ISSN-1411-3880 34 - E-Jurnal STIE Nusa Megarkencana

advertisement
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI OTONOMI DAERAH
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SLEMAN DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA”.
Rosa Ari Puspita Devi1) , Dhiana Ekowati2)
ABSTRACT
Regional autonomy is the right, authority, and duties of the autonomous regions to set up and
manage their own affairs and interests of local communities in accordance with the legislation. Local
revenue (PAD) is a mirror independence of a pristine reception area and the area is the main capital for
local government finance and local development.
Research conducted with quantitative and qualitative descriptive using validity test performed by
the test Test level, namely by increasing the credibility of the data persistence, Credibility Test data source
triangulation, Checking the data obtained through several sources. In this study, the data used is Budget
Sleman regency obtained from the Department of Revenue Sleman.
Implementation of the Government's policy on regional autonomy Sleman district to regional
revenue showed an effective and efficient results. Effectiveness of PAD than in 2008-2012 showed a
positive thing that is increasing acceptance of PAD. During the period of 5 years Sleman Regional
Government has made efficiency financing tailored to the needs to improve the reception PAD. So the
results showed a positive thing for financing efficiency financing in particular Regional PAD.
Keywords: Autonomy, Regional Policy, PAD
A. PENDAHULUAN
Diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,
menandai dimulainya otonomi, di mana daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan diberikannya otonomi kepada daerah, maka
pemerintah daerah dituntut untuk lebih menyiapkan diri dalam menghadapi era otonomi daerah.
Implementasi kebijakan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau sasaran yang
telah ditentukan, karena kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan
pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap tugas atau kegiatan pekerjaan.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintah daerah yang
berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
daerah provinsi dapat diselenggarakan sendiri atau menugaskan sebagian urusan pemerintahan
tersebut kepada pemerintah daerah kabupaten atau pemerintah desa berdasarkan asas tugas
perbantuan.
Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan cermin kemandirian suatu daerah dan penerimaan
murni daerah yang merupakan modal utama bagi daerah dalam membiayai pemerintahan dan
pembangunan di daerahnya. Pemerintah Daerah dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan
kekayaan daerah dan meningkatkan pendapatan asli daerah yaitu dengan tingginya belanja
daerah perlu diimbangi dengan penerimaan keuangan daerah termasuk dari pendapatan pajak
dan retribusi. Tingginya belanja pemerintah ini digunakan untuk membiayai pembangunan
diberbagai bidang dan sektor, baik pembangunan fisik maupun non fisik. Keberhasilan suatu
daerah dapat dilihat dari PAD dan kemakmuran rakyatnya. Sehingga kemandirian suatu daerah
dapat dilihat dari seberapa besar kontribusi PAD terhadap APBD daerah tersebut. Sehingga pada
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
34
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
prinsipnya semakin besar sumbangan PAD terhadap APBD akan menunjukkan semakin kecil
ketergantungan daerah terhadap pusat. PAD tersebut tidak hanya berasal dari sumber pendapatan
dan bantuan tetapi juga harus dari potensi dari daerah itu sendiri. Dalam menjalankan otonomi
daerah dituntut untuk mampu meningkatkan PAD yang merupakan tolak ukur terpenting bagi
kemampuan daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah. Menyediakan
pelayanan berupa penyediaan pelayanan pemakaian kekayaan daerah yang menjadi milik
pemerintah Kabupaten Sleman. Contohnya pendapatan asli daerah yang disebut dengan pajak
adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
(pasal 1 angka 10 UU No.28 Tahun 2009).
APBD adalah suatu anggaran daerah yang di dalamnya terdapat rencana anggaran
pendapatan dan pengeluaran daerah serta kegiatan daerah dalam kurun waktu satu tahun. Di
dalam APBD, Peranan pendapatan asli daerah (PAD) yang merupakan salah satu tolak ukur
sukses tidaknya pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab (undangundang nomor 90 tahun 2010). Kebijakan penyusunan APBD peraturan pemerintah dalam
negeri nomor 37 tahun 2012 tentang Kebijakan yang perlu mendapat perhatian pemerintah
daerah dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013 terkait dengan pendapatan daerah,
belanja daerah dan pembiayaan daerah adalah Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam
APBD yang merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta
dasar hukum penerimaannya yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peraturan daerah tentang
pajak daerah dan retribusi daerah berpedoman pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sehingga dilarang menganggarkan penerimaan
pajak daerah dan retribusi daerah yang peraturan daerahnya bertentangan dengan Undangundang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan atau telah
dibatalkan.
Labilnya disektor pendapatan pemerintah pusat yang pada akhirnya mempengaruhi
anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) baik pemerintah daerah provinsi maupun
pemerintah daerah kabupaten.Labilnya alokasi dana APBN untuk APBD disebabkan oleh
ketidakpastian penerimaan pendapatan daerah dari pemerintah pusat seperti anggaran
pendapatan negara yang merupakan hak Pemerintah Pusat yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih. Kondisi ini menjadi beban berat bagi pemerintah daerah yang pendapatan asli
daerah (PAD) dari pemerintah pusat masih rendah. Salah satu akibat yang timbul dari krisis
ekonomi adalah menurunnya aktivitas ekonomi masyarakat. Hal ini berakibat pada tingkat
pendapatan daerah dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah. Peranan PAD pun semakin
menurun penyelenggaraan pemakaian kekayaan daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
diberikan kewenangan untuk membebani pungutan retribusi jasa usaha atas pelayanan
pemakaian kekayaan daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 127 huruf a Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam hal pengelolaan
keuangan daerah, menjunjukan bahwa realisasi anggaran pendapatan daerah tahun 2009
mengalami peningkatan dari tahun anggaran 2008 sebesar Rp 958.684.636.957.43 menjadi Rp
996.351.412.460,84 (Undang-undang nomor 5 tahun 2012) tentang retribusi pemakaian daerah
Kabupaten Sleman. Dengan demikian bahwa daerah Kabupaten Sleman memiliki Pendapatan
Asli Daerah yang cukup tinggi yang bisa dilihat dari penerimaan retribusi daerah dan
berkembang disektor pendidikan dan pariwisata menjadi unggulan untuk pendapatan asli daerah
dikabupaten sleman namun belum diketahui apakah otonomi daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah selalu mengalami surplus didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
sehingga Penulis berharap dapat meneliti apakah implementasi kebijakan otonomi daerah
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
35
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
Kabupaten Sleman pada kurun waktu lima tahun terhadap pendapatan asli daerah diterapkan
secara efektif dan efisien.
