- Test Repository

advertisement
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN
DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IV
MADRASAH IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.)
Oleh:
PARAMITA AYU EKASARI
NIM
- -
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah
menjadi manusia yang berguna (Albert Einstein)”.
“Ku olah kata, kubaca makna, Kuikat dalam alenia, kubingkai dalam bab
sejumlah lima, jadilah mahakarya gelar Sarjana kuterima, orang tua pun
bahaagia (Paramita Ayu Ekasari)”.
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini orang-orang yang sangat kukasihi dan kusayangi :
. Bapak dan ibu tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada bapak dan
ibu yang telah
memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada
terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas
bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal
untuk membuat bapak dan Ibu bahagia.
. Saudaraku laki-laki yang teramat saya sayangi dan saya banggakan:
Muhammad Firman Ardiansyah.
. Sahabat Terbaikku Muhammad Afif, Vina Ardiyanti, Najmul Laila yang tak
pernah henti mendukungku, memberi semangat padaku.
. Teman-taman PGMI satu angakatan.
. Teman-teman KKN IAIN Salatiga posko
.
. Teman-teman PPL di MIN Salatiga.
. Kepala Sekolah MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
. Wali Kelas IV MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayahNya sehingga Laporan Penelitian ini dapat kami laksanakan dan
kami selesaikan sesuai rencana.
Sebagai guru kita tentunya bangga dengan hasil prestasi siswa yang
memuaskan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan
pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor
keberhasilan dalam belajar, maka dari itu penilitian kami beri judul Peningkatan
Hasil Belajar
Materi Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan Konstruktivisme
Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Tahun Ajaran
.
Pelakasanaan Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian
kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga, dan Pembibing yang dengan sabar dan teliti di dalam
membimbing skripsi penulis.
. Ibu Peni Susapti, M. Si. Selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.
. Ibu Hj. Anifah, S.H. Selaku Kepala Sekolah MI Tukangan.
viii
. Wali Kelas IV MI Tukangan Bapak Muh. Rofiq S.P. , S.S. , S. Pd. I.
. Bapak serta ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa
material maupun spiritual.
. Sahabat- sahabat tebaikku Muhammad Afif, Vina Ardiyanti, Najmul Laila
yang selalu memberi semangat kepada penulis.
. Seluruh teman-teman PGMI angkatan
. Seluruh teman-teman posko
.
KKN IAIN Salatiga.
. Seluruh teman- teman PPL MIN Salatiga.
. Dan seluruh teman-teman yang mengenalku dan membaca tulisan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya
kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan
kegiatan penulisan hasil penelitian mendatang.
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmad, bimbingan dan
petujuknya kepada kita semua. Amiin.
Salatiga,
Penulis
Juli
ix
ABSTRAK
Ayu, Ekasari, Paramita
, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa
Kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Tahun Ajaran
. Skipsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembibing: Suwardi, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil belajar, Pendekatan Konstruktivisme dan Matematika
Pembelajaran Matematika pada umumnya membutuhkan kemampuan siswa
untuk memahami konsep materi pelajaran, sehingga guru sebagai pengajar haruslah
lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi
menyenangkan dan siswa tidak merasa bosan. Namun masih ada guru yang belum
melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif. Hal ini membuat siswa menjadi
bosan dan cenderung pasif dalam pembelajaran akibatnya hasil belajar Matematika
rendah. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah
penerapan pendekatan Konstruktivisme mampu meningkatakan hasil belajar siswa
terhadap materi penjumlahan pecahan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah
Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun ajaran
/
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I, dan
siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
meliputi post tes lembar pengamatan dan dokumentasi.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Pendekatan
Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Penjumlahan
Pecahan pada siswa kelas IV MI Tukangan Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali
tahun ajaran
. Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa hasil dari penerapan pendekatan Konstruktivisme dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian
tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dan II dengan hasil Pre tes dan Post tes
mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata Pre tes adalah ,
dengan dan ratarata Post tes , . Dari rata-rata Pre tes dan Pos tes mengalami peningkatan ,
dengan persentase peningkatan
%. Pada siklus II rata-rata Pre tes adalah
dan
rata-rata Post tes , . Dari rata-rata Pre tes dan Pos tes mengalami peningkatan ,
dengan persentase peningkatan sebesar ,
. Peningkatan nilai rata-rata pada
Pre tes dan Post tes menunjukkan pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................
D. Hipotesis .................................................................................................
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................
F. Definisi operasional .................................................................................
G. Metode Penelitian ...................................................................................
H. Sistematika Penulisan ..............................................................................
xi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendekatan Konstuktivisme
. Pengertian pendekatan ...........................................................................
. Pengertian konstruktivisme ...................................................................
B. Pembelajaran Matematika
. Belajar....................................................................................................
. Hasil Belajar ..........................................................................................
. Pembelajaran Matematika .....................................................................
. Penjumlahan Pecahan ............................................................................
C. Kaitan pembelajaran Matematika dengan Konstruktivisme materi
Penjumalah pecahan ....................................................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah .....................................................................
B. Subyek Penelitian .....................................................................................
C. Pelaksanaan Penelitian
. Deskripsi Siklus I .........................................................................
. Deskripsi Siklus II ........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
. Siklus I ..........................................................................................
. Siklus II ........................................................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................
xii
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ..................................................................................
B. SARAN...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Siklus Penelitian ...................................................................................
Tabel
SK dan KD Matematika Kelas IV ........................................................
Tabel
Perbatasan MI Tukangan .....................................................................
Tabel
Fasilitas sarana prasarana MI ...............................................................
Tabel
Data Guru dan Staff MI Tukangan ......................................................
Tabel
Daftar nama siswa kelas IV MI Tukangan ...........................................
Tabel
Nilai Siswa Siklus I ..............................................................................
Tabel
Hasil Pengamatan Siklus I ....................................................................
Tabel
Nilai Siswa Siklus II .............................................................................
Tabel
Hasil Pengamatan Siklus II ..................................................................
Tabel
Data peningkatan siswa .......................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
. Silabus
. RPP Siklus
. RPP Siklus
. Lembar Kerja Siswa
. Lembar Evaluasi
. Foto Kegiatan Pembelajaran
. Surat Tugas Pembimbing
. Surat Keterangan Penelitian
. Surat Izin Penelitian
. Lembar Konsultasi Pembimbing
. Daftar SKK
. Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar.
Matematika merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh
sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah
menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa
pelajaran Matematika ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian
Akhir Sekolah (UAS) masih sangat jauh dari standar yang diharapkan.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah
masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para
guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan
siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat
dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan
sehari-hari (Susanto,
:
).
Kondisi ini juga terjadi
pada pembelajaran Matematika, yang
memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran Matematika
di
sekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Para
guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif
dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.
Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena
kebanyakan
guru
tidak
melakukan
kegiatan
pembelajaran
dengan
memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses pada anak. Selain itu
guru masih menggunakan pendekatan konvensional dalam menyampaikan
materi. Siswa diberikan definisi-definisi maupun teorema-teorema, setelah itu
langsung diberi contoh-contoh sehingga peserta didik hanya memperoleh
catatan yang berupa simbol-simbol dan rumus-rumusnya saja tidak ada
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berakibat pada siswa yang
apabila mereka diberi soal yang berbeda dengan contoh-contoh atau soal
latihan cenderung membuat kesalahan. Selain itu rendahnya minat belajar
matematika dengan materi dan metode yang kurang menarik. Dengan keadaan
yang seperti tersebut
di atas menyebabkan rendahnya hasil belajar
Matematika. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwasannya belajar merupakan
suatu kegiatan yang penting untuk dilaksanakan. Pada akhirnya, keadaan
semacam ini yang menyebabkan kegiatan pembelajaran dilakukan hanya
terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks saja. Keadaan seperti ini
juga mendorong siswa untuk berusaha menghafal pada setiap kali akan
diadakan tes atau ulangan harian atau tes hasil belajar, baik ulangan tengah
semester, maupun ulangan akhir semester.
Peranan penggunaan pendekatan pembelajaran di kelas apabila dilihat
dari kenyataan di lapangan banyak sekali dijumpai sekolahan-sekolahan yang
belum menggunakan pendekatan
pembelajaran dalam pengajarannya di
dalam kelas secara maksimal dan kurang bervariasi. Melihat keadaan yang
seperti itu maka dapat dianalisis kekurangan dalam proses pembelajaran guna
mengetahui kendala-kendala dan hambatan yang ditemukan untuk perbaikan
yang lebih baik dalam proses pembelajaran yang berikutnya. Dalam
melakukan perbaikan proses pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
MI Tukangan adalah salah satu MI yang ada di Kecamatan Ampel.
MI ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), namun
menurut hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa terdapat beberapa
