Kegiatan 1 2 3 01 01 08 Saldo akhir bulan maret Tromol jumat Tromol jumat Debet (Rp) 580.000 550.000 Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 46.287.000 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 22 29 Tromol jumat Tromol jumat Tromol Jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan april 490.000 640.000 540.000 Jenis Kegiatan Debet (Rp) 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 4.300.000 1.700.000 48.887.000 Bulan Mei No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tgl 06 13 20 27 Saldo akhir bulan April Tromol jumat Membeli amplie Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan mei Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 48.887.000 610.000 1.501.000 540.000 500.000 600.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 3.750.000 3.201.000 49.436.000 Bulan Juni No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tgl 03 10 17 24 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan mei Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Membeli lampu Membeli tiang mic Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan juni Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 49.436.000 500.000 600.000 340.000 390.000 50.000 100.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 3.330.000 1.850.000 50.916.000 Bulan Juli No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tgl 01 08 15 22 29 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan juni Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan juli Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 50.916.000 455.000 340.000 375.000 420.000 620.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 3.710.000 1.700.000 52.926.000 Bulan Agustus No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tgl 05 12 19 26 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan juli Sumbangan bpk. Atim Tromol jumat Tromol jumat Tromol Indomaret Tromol jumat Tromol jumat Pengecetan dinding Biaya tukang Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan agustus Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 52.926.000 150.000 640.000 530.000 2.030.000 600.000 510.000 14.154.938 6.500.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 5.960.000 22.354.938 36.531.062 Bulan September No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 02 09 16 23 30 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan agustus Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol shalat ied Tromol shalat taraweh 1 bulan Pengeluaran shalat ied Debet (Rp) Kredit (Rp) 160.000 310.000 400.000 380.000 360.000 830.000 1.108.000 500.000 Saldo Akhir (Rp) 36.531.062 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Membeli lampu Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap 3.500.000 Jumlah pemasukan 7.048.000 Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan september 900.000 800.000 200.000 600.000 600.000 3.600.000 39.979.062 Bulan Oktober No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 07 14 21 28 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan september Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Renovasi plapon Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan oktober Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 39.979.062 280.000 330.000 250.000 130.000 200.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 2.490.000 1.900.000 40.569.062 Bulan November No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 04 11 18 25 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan oktober Sumbangan Bpk. Bardan Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol idul adha Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo Akhir Bulan November Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 40.569.062 200.000 550.000 320.000 355.000 300.000 550.000 800.000 200.000 600.000 600.000 2.500.000 4.775.000 2.200.000 43.144.062 Bulan Desember No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 02 09 16 23 30 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan November Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Debet (Rp) Kredit (Rp) 335.000 350.000 400.000 450.000 330.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 Saldo Akhir (Rp) 43.144.062 12 13 14 Jumlah pemasukan 3.365.000 Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan desember 1.700.000 44.809.062 Daftar Pemasukan dan Pengeluaran Keuangan Kas Masjid Al – Hidayah Tahun 2012 Bulan Januari No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 06 13 20 27 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan desember 2011 Sumbangan bpk. Kandi Kalender Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Membeli kipas angin 2 buah Service amplie Membeli kabel speaker Papan mading Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan januari Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 44.809.062 500.000 1.005.000 420.000 340.000 400.000 470.000 410.000 925.000 175.000 300.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 4.635.000 3.510.000 45.934.062 Bulan Februari No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 03 10 17 24 24 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan januari Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol Indomaret Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan februari Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 45.934.062 770.000 320.000 360.000 330.000 2.118.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 5.398.000 1.700.000 49.632.062 Bulan Maret No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 02 09 16 23 30 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan februari Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Debet (Rp) Kredit (Rp) 430.000 440.000 480.000 270.000 400.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 3.520.000 Saldo Akhir (Rp) 49.632.062 13 14 Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan maret 1.700.000 51.452.062 Bulan April No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tgl 06 13 20 27 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan maret Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan april Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 51.452.062 430.000 480.000 450.000 480.