B. KAJIAN TEORI
Mohamad Mustain(2009) meneliti mengenai penerapan kebijakan otonomi daerah
terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sampang serta mengetahui efektifitas dan
efisiensi penerapan otonomi daerah terhadap PAD Sampang. Data penelitian menggunakan
laporan PAD periode tahun 2002 sampai dengan periode tahun 2006 yang didapat dari instansi
pemerintahan yaitu Dispendaloka (Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan dan Aset
Daerah). Hasil dari penelitian Mohamad Mustain(2009) adalah Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, maka penerapan otonomi daerah di Sampang efektif dan efisien terhadap PAD
kabupaten Sampang. Hal ini dibuktikan pada masing-masing pos yang terdapat dalam laporan
PAD Sampang menunjukkan peningkatan, nominal realisasi lebih besar daripada jumlah
nominal anggaran PAD tiap tahunnya.
Atika (2013) melakukan penelitian tentang implementasi pengaturan pendapatan
asli daerah (PAD) di Kabupaten Sleman tahun 2010 - 2012. Hasil dari penelitian Atika (2012)
adalah Implementasi pengaturan pemerintah daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah tahun 2010-2012 sudah sesuai dengan amanat Undang-undang No. 12 Tahun 2008
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Pemerintah
Daerah kemudian UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Pria Adiwiyana (2011 )melakukan penelitian tentang menganalisis pengaruh
pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap pengalokasian anggaran belanja modal
yang pendapatan asli daerahnya terhadap pengalokasian anggaran modal dan berpengaruh
simultan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Hasil dari penelitian Pria Adiwiyana
(2011) adalah tentang analisis pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap
pengalokasian anggaran belanja modal yang pendapatan asli daerahnya terhadap pengalokasian
anggaran modal dan hasilnya berpengaruh simultan terhadap pengalokasian anggaran belanja
modal.
C. METODE PENELITIAN
1. Data dan Metode Pengumpulan Data
a.
Jenis Data
Berdasarkan jenis datanya, maka penelitian ini menggunakan data sekunder.Yang
bersumber dari realisasi APBD Kabupaten Sleman.
b. Metode Pengumpulan Data
Dokumentasi, observasi dan wawancara tentang realisasi Anggaran Pendapatan Daerah
Kabupaten Sleman tahun 2008 sampai tahun 2012 yang digunakan untuk pengumpulan
data dari penelitian ini.
2. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Menurut Sugiono (2005). Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat
dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Maka penelitian ini akan menggunakan uji
validitas yang akan dilakukan dengan melakukan uji tingkat sebagai berikut :
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
36
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
a.
b.
c.
d.
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
Uji Kredibilitas data dengan meningkatkan ketekunan
Dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi
yang terkait dengan temuan yang diteliti.
Uji Kredibilitas data dengan Triangulasi sumber
Mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.Dalam penelitian ini data yang
dipakai adalah Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman yang diperoleh dari Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman.
3. Teknis Analisis Data
Teknis Analisis Data merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan
dan pengumpulan data penelitian. Proses Analisis data penelitian umumnya terdiri atas beberapa
tahap yaitu tahap persiapan, analisis deskriptif, pengujian kualitas data dan pengujian hipotesis
(Nur dan Bambang,2009:166).
Tehnik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Tahap Persiapan
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini tahap persiapan Peneliti dalam melakukan teknik analisis
data dimulai dengan observasi terhadap objek penelitian, wawancara langsung dan
mengumpulkan dokumen pendukung lain dari beberapa sumber yang berhubungan dengan
penelitian, salah satunya adalah di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman.
b. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data
penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan (Nur dan
Bambang,2009:170). Dan dalam penelitian ini Peneliti melakukan Statistik deskriptif untuk
memberikan deskripsi mengenai angka-angka rasio dari variabel penelitian (Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah).
Menurut Abdul Halim(2004) Analisis rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan
membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya
sehingga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu dapat pula
dilakukan dengan membandingkan dengan rasio keuangan yang dimiliki suatu pemerintah
daerah tertentu dengan rasio keuangan daerah lain.
Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber
dari APBD antara lain : Rasio Efektivitas, dan Rasio Efisiensi.
1. Rasio Efektivitas
Rasio Efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan
target yang ditetapkan berdasarkan potensi rill daerah.
Rasio Efektivitas:
Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Target Penerimaan PAD yang ditetapkan Berdasar Potensi Rill Daerah
2.
Rasio Efisiensi
Adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang
diterima.
Rasio Efisiensi:
Biaya yang Dikeluarkan untuk Memungut PAD
Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
37
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
c. Tahap Observasi
Metode Observasi merupakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli. Data primer dikumpulkan oleh peneliti dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Metode Observasi merupakan metode pengumpulan data primer yang
menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Dan ada dua teknik dalam pengumpulan data dalam
metode observasi yaitu wawancara dan kuisioner. Dan dalam penelitian ini Peneliti melakukan
pengolahan data dari hasil observasi, dengan teknik wawancara dan dokumen-dokumen
pendukung dari penelitian ini.
d. Tahap Pembahasan dan Kesimpulan
Bagian ini terdiri atas hasil dari Pembahasan. Beberapa artikel hasil penelitian
menempatkan bagian Pembahasan menjadi satu dengan bagian kesimpulan. Pembahasan
merupakan bagian dari isi laporan penelitian yang mendiskusikan implikasi dari hasil analisis
data dan intrepretasi yang dibuat peneliti. Dan kesimpulan merupakan bagian dari isi laporan
penelitian yang memuat informasi mengenai kesimpulan yang dibuat peneliti (Nur dan
Bambang,2009:235). Dan peneliti akan melakukan pembahasan dan membuat kesimpulan
penelitian.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah di Kabupaten Sleman
Dalam pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai awal Tahun 2001
dan sejak
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,
menandai dimulainya otonomi, di mana daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri. Namun tidak semua daerah menyambut baik dengan adanya
otonomi daerah karena sumber daya suatu daerah berbeda-beda seperti didaerah Sleman sumber
daya alamnya seperti di Cangkringan memiliki sumber mineral yang tinggi seperti pasir, batu,
kerikil yang dapat dikelola sebagai sumber pendapatan di daerah Sleman.Namun di daerah lain
tidak semua memiliki sumber daya alam yang melimpah dan tidak sedikit daerah yang miskin
sumber daya alamnya menanggapinya khawatir karena setiap daerah memiliki karakteristik
tersendiri mengenai sumber kekayaan alamnya masing-masing. Sama dengan daerah otonom
lainnya Pemerintah Daerah Sleman juga menerapkan kebijakan otonomi daerah. Kebijakan
Otonomi Daerah yang diterapkan di Kabupaten Sleman antara lain:
a. Mengelola kekayaan daerah yaitu pemerintah daerah Sleman diberi kewenangan untuk
mengatur dan mengolah kekayaan daerah yang ada
di Sleman untuk memenuhi
kelangsungan hidup masyarakat. Seperti BUMD, BUMN, serta Perusahaan milik swasta atau
usaha yang dimiliki masyarakat setempat.
b. Memungut pajak dan retribusi daerah yaitu pemerintah daerah diberi kewenangan untuk
memungut dan mengelola pajak dan retribusi yang terdapat di kabupaten Sleman. Seperti
pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga,
jasa usaha pemakaian kekayaaan daerah, dan lain-lain.
c. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya di
daerah Sleman, yaitu pemerintah daerah mempunyai hak untuk mendapatkan bagi hasil
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya seperti mendapatkan bagi hasil dari
retribusi jasa usaha rekreasi di daerah kaliurang dan jasa usaha dari pemakaian kekayaan
daerah.