kendala dalam pelaksanaan KTSP. Salah satu kendala utama adalah
kurangnya antusias siswa untuk belajar, siswa lebih cenderung menerima apa
saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengemukakan
pertanyaan maupun pendapat.
Berdasarkan informasi tersebut, dilakukan observasi di MI Tukangan
pada tanggal
April
dan diperoleh keterangan bahwa hasil belajar
Matematika siswa kelas IV di madrasah tersebut masih tergolong rendah. Hal
ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal yang diterapkan untuk mata
pelajaran Matematika adalah
bahwa dari sejumlah
siswa,
. Dari hasil survei pada bulan April diketahui
siswa memperoleh nilai KKM dan
siswa
yang lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Dari hasil wawancara ini
pula diperoleh informasi dari guru pengampu Matematika kelas IV bahwa
siswa seringkali mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam menyelesaikan
soal-soal latihan. Peneliti dan guru menduga pendekatan pembelajaran yang
digunakan selama ini belum efektif. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar Matematika siswa kelass IV MI Tukangan.
Atas dugaan di atas maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat
untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang
ada
berupa
penerapan
pendekatan
pembelajaran
lain
yang
lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk
mengembangkan potensinya secara maksimal. Pendakatan
pembelajaran
yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran Konstruktivisme.
Penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari merupakan materi
yang di dalamnya memerlukan pemahaman dari sisi konsep. Pecahan
merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan, Kesulitan itu terlihat dari
kurang bermaknannya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
(Heruman,
). sehingga siswa memerlukan cara yang tepat untuk
memahaminya. Namun berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan,
MI Tukangan dalam penggunaan pendekatan yang variatif masih belum
digunakan. Proses KBM di sekolah tersebut masih sangat monoton yang
menjadikan salah satu faktor belum tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Membangun
pengetahuan
merupakan
cara
belajar
yang
mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan
pemahaman siswa dan
daya
ingat
belajarnya. Melalui
pendekatan
Konstruktivisme siswa dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir,
hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME
PADA SISWA
KELAS
IV MADRASAH
IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN
”.
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan pendekatan Konstruktivisme
mampu meningkatakan hasil belajar siswa terhadap
materi Penjumlahan
Pecahan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali Tahun ajaran
/
”?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap
materi penjumlahan pecahan dengan pendekatan konstruktivisme pada siswa
kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Tahun ajaran
/
.
D. Hipotesis
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian.
Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam penelitian
perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Adapun hipotesis
dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan konstruktivisme mampu
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajran Matematika materi
penjumlah pecahan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
/
.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritik dan praktis.
. Secara Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana
cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan belajar
mengajar
khususnya
dalam
mata
pelajaran
Matematika
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian dapat melihat apakah
penerapan Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika pada siswa kelas IV di MI Tukangan. Apabila siswa tertarik
untuk belajar, maka hasil belajar dapat meningkat sehingga akan tercipta
sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
. Secara Praktis
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan penelitian ini
dapat memberikan manfaat kepada:
a. Siswa
Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan
pembelajaran
Matematika
Konstrutivisme
dapat
melalui
meningkatkan
penerapan
hasil
belajar
Pendekatan
siswa
dan
kemampuan siswa sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif
dan efisien.
c. Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Sebagai masukan bagi Madrasah, Mapeda dan jajaran terkait untuk
melakukan pembinaan guru dalam inovasi dan Implementasi
Pendekatan-Pendekatan Pembelajaran dalam Matematiaka
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, penulis memberikan
definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar
tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat.
Adapun istilah-istilah tersebut adalah:
. Peningkatan
Menurut
(
:
Poerwadarminta dalam Kamus besar Bahasa Indonesia
) Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan
usaha. Maksudnya adalah usaha seseorang untuk memproleh nilai yang
lebih dari sebelumnya, dengan berbagai cara sesuai dengan peraturan yang
ada.
. Hasil Belajar
Apabila mendengar kata hasil belajar maka tak akan lepas dari kata
belajar. Belajar merupakan komponen yang paling vital dalam usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada
pendidikan. Seperti anggapan dari Syah (
:
), Belajar adalah
kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung
pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah
maupun lingkungan rumah dan keluarganya.
Menurut R. Gagne dalam Susanto (
:
) Belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan
dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru
dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Secara keseluruhan
pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran tidak akan sempurna jika
berhenti pada definisi atau proses. Maka perlu diuraikan apa yang
dihasilkan dari suatu proses pembelajaran. Bloom dalam Daryanto dan
Rahardjo (
:
) Mengemukakan tiga Ranah Hasil belajar yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik, untuk aspek kognitif terdiri dari enam
tingkatan yaitu: Pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi, analisa,
sintesa, dan eveluasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah
laku secara keseluruhan baik yang menyangkut kognitif, afeksi
psikomotor.
. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan merupakan usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti atau metode-metode
untuk mencapai tujuan tentang masalah masalah yang dihadapi. Menurut
Huda (
:
) Pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara-
cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan
efektif. Dalam hal ini guru juga berperan penting dalam menyediakan
perangkat-perangkat metodis yang memungkinkan siswa untuk mencapai
kebutuhan tersebut.
Pandangan Konstruktivisme
sebagai filosofis pendidikan mutakhir
menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak
sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan
tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan sekitarnya.
Menurut Sriyanti, dkk (
:
) Belajar menurut konstruktivisme
merupakan proses aktif peserta didik dalam mengkonstruksi konsep dan
pengalamannya.
. Mata Pelajaran Matematika
Sebagian besar orang berasumsi arti kata Matematika adalah
menghitung
bilangan-bilangan
dengan
menggunakan
rumus-rumus
tertentu. Padahal definisi matematika sangatlah beragam menurut
pendapat Johnson dan Rising dalam Ismunamto (
: ) Matematika
adalah pola pikir, pola menorganisasikan pembuktian secara logis.
Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi, sifatsifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan unsure-unsur
yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, sifat-sifat atau teori-teori yang
sudah dibuktikan kebenarannya.
G. Metode Penelitian
. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penilitian tindakan kelas,
istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research
(CAR). Menurut Arikunto dalam Suyadi (
:
) Penelitaian adalah
kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan
atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal
yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati, Tindakan adalah
Gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan
tertentu, Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik
yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran yang sama.
Sedangkan menurut Suyanto dalam Basrowi dan Suwandi (
:
),
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk peneliian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas secara lebih profesional.
Berdasarkan definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa
pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam
kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan
kualitas pembelajaran. Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan
kelas, agar permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di dalam
kelas dapat dipecahkan.
Adapun penelitian yang akan diteliti terdiri atas empat rangkaian yang
dilakukan secara berulang-ulang yakni berupa tahapan-tahapan antara lain:
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Gambar .
Siklus Penelitian
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi
Pengamatan
?
Pelaksanaan
. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Tukangan Kabupaten Boyolali dan
dilaksanakan di kelas IV yang berjumlah
laki-laki dan
siswa. Terdiri dari
siswa
siswi perempuan.
. Langkah-Langkah Penelitian
Menurut Arikunto (
:
), mengemukakan bahwa tahap-tahap
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan
penting, meliputi: ( ) Planning (rencana), ( ) Action (tindakan), ( )
Observation (pengamatan) dan ( ) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya
sebagai berikut:
a. Tahap rencana (planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh
rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Pendekatan
Konstruktivisme (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP ).
) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan.
) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
) Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian
perhatian siswa.
) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran.
) Menyusun test formatif untuk siswa.
) Target
yang
diharapkan
Konstruktivisme
ini
dalam
keberhasilan
penerapan
Pendekatan
pembelajaran
minimal
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum.
b. Tahap tindakan (action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan
pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.
c. Tahap pengamatan (observation)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan
pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.
Tahap refleksi (reflection), meliputi:
) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
) Evaluasi hasil observasi.
) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I
pada siklus II.
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki
kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan selanjutnya.
. Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian
adalah:
. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran Matematika
materi Opersi penjumalahan pecahan
dengan menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme.
. Silabus,
sebagai
acuan
atau
pedoman
bagi
pengembangan
pembelajaran lebih lanjut, dan sebagai ukuran dalam melakukan
penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran.
. RPP, Untuk acuan guru dalam memberikan pembelajaran, sehingga
lebih sistematis dan terencana untuk mencapai tujuan pembelajaran
dalam waktu tertentu.
. Materi Pembelajaran Matematika, Sumber belajar yang relevan
digunakan dalam pembelajaran.
. Lembar soal tes, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk
mengukur hasil belajar, terkait materi Opersi penjumalahan pecahan.
. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan
menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara
mengumpulkan data dengan menggunakan metode:
a. Pengamatan/ Observasi
Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap
peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti.
Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan hasil belajar terhadap
materi Matematika yang diajarkan.
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
karakteristik siswa secara umum, tingkat hasil belajar siswa terhadap
mata pelajaran khususnya Matematika.
. Analisis Data
Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan atau untuk
menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan di setiap siklusnya.
a. Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan penghitungan
dengan rumus:
M=
Keterangan:
M
= Nilai rata-rata
∑X
= Jumlah semua nilai kelas
N
= Jumlah siswa (Djamarah,
:
)
b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan
rumus sebagai berikut:
P=
×
Keterangan:
P
= Jumlah nilai dalam persen
F
= Frekuensi
N
= Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah,
:
-
)
H. Sitematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti
uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Pada bab ini mencakup dengan Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Definisi
Operasional, Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka
Dalam bab ini menguraikan tentang Pendekatan Konstruktivisme,
Pembelajaran
Matematika,
Kaitan
Pembelajaran
Matematika
dengan
Konstruktivisme materi penjumlahan pecahan.
BAB III: Pelaksanaan Penelitian
Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang pelaksanaan
tindakan yang terdiri dari: gambaran umum MIN Tukangan, subyek
penelitiaan, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi pelaksanaan siklus
II.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan dari siklus I
dan Siklus II.
BAB V: Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pendekatan Konstruktivisme
. Pengertian Pendekatan
Dalam mengajar guru harus pandai-pandai menggunakan pendekatan
pembelajaran secara arif dan bijaksana, bukan sembarang yang bisa
merugikan
anak
didik.
Menurut
Syah
(
:
)
Pendekatan
pembelajaran (approach to learning) dan strategi atau kiat melaksanakan
pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut
menentukan tingkat efisensi dan keberhasilan peserta didik.
Pada hakikatnya, Pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai
cara-cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar
dengan efektif (Huda,
:
).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Adalah Langkah- langkah
atau cara yang ditempuh untuk dapat belajar secara efektif dan efisien
dengan mempertimbangkan strategi, metode dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan peserta didik.
. Pengertian konstruktivisme
Menurut Kuhn dalam Sriyanti dkk (
:
), konstruktivisme
merupakan paradigma alternative yang muncul sebagai dampak dari
revolusi ilmiah yang terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir,
konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan hasil
konstruksi kita sendiri. Menurut Sriyanti (
:
), Konstruktivisme
adalah pengetahuan, Pengetahuan adalah hasil dari konstruksi kognitif
dalam diri seseorang. Pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari subyek
yang
mengetahui.Pengetahuan
dikonstruksikan
dari
merupakan
pengalamannya.
ciptaan
manusia
yang
Pengetahuan
merujuk
pada
pengalaman seseorang akan dunia. Tanpa pengalaman sesorang tidak akan
mendapat pengetahuan.
Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini (
:
), konstruktivisme
merupakan landasan berfikir (filosofis) pembelajaran kontekstual, yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh menusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak
sekonyong-konyong.Siswa harus membiasakan diri untuk memecahkan
masalah dan dapat menemukan ide-idenya yang berguna bagi dirinya
sendiri. Sedangkan esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa
siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi ke
situasi yang lain.
Rorti dalam Sriyanti, dkk (
:
), menilai konstruktivisme
merupakan salah satu bentuk dari pragmatisme, terutama dalam soal
pengetahuan dan kebenaran.
Dari
pendapat
beberapa
ahli
dapat
konstruktivisme adalah Pendekatan yang
disimpulkan
Pendekatan
mementingkan pemahaman
suatu konsep dan strategi memperoleh lebih diutamakan Seperti yang
dikemukaan oleh Depdiknas dalam fathurrohman dan sulistyorini (
:
), bahwa tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara:
menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, Memberi
kesempatan
siswa
menemukan
dan
menerapkan
idenya
sendiri,
Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam
belajar.
a. Implementasi Pembelajaran Konstruktivisme dalam pembelajaran
Menurut Sriyanti, dkk (
:
) Implementasi pembelajaran
konstruktivisme meliputi :
) Makna belajar mengajar
Belajar menurut konstruktivsme merupakan proses aktif
peserta
didik
pengalamanya.
dalam
mengkonstruksikan
konsep
dan
) Peran guru / pengajar
Berdasarkan prinsip pembelajaran konstruktivisme yang
menekankan partisipasi aktif peserta didik, maka guru atau
pengajar hanyalah berperan sebagai fasilitator dan mediator bagi
peserta didik dalam membentuk pengetahuannya.
) Peran siswa / peserta didik
Ciri pembelajaran konstruktivisme adalah peran aktif peserta
didik.Pembelajaran adalah kegiatan yang menuntut keaktifan siswa
atau peserta didikdalam membangun pengetahuannya.
) Tujuan pembelajaran
Bagi konstruktivisme, tujuan pembelajaran bukan untuk
menambah pengetahuan, akan tetapi tujuan pembelajaran untuk
mengkonstruksikan (membentuk) pengetahuan dan pengalaman
baru.
) Penataan lingkungan belajar
Konstruktivisme
menekankan
kebebasan
dalam
proses
pembelajaran. Oleh sebab itu proses pembelajaran perlu dilakukan
pada lingkungan yang menjamin kebebasan peserta didik untuk
mengekspresikan gagasan dan pengalamannya.
) Evaluasi
Evaluasi hasil belajar pada dasarnya untuk mengetahui
perubahan perilaku peserta didik.
) Materi
Materi pembelajaran konstruktivisme disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dengan mempertimbangkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.
) Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran konstruktivisme menekankan pada
proses yang diarahkan untuk mengembangkan pandangan peserta
didik. Untuk mencapai proses pembelajaran tersebut perlu
ditempuh strategi pembelajaran sebagai berikut, Penyajian isi
menekankan pada penggunnaan pengetahuan secara bermakna
mengikuti urutan dari keseluruhan kebagian-bagian, Pembelajaran
diarahkan untuk mengembangkan pertanyaan dan gagasan peserta
didik, Pembelajaran diarahkan untuk pengembangan kemampuan
berpikir kritis, Pembelajaran ditekankan pada proses.
b. Kelebihan Pendekatan Konstruktivisme :
Menurut Nuralilah (
) pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme di sekolah dasar dilakukan karena
memiliki kelebihan
) Pembelajaran dimulai dari konsep yang dimiliki peserta didik,
bukan konsep yang dimiliki guru sehingga kegiatan peserta didik
berangkat
dari
pengalaman
yang
relevan
dengan
tingkat
perkembangannya.
) Kegiatan dipilih sesuai dengan minat kebutuhan anak.
) Memberikan
kesempatan
peserta
didik
menemukan
dan
menerapkan idenya sendiri dengan tujuan supaya seluruh kegiatan
akan lebih bermakna bagi siswa.
) Menyajikan
kegiatan
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan peserta didik.
) Ketrampilan sosial peserta didik akan terbina seperti saling
menghargai pendapat orang lain (toleransi) kerjasama.
) Peserta didik dibiasakan untuk memecahkan masalah menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-idenya.
c. Kelemahan Pendekatan Konstruktivisme :
Adapun kelemahan Pendekatan Konstruktivisme adalah sebagai
berikut :
)
Langkah yang sulit dalam menerapkan model konstruktivisme
di kelas tinggi sebab anak terbiasa dengan pembelajaran yang
konvensional sebelumnya
)
Lebih banyak waktu yang diperlukan dalam pengembangan
konsep sebuah fokus lebih kepada kegiatan-kegiatan dalam
menemukan konsep itu.
)
Banyak membutuhkan alat bantu dan benda manipulatif untuk
pembelajaran, mengingat kemampuan setiap anak yang
berbeda yang dirasakan belum memahami konsep tersebut
ketika diajarkan dengan alat peraga.
)
Intensitas bimbingan dan arah menujukonsep yang diharapkan
lebih tinggi untuk menghindarkan miskonsepsi tersebut.
)
Guru perlu mengobservasi setiap anak dengan teliti supaya bisa
diketahui sejauh mana dia memperoleh pemahaman mengenai
konsep
yang
dipelajari
dalam
kegiatan
pembelajaran yang dilakukan (Nuraliah,
).
dan
proses
B. Pembelajaran Matematika
. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Syah (
:
) Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman
atau
pengetahuan
baru
sehingga
memungkinkan
seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam
berpikir, merasa, maupun dalam bertindak (Susanto,
: ).
b. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti (
:
),
mengemukakan ciri-ciri belajar meliputi:
) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.
) Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.
) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa
jadi bersifat potensial.
) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
c. Tujuan Belajar
Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini (
:
), tujuan
belajar dimaksudkan untuk memberi landasan belajar, yaitu dari bekal
pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik sampai ke pengetahuan
berikutnya.Pada intinya tujuan dari belajar dan pembelajaran adalah
terciptanya perubahan menuju keadaan yang lebih baik.
. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil
Belajar
adalah
pola-pola
perbuatan,
nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresepsi dan ketrampilan
(Supriyono,
: ).
Sedangkan menurut Susanto (
: ) Hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa Hasil belajar adalah tingkat
kemampuan yang diperoleh serta perubahan perilaku anak setelah
melalui aktivitas
pembelajaran.
belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam
b. Faktor yang Mempengaruhi Keberasilan Belajar
Yusuf dan Nursin (
:
) Menyebutkan “ada beberapa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
Faktor itu meliputi faktor internal, yang bersumber dari diri sendiri
dan faktor eksternal yang bersumber dari luar atau lingkungan ”
) Faktor Internal
Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi agar
belajarnya berhasil.Syarat-syarat itu meliputi kondisi
fisik dan psikis, diantaranya kecerdasan, motivasi, minat,
sikap kebiasaan belajar dan emosi.Apabila kedua faktor
itu mengalami gangguan maka kemungkinan besar
individu tersebut mengalami kesulitan belajar.
) Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek sosial dan non sosial. Yang
dimaksud faktor sosial adalah manusia, baik yang hadir
secara langsung (bertatap muka atau komunikasi
langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung,
seperti: berupa foto, suara musik atau pembicaraan dalam
radio, televise dan tape recorder. Sedangkan faktor non
sosial adalah keadaan suhu, udara (panas, dingin), waktu
(pagi, siang dan malam), suasana (sepi dan bising),
keadaan
tempat
(kualitas
gedung,
luas
ruangan,
kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan).
c. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar
Menurut Arifin (
:
), ada dua jenis instrumen yang
dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen
tes objektif dan non objektif.
) Instrumen Penilaian secara Objektif
a) Pilihan Ganda
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai
untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks
berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis,
sintesis,
merupakan
jenis
dan
penilaian.
instrumen
yang
Pilihan
ganda
paling
sering
digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal
terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan
jawaban). Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri
dari kunci jawaban dan pengecoh (diktator).
b) Benar Salah
