PENGARUH PBV, EPS, DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DEVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING : STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2013 IRENE NATHASIA DEVI SUTRISNO T Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT The purpose of this research is to examine the effect of Price Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), and Debt to Equity Ratio (DER) either directly or indirectly on stock price with used dividend policy as an intervening variable. Dividend Payout Ratio (DPR) used as a proxy of dividend policy. The sample used in this study consisted of 32 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2013, 160 the number of observations. Sampling was done by purposive sampling methode. This research used is path analysis to quantify the direct and indirect effect of each variable on stock prices. The result of the analysis show that have positive to dividend policy, but EPS and DER have negative to dividend policy. Dividend policy have positive to stock price. PBV and EPS have positive to stock price, DER have negative to dividend policy. Based on result indirect analysis show that have PBV, EPS, and DER to stock price can mediated using dividend policy. Keywords: Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), Price Book Value (PBV), and Stock Price. 1. Pendahuluan Perusahaan go public penting untuk mengamati bagaimana pergerakan saham dan seberapa besar kenaikan atau penurunan harga saham perusahaan tersebut, karena semakin meningkat nilai saham suatu perusahaan maka investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Salah satu cara yang banyak digunakan oleh investor untuk menanamkan modal adalah dengan cara memiliki saham suatu perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal. 1 2 Sebelum melakukan tindakan investasi, masyarakat atau investor akan melakukan research untuk memastikan apakah modal yang ditanamkan mampu memberikan pengembalian (return) berupa capital gain dan dividen yield (Mathis, 2001). Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melihat kinerja perusahaan, apabila perusahaan memiliki kinerja yang baik maka kecenderungan akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan pada perusahaan yang memiliki kinerja tidak baik. Salah satu alat untuk menganalisis harga saham perusahaan adalah dengan analisis rasio. Salah satu cara mengetahui kinerja keuangan yang sehat suatu perusahaan adalah dengan melihat bagaimana kemampuan perusahaan dalam memperoleh profit melalui rasio profitabilitas yaitu Earning Per Share (EPS). Sartono (2011:138) menyatakan bahawa rasio profitabilitas merupakan tolak ukur utama keberhasilan suatu perusahaan. Tingkat profitabilitas yang konsisten akan menjadi tolak ukur bagaimana perusahaan tersebut mampu bertahan dalam bisnisnya. Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham merupakan data yang banyak digunakan sebagai alat analisis keuangan (Irham, 2012:96). Investor dapat mempertimbangkan rasio pasar modal seperti rasio harga pernilai buku (PBV) untuk membedakan saham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi (overvalued), atau terlalu rendah (undervalued). Strategi ini umumnya menghubungkan rasio price to book value dengan nilai intrinsik saham yang diperkirakan berdasarkan model penilaian saham. Faktor lain yang bisa mempengaruhi harga saham adalah rasio leverage diukur dengan debt to equity ratio (DER) yaitu perbandingan antara total hutang dengan total modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Beberapa penelitian yang mengenai pengaruh EPS, PBV, DER terhadap DPR banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan Al Najjar (2009) yang menyimpulkan bahwa EPS berpengaruh terhadap DPR. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Mehta (2012) yang menyimpulkan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap DPR. Penelitian yang dilakukan Pakpahan (2010) yang menyimpulkan bahwa PBV berpengaruh terhadap DPR. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Purwanti dan Sawitri (2011) yang menyimpulkan bahwa PBV tidak berpengaruh terhadap DPR. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2009) yang menyimpulkan bahwa DER berpengaruh terhadap DPR. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Marlina dan Danica (2009) yang menyimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap DPR. Penelitian mengenai pengaruh EPS, PBV, DER terhadap harga saham. Hasil penelitian 3 Patriawan (2011) yang menyimpulkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Julia (2008) yang menyimpulkan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian Sitio (2012) yang menyimpulkan bahwa PBV berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Stella (2009) yang menyimpulkan bahwa PBV tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian Solihah dan Taswan (2002) yang menyimpulkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Stella (2009) yang menyimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk ingin mengetahui pengaruh 1)EPS, PBV, DER terhadap DPR 2)EPS, PBV, DER terhadap harga saham 3) pengaruh EPS, PBV, DER melalui DPR terhadap harga saham. 2. 2.1 Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Teori Keagenan (Agency Theory) Warsono dkk. (2009) mengemukakan argumen bahwa dasar dari teori kepentingan adalah bahwa perusahaan telah menjadi sangat besar, dan menyebabkan masyarakat menjadi sangat pervasive sehingga perusahaan perlu melaksanakan akuntabilitasnya terhadap berbagai sektor masyarakat dan bukan hanya kepada pemegang saham saja. Jensen dan Mecking (1976) menyatakan jika hubungan keagenan ialah suatu kontrak antara satu atau beberapa orang (principal) yang memberikan dan mempekerjakan orang lain (agent) untuk melakukan atau melaksanakan sejumlah jasa dengan mendelegasikan sebuah wewenang tertentu dalam mengambil keputusan kepada agen. Jadi adanya hubungan kontraktual antara agent dan principal yang berpotensi menimbulkan konflik. Jensen dan Mecking (1976) menyatakan jika hubungan keagenan ialah suatu kontrak antara satu atau beberapa orang (principal) yang memberikan dan mempekerjakan orang lain (agent) untuk melakukan atau melaksanakan sejumlah jasa dengan mendelegasikan sebuah wewenang tertentu dalam mengambil keputusan kepada agen. Jadi adanya hubungan kontraktual antara agent dan principal yang berpotensi menimbulkan konflik. Penerapan ESOP (Employee Stock Ownership Plan) merupakan salah satu solusi dalam meminimalisir atau mengurangi masalah-masalah keagenan. Jensen (1976) menganalisis jika adanya perbandingan antara perilaku manager yang memiliki saham perusahaan dengan perilaku manager yang menjual saham perusahaannya. Jika manager memiliki saham perusahaan tempat ia bekerja, maka ia 4 akan bekerja semaksimal mungkin dalam membuat keputusan untuk memajukan perusahaannya (Pugh, 2000). 2.2 Earning Per Share (EPS) Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Hal tersebut didukung oleh Botten dan Weigand (1998) yang mengatakan bahwa ekspektasi untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar di masa mendatang berpengaruh positif terhadap harga saham. EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba Bersih EPS = -----------------------------Jumlah Saham Beredar 2.3 Price to Book Value (PBV) Price to Book Value (PBV) atau PBV adalah salah satu cara untuk mengukur nilai suatu saham, murah atau mahal. Menurut Tambunan (2007:249) menyatakan bahwa PBV merupakan perbandingan antara harga pasar saham (price) dengan nilai buku per saham (book value per share), yang dapat dirumuskan sebagai persamaan (2.10). Nilai buku per saham didapat melalui pembagian antara total modal (total equity) dan jumlah saham beredar (outstanding shares), yang dapat dirumuskan sebagai persamaan (2.11). Price of stocks PBV = Book value per share Total equity Book value per share = Number of outstanding shares Di mana : ..... ..... (2.10) (2.11) Jika PBV = 1, maka MVA = 0 dan jika PBV > 1, maka MVA = Positif 2.4 Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Sutrisno (2003: 249), DER atau rasio utang dengan modal sendiri merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya utang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. 5 Horne (1998:768) menunjukkan bahwa rasio DER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Total utang Debt to Equity Ratio = ----------------------------Shareholders equity Helfert (1997: 98) menyatakan DER atau rasio utang terhadap ekuitas adalah suatu upaya untuk memperlihatkan dalam format lain, proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan digunakan sebagai ukuran peranan utang. Dapat disimpulkan bahwa DER merupakan rasio perbandingan utang jangka panjang dan pendek (nilai buku utang) terhadap modal sendiri (nilai pasar dari ekuitas). 2.5 Harga Saham Harga saham adalah nilai saham yang ditentukan ooleh kekuatan penawaran jual beli saham pada mekanisme pasar tertentu dan juga merupakan harga jual dan dari investor yang satu ke investor lainnya (Ang,1997:62). Penelitian yang dilakukan Machfiro (2011) dengan judul “The Effect Of Financial Variables On The Company’s Value. Demikian juga dengan hasil penelitian Anisma (2012) yang menyatakan bahwa harga saham suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh rasio keuangan diantaranya ROA, ROE, CAR, KAP, BOPO, DER, CR, LDR EPS. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh beberapa hasil penelitian lainnya oleh Wu and Xu (2006), Khairurizka (2009), Chowdhury (2010), Dahmash (2012). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama pada penelitian ini adalah: Ha : Terdapat pengaruh langsung PBV, EPS, DER terhadap kebijakan dividen Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hal para pemegang saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali. Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan didalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan didalam perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Wicaksana (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Return On Asset terhadap kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa variabel cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hb: Terdapat pengaruh langsung PBV, EPS, DER terhadap harga saham 6 Setiap saham yang dikeluarkan oleh perusahaan memiliki harga. Harga nominal saham adalah harga. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya melalui saham. Pemilik saham suatu perusahaan disebut pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan. Tanggung jawab pemilik perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas hanya terbatas pada modal yang disetorkan. Penelitian menganai adanya pengaruh PBV, EPS, DER terhadap harga saham banyak dibuktikan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hartati (2010) dan Denny (2012) yang bertujuan untuk mengetahui mengatahui pengaruh EPS, DER, ROA terhadap harga saham. Dalam penelitian tersebut CR, DER, ROA baik secara parsial maupun secara simultan berpasangan dengan rasio profitabilitas lainnya mempengaruhi harga saham secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian Tri (2012) menunjukkan bahwa variabel current ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham, begitu juga Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham, sedangkan Return On asset menunjukkan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hc: Terdapat pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham Harga saham memiliki sifat fluktuatif atau berubah-ubah. Perubahan harga saham tidak selalu positif namun dapat juga negatif tergantung banyaknya permintaan dan penawaran harga saham. Sehingga terbentuk pergerakan harga saham yang naik turun tidak beraturan. Pergerakan harga saham tersebut dimanfaatkan oleh para pelaku pasar dalam hal ini trader (pialang) atau investor meraih keuntungan dari selisih perubahan harga tersebut. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden terhadap harga saham. Yaitu penelitian yang dilakukan oleh Indra D Rachman yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Kebijakan Dividen Terhadap Harga Pasar Saham. Penelitian tersebut menyatakan bahwa berdasarkan pengujian secara simultan, faktorfaktor kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 44.02%. Berdasarkan pengujian secara parsial, hanya terdapat faktor kebijakan dividen yang berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan, yaitu tingkat keutungan (ROA). Sedangkan tiga faktor kebijakan dividen lainnya, yaitu posisi solvabilitas, posisi likuiditas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sri Layla Wahyu Istanti berjudul Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap 7 Harga Saham Pada Perusahaan Lq 45. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kebijakan dividen dengan harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia, dan terdapat pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Hd : Terdapat pengaruh tidak langsung variabel PBV, EPS, DER terhadap harga saham melalui kebijakan dividen Sebelum melakukan tindakan investasi tersebut masyarakat akan melakukan research untuk memastikan apakah modal yang ditanamkan mampu memberikan pengembalian (return) berupa capital gain dan dividen yield (Robert, 2001). Informasi yang diperlukan oleh para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, kondisi ekonomi, politik, kepastian hukum dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti trend atau arah harga saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2014) dengan judul penelitian Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR, sedangkan TAG dan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR.TAG, DER, ROA dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. DPR dapat memediasi pengaruh ROA terhadap PBV,sedangkan pengaruh TAG dan DER terhadap PBV tidak dapat dimediasi melalui DPR. 3. Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan metode sampel nonprobabilitas, yaitu bahwa teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan tipe nonprobabilitas yang dipilih dalam penelitian ini adalah tipe purposivesampling (sampel bertujuan) atau disebut juga judgement sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68). 3.2 Ruang Lingkup Penelitian 8 Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas PBV (Price Book Value) (X1) EPS (Earning Per Share) (X2), dan DER (Debt to Equity Ratio) (X3) terhadap harga saham (Y2) melalui Kebijakan deviden (Y1) pada perusahaan Manufaktur diBEI baik secara parsial maupun secara simultan pada periode waktu 2009-2013. 3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai publikasi, khususnya Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. 3.4 Metode Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan statistik inferensial, yaitu metode analisis yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur derajat hubungan atau perbedaan antara dua variabel. Agar dalam penelitian ini diperoleh hasil analisis data yang memenuhi syarat pengujian, maka dalam penelitian dilakukan pengujian asumsi klasik untuk pengujian statistik. Untuk memperoleh model regresi yang memberikan hasil regresi yang baik (BLUE = Blue Linier Unbiased Estimate), maka model tersebut perlu diuji asumsi dasar klasik dengan metode Ordinary Least Square (OLS) atau pangkat kuadrat terkecil biasa. Model regresi dikatakan BLUE apabila tidak terdapat Autokorelasi, Multikolinieritas, Heterodeksitas, dan Normalitas. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian sehingga menghasilkan kesimpulan dari penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan teori yang ada. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi dengan menggunakan uji koefisien determinasi, uji signifikansi simultan dan uji signifikansi parsial. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Deskriptif Data Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung PBV, EPS, DER, DPR, terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 9 Tabel 4.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel No Kriteria Jumlah 1 Jumlah perusahaan publik pada tahun 2009-2013 507 2 Jumlah perusahaan nonmanufaktur 362 Jumlah perusahaan manufaktur 2009-2013 145 1 Jumlah perusahaan manufaktur yang melakukan delisting periode 2009-2013 4 2 Jumlah perusahaan manufaktur yang Listing 2009-2013 141 3 Perusahaan yang tidak melakukan Kebijakan Deviden 99 4 Perusaahaan yang melakukan Kebijakan Deviden 52 Jumlah akhir sampel penelitian 32 Jumlah observasi (selama 5 tahun periode penelitian) 160 4.2 Analisis Data 4.2.1 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang dilakukan untuk memenuhi syarat pengujian statistik dalam penelitian ini telah dilakukan yang menghasilkan kesimpulan penelitian ini telah memenuhi pengujian asumsi klasik karena telah memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Data penelitian tergolong normal karena telah melewati uji normalitas KolmogrovSmirnov dimana nilai signifikansi masing-masing model di bawah 0,05. 2. Tidak terjadi Autokorelasi pada data penelitian karena dari uji Durbin-Watson yang telah dilakukan nilai Durbin-Watson dari data penelitian berada di rentang nilai tabel DurbinWatson. 3. Tidak terjadi Heteroskedastisitas pada data penelitian karena dari uji grafik plot yang dilakukan tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik dalam grafik menyebar secara merata. 10 4. Tidak terjadi Multikolinearitas pada data penelitian karena dari uji VIF yang telah dilakukan menunjukkan nilai toleransi di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10. 4.2.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 4.2.2.1 Hasil Analisis Jalur Koefisien Jalur Pengaruh PBV, EPS, DER Terhadap DPR Tabel 4.2 Hasil Uji Koefisien Jalur PBV, EPS, DER Terhadap DPR Variabel Beta t-hitung Sig.t Hasil PBV 0,859 1,088 0,278 Berpengaruh Positif EPS -0,007 -1,188 0,237 Tidak berpengaruh DER -2,495 -2,731 0,007 Berpengaruh Negatif Koefisien .146 Nilai Kritis Determinasi (R 2 ) F-hitung .021 3,522 t- hitung : 1,962 F tabel : 2,42 Sumber: data yang diolah Berdasarkan hasil pegolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.7 kolom Unstandardized Coefficient bagian B diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut: Y1 = a + bx1 + bx2 + bx3 + e Y1 = 30,342 + 0,859 PBV + -0,007 EPS - 2,495 DER + e Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Konstanta (a) = 30,342. Ini mempunyai arti bahwa apabila variabel X yaitu