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
38
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
d. Mendapatkan sumber pendapatan lain yang sah yaitu pemerintah daerah Sleman berhak
menerima pendapatan dari sumber-sumber lain seperti perikanan, tanaman pangan dan
holtikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan LUEP atau ketahanan pangan dan
penyuluhan.
e. Mendapatkan hak sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yaitu
pemerintah kabupaten Sleman berhak mendapatkan hak lain yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan antara lain Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
(DAK).
Penerapan kebijakan ini memberikan kesempatan bagi daerah untuk melakukan
suatu pembaharuan bagi kelangsungan daerah seperti pengelolaan keuangan daerah dan aparatur
daerah Sleman agar menjadi daerah yang memiliki pemerintahan yang baik dan tertata seperti
pengelolaan keuangan daerahnya. Peranan Pendapatan Asli daerah didalam APBD secara
keseluruhan belum berperan penuh namun PAD mempunyai peranan penting untuk mendukung
pembangunan daerah Sleman. Meskipun belum bisa dikatakan maksimal, karena pemerintah
daerah walaupun telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengelola daerahnya namun
pemerintah daerah masih belum mandiri mengenai belanja daeah dan masih tergantung dari dana
pusat seperti Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Sehingga
pemerintah daerah Sleman perlu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah daerah dalam
peningkatan PAD adalah memberikan pelayanan dan perhatian lebih dalam peningkatan
peneriman daerah dalam hal ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti unsur yang terkandung
dalam PAD yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Unsur-unsur PAD diatas dan dalam pelaksanaan
pemerintahan diatur didalam undang-undang pemerintah daerah kabupaten Sleman, dan
pemerintah daerah dilarang melakukan pemungutan diluar undang-undang yang telah
ditetapkan.
Anggaran PAD Periode 2008-2012 (Dalam Milyar Rupiah)
ANGGARAN
2008
2009
2010
2011
2012
106.758.631.343,00
128.918.153.263,99
163.530.209.690,15
203.416.683.768,00
241.003.081.720,31
PD
49.171.622.443,00
56.350.000.000,00
75.969.096.600,00
122.700.165.400,00
148.350.000.000,00
RD
44.883.799.880,00
49.556.793.680,00
58.973.721.680,00
30.068.639.273,00
22.241.060.530,00
HPKDD
6.625.758.200,00
9.839.600.803,99
10.448.161.337,99
11.027.000.000,00
11.713.222.161,31
LPAD
6.077.450.820,00
13.171.758.780,00
18.139.230.072,16
39.620.879.095,00
58.698.799.029,00
PAD
Realisasi PAD Periode 2008-2012 Dalam Milyar Rupiah
REALISASI
2008
2009
2010
2011
140.631.359.142,43
157.231.267.811,84
163.442.921.919,77
226.723.271.088,47
301.069.539.284,13
PD
61.020.899.130,70
71.044.731.106,66
80.611.542.955,52
142.698.407.280,12
177.835.870.150,47
RD
52.065.472.059,93
54.719.438.555,90
59.110.503.292,07
33.163.697.870,80
34.034.969.787,47
6.676.980.800.43
9.973.164.266,92
10.169.824.623,38
11.036.188.376,45
12.783.121.935,56
20.868.007.153,37
21.493.933.882,36
13.551.051.048,80
39.824.977.561,10
76.415.577.410,82
PAD
HPKDD
LPAD
2012
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
39
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
Keterangan:
Didalam penerapan kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta selama kurun waktu 5 tahun, Hasil yang ditunjukan dari laporan
realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah positif. Penerimaan pendapatan daerah
menunjukan peningkatan tiap tahunnya namun tidak semua di pos-pos yang terdapat di laporan
realisasi PAD mengalami peningkatan secara merata disebabkan karena belum maksimalnya
pelayanan yang diberikan pemerintah daerah terhadap masyarakat seperti pelayanan kesehatan
dan pelayanan pasar dan kurangnya kotribusi masyarakat dalam penguatan modalnya.Keadaan
tersebut berjalanan selama penerapan otonomi daerah yaitu tahun 2010.
Terjadi peningkatan anggaran selama 5 tahun penerapan otonomi daerah kabupaten
sleman, dan terjadi peningkatan anggaran yang tinggi terjadi pada penerapatan otonomi daerah
tahun 2011 dan tahun 2012. Disebabkan karena meningkatnya beberapa nama BUMD yaitu
Bank PD.BPR Sleman dan Bank Pembangunan Daerah yang anggaran PADnya terjadi
peningkatan. Dan realisasinya juga mengalami peningkatan disetiap tahunnya.
2. Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan Otonomi Daerah Kabupaten Sleman
Peran kebijakan otonomi daerah terhadap PAD daerah otonom adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang mempunyai hak dan berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan demi kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Salah satunya seperti memberikan pelayanan kesehatan dan pelayanan
pasar yang baik dan memberikan perbaikan fasilitas yang kurang memadai.Efektivitas dan
efisiensi otonomi daerah didalam penyelenggaranya perlu ditingkatkan dengan memperhatikan
aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintah dan pemerintah daerah, potensi yang ada dari
keanekaragaman daerah dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang
seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan
otonomi daerah.Dimana efektivitas dan efisiensi dilakukan untuk peningkatan kemandirian
daerah agar tidak tergantung dari bantuan pemerintah pusat. Sehingga pemerintah daerah bisa
memberikan kemudahan didalam semua kegiatan masuknya investasi di daerah dengan tujuan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan cara meningkatkan pertumbuhan
investasi daerah.
Pemerintah kabupaten Sleman guna meningkatkan penerimaan daerah disektor PAD
dengan cara meningkatkan pelayanan-pelayanan yang ada seperti pelayanan kesehatan,
pelayanan pasar,pelayanan kebersihan,dll. Dan juga memberikan perbaikan fasilitas yang ada
seperti perbaikan pelayanan kesehatan dan tempat rekreasi yang yang memadai serta
meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat.