Bentuk tes benar-salah adalah pernyataan yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar
atau salah.
. Pembelajaran Matematika
a.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan komunilasi dua arah, mengajar
dilakukanoleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan
oleh
peserta
didik.
Pembelajaran
didalamnya
mengandung makna belajar dan mengaajar, atau merupakan
kegiatan belajar mengajar. Menurut Corey dalam Slameto (
:
), pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
sesorang secara sengaja dikelolah untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu
dalam kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Pembelajaran
dalam pandangan corey sebagai upaya menciptakan kondisi dan
lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa
berubah tingkah lakunya.
Menurut Sardiman (
:
) pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogam dalam disain instruksional untuk membuat
siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediyaan
sumberbelajar.
Pembelajaran
berarti
aktifitas
guru
dalam
merancang bahan pengajaran agar proses pembelajaran dalapat
berlangsung secara efetktif, yakni siswa dapat belajar secara aktif
danbermakna.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan
guru, kedua aspek ini akan berkolaborasi sehingga membentuk
interaksi antar keduanya sehingga pencapaian hasil belajar dapat
terpenuhi. Belajar tertuju pada subjek yang menerima pelajaran,
sedangkan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan
oleh guru sebagai pemberi pelajaran.
b. Pengertian Mata Pelajaran Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau
manthenein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat
hubungannya dengan kata Sansekerta medha atau widya yang artinya
kepandaian, ketahui atau inteligensi. Seperti yang dikutip Andi Hakim
Nasution dalam Susanto (
:
).
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak
secara informal. Matematika berasal dari bahasa latinManthanein atau
Mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari” Dalam bahasa
Belanda matematika disebut Wiskunande atau ilmu pasti yang
keseluruhannya berkaitan dengan penalaran.hal tersebut tertulis dalam
Kamus besar Bahasa Indonesia (
:
).
Menurut Kline dalam Ismunamto, dkk (
: ) Menyatakan
bahwa Matematika bukanlah sebuah pengetahuan yang tersendiri yang
dapat sempurna karena dirinya sendiri.Adanya Matematika semata-mata
membantu manusia dalam memahami dan menguasai persoalan sosial,
ekonomi, dan alam.Dalam mencari kebenaran matematika berbeda
dengan ilmu pengetahuan lainnya.
Dengan demikian,
dapat diambil kesimpulan bahwa
matematika merupakan cara berfikir logis yang dipresentasikan dalam
bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada yang
tak lepas dari aktvitas insani tersebut. Pada hakikatya, matematika tidak
terlepas dari kehidupan sehari-hari, dalam arti matematika memiliki
kegunaan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari.Semua masalah
kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti mau
tidak mau harus berpaling kepada matematika.
c. Tujuan Pembelajaran Matematika
Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
) Memahami Konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menfsirkan solusi yang diperoleh.
) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
d. Ruang lingkup Mata pelajaran Matematika
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/ MI
meliputi aspek-aspek s
ebagai berikut.
) Bilangan
) Geometri dan pengukuran
) Pengolahan data
e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas IV
Dalam silabus kelas IV Matematika SD/MI Departemen
Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi untuk mata
pelajaran Matematika. Standar Kompetensi Matematika untuk
kelas IV SD/MI adalah sebagai berikut :
Tabel .
SK dan KD Matematika Kelas IV
Semester
Standar Kompetensi
(dua)
Bilangan
. Menjumlahkan dan
mengurangkan
bilangan bulat
. Menggunakan
pecahan
dalam
pemecahan masalah
. Menggunakan
lambang bialangan
Romawi
Geometri
Pengukuran
. Memahami
bangun
sederhana
dan
sifat
ruang
dan
Kompetensi Dasar
Mengurutkan bilangan bulat
Menjumlahkan
bilangan
bulat
Mengurangkan
bilangan
bulat
Melakukan operasi hitung
campuran
Menjelaskan arti pecahan
dan urutannya
Menyederhanakan berbagai
bentuk pecahan
Menjumlahkan pecahan
Mengurangkan pecahan
Menyelesaikan
masalah
yang
berkaitan
dengan
pecahan
Mengenal lambang bilangan
Romawi
Menyatakan bilangan cacah
sebagai bilangan Romawi
dan sebaliknya
Menentukan
sifat-sifat
bangun ruang sederhana
Menentukan
jaring-jaring
balok dan kubus
Mengidentifikasi
benda-
hubungan
bangun datar
antar
benda dan bangun datar
simetris
Menentukan
hasil
pencerminan suatu bangun
datar
. Penjumlahan Pecahan
a. Pecahan
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang
utuh.Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian
yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran.Bagian
inilah yang dinamakan pembilang.Adapun bagian yang utuh adalah
bagian yang dianggap sebagai satuan, dinamakan penyebut.Pusat
Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian
dan Pengembangan (Depdikbud,
) menyatakan bahwa pecahan
merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan. Kesulitan itu
terlihat dari kurang bermaknanya
kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, dan sulitnya pengadaan media pembelajaran.
Akibatnya, guru biasanya langsung mengajarkan pengenalan angka,
seperti pada pecahan ,
disebut Pembilang dan
disebut penyebut.
Pembelajaran pecahan yang dipelajari anak-anak MI/ SD ,
sebenarnya merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat ditulis
dalam bentuk
dengan a dan b merupakan bilangan bulat dan b tidak
sama dengan nol. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai
salah satu dari: pecahan biasa, pecahan desimal, pecahan persen,
pecahan campuran begitu pula, pecahan dapat dinyatakan menurut
kelas ekuivalensi yang tak terhingga banyaknya. Kata pecahan berarti
bagian dari keseluruhan berasal dari bahasa latin Fractio berarti
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan memiliki dua
bagian yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan
oleh garis.Contoh , dan lain-lain.
Operasi hitung pecahan adalah pengerjaan hitung bilangan pecahan
yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Jadi meningkatkan pemahaman konsep operasi hitung pecahan dalam
hal ini adalah membawa siswa untuk mengetahui suatu rancangan
menuju jenjang yang lebih tinggi sehingga siswa lebih mengerti dan
memahami konsep operasi hitung pecahan.
Kompetensi
Dasar
matematika
merupakan
pengetahuan,
ketrampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat
ditampilkan peserta didik. Kemampuan matematika yang dipilih dalam
kompetensi dasar matematika pada Madrasah Ibtidayah dirancang
sesuai
dengan
kemampuan
dan
kebutuhan
siswa
dengan
memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di dunia
sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-
materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat
kedalaman materi, serta esensial materi dan keterpakainnya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga untuk Madrasah Ibtidayah Kompetesi
dasar hanya meliputi bilangan, pengukuran dan geometri serta khusus
untuk kalas VI ditambah dengan pengolahan data hal itu disampaikan
oleh Sukayati (
: ). Salah satu kompetensi yang dikembangkan di
kelas IV MI adalah Operasi Hitung Pecahan. Kompetensi Dasar yang
dipilih adalah menjumlahkanberbagai bentuk Pecahan dan pada sub
pokok bahasan Operasi Penjumlahan dalam bentuk pecahan.
b. Penjumlahan Pecahan
Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan
dengan
menjumlahkan
pembilang-pembilangnya.
Sedangkan
penyebutnya tidak dijumlahkan. Lain halnya dengan penjumlahan
dengan penyebut tidak sama, supaya dapat memperoleh hasil maka
penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu
dengan cara
mencari pecahan yang senilai.
Makna pecahan dapat muncul situasi-situasi sebagai berikut:
Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau
keseluruhan. Pecahan biasa digunakan untuk menyatakan makna
dari setiap bagian dari yang utuh, Pecahan sebagai bagian dari
kelompok-kelompok yang beranggotakan sama banyak, atau juga
menyatakan
pembagian.
Apabila
sekumpulan
objek
dikelompokkan menjadi bagian yang beranggotakan sangat
banyak, maka situasinya jelas dihubungkan dengan pembagian,
Pecahan sebagai bagian dari perbandinganrasio hubungan antara
sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai sebuah perbandingan.
C. Kaitan Pembelajaran Matematika dengan Pendektan Konstruktivisme
Dalam
Penerapan
pembelajaran
Matematika
berasarkan
teori
Konstruktivisme dengan materi penjumalah pecahan, konsep pecahan sudah
dikenalkan kepada siswa sejak kelas III SD/MI dalam bentuk yang sederhana.
Selanjutnya di kelas IV diperkenalkan penjumlahan pecahan berpenyebut
sama dan penjumlahan pecahan bepenyebut tidak sama. Pembelajaran
Matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas
menggunakan teori konstruktivisme adalah:
) Pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa
) Siswa diberi kebebasan berfikir memahami masalah, membangun
strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan
terbuka.
) Guru melatih dan membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif dalam
menyelesaikan masalah
) Upaya guru mengorganisasikan bekerjasama dalam kelompok belajar,
melatih siswa berkomunikasi menggunakan grafik, diagram, skema,
dan variabel.
Proses pembelajaran yang terjadi sebagai berikut :
) Pada awal pembelajaran guru mengingatkan mengenai Pecahan kepada
siswa dengan menanyakan pertanyaan sebagai berikut:
a) Apakah kalian pernah berbagi dengan teman kamu?
b) Sebutkan benda apa saja yang pernah kalian bagi?
c) Kalian membagi benda tersebut menjadi berapa bagian?
) Setelah tertanam konsep mengenai “bagian dari” suatu benda maka
selanjutnya untuk mempelajari penjumlahan pecahan, masing- masing
siswa diminta menyiapkan beberapa lembar kertas lipat.
) Siswa dibawah bimbingan guru mempraktikan materi penjumlahan
pecahan dengan penaman konsep sebagai berikut:
a) Kertas berbentuk persegi panjang sebanyak
–
lembar
b) Berbagi benda yang dapat dipotong-potong.
c) Pecahan
ditunjukkan melalui arsiran satu bagian lipatan kertas.
Kemudian, siswa melipat lagi menjadi
bagian.
d) Kertas utuh --- dilipat menjadi dua bagian--- Lipatan pertama
bagian yang diarsir
bagian --- dilipat lagi menjadi
bagian ---
Lipatan kedua, bagian yang diarsir : bagian.
) Untuk mengetahui pemahaman siswa, maka siswa diminta untuk berlatih
soal secara kelompok atau individu.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Gambaran Umum MI Tukangan
Penelitian ini dilakukan di MI Tukangan, Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali. Berikut adalah tabel perbatasan MI Tukangan :
Tabel . Perbatasan MI Tukangan
No.
.
.
.
.
Arah
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Sebelah Utara
Batas
SMP Islam Sudirman
Rumah Warga
Rumah Warga
Jalan Raya Simo
MI Tukangan ini berdiri di atas tanah yang luasnya
didirikan pada tahun
M yang
. Tanah ini milik yayasan yang sudah memiliki
sertifikat akte yang sah.
. Fasilitas Sarana dan Prasarana
Tabel . Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Tukangan
No.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nama
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Tata Usaha
Ruang Perpustakaan
Ruang Guru
Ruang Kelas
Ruang UKS
Toilet Guru
Toilet Siswa
Koperasi
Gudang
Jumlah
Kondisi
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
. Guru dan Staf
Tabel . Data Guru dan Staff MI Tukangan
NO.
.
NAMA
NIP
-
Anifah S.H.
.
Muh. Rofiq S.P., S.S., S.Pd. I.
-
.
Sujiyem, S.Pd.
GTT
.
Sri Hartati, Ama.
GTT
.
Iin Khotimah S.Pd.
GTT
.
Siti Wij Ayu L
GTT
.
Irfani, S.Pdi.
GTT
B. Subjek Penelitian dan Karakteristik Objek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Tukangan yang berjumlah
yang pada tahun pelajaran
siswa, terdiri dari
laki-laki dan
perempuan
tercatat sebagai siswa kelas IV MI
Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
Tabel .
DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV MI TUKANGAN
KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN
NO.
URUT
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
NO.
INDUK
NAMA
M. Riky Saleh
Melisa Amanda Putri
Felisya Ayu Amanda
Sakinatul Rokhaniah
Reni Aprilia
Surya Ajianto
M. Anan Adhi Saputro
Riafatu wafda
Raka Abista Krisna
Lisa Anin Rahmawati
Bilqis ilmi Nasiah
Muhammad Irfan
Sandy Putra Wardana
Dian Anggraeni
Risti Andira
Satria Hermawan
Gagah Adi Widhi Hamdi
Syafira Ayu Arfiana
JENIS
KELAMIN
Putra
Putri
Putri
Putri
Putri
Putra
Putra
Putri
Putra
Putri
Putri
Putra
Putra
Putri
Putri
Putra
Putra
Putri
Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:
. Usia rata-rata siswa adalah
tahun.
. Kemampuan siswa rata-rata sedang.
. Siswa malu bertanya.
. Semua siswa barasal dari desa.
. Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar berpendidikan
rendah.
C.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei
. Observasi, Selasa
April
dengan rincian sebagai berikut
.
. Kegiatan Siklus I, Kamis
Mei
.
. Kegiatan siklus II, Sabtu
Mei
.
. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus
pertama dilaksanakan pada hari Kamis
Mei
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
. Adapun langkah-
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu
membuat
RPP.
Peneliti
menggunakan
Pendekatan
Konstruktivisme. Adapun tahap perencanaan meliputi:
) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan Pendekatan
Konstruktivisme. pada mata
pelajaran Matematika kelas IV.
) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Kamis
Mei
.
) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.
) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar
observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil
belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti
proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika Materi Penjumlahah Pecahan.
) Menyiapkan alat pembelajaran.
b. Pelaksanakan Tindakan
) Pra Pembelajaran
a) Guru
mengkondisikan
siswa
untuk
tenang
dan
memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.
b) Menyiapkan RPP.
c) Menyiapkan lembar tes formatif (Lembar Kerja Siswa dan
evaluasi).
) Kegiatan Awal
a) Guru memasuki ruangan kelas dengan mengucapkan
salam.
b) Guru membuka pelajaran dengan doa dengan penuh
khidmad.
c) Guru menanyakan kabar siswa.
d) Guru mengecek kehadiran siswa.
e) Guru mempersilakan siswa untuk menyiapkan alat tulis.
f) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi
sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa.
g) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.
) Kegiatan Inti
Eksplorasi:
a) Guru menyampaikan materi tentang pecahan.
b) Guru menjelaskan materi tentang pecahan Senilai.
c) Guru Bertanya jawab dengan siswa mengenai materi
pecahan
Elaborasi:
a) Guru membagi kertas lipat kepada masing-masing siswa
b) Guru bersama-sama dengan siswa mempraktekkan materi
pecahan dengan menggunakan kertas lipat.
c) Guru menginsturksikan siswa
untuk
membentuk
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
orang
siswa.
d) Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing
Kelompok.
e) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi
Lembar Kerja siswa.
f) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk diskusi,
Selama kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan.
g) Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok
untuk mengumpulkan hasil diskusinya.
Konfirmasi:
a)
Guru
bertanya
kepada
siswa
tentang
pemahaman
mengenai materi yang telah dipelajari.
b)
Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang
telah dilakukan.
) Kegiatan Akhir
a) Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah
dilakukan dengan bertanya tentang kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
b) Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan
siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya.
c) Guru menutup pelajaran dengan doa.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:
) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
) Pengamat
observasi
mengamati
yang
telah
dengan
menggunakan
disiapkan
untuk
lembar
melakukan
pengamatan.
d. Refleksi
Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan
beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:
) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan dari guru.
) Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung.
) Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru.
Walaupun
sudah
ada
beberapa
keberhasilan
dalam
pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam
pembelajaran tersebut, diantaranya:
) Dalam pembelajaran beberapa siswa kuang memperhatikan
penjelasan dari guru.
) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
masih kurang.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan
ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya
tidak terjadi kekurangan yang sama.
) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat
pembelajaran.
) Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas.
. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus
kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
Mei
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
. Adapun
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu
membuat RPP. Peneliti menggunakan Pendekatan Konstruktivisme
dalam proses pembelajaran. Adapun tahap perencanaan meliputi:
) Merencanakan proses
menggunakan
pelaksanaan pembelajaran dengan
Pendekatan
Konstruktivisme
pada
mata
pelajaran Matematika kelas IV.
) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Sabtu
tanggal
Mei
) Menentukan materi yang akan diajarkan pada siklus II.
) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang
perilaku siswa selama proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan pecahan
berpenyebut tidak sama.
) Menyiapkan alat pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
) Pra Pembelajaran
a) Guru
mengkondisikan
siswa
untuk
tenang
memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.
dan
b) Menyiapkan RPP.
c) Menyiapkan lembar Kerja Siswa dan Lembar Evaluasi.
) Kegiatan Awal
a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a
b) Guru menyampaikan kabar siswa.
c) Guru mengecek kehadiran siswa.
d) Guru mempersilakan siswa menyiapkan alat tulis.
e) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari.
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g) Pre test
) Kegiatan Inti
Eksplorasi:
c) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi
Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.
a) Guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme.
b) Guru
memberikan
tugas
secara
kelompok
untuk
mendiskusikan dengan temannya terkait materi tentang
Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.
Elaborasi:
a) Guru menyampaikan materi tentang penjumalahan pecahan
berpenyebut tidak sama.
b) Guru Bertanya jawab dengan siswa mengenai materi
pecahan .
Elaborasi
a) Guru membagi kertas lipat kepada masing-masing siswa
b) Guru bersama-sama dengan siswa mempraktekkan materi
pecahan dengan menggunakan kertas lipat.
c) Guru
menginsturksikan
siswa
untuk
membentuk
kelompok,masing-masing kelompok terdiri dari
orang
siswa.
d) Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing
Kelompok.
e) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi Lembar
Kerja siswa.
f) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk diskusi, Selama
kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan.
g) Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok
untuk mengumpulkan hasil diskusinya
Konfirmasi:
a) Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai
materi yang telah dipelajari.
b) Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah
dilakukan
Kegiatan Akhir
a) Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan
dengan
bertanya
tentang
kesimpulan
dari
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
b) Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan
siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya.
c) Guru menutup pelajaran dengan doa.
c. Pengamatan atau Observasi
Dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan, pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar
siswa yang sangat baik. Siswa juga paham bagaimana proses
pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme
yang berlangsung, sehingga perhatian dan semangat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan. Kondisi
kelas juga sudah kondusif dan siswa aktif dan senang dalam
mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati bahwa
hasil belajar pada siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I,
karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
secara aktif dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme.
Selain itu hasil observasi dan hasil nilai yang didapat juga
menunjukkan perubahan hasil yang sangat baik. Siswa juga terlihat
lebih senang dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada siklus II ini, guru dan siswa aktif dalam peran masingmasing. Akhirnya hasil belajar yang diperoleh dari siklus II ini
meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. Refleksi pada siklus
II yaitu didapatkan satu pendekatan pembelajaran untuk mata
pelajaran Matematika.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu unuk mengetahui bahwa pendekatan
Kontruktivisme
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi
Penjumlahan pecahan pada kelas IV di MI Tukangan Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran
.
A. Hasil Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada pembelajaran Matematika di MI
Tukangan
sebelum diterapkannya pendektan Konstruktivisme adalah
Pendekatan
Konvensional yang sering digunakan, sehingga pemahaman
siswa kurang dalam proses pembelajaran. Dari hasil prasiklus diperoleh nilai
murni siswa pada mata pelajaran Matematika sebagai pembanding antara
sebelum dan sesudah diterapkannya pendektan Konstruktivisme. Adapun nilai
Ketuntasn Kriteria Minimum (KKM) kelas IV MI Tukangan pada mata
pelajaran Matematika yaitu
.
. Siklus I
Pada siklus I peneliti telah menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan Pendekatan Konstruktivisme
untuk mata pelajaran
Matematika kelas IV materi Penjumlahan Pecahan.
a. Data Hasil Pengamatan
Dari instrumen soal tes didapatkan nilai sebagai berikut:
Tabel . Nilai Siswa Siklus I
No.
Nama
Pre test
KET
Post test
KET
.
M. Riky Saleh
Tuntas
Tuntas
.
Tuntas
Tidak
.
Melisa Amanda
Putri
Felisya Ayu Amanda
Tuntas
Tuntas
.
Sakinatul Rokhaniah
Tidak
Tidak
.
Reni Aprilia
Tidak
Tidak
.
Surya Ajianto
Tidak
Tidak
.
Tidak
Tuntas
.
M. Anan Adhi
Saputro
Riafatu wafda
Tidak
Tidak
.
Raka Abista Krisna
Tidak
Tidak
.
Tuntas
Tuntas
.
Lisa Anin
Rahmawati
Bilqis ilmi Nasiah
Tuntas
Tuntas
.
Muhammad Irfan
Tuntas
Tidak
.
Tidak
Tuntas
.
.
Sandy Putra
Wardana
Dian Anggraeni
Risti Andira
Tidak
Tidak
Tuntas
Tidak
.
Satria Hermawan
Tidak
Tuntas
.
Gagah Adi Widhi
Hamdi
Syafira Ayu Arfiana
Tidak
Tidak
Tidak
Tuntas
.
Jumlah
) Nilai rata-rata Pre test Siklus I
M=
M=
M=
,
) Nilai persensentase Pre test Siklus I
P=
×
P=
×
P=
,
) Nilai rata-rata Post test Siklus I
M=
M=
M=
,
) Nilai persentase Post test Siklus I
P=
×
P=
×
P=
%
Dari data nilai Siklus I di atas dapat disimpulkan bahwa pada
nilai post test siswa telah meningkat jika dibandingkan dengan pre
test .Siswa yang tuntas pada saat pre test sebanyak
siswa atau
,
, sedangkan siswa yang tuntas pada saat post test sebanyak
siswa atau
% meningkat
siswa atau
,
, jika dibandingkan
saat pre test. Nilai rata-rata pada post test adalah
naik dari nilai rata-rata kelas saat pre test yang hanya
atau
,
atau
,
.
b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas IV yaitu
Bapak Muh. Rofiq S.P. ,S.S. ,S.Pd. I. selama proses pembelajaran
berlangsung pada siklus I dapat diketahui melalui tabel berikut:
Tabel . Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus
No.
Aspek yang diamati
Pengamatan Guru
SB
A.
.
.
.
Guru membuka pelajaran
dengan doa dengan penuh
khidmad.
Guru menanyakan kabar
siswa.