PBV, EPS, DER adalah nol maka DPR (Y1) akan tetap memiliki nilai sebesar 30,342. Artinya jika variabel Y1 (DPR) tidak dipengaruhi variabel PBV, EPS, DER maka nilai konstantanya adalah 30,342. Koefisien (PBV) = 0,859. Pengaruh variabel PBV (X1) terhadap DPR (Y1) didapatkan koefisien regresi sebesar 0,859 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel PBV (X1) sebesar 1 satuan, maka DPR akan meningkatkan sebesar 0,859. Dari 11 angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif PBV (X1) terhadap DPR (Y1) yang berarti dengan adanya kenaikan PBV akan diikuti oleh peningkatan DPR.. Koefisien (EPS) = -0,007. Pengaruh variabel EPS (X2) terhadap DPR (Y1) didapatkan koefisien regresi sebesar -0,007 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel EPS (X2) sebesar 1 satuan, maka DPR akan turun sebesar -0,007. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif EPS (X2) terhadap DPR (Y1) yang berarti dengan adanya kenaikan EPS akan diikuti oleh penurunan DPR. Koefisien (DER) = -2,495. Pengaruh variabel DER (X3) terhadap DPR (Y1) didapatkan koefisien regresi sebesar -2,495 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel DER (X3) sebesar 1 satuan, maka DPR akan turun sebesar -2,495. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif DER (X3) terhadap DPR (Y1) yang berarti dengan adanya kenaikan DER akan diikuti oleh penurunan DPR. 4.2.2.2 Koefisien Jalur Pengaruh PBV, EPS, DER, dan DPR Terhadap Harga Saham Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Jalur Pengaruh Variabel PBV, EPS, DER, dan DPR Terhadap HARGA SAHAM Variabel Beta t-hitung Sig.t Hasil PBV 68,632 ,666 ,507 Berpengaruh Positif EPS 9,269 12,903 ,000 Berpengaruh Positif DER -80,953 -,665 ,507 Tidak berpengaruh DPR 37,623 3,610 ,000 Berpengaruh Positif Koefisien ,729 Nilai Kritis Determinasi (R 2 ) ,531 t- hitung : 1,962 6,522 F tabel : 2,42 F-hitung : Konstanta (a)= -1210,207. Ini mempunyai arti bahwa apabila variabel X yaitu PBV, EPS, DER adalah adalah nol maka Harga Saham (Y2) akan tetap memiliki nilai sebesar 1210,207. Artinya jika variabel Y2 (Harga Saham) tidak dipengaruhi variabel PBV, EPS, DER maka nilai konstantanya adalah -1210,207. Koefisien (PBV)= 68,632. Pengaruh 12 variabel PBV (X1) terhadap Harga Saham (Y2) didapatkan koefisien regresi sebesar 68,632 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel PBV (X1) sebesar 1 satuan, maka Harga Saham akan meningkatkan sebesar 68,632. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif PBV (X1) terhadap Harga Saham (Y2) yang berarti dengan adanya kenaikan PBV akan diikuti oleh peningkatan Harga Saham. Selanjutnya, Koefisien (EPS)= 9,269. Pengaruh variabel EPS (X2) terhadap Harga Saham (Y2) didapatkan koefisien regresi sebesar 9,269 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel EPS (X2) sebesar 1 satuan, maka Harga Saham akan meningkatkan sebesar 9,269. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif EPS (X2) terhadap Harga Saham (Y2) yang berarti dengan adanya kenaikan DER akan diikuti oleh peningkatan Harga Saham. Koefisien (DER)= -80,953. Pengaruh variabel DER (X3) terhadap Harga Saham (Y2) didapatkan koefisien regresi sebesar -80,953 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel DER (X3) sebesar 1 satuan, maka Harga Saham akan turun sebesar -80,953. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh Negatif DER (X3) terhadap Harga Saham (Y2) yang berarti dengan adanya kenaikan DER akan diikuti oleh penurunan Harga Saham. Koefisien (DPR)= 37,623. Pengaruh variabel DPR (Y1) terhadap Harga Saham (Y2) didapatkan koefisien regresi sebesar 37,623 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel DPR (Y1) sebesar 1 satuan, maka Harga Saham akan naik sebesar 37,623. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif DPR (Y1) terhadap Harga Saham (Y2) yang berarti dengan adanya kenaikan DPR akan diikuti oleh kenaikan HARGA SAHAM. Selanjutnya, Hasil ini dapat disimpulkan menunjukkan bahwa variabel Harga Saham (Y2) dapat dijelaskan langsung oleh variabel PBV, EPS, DER, dan DPR. Ringkasan koefisien jalur yang dimodelkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 : Tabel 4.4 Ringkasan Koefisien Jalur Variabel Bebas Varabel Terikat Koefisien Beta Kesimpulan PBV DPR 0,859 Berpengaruh Positif EPS DPR -0,007 Berpengaruh Negatif DER DPR -2,495 Berpengaruh Negatif PBV Harga Saham 68,632 Berpengaruh Positif 13 EPS Harga Saham 9,269 Berpengaruh Positif DER Harga Saham -80,953 Berpengaruh Negatif DPR Harga Saham 37,623 Berpengaruh Positif Sumber: data yang diolah 4.2.2.3 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dalam Analisis