Berikut adalah laporan keuangan pendapatan asli daerah Kabupaten Sleman setelah
menerapkan kebijakan otonomi daerah tahun 2008-2012 :
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2008
NO
1
URAIAN
Pendapatan Asli Daerah
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH/(KURANG)
(Rp)
106.758.631.343,00
140.631.359.142,43
33.872.727.799,43
1.1
Pajak Daerah
49.171.622.443,00
61.020.899.130,70
11.849.276.687,70
1.2
Retribusi Daerah
44.883.799.880,00
52.065.472.057,93
7.181.672.177,93
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
40
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
1.3
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
6.625.758.200,00
6.676.980.800,43
51.222.600,43
1.4
Lain-lain PAD yang Sah
6.077.450.820,00
20.868.007.153,37
14.790.556.333,37
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (berdasarkan Lampiran 1)
Keterangan :
Tabel Efektivitas dan Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2008
Dari pengertian efektifitas dapat disimpulkan bahwa efektivitas bertujuan untuk
mengukur rasio keberhasilan, semakin besar rasio maka semakin efektif, standar minimal rasio
keberhasilan adalah 100% atau 1 (satu) dimana realisasi sama dengan target yang ditentukan.
Rasio dibawah standar minimal keberhasilan dapat dikatakan tidak efektif. Selama ini belum ada
ukuran efektifitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja. Tingkat
efektifitas ddapat digolongkan kedalam beberapa kategori (Evi Yulia Purwanti, media ekonomi
dan manajemen, vol 25 No.2 Juli 2012) yaitu:
a. Hasil perbandingan tingkat pencapaian diatas 100% berarti sangat efektif
b. Hasil perbandingan tingkat pencapaian 100% berarti efektif
c. Hasil perbandingan tingkat pencapaian dibawah 100% berarti tidak efektif.
Berdasarkan jumlah anggaran tersebut diketahui efektivitas PAD secara keseluruhan di
Kabupaten Sleman tahun 2008 dengan realisasi PAD tahun 2008 adalah sebagai berikut :
x 100 % = 132%
Laporan keuangan pendapatan asli daerah Kab.Sleman menunjukan bahwa nominal anggaran
PAD untuk tahun 2008 sebesar Rp 106.758.631.343,00 sedangkan untuk realisasi PAD adalah
Rp 140.631.359.142,43. Hal ini menunjukan bahwa terdapat kelebihan antara anggaran dengan
realisasi sebesar Rp 33.872.727.799,43. Didalam realisasinya terdapat setiap unsur-unsur yang
bisa membuat selisih antara anggaran yang dianggarkan oleh Kabupaten Sleman sendiri. Antara
lain:
1) Pos Pajak Daerah mengalami lebih anggaran sebesar Rp 11.849.276.687,70 dari dana yang
dianggarkan Rp 49.171.622.443,00
2) Pos Retribusi Daerah mengalami lebih anggaran sebesar Rp 7.181.672.177,93 dari dana
yang dianggarkan Rp 44.883.799.880,00
3) Pos Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan memiliki lebih anggaran sebesar Rp
51.222.600,43 dari dana yang dianggarkan Rp 6.625.758.200,00
4) Pos Lain-lain PAD yang Sah memiliki lebih anggaran sebesar Rp 14.790.556.333,37 dari
dana yang dianggarkan RP 6.077.450.820,00
Dari keterangan diatas dapat dilihat dari kempat pos-pos yang ada yang memberikan
kontribusi yang paling besar adalah realisasi Pos Lain-lain PAD yang Sah sebesar Rp
20.868.007.153,37 dari total realisasi PAD tahun 2008 Rp 140.631.359.142,43.Hal tersebut
disebabkan karena adanya pendapatan yang cukup besar dari Penerimaan bunga deposito via
BPD yaitu Rp 13.327.501.417,19 yang terdapat didalam Pos Lain-lain PAD yang Sah.
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman Tahun
2009
NO
URAIAN
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH/(KURANG)
(Rp)
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
41
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
1
Pendapatan Asli Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
128.918.153.263,99
157.231.267.811,84
28.313.114.547,85
1.1
Pajak Daerah
56.350.000.000,00
71.044.731.106,66
14.694.731.106,66
1.2
Retribusi Daerah
49.556.793.680,00
54.719.438.555,90
5.162.644.875,90
1.3
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
9.839.600.803,99
9.973.164.266,92
133.563.462,93
1.4
Lain-lain PAD yang Sah
13.171.758.780,00
21.493.933.882,36
8.322.175.102,36
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (berdasarkan Lampiran 1)
Keterangan :
Tabel Efektivitas dan Efisiensi dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun
2009
Berdasarkan jumlah anggaran tersebut diketahui efektivitas PAD secara keseluruhan di
Kabupaten Sleman tahun 2009 dengan realisasi PAD tahun 2009 adalah sebagai berikut :
x 100 % = 122%
Pada tahun ini PAD Kab.Sleman mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah PAD
tahun 2008. Total nominal realisasi PAD sebesar Rp 140.631.359.142,43 sedangkan nominal
PAD tahun 2009 yang dianggarkan sebesar Rp 128.918.153.263,99 sehingga terjadi peningkatan
dari tahun anggaran sebelumnya yaitu Rp 11.713.205.878,44sehingga pos-pos yang terdapat di
dalam laporan keuangan anggaran PAD pasti mengalami peningkatan, sehingga dapat dilihat
dari pos-pos seperti berikut antara lain:
1) Pos Pajak Daerah mengalami lebih anggaran sebesar Rp 14.694.731.106,66 dari dana yang
dianggarkan Rp 56.350.000.000,00
2) Pos Retribusi Daerah mengalami lebih anggaran sebesar Rp 5.162.644.875,90 dari dana
yang dianggarkan Rp 49.556.793.680,00
3) Pos Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan memiliki lebih anggaran sebesar Rp
133.563.462,93 dari dana yang dianggarkan Rp 9.839.600.803,99
4) Pos Lain-lain PAD yang Sah memiliki lebih anggaran sebesar Rp 8.322.175.102,36 dari
dana yang dianggarkan Rp 13.171.758.780,00
Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa yang memberikan kontribusi yang paling
besar yaitu dari realisasi Pos Pajak Daerah sebesar Rp 71.044.731.106,66 dari total realisasi
PAD tahun 2009 Rp 157.231.267.811,84. Hal ini dapat dilihat dari dari Pos Pajak Penerangan
Jalan yang memberikan pendapatan yang cukup besar sebesar Rp 31.190.111.869,00 yang
terdapat pada Pos Pajak Daerah.