.
Guru mempersilakan siswa
untuk menyiapkan alat tulis.
Guru melakukan apersepsi
dengan
bertanya
materi
sebelumnya
yang
telah
dipelajari oleh siswa.
Guru
menyampaikan
indikator dan tujuan
Kegiatan inti
Eksplorasi
Guru menyampaikan materi
tentang pecahan.
Guru menjelaskan materi
tentang pecahan Senilai.
Guru bertanya jawab dengan
siswa
mengenai
materi
pecahan.
B.
.
.

Guru mengecek
siswa.
.
K TB
SB
B C
K
Catatan
TB
Kegiatan Awal
Guru memasuki ruangan
kelas dengan mengucapkan
salam.
.
.
B C
Pengamatan Siswa
Tidak semua
siswa menjawab
salam.

-
kehadiran
Elaborasi
Guru membagi kertas lipat
kepada masing-masing siswa.








Dalam
menanyakan
kabar kurang
ateraktif.
Guru tidak
mengecek satu
per satu siswa.
Tidak
dilaksanakan.




Tidak
dilaksanakan.

-




Tidak ada
respon dari
siswa ketika
guru bertanya.


Kurang
dikoordinir
dengan baik
sehingga semua
.
Guru bersama-sama dengan
siswa mempraktekkan materi
pecahan
dengan
menggunakan kertas lipat.
.
Guru menginsturksikan siswa
untuk
membentuk
kelompok,masing-masing
kelompok terdiri dari orang
siswa.
Guru membagi Lembar Kerja
Siswa kepada masing-masing
Kelompok (Pre test).
Guru
menginstruksikan
kepada siswa untuk mengisi
Lembar Kerja siswa.
Guru memberikan waktu
kepada siswa untuk diskusi,
Selama kegiatan diskusi guru
memberikan bimbingan.
Guru
menginstruksikan
kepada
masing-masing
kelompok
untuk
mengumpulkan
hasil
diskusinya.
.
.
.
.
.
.



-


-


-



Konfirmasi
Guru bertanya kepada siswa
tentang
pemahaman
mengenai materi yang telah
dipelajari.
Guru memberikan lembar
evaluasi (Post Test) dari
kegiatan yang telah dilakukan

siswa berebut
anterian.
Suara Guru
kurang keras
sehingga
banyak siswa
yang kurang
mendengar
intruksi.



Seharusnya
dalam
menyampaikan
instruksi, hanya
perwakilan
kelompok saja
sehingga kelas
tidak menjadi
gaduh.

Bahasa yang
digunakan guru
kurang ateraktif
sehingga hanya
sebagian dari
siswa saja yang
merespon.

-
Kegiatan Akhir
C.
.
.
.
Guru melakukan refleksi dari
kegiatan yang telah dilakukan
dengan bertanya tentang
kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan.


Guru
menutup
kegiatan
pembelajaran,
dan
mengingatkan siswa untuk
belajar materi pembelajaran
selanjutnya.
Guru menutup pelajaran
dengan salam.




Keterangan :
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup
K
: Kurang
TB
: Tidak Baik
c. Refleksi
Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa
keberhasilan yang dicapai, diantaranya:
) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.
Seharusnya
guru
memberikan
umpan kepada
siswa, agar
siswa ikut
menyimpulkan
pembelajaran
yang telah
dilaksanakan.
Tidak
dilaksanakan
) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung.
) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang diberikan peneliti.
Meskipun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran,
namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut,
diantaranya:
) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif
dan mengabaikan materi pelajaran karena siswa mengalami
kesulitan dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian
siswa kurang memahami soal dalam menjawab pertanyaan.
) Penggunaan waktu kurang efektif.
) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih
kurang.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan
ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak
terjadi kekurangan yang sama.
) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat
pembelajaran.
) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif
dan efisien.
) Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan
ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya
tidak terjadi kekurangan yang sama.
) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat
pembelajaran.
) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif
dan efisien.
) Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas.
. Siklus II
Pada siklus ini selain memaksimalkan penerapan penggunaan
pendekatan Kontruktivisme peneliti juga mencoba mengatasi kekurangan
pada siklus sebelumnya dengan memancing siswa untuk aktif dan
menyediakan beberapa media agar suasana dalam kelompok menjadi
menyenangkan.
a. Data Hasil Pengamatan
Dari instrumen soal tes didapatkan nilai sebagai berikut:
Tabel . Nilai Siswa Siklus II
No.
Nama
Pre
Test
KET
Post
Test
KET
.
M. Riky Saleh
Tuntas
Tuntas
.
Melisa Amanda
Putri
Felisya Ayu Amanda
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
.
.
Sakinatul Rokhaniah
Tuntas
Tuntas
.
Reni Aprilia
Tuntas
Tuntas
.
Surya Ajianto
Tuntas
Tidak
.
Tidak
Tuntas
.
M. Anan Adhi
Saputro
Riafatu wafda
Tidak
Tuntas
.
Raka Abista Krisna
Tidak
Tuntas
.
Tuntas
Tuntas
.
Lisa Anin
Rahmawati
Bilqis ilmi Nasiah
Tuntas
Tuntas
.
Muhammad Irfan
Tuntas
Tuntas
.
Tidak
Tuntas
.
.
Sandy Putra
Wardana
Dian Anggraeni
Risti Andira
Tidak
Tidak
Tidak
Tuntas
.
Satria Hermawan
Tuntas
Tuntas
.
Gagah Adi Widhi
Hamdi
Syafira Ayu Arfiana
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
.
Jumlah
) Nilai rata-rata pre test Siklus II
M=
M=
M=
) Nilai prosentase pre test Siklus I
P=
×
P=
×
P=
,
) Nilai rata-rata post test Siklus II
M=
M=
M=
,
) Nilai prosentase pre test Siklus II
P=
×
P=
×
P=
,
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa mengikuti
proses pembelajaran dengan baik dan jauh lebih meningkat. Nilai
rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu dari
menjadi
,
atau
,
atau
. Ada juga siswa yang mendapat nilai
. Peningkatan ketuntasan nilai pada siklus II sebanyak
atau
,
,
siswa
, yaitu siswa yang tuntas pada saat pre test sebanyak
siswa sedangkan siswa yang tuntas pada saat post test sebanyak
siswa. Namun, masih ada siswa yang belum bisa tuntas nilai
KKM
yaitu
siswa.
Hasil pembelajaran ini sudah memenuhi standar ideal
ketuntasan belajar karena sudah mencapai nilai rata-rata
,
. Adapun
,
atau
siswa yang belum tuntas, menurut pengamatan
guru memang menglami gangguan penglihatan, kurang memiliki
motivasi untuk belajar, dalam mengikuti pembelajaran, dan kurang
aktif pada saat pembelajaran berlangsung.
b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas IV yaitu
Bapak
Muh. Rofiq S.P., S.S., S.Pdi selama proses pembelajaran
berlangsung pada siklus II dapat diketahui melalui table berikut:
Tabel . Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
No.
Aspek yang diamati
Pengamatan Guru
SB
A.
.
B C K TB
Pengamatan Siswa
SB
K
TB
Kegiatan Awal
Guru
memasuki

ruangan

kelas dengan mengucapkan
salam.
.
B C
Catatan
Guru
membuka
pelajaran
dengan doa dengan penuh
khidmad.


Baik, seluruh
siswa
menjawab
salam.
Seluruh Siswa
berdoa dengan
khidmad.
.
kabar


Guru mengecek kehadiran


Guru
menanyakan
Bahasa yang
digunakan
ateraktif
sehingga siswa
semangat
memulai
pelajaran.
siswa.
.
-
siswa.
.

Guru mempersilakan siswa

Guru belum
terbiasa
dengan
intruksi trsebut
sehingga
dalam
pelaksanaanny
a masih kaku.
untuk menyiapkan alat tulis.
.
Guru melakukan apersepsi
dengan
bertanya
sebelumnya


-
materi
yang
telah
dipelajari oleh siswa.
.
Guru
menyampaikan
indikator dan tujuan
B.
Kegiatan inti
Eksplorasi
Guru menyampaikan materi
.




-
tentang pecahan.
Guru
menjelaskan
materi


-
tentang pecahan Senilai.
Guru bertanya jawab dengan
siswa
mengenai
Guru belum
terbiasa
dengan
intruksi trsebut
sehingga
dalam
pelaksanaanny
a masih kaku.
materi


Siswa sudah
mulai aktif
menjawab
pecahan.
Elaborasi
.

Guru membagi kertas lipat

kepada masing-masing siswa.
.
Guru bersama-sama dengan


-
siswa mempraktekkan materi
pecahan
Teratur dan
lebih tertib
dengan
menggunakan kertas lipat.
.
Guru menginsturksikan siswa
untuk


-
membentuk
kelompok,masing-masing
kelompok terdiri dari
orang
siswa.
.
Guru membagi Lembar Kerja
Siswa
(Pre
test)


-
kepada
masing-masing Kelompok.
.
Guru
menginstruksikan


-
kepada siswa untuk mengisi
Lembar Kerja siswa.
.
Guru
memberikan

waktu

kepada siswa untuk diskusi,
Selama kegiatan diskusi guru
memberikan bimbingan.
.
Guru
kepada
menginstruksikan


-
masing-masing
kelompok
mengumpulkan
Tidak seluruh
kelompok
memperoleh
bimbingan
langsung dari
guru.
untuk
hasil
diskusinya.
Konfirmasi
.
Guru bertanya kepada siswa


Siswa
merespon
tentang
pemahaman
dengan baik
pertanyaan
yang
disampaikan
guru.
mengenai materi yang telah
dipelajari.
.
Guru
memberikan
evaluasi
(Post
lembar
Test)


-
dari
kegiatan yang telah dilakukan
Kegiatan Akhir
C.
.
Guru melakukan refleksi dari




kegiatan yang telah dilakukan
dengan
bertanya
kesimpulan
dari
pembelajaran
tentang
kegiatan
yang
telah
dilakukan.
.
Guru
menutup
pembelajaran,
kegiatan
Guru bersama
siswa
menyimpulkan
pembelajaran
dengan
dibantu siswa
siswa.
-
dan
mengingatkan siswa untuk
belajar materi pembelajaran
selanjutnya.
.
Guru
menutup
dengan salam.
Keterangan :
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup
K
: Kurang
TB
: Tidak Baik
pelajaran