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 3.340.000 1.700.000 53.092.062 Bulan Mei No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tgl 04 11 18 25 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan april Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Debet (Rp) Kredit (Rp) 530.000 390.000 730.000 390.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 3.540.000 Saldo Akhir (Rp) 53.092.062 12 13 Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan mei 1.700.000 54.932.062 Bulan Juni No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tgl 01 08 15 22 29 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan mei Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan juni Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 54.932.062 600.000 640.000 540.000 370.000 200.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 3.850.000 1.700.000 57.082.062 Bulan Juli No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tgl 06 13 20 27 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan juni Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Debet (Rp) Kredit (Rp) 540.000 550.000 650.000 640.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 Saldo Akhir (Rp) 57.082.062 11 12 13 Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan juli 3.880.000 1.700.000 59.262.062 Bulan Agustus No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tgl 03 10 17 24 31 10 11 12 13 14 15 16 17 Jenis Kegiatan Debet (Rp) Saldo akhir bulan juli Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol shalat tarawih Tromol shalat idul fitri Service speaker Keperluan shalat idul fitri Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan agustus Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 59.262.062 850.000 1.000.000 310.000 310.000 2.580.000 1.200.000 600.000 800.000 800.000 200.000 600.000 600.000 1.500.000 7.750.000 3.600.000 63.412.062 Bulan September No Tgl Jenis Kegiatan 07 14 21 Saldo akhir agustus Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat 1 2 3 4 Debet (Rp) bulan 580.000 540.000 470.000 Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 63.412.062 5 6 7 8 9 10 11 12 13 28 Tromol jumat 600.000 Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap 1.500.000 Jumlah pemasukan 3.690.000 Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan september 800.000 200.000 400.000 300.000 1.700.000 65.402.062 Bulan Oktober No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 05 12 19 26 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan september Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol idul adha Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan oktober Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 65.402.062 760.000 835.000 750.000 420.000 880.000 800.000 200.000 600.000 600.000 2.500.000 6.145.000 2.200.000 69.347.062 Bulan November No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 02 09 16 23 30 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan oktober Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan november Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 69.347.062 890.000 560.000 320.000 330.000 530.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 4.130.000 1.700.000 71.777.062 Bulan Desember No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 07 14 21 28 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan november Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Debet (Rp) Kredit (Rp) 675.000 570.000 590.000 410.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 3.745.000 1.700.000 Saldo Akhir (Rp) 71.777.062 13 Saldo akhir desember bulan 73.822.062 Daftar Pemasukan dan Pengeluaran Keuangan Kas Masjid Al – Hidayah Tahun 2013 Bulan Januari No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 04 11 18 25 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan desember 2012 kalender Tromol jumat Tromol jumat Membeli saklar Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan januari Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 73.822.062 1.500.000 750.000 800.000 23.000 550.000 680.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 5.780.000 1.723.000 77.879.062 Bulan Februari No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 01 08 15 22 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan januari Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan februari Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 77.879.062 750.000 650.000 550.000 500.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 3.950.000 1.700.000 80.129.062 Bulan Maret No Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 01 08 15 22 29 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan februari Tromol jumat Tromol jumat Membeli 2 buah lampu Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Debet (Rp) Kredit (Rp) 650.000 800.000 65.000 500.000 780.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 4.230.000 1.765.000 Saldo Akhir (Rp) 80.129.062 14 Saldo akhir bulan maret 82.684.062 Bulan April No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tgl 05 12 19 26 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan maret Sumbangan bpk. Husein Tromol jumat Tromol jumat Membeli saklar Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan april Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo Akhir (Rp) 82.684.062 200.000 710.000 820.000 23.000 580.000 630.000 800.000 200.000 400.000 300.000 1.500.000 4.440.000 1.723.000 85.401.062 Bulan Mei No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tgl 03 10 17 24 31 Jenis Kegiatan Saldo akhir bulan april Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Tromol jumat Bayar 2 marbot Bayar listrik khotib Santunan anak yatim Debet (Rp) Kredit (Rp) 650.000 500.000 570.000 690.000 430.000 800.000 200.000 400.000 300.000 Saldo Akhir (Rp) 85.401.062 11 12 13 14 Sumbangan tetap Jumlah pemasukan Jumlah pengeluaran Saldo akhir bulan mei 1.500.000 4.340.000 1.700.000 88.041.062 Mengetahui, Bendahara DKM Al- Hidayah Ust. Zaenuri