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman Tahun
2010
NO
URAIAN
1
Pendapatan Asli
Daerah
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH/(KURAN
G) (Rp)
163.530.209.690,15
163.056.459.137,93
-473.750.552,22
1.1
Pajak Daerah
75.969.096.600,00
80.611.542.955,52
4.642.446.355,52
1.2
Retribusi Daerah
58.973.721.680,00
59.110.503.292,07
136.781.612,07
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
42
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
1.3 Dipisahkan
10.448.161.337,99
Lain-lain PAD yang
1.4 Sah
18.139.230.072,16
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
10.169.824.623.38
-278.336.741,61
13.164.588.266,96
-4.974.641.805,20
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (berdasarkan Lampiran 1)
Keterangan :
Tabel Efektivitas dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2010
Berdasarkan jumlah anggaran tersebut diketahui efektivitas PAD secara keseluruhan di
Kabupaten Sleman tahun 2010 dengan realisasi PAD tahun 2010 adalah sebagai berikut :
x 100 % = 99%
Pada tahun ini PAD Kab.Sleman mengalami peningkatan anggaran. Pemerintah Daerah
melakukan peningkatan anggaran untuk peningkatan pelayan dan melakukan perbaikan fasilitas
umum bagi masyarakat untuk mendapatkan penerimaan daerah yang lebih besar lagiwalaupun
didalam pos-pos peningkatan anggaran yang diberikan pemerintah namun untuk penerimaan dari
total realisasi PAD mengalami defisit penerimaan yaitu dari anggaran PAD sebesar Rp
163.530.209.690,15 sedangkan realisasi PAD Rp 163.056.459.137,93 sehingga dapat dilihat
mengalami defisit sebesar Rp 473.750.552,22. Pos-pos PAD di tahun 2010 ini mengalami
peningkatan walaupun tidak sesuai dengan dana PAD yang dianggarkan sebelumnya. Antara
lain :
1) Pajak Daerah mengalami peningkatan pada sektor pajak penerangan jalan sebesar Rp
530.000.000,00 dari anggaran tahun 2009 sebesar Rp 27.200.000.000,00 dan anggaran
tahun 2010 sebesar Rp 32.500.000.000,00. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
pembangunan fasilitas di Kab.Sleman tahun 2010.
2) Retribusi Daerah mengalami peningkatan disektor pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan
kebersihan, jasa usaha pemakaian kekayaan daerah, retribusi ijin mendirikan bangunan,
retribusi peruntukan penggunaan tanah.
3) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan mengalami peningkatan
anggaran namun untuk penerimaan realisasinya mengalami defisit penerimaan dari
anggaran Rp 10.448.161.337,99 sedangkan realisasi PAD Rp 10.169.824.623,38. Sehingga
peningkatan anggaran yang dilakukan tidak efisien dibandingkan dengan hasil penerimaan
PAD pada pos Pendapatan Hasil Kekayaan yang Dipisahkan.
4) Lain-lain PAD yang Sah mengalami peningkatan anggaran dari tahun sebelumnya namun
untuk penerimaan dari anggaran tahun 2010 Rp 18.139.230.072,16 sedangkan realisasinya
Rp 13.164.588.266,96 sehingga peningkatan anggaran yang dilakukan tidak efisien
dibandingkan dengan hasil penerimaan PAD untuk pos Lain-lain PAD yang Sah
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman Tahun
2011
NO
1
URAIAN
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH/(KURANG)
(Rp)
Pendapatan Asli Daerah
203.416.683.768,00
226.723.271.088,47
23.306.587.320,47
Pajak Daerah
122.700.165.400,00
142.698.407.280,12
19.998.241.880,12
Retribusi Daerah
30.068.639.273,00
33.163.697.870,80
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
1.3 Dipisahkan
11.027.000.000,00
11.036.188.376,45
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
3.095.058.597,80
1.1
1.2
ISSN-1411-3880
9.188.376,45
43
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
1.4 Lain-lain PAD yang Sah
39.620.879.095,00
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
39.824.977.561,10
204.098.466,10
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (berdasarkan Lampiran 1)
Keterangan :
Tabel Efektivitas dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2011
Berdasarkan jumlah anggaran tersebut diketahui efektivitas PAD secara keseluruhan di
Kabupaten Sleman tahun 2011 dengan realisasi PAD tahun 2011 adalah sebagai berikut :
x 100 % = 111%
Setelah 4 tahun Kebijakan Otonomi Daerah Kabupaten Sleman berjalan. Ditahun 2011 ini
penerimaan PAD semakin meningkat dari tahun ketahun. Hal tersebut terjadi karena semakin
meningkatnya kepercayaan pemerintah daerah untuk meningkatkan PAD dengan cara
meningkatkan anggaran dan realisasi PAD dan juga terdapat langkah-langkah yang dilakukan
oleh petinggi Pemerintah Daerah yaitu Bupati beserta seluruh struktur pemerintahan Daerah
Kabupaten Sleman antara lain :
1) Adanya peningkatan Pajak Daerah dari Sektor Pajak BPHTB yang memberikan penerimaan
sebesar Rp 49.237.392.683,00 serta pendapatan yang cukup besar Rp 40.022.094.803,00
dari Sektor Pajak Penerangan Jalan untuk tahun ini.
2) Pos Retribusi Daerah mendapatkan penerimaan pendapatan yang cukup besar yang berasal
dari Retribusi Pelayanan Kesehatan 25 Puskesmas daerah Sleman via rek BLUD Rp
7.364.314.781,00. Selain itu Retribusi Pelayanan Pasar seperti ijin untuk mendapatkan Los
dan Kios dan Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) masing-masing sebesar Rp
3.560.982.850,00 dan Rp 7.354.410.741,00
3) Dari Pos Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah sebesar Rp 27.449.812.568,30 didapat dari
Pendapatan BLUD. Ada pula pendapatan yang diterima dari Kontribusi masyarakat dalam
penguatan modal seperti perikanan, perkebunan, peternakan sebesar Rp 132.705.000,00.
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman Tahun
2012
NO
1
URAIAN
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH/(KURANG)
(Rp)
Pendapatan Asli Daerah
241.003.081.720,31
301.069.539.284,13
60.066.457.563,82
1.1
Pajak Daerah
148.350.000.000,00
177.835.870.150,47
29.485.870.150,47
1.2
22.241.060.530,00
34.034.969.787,28
11.793.909.257,28
1.3
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
11.713.222.161,31
12.783.121.935,58
1.069.899.774,25
1.4
Lain-lain PAD yang Sah
58.698.799.029,00
76.415.577.410,82
17.716.778.381,82
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (berdasarkan Lampiran 1)
Keterangan :
Tabel Efektivitas dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2012
Berdasarkan jumlah anggaran tersebut diketahui efektivitas PAD secara keseluruhan di
Kabupaten Sleman tahun 2012 dengan realisasi PAD tahun 2012 adalah sebagai berikut :
x 100 % = 125%
Pada tahun ini peningkatan pendapatan PAD cukup besar yaitu dari anggaran sebesar Rp
241.003.081.720,31 meningkat cukup besar yaitu Realisasinya sebesar Rp 301.069.539.284,13.