Seluruh siswa
menjawab
salam dengan
baik.
c. Refleksi
Berdasarkan lembar hasil peneliti yang diperoleh, nilai
pada siklus II lebih
meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. pada siklus II ini hanya dua siswa yang
belum dapat mencapai ketuntasan KKM, Hal ini disebabkan bahwa siswa tersebut
mengalami gangguan penglihatan.
Refleksi pada siklus II didapatkan satu
pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran Matematika karena semua siswa dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik. Penelitian
pada siklus I dan siklus II telah cukup untuk memperlihatkan adanya peningkatan
hasil belajar, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Pada
siklus II ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar Matematika
melalui pendekatan Konstruktivisme pada siswa kelas IV MI Tukangan Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari paparan hasil penelitian dari siklus I dan Siklus II diperoleh data
nilai hasil belajar keseluruhan sebagai berikut:
Tabel . Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per
Siklus
Kegiatan
Siklus I
Pre Test
Siswa atau
Post Test
Siswa atau
Siklus II
Siswa atau
,
Siswa atau
,
Peningkatan
Siswa atau ,
,
Siswa atau
,
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa siklus I
peningkatan siswa yang tuntas dari pre test ke post test sebanyak
siswa atau
,
post test sebanyak
, dan pada siklus II peningkatan dari pre test ke
siswa atau
,
. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa mulai dari siklus I sampai siklus II siswa
mengalami peningkatan yang cukup baik. Hasil belajar siswa ini
dipengaruhi karena motivasi belajar siswa yang sangat tinggi pada
mata pelajaran Matematika dengan menggunakan Pendekatan
Konstruktivisme, adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat
keberhasilan siswa adalah faktor bakat, minat, tingkat intelegensi,
karakteristik belajar anak, strategi, metode, dan media yang digunakan
guru dalam pembelajaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan Pendekatan Konstruktivisme pada mata
pelajaran Matematika materi Penjumalahan pecahan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV di MI Tukangan Kabupaten Boyolali. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I
ini nilai yang tuntas sesuai KKM sebanyak
pada siklus II nilai yang tuntas sebanyak
rata yang diperoleh
,
siswa atau
siswa atau
,
. Sedangkan
dan nilai rata-
.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan
saran sebagai berikut:
. Bagi Guru
Guru sebagai mediator dan motivator bagi siswa, sangatlah
mempengaruhi kemajuan siswa yang dibawanya. Oleh sebab itu, sebagai
guru hendaknya memiliki sikap aktif dan kreatif agar mampu mengolah
pembelajaran menjadi hal baru setiap harinya dengan mengembangkan
berbagai pendekatan, strategi, metode, maupun model pembelajaran.
. Bagi Sekolah
Setiap sekolah selalu menginginkan seluruh siswanya menjadi
anak-anak yang sukses dan dapat mengharumkan nama sekolahnya.
Untuk
mencapai keinginan tersebut, maka sekolah hendaknya
memberi dukungan bagi tenaga pendidik yaitu guru untuk memberikan
fasilitas yang memadai, seperti menyediakan media, alat peraga, dan
sumber belajar yang cukup untuk siswa-siswanya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.
Islam.
. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Derektorat Jendral Pendidikan
Arikunto, Suharsimi.
Rineka Cipta.
. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Daryanto & Muljo Rahardjo.
Penerbit Gava Media.
. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Depdiknas.
. Kurikulum
Standart Kompetensi mata pelajaran IPS untuk
SD/MI. Jakarta : Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri.
. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohman, M & Sulistyorini.
Sukses Offset.
. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Heruman.
. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya.
Ismunamto, A.
. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: PT Lentera Abadi.
Huda, Miftahul.
. Model-model Pengajaran dan Pembelajran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nuralilah.
. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Konstruktivisme (online),
(http://yunihandayani .blogspot.co.id/
/pendekatan
-pembelajarankonstruktivisme.html?m= ,download pada
april
pukul:
)
Sardiman.
. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Slameto.
. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sriyanti, Lilik,dkk.
. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
.
. Teori- teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Suyadi.
. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press.
Suwandi & M. Basrowi.
Indonesia.
. Prosedure Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Syah, Muhibbin.
. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Yamin, Martinis.
Press.
. Paradigma Pendidikan Konstruktivis. Jakarta: Gaung Persada
Yusuf, Syamsu & Nur Ikhsan.
. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) SIKLUS I
Madrasah
: MI Tukangan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: IV (Empat)
Semester
:
Pertemuan ke
:
Alokasi waktu
:
A. Standar Kompetensi
(dua)
x
menit
:
. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
Menjumlahkan Pecahan
C. Indikator
siswa Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan pecahan.
Siswa Mampu menyebutkan pecahan senilai.
Siswa Mampu menjelaskan langkah-langkah operasi penjumlahan dua
pecahan dengan penyebut sama
D. Tujuan
. Dengan menggunakan Metode Ceramah, Siswa mampu menjelaskan apa yang
dimaksud dengan pecahan dengan benar.
. Denga menggunakan Metode Tanya Jawab, Siswa mampu menyebutkan pecahan
senilai.
. Dengan menggunakan Metode Diskusi, Siswa mampu Menjelaskan langkah-langkah
operasi penjumlahan dua pecahan dengan penyebut sama.
. Dengan Menggunakan Metode Drill, Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah
operasi penjumlahan dua pecahan dengan penyebut sama.
Karakter siswa yang diharapkan :
Rasa ingin tahu , Mandiri, Kreatif, Kerja keras, Disiplin, Demokratis, Tanggung-jawab ,
Menghargai Prestasi
E. Materi Pembelajaran
. Pecahan
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam
ilustrasi gambar bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang
biasanya ditandai dengan arsiran , beginilah yang dinamakan Pembilang.
Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan
dinamakan Penyebut.
Penanaman Konsep :
= Pembilang dan
= Penyebut
= Pembilang dan
= Penyebut
. Pecahan Senilai
Topik pecahan senilai ini bukanlah topik yang terlalu sulit untuk diajarkan
kepada siswa Madrasah. Akan tetapi sering kali guru memberikan konsep
abstrak. Sebagai contoh dalam penanaman konsep
senilai dengan , Guru
sering kali langsung mengajarkan agar masing-masing pembilang dan penyebut
dikalikan dengan bilangan yang sama. Padahal kalau siswa terlebih dahulu
diberika contoh lewat media alat peraga yang konkret siswa akan memahami
konsep pecahan senilai ini dengan lebih baik.
Penanaman Konsep :
a. Kertas berbentuk persegi panjang sebanyak – lembar
b. Berbagi benda yang dapat dipotong-potong.
c. Pecahan
ditunjukkan melalui arsiran satu bagian lipatan kertas.
Kemudian, siswa melipat lagi menjadi bagian.
d. Kertas utuh --- dilipat menjadi dua bagian--- Lipatan pertama bagian
yang diarsir
bagian --- dilipat lagi menjadi
bagian yang diarsir : bagian.
bagian --- Lipatan kedua,
. Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama
Kemampuan Prasyarat yang harus dikuasai siswa dalam operasi
penjumlahan pecahan adalah penguasaan konsep nilai pecahan, pecahan
senilai lebih ditekankan terutama dalam penjumlahan pecahan berpenyebut
tidak sama.
Penanaman Konsep :
a. Menggunakan lembar kertas lipat
b. Lembar kertas lipat pertama dilipat menjadi
bagian yang
sama
c. Salah satu bagian diarsir untuk menujukkan pecahan , Kertas
kedua dilipat menjadi
bagian yang sama dan salah satu
bagian juga diarsir untuk menunjukkan pecahan .
Kertas pertama
Kertas kedua
d.
F. Metode Pembelajaran
. Ceramah
Dalam peragaan berikut, Menujukkan Hasil penjumlahan
. Tanya Jawab
. Diskusi
. Drill
G. Media dan Sumber Pelajaran
. Media
: Kertas lipat
. Sumber : Buku BSE Ayo Belajar Matematika Kelas IV untuk SD/ MI, Burhan
Mustaqim dan Ary Astuty. Pusat Perbukuan Departeman Pendidikan
Nasional. Halaman
.
H. Langkah- langkah Pembelajaran
Jenis
Kegiatan Guru
Kegiatan
Waktu
Kegiatan
a. Guru memasuki ruangan kelas dengan mengucapkan salam.
Awal
b. Guru membuka pelajaran dengan doa dengan penuh khidmad.
c. Guru menanyakan kabar siswa.
d. Guru mengecek kehadiran siswa.
e. Guru mempersilakan siswa untuk menyiapkan alat tulis.
f.
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi sebelumnya yang
telah dipelajari oleh siswa.
g. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.
Kegiatan
Inti
Alokasi
Eksplorasi
Menit
a. Guru menyampaikan materi tentang penjumalahan pecahan.
b. Guru menjelaskan materi tentang pecahan senilai.
c. Guru Bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pecahan .
Elaborasi
a. Guru membagi kertas lipat kepada masing-masing siswa
b. Guru bersama-sama dengan siswa mempraktekkan materi pecahan
dengan menggunakan kertas lipat.
c. Guru menginsturksikan siswa untuk membentuk kelompok masingmasing kelompok terdiri dari orang siswa.
d. Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing Kelompok.
e. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi Lembar Kerja
siswa.
f.
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk diskusi, Selama
kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan.
g.
Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk
mengumpulkan hasil diskusinya.
Konfirmasi
a. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi
yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan
Menit
a.
Kegiatan
Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan
bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
Akhir
dilakukan.
b.
Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa
untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya.
c.
I.
Guru menutup pelajaran dengan doa.
PENILAIAN
Penilian : Tes
Soal Pre tes:
LEMBAR KERJA SISWA
A. Petunjuk Umum :
. Bekerjalah secara Kelompok !
. Bacalah lembar kerja ini dengan cermat !
. Jika ada hal-hal yang kurang jelas tanyakan pada gurumu !
B. Petunjuk Khusus :
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar !
.
+ =…..
.
+ =…
Menit
.
+ =….
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
KUNCI JAWABAN :
.
+ =
.
+ =
.
+ =
.
+ =
.
+ =
.
+ =
.
+ =
.
+ =
.
+ =
.
+ =
Stadart Penilaian setiap jawaban benar skor
Nilai=
x
Soal Post tes:
LEMBAR EVALUASI
Siklus
Nama
:
No. absen :

Bekerjalah secara individu!

