1 BAB I BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tidak bisa dihindari

advertisement
BAB I
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tidak bisa dihindari bahwa percepatan pembangunan sebuah negara adalah suatu
indikator dari sebuah negara yang maju. Semakin cepat pembangunan sebuah
negara semakin diakui oleh negara-negara lain sebagai negara maju. Kecepatan
pembangunan tentu saja dipengaruhi berbagai hal, salah satunya perkembangan
teknologi yang mampu diterapkan di negara tersebut. Meski perkembangan
teknologi baik di Indonesia maupun di luar negeri sangat cepat namun tidak semua
teknologi dapat langsung diterapkan secara merata, lebih khususnya di Indonesia.
Penerapan teknologi sebagai langkah untuk pemerataan pembangunan di Indonesia
merupakan tantangan yang masih dihadapi masyarakat Indonesia, terkhusus
pemerintah Indonesia. Hal ini berkaitan langsung dengan keterbatasan energi yang
dapat dimanfaatkan di Indonesia. Perkembangan teknologi saat ini tidak pernah
lepas dari ketergantungan terhadap energi sebagai komponen utamanya. Faktanya
Indonesia memiliki ketersediaan energi sangat besar namun kecil porsi nya yang
dapat dimanfaatkan. Dalam porsi yang kecil itu sebagian besar energi yang
dimanfaatkan adalah energi yang tidak terbarukan yaitu bahan bakar fosil. Hal ini
menjadikan Indonesia bergantung pada bahan bakar fosil dalam pemenuhan
kebutuhan energi. Bahaya dari ketergantungan pada bahan bakar fosil ini adalah
ketersediaan bahan bakar fosil yang sangat terbatas sedangkan permintaan energi
terus berkembang pesat seiring perkembangan teknologi. Masih sangat banyak
potensi energi yang belum dimanfaatkan antara lain air yang bisa dimanfaatkan
energi mekanik nya (energi potensial dan energi kinetik), angin (energi mekanik),
panas bumi (energi panas), cahaya matahari (energi panas) bahkan energi dari
tumbuhan (biomasa). Dari semua sumber energi tersebut sebagian besar diubah
menjadi energi yang dapat dimanfaatkan dengan mudah yaitu energi listrik. Hampir
sebagian besar teknologi memanfaatkan energi listrik. Keunggulan yang dimiliki
energi listrik dibanding dengan energi lainnya yaitu kemudahan dalam
pendistribusian energinya, kemudahan konversi, dan lain-lain. Tidak berlebihan
1
menjadikan energi listrik menjadi energi universal yang berperan penting dalam
mempercepat pembangunan.
Meski energi listrik mempunyai kelebihan dalam pendistribusian namun faktanya
rasio elektrifikasi di Indonesia tahun 2014 baru mencapai 84,35%. Desa-desa yang
terletak jauh dari pembangkitan listrik belum bisa menikmati listrik dikarenakan
beberapa hal antara lain daerah tersebut sulit dilalui dan jika disambungkan dengan
pembangkit yang letaknya jauh menjadi tidak ekonomis. Alasan lain yaitu
ketersediaan listrik yang minim. Alternatif yang sering ditempuh untuk kondisi
seperti ini adalah pemanfaatan air sebagai pembangkit listrik skala kecil jika ada
sungai yang berpotensi di daerah tersebut.
Pemanfaatan air sebagai pembangkit listrik skala kecil ini dikenal sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro hidro yang selanjutnya disebut PLTMH.
Teknologi PLTMH sangat cocok diterapkan di daerah terisolasi yang belum
terjangkau oleh listrik dan terdapat sungai yang berpotensi membangkitkan energi
listrik. Sungai yang berpotensi membangkitkan energi listrik yaitu sungai yang
mempunyai debit besar dan topografi yang mempunyai perbedaan tinggi yang
signifikan sehingga cukup mendapatkan tinggi energi.
Rumusan Masalah
Desa Lewara merupakan salah satu desa yang belum terjangkau listrik. Desa ini
berada di Kecamatan Morowali Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Aksesnya
hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua.
Penerapan PLTMH untuk daerah yang belum terjangkau oleh listrik perlu dikaji
kelaikannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelaikan PLTMH antara
lain urgensi akan listrik di suatu daerah, potensi energi yang dapat dibangkitkan,
biayanya, dan lain-lain. Dalam penelitian akan dikaji kelaikan PLTMH yang
meliputi energi listrik yang dapat dibangkitkan dan gambar DED sebagai
pertimbangan biaya konstruksi.
2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari perencanaan ini adalah:
1.
Melakukan perancangan bangunan tenaga air (bendung, pintu pengambilan,
kolam pengendap, saluran pembawa, kolam penenang, pipa pesat, saluran
pembuangan).
2.
Menghitung potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan.
3.
Analisis hidraulika mengenai perubahan muka air banjir karena adanya
PLTMH
Batasan Masalah
Dalam melakukan perencanaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro di Desa
Lewara ini, dilakukan pembatasan masalah yang akan menjadi acuan kegiatan
selanjutnya. Secara lengkap pembatasan dalam kegiatan ini tersusun sebagai
berikut
1. Perencanaan bendung mengacu pada Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
(Dinas Pengairan, 2010) dan literatur lain yang digunakan sebagai pelengkap.
2. Untuk desain bangunan pengambil, kolam pengendap, saluran pembawa, kolam
penenang dan pipa pesat menggunakan acuan Manual Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dan literatur lain yang digunakan
sebagai pelengkap.
3. Untuk perhitungan Water hammer menggunakan acuan Guide on How to
Develop a Small Hydropower Plant (ESHA, 2004).
4. Tidak dilakukan analisis mengenai kondisi geologi dan dampaknya bagi
ekosistem.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari analisis yang dilakukan adalah.
1. Manfaat teoritis : Memberikan informasi keilmuan pada bidang teknik sipil
khususnya hidraulika mengenai desain PLTMH dengan kondisi daerah yang
spesifik.
2. Manfaat praktis : Sebagai dasar pembangunan PLTMH di Desa Lewara.
3
Download