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
44
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
Langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam memaksimalkan
peningkatan penerimaan PAD guna memenuhi pelayanan yang baik terhadap masyarakat
ditanggapi positif oleh masyarakat dengan adanya peningkatan pembangunan dan pelayanan
kesehatan, pelayanan terhadap kontribusi masyarakat dari penguatan modal untuk usaha-usaha
seperti Perikanan, Tanaman Pangan dan Holtikultura, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan
LUEP( Ketahanan Pangan dan Penyuluhan). Dan langkah-langkah yang dilakukan oleh
Pemerintah terbukti positif dan bisa dilihat di masing-masing pos yang terdapat dilaporan PAD
Kabupaten Sleman yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari nilai nominal
realisasinya yang mengalami peningkatan terhadap nominal anggarannya.
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman Tahun
2008-2012
TAHUN
TOTAL
ANGGARAN PAD
TOTAL
REALISASI PAD
2008
106.758.631.343,00
140.631.359.142,43
132%
Sangat Efektif
2009
126.918.153.263,99
157.231.267.811,84
124%
Sangat Efektif
2010
163.530.209.690,00
163.056.459.137,93
100%
Efektif
2011
203.416.683.768,00
226.723.271.088,47
111%
Sangat Efektif
2012
241.003.081.720,31
301.069.539.284,13
125%
Sangat Efektif
TINGKAT EFEKTIVITAS
PERSENTASE
KETERANGAN
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (Berdasarkan Lampiran 1)
diolah
Keterangan :
Tabel Efektivitas dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2008-2012
Berdasarkan total anggaran PAD dengan total realisasi PAD dapat diketahui efektifitas PAD dari
tahun 2008 sangat efektif dengan persentase 132% dan untuk tahun 2009 sebesar 124%. Namun
untuk tahun 2010 persentase efektivitas PAD menurun dikarenakan adanya pos-pos daerah
seperti Pos Pengelolaan Kekayaan Daerah dan Pos Lain-lain PAD yang Sah yang mengalami
kurang anggaran atau anggarannya tidak sesuai dengan realisasinya.
Pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan penerimaan PAD yaitu dapat dilihat dari
persentase efektivitas masing-masing sebesar 111% dan 125%. Dikarenakan didalam Pos-pos
seperti Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memberikan kontribusi yang cukup besar, sehingga
peneriman PAD pada tahun-tahun tersebut mengalami peningkatan.
Umumnya, daerah dengan intensitas kegiatan ekonomi yang tinggi, dengan peningkatan nilai
investasi yang tinggi setiap tahun akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pajak
dan PDRB . Jika dibandingkan dengan daerah perkotaan dengan kabupaten, maka kegiatan
perekonomian jauh lebih berkembang di kota dibandingkan dengan daerah kabupaten. Oleh
sebab itu, PAD daerah perkotaan cenderung lebih besar daripada PAD daerah kabupaten. Seperti
diketahui, sebagian besar daerah di Indonesia merupakan kabupaten. Wajar bila sebagian bila
sebagian besar kabupaten di Indonesia berusaha untuk meningkatkan PAD-nya agar tidak jauh
berbeda dengan daerah perkotaan. Namun, daerah kabupaten dengan potensi sumber alam cukup
besar cenderung mampu untuk meningkatkan PAD-nya (Juli Panglima Saragih,2003:55).
Sehingga EfisiensiPAD didalam otonomi daerah didalam penyelenggaranya perlu dilakukan
dengan memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintah dan pemerintah daerah,
potensi yang ada dari keanekaragaman daerah dan tantangan persaingan global dengan
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
45
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah. Efisiensi dilakukan untuk meminimalkan
anggaran yang ada dengan menggunakannya sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan oleh
Daerah yaitu dengan perantara Pemerintah Daerah yang diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengelola semua kekayaan daerah dan melakukanpeningkatan kemandirian daerah agar tidak
tergantung dari bantuan pemerintah pusat. Sehingga pemerintah daerah bisa memberikan
kemudahan didalam semua kegiatan masuknya investasi di daerah.
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2008
NO
1
1.1
1.1.2
1.1.3
KETERANGAN
Pembiayaan
Penerimaan Daerah
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Th.Sebelumnya
LEBIH/(KURA
NG) (Rp)
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
195.763.465.158,06
195.763.465.158,06
0
0
195.763.465.158,06
294.488.800,00
196.057.953.958,06
294.488.800,00
294.488.800,00
13.475.000.000,00
2.138.000.000,00
13.475.000.000,00
2.137.744.928,40
0
-255.071,60
0
2.608.490.666,00
1.2
1.2.1
1.2.2
Penerimaan Pajak Bencana
Jumlah
Pengeluaran Daerah
Penyertaan Modal Daerah
Pembayaan Pokok Utang
1.2.3
Pemberian Pinjamaan Daerah
6.100.000.000,00
6.100.000.000,00
1.2.4
2.608.490.666,00
0
1.2.5
Pengembalian PPh 21
Pembayaran Hutang Pajak
Bencana
294.488.800,00
294.488.800,00
1.2.6
JPKM
4.615.237.529,00
0
29.231.216.995,00
166.532.248.163,06
22.007.233.728,40
174.050.720.229,66
Jumlah
Pembiayaan Netto
0
4.615.237.529,00
7.223.983.266,60
7.518.472.066,60
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (berdasarkan Lampiran 1)
Keterangan :
Tabel Efisiensi dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2008
Berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai PAD maka diketahui efisiensi
PAD secara keseluruhan di Kabupaten Sleman tahun 2008 dengan realisasi PAD tahun 2008
adalah sebagai berikut :
x 100 % = 124%
Pada tahun ini pembiayaan PAD atau pengeluaran daerah cukup besar yaitu senilai Rp
174.050.720.229,66. Pembiayaan daerah ini dikarenakan untuk penyertaan modal investasi
daerah guna memberikan modal investasi kepada masyarakat, karena apabila investasi di daerah
meningkat diharapkan PAD juga mengalami peningkatan hal tersebut dilakukan oleh Pemerintah
kabupaten Sleman untuk pertumbuhan PAD dan untuk kepentingan masyarakat umum.