Bacalah lembar kerja ini dengan cermat !

Jika ada hal-hal yang kurang jelas tanyakan pada gurumu !
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
KUNCI JAWABAN :
.
+ =
.
+ =
.
+ =
.
+ =
.
+ =
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) SIKLUS II
Madrasah
: MI Tukangan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: IV (Empat)
Semester
:
Pertemuan ke
:
Alokasi waktu
:
A. Standar Kompetensi
(dua)
x
menit
:
. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
Menjumlahkan Pecahan
C. Indikator
Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah operasi penjumlahan dua
pecahan dengan penyebut tidak sama.
D. Tujuan
. Dengan menggunakan Metode Ceramah, Siswa mampu menjelaskan apa yang
dimaksud dengan pecahan dengan benar.
. Dengan menggunakan Metode Diskusi, Siswa mampu menjelaskan langkahlangkah operasi penjumlahan dua pecahan dengan penyebut tidak sama.
. Dengan menggunakan Metode Drill, Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah
operasi penjumlahan dua pecahan dengan penyebut tidak sama.
Karakter siswa yang diharapkan :
Rasa ingin tahu , Mandiri, Kreatif, Kerja keras, Disiplin, Demokratis, Tanggung-jawab ,
Menghargai Prestasi
E. Materi pembelajaran
. Penjumlahan Pecahan berpenyebut tidak sama
Pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam penjumlahan pecahan
tidak sama adalah dengan cara menyamakan penyebut kedua pecahan tersebut
tanpa melalui proses atau media peraga. Siswa dipaksa untuk menerima
penjelasan guru, tanpa membuktikan atau membangun sendiri dalam
pikirannya. Hal ini terjadi karena guru seringkali mengalami kesulitan dalam
mencari media atau alat peraga yang efektif. Selain itu, kemampuan prasyarat
yang harus dikuasai siswa harus disiapkan terlebih dahulu, yaitu penguasaan
pecahan senilai dan penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
Penanaman Konsep :
Media yang diperlukan adalah kertas lipat
a. Sebagai pengantar siswa diingatkan lagi tentang pecahan senilai dan
penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
b. Siswa menyediakan media pembelajaran (dalam hal ini kertas lipat sebanyak
lembar). Kertas yang satu dilipat menjadi empat bagian sama, dan salah
satu bagian diarsir untuk menunjkkan pecahan , kemudian kertas yang satu
lagi dilipat menjadi
bagian yang sama. dan salah satu bagian juga diarsir
untuk menunjukkan pecahan .
c. Siswa memperlihatkan dua kertas hasil lipatan yang diarsir.
d. Melaui peragaan, akan ditujukkan penjumlahan pecahan yang berpanyebut
tidak sama, dalam kasus ini
+
=... kata kunci Penjumlahan dalam
peragaan pecahan diganti dengan kata Penggabungan.
e. Satu bagian dipotong lalu digabungkan
+

Dari peragaan tampak
=
=
(biarkan dulu sementara jika siswa mengalami
kebingunagan). Biarkan siswa menganalisis sendiri permasalahan ini. Sangat
diharapkan agar siswa secara sendiri atau berkelompok dengan bimbingan guru
dan dibantu dengan alat peraga, dapat menentukan pecahan senilai dari
=
sehingga dapat mengubah penjumlahan dari pecahan berpenyebut tidak sama.
Pada akhirnya, jika sudah terbentuk dalam
pemikiran siswa bahwa dalam
penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama ini penyebut harus disamakan
terlebih dahulu, dan dua penyebut diganti satu penyebut
sehingga dapat
ditulis.
+ = + =
F. Metode pembelajaran

Ceramah

Diskusi

Drill
G. Media dan Sumber Pelajaran

Media : Benda yang dapat dipotong-potong, Kertas lipat.

Sumber :Buku BSE Ayo Belajar Matematika Kelas IV untuk SD/ MI, Burhan
Mustaqim dan Ary Astuty. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Halaman
.
H. Langkah- langkah Pembelajaran
Jenis
Kegiatan Guru
Alokasi
Kegiatan
Kegiatan
Awal
Waktu
h. Guru
memasuki
ruangan
kelas
dengan
mengucapkan salam.
i. Guru membuka pelajaran dengan doa dengan penuh
khidmad.
j. Guru menanyakan kabar siswa.
menit
k. Guru mengecek kehadiran siswa.
l. Guru mempersilakan siswa untuk menyiapkan alat
tulis.
m. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi
sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa .
n. Guru
menyampaikan
indikator
dan
tujuan
pembelajaran.
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
d. Guru menyampaikan materi tentang penjumalahan
pecahan berpenyebut tidak sama.
e. Guru Bertanya jawab dengan siswa mengenai materi
pecahan .
Elaborasi
h. Guru membagi kertas lipat kepada masing-masing
siswa
i. Guru bersama-sama dengan siswa mempraktekkan
materi pecahan dengan menggunakan kertas lipat.
j. Guru menginsturksikan siswa untuk membentuk
kelompok,masing-masing kelompok terdiri dari
orang siswa.
k. Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masingmasing Kelompok.
l. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi
Lembar Kerja siswa.
m. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
diskusi, Selama kegiatan diskusi guru memberikan
bimbingan.
n.
Guru menginstruksikan kepada masing-masing
menit
kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya.
Konfirmasi
c. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman
mengenai materi yang telah dipelajari.
d. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang
telah dilakukan
Kegiatan
d.
Akhir
Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah
dilakukan dengan bertanya tentang kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
e.
Guru
menutup
mengingatkan
kegiatan
siswa
pembelajaran,
untuk
belajar
pembelajaran selanjutnya.
f.
I.
Penilaian
Penilaian : Tes
Soal Pre tes:
Guru menutup pelajaran dengan doa.
dan
materi
menit
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II
A.Petunjuk Umum :
. Bekerjalah secara Kelompok !
. Bacalah lembar kerja ini dengan cermat !
. Jika ada hal-hal yang kurang jelas tanyakan pada gurumu !
B. Petunjuk Khusus :
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar !
+ =…..
+ =…
+ =….
+ =…..
+ =…..
+ =…..
+ =…..
+ =…..
+ =…..
+ =…..
KUNCI JAWABAN :
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Standart Penilaian :
Setiap jawaban benar skor
Nilai =
Soal Post tes:
LEMBAR EVALUASI
Siklus I
Nama
:
No. absen :

Bekerjalah secara individu!

Bacalah lembar kerja ini dengan cermat !

Jika ada hal-hal yang kurang jelas tanyakan pada gurumu !
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
.
+ =…..
KUNCI JAWABAN :
.
.
.
.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru membuka kegiatan pembelajaran
Siswa mempraktikan materi penjumlahan pecahan dengan menggunakan kertas lipat
Siswa mengarsir kertas lipat untuk menujukkan bagian dalam pecahan
Siswa mengisi Lembar Kerja Siswa secara kelompok
Siswa mengisi Lembar Kerja Siswa secara kelompok
Siswa mengisi lembar evaluasi secara individu
Siswa mengisi lembar evaluasi secara individu
Siswa menjawab soal di papan tulis
DAFTAR
SATUAN KEDIT KEGIATAN (SKK)
Nama
: Paramita Ayu Ekasari
NIM
:
Fakultas
: FTIK
Jurusan
: PGMI
Dosen PA
:Sukron Ma’mun, M. Si
No.
.
.
.
.
.
.
.
.
-
-
Kegiatan
Orientasi Pengenalan
Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK)
STAIN Salatiga Tahun
Orientasi Pengenala
Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK)
Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga Tahun
Orientasi Dasar Keislaman
(ODK) STAIN Salatiga
Tahun
Entrepreneurship dan
Perkoprasian
Achievment Motivation
Training
Library User Education
Bedah buku
Cara
Mendongkrak IPK
Peringatan Maulud Nabi
Muhammad SAW
H
Pelaksanaan
Partisipasi
- September
Peserta
- September
Peserta
September
Peserta
September
Peserta
September
Peserta
September
Peserta
Desember
Peserta
Januari
Peserta
Nilai
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bedah buku Berhenti Bekerja
Semakin Kaya
Workshop Nasional
Metode (sempoa)
Seminar Nasional
Pendidikan Islam PGMI
STAIN Salatiga
IPST ( Islamic Public
Speaking Training)
Pengakraban Mahasiswa Baru
PGMI STAIN Salatiga
Seminar Nasional
Entrepreneurship
Seminar Nasional
Hypnoteaching
Pentas Seni dan Budaya
HMPS PGMI STAIN Salatiga
Talk Show Nasional Dengan
“Matematika Ilmu Atau Seni”
SK Pengurus HMPS
IAIN Salatiga Bersholawat
dan Orasi Kebangsaan
Penyuluhan dan Pembinaan
Remaja, Tugurejo Kecamatan.
Tempuran Kabupaten
Magelang
Penyuluhan dan Pembinaan
Keluarga Sejahtera, Tugurejo
Kecamatan. Tempuran
Kabupaten Magelang
Bedah Buku “Agama Baha’I
dalam Lintasan Sejahtera di
Jawa Tengah”
Seminar Nasional
Reinventing Kebudayaan
Indonesia Untuk
Kebangkitan HMI di Era
Modern
Dialog Nasional yang
bertema “Peningkatan Konsep
April
Peserta
April
Peserta
NovemberDesember
Peserta
Juni
Peserta
Agustus
Panitia
November
Peserta
November
Peserta
Desember
Panitia
Februari
Peserta
Juli
SK
November
Peserta
Februari
Panitia
Februari
Panitia
April
Peserta
Mei
Panitia
Juni
Peserta
.
Hablum Minnas melalui
Ramadhan”
Ngaji Akbar Jurnalistik dan
Seminar Nasional Literasi
Islam bertajuk “Membangun
Budaya Literasi Islam di Era
Informasi Digital”
Juni
Peserta
Download