Jalur Analisis jalur dapat digunakan untuk melihat akibat (effect) langsung dan tidak langsung dari suatu variabel yang dihipotesiskan sebagai penyebab (causes) terhadap variabel yang diperlakukan sebagai akibat (effect). Hal ini dapat menjelaskan bahwa analisis jalur dapat digunakan untuk menemukan penjelasan mengenai pola-pola hubungan langsung dan tidak langsung dari suatu model kausal yang disusun berdasarkan pertimbanganpertimbangan teoritis dan pengetahuan peneliti (Winarsunu dalam Muljani, 2013:136). Hasil perhitungan besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung disajikan dalam tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Pengaruh Variabel Pengaruh langsung Pengaruh Tidak langsung Keterangan PBV terhadap DPR 0,859 - EPS terhadap DPR -0,007 - DER terhadap DPR -2,495 - PBV terhadap Harga Saham 68,632 68,632 x 37,623 =2582,14 Memediasi EPS terhadap Harga Saham 9,269 9,269 x 37,623 = 348,73 Memediasi DER terhadap Harga Saham -80,953 -80,953 x 37,623=3045,69 Memediasi DPR terhadap Harga Saham 37,623 - 4.3 Pembahasan 14 4.3.1 Pengaruh Langsung 1. Pengaruh PBV terhadap DPR Hasil pengaruh variabel antara PBV (X1) terhadap DPR (Y1) didapatkan koefisien regresi sebesar 0,859 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel PBV (X1) sebesar 1 satuan, maka DPR akan meningkatkan sebesar 0,859. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif PBV (X1) terhadap DPR (Y1) yang berarti dengan adanya kenaikan PBV akan diikuti oleh peningkatan DPR. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Pakpahan (2010) “Pengaruh faktor-faktor fundamental perusahaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan” dengan variabel dependen PBV dan variabel independen Size, Growth, Leverege, ROE, dan DPR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor fundamental perusahaan (size, growth, leverage, dan ROE) dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproxy dengan PBV. 2. Pengaruh EPS Terhadap DPR Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pengaruh antara EPS (X2) terhadap DPR (Y1) didapatkan koefisien regresi sebesar -0,007 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel EPS (X2) sebesar 1 satuan, maka DPR akan turun sebesar 0,007. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif EPS (X2) terhadap DPR (Y1) yang berarti dengan adanya kenaikan EPS akan diikuti oleh penurunan DPR. Hasil ini sesuai dengan penelitian Utami (2009) dengan judul penelitian Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007. Hasil penelitian diketahui bahwa delapan rasio keuangan tersebut secara serentak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap DPR sedangkan secara parsial, variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap DPR hanya EPS dan TATO. 3. Pengaruh DER terhadap DPR Pengaruh variabel DER (X3) terhadap DPR (Y1) didapatkan koefisien regresi sebesar -2,495 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel DER (X3) sebesar 1 satuan, maka DPR akan turun sebesar -2,495. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif DER (X3) terhadap DPR (Y1) yang berarti dengan adanya kenaikan DER akan diikuti oleh penurunan DPR. Hasil ini sesuai dengan penelitian Wicaksana (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Cash Ratio, Debt To 15 Equity Ratio, dan Return On Asset terhadap kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa variabel cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. 4. Pengaruh PBV terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil koefisien jalur didapatkan nilai antara pengaruh PBV terhadap DPR didapatkan koefisien beta 0,859 yang menyatakan terdapat pengaruh positif . hasil ini juga ditunjukkan dari hasil uji t yang 68,632 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel PBV (X1) sebesar 1 satuan, maka Harga Saham akan meningkatkan sebesar 68,632. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif PBV (X1) terhadap Harga Saham (Y2) yang berarti dengan adanya kenaikan PBV akan diikuti oleh peningkatan Harga Saham. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sitio (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham pada Perusahaan Hotel dan Pariwisata di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa variabel Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return On Investment dan Price to Book Value berpengaruh terhadap Harga Saham. 5. Pengaruh EPS terhadap Harga Saham Pengaruh variabel EPS (X2) terhadap Harga Saham (Y2) didapatkan koefisien regresi sebesar 9,269 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel EPS (X2) sebesar 1 satuan, maka Harga Saham akan meningkatkan sebesar 9,269. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif EPS (X2) terhadap Harga Saham (Y2) yang berarti dengan adanya kenaikan EPS akan diikuti oleh peningkatan Harga Saham. Dari hasil uji didapatkan pengaruh yang posistif antara variabel EPS terhadap Harga Saham. Hasil ini sesuai dengan penelitian Patriawan (2011) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt to EquiTy Ratio (DER) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan grosir and ritel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008, didapatkan hasil bahwa Earning per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham, Return on Equity tidak berpengaruh terhadap harga saham. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Dari penelitian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa harga saham dipengaruhi oleh Earning per Share. 16 6. Pengaruh DER terhadap Harga Saham Pengaruh Pengaruh variabel DER (X3) terhadap Harga Saham (Y2) didapatkan koefisien regresi sebesar -80,953 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel DER (X3) sebesar 1 satuan, maka Harga Saham akan turun sebesar -80,953. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh Negatif DER (X3) terhadap Harga Saham (Y2) yang berarti dengan adanya kenaikan DER akan diikuti oleh penurunan Harga Saham. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Stella (2009) dengan judul penelitian Pengaruh Price to Earnings Ratio(PER), Return On Equity (ROE), Debt to EquiTy Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2002-2006, didapatkan hasil bahwa Price to Earnings Ratio(PER), dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif harga saham, Return on Equity dan Debt to Equity Ratio (DER ) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. 7. Pengaruh DPR terhadap Harga Saham Pengaruh variabel DPR (Y1) terhadap Harga Saham (Y2) didapatkan koefisien regresi sebesar 37,623 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel DPR (Y1) sebesar 1 satuan, maka Harga Saham akan naik sebesar 37,623. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif DPR (Y1) terhadap Harga Saham (Y2) yang berarti dengan adanya kenaikan DPR akan diikuti oleh kenaikan Harga Saham Selanjutnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wahyuningrum (2012) dengan judul Pengaruh EPS, DPR, ROI dan ROE terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EPS dan ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham sedangkan DPR dan ROI berpengaruh terhadap harga saham. 4.3.2 Pengaruh Tidak Langsung Melalui gambaran analisis jalur dapat dijelaskan besarnya koefisien jalur pada setiap hubungan dua variabel, hubungan tersebut memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung adalah pengaruh variabel bebas terhadap pengaruh variabel terikat secara langsung tanpa melalui variabel lain. Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat melalui variabel lain. Hasil analisis tidak langsung pada 17 variabel berpengaruh negative antara variabel EPS terhadap DPR dan DER terhadap Hargas Saham. Sehingga berdasarkan hasil yang didapatkan maka perusahaan memerlukan perbaikan dalam sistem keuangan. Analisis jalur dapat digunakan untuk melihat akibat (effect) langsung dan tidak langsung dari suatu variabel yang dihipotesiskan sebagai penyebab (causes) terhadap variabel yang diperlakukan sebagai akibat (effect). Hal ini dapat menjelaskan bahwa analisis jalur dapat digunakan untuk menemukan penjelasan mengenai pola-pola hubungan langsung dan tidak langsung dari suatu model kausal yang sisusun berdasarkan pertimbanganpertimbangan teoritis dan pengetahuan peneliti (Winarsunu dalam Muljani, 2013:136). 5. Penutup 5.1 Kesimpulan 1. Terdapat pengaruh positif PBV terhadap DPR dimana dengan kenaikan PBV akan diikuti oleh peningkatan DPR, sedangkan EPS dan DER memiliki pengaruh negative terhadap DPR dimana dengan kenaikan EPS dan DER akan diikuti oleh penurunan DPR 2. Terdapat pengaruh positif PBV dan EPS terhadap harga saham dimana dengan kenaikan PBV dan EPS akan diikuti oleh peningkatan harga saham, sedangkan DER memiliki pengaruh negative terhadap DPR dimana dengan kenaikan DER akan diikuti oleh penurunan Harga Saham 3. Terdapat pengaruh positif DPR terhadap harga saham dimana dengan kenaikan DPR akan diikuti oleh peningkatan harga saham, terdapat pengaruh tidak langsung PBV, EPS, DER terhadap harga saham melalui variabel DPR, hal ini membuktikan bahwa dengan DPR sebagai variabel intervening memediasi pengaruh PBV, EPS, DER terhadap harga saham. 5.2 Keterbatasan Penelitian 1. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini relatif pendek yaitu dari tahun 2010 sampai dengan 2013, penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode penelitian. 2. Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian karena apabila menggunakan seluruh jenis perusahaan yang terdaftar di BEI akan menyebabkan bias terhadap hasil penelitian. 18 3. Penelitian ini menggunakan PBV, EPS dan DER sebagai variabel independen sedangkan variabel independen masih bisa ditambah dengan proksi yang lain. Hal ini dikarenakan keterbatasan data penelitian dan juga waktu penelitian yang dimiliki peneliti. 5.3 Saran 1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan tidak hanya perusahaan manufaktur tetapi dapat menggunakan jenis perusahaan lain yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi kebijakan deviden yang lain seperti menggunakan DPS (Devidend Per Share) sehingga memberikan lebih banyak informasi mengenai penggunaan kebijakan deviden untuk menaikkan harga saham. 3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode data penelitian yang lebih panjang sehingga data yang digunakan lebih baik dan memberikan hasil yang lebih maksimal. 19 DAFTAR PUSTAKA Al-Najjar, Basil . 2009. Dividend behaviour and smoothing new evidence from Jordanian panel data. Studies in Economics and Finance. Vol. 26, No. 3, hal. 182-197. ISSN 1086-7376. Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia. Anisma, Yuneita. 2012. Faktor-Faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan. Vol. 2, No. 5, hal. 144-165. Fitriana, Pingkan Mayosi. 2014. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Hartati, Sri dan Sari Iswanti. 2010. Sistem Pakar dan Pengembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga. Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz. 1998. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Irham, Fahmi. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure . Journal of Financial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Marlina, Lisa dan Clara Danica. 2009. Analisis pengaruh Cash Position, DER, dan ROA terhadap DPR pada perusahaan manufaktur periode 2004-2007. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.2, No.1. Mathis, L Robert dan Jackson, H John. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Buku Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Mehta, Anupam. 2012. An Empirical Analycis ofDeterminants of Dividend Policy-Evidence from the UAE Company. Global Review of Accounting and Finance. Vol.3, No.1. Mulyono, Budi. 2009. Pengaruh DER, Insider Ownership, Size dan Investement Oppurtunity Set terhadap kebijakan Deviden pada perusahaan manufaktur periode 2005-2007. Thesis. 20 Pakpahan, Rosma. 2010. Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Perusahaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan: Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2003-2007. Ekspansi. Vol.2, No.2, hal. 211-227. Patriawan, Dwiatma. 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada perusahaan dagang dan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2000-2008. Skripsi. Universitas Dipenogoro. Purwanti, Dwi dan Peni Sawitri. 2011. Dampak Rasio Keuangan terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal Bisma. Vol.3, No.2. Universitas Gunadarma. Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. Sitio, Daniel. 2013. Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham pada Perusahaan Hotel dan Pariwisata di BEI. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.1, No.2. Universitas Brawijaya. Solihah, Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. September 2002. Stella. 2009. Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Price to Book Value Terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 11 (2), pp. 97-106. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia. Tambunan, Andy P. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: Alex Media Komputindo. Utami, Rizky Pebriani . 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Deviden pada Sektor Industri Manufaktur yang terdaftar Ddi Bursa Efek Indonesia tahun 2003–2007. Jurnal Akuntansi. Vol.5, No.2. Universitas Gunadarma. Wahyuningrum, Novianti Ika. 2012. Pengaruh EPS, DPR, Roi, Dan ROE Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Warsono, Sony dkk. 2009. Corporate Governance Concept and Model. Yogyakarta: Center Of Good Corporate Governance. Wicaksana, Ananditha. 2012. Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Return On Asset terhadap kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek 21 Indonesia. Tesis Tidak Dipublikasikan. Denpasar: Program Pascasarjanan. Universitas Udayanan Denpasar.