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2009
NO
1
KETERANGAN
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH/(KURANG)
(Rp)
Pembiayaan
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
46
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
1.1 Penerimaan Daerah
1.1.1
1.2
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Th.Sebelumnya
Jumlah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
213.907.757.911,59
213.907.757.911,59
213.907.757.911,59
213.907.757.911,59
0
0
Pengeluaran Daerah
1.2.1
Penyertaan Modal
investasi Daerah
22.000.000.000,00
22.000.000.000,00
0
1.2.2
Penyertaan Modal
Investasi Swasta
1.200.000.000,00
1.200.000.000,00
0
1.2.3
Pembayaran Pokok Utang
138.000.000,00
137.744.928,40
-255.071,60
1.2.4
Pemberian Pinjaman
Daerah
6.600.500.000,00
6.600.500.000,00
0
29.938.500.000,00
183.969.257.911,59
29938244928
183.969.512.983,19
-255.071,60
255.071,60
Jumlah
Pembiayaan Netto
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (Berdasarkan Lampiran
Keterangan :
Tabel Efisiensi dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2009
Berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai PAD maka diketahui efisiensi
PAD secara keseluruhan di Kabupaten Sleman tahun 2009 dengan realisasi PAD tahun 2009
adalah sebagai berikut :
x 100 % = 177%
Berdasarkan data diatas pembiayaan untuk penyertaan modal investasi daerah mengalami
peningkatan anggaran dari tahun sebelumnya sebesar Rp 22.000.000.000,00 dan ditambah
penyertaan modal investasi untuk swasta sebesar Rp 1.200.000.000,00. Pemerintah daerah juga
memberikan pinjaman daerah untuk penguatan modal sebesar anggaran Rp 6.600.500.000,00 ini
dilakukan oleh Pemerintah daerah untuk mempermudah masuknya investasi oleh swasta dan
pemberian modal untuk penguatan modal diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
peningkatan PAD.
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2010
NO
1
1.1
1.1.1
1.2
KETERANGAN
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH/(KURA
NG) (Rp)
Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
SILPA
164.125.625.539,66
164.125.625.539,66
0
Jumlah
164.125.625.539,66
164.125.625.539,66
0
10,500.000.000,00
10.500.000.000,00
0
138.000.000,00
137.744.928,40
-255071,6
6.100.500.000,00
6.100.500.000,00
0
16738244928
-255071,6
Pengeluaran Daerah
1.2.1
Penyertaan Modal
1.2.2
Pembayaran Pokok Utang
1.2.3
Pemberian Pinjaman Daerah
16738500000
Jumlah
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
47
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Pembiayaan Netto
147.387.125.539,66
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
147.387.380.611,26
255071,6
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (Berdasarkan Lampiran 1)
Keterangan :
Tabel Efisiensi dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2010
Berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai PAD maka diketahui efisiensi
PAD secara keseluruhan di Kabupaten Sleman tahun 2010 dengan realisasi PAD tahun 2010
adalah sebagai berikut :
x 100 % = 90%
Ditahun ini pembiayaan untuk penyertaan modal mengalami penurunan yaitu dari anggaran
tahun sebelumnya sebesar Rp 22.000.000.000,00 menjadi Rp 10.500.000.000,00 dikarenakan
untuk tahun ini pendapatan daerah mengalami defisit anggaran atau kurang anggaran seperti
pada Pos Lain-lain PAD yang sah dari anggaran Rp 18.139.230.072,16 namun realisasinya
senilai Rp 13.164.588.266,96. Sehingga untuk menghemat pembiayaan untuk penguatan modal
maka anggaran penyertaan modal dikurangi.’
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2011
NO
1
1.1
1.1.1
1.2
KETERANGAN
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH/(KUR
ANG) (Rp)
Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
SILPA
Jumlah
111.413.378.123,05
111.413.378.123,05
111.413.378.123,05
111.413.378.123,05
0
0
7.000.000.000,00
6.000.000.000,00
0
Pengeluaran Daerah
1.2.1
Penyertaan Modal
1.2.2
Pembayaran Pokok Utang
Jumlah
138.000.000,00
137.744.928,40
-255.071,60
7.138.000.000,00
6.137.744.928,40
-255.071,60
Pembiayaan Netto
104.275.378.123,05 105.275.633.194,65
255.071,60
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (Berdasarkan Lampiran 1)
Keterangan :
Tabel Efisiensi dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2011
Berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai PAD maka diketahui efisiensi
PAD secara keseluruhan di Kabupaten Sleman tahun 2011 dengan realisasi PAD tahun 2011
adalah sebagai berikut :
x 100 % =46 %
Pada tahun ini anggaran untuk pembiayaan seperti penyertaan modal dan pembayaran pokok
utang mengalami penurunan sebesar masing-masing anggaran sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan
Rp 255.71,60. Penurunan anggaran tersebut dapat dilihat di Pos Pengeluaran Pembiayaan.
Walaupun didalam pos penyertaan modal dan pembayaran pokok utang mengalami defisit
anggaran, namun untuk realisasi pembiayaan nettonya positif (lebih anggaran) sebesar Rp
1.000.747.215,60dari anggaran Rp 104.275.378.123,05 sedangkan realisasinya Rp
105.276.125.338,65.
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2012
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
48
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
NO
KETERANGAN
1
1.1
1.1.1
1.2
1.2.1
1.2.2
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
LEBIH/(KURA
NG) (Rp)
Pembiayaan
Penerimaan
Pembiayaan
SILPA
138548094296
138548094296
0
Jumlah
138548094296
138548094296
0
Penyertaan Modal
Pembayaran Pokok
Utang
17798692573
17798692573
-0,31
138000000
137744928,4
-255071,6
Jumlah
17936692573
17936437501
-255071,91
120611401723
120611656795
255071,91
Pengeluaran Daerah
Pembiayaan Netto
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (Berdasarkan Lampiran 1)
Keterangan :
Tabel Efisiensi dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2012
Berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai PAD maka diketahui efisiensi
PAD secara keseluruhan di Kabupaten Sleman tahun 2012 dengan realisasi PAD tahun 2012
adalah sebagai berikut :
x 100 % =40 %
Selama periode 5 Tahun Pemerintah daerah telah banyak mengeluarkan biaya untuk pembiayaan
di kabupaten Sleman sebagai upaya untuk meningkatkan penerimaan PAD dan juga untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun pada tahun ini Pemerintah daerah kabupaten
Sleman tidak terlalu banyak dalam pengeluaran pembiayaan dikarenakan pendapatan Daerah
khususnya PAD mengalami peningkatan anggaran setiap tahunnya disamping itu realisasi
penerimaan PAD cukup besar. Sehingga Pemerintah daerah mulai mengurangi pembiayaan
untuk penyertaan modal untuk investasi, karena investasi yang masuk di daerah kabupaten
Sleman kini cukup besar sehingga secara tidak langsung berpengaruh juga pada peningkatan
PAD.
Tabel Data Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 20082012
Tahun
Pembiayaan
Realisasi PAD
Efisiensi PAD
2008
174.050.720.229,66
140.631.359.142,43
124%
2009
183.969.512.983,19
157.231.267.811,84
85%
2010
147.387.381.611,26
163.056.459.137,93
90%
2011
105.276.125.338,65
226.723.271.088,47
46%
2012
120.758.071.181,42
301.069.539.284,13
40%
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi Auditan (Berdasarkan Lampiran 1)
diolah
Keterangan :
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
49
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
Tabel Efisiensi dari Realisasi dan Target PAD Kabupaten Sleman Tahun 2008-2012
Dari data diatas selama periode 5 tahun setelah diberlakukan otonomi daerah di kabupaten
Sleman. Pemerintah daerah telah melakukan efisiensi pembiayaan daerah secara berkala dari
tahun ke tahun dimulai dari tahun 2008 pembiayaan cukup besar dikarenakan untuk
mensukseskan otonomi daerah untuk peningkatan PAD dan menyejahterakan dan memperbaiki
pelayanan terhadap masyarakat. Yang dimulai dengan memberikan penyertaan modal investasi
terhadap masyarakat seperti modal usaha perikanan, perkebunan, dan peternakan. Dan untuk
tahun berikutnya pembiayaan daerah masih tinggi yaitu sebesar Rp 183.969.512.983,19 ditahun
2009. Untuk tahun 2010 sampai tahun 2012 pembiayaan daerah mulai mengalami penurunan
anggaran dikarenakan pencapaian peneriman PAD sudah mulai mengalami peningkatan seperti
dapat dilihat direalisasi PAD tahun 2011 sebesar Rp 226.723.271.088,47 dan di tahun 2012 Rp
301.069.539.284,13. Dilihat dari penerimaan PAD Pemerintah daerah kabupaten Sleman mulai
melakukan efisiensi dari tahun ke tahun.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan data Peneliti peroleh dan hasil data analisis deskriptif yang dilakukan. Maka
diperoleh implementasi kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Pada awal pelaksanaan implementasi kebijakan otonomi daerah yaitu tahun 2008 sampai
tahun 2010 belum menunjukan hasil yang belum maksimal terhadap penerimaan PAD seperti
masih terdapat dimasing-masing pos PAD masih mengalami defisit (kurang dari anggaran).
Hal tersebut bisa dilihat karena belum maksimalnya pemberian pelayanan yang diberikan
oleh pemerintah daerah Kabupaten Sleman terhadap masyarakat sehingga penerimaan hasil
dari daerah belum maksimal atau tidak begitu besar terbukti didalam total realisasi PAD di
tahun tersebut.
Pada periode tahun 2011-2012 adalah dimana Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman
mendapatkan penerimaan yang cukup besar dari PAD. Dan dapat dilihat dari tahun-tahun
tersebut mengalami peningkatan berturut-turut dari realisasi PAD yang lebih besar dari dana
anggaran sebelumnya. Setiap pos masing-masing seperti Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain PAD tidak menunjukan
hasil nominal yang negatif (kurang dari anggaran), sebaliknya menujukan hasil yang positif
(lebih dari anggaran).
2. Implementasi kebijakan Pemerintah mengenai otonomi daerah kabupaten Sleman terhadap
Pendapatan Asli Daerah menunjukan hasil yang efektif dan efisien. Efektivitas PAD dari
tahun 2008-2012 menunjukan hal yang positif yaitu mengalami peningkatan penerimaan
PAD. Selama periode 5 tahun Pemerintah Daerah Sleman telah melakukan efisiensi
pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam meningkatkan penerimaan PAD.
Sehingga hasil yang ditunjukan menunjukan hal yang positif terhadap efisiensi pembiayaan
Daerah khususnya pembiayaan PAD.
F. DAFTAR PUSTKA
Adiwiyana Pria, 2011. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal”. Skripsi Universitas
Diponegoro.
Atika,2013.” Implementasi Pengaturan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sleman
tahun 2010-2012”. Skripsi Universitas Islam Indonesia Sunan Kalijaga.
Bastian Indra, Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga. 2010.
Halim Abdul, Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Jakarta:
Salemba Empat. 2004.
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
50
Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Otonomi
Daerah
Rosa Ari P, Dhiana Ekowati
http://disdik.kerincikab.go.id/baca/tulisan/1651 (Diakses pada tanggal 17 November 2013)
IKAPI, Undang-Undang Otonomi Daerah. Bandung: Fokus Media. 2011.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta:
BPFE. 2009.
Ilyas B Wirawan,Richard Burton, Hukum Pajak.Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat.2010.
Mustain Mohamad, 2009. “Penerapan Kebijakan Pemerintah Otonomi Daerah Terhadap
Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Sampang”.Skripsi Sekolah Tinggi Ekonomi
PERBANAS.
Saragih Juli Panglima, Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Jakarta:
Ghalia Indonesia.2003.
Kuncoro Mudrajad, Otonomi & Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan
Peluang. Jakarta: Erlangga. 2004.
Mardiasmo, Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: C.V Andi Offset. 2011.
Pahala Marihot Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Rajawali Pers. 2005.
Sugianto, Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.2010.
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.2005.
Wahidin Samsul, Hukum Pemerintah Daerah : Pendulum Otonomi Daerah dari Masa ke Masa
Warsito Kawedar, Abdulrohman, dan Sri Handayani, Akuntansi Sektor Publik: Pendekatan
Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah (Buku 1 dan 2), Semarang: Badan
Penerbit Undip. 2008.
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang proses penyusunan anggaran.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 1 angka 10 tentang Kontribusi Wajib Pajak.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 bahwa retribusi dibagi menjadi retribusi propinsi dan
retribusi kabupaten/kota pajak.
Undang-undang Nomor 90 Tahun 2010 tentang Peranan Pendapatan Asli Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pendapatan daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-undang Nomor 5 tahun 2012 tentang retribusi pemakaian daerah Kabupaten Sleman.
Undang-undang Nomor 38 tahun 2007 tentang Urusan Pemerintah.
Undang-undang RI No 12 Tahun 2008 tentang beberapa unsur dalam Otonomi Daerah dalam
hal ini kebijakan pemerintahan pusat terhadap pemerintahan daerah.
Peraturan pemerintah dalam negeri nomor 37 tahun 2012 tentang Kebijakan yang perlu
mendapat perhatian pemerintah daerah dalam penyusunan APBD Tahun anggaran 2013.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.
www.bappeda.slemankab.go.id ( Diakses tanggal 17 November 2013)
*)Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen STIE Nusa Megarkencana
ISSN-1411-